Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 38 dari 38 ayat untuk mempermalukan [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.21856812698413) (Ams 31:1) (sh: Nasihat ibu bagi seorang raja (Kamis, 9 November 2000))
Nasihat ibu bagi seorang raja

Nasihat ibu bagi seorang raja. Seorang pemimpin yang bijaksana, adil, arif, dan benar menjadi dambaan setiap orang yang dipimpinnya. Kehidupan seorang pemimpin yang demikian tak lepas dari berbagai pengaruh, pembentukan, nasihat dari orang-orang di sekitarnya. Demikian pula dengan Lemuel, raja Masa yang menjadi tumpuan harapan ibunya dan rakyat yang dipimpinnya. Oleh karena itu ibunya berpesan beberapa hal penting bagi Lemuel, dan selayaknya juga menjadi perhatian bagi setiap pemimpin segala zaman.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan seorang pemimpin yang ingin berhasil adalah: Pertama, jangan dikuasai perempuan. Beberapa pemimpin yang dahulunya berhasil, kemudian rusak namanya karena seorang `perempuan' yang hadir dalam hidupnya, sehingga beritanya tersiar kemana-mana dan mempermalukan dirinya, keluarganya, dan orang-orang yang dipimpinnya. Menghadirkan seorang `perempuan' biasanya juga menjadi strategi seorang musuh yang paling jitu untuk menjatuhkan kedudukan lawannya. Waspadalah! Kedua, jangan dikuasai anggur, minuman keras, dan narkoba. Kecanduan membuat hilang pikiran sehat, mudah dipengaruhi, dan berumur pendek. Betapa ironisnya bila seorang pemimpin meninggal bukan karena memperjuangkan nama bangsa dan negaranya, namun karena berjuang mengatasi kecanduan dirinya sendiri terhadap obat-obatan dan minuman keras. Bagaimana ia dapat memimpin orang lain dengan baik bila gagal memimpin dirinya sendiri. Ketiga, adil terhadap yang tertindas. Hal ini biasanya diabaikan seorang pemimpin yang telah mendapatkan banyak dukungan. Ia melupakan hak orang lemah, orang miskin, dan orang tertindas. Mereka yang diabaikan haknya tidak akan tinggal diam, mereka mungkin mengadakan pemberontakan untuk menuntut keadilan.

Di negara kita banyak terjadi pemberontakan arus bawah yang diabaikan haknya, sehingga mereka mengadakan aksi menuntut keadilan. Hal ini pun dapat menggoyahkan pemerintahan seorang pemimpin. Namun seorang pemimpin yang berhasil adalah yang mampu mengendalikan dirinya terhadap segala godaan yang mengancam kedudukannya.

Renungkan: Mewaspadai diri dari segala godaan yang menghancurkan, adalah sikap pemimpin sejati.

(0.21856812698413) (Yes 7:10) (sh: Menolak tanda (Selasa, 14 Oktober 2003))
Menolak tanda

Menolak tanda. Apakah yang dipikirkan Ahas ketika ia memutuskan untuk meminta tolong kepada Asyur? Ketika itu Ahas dalam keadaan panik dan takut, sebab Aram dan Israel akan menyerang Yehuda. Karena ketakutannya itulah maka Ahas melakukan tindakan yang "rasional". Sebagai seorang kepala negara, ia harus memikirkan keselamatan bangsanya dan dirinya sendiri. Ia tidak bisa menunggu lagi karena Aram dan Israel akan segera menghancurkan Yerusalam dan Yehuda. Ia harus bertindak cepat, berpikir logis dan minta bantuan kepada Asyur. Harus, harus, harus! Kelihatannya Ahas sudah terjebak dengan situasi. Pada waktu itu, memang tidak gampang -- Ahas diminta Allah untuk beriman. Dalam situasi krisis, bukankah beriman merupakan pilihan paling akhir yang akan diambil oleh seorang yang berpikir logis?

Ahas diminta untuk memohon sebuah tanda. Sayang sekali, Ahas sudah menutup hatinya. Ia tidak akan mengubah keputusannya untuk meminta tolong kepada Asyur. Karena itu, Tuhan memberikan tanda meskipun Ahas tidak memintanya. Pemberian tanda ini merupakan sebuah demonstrasi yang dilakukan Allah untuk menentang Ahas. Allah ingin menunjukkan bahwa janji-Nya pasti terlaksana namun Ahas tetap buta. Tanda yang diberikan adalah akan lahirnya seorang anak sebagai simbol Imanuel, simbol bahwa "Allah beserta dengan kita [umat-Nya]." Namun, Ahas tetap keras hati. Maka, Allah menunjukkan bahwa Asyur akan memusnahkan Yehuda.

Mulai ayat 18, dikatakan bahwa Asyur akan menyerang Yehuda. Asyur akan "mencukur" Yehuda, mempermalukan mereka karena jenggot mereka, bahkan rambut kemaluan mereka, akan dicukur. Meskipun akan ada sisa-sisa yang akan kembali, tanah Yehuda akan ditinggalkan manusia -- hanya binatang dan rumput yang hidup.

Renungkan: Anda boleh merasa takut. Namun, ingat bahwa mendengarkan dan menaati Allah adalah tindakan paling logis yang dapat ditempuh!

(0.21856812698413) (Yes 19:1) (sh: Tuhan, Allah bagi semua manusia (Rabu, 17 Oktober 2012))
Tuhan, Allah bagi semua manusia

Judul: Tuhan, Allah bagi semua manusia
Pada abad ke-5 SM, sejarawan Yunani yang bernama Herodotus berkata bahwa Mesir merupakan "berkat dari sungai Nil". Artinya tanpa sungai Nil, tidak akan ada negeri Mesir karena daerah ini menjadi daerah yang tidak dapat dihuni manusia. Juga bukan tempat yang baik untuk bercocok tanam serta menggembalakan ternak.

Orang Mesir percaya bahwa sungai Nil merupakan ciptaan dan pemberian para dewa yang mengasihi mereka. Jika dikaitkan dengan pernyataan Herodotus tadi, maka negeri Mesir merupakan berkat dari para dewa kepada penduduknya melalui pemberian dan pemeliharaan sungai Nil. Namun, dalam perikop ini dikatakan bahwa Tuhan datang ke Mesir (1) dan menyebabkan sungai Nil menjadi kering (5-7). Tentu saja kehidupan orang Mesir akan menjadi terganggu dan terancam (8-10). Kisah ini menggambarkan kekuasaan Tuhan yang mengalahkan kekuasaan ilah-ilah Mesir (berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-Nya). Dikuasainya sungai Nil menggambarkan bahwa seluruh dewa Mesir telah dikalahkan. Ini juga memperlihatkan bahwa dewa-dewa tersebut merupakan ilah-ilah yang mati. Lagi pula sungai Nil bukanlah pemberian para dewa, melainkan ciptaan Tuhan semesta alam. Oleh karena itu Tuhan adalah Allah yang harus disembah oleh seluruh umat manusia di bumi.

Setelah Tuhan menyatakan diri kepada orang Mesir, maka "pada waktu itu akan ada mezbah bagi Tuhan di tengah-tengah tanah Mesir" (19). Juga akan ada pertobatan! Tuhan mengirimkan juruselamat yang akan menyelamatkan mereka. Cerita perikop ini sama seperti cerita Yunus. Seperti dulu kota Niniwe bertobat, demikian juga negeri Mesir, negeri penyembah berhala tersebut, jadi "mengenal Tuhan" dan menyembah kepada-Nya. Terdapat sebuah jalan damai yang menghubungkan antara Asyur, Israel, dan Mesir. Semuanya menyembah kepada TUHAN.

Inilah tanda-Nya bahwa Allah mengasihi seisi dunia, yaitu dengan mengirimkan Juruselamat bagi manusia supaya bertobat dan datang kepada-Nya. Tak perlu seorang pun ragu karena Tuhan adalah Allah bagi semua bangsa.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/10/17/

(0.21856812698413) (Yes 36:22) (sh: Prinsip menghadapi masalah (Sabtu, 25 September 2004))
Prinsip menghadapi masalah

Prinsip menghadapi masalah. Cara Allah menolong anak-anak-Nya keluar dari berbagai masalah pasti unik dan berbeda-beda. Meski berbeda, dari berbagai kesaksian itu kita dapat menarik prinsip-prinsip penting. Demikian juga dari kesaksian Hizkia ini.

Pertama, gumuli masalah itu secara wajar di hadapan Allah (ayat 1). Perasaan takut, tertekan, marah, adalah wajar pada orang-orang yang mengalami masalah berat. Hanya, jangan biarkan emosi-emosi tersebut menguras tenaga Anda atau menyita iman Anda. Bersikaplah seperti Hizkia. Ungkapkan secara jujur keadaan Anda kepada Tuhan. Kedua, kita semua memerlukan orang lain. Kita memerlukan bahu yang menyambut kita bersandar, tangan terulur menolong, nasihat bijak sesuai kebenaran firman Allah. Tubuh yang dingin karena kecut hati memerlukan tubuh sesama untuk mendukung dan mendekap menghangatkan kita kembali. Hizkia memiliki beberapa orang kepercayaan termasuk Yesaya, hamba Allah yang mampu mengingatkannya tentang kebenaran Tuhan. Kita pun perlu memiliki teman-teman rohani seperti itu. Ketiga, kata-kata Hizkia kepada Yesaya dan doa Hizkia kepada Allah pada dasarnya sama. Fokusnya bukan pada keselamatan dirinya atau Israel tetapi pada kemuliaan Allah (ayat 20).

Reaksi Hizkia ini menyatakan perbedaan tajam antara sikap orang yang beriman kepada Allah sejati dari Sanherib, yaitu orang yang percaya kepada ilah yang sia-sia. Sebelum pertolongan nyata Tuhan menelanjangi kebodohan dan kesalahan iman orang fasik, respons orang beriman terhadap kefasikan sudah membongkar kesalahan tersebut. Cara kita memperlakukan kejahatan, fokus isi doa dan objek kepada siapa kita berdoa, mempermalukan kesesatan, kejahatan dan kedegilan orang fasik. Karena itu bertumbuhlah dalam pengenalan akan Tuhan, supaya tiap doa dan tindakan kita merespons kejahatan justru menjadi sarana untuk kebenaran iman dinyatakan.

Renungkan: Penderitaan dalam iman bagaikan proses melahirkan. Itulah krisis yang dalam pertolongan tangan Tuhan akan melahirkan keajaiban hidup.

(0.21856812698413) (Yes 42:10) (sh: Sukacita atas karya sang Hamba (Senin, 4 November 2013))
Sukacita atas karya sang Hamba

Judul: Sukacita atas karya sang Hamba
Nas hari ini memaparkan panggilan kepada bumi untuk merespons dengan sukacita (10, 12) karya sang hamba yang akan mencakupi seluruh bumi. Jika sang penakluk menimbulkan teror (41:25), maka sang hamba mendatangkan sukacita.

Bagian ini dengan bagian sebelumnya dihubungkan dengan kata-kata dan konsep yang sama. Sang hamba akan menegakkan hukum di bumi (4), dan ujung bumi dipanggil untuk memuji Tuhan (10). Segala pulau mengharapkan pengajaran sang hamba (4), dan pulau-pulau dan segala penduduknya dipanggil untuk memujinya (10; bnd 12). Allah yang menciptakan segala makhluk hidup di bumi (5), dan seluruh isi dari laut maupun pulau-pulau dipanggil untuk memuji Dia (10). Panggilan untuk menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan (10) berkaitan dengan hal-hal yang baru yang hendak Tuhan nyatakan (9).

Keluasan dari panggilan pujian ini dapat kita lihat dari penggunaan istilah-istilah berikut. Seluruh isi dari kedalaman laut maupun dari atas puncak gunung-gunung; mereka yang tinggal di pulau-pulau maupun di padang gurun; mereka yang mendiami kota maupun desa; mereka yang tinggal di ujung bumi maupun yang dekat di Kedar, semuanya dipanggil untuk memuji Tuhan (10-11).

Landasan untuk pujian tersebut nyata pada ayat 13-17. Tuhan akan menyertai, memimpin, dan beranugerah kepada mereka yang datang kepada-Nya. Namun Ia akan menghancurkan mereka yang memilih berhala. Ada pekikan peperangan (13), yang menimbulkan erangan seperti perempuan yang melahirkan (14), dan murka yang menghancurkan (15), tetapi ada kelembutan yang memimpin mereka yang lemah (16). Ada yang mengalami kebaikan dari Tuhan (16b), dan ada yang jatuh dalam murka Allah (17).

Sang Hamba, yaitu Yesus Kristus telah datang dan menyelamatkan kita yang percaya kepada-Nya. Kita dipanggil untuk bersukacita. Marilah kita mengajak orang-orang yang di sekitar kita maupun yang jauh untuk bersama-sama ikut dalam sukacita ini.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

(0.21856812698413) (Yes 48:12) (sh: Ketika Allah yang menamai umat-Nya (Senin, 8 Agustus 2005))
Ketika Allah yang menamai umat-Nya

Ketika Allah yang menamai umat-Nya Pengakuan Israel tentang jati diri mereka sebagai Israel, keturunan Yehuda, dan milik Allah adalah kosong sebab tidak ditunjang oleh ketaatan dan integritas (ayat 1). Akan tetapi, kini Allah sendiri memanggil mereka dengan nama Israel (ayat 12). Seperti halnya ketika Allah mencipta, semua yang Dia panggil menjadi kenyataan, demikian pula sebutan umat dari Allah kepada Israel tidak pernah merupakan panggilan kosong (ayat 13). Ia yang memanggil teguh, kukuh, dan tak berubah. Panggilan-Nya pun tak berubah dan pasti menjadi kenyataan.

Umat Allah harus belajar menerima rencana Allah dan taat kepada keputusan-keputusan-Nya. Seluruh umat Israel diundang untuk sehati menerima Koresy sebagai alat Tuhan yang ditetapkan-Nya untuk mengurus Babel demi menyelamatkan Israel. Israel harus belajar menerima Koresy sebagai "mesias" (ayat 16b). Tujuan akhir keputusan Allah ini adalah mendidik dan membuat mereka mengalami kebaikan dan syalom dari Allah (ayat 17-19). Kini Israel diminta untuk bertindak. Perintah untuk berlari keluar dari Babel dan janji bahwa Allah akan memimpin mereka dengan jaminan pemeliharaan-Nya, menggemakan saat nenek moyang mereka mengalami peristiwa keluaran dari Mesir (ayat 20). Ketika Allah menamai umat-Nya, peristiwa keluaran akan terus-menerus terjadi!

Penamaan kita sebagai "Kristen" lebih ajaib daripada penamaan Israel. Dengan panggilan itu, orang Kristen diberi status, jati diri, hak, dan tanggung jawab sebagai bagian dari Kristus sendiri. Peringatan Allah terhadap Israel yang nama dan pengakuannya hampa, perlu kita camkan. Hanya jika kita hidup dalam panggilan-Nya dan mengalami dampak kehadiran pembaruan Kristus, kekristenan kita akan menjadi nyata. Jika tidak, kita hanya akan mengecewakan Tuhan dan membawa kesaksian buruk di tengah masyarakat.

Ingat: Nama Kristen berarti pengikut Kristus. Perbuatan buruk yang kita lakukan hanya akan mempermalukan nama Kristus.

(0.21856812698413) (Yes 50:4) (sh: Pelayanan Hamba sejati (Minggu, 21 Februari 1999))
Pelayanan Hamba sejati

Pelayanan Hamba sejati Menjadi hamba Allah berarti bersedia memberi diri secara total untuk diperbarui senantiasa oleh Allah, dan bersedia menghadapi tantangan. Kese-diaan memberi diri total dan sedia menghadapi tantangan adalah kunci keabsahan pelayanan seorang hamba sebagai "mulut" Allah. Hamba Allah tidak berhak menyuarakan suara lain, selain suara Allah sendiri. Bila tidak, ia bukan lagi hamba Allah sejati, tetapi hamba palsu.

Hamba Sejati. Syair yang diungkapkan Yesaya ini mengingatkan kita kepada Yesus Kristus sebagai Hamba Sejati. Apakah rahasianya sehingga Dia dapat memberi semangat baru kepada yang letih lesu? Pertama, Dia memelihara hubungan dengan Bapa di sorga. Dia telah didisiplin untuk mengutamakan Allah dan mendengarkan firman Allah tiap pagi. Maka kata-kata yang diucapkan-Nya pada orang banyak bukanlah kata-kata-Nya sendiri, tetapi kata-kata dari lidah seorang murid. Kedua, Dia telah menerima semua proses pembentukan yang Allah ijinkan. Proses pembentukan itu berat, tetapi melaluinya Dia terbentuk tegar (6,7-9).

Derita Hamba sejati. Hamba Allah yang sejati taat kepada firman dan yang tabah menanggung derita itu memiliki wewenang illahi. Dia kini memanggil orang yang merindukan kebebasan dan mendambakan kehidupan yang berbahagia. Hamba Allah itu kini memperhadapkan kita dengan tawaran: hidup atau mati, terang atau gelap, berkat atau kutuk? Sudahkan Anda masuk dan menikmati karya penebusan Yesus Kristus?

Bukan sekadar percaya. Sekadar menjadi orang percaya adalah perkara mudah. Dibutuhkan kesediaan untuk dicemooh, dipukul, dilukai sebagai konsekuensi ketaatan kepada firman Tuhan. Dalam saat demikianlah hamba Tuhan belajar berteguh hati di dalam Tuhan. Rela menyerahkan diri dididik Tuhan, ditempa keteguhan imannya. Dan yakin bahwa Tuhan tak akan mempermalukan hamba-Nya.

Doa: Tuhan mampukan kami menghadapi penderitaan demi nama-Mu, karena Engkau telah terlebih dahulu menderita untuk kami.

(0.21856812698413) (Yeh 36:1) (sh: Tanah dan ranah (Selasa, 13 November 2001))
Tanah dan ranah

Tanah dan ranah. Tanah adalah berkah. Berkah adalah ranah (unsur atau elemen yang dibatasi) -- tiada berkah tanpa perbatasan. Ketika berkah tak lagi dianggap sebagai anugerah, kala tanah tak lagi dipertahankan cerah, di sanalah ranah dilanggar dan sang kafilah harus menanggung amarah.

Bagi bangsa Israel, tanah adalah sesuatu yang amat kudus -- jauh dari urusan broker seperti sekarang (lihat Im. 25). Tanah mengandung unsur rohani yang begitu dalam -- tanah Palestina adalah tanah Allah sendiri. Karena itulah tanah ini kudus: bukan karena pada dirinya sendiri tanah itu kudus, tapi karena Allah yang kudus memberikannya kepada Israel dan hadir di sana.

Mereka yang berada di Babel menangis. Tanah mereka dilalap habis oleh musuh yang bengis. Salah mereka sendiri. Mereka kemudian rindu rumah. Allah memberikan sepercik kebahagiaan lewat kata. Ia berjanji akan melawan musuh-musuh Israel. Edom akan dihancurkan dan tanah terjarah dapat kembali dihuni. Bangsa Israel akan mendapatkan kembali harta mereka yang sangat berharga. Keadaan akan kembali seperti dulu ketika Daud berkuasa, bahkan lebih daripada itu! Penderitaan bukan selama-lamanya. Harapanlah yang tinggal tetap.

Ayat 16-21 menunjukkan suatu keadaan yang sangat menyedihkan. Waktu kekudusan tanah dilanggar, kekudusan Allah dilanggar pula. Kenajisan Israel digambarkan seperti wanita sehabis menstruasi, menyebabkan Allah murka dan menarik berkah-Nya. Tanah itu tiada lagi dapat didiami. Bangsa Israel tersebar ke mana-mana. Hukuman Allah tersebut membawa akibat kedua: kini bangsa-bangsa lain mencemoohkan nama Allah sendiri. Musuh- musuh Israel berkata, "Di mana Yahweh? Bukankah Allah mereka tidak berkuasa?" Nama Allah pun dipermalukan.

Renungkan: Allah yang kudus telah memberikan banyak hal yang baik bagi kita. Kita perlu ingat bahwa setiap berkat memiliki batasnya: jangan menajiskan berkat itu! Berdoalah pada Tuhan agar Anda dapat menghargai anugerah-Nya, sehingga Anda terluput dari hukuman dan tidak mempermalukan Sang Pemberi Rahmat!

(0.21856812698413) (Hab 2:1) (sh: Bumi yang sunyi (Kamis, 19 Desember 2002))
Bumi yang sunyi

Bumi yang sunyi.
Menanti. Mungkin itulah yang menjadi pekerjaan manusia seumur hidupnya. Habakuk berdiam diri. Surga sunyi, bumi pun sunyi. Ia hanya bisa melihat, memperhatikan, menanti datangnya pencerahan. Tuhan pun angkat bicara. Suatu kepastian tiba: orang benar akan hidup oleh iman. Kebenaran itu bukan sekadar satu pemahaman, namun tindakan, kebergantungan penuh kepada Allah. Orang-orang tertindas memang lemah, mereka tidak berdaya. Namun, kala mereka beriman kepada Allah, maka kehidupan yang benar semacam itu akan menyelamatkan mereka – Allah siap sedia menjaga.Kesunyian dibalas oleh Allah dengan nyanyian-nyanyian, lima kutukan bagi Babel. Pertama, celaka bagi mereka yang meraup harta orang secara tak jujur (ayat 6-8). Para penjarah ini tak kenal belas kasih, kadang menyita harta milik seorang yang berhutang secara prematur begitu saja tanpa peri kemanusiaan lagi. Peringatan telah datang kepada mereka bahwa sisa-sisa korban yang tak berdaya akan bangkit dan menjadi pemenang. Kejahatan akan dibalaskan.

Kedua, celaka bagi mereka yang melakukan eksploitasi untuk kepentingan dirinya atau kepentingan dinastinya (ayat 9-11). Orang-orang semacam ini membahayakan hidup orang lain. Ketidakadilan menempel pada diri mereka, bahkan batu-batu rumah pun meminta kebenaran! Ketiga, ada pula orang-orang yang menyebarkan kekerasan (ayat 12-14). Kecelakaan juga akan menimpa mereka. Sebaliknya, pengetahuan akan kemuliaan Allah terpatri akan memenuhi bumi. Pengetahuan ini bukan teoretis sifatnya, namun aktual secara penuh dalam segala keadaan nyata. Kehidupan sepenuhnya akan memancarkan sifat-sifat kemuliaan Allah yang kudus dan adil. Kedamaian akan bertakhta. Keempat, kutuk akan datang kepada mereka yang meninggikan diri dengan mempermalukan orang lain (ayat 15-17). Terakhir, para penyembah berhala akan mendapatkan celaka. Mereka bicara kepada berhala-berhala yang bisu. Sebaliknya, seluruh bumi seharusnya diam. Allah telah berbicara!

Renungkan:
Allah ada di surga, dan kita di bumi. Dalam keheningan dan kesunyian batinlah suara Ilahi datang menyapa kita.

(0.21856812698413) (Mrk 11:12) (sh: Kuantitas tanpa kualitas? (Senin, 31 Maret 2003))
Kuantitas tanpa kualitas?

Kuantitas tanpa kualitas? Sama seperti manusia kebanyakan, Yesus pun dapat merasakan lapar. Keberadaan pohon ara yang lebat daunnya membangkitkan selera Yesus untuk menikmati buahnya. Tetapi harapan-Nya tidak terpenuhi karena ternyata pohon itu tidak berbuah. Tentu saja Yesus tidak akan menemukan buahnya, karena saat itu belum musim buah ara. Tetapi Yesus kecewa sehingga Ia mengutuk pohon ara tersebut. Mungkinkah Yesus mengutuk pohon ara karena rasa lapar? Tindakan Yesus ini banyak menimbulkan perdebatan. Sebagian ahli berpendapat bahwa kemarahan Yesus tidak dapat diterima akal sehat.

Jangan kita terburu-buru mengeluarkan pendapat tentang peristiwa ini. Perhatikan apa yang Markus katakan. Markus melihat bahwa kutukan ajaib Yesus ini mempunyai makna simbolis. Pohon ara adalah simbol bagi umat Israel. Sebagai bangsa yang memiliki status umat Allah, Israel adalah pohon ara Allah. Allah berharap bahwa pohon tersebut menghasilkan buah-buah kebenaran sehingga makin banyak orang mengenal-Nya. Tetapi sayang, status mulia itu hanya menjadi kebanggaan hampa karena tidak diiringi kenyataan yang membuktikan keistimewaan tersebut. Secara kuantitas, umat bertumbuh pesat dalam pengetahuan dan pekerjaan keagamaan, tetapi secara kualitas, mereka mandul karena tidak menghasilkan buah-buah kebenaran. Status umat Allah tanpa diiringi dengan kenyataan, hanya akan mempermalukan nama Allah. Ini tampak jelas ketika Yesus melihat bagaimana mereka memperlakukan Bait Suci seperti pasar.

Seperti umat Israel, kita pun menyandang status umat Allah. Jangan membuat Yesus kecewa karena Dia tidak menemukan buah-buah kebenaran dalam diri kita. Membuat Yesus kecewa sama artinya dengan menyiapkan diri menerima nasib seperti pohon ara. Renungkan: Mengaku diri Kristen berarti siap mengeluarkan buah yang sepadan, dan tidak puas hanya dengan status dan simbol.

(0.21856812698413) (Kis 23:12) (sh: Kristen dan plot jahat dunia (Selasa, 4 Juli 2000))
Kristen dan plot jahat dunia

Kristen dan plot jahat dunia. Setelah penglihatan yang menguatkan dialami Paulus (11), perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat justru sebaliknya, menjadi sangat genting bagi keselamatan Paulus. Orang-orang Yahudi semakin bernafsu membunuh Paulus, bahkan sekarang di bawah perlindungan pemerintah Romawi.

Mereka rela mengutuk diri sendiri dan bersumpah tidak makan dan minum sebelum membunuh Paulus. Artinya mereka bersedia mati karena dikutuk Allah atau karena kelaparan jika tidak dapat membunuh Paulus. Itu merupakan janji yang wajar bagi seorang Yahudi sejati untuk mempertahankan kekudusan Allah. Mereka pun menghalalkan segala cara untuk membunuh Paulus. Mereka meminta pihak Saduki untuk membujuk pihak Romawi mempertemukan Paulus dengan mereka lagi (15). Namun itu hanyalah siasat licik, agar mereka memperoleh kesempatan lagi untuk mendekati Paulus dan membunuhnya. Rencana mereka sungguh `sempurna', matang, dan dapat dikatakan pasti berhasil. Orang Saduki lebih marah kepada Paulus daripada orang Farisi karena masalah kebangkitan orang mati.

Situasi ini sangat kritis bukan sekadar bagi jiwa Paulus, namun terlebih lagi bagi perkembangan dan penyebaran berita Injil. Apakah Allah sanggup memenuhi janji-Nya untuk membawa Injil-Nya kepada seluruh bangsa, khususnya Roma melalui Paulus? Ternyata Allah tidak hanya sanggup menggagalkan rencana yang matang dan canggih dari komplotan orang-orang Yahudi, namun juga mempermalukan mereka. Betapa tidak, skenario pembunuhan yang terencana rapi dan begitu tertutup bahkan kepala pasukan pun tidak dapat menciumnya dan yang melibatkan orang-orang dari elit politik dan agama, gagal justru karena seorang anak muda yang memberikan kontribusi sangat luar biasa bagi perkembangan Injil. Penyingkapan plot maut yang spektakuler ini merupakan kesaksian providensia Allah yang menjamin karya keselamatan-Nya dapat terealisasi. Meski demikian, keterlibatan manusia pun penting.

Renungkan: Perkembangan dan penyebaran Injil di Indonesia pun tidak bisa dihentikan hanya dengan membakar gereja atau membunuh Kristen. Namun Kristen tetap perlu menyatukan keberanian dengan kecerdikan agar dapat terhindar dari kematian syahid yang belum waktunya.

(0.1873441047619) (1Taw 5:1) (sh: Dilupakan namun istimewa (Sabtu, 26 Januari 2002))
Dilupakan namun istimewa

Dilupakan namun istimewa. Penulis Tawarikh juga peduli terhadap suku-suku di sebelah timur sungai Yordan. Mereka mudah dilupakan karena: [1] Terpisah secara geografis (Yos. 1:12-15), [2] Telah ditaklukkan oleh Hazael dari Siria tahun 837/6 sM (ayat 2Raj. 10:32-33) sehingga peranannya dalam kehidupan nasional berkurang, dan [3] Dibuang 12 tahun lebih awal (ayat 734 sM) daripada suku-suku utara (ayat 6, 26).

Ada 4 bagian dalam daftar ini. Pertama, suku Ruben (ayat 1-10). Karena dosanya, Ruben kehilangan berkat ganda untuk Yusuf (ayat 1b-2, Ul. 33:13-17) dan kepemimpinannya dialihkan ke Yehuda. Meskipun demikian, dua kali disebutkan bahwa ia adalah anak sulung (ayat 1) yang harus tetap dihormati. Catatan tentang Tiglath Pileser (Pilneser) III (ayat 745-727 sM) mempermalukan suku Ruben. Namun, ini diimbangi dengan penyebutan daerah-daerah milik mereka dan kemenangan mereka (ayat 8b-10, lih. Mzm. 83:7). Kedua, suku Gad (ayat 11-17). Seperti Ruben, Gad hanya sedikit berperanan dalam sejarah nasional Israel. Karena itu, wilayah-wilayah Gad yang sah disebutkan (ayat 11-12,16). Catatan ini mengacu ke catatan militer kerajaan (ayat 17), menunjukkan bahwa mereka berperanan militer pada waktu pemerintahan Yotam dan Yerobeam (ayat 750 sM).

Ketiga, kemenangan-kemenangan suku-suku seberang sungai Yordan (ayat 18-22). Kekuatan yang dahsyat melawan mereka (ayat 19). Mereka berseru dan percaya kepada Allah dan Ia memberikan kemenangan besar (ayat 20-22). Seperti Yehuda, mereka juga dapat sukses dalam peperangan. Mereka pun umat Allah. Keempat, setengah suku Manasye (ayat 23-26). Banyaknya keturunan Manasye (ayat 23) menunjukkan bahwa mereka diberkati Allah. Sebagai kontras dengan ayat 18-22, Ayat 24-26 mencatat kekalahan suku Manasye karena ketidaksetiaan mereka dalam perjanjian dengan Allah (ayat 25, lih. 2Raja 17:6-23). Mereka jatuh ke tangan orang asing (ayat 26). Namun, mereka tidak dihancurkan sepenuhnya, dan penulis Tawarikh ingin mereka kembali berharap untuk pemulihan. Dalam 4:24-5:26, suku-suku yang mudah dilupakan kembali dibela keberadaannya. Tanpa mereka, pemulihan tidaklah lengkap.

Renungkan: Anda adalah bagian yang amat penting dalam gereja Tuhan. Terimalah pemulihan dari Allah dan layanilah Dia bersama-sama dengan umat-Nya dalam kesetiaan dan rasa syukur!

(0.1873441047619) (Mzm 105:16) (sh: Pujian dan ketaatan (ayat 2) (Senin, 22 April 2002))
Pujian dan ketaatan (ayat 2)

Pujian dan ketaatan (ayat 2). Kebesaran hikmat, kuasa, dan kasih Allah jauh melampaui baik pertimbangan manusia memahaminya maupun kelayakan manusia menerimanya. Kisah bagaimana Yusuf menjadi besar, menjadi penyelamat keluarganya dan bahkan dunia waktu itu, adalah bukti tentang kebesaran Allah tersebut (ayat 16-22). Kisah Yusuf ini lebih tepat disarikan sebagai kisah Allah membentuk dan menyiapkannya menjadi orang yang berperanan besar dalam sejarah umat dan dunia waktu itu melalui berbagai penderitaan dan ujian yang harus Yusuf lalui.

Untuk Israel pada umumnya, kisah terbesar dan terpenting bagi mereka sebagai umat adalah kisah Keluaran (ayat 26-38). Seperti halnya kisah Yusuf, kisah Keluaran pun bisa dilihat dari sisi manusia atau dari sisi Allah. Dari sisi manusia, hanya sedikit unsur heroik dapat kita jumpai baik dari tokoh para pemimpinnya maupun dari perilaku seluruh umat. Di balik latar depan kelemahan manusia itu, tampak jelas kasih, kesetiaan, hikmat, dan kuasa Allah yang mematahkan kekuatan perbudakan Mesir atas Israel, mempermalukan kepercayaan kafir Mesir kepada dewa-dewi mereka, memimpin, memelihara, dan mengajar Israel secara melimpah mulai dari keluar dari Mesir sampai mereka memasuki tanah perjanjian (ayat 26-42).

Yang indah dari kisah Keluaran bukan saja bahwa Allah mengalahkan rintangan-rintangan yang harus Israel alami, juga bukan saja Allah memelihara mereka dengan makanan dan minuman. Yang indah dan paling penting dari semua kejadian dalam kisah Keluaran itu adalah bahwa Allah sendiri hadir menyertai umat-Nya (ayat 39). Walau hal tersebut hanya disebut dalam satu ayat, maksud pemazmur jelas adalah menunjukkan seluruh penyertaan Allah sejak dari awal mereka keluar dari Mesir sampai mereka masuk ke Kanaan. Kehadiran Allah adalah konsep yang sangat penting dalam kehidupan umat Allah. Melalui kehadiran-Nya, agama atau iman tidak merupakan sesuatu yang abstrak, tetapi konkret. Kehadiran-Nya tidak saja menjamin pemeliharaan atas kebutuhan, tetapi lebih dari itu menunjukkan bahwa Allah perjanjian sungguh adalah Allah dalam relasi dengan umat-Nya.

Renungkan: Tidak cukup hanya menghitung berkat Allah dalam hidup ini. Penting untuk hidup ibadah kita, mengenali dan merindukan kehadiran Allah secara nyata.

(0.1873441047619) (Ams 25:8) (sh: Lidah: bagian kecil tapi besar perannya (Rabu, 1 November 2000))
Lidah: bagian kecil tapi besar perannya

Lidah: bagian kecil tapi besar perannya. Berkata, bernyanyi, berteriak, bersorak, berkomentar, bertanya, memuji, mengutuk, mengeluh, memfitnah, menyindir, menghina, dll., semuanya menggunakan lidah. Kita menyadari bahwa tidak mudah mengendalikan lidah walaupun merupakan bagian kecil dalam tubuh kita. Dengan lidah yang sama kita bisa melakukan hal yang positif dan negatif bersamaan, pada orang yang sama pula.

Beberapa hal dikemukakan penulis Amsal dalam perikop ini. 1). Ketika kita bermasalah dengan orang lain (8-10), ada beberapa nasihat: tidak terburu-buru menghadapkan orang sebagai `terdakwa' karena belum sampai kesalahannya diakui, justru kita yang dipermalukan; dan bila kita harus membela perkara kita jangan sampai kita menceritakan kejelekan orang lain, sehingga justru umpatan berlaku bagi kita seumur hidup. 2). Ketika kita mengatakan sesuatu tepat waktu akan menjadi suatu perkataan yang sangat indah (11, 12, 15, 25). Teguran pun yang biasanya dihindari orang akan indah di telinga orang yang ditegur bila dikatakan dengan bijaksana. Perkataan yang lembut juga dapat memenangkan hati yang keras. Dan kabar baik dari kerabat yang lama tidak memberi kabar melegakan pengharapan seseorang. 3). Ketika kita salah mempergunakan lidah, misalnya: berkata dusta atau membual demi gengsi (14, 18); menyanyi bagi orang yang sedih akan menambah kepiluan hatinya (20); suka menimbulkan pertengkaran membuat kita dijauhi relasi (24); mengobral kata pujian (27). Penulis juga menghubungkan antara lidah, mata, hati, dan keberadaan diri seutuhnya. Apa artinya? Apa yang kita nyatakan melalui lidah hendaklah berdasarkan kecermatan mata, kemurnian hati, dan totalitas diri. Mengendalikan diri berarti mengendalikan lidah, mata, dan hati. Inilah proses pengendalian diri yang sesungguhnya..

Bagaimana kita dapat belajar mengendalikan diri kita? Pelajari dengan cermat apa yang kita lihat sebagai dasar respons lidah kita, sehingga kita tidak terlalu gegabah meresponi sesuatu. Kemudian nyatakan dengan lidah yang dikendalikan oleh hati yang murni dan bijaksana, sehingga tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat kata.

Renungkan: Dengan lidah kita dapat mempermalukan diri sendiri, tetapi juga dapat membangun citra diri dan masa depan orang lain, semuanya bergantung pada kita sebagai pengendali.

(0.1873441047619) (Ams 30:1) (sh: Mengenal yang Maha Kudus (Selasa, 7 November 2000))
Mengenal yang Maha Kudus

Mengenal yang Maha Kudus. Betapa gamblangnya Agur menjelaskan dengan ekspresi bahasa (1-3) bahwa seorang hanya akan memiliki pengenalan yang benar akan Allah yang Maha Kudus melalui penyataan-Nya: umum dan khusus. Setiap orang dapat menyaksikan penyataan umum saat menyaksikan karya ciptaan Allah yang agung dan dahsyat (4). Tak seorang manusia atau dewa mana pun yang mampu menciptakan dunia sedemikian dahsyat ini. Penyataan umum dapat menghantar manusia mengenal Sang Pencipta yang agung dan besar. Lebih dari itu ada penyataan khusus yakni melalui firman dan Anak-Nya, supaya manusia tidak berhenti pada pengagungan karya ciptaan-Nya, melainkan masuk dalam karya keselamatan-Nya.

Allah tidak mau manusia berhenti pada pengakuan bahwa dunia ini diciptakan-Nya, melainkan ada satu tujuan yang lebih mulia, yakni manusia mengerti bagaimana Allah menganugerahkan keselamatan kepada manusia berdosa. Melalui firman-Nya yang kudus yang tidak boleh ditambah atau dikurangi karena sifatnya yang murni (5-6), manusia mengerti betapa besar dan dalamnya kasih Allah, sehingga mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal mati menanggung dosa manusia. Barangsiapa percaya kepada Anak-Nya beroleh keselamatan kekal, karena ia sudah pindah dari dalam maut kepada hidup.

Seorang yang mengenal dan telah menerima karya keselamatan-Nya akan hidup dalam anugerah dan pemeliharaan-Nya. Inilah yang diminta oleh Agur. Ia mengenal bahwa manusia sulit berkata "cukup" karena selalu ada ketidakpuasan dalam dirinya. Bila ia merasa segala kebutuhan tercukupi ia tidak lagi memandang kepada Tuhan yang memberikan; bila ia hidup dalam kemiskinan dan kekurangan, ia bisa mencuri dan mempermalukan Tuhan. Jika demikian kapan kehadiran Tuhan dalam hidupnya, ketika kaya dan ketika miskin pun tidak?! Berbeda halnya dengan seorang yang menyadari bahwa hidupnya adalah anugerah dan segala yang dimilikinya pun semata berdasarkan anugerah dan pemeliharaan-Nya, sehingga ia senantiasa mensyukuri Sang Pemelihara hidupnya.

Renungkan: Mengenal dan menikmati hidup di dalam Allah Sang Pemelihara akan membuat kita mensyukuri kesetiaan-Nya dan jauh dari sikap mengeluh dan menyalahkan Dia.

(0.1873441047619) (Yeh 16:35) (sh: Dimurnikan melalui rasa malu terhadap dosa (Rabu, 29 Agustus 2001))
Dimurnikan melalui rasa malu terhadap dosa

Dimurnikan melalui rasa malu terhadap dosa. Seruan Yehezkiel pada bagian ini mempermalukan bangsa Israel di hadapan umum (ayat 35-43) dengan suatu perbandingan yang sangat memalukan (ayat 44-52). Mereka dibandingkan dengan Samaria dan Sodom yang dipandang rendah, namun ternyata lebih baik dari mereka. Bangsa Israel jauh lebih jahat dari mereka (ayat 47) dan kesalahan-kesalahan Sodom dan Samaria nampak benar jika dibandingkan dengan kejahatan Israel (ayat 52). Israel di sini digambarkan sebagai seorang ratu yang terhukum dan menjadi bahan olokan di antara bangsa-bangsa (ayat 44). Ia tidak lebih baik dari yang lain, bahkan secara keturunan mereka berasal dari keluarga yang hina (ayat 44,45). Ia adalah seorang ratu yang dipermalukan karena tidak mengingat dari mana ia berasal (ayat 43).

Hukuman Tuhan atas Israel adalah sesuai dengan kejahatan mereka. Sebagaimana Israel mempertontonkan dirinya kepada para kekasihnya, demikianlah Tuhan akan memakai para kekasihnya untuk menghancurkan mereka. Hukuman Tuhan atas bangsa Israel bertujuan menghentikan persundalan mereka (ayat 35-41). Api cemburu dan amarah Tuhan yang suci baru akan reda jika murka-Nya sudah tertimpa atas Israel (ayat 42). Akar penyebab dari dosa Israel terletak pada kegagalannya untuk mengingat keadaan masa mudanya (ayat 43).

Melalui bagian ini kita dapat mempelajari: [1] Israel menjadi rusak dan menerima penghukuman-Nya karena tidak menyadari dari mana ia berasal. Ketidaksadaran diri ini menjadikannya sombong karena merasa lebih baik dari yang lain dan tidak menyadari kesalahannya; [2] Tuhan yang suci tidak membiarkan umat-Nya berada dalam kondisi seperti ini, Ia menghancurkan kesombongan mereka dan memaparkan keadaan mereka yang sungguh memalukan; [3] Hukuman-Nya bertujuan memurnikan, sesuai dengan kejahatan yang mereka lakukan.

Renungkan: Hadirnya rasa malu karena kesadaran akan dosa merupakan bagian penting dalam proses pengikisan kebebalan rasa tinggi hati. Hal ini merupakan indikasi adanya kepekaan terhadap dosa. Tuhan dapat memakai rasa malu ini sebagai alat penghukuman yang akan merobohkan kesombongan kita sehingga melaluinya kita dimurnikan. Masih adakah kepekaan terhadap dosa yang memperhadapkan diri Anda dengan rasa malu?

(0.1873441047619) (Nah 3:1) (sh: Setinggi-tingginya langit ... toh akan jatuh juga! (Selasa, 17 Desember 2002))
Setinggi-tingginya langit ... toh akan jatuh juga!

Setinggi-tingginya langit ... toh akan jatuh juga!
Plesetan yang asal-asalan dari seorang teman ini ternyata mengena dengan apa yang dialami Asyur. Kekaisaran Asyur, negara adidaya dengan kekuatan militer yang sangat ditakuti waktu itu, jatuh semudah buah matang yang digoncang pelan (ayat 12). Nahum membandingkan Tebe, ibukota Mesir yang secara strategis punya pertahanan alami yang lebih kuat dari Niniwe dan dikelilingi daerah sekutu. Toh Tebe hancur juga di tangan Asyur, apalagi Niniwe. Nahum menyindir lemahnya para prajurit dan penduduk Niniwe (ayat 13a, 16-18) dan sia-sianya segala upaya mereka mempertahankan kotanya (ayat 14-15). Niniwe jatuh, seperti jargon politik yang sering kita dengar, yaitu karena "pembusukan" pemerintahan kerajaan Asyur (ayat 16-18). Namun, tidak hanya itu. Ada sebab lain yang lebih mendasar: dosa Asyur dahsyat dan mengerikan! Asyur adalah bangsa yang terkenal kejam dan penuh tipu daya. Raja Asyur, Asyurbanipal (+ 668-627 SM), misalnya, dengan bangga menyatakan: "Dengan mayat para prajurit dan penduduk Elam aku membendung sungai Ulai. Selama tiga hari aku membuat sungai itu ... mengalirkan mayat mereka dan bukan air!" Kota-kota dijebak untuk mengikat perjanjian damai dengan Asyur, tetapi kemudian para penduduknya dijual sebagai budak. Penyembahan berhala juga marak di kota Niniwe (ayat 4a). Karena itu Allah bangkit melawan Asyur, mempermalukan dan menghancurkannya (ayat 5-7). Tidak heran banyak orang yang bersukacita karena kehancurannya (ayat 19) dan tiada yang meratapinya (ayat 7). Nahum telah menubuatkan ini jauh-jauh hari (+ 50 tahun sebelum jatuhnya Niniwe +612 SM), pada saat jatuhnya Niniwe masih jauh dari bayangan banyak orang. Tetapi, berita Nahum terbukti benar. Allah akan terus bertindak di dalam sejarah, karena Ia adalah Tuhan semesta alam (ayat 13a). Karena itu, tiap orang yang percaya kepada Allah, tidak perlu takut kepada Asyur-asyur manapun, termasuk Asyur zaman ini.

Renungkan:
Itu telah terjadi, dan akan terjadi lagi. Kesombongan kekuatan dunia dari zaman manapun yang menganiaya umat Tuhan, akan hancur dan remuk di hadapan Allah.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA