Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 26 dari 26 ayat untuk hentinya (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.19) (Mzm 59:1) (sh: Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan (Jumat, 5 Oktober 2001))
Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan

Kita lebih sering mengenal pelarian dalam konotasi negatif, misalnya pelarian politik, pelarian cinta, pelarian arisan, pelarian perjanjian. Tetapi mungkin satu-satunya pelarian yang bermakna positif adalah seperti yang dilakukan oleh Daud. Ia tidak seharusnya dikejar-kejar oleh pasukan pilihan Saul yang memburu dirinya seolah si otak mafia berkaliber dunia.

Dalam seruannya kepada Allah terlihat bahwa tingkah laku musuhnya semakin berbahaya (ayat 2-4). Saul mengirim tim federasi pembunuh untuk mengincar nyawa menantunya sendiri (ayat 1Sam. 19:1; 9-18). Dalam kondisi yang terpuruk ini Daud memohon pembelaan Allah dengan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah, sebab hanya Tuhanlah Hakim yang adil dan benar (ayat 5-6).

Walaupun pemazmur sedang diawasi dengan ketat, namun matanya tidak kalah cermat. Bahkan ia sempat menguraikan atmosfer yang melingkupi dirinya dengan teliti kepada Allah. Ia menggambarkan musuh-musuhnya seperti gerombolan anjing yang melolong mengelilingi kota (ayat 7-8). Bertolakbelakang dengan keyakinan musuhnya, pemazmur yakin bahwa ia sudah diselamatkan oleh Allah (ayat 9-11). Lukisan tentang musuhnya dilanjutkan setelah ia menyisipkan pujian kepada Allah. Dalam pandangannya, dosa kekejian terbesar seterunya adalah bahwa mulut mereka tidak pernah kenyang dengan sumpah serapah. Mereka tiada henti-hentinya mengaum (ayat 12-16). Di akhir mazmurnya Daud mengkonfirmasikan kepercayaannya kepada Allah. Bahkan di dalam pelariannya, ia mau menyanyikan kekuatan-Nya, bersorak-sorai karena kasih setia Tuhan (ayat 17- 18).

Bila kita mengkaji ulang sikap pemazmur di dalam kesesakan, kita sungguh terhibur karena sebagai Kristen kita diperkenankan untuk berseru kepada Allah. Sekalipun Allah mengendalikan para penganiaya, Dia mungkin menyerahkan kita untuk diuji oleh lawan yang jahat. Oleh karena itu kita harus berseru kepada Allah sepanjang hidup kita.

Renungkan: Doa adalah senjata yang paling ampuh untuk menghadapi tantangan hidup yang seringkali menyesakkan kita dalam ketidakmengertian. Tiada kekuatan lain yang mampu memberikan kepada kita ketenangan, kecuali permohonan di dalam doa kepada Allah. Proses menggumuli kuasa doa inilah yang memberikan ketenangan sejati.

(0.19) (Yer 25:1) (sh: Terbatas dan tidak terbatas (Selasa, 10 Oktober 2000))
Terbatas dan tidak terbatas

Selama 23 tahun Yeremia memberitakan kepada bangsa Yehuda firman yang sama yaitu bertobatlah maka kamu akan tetap tinggal di tanah yang diberikan Tuhan Allah. Bahkan selain Yeremia, Allah pun mengutus hamba-hamba-Nya untuk memberitakan kepada mereka firman yang sama yaitu panggilan pertobatan (1-6). Allah tak pernah kehabisan cara untuk menegur, menyerukan, dan menyatakan hukuman agar umat-Nya bertobat, tetapi Allah membatasi waktunya. Selama jangka waktu itu, bangsa Yehuda terus menolak untuk taat kepada panggilan-Nya.

Karena pemberontakan dan penolakan mereka untuk bertobat, maka Allah akan menghukum mereka melalui tangan Nebukadnezar raja Babel. Mereka akan mengalami pembuangan dan menjadi tawanan bangsa lain (7-11). Apakah pembuangan ini akan berlangsung selama-lamanya? Tidak! Pembuangan ini hanya akan berlangsung selama 70 tahun.

Setelah masa 70 tahun berlalu, Allah akan melakukan pembalasan kepada raja Babel dan bangsanya serta negeri orang-orang Kasdim karena kesalahan mereka (12-14). Panggilan atau kesempatan pertobatan, penghukuman Allah, dan penghakiman Allah yang dipaparkan di atas selalu dihubungkan dengan faktor waktu. Allah memberikan kesempatan kepada bangsa Yehuda untuk bertobat selama paling sedikit 23 tahun. Artinya, walaupun 23 tahun adalah waktu yang cukup panjang, kesempatan yang diberikan Allah kepada umatNya untuk bertobat dari dosa-dosanya tetap terbatas. Namun di dalam waktu yang terbatas itu tiada henti-hentinya Allah akan menyerukan pertobatan dengan berbagai cara dan melalui banyak orang. Penghukuman Allah yang dimaksudkan untuk pendisiplinan umat Allah walaupun akan berlangsung selama 70 tahun, juga tetap bermakna terbatas atau tidak selama-lamanya. Adakah yang tidak terbatas? Ada! Penghakiman Allah berlaku tidak terbatas atas semua bangsa. Allah pasti menuntut pertanggungjawaban dari setiap manusia atas apa yang mereka lakukan.

Renungkan: Terbatasnya kesempatan dan pendisiplinan serta tidak terbatasnya penghakiman Allah, mencerminkan keadilan dan kasih Allah berjalan beriringan. Karena itu hanya persembahan hidup yang kudus dan tak bercacat yang layak kita berikan kepada-Nya. Pergunakanlah sebaik-baiknya kesempatan anugerah dan pendisiplinan Allah.

(0.19) (Yer 38:1) (sh: Harapan terdapat dalam ketaatan kepada-Nya (Selasa, 8 Mei 2001))
Harapan terdapat dalam ketaatan kepada-Nya

Jumlah prajurit semakin berkurang. Orang Yehuda yang menyeberang ke kubu Babel semakin bertambah (3, 19). Kekurangan pangan mulai terjadi. Kondisi-kondisi ini mempercepat kejatuhan Yerusalem. Tidak ada lagi pengharapan bagi Yehuda. Benarkah demikian?

Tidak! Harapan terus dikumandangkan oleh Yeremia selama lebih kurang 25 tahun. Bahkan di bawah ancaman maut pun, Yeremia tetap setia mewartakan berita pengharapan (2-3). Tetapi mengapa Yehuda tidak dapat melihat bahwa pengharapan mereka ada dalam ketaatan kepada firman-Nya - dalam hal ini adalah tunduk kepada Babel? Ada beberapa faktor penyebab. Salah satunya sudah kita lihat pada renungan kemarin. Faktor lainnya adalah perspektif pengharapan mereka sangat sempit dan dangkal. Bagi mereka, pengharapan harus selalu dibungkus dengan hal- hal yang menyenangkan dan harus segera terwujud. Mereka tidak dapat melihat bahwa pengharapan bisa terbungkus rapat oleh hal-hal yang menyakitkan seperti merasakan pahitnya obat demi kesembuhan. Faktor lainnya adalah kekuatan kelompok tertentu yang memberikan pengaruh negatif kepada seluruh rakyat Yehuda maupun raja sendiri (1-4). Dengan berbajukan nasionalisme yang tinggi dan mengatasnamakan kesejahteraan rakyat, mereka membentuk opini masyarakat yang sesuai dengan agenda pribadi mereka. Mereka sangat kuat hingga raja pun tidak dapat menentang mereka (5). Faktor yang lebih menentukan adalah raja Zedekia sendiri yang tidak berpendirian teguh. Sepertinya ia rindu mendengar firman Tuhan (37:17) namun menolak untuk taat. Bahkan ia juga tidak mempunyai kewibawaan di hadapan pembantu- pembantunya (5). Walaupun ada orang-orang yang nampaknya dapat memberikan pengaruh baik kepada raja (7- 13), pengaruh mereka sangat terbatas.

Renungkan: Tidakkah kebenaran di atas merupakan gambaran dari apa yang sedang terjadi di dalam bangsa kita? Banyak kelompok dengan kekuatan besar terus bermain dan membentuk opini masyarakat untuk kepentingan agenda mereka. Pemimpin kita nampaknya tidak mampu mengatasi mereka sementara ia sendiri pun tidak tegas dalam sikapnya terhadap kasus-kasus tertentu. Jadilah seperti Yeremia yang tak henti-hentinya berseru agar bangsanya mau meresponi Allah dengan penuh ketaatan dan kesetiaan.

(0.19) (Yer 39:1) (sh: Perbedaan orang yang setia dan tidak setia (Kamis, 10 Mei 2001))
Perbedaan orang yang setia dan tidak setia

Akhirnya, apa yang dinubuatkan oleh Yeremia selama bertahun-tahun menjadi realita bagi Yehuda. Yeremia sudah memperingatkan agar Yehuda tidak bergantung kepada Mesir ataupun kekuatan lainnya kecuali Allah. Tak henti-hentinya Yeremia mendorong dan membujuk Zedekia untuk tunduk kepada Babel agar Yehuda tidak dihancurleburkan oleh Nebukadnezar. Usaha-usaha Yeremia gagal total. Namun ada 2 orang yang tidak ikut mengalami kehancuran yaitu Yeremia dan Ebed-Melekh.

Berlatarbelakang serangan Babel yang membumihanguskan Yerusalem, perbandingan yang kontras tentang kondisi akhir antara orang yang tidak setia dan yang setia kepada Allah digambarkan dengan jelas. Ketika diperhadapkan pada Nebukadnezar, Zedekia pasti teringat nubuat Yeremia tentang dirinya (34:3) dan ia pasti sangat menyesal mengapa ia tidak mau menaati Allah. Tidak sedikit pun kemegahan Yerusalem yang tersisa: istana, rumah, dan tembok kota. Sekarang Yerusalem hanya dihuni oleh rakyat miskin yang tidak mempunyai apa-apa. Apa yang dipertahankan oleh Zedekia - kedudukan, kemegahan, kekayaan - dengan berbagai cara hingga memilih untuk tidak taat kepada firman-Nya, habis tak bersisa. Tidak hanya itu, harta yang paling berharga yang ia miliki yaitu anak-anak, dibunuh di depan matanya sebelum kedua matanya dicungkil oleh Nebukadnezar. Mengapa hidup Zedekia begitu tragis? Jawabannya terletak pada bentuk ketidaksetiaan Zedekia. Ia tidak menolak atau menentang Allah, namun ia tidak mampu menaati kehendak-Nya ketika tekanan menderanya. Dibandingkan Zedekia, apa yang menimpa Yeremia sangat bertolakbelakang. Nebukadnezar begitu memperhatikan dan melindunginya sehingga tidak hanya diri dan tubuhnya, rumahnya pun masih utuh. Hal serupa dialami juga oleh Ebed-Melekh meskipun tidak dipaparkan secara rinci. Yeremia dan Ebed-Melekh tetap setia kepada Allah walaupun harus mengorbankan kesenangan, kenikmatan, bahkan keselamatan diri, hasilnya mereka tidak kehilangan apa pun.

Renungkan: Kisah hidup mereka merupakan peringatan keras buat kita. Kesetiaan dan ketidaksetiaan merupakan hal yang sangat serius di mata Allah dan sangat menentukan bagi kehidupan umat-Nya di masa mendatang. Minta kepada Allah untuk terus menegur sebab ketidaksetiaan Kristen seringkali karena tekanan ekonomi dan karier.

(0.19) (Yeh 41:5) (sh: Bangunan tambahan, dekorasi, dan perabotan Bait Suci (Jumat, 23 November 2001))
Bangunan tambahan, dekorasi, dan perabotan Bait Suci

Di sekeliling Bait Suci ada kamar-kamar tambahan, yang bertingkat tiga (ayat 5-11). Di ujung barat, di belakang Bait Suci, terdapat sebuah bangunan (ayat 12). Sayangnya tidak ada penjelasan mengenai kegunaan ruangan-ruangan ini. Mungkin ruangan di sekeliling Bait Suci digunakan untuk menyimpan perabotan Bait Suci dan benda-benda lainnya. Pada kuil-kuil di dunia kuno, kamar-kamar seperti ini digunakan untuk menyimpan harta benda hasil persembahan orang-orang yang beribadah ke kuil tersebut. Penjelasan tentang Bait Suci diakhiri dengan ukuran keseluruhannya: 100 hasta x 100 hasta untuk pelataran dalam dan untuk Bait Suci serta ruang-ruang di sampingnya (ayat 13-14). Bentuk bujur sangkar dan ukuran- ukuran simetris melambangkan kesempurnaan Allah.

Dinding-dinding Bait Suci didekorasi dengan ukiran-ukiran gambar kerub dan pohon kurma (ayat 17-20). Motif ukiran ini serupa dengan yang ada di dalam Bait Suci Salomo (ayat 1Raj. 6:29- 36). Ukiran pohon kurma telah dijumpai sejak orang masuk melalui pintu gerbang luar, hingga pada daun-daun pintu tempat mahakudus (ayat 25). Jelas fungsinya bukan untuk keindahan semata-mata, tetapi untuk melambangkan harapan hidup dan kemakmuran (pohon kurma) serta keamanan (kerub). Bagi umat Israel, Allah bersemayam di dalam Bait Suci adalah sumber dari dual hal ini.

Di dalam ruang besar terdapat sesuatu yang tampak seperti mezbah yang terbuat dari kayu (ayat 21-22). Malaikat pengantar Yehezkiel menyebut mezbah itu sebagai "meja yang ada di hadirat Tuhan". Mungkin ini menyerupai meja roti sajian (bdk. Kel. 25:23-30), yaitu persembahan yang bukan berupa kurban bakaran bagi Tuhan.

Menghampiri Allah yang kudus selain memang harus terlebih dulu menguduskan diri, juga harus dengan segala puji dan syukur. Kegunaan meja roti sajian adalah untuk menempatkan persembahan syukur untuk segala berkat Tuhan. Ibadah yang benar selalu berangkat dengan kegentaran akan kekudusan Tuhan, tetapi diteruskan dengan pengucapan syukur dan puji- pujian.

Renungkan: Yesus Kristus menyatakan kepada kita kekudusan Allah. Oleh karena Dia kita sekarang dapat mendekat pada Allah dan menaikkan puji-pujian serta ucapan syukur yang tiada hentinya.

(0.16) (Mat 10:28) (full: NERAKA. )

Nas : Mat 10:28

Kata yang diterjemahkan "neraka" (Yun. _geenna_;

lihat cat. --> Yer 7:31)

[atau ref. Yer 7:31]

di dalam ayat ini menunjuk kepada suatu tempat penyiksaan abadi yang dipersiapkan bagi orang yang tidak percaya (bd. Mr 9:43,48). Alkitab mengajarkan bahwa hidup seseorang tidaklah berakhir pada saat kematian jasmani tetapi berlangsung terus, entah di hadapan Allah atau di tempat hukuman kekal. Perhatikan yang berikut tentang keadaan orang terhilang:

  1. 1) Yesus mengajarkan bahwa ada suatu tempat hukuman kekal bagi mereka yang bersalah di hadapan Allah (lih. Mat 5:22,29-30; 18:9; 23:15,33; Mr 9:43,45,47; Luk 10:15; 12:5). Tempat itu sungguh mengerikan karena hukuman itu tak ada henti-hentinya, tempat "api yang tak terpadamkan" (Mr 9:43), "api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya" (Mat 25:41), tempat "ratapan dan kertakan gigi" (Mat 13:42,50), tempat kaki tangan diikat dan terdapat kegelapan yang paling gelap (Mat 22:13) serta sengsara dan derita dan terpisah dari sorga (Luk 16:23).
  2. 2) Ajaran dalam surat kiriman pada hakikatnya sama. Para Rasul berbicara mengenai penghakiman Allah yang akan datang yang mengadakan pembalasan terhadap orang yang tidak taat kepada Injil (2Tes 1:5-9), mengenai pemisahan dari hadirat dan kemuliaan Tuhan (2Tes 1:9) dan mengenai pembinasaan semua musuh Allah (Fili 3:18-19; juga lih. Rom 9:22; 1Kor 16:22; Gal 1:9; 2Tim 2:12; Ibr 10:27; 2Pet 2:4; Yud 1:7; Wahy 14:10; 19:20; 20:10,14).
  3. 3) Alkitab mengajarkan bahwa hukuman atas orang yang berbuat kejahatan sudah pasti. Pengertian utamanya ialah kutukan, penderitaan, dan pemisahan dari Allah untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Orang Kristen mungkin menilai doktrin ini sulit dipahami atau tidak menyenangkan. Sekalipun demikian kita tetap harus tunduk kepada kekuasaan Firman Allah serta mempercayai keadilan dan keputusan Tuhan.
  4. 4) Kita harus senantiasa ingat bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya untuk mati agar tak seorang pun akan binasa (Yoh 3:16). Allah sama sekali tidak bermaksud atau ingin mengirim siapapun ke neraka (2Pet 3:9). Orang yang akhirnya masuk ke neraka adalah mereka yang selama hidup ini senantiasa menolak keselamatan yang disediakan oleh Allah (Rom 1:16-2:10). Kenyataan dan realitas neraka seharusnya membuat seluruh umat Allah sangat membenci dosa, senantiasa berusaha menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang serta mengingatkan setiap orang mengenai hukuman Allah yang adil pada masa yang akan datang

    (lihat cat. --> Wahy 20:14).

    [atau ref. Wahy 20:14]



TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA