(0.15075347058824) | (Kel 20:8) |
(ende) Sabbat ialah hari ketudjuh, hari istirahat selesai pekerdjaan. Dalam bentuk ini perajaan Sabbat tidak diketemukan pada bangsa-bangsa lainnja. Sabbat adalah hari kudus, tersutjikan kepada Tuhan. Alasan disini: Tuhan sendiri, sesudah mentjiptakan dunia, beristirahat (Kej 2:2 tjatatan). Demikian pula: Kel 31:17. Djadi maksudnja: manusia harus menepati tata-susunan jang diletakkan oleh Tuhan sendiri dalam alam tertjipta. Disamping itu alasan sosial ditekankan djuga. manusia memang membutuhkan istirahat: Kel 23:12; Amo 8:4-6; Ula 5:14-15. Dalam teks terachir itu Sabbat adalah perajaan peringatan Pembebasan dari Mesir, mengenangkan Jahwe jang membebaskan dari perbudakan. Kedua alasan tersebut, mungkin dapat dihubungkan demikian: Dalam Kej 2:1 dsl. digambarkan tata-susunan dunia jang ideal, pekerdjaan silih berganti dengan istirahat. Ini hanjalah mungkin pada masa-masa kemerdekaan dan perdamaian. karena dosa tata-susunan ini katjau, dunia terkutuk, manusia djatuh kedalam perbudakan jang kedjam. Akan tetapi pada bangsa Israel tata-susunan semula dikembalikan oleh Tuhan berkat pembebasan umat terpilih dari perbudakan dan kerdja-paksa di Mesir. tuhan memimpin umatNja menudju tanah jang melimpah kesuburannja, disanalah mereka menikmati damai dan kebebasan. Masuknja mengindjak tanah itu disebut: memasuki istirahat Jahwe (Maz 95:11). Demikian Sabbat serta merta mengingatkan kita akan pentjiptaan dan penebus. Bila kemudian hari Israel berdosa lagi, Tuhan mengantjam akan membuat tanah mereka kersang tidak subur, dan menghentikan Sabbat (Hos 2). Dengan menepati Sabbat, orang Israel mengorbankan sebagian dari pekerdjaannja, kepada Jahwe, dan mengakuiNja sebagai Tuhan atas segala waktu, Tuhan jang menganugerahkan segala sesuatu jang baik. Pekerdjaan djanganlah mengurangkan kesadaran, bahwa hidup serta kesedjahteraan manusia itu kurnia tuhan. Maka dari itu Sabbat mendjadi hari kegembiraan dan sjukur-terimakasih (Yes 58:13-14). Dalam mesjarakat jahudi sesudah pembuangan, Sabbat sangat ditekankan sebagai tjiri jang membedakan Israel dari bangsa-bangsa lainnja. Oleh karena itu peraturan-peraturan lahir (Neh 10:32; 1Ma 2:29-38). Tentang sikap Jesus lihat: Mar 2:23-28. Hari istirahat ini djuga mendjadi lambang tanah jang didjandjikan dan achirnja melambangkan istirahat kekal-abadi, jang akan dianugerahkan sesudah djerih-pajah didunia ini. Geredja Sutji mengganti Sabbat dengan hari Minggu. hari inipun adalah hari gembira, pengakuan hak-hak Tuhan atas hidup manusia. Hari minggu mengundang peringatan akan Pengungsian dan Penebusan, dan terutama penjempurnaannja, ialah Kebangkitan Kristus dari maut. Sekaligus menjatakan pengharapan kita akan kebangkitan kita sendiri dan istirahat abadi dalam hadirat Tuhan. |
(0.15075347058824) | (Kel 5:22) |
(sh: Nama TUHAN adalah jaminan (Senin, 4 April 2005)) Nama TUHAN adalah jaminanNama TUHAN adalah jaminan
Allah memiliki rencana keselamatan bagi umat-Nya, yakni membawa mereka ke Tanah Kanaan (ayat 6:6-7). Apa dasarnya? Pertama, Perjanjian Allah dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Di sini Allah memperkenalkan diri dengan nama TUHAN, yang menyatakan Jati Diri-Nya sebagai Yang Setia pada Perjanjian-Nya (ayat 2-3). Nama TUHAN ini menjadi dasar bahwa janji-Nya akan digenapi (ayat 5,6,7). Kedua, Allah telah mendengar seruan penderitaan umat-Nya (ayat 4-5). Oleh karena janji-Nya dan nama-Nya, Ia akan menyelamatkan mereka. Sedangkan bagi Firaun, Allah akan menunjukkan kedahsyatan kuasa-Nya (ayat 5:24). Allah akan memperkenalkan diri-Nya kepada Firaun bahwa Ia adalah Allah Yang Mahakuasa, yang mengatasi segala ilah termasuk sesembahan Mesir (ayat 6:2-5). Inilah perintah Allah kepada Musa untuk kembali disampaikan kepada Firaun saat ia menghadapnya (ayat 9-10,12). Saat berada dalam bayang-bayang penderitaan kita sulit untuk tetap memercayai Tuhan. Namun, jika kita mau berdiam diri di hadapan-Nya dan merenungkan kasih setia-Nya, kita akan menemukan bahwa Tuhan adalah Allah yang setia. Sebagaimana bagi umat Israel nama TUHAN menjadi pegangan, maka bagi kita nama Yesus meneguhkan bahwa janji-Nya Ya dan Amin. Dia akan memberi kekuatan bagi kita untuk bertahan dalam penderitaan dan berharap kepada-Nya. Ingat: Nama-Nya adalah Ya dan Amin untuk setiap janji dan firman-Nya. |
(0.15075347058824) | (1Taw 6:1) |
(sh: Pusaka yang istimewa (Selasa, 29 Januari 2002)) Pusaka yang istimewaPusaka yang istimewa. Setelah berbicara tentang keturunan imam-imam besar, penulis Tawarikh menutup penjabaran silsilah kaum Lewi dengan mendaftarkan tempat-tempat kediaman yang dibagi-bagikan kepada bermacam-macam kaum Lewi (ayat 54-81). Penulis Tawarikh mendapatkan sumber daftarnya dari Yosua 21:4-39, dan membagi daftar tersebut ke dalam 3 bagian. Pertama-tama muncul daftar kediaman keturunan Harun (ayat 54-60). Setelah itu, 2 daftar yang sejajar muncul dalam ayat 1Tawarikh 6:61-65 dan 1Tawarikh 6:66-81. Keduanya berisi catatan tentang pembagian kepada bani Kehat (ayat 61,66-70), kepada bani Gerson (ayat 62,71-76), dan kepada bani Merari (ayat 63,77-81). Penulis Tawarikh paling tidak memiliki 2 alasan untuk memasukkan detail-detail ini. Pertama, kebanyakan dari tempat-tempat yang disebutkan di sini berada di luar batas provinsi komunitas pascapembuangan di Yehuda. Penyebutan tempat-tempat tersebut mengungkapkan perhatian penulis Tawarikh terhadap perluasan wilayah dari komunitas yang sedang memulihkan dirinya itu. Penulis Tawarikh mendorong kaum Lewi agar tetap memiliki harapan tentang pemilikan kembali tanah mereka yang sebelumnya telah diambil dengan paksa oleh kekuatan-kekuatan asing.
Kedua, penulis Tawarikh juga memerintahkan semua suku untuk mengingat
kewajiban mereka kepada suku Lewi. Menurut peraturan Musa,
keturunan Lewi menerima bagian-bagian tanah yang berada di dalam
batas milik suku-suku lain (lih. Im. 25:32-34; Bil. 35:1-5; Renungkan: Ada orang-orang yang dipanggil untuk menjadi hamba-hamba Tuhan seperti orang-orang Lewi. Keperluan hidup mereka bergantung dari anugerah Tuhan melalui jemaat-Nya. Perhatikanlah kesejahteraan hamba-hamba Tuhan di gereja Anda! |
(0.15075347058824) | (Yeh 20:1) |
(sh: Komitmen diri (Selasa, 4 September 2001)) Komitmen diri
Komitmen diri.
Bagian ini mengulas tentang fakta sejarah bangsa Israel yang
senantiasa berubah setia kepada Allah. Mereka berlaku tidak
senonoh dengan berhala hati mereka di hadapan Allah, sehingga
Allah jijik terhadap mereka. Dengan tidak segan-segan mereka
mempersembahkan anak-anak mereka sebagai korban api (ayat 17-26).
Mereka berlaku tidak setia kepada-Nya dengan perzinahan rohani
(ayat 27-29). Allah membiarkan mereka yang dengan sengaja telah
membutakan diri dengan berbakti kepada pohon dan batu (ayat Walaupun Allah telah berulang kali memperingatkan Israel, namun mereka tetap tidak mau mengindahkan-Nya sampai kepada generasi Yehezkiel. Karena kebebalan hati Israel maka Allah mendisiplin mereka dengan berbagai hajaran. Disiplin Allah bukan pertanda Allah meninggalkan mereka, tetapi harus dipandang sebagai bentuk komitmen Allah yang kuat untuk mengkonfirmasi bangsa ini bahwa mereka tetap umat-Nya. Justru karena Allah mengasihi umat-Nya, maka Ia mempedulikan mereka dalam bentuk pendisiplinan, supaya mereka mengerti isi hati-Nya. Perwujudan kasih yang sejati dari Allah adalah memadukan metode bimbingan dengan berbagai cara untuk mendisiplin umat-Nya. Zaman kini terdapat begitu banyak Kristen yang masih bercabang hati di dalam mengikut Dia. Dengan mulut mengaku beriman kepada Tuhan Yesus namun di dalam hatinya ada allah lain. Mereka menyediakan takhta-takhta lain dan menempatkannya lebih tinggi dari Yesus di dalam mahligai hati mereka. Dosa sinkretisme telah diterima sebagai agama baru di dalam masyarakat kita. Seharusnya sikap Kristen sejati adalah menolak kepercayaan campuran ini. Bila Allah hari ini menghajar Kristen yang tidak setia, itu adalah pertanda baik, bahwa Allah masih mempedulikan, masih ada kesempatan bagi kita untuk kembali menapaki jalan yang ditawarkan oleh satu- satunya Jalan, Kebenaran, dan Hidup, yakni Yesus Kristus. Renungkan: Kristen mungkin tidak melakukan dosa sinkretisme secara rasio, namun bila kenyataannya di hati ada subyek lain yang telah menggeser otoritas Tuhan Yesus dalam hidup Kristen, berhati- hatilah karena Allah akan melakukan pembersihan. |