Jauhilah orang bebal, karena pengetahuan tidak kaudapati dari bibirnya.

Bibir orang bijak menaburkan pengetahuan,<x id="e" /> tetapi hati orang bebal tidak jujur.

Keputusan dari Allah ada di bibir raja, kalau ia mengadili<x id="j" /> mulutnya tidak berbuat salah.

Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur<x id="m" /> dikasihi-Nya.

Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan,<x id="b" /> dan mulutnya berseru meminta pukulan.

Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan.

(12-4) Biarlah TUHAN mengerat segala bibir<x id="f" /> yang manis dan setiap lidah<x id="g" /> yang bercakap besar,

Doa Daud. Dengarkanlah,<x id="g" /> TUHAN<n id="1" />, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku;<x id="h" /> berilah telinga<x id="i" /> akan doaku, dari bibir<x id="j" /> yang tidak menipu.

(31-19) Biarlah bibir<x id="l" /> dusta menjadi kelu, yang mencaci maki<x id="m" /> orang benar dengan kecongkakan dan penghinaan!

(40-10) Aku mengabarkan keadilan<x id="d" /> dalam jemaah<x id="e" /> yang besar; bahkan tidak kutahan bibirku, Engkau juga yang tahu,<x id="f" /> ya TUHAN.

Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku<x id="o" /> dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!

Bertambah besar kesedihan<x id="l" /> orang-orang yang mengikuti allah<x id="m" /> lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama<x id="n" /> mereka di bibirku.

Namun tidak pernah aku mendesak kepada-Mu untuk mendatangkan malapetaka, aku tidak mengingini hari bencana! Engkaulah yang mengetahui apa yang keluar dari bibirku,<x id="v" /> semuanya terpampang di hadapan mata-Mu.

Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangku seakan-akan kemasukan sengal, dan aku gemetar<x id="y" /> di tempat aku berdiri; namun dengan tenang<x id="z" /> akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami.

Sebab bibir seorang imam<x id="l" /> memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran<x id="m" /> dari mulutnya, sebab dialah utusan<x id="n" /> TUHAN semesta alam.

Tetapi sesuatu yang menyerupai manusia menyentuh bibirku; lalu kubuka mulutku dan mulai berbicara,<x id="y" /> kataku kepada yang berdiri di depanku itu: "Tuanku, oleh sebab penglihatan itu aku ditimpa kesakitan,<x id="z" /> dan tidak ada lagi kekuatan padaku.