Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 39 dari 39 ayat untuk keimaman [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.41232768085106) (Ibr 7:1) (sh: Diragukan karena tradisi (Minggu, 10 Oktober 1999))
Diragukan karena tradisi

Diragukan karena tradisi Iman, kasih, dan kesetiaan Kristen Yahudi kepada Yesus perlu terus diteguhkan, terutama tentang keimaman Yesus Kristus menurut Melkisedek yang mengatasi keimaman Harun dan keturunannya. Bukanlah hal yang mudah. Orang Yahudi dibesarkan dan dididik dalam adat istiadat Yahudi yang sangat menghormati seorang Imam Besar. Pelecehan terhadap seorang imam berarti pemberontakan besar terhadap Allah. Karena itu ada ikatan emosi yang mendalam antara orang Yahudi dan Imam Besar mereka. Maka peran Yesus sebagai Imam Besar harus dilegitimasi (ayat 6:20). Artinya harus dibuktikan dan disahkan bahwa Melkisedek memang lebih besar dari Harun.

Legitimasi bukan dari tradisi. Pengesahan pertama, firman Tuhan sendiri yang memberikan data tentang pertemuan Melkisedek dengan Abraham (ayat 1-2 bdk. Kej. 14-17-20). Pengesahan kedua berdasarkan siapa Melkisedek menurut firman Allah yaitu raja kebenaran dan raja damai sejahtera (ayat 1-2). Pengesahan ketiga berdasarkan apa yang ia lakukan yaitu memberkati dan menerima perpuluhan (ayat 1-2). Pengesahan keempat, generasi keturunan Abraham khususnya kaum Lewi pun bisa dikatakan memberikan perpuluhan kepada Melkisedek (ayat 9-10). Dengan demikian keabsahan Yesus sebagai Imam Besar dan Agung bukanlah berdasarkan suatu keyakinan semu dan dongeng fantastis masyarakat Kristen waktu itu; tetapi berdasarkan firman Tuhan, identitas, karya dan efek dari peran Melkisedek yang menembus lapisan generasi selanjutnya.

Legitimasi yang dibuktikan. Ketika Yesus di dunia, Allah sendiri yang menyatakan kepada dunia siapa Dia (Mat. 3:17). Kemudian Yesus senantiasa menyatakan kepada dunia siapa diri-Nya sebelum menyatakan mengapa Ia datang ke dunia (Mrk. 10:45). Akibat dari peran yang Ia lakukan menembus dimensi ruang dan waktu (Ibrani 7:27). Dengan demikian Ia patut menerima penghormatan dan kemuliaan bukan dari Kristen Yahudi saja, tetapi juga dari seluruh umat Kristen yang telah ditebus oleh korban persembahan yang Ia bawa.

(0.35342370212766) (1Taw 6:31) (sh: Imam yang istimewa (Senin, 28 Januari 2002))
Imam yang istimewa

Imam yang istimewa. Selain kaum Lewi yang biasa (ayat 16-30), ada pula kaum Lewi sebagai para penyanyi (ayat 31-47). Perikop ini mendaftarkan orang-orang yang ditugasi untuk urusan musik (ayat 31). Artinya kaum Lewi tidak hanya bertugas di kemah suci, tetapi juga dalam Bait Allah di Yerusalem (ayat 32). Peraturan-peraturan ini didasarkan atas kedaulatan Daud dan Salomo, raja-raja yang dikagumi penulis Tawarikh. Para musisi dipilih dari setiap keturunan: dari bani Kehat (ayat 33-38), dari bani Gerson (ayat 39-43), dan dari bani Merari (ayat 44-47). Penjabaran panjang-lebar tentang para musisi ini membuat banyak orang menduga bahwa penulis Tawarikh sendiri adalah seorang musisi Lewi. Namun, hal itu tidak pasti. Mungkin ia hanya ingin menyelesaikan perselisihan di antara kaum Lewi pada masanya (lih. Neh. 7:43-44; 10:9-13,28-29; 11: 15-18; 12:24-47).

Tugas-tugas untuk keturunan Harun lalu dijabarkan. Jika imam besar hanya datang dari keturunan Zadok, semua keturunan Harun melayani sebagai imam-imam. Ada 2 bagian di sini. Pertama, tanggung jawab keimaman (ayat 48-49). Jika orang-orang Lewi yang lain diserahkan tugas untuk mengurus kemah suci (ayat 48), keturunan Harun diberi tanggung jawab khusus dalam tugas yang berkaitan dengan ibadah Israel. Mereka membakar kurban dan ukupan (Im. 1; 6:8-13; 16:13-16). Mereka juga mengadakan pendamaian bagi orang Israel sesuai dengan perintah Musa.

Kedua, kepemimpinan imam (ayat 48-53). Dengan ditetapkannya tugas-tugas kaum Lewi dan para imam, penulis Tawarikh menunjukkan keluarga mana yang menurunkan imam-imam besar yang membawahi anak-anak Harun lainnya. Penulis Tawarikh memberikan silsilah imam besar secara singkat dari Harun ke Zadok dan anaknya Ahimaas (ayat 50-53). Daftar ini diluaskan sampai ke zaman Daud (ayat 16-30). Yosua, imam besar yang berjuang bersama Zerubabel, merupakan salah satu keturunan dari garis ini. Seperti nabi Yehezkiel dan nabi Zakharia, penulis Tawarikh mengakui bahwa garis keturunan keimaman Zadok adalah satu-satunya yang sah untuk jabatan imam besar Israel pada periode setelah pembuangan.

Renungkan: Tidak semua orang dipanggil untuk menjadi pemimpin di dalam pelayanan umat Tuhan. Bila Anda tidak dipanggil untuk menjadi pemimpin, dukunglah para pemimpin Anda demi Allah!

(0.33321106382979) (1Taw 24:1) (full: ROMBONGAN-ROMBONGAN ANAK-ANAK HARUN. )

Nas : 1Taw 24:1

Pasal 1Taw 24:1-31 membahas penataan imam-imam. Tugas mereka terdiri atas mempersembahkan korban-korban yang dengannya umat dapat menghampiri Allah untuk menerima pengampunan dan memberikan ketaatan kepada kehendak-Nya; tugas itu berakhir dengan datangnya Yesus Kristus dan penetapan perjanjian yang baru dengan darah-Nya (lih. Ibr 3:1; 4:14-16; Ibr 7:23-25; 8:1-13;

lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU).

Secara ironis, pada zaman PB, para imam sudah demikian menyimpang dari kebenaran firman Allah sehingga merekalah yang menyebabkan penyaliban Yesus (Mat 27:1,6,20). Kini semua orang percaya harus menjadi keimaman yang kudus

(lihat cat. --> 1Pet 2:5).

[atau ref. 1Pet 2:5]

(0.33321106382979) (Za 6:13) (full: DI SEBELAH KANANNYA AKAN ADA SEORANG IMAM. )

Nas : Za 6:13

Tuhan memerintahkan Zakharia membuat mahkota dari perak dan emas dan mengenakannya pada kepala Yosua, sang imam besar.

  1. 1) Pemahkotaan Yosua melambangkan pemahkotaan dan pemerintahan Yesus, yang adalah "Tunas", yaitu Mesias (Yes 11:1; Yer 33:15; bd. Yes 53:2;

    lihat cat. --> Za 3:8).

    [atau ref. Za 3:8]

    Yesus akan menjadi imam besar dan raja; Dia akan melaksanakan tugas keimaman-Nya dahulu dan baru kemudian memerintah (bd. Yes 53:10; Luk 24:26).
  2. 2) Pada saat ini Yesus adalah sejahtera kita (Ef 2:14-15), di dalam Dia kita menemukan Kerajaan Allah, yang berada dalam kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rom 14:17). Puncak penggenapan pemerintahan Kristus dimulai dalam kerajaan seribu tahun ketika Dia akan memerintah bumi dengan damai (bd. Yes 9:5).
(0.33321106382979) (Kej 14:18) (jerusalem: Melkisedek, raja Salem) Berdasarkan Maz 76:3 seluruh tradisi Yahudi dan sejumlah besar pujangga Gereja berpendapat bahwa Salem itu ialah kota Yerusalem. Raja dan imam kota Salem itu, yakni Melki-zedek (nama Kanaan, bdk dengan Adoni-Zedek, raja Yerusalem, Yos 10:1) menyembah Allah yang Mahatinggi, Ibraninya: El Elyon. Nama El Elyon adalah nama majemuk. Masing-masing bagiannya dikenal sebagai nama dewa-dewa termasuk dunia kedewataan bangsa Fenisia. Elyon dalam Alkitab, khususnya dalam kitab Mazmur dipakai sebagai gelar Allah, bdk Kej 14:22. Melkisedek diliputi suatu rahasia. Dikatakan bahwa Melkisedek adalah raja kota Yerusalem, yaitu kota yang kemudian dipilih Tuhan sebagai tempat tinggalNya. Melkisedek adalah imam Allah yang Mahatinggi jauh sebelum Israel memiliki lembaga keimaman kaum Lewi. Dalam Maz 110:4 Melkisedek diperkenalkan sebagai pralambang raja Daud. Daud sendiri adalah pralambang Mesias, raja dan imam. Ibr 7 mengetrapkan imamat Melkisedek pada imamat Kristus. Para pujangga Gereja mengolah dan memperkaya tafsiran alegoris itu dengan berkata bahwa roti dan anggur yang dibawa Melkisedek kepada Abraham itu melambangkan Ekaristi dan bahwa roti dan anggur adalah sebuah korban yang mengibaratkan korban Ekaristi. Sejumlah besar pujangga Gereja malahan berkata bahwa dalam diri Melkisedek Anak Allah telah menampakkan diriNya. Dalam Kej 14:18-20 berupa sisipan yang berasal dari zaman kemudian. Melkisedek nampak sebagai teladan imam besar di masa sesudah pembuangan. Di masa itu imam besar memang telah menjadi waris kekuasaan raja dan menjadi kepada para imam. Keturunan Abraham membayar kepadanya bagian sepersepuluh.
(0.33321106382979) (Kel 29:29) (sh: Lingkungan kudus. (Jumat, 22 Agustus 1997))
Lingkungan kudus.

Lingkungan kudus.
Jubah keimaman milik Harun yang telah dikuduskan, harus diwariskan kepada anak-anaknya, untuk dikenakan kelak saat mereka diurapi dan ditahbiskan. Mezbah tempat korban dipersembahkan juga harus dikuduskan dengan upacara pendamaian dan penyucian, tujuh hari lamanya. Tuhan juga memerintahkan korban kudus tiap pagi dan petang bagi kemuliaan-Nya. Semua itu untuk mengingatkan bahwa umat Tuhan kudus adanya, maka harus hidup kudus. Pertobatan harus dijalani setiap hari. Pun pengampunan dan persekutuan dengan Tuhan.

Allah ada di tengah umat-Nya. Bila umat hidup dalam ketaatan dan kekudusan di hadapan Tuhan, Allah akan tinggal di tengah umat-Nya. Allah akan berkarya dalam hidup mereka sehingga iman mereka makin teguh pada kesetiaan Allah. Dia, Allah yang telah membebaskan umat-Nya dari perbudakan Mesir untuk menjadikan mereka milik-Nya. Dia Maha Kudus dan Agung, namun penuh kasih sayang. Kini kita juga mengaku adalah umat milik Allah. Apakah benar Tuhan hadir dalam hidup kita? Bila kita jujur, bukankah Tuhan hanya kita tempatkan sebagai penjaga pintu? Kita hanya mengundang Dia masuk saat kita merasa perlu.

Doa: Tuhan, aku ingin Kau memilikiku sepenuhnya.

(0.33321106382979) (Ibr 4:14) (sh: Apakah hari ini saudara merasa sangat sedih? (Kamis, 7 Oktober 1999))
Apakah hari ini saudara merasa sangat sedih?

Apakah hari ini saudara merasa sangat sedih? Yesus pernah merasakannya, bahkan "seperti mau mati rasanya" (Mat. 26:38).

Keagungan. Yesus disebut "Imam Besar Agung" karena Ia adalah adalah Imam yang telah terlebih dahulu menyelami dan mengalami pergumulan kita. Ia mengalami pencobaan, kesakitan, kesedihan, pengkhianatan, dan penderitaan yang amat sangat, khususnya di taman Getsemani dan Golgota. Puncak pergumulan-Nya di Getsemani menunjukkan betapa ngerinya kematian yang akan ditanggung-Nya di kayu salib bagi dosa manusia. Ia "merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati" (Flp. 2:8). Inilah keagungan Iman Besar kita! Yesus melebihi imam Harun dan Lewi, sebab Ia tidak pernah menyimpang dari kehendak Allah (ayat 4:15, 5:8). Ia melebihi semua, karena melalui-Nya manusia diperdamaikan dengan Allah.

Hubungan kemanusiaan

Yesus dan keimaman-Nya. Kemanusia-an Yesus membuat Ia dapat mengerti keadaan, penderitaan, dan kelemahan kita; Ia terlebih dahulu menerima penghinaan dan mengalami penderitaan yang jauh melampaui apa yang kita alami; sehingga ketika Ia berperan sebagai Imam, peran-Nya menjadi sempurna. Yesuslah satu-satunya yang mencapai kesempurnaan, oleh karena itu Ialah pokok keselamatan yang abadi bagi kita yang taat kepada-Nya.

(0.29155970212766) (Kel 28:1) (full: HARUN ... MEMEGANG JABATAN IMAM BAGI-KU. )

Nas : Kel 28:1

Tuhan memberikan pengarahan mengenai pelayanan Harun selaku imam besar, dan tugas-tugas keimaman pada umumnya (pasal Kel 28:1-29:46). Imam adalah seorang yang berdiri di hadapan Allah sebagai wakil umat.

  1. 1) Imam bertugas membakar kemenyan, mengawasi kaki dian dan meja roti Kehadiran Allah, mempersembahkan korban di atas mezbah, dan memberkati umat. Mereka juga menghakimi kasus-kasus perdata (mis. Bil 5:5-31) dan mengajarkan Taurat (bd. Neh 8:8-9).
  2. 2) Para imam bertindak selaku perantara di antara umat dengan Allah (bd. ayat Kel 28:12,29-30), menyampaikan kehendak dan perjanjian Allah kepada umat (Yer 33:20-26; Mal 2:4,7), dan menjadi perantara dosa-dosa umat di hadapan Allah. Dalam melaksanakan tugas-tugas itu, mereka mengadakan pendamaian bagi dosa umat dan dosa mereka sendiri (Kel 29:33; Ibr 9:6-8) dan menyatakan kekudusan Allah (ayat Kel 28:38; Bil 18:1).
  3. 3) Bagi orang percaya PB Yesus adalah imam umat Allah. Ia memulai perjanjian yang baru melalui kematian-Nya (Ibr 9:15-22) dan mempersembahkan diri-Nya sebagai korban sempurna (Ibr 9:23-28). Ia turut merasakan kelemahan kita (Ibr 4:15), tampil di hadapan Allah demi kita (Ibr 9:24), menyelesaikan keselamatan kita (Ibr 10:14), dan memungkinkan kita menghampiri Allah Bapa (Ibr 4:16; 6:19-20; 7:25; 19:19-22).
(0.29155970212766) (Im 9:1) (sh: Pelayan dan imamat yang kudus (Rabu, 11 September 2002))
Pelayan dan imamat yang kudus

Pelayan dan imamat yang kudus. Sebelum Harun dan putra-putranya dapat dan layak menjalani keimaman mereka, perlu terjadi dulu dua hal. Pertama, sabda Allah datang melalui Musa memberi petunjuk dan perintah. Ini menyatakan prinsip bahwa setiap pelyanan yang benar harus bersumber pada firman Allah dan berjalan sesuai perintah Allah. Kedua, sebelum layak memberikan berbagai kurban untuk pendamaian dan syukur mewakili umat, Harun sendiri harus memberikan dulu kurban-kurban yang sama bagi dirinya sendiri. Kurban untuk penghapus dosa bagi dirinya adalah lembu (ayat 20), mengingatkan kita akan lembu emas yang Harun buat demi memenuhi tuntutan dosa Israel. Kurban bakaran yang menandakan penyerahan diri penuh adalah seekor domba jantan, mengingatkan kita akan domb jantan yang dikorbankan sebagai ganti Ishak. Kedua korban ini menegaskan bahwa sebalum kita bisa melayani orang lain, kita harus lebih dulu dikurduskan dari dosa kita dan menyerahkan diri total kepada Allah.

Urutan kurban untuk umat Israelpun sama, hanya kini ada tambahan lain yaitu kurban keslamatan yaitu kurban yang menandakan terjadinya persekutuan dengan Allah yang menumbuhkan kedamaian di dalam hati dan kehidupan umat. Tujuan semua kurn ini adalah karena Tuhan akan menampakan diri kepada mereka (ayat 4,6). Jadi kurban-kurban bukan dimaksudkan supaya Tuhan berkenan atau datang kepada mereka tetapi karena Tuhan akan menampakan diri dan supaya mereka dapat melihat menikmati kemulianNya, mereka harus menyiapkan diri agar layak menyambut anugrah itu.

Anugrah Allah di dalam Yesus Kristus telah menyatakan kemuliaan dan penyelamatan dari Allah secara sempurna dan tuntas. Karena itu kita tidak lagi perlu upacara-upacara kurban seperti zaman PL itu. Namun prinsipnya terus berlaku hingga kini. Kurban keslamatan dari Tuhan Yesus adalah awal bagi kehidupan yang tumbuh dalam ketaatan dan kekudusan ke arah Dia.

Renungkan: Baik pelayan Tuhan penuh waktu maupun umat, sama perlu memelihara keslamatan dalam kekudusan agar dapat menghayati kehadiranNya secara penuh.

(0.29155970212766) (Ayb 42:1) (sh: Sekali Lagi, Ayub Takjub dan Takzim (Kamis, 22 Desember 2016))
Sekali Lagi, Ayub Takjub dan Takzim

Saat ini Ayub berada pada titik nadir dari keadaan hidupnya. Secara fisik, ia menjadi manusia yang tidak mempunyai daya apa pun. Ia telah berusaha membela diri terhadap serangan dan tudingan dari isteri serta keempat sahabatnya. Ayub tidak merasa kalah, tetapi juga tidak bisa merasa menang atas mereka. Saat asyik beradu argumentasi dengan kondisi Ayub, justru kata terakhir Tuhan yang kurang dipedulikan oleh mereka. Mereka hanya berkutat pada kondisi Ayub yang ditafsir sebagai keberdosaan Ayub. Akhirnya, Tuhan mengintervensi perdebatan mereka dan Ia memberikan kata akhir, bukan untuk isteri dan para sahabat Ayub, tetapi untuk Ayub.

Yang terjadi, sikap takjub dan takzim Ayub tidak hanya diungkapkan dengan 'menutup mulut' (39:37) dan 'bungkam seribu bahasa', tetapi juga Ayub membuat pengakuan iman, "...Engkau (Tuhan) sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Mu yang gagal" (42:2). Berlandaskan pengakuan ini, meskipun Ayub belum melihat nasibnya di kemudian hari, ia sudah bisa bangkit (move on) dari keterpurukan. Ayub tidak lagi memusatkan perhatiannya pada dirinya sendiri dengan segala situasi dan kondisinya, bahkan yang paling buruk sekali pun. Seperti warna putih akan terasa lebih menonjol saat disandingkan dengan warna hitam pekat, begitulah kira-kira pengalaman Ayub.

Dengan nada yang berlebihan tetapi jujur, Ayub mengatakan: "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau" (5). Tindak lanjut pertama yang diambil oleh Ayub adalah menyesali sikapnya dan ia mencabut perkataan yang telah dilontarkannya kepada Tuhan (6). Kata "menyesal" tidak harus selalu diartikan mengakui dosa, tetapi juga dapat bermakna mengubah pikiran (bdk. Kej 6:6). Di sini, Ayub menemukan cara pandang yang baru terhadap hidupnya. "Debu dan abu" menunjukkan pada kesadaran baru Ayub atas keterbatasannya sebagai ciptaan Tuhan.

Tuhan berkuasa atas terang dan gelapnya kehidupan orang yang beriman kepada-Nya. [SS]

(0.29155970212766) (Yer 33:14) (sh: Siapakah 'Satria Piningit' bagi Indonesia? (Selasa, 1 Mei 2001))
Siapakah 'Satria Piningit' bagi Indonesia?

Siapakah ‘Satria Piningit’ bagi Indonesia? Itulah pertanyaan yang dipergunjingkan oleh masyarakat Indonesia sejak lengsernya pemimpin orde baru. Namun pertanyaan yang lebih tepat sebetulnya adalah apakah satria piningit jawaban bagi pergumulan bangsa kita?

Bangsa Yehuda sedang berada dalam kondisi kritis. Tentara Babel sudah mengepung Yerusalem. Di tengah ketegangan itu, pastilah dalam hati mereka terbersit pertanyaan besar: siapakah yang dapat memulihkan mereka? Babel terlalu kuat bagi mereka sebab kerajaan Asyur yang begitu besar dan kuat pun tidak mampu melawannya. Memang Allah sudah memberikan janji pemulihan kepada mereka (32-33:13), namun apalah artinya jika tidak ada tokoh yang akan memimpin mereka. Allah mengetahui segala pergumulan masa depan mereka. Allah juga tahu bahwa sebuah bangsa dapat hidup dengan tentram dan damai jika mereka senantiasa mempunyai raja yang melaksanakan keadilan dan kebenaran serta mempunyai kehidupan beragama yang tidak hanya sebagai aktivitas atau alat politik dari sang penguasa, namun kehidupan beragama yang membawa mereka bertemu dengan Allah. Karena itulah Allah memberikan janji-Nya lebih lanjut (15-17). Dua janji itu merupakan dua pilar utama bagi kelangsungan hidup mereka sebagai sebuah bangsa sekaligus umat Allah (17, 18, 22). Janji Tuhan sepasti datangnya siang dan malam pada waktunya (20-21, 25).

Apakah kedua pilar itu menunjuk kepada Ezra dan Nehemia, kedua tokoh yang membangun kembali Yehuda? Bukankah Ezra keturunan Lewi? Bukankah Nehemia seorang pemimpin pemerintahan? Tidak! Sebab Bait Allah kembali dihancurkan oleh Epiphanes IV. Lagi pula apakah mereka mampu membawa bangsa Yehuda menghadap hadirat Allah? Kedua pilar itu menunjuk kepada Yesus. Dialah tonggak bagi semua kerajaan dan pemerintahan. Dialah yang mempertemukan manusia dengan Allah. Kerajaan-Nya sampai sekarang masih kokoh.

Renungkan: Bangsa Indonesia tidak hanya membutuhkan seorang kepala pemerintahan yang cakap tapi juga keimaman Yesus dan pemerintahan-Nya dalam hati mereka. Misi kristen bukanlah mengkristenkan Indonesia namun memperkenalkan Yesus yang jauh melebihi satria piningit kepada seluruh rakyat Indonesia agar Yesus menjadi raja dan imam dalam hidup mereka.

(0.29155970212766) (Am 7:1) (sh: Indikator kesungguhan kenabian (Rabu, 23 Juli 2003))
Indikator kesungguhan kenabian

Indikator kesungguhan kenabian. Nabi Amos memperoleh inspirasi ilahi lewat berbagai penglihatan (ayat 1:2,4,7,8). Berulang kali Amos beroleh penglihatan akan datangnya hukuman Allah yang dahsyat. Berulangkali pula Amos menempatkan diri di tempat umat-Nya. Ia mengajukan permohonan agar Allah mengasihani dan tidak menjatuhkan hukuman sedahsyat itu. Inilah indikator pertama kesungguhan kenabian. Seorang nabi sejati tidak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Nabi sejati peka terhadap suara dan kehendak Tuhan tetapi juga prihatin akan keadaan umat.

Sesudah dua kali berturut-turut Amos bersyafaat di hadapan Allah, pada penglihatan ketiga dan selanjutnya (ps. 8), Allah tidak lagi memberi kesempatan kepada umat-Nya untuk luput dari hukuman. Kesabaran Allah ada batasnya. Masa penghukuman itu pasti akan datang. Tidak ada waktu berbalik. Amos pun tidak lagi memohon kepada Allah untuk mengubah rencana-Nya. Amos adalah hamba Allah, maka ia tidak boleh membela umat yang berdosa lebih dari ia "membela" kebenaran Allah. Penghukuman akan terjadi, tragedi peperangan akan menghancurkan: [1] ibadah Israel yang penuh dengan kemunafikan (ayat 9; bdk. 4:4,5); [2] para penguasa dan keluarga mereka yang berlaku lalim terhadap rakyat (ayat 9,11).

Lain halnya dari Amos adalah Amazia, imam palsu yang melayani Yerobeam. Yang imam ini lakukan adalah ciri nabi palsu. Untuknya kenabian atau keimaman adalah soal "cari makan" (ayat 12). Urusannya bukanlah membela umat dan menaati Tuhan tetapi memberi keyakinan-keyakinan palsu kepada raja (ayat 12). Kepalsuan membuatnya siap mengusir Amos sebab pemberitaan Amos tentang kematian Raja Yerobeam dan pembuangan Israel membahayakan (ayat 11). Semua nabi profesional hanya menubuatkan hal-hal yang menyenangkan.

Renungkan: Kita pun dipanggil untuk menyatakan dan mempraktikkan kebenaran kepada keluarga dan orang-orang sekitar kita.

(0.29155970212766) (Mat 5:38) (sh: Sifat kristiani yang meneladani Bapa (Sabtu, 8 Januari 2005))
Sifat kristiani yang meneladani Bapa

Sifat kristiani yang meneladani Bapa. Ajaran lex talionis (mata ganti mata, gigi ganti gigi, dst.) pada dasarnya mencegah pembalasan yang berlebihan. Hukum yang penting di Taurat ini dimaksudkan supaya umat Allah tidak main hakim sendiri, melainkan menyerahkannya kepada lembaga keimaman yang mendapatkan wewenang untuk hal itu.

Dari penjelasan Yesus kita mendapati bahwa sebagai pengikut-Nya, kita dituntut untuk melakukan lebih daripada yang biasa dilakukan orang lain. Membalas orang yang menyakiti kita merupakan hal yang biasa dilakukan orang lain, tetapi kita dituntut untuk berbuat lebih daripada itu. Tidak membalas perlakuan jahat orang lain kepada kita pun bukan merupakan sikap yang langka, dan kita pun dituntut untuk bersikap lebih dari itu. Yesus menuntut setiap anak Tuhan untuk mampu menyatakan kebaikan Allah Bapa kepada setiap orang, bahkan kepada orang-orang yang jahat (ayat 39-42). Yesus menuntut anak-anak Tuhan menyatakan berkat kepada mereka yang mengutuk dan menganiaya (ayat 43-44).

Ada dua alasan mengapa kita dituntut bukan hanya mengampuni tetapi juga memberkati orang yang jahat kepada kita. Pertama, karena kita sudah mendapatkan pengampunan dari Bapa atas dosa-dosa kita, bahkan lebih daripada itu Ia memberkati kita dengan limpahnya. Kesalahan orang lain kepada kita, betapa pun besarnya tidak pernah dapat melampaui keberdosaan kita di hadapan-Nya. Kedua, Bapa memberikan berkat yang sama kepada orang baik dan orang jahat, maka kita pun wajib menjadi saluran berkat yang sama untuk mereka (ayat 45). Tuntutan Tuhan Yesus adalah kesempurnaan dalam kasih sama seperti kasih Bapa sempurna.

Bila dunia hidup dengan prinsip mengalahkan dan menguasai, anak-anak Tuhan harus hidup dengan prinsip ilahi, yakni menjadi berkat bagi sesama.

Renungkan: Waktu kita menyatakan kasih kepada sesama, kita sedang mencurahkan kasih Bapa ke hati-hati yang gersang.

(0.29155970212766) (Mat 27:1) (sh: Menyesal tetapi tidak berbalik (Rabu, 11 April 2001))
Menyesal tetapi tidak berbalik

Menyesal tetapi tidak berbalik. Penyesalan dalam diri seseorang biasanya timbul setelah ia menyadari bahwa apa yang telah diperbuatnya adalah salah. Itulah yang terjadi dalam diri Yudas Iskariot. Dia sama sekali tidak mengira bahwa Yesus yang dijualnya dengan 30 keping perak harus dihukum mati. Ini memberikan gambaran kepada kita bahwa tindakannya menjual Yesus semata-mata karena uang. Yudas adalah seorang yang cinta uang, dan hal ini didukung oleh tindakan-tindakannya terdahulu, khususnya bila dihubungkan dengan pekerjaannya, sebagai seorang bendahara. Lalu bagaimana berespons terhadap tindakan Maria, adik Lazarus, ketika menuangkan minyak

Narwastu yang mahal harganya. Penyesalan selalu datang terlambat. Tindakannya mengembalikan uang hasil menjual Yesus, tidaklah dapat mengubah keadaan. Keputusan para imam dan tua-tua Yahudi untuk membunuh Yesus tidak dapat diubah karena didasari oleh kebencian yang mendalam. Hal ini nampak dari sikap mereka menanggapi penyesalan Yudas yang mengakui bahwa dia telah menyerahkan darah orang tidak berdosa, dengan mengatakan bahwa tindakan Yudas itu adalah urusannya sendiri. Padahal keinginan untuk membunuh Yesus telah mereka rencanakan jauh-jauh hari. Sedangkan tindakan Yudas mereka peralat untuk mewujudkan rencana keji tersebut. Karena merasa telah berdosa, Yudas akhirnya memutuskan untuk memilih jalan pintas yaitu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Bunuh diri bukanlah jalan keluar untuk memperbaiki suatu kesalahan. Bila kita menyadari bahwa kita telah berdosa kepada Allah datanglah kepada-Nya, akui dosa kita, dan mohonlah pengampunan dari-Nya. Rasakan cinta kasih Tuhan yang selalu terbuka dan mengalir untuk kita. Lihatlah juga pengampunan tersebut sebagai suatu kesempatan besar yang Allah berikan agar kita dapat memperbaiki kembali hubungan yang terputus oleh dosa itu.

Renungkan: [1]. kekayaan memiliki dan dimiliki oleh Yesus Kristus tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan materi, kedudukan, dan jabatan. Karena itu janganlah menjual Kristus hanya karena ingin hidup berkelimpahan harta materi. [2]. Janganlah menjalankan tugas keimaman hanya berdasarkan pengetahuan tanpa pengenalan yang dalam dan kesetiaan yang sungguh kepada Kristus.

(0.29155970212766) (Ibr 4:14) (sh: Setia seperti Kristus (Rabu, 26 Oktober 2005))
Setia seperti Kristus

Setia seperti Kristus Dengan kekuatan diri sendiri, tidak seorang pun sanggup setia kepada Allah. Tantangan dan godaan yang berat dapat menyebabkan seseorang tidak setia. Itu juga yang dialami oleh umat Israel. Oleh karena itu, Allah menyediakan perangkat keimaman dan seorang imam besar untuk menolong umat-Nya bertahan setia baik dalam perjalanan mereka menuju Tanah Perjanjian maupun ketika mereka sudah tiba di sana. Imam besar berfungsi mewakili umat manusia yang lemah dan berdosa untuk mendapatkan pendamaian dari Allah (ayat 5:1-2). Seorang imam besar harus mendamaikan dirinya terlebih dahulu dengan Allah sebelum ia menjadi pengantara bagi umat Allah (ayat 2-3). Meski memiliki kelemahan, oleh pemeliharaan Allah imam besar itu telah berperan memberikan andil yang besar bagi umat Israel sehingga mereka tetap setia kepada-Nya.

Penulis surat Ibrani kini memperkenalkan Kristus sebagai Imam Besar Agung yang melebihi para imam besar yang pernah memimpin kehidupan rohani umat Israel. Jauh melampaui Harun dan keturunannya yang ditetapkan Allah untuk menjadi imam besar, Kristus telah dipilih Allah untuk menjadi pengantara umat manusia dengan Allah. Dalam segala hal, Ia mampu menyelami dan mengerti penuh pergumulan umat Israel dan kelemahan mereka (ayat 4:15), bahkan Ia ikut menangis dan berdoa syafaat kepada Allah bersama dengan umat Israel dalam penderitaan mereka (ayat 5:7). Keunggulan Kristus adalah Ia tidak berdosa dalam ketaatan-Nya menjalankan kehendak Allah (ayat 4:15b; 5:8) sehingga permohonan-Nya didengar dan dikabulkan Allah (ayat 7-10).

Pendamaian telah berhasil dilakukan Kristus bagi kita di hadapan Allah. Sekarang, Ia mendampingi kita dalam menghadapi segala persoalan hidup ini. Hal ini merupakan jaminan keselamatan kita, penghiburan, serta kekuatan bagi kita untuk setia sampai akhir kepada-Nya.

Renungkan: Ketika Kristus bersama denganku, tidak ada hambatan yang dapat mengugurkan imanku.

(0.29155970212766) (Ibr 7:1) (sh: Imamat Melkisedek (Sabtu, 29 Oktober 2005))
Imamat Melkisedek

Imamat Melkisedek Pada umumnya, seseorang yang memberkati orang lain lebih tinggi posisinya daripada orang yang diberkati (ayat 7). Penulis Ibrani memakai kebenaran ini untuk menunjukkan posisi Tuhan Yesus sebagai Anak Allah lebih tinggi daripada Abraham, bapa leluhur Israel dan keimaman suku Lewi.

Dalam peraturan Hukum Taurat, keturunan suku Lewi berhak memungut persepuluhan dari saudaranya, yakni sepuluh suku Israel keturunan Yakub (Bil. 18:21). Hal ini bukan menunjukkan suku Lewi lebih tinggi posisinya dari suku-suku lainnya. Ini adalah pengaturan dari Allah bagi Israel untuk menjalankan tata ibadah bagi-Nya. Abraham (leluhur Israel) ternyata diberkati oleh Melkisedek dan Abraham membalasnya dengan memberikan persepuluhan kepada Melkisedek (Ibr. 7:1-2). Hal ini menunjukkan bahwa status Melkisedek lebih tinggi daripada Abraham dan Melkisedek adalah imam yang diperkenan Allah untuk mewakili seluruh Israel (Abraham dan keturunannya). Jadi, imamat Melkisedek melampaui imamat Lewi. Siapakah Melkisedek? Ia disebut imam Allah yang Mahatinggi. Latar belakangnya yang tidak memiliki orangtua dan tidak mempunyai silsilah menjadikannya representasi Yesus sebagai Anak Allah (ayat 3). Jadi, Melkisedek melambangkan imamat Sang Anak Allah yang melebihi imamat Harun dan suku Lewi (lih. 6:20).

Merujuk pada Ibr. ps 5:10 yang menyatakan bahwa Yesus datang untuk menjadi imam besar bagi umat Allah menurut imamat Melkisedek, maka imamat Yesus lebih penting dan lebih utama daripada imamat Lewi karena status Yesus sebagai Anak Allah dan karena kualitas keimamatan-Nya. Yesus adalah perantara kita dengan Allah, yang dilakukan-Nya satu kali di kayu salib dan untuk selamanya. Dengan demikian, kita tidak perlu lagi ragu untuk menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya jalan menuju Allah Bapa. Hidup dan karya-Nya telah membuktikan hal tersebut.

Doaku: Ya Tuhan, aku percaya bahwa Tuhan Yesuslah satu-satunya jalan kepada Allah Bapa.

(0.29155970212766) (Ibr 7:11) (sh: Karena Pelayanan-Nya Sempurna (Kamis, 29 Juni 2023))
Karena Pelayanan-Nya Sempurna

Pada bacaan sebelumnya, penulis Surat Ibrani telah memberikan argumen awal yang mendukung keunggulan keimaman Yesus atas semua imam besar Yahudi. Pada bacaan hari ini keunggulan itu dijabarkan dengan lebih lengkap.

Kesempurnaan tidak dapat dicapai melalui keimaman suku Lewi yang mengikuti aturan Harun (11). Imam-imam Lewi (termasuk imam besar) masih dapat berdosa dan dipenuhi kelemahan (28). Durasi pelayanan mereka terbatas sesuai dengan usia mereka yang terbatas (23).

Untuk dapat mencapai kesempurnaan, diperlukan model keimaman yang lain, yang bebas dari dosa dan tidak terbatas waktu. Yesus adalah Imam Besar yang memenuhi aturan Melkisedek (15-16). Ia kudus dan kekal. Karena itu, Ia sanggup menyelamatkan semua orang percaya dari segala zaman (24-25).

Firman hari ini mengajak kita merenungkan keterbatasan dari setiap pelayanan manusia. Para hamba Tuhan harus menyadari betapa fana dan terbatasnya pelayanan mereka. Sesungguhnya, tidak ada pendeta, penginjil, penatua, atau diaken yang dapat mencapai standar Allah. Jangan kita merasa hebat! Meski jangkauan pelayanan kita sampai ke level internasional, kemampuan finansial gereja kita kuat, dan pengetahuan kita teruji secara akademis, pelayanan kita tetap mengandung kelemahan dan kekurangan. Kenyataan ini seharusnya membuat semua hamba Tuhan merasa "miskin" di hadapan Allah (Mat. 5:3).

Di sisi lain, kebenaran bahwa Kristus adalah Imam Besar di surga melambungkan kepercayaan diri hamba Tuhan. Pelayanan-Nya yang sempurna menutupi pelayanan kita yang tidak sempurna. Meski kita penuh kelemahan dan kekurangan, Tuhan berkenan memakai kita. Meski belum menghasilkan buah, Ia akan terus menguatkan dan memampukan kita. Masihkah kita beralasan untuk bersyukur?

Marilah bersyukur untuk setiap pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita. Ini bukan soal hebatnya pelayanan siapa, tetapi hebatnya Tuhan yang berada di balik setiap pelayanan kita. [PHM]

(0.2499083106383) (Bil 6:23) (full: MEMBERKATI ORANG ISRAEL. )

Nas : Bil 6:23

Ayat Bil 6:22-27 menunjukkan tanggapan Allah yang pengasih kepada umat-Nya jikalau mereka memelihara kesucian di tengah jemaat dan mengungkapkan pengabdian dengan segenap hati sebagaimana terlihat dalam nazar seorang Nazir

(lihat cat. --> Bil 6:2).

[atau ref. Bil 6:2]

"Memberkati" (Ibr. _barak_) mengandung ide bahwa kehadiran, tindakan, dan kasih Allah memasuki kehidupan dan lingkungan seseorang.

  1. 1) Berkat ini diperhadapkan di depan hamba-hamba Allah yang setia sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh-Nya (Ul 11:26,27).
  2. 2) Berkat keimaman itu terdiri atas tiga bagian:
    1. (a) Pemberian berkat Allah dan perlindungan-Nya dari kuasa-kuasa kejahatan dan segala sesuatu yang merugikan kesejahteraan hidup seseorang (ayat Bil 6:24; bd. Mazm 71:1-6).
    2. (b) Sinar wajah Tuhan, yaitu kebaikan hati, kehendak baik, dan kasih karunia Allah kepada umat-Nya (ayat Bil 6:25) adalah berlawanan dengan murka-Nya (bd. Mazm 27:1; 31:16; Ams 15:30; 16:14; Yes 57:17). Kasih karunia Allah ialah pengampunan, kasih, dan kuasa penyelamatan-Nya

      (lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

    3. (c) Wajah Allah yang dihadapkan kepada mereka (ayat Bil 6:26), yaitu pemeliharaan dan pemberkatan mereka dengan sepenuh hati (bd. Mazm 4:8-9; 33:18; 34:17). Yang dianugerahkan oleh Allah ialah "damai sejahtera" (ayat Bil 6:26). Damai sejahtera (Ibr. _shalom_) berarti tidak ada kekurangan apa-apa dan menerima segala sesuatu yang diperlukan untuk menjadikan hidup ini sungguh-sungguh hidup (bd. Mal 2:5), termasuk harapan akan masa depan (Yer 29:11). Lawan dari "damai sejahtera" bukan hanya ketiadaan keselarasan, tetapi kejahatan dalam segala bentuk (bd. Rom 1:7; 1Kor 1:3; 1Tes 5:23;

      lihat art. DAMAI SEJAHTERA ALLAH).

  3. 3) Berkat Allah atas umat-Nya akan menghasilkan keselamatan yang memancar bagaikan obor penerang kepada semua bangsa (Mazm 67:1-8; Mazm 133:3; Yeh 34:26;

    lihat cat. --> Mat 28:19;

    lihat cat. --> Luk 24:50).

    [atau ref. Mat 28:19; Luk 24:50]

(0.2499083106383) (Ibr 8:1) (sh: Dukungan "Orang Kuat" (Kamis, 27 April 2000))
Dukungan "Orang Kuat"

Dukungan "Orang Kuat". Di Indonesia banyak sekali contoh dimana seorang yang sebenarnya sudah terbukti bersalah dan dapat dihukum, namun tiba-tiba divonis bebas. Setelah diteliti ternyata orang tersebut mempunyai hubungan baik dengan seorang pejabat tinggi. Karena itu ia tidak dapat tersentuh hukum. 'Lawan-lawan politiknya pun tidak mampu menjatuhkannya. Mengapa bisa demikian? Karena ia mempunyai dukungan dari "'orang kuat".

Kristen di dunia sebenarnya juga mempunyai dukungan dari "Orang Kuat" yaitu Yesus Kristus Tuhan kita, namun tentunya tidak dalam konteks negatif seperti contoh di atas. Ia adalah Orang kuat kita karena Ia adalah Imam Besar kita (ayat 1). Setelah Ia menyelesaikan karya penebusan-Nya di dunia yang dimulai dari kelahiran, kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke surga, Kristus masih terus berkarya di surga sebagai Imam Besar kita. Ia adalah Imam Besar kita bukan berdasarkan spekulasi idealisme atau teori belaka, namun berdasarkan fakta. Yesus sebagai Imam Besar begitu nyata dan Dialah Imam Besar milik Kristen sepanjang zaman. Karena imam besar keturunan Lewi selalu berganti-ganti karena kematian, sedangkan keimaman Yesus adalah abadi di Surga.

Sebagai Imam Besar Ia akan melakukan pelayanan seperti yang dilakukan oleh imam keturunan Lewi, yaitu mempersembahkan korban penghapus dosa, menjadi perantara antara Allah dan manusia, dan menjadi juru syafaat (2:11). Pelayanan imam keturunan Lewi hanyalah gambaran dari apa yang Yesus kini lakukan di surga. Selain itu sebagai Imam Besar, Ia duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar. Ini berarti, Ia juga mempunyai kuasa dan hak penuh atas seluruh alam semesta, seperti Allah Bapa sendiri.

Renungkan: Karena itulah Kristen tidak perlu takut dan gentar menghadapi gelombang zaman dan tantangan dari kelompok-kelompok tertentu yang makin lama makin besar dan berat, yang siap untuk menerkam, melibas, bahkan menghancurkan kita.Yesus tidak hanya menjanjikan kuasa yaitu Roh Kudus sebelum naik ke surga, namun Ia juga masih peduli, terus berkarya, dan melakukan pelayanan- Nya untuk mendukung kita sebagai Imam Besar di surga. Ia tahu persis apa yang kita butuhkan, karena selain Anak Allah, Dia juga Anak Manusia. "Dialah Orang Kuat kitab.



TIP #31: Tutup popup dengan arahkan mouse keluar dari popup. Tutup sticky dengan menekan ikon . [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA