(0.35228451612903) | (Kel 18:1) |
(ende) Fasal ini memuat tradisi tentang kaum-kerabat Musa serta hubungannja dengan suku Madianit, dan bermaksud djuga melukiskan terbentuknja susunan kemasjarakatan. Pertemuan dengan Jetro ditjeritakan disini, kiranja karena umat Israel telah sampai dekat gunung Sinai (aj.5)(Kel 18:5), djadi dalam wilajah kediaman Jetro (lihat Kel 3:1). Mungkin sekali djuga sebelum Perwahjuan digunung Sinai sudah terasa kebutuhan adanja organisasi (walaupun amat sederhana), dan beberapa peraturan. Menurut beberapa ahli babak ini merupakan suatu sisipan dalam kisah perdjalanan umat Israel (lihat Kel 19:1-2 jang mengulangi lagi, bahwa mereka tiba dipadang pasir dekat gunung Sinai, seperti sudah disebutkan di Kel 18:5), dan agaknja lebih sesuai ditjeritakan sesudah perwahjuan Sinai. Padahal dalam Bil 10:29-32. Diwaktu itu disebutkan adanja hubungan dengan keluarga Jetro, dan Bil 11:14-17 mentjeritakan tentang pemilihan pembantu-pembantu. Demikian pula Ula 1:9-18 pada saat meninggalkan Sinai (bandingkan Kel 18:16) jang menjebutkan peraturan-peraturan serta perintah-perintah tuhan). Djadi mungkinlah peristiwa ini dalam berbagai tradisi ditempatkan pada saat-saat jang berlainan. |
(0.31137846774194) | (1Taw 23:6) | (jerusalem) Ayat-ayat ini yang bertumpu pada Bil 8:5 dst, merupakan semacam pengantar bagi pengorganisasian para petugas ibadat. Tetapi tugas-tugas yang dipercayakan kepada orang Lewi tidak sama lagi dengan yang disebut kitab Bilangan sebagai tugas mereka. Setelah Allah memilih kediaman tetap mereka tidak lagi bertugas mengangkut barang dan peralatan kudus, Bil 3-4. Sekarang mereka bertugas di dalam bait Allah sebagai pembantu para imam dalam urusan yang disebut kitab Imamat. Keturunan Harun mempunyai wewenang istimewa dan khusus, 1Ta 22:13 dst, tetapi si Muwarikh tidak lagi membedakan imam-imam dan orang Lewi. Tata tertib yang baru itu dianggap mantap dan depinitip. Ia dikatakan berasal dari raja Daud, sama seperti tata tertib lama dikatakan berasal dari Musa. |
(0.31137846774194) | (Yeh 1:10) | (jerusalem) Makhluk-makhluk yang hidup itu berupa binatang gaib yang mengingatkan apa yang dalam bahasa Asyur disebut karibu (Ibraninya: kerub, bdk Kel 25:18+). Makhluk-makhluk gaib itu berkepala manusia, berbadan singa; kakinya seperti kaki lembu jantan dan mereka bersayap rajawali. Di Bebal dsb patung-patungnya berperan sebagai penjaga istana. Makhluk-makhluk itu dianggap sebagai pembantu dan pelayanan dewa-dewa. Tetapi dalam penglihatan Yehezkiel ini mereka dipasang pada kereta Tuhan. Dengan jalan yang mengesankan itu terungkaplah bahwa Tuhan melebihi segala dewa. Keempat binatang yang tampil dalam Wah 4:7-8, dll mencontoh keempat binatang dari Yeh 1:1 ini. Dalam tradisi Kristen selanjutnya keempat binatang itu menjadi lambang keempat penginjil. |
(0.31137846774194) | (2Kor 2:13) | (jerusalem: Titus) Titus adalah Kristen yang berasal dari keluarga bukan Yahudi dan barangkali terpengaruh oleh Paulus masuk Kristen, Tit 1:4. Dalam perjalanan Paulus yang kedua Titus menemani Paulus ke Yerusalem, Gal 2:1. Paulus telah mengutus Titus ke Korintus untuk membereskan kesulitan-kesulitan yang ada dalam jemaat itu. Titus berhasil baik, 2Ko 7:5-7. Tidak lama kemudian Paulus kembali mengutus Titus ke Korintus untuk mengorganisasi pengumpulan dana. Kemudian (th. 63-64) Titus berkarya di pulau Kreta sebagai pemimpin jemaat-jemaat yang didirikan Paulus di situ setelah dibebaskan dari tahanan di Roma. Selama Titus di Kreta Paulus menulis sepucuk surat kepadanya dengan mengajak supaya Titus menggabungkan diri dengan Paulus di kota Nikopolis di wilayah Epirus (pesisir barat Yunani), Tit 3:12. Waktu Paulus untuk kedua kalinya ditahan di Roma Titus berada di Dalmatia, 2Ti 4:10. Rupanya Titus menjadi pembantu Paulus yang sangat berjasa, seorang yang cakap dengan watak mantap dan teguh. |
(0.24910275806452) | (1Kor 1:17) |
(ende: Bukannja untuk mempermandikan orang) Sebutan itu djangan dianggap seolah-olah Paulus kurang menghargakan permandian. Kebalikannja djelas sekali dalam utjapan-utjapan lain. Hanja Paulus jakin bahwa ia berwadjib menggunakan seluruh waktu dan tenaganja untuk meluaskan Geredja dan meletakkan dasar umat-umat bagian seteguh-teguhnja, dengan pengadjarannja jang memang berkewibawaan dan berdjiwa. Pekerdjaan-pekerdjaan lain, termasuk mempermandikan orang, diserahkannja kepada para pembantu. |
(0.24910275806452) | (Yos 1:1) |
(full:
) Penulis : Yosua Tema : Menaklukkan Kanaan Tanggal Penulisan: Abad ke-14 SM Latar Belakang Kitab Yosua merupakan kelanjutan sejarah Pentateukh. Kitab Yosua mencatat peristiwa Israel menyeberangi Sungai Yordan memasuki Kanaan setelah Musa wafat, dan juga penaklukan dan menetapnya kedua belas suku Israel di Kanaan di bawah pemimpin Yosua. Tanggal alkitabiah untuk masuknya Israel ke Kanaan adalah sekitar tahun 1405 SM. Kitab ini meliput 25-30 tahun selanjutnya dalam sejarah Israel, mengisahkan bagaimana Allah memberikan kepada Israel "negeri yang dijanjikan-Nya dengan bersumpah untuk diberikan kepada nenek moyang mereka" (Yos 21:43). Sudah sepantasnya, kitab ini dinamakan menurut tokoh utama yang memainkan peranan utama selaku pemimpin yang ditetapkan Allah sepanjang kitab ini. Sejarah pribadi Yosua mempersiapkannya dengan baik untuk menjadi pemimpin penaklukan. Yosua yang hidup pada akhir masa penindasan Israel di Mesir menyaksikan kesepuluh tulah hukuman, Paskah pertama, penyeberangan ajaib Laut Merah, dan tanda-tanda (dan hukuman-hukuman) adikodrati sepanjang perjalanan Israel di padang gurun. Ia menjadi panglima perang di bawah Musa dalam perang melawan suku Amalek tidak lama sesudah meninggalkan Mesir (Kel 17:8-16), dan hanya ia sendiri yang menyertai Musa naik ke Gunung Sinai ketika Allah memberikan Kesepuluh Hukum (Kel 24:12-18). Sebagai pembantu Musa, Yosua menunjukkan suatu pengabdian dan kasih yang mendalam kepada Allah dengan sering kali berada di hadapan Allah untuk jangka waktu yang lama (Kel 33:11); dialah orang yang sangat menghargai kehadiran Allah yang kudus. Ia pasti belajar banyak dari Musa, penasihat dan pembimbingnya yang dipercayai, tentang cara-cara Allah dan kesulitan menuntun umat itu. Di Kadesy Yosua menjadi salah seorang dari dua belas mata-mata yang mengintai negeri Kanaan. Bersama Kaleb, ia dengan gigih menolak laporan ketidakpercayaan sepuluh mata-mata yang lain (Bil 14:1-45). Bertahun-tahun sebelum menggantikan Musa sebagai pemimpin Israel, Yosua sudah menunjukkan bahwa ia seorang yang beriman, bervisi, memiliki keberanian, setia, taat dengan sungguh-sungguh, tekun berdoa, dan mengabdi kepada Allah dan firman-Nya. Pada saat ia dipilih sebagai pengganti Musa, ia merupakan orang yang "penuh Roh" (Bil 27:18; bd. Ul 34:9). Tradisi Yahudi (Talmud) menyebutkan Yosua sebagai penulis kitab ini. Dua kali kitab ini menyebutkan bahwa Yosua menulis kitab ini (Yos 18:9; Yos 24:26). Bukti dari dalam kitab ini dengan kuat menunjukkan bahwa penulisnya telah menyaksikan sendiri penaklukan Kanaan (bd. "kita" dalam Yos 5:6; perhatikan bahwa Rahab masih hidup ketika penulis menuliskan kitab ini, Yos 6:25). Bagian-bagian yang ditambahkan setelah Yosua wafat -- mis. Yos 15:13-17 (bd. Hak 1:9-13); Yos 24:29-33 -- mungkin ditulis oleh salah seorang tua-tua "yang hidup lebih lama daripada Yosua" (Yos 24:31). Yosua wafat sekitar tahun 1375 SM ketika berusia 110 tahun (Yos 24:29). Tujuan Kitab Yosua ditulis sebagai catatan mengenai kesetiaan Allah dalam menggenapi janji-janji perjanjian-Nya kepada Israel mengenai tanah Kanaan (Yos 23:14; bd. Kej 12:6-7). Kemenangan-kemenangan penaklukan disebut sebagai tindakan penebusan Allah bagi Israel dan tindakan penghukuman atas kebudayaan Kanaan yang merosot (lih. Ul 9:4). Kekerasan di dalam kitab ini harus dilihat dari perspektif ini. Arkeologi menegaskan bahwa kebejatan dan kekejaman yang merajalela menjadi ciri khas dari suku-suku Kanaan yang diganti oleh Israel. Survai Kitab Yosua dimulai di mana kitab Ulangan berakhir. Israel masih berkemah di dataran Moab (Ul 34:1), di sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan. Kitab ini terbagi atas tiga bagian.
Ciri-ciri Khas Tujuh ciri utama menandai Kitab Yosua.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru Nama Yosua (Ibr. _Yehoshua_ atau _Yeshua_) adalah nama Ibrani yang sepadan dengan "Yesus" dalam PB (lihat cat. --> "Yos 1:1"). [atau ref. Yos 1:1] Di dalam peranan menuntun Israel memasuki tanah perjanjian, Yosua menjadi lambang PL dari Yesus yang berperanan untuk "membawa banyak orang kepada kemuliaan" (Ibr 2:10; Ibr 4:1-13 bd.2Kor 2:14). Juga, sebagaimana Yosua yang pertama menggunakan pedang hukuman Allah yang dahsyat dalam penaklukan, demikian pula Yosua kedua akan menggunakannya dalam penaklukan atas bangsa-bangsa pada akhir sejarah (Wahy 19:11-16). |
(0.24910275806452) | (Ul 18:1) | (jerusalem) Menurut Ulangan semua orang Lewi dapat menjabat imam. Karena itu dipakai istilah "imam-imam orang Lewi", Ula 21:5; 24:8; 31:9; bdk Ula 17:9. Tetapi jabatan itu hanya boleh dijalankan di Yerusalem, Ula 18:6-7, di mana orang Lewi mendapat nafkahnya dari mezbah, Ula 18:1-5. Orang Lewi terlalu banyak jumlahnya, sehingga tidak semua dapat menjabat di satu tempat kudus itu. Karena itu banyak orang Lewi tinggal di pedalaman. Dianjurkan supaya mereka (sama seperti pendatang, janda dan piatu) diberi nafkah oleh orang beriman, Ula 12:18-19, dll. Perbedaan antara imam dan orang Lewi (pembantu imam) di zaman Ulangan belum ada. Tetapi perbedaan itu mulai disiapkan oleh karena pada kenyataannya ada orang Lewi yang menjabat imam di tempat kudus pusat dan ada orang Lewi di daerah yang tidak menjabat imam. |
(0.24910275806452) | (Flp 2:19) |
(sh: Memberi yang terbaik. (Kamis, 29 Oktober 1998)) Memberi yang terbaik.Memberi yang terbaik. Hasil pemuridan. Timotius dan Epafroditus adalah dua pelayan Tuhan yang memiliki kualitas sangat mirip dengan kualitas diri dan pelayanan Paulus. Mereka sedia menderita, memberi perhatian besar kepada kesejahteraan dan kemajuan iman jemaat, tidak mementingkan diri sendiri. Gereja masa kini sangat memerlukan kualitas aktivis semacam mereka. Bagaimana mungkin kita memiliki pekerja gereja macam itu, bila tidak ada hamba Tuhan yang sedia memberikan waktu untuk membina? Renungkan: Apakah Anda mempunyai beban doa, beban pelayanan kepada orang lain? |
(0.22017782258065) | (Ams 8:22) | (jerusalem: TUHAN telah menciptakan aku) Hikmat-kebijaksanaan diperorangkan. Dalam Ams 14:1 pempribadian semacam hanya sarana kesusasteraan belaka. Tetapi semenjak masa pembuangan gagasan itu berkembang. Waktu itu syirik bukan lagi suatu ancaman bagi tauhid Yahudi. Dalam Ayu 28 dan Bar 3:9-4:4 hikmat-kebijaksanaan nampak sebagai sesuatu yang sangat bernilai, tetapi lain dari Allah dan di luar manusia. Sebaliknya, dalam Ams 1:20-33,3:16-19 dan bab 8-9 ini hikmat nampak sebagai pribadi. Dalam bab 8 hikmat itu sendiri membuka rahasia asal-usulnya (diciptakan sebelum segala makhluk, Ams 7:22-23): ia berperan dalam menciptakan alam semesta, Ams 8:27-30, dan sebagai pembimbing mengantar manusia kepada Tuhan, Ams 8:31,35-36. Yesus bin Sirakh masih mengembangkan ajaran itu lebih lanjut, Sir 1:1-10 masih berdekatan dengan pikiran Ayu 28. Tetapi Sir 4:11-19; 14:20-15:10 dan terutama Sir 24:1-29 (bdk Sir 24:1) melanjutkan pikiran yang tercantum dalam Ams 8. Sehubungan dengan semua nas yang memperorangkan hikmat-kebijaksanaan, perlu dicatat bahwa agak sukar menentukan di mana pempribadian itu hanya sarana kesusasteraan untuk mengungkapkan gagasan keagamaan yang tradisionil, dan di mana ada pikiran dan pewahyuan baru. Akhirnya Wis 7:22-8:1 menyebut hikmat-kebijaksanaan sebagai "pancaran murni dari kemuliaan Yang Mahakuasa" dan keterangan ini berkesan bahwa hikmat-kebijaksanaan dibicarakan dapat dimengerti begitu rupa sehingga hikmat tampil sebagai sifat Allah dan juga sebagai pribadi ilahi. Ajaran mengenai hikmat yang tercantum dalam Perjanjian Lama itu diambil alih dalam Perjanjian Baru, lalu diperkembangkan lebih jauh lagi dengan menghubungkannya dengan Yesus Kristus. Yesus diperkenalkan sebagai hikmat-kebijaksanaan Allah, Mat 11:19; Luk 11:49; bdk Mat 23:34-36; 1Ko 1:24-30. Karena Dia itu hikmat, maka Kristus berperan dalam menciptakan dan mempertahankan alam semesta, Kol 1:16-17, dan dalam mengantar umat Israel ke luar dari perbudakan, 1Ko 10:4; bdk Wis 10:17. Prakata injil Yoh 1:1+, memberi Firman Allah semua sifat dan ciri yang ada pada hikmat-kebijaksanaan yang menciptakan. Seluruh injil Yohanes selanjutnya menyoroti Kristus sebagai hikmat-kebijaksanaan Allah, bdk Yoh 6:35+. Begitu tradisi Kristus mulai dengan Yustinus dapat berkata bahwa hikmat-kebijaksanaan yang tampil dalam Perjanjian Lama sebenarnya tidak lain kecuali Kristus. Melalui jalan akomodasi liturgi mengetrapkan Ams 8:22 dst pada Maria sebagai pembantu dalam karya penebusan seperti hikmat-kebijaksanaan menjadi pembantu dalam karya penciptaan |
(0.21796490322581) | (2Raj 10:1) |
(sh: Dosa harus dibersihkan sampai tuntas (Rabu, 22 Juni 2005)) Dosa harus dibersihkan sampai tuntasDosa harus dibersihkan sampai tuntas
Keluarga Ahab terkenal di Israel karena kejahatan mereka. Kehadiran Yehu bagaikan seorang jagoan yang menghabisi musuh yang kejam dan yang meresahkan masyarakat itu. Itu sebabnya, pembunuhan Yoram dan Ahazia pun tersebar di kalangan pembantu keluarga Ahab (ayat 4). Kegentaran terhadap Yehu pun kini menguasai bangsa Israel sebab mereka mengetahui bahwa Allahlah yang menyuruhnya. Yehu pun memanfaatkan ini dengan menantang sisa keturunan Ahab berperang melawannya (ayat 1-3). Bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya, anak-anak Ahab yang tersisa kini sendirian sebab tidak seorang pun yang berani berdiri memihak mereka dalam menghadapi Yehu (ayat 5-8). Sungguh mengherankan tak ada aral sedikit pun dalam usaha Yehu memunahkan seluruh keluarga Ahab! Ketakutan akan penghukuman Allah pada keluarga Ahab sangat dirasakan oleh bangsa Israel. Itu sebabnya, Yehu leluasa melakukan tugasnya bahkan ia juga melenyapkan semua orang yang "dekat" dengan keluarga Ahab, yakni mereka yang pernah bersekutu dengan Ahab dan yang pernah turut menikmati kekuasaan Ahab (ayat 9-11,17). Ironisnya, pembantaian dahsyat ini tak didengar oleh keluarga Ahazia yang datang seperti mengantarkan nyawa mereka sendiri (ayat 12-14). Dosa bagaikan penyakit kanker yang mematikan dan berdampak fatal pada tubuh. Dosa dapat mengerdilkan iman dan menghancurkan kehidupan rohani kita. Untuk membabatnya maka kita harus bertindak drastis, yaitu menghancurkan dosa sampai ke akar-akarnya! Camkan: Waspadailah gerakan dosa! Cepatlah bertobat dan berpaling kepada-Nya sebelum hukuman-Nya jatuh pada Anda! |
(0.21796490322581) | (Yer 37:11) |
(sh: Lari dari tanggung jawab adalah tindakan destruktif (Senin, 7 Mei 2001)) Lari dari tanggung jawab adalah tindakan destruktifLari dari tanggung jawab adalah tindakan destruktif. Ketika pengepungan tentara Babel berhenti untuk sementara, Yeremia berusaha meninggalkan Yerusalem menuju ke daerah Benyamin untuk mengurus pembagian warisan di antara kaum keluarganya. Namun di pintu gerbang Benyamin, ia ditangkap oleh kepala penjaga dan dituduh mau menyeberang ke pihak Babel. Khotbah Yeremia yang terus-menerus menyerukan agar orang- orang Yehuda menyerah kepada Babel telah menimbulkan kebencian terhadap Yeremia di hati para patriot bangsa. Dalam kemarahannya, mereka dan para pembantu raja memukul Yeremia dan menjebloskannya ke dalam ruang cadangan air di bawah tanah yang sudah diubah menjadi penjara. Ketika mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan raja Zedekia, Yeremia tetap menyerukan berita yang sama dari Tuhan yaitu bahwa Babel akan menghancurkan Yerusalem karena itu ia tetap mendorong Zedekia untuk menyerah kepada Babel. Akibatnya ia tetap di penjara namun bukan di bawah tanah tapi di pelataran penjagaan. Reaksi para patriot bangsa itu sangat khas. Dalam keadaan stress karena kepungan tentara Babel, mereka justru menyalahkan Yeremia dan tidak menyadari bahwa situasi dan kondisi yang terjadi saat ini adalah tanggung jawab mereka karena tidak mau menaati firman Allah. Menyalahkan orang lain adalah salah satu respons yang paling sia-sia dan menghasilkan kehancuran bagi diri sendiri dalam situasi dan kondisi apa pun. Satu- satunya respons yang benar dan bertanggungjawab adalah melihat dengan sejujur-jujurnya akar masalahnya, berani bertanggungjawab dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang tepat dan benar. Bangsa Yehuda tetap menolak untuk bertanggungjawab atas tindakannya yang mendatangkan penghukuman Allah lewat tangan Nebukadnezar. Mereka menyalahkan Yeremia serta melampiaskan kemarahan dan frustasinya kepada Yeremia. Renungkan: Lari dari tanggung jawab lalu mencari kambing hitam adalah respons yang akrab dengan hidup kita, baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maupun dalam kehidupan pribadi. Itu adalah respons yang tidak sehat dan justru bersifat destruktif sebab tidak pernah akan ada harapan untuk perbaikan, kecuali jika seseorang mau bertanggungjawab atas setiap tindakan yang ia lakukan sendiri. |
(0.21796490322581) | (Mat 15:21) |
(sh: Yesus berkuasa (Minggu, 14 Februari 2010)) Yesus berkuasaJudul: Yesus berkuasa Bacaan hari ini memperlihatkan tiga mukjizat yang menyatakan kuasa Yesus atas segala sesuatu. Pertama, Yesus berkuasa atas setan. Kuasa Yesus ini dinyatakan melalui iman seorang perempuan Kanaan. Ia adalah orang kafir yang belum mengenal Allah. Maka Yesus terlebih dulu menguji apakah ia sungguh-sungguh memiliki iman. Dimulai dengan tidak mempedulikan dan bahkan murid-murid ingin mengusirnya (ayat 23). Lalu Yesus menekankan tujuan misi-Nya (ayat 24), dan membandingkan perempuan itu dengan `anjing'. Namun perempuan itu tidak putus asa (ayat 22, 25) dan tidak marah. Sebaliknya dengan rendah hati ia merespons perkataan Yesus secara positif (ayat 27) serta mengimani Yesus sebagai Tuhan (ayat 27), bukan lagi anak Daud (ayat 22). Kedua, Yesus berkuasa atas segala penyakit (ayat 29-31). Kita dapat menyerahkan masalah penyakit kepada-Nya. Ia akan menolong dan menyembuhkan kita menurut kehendak-Nya. Ketiga, Yesus berkuasa atas kuantitas. Belas kasihan-Nya terhadap kebutuhan fisik orang banyak telah mendorong Yesus menyatakan kuasa-Nya dengan memperbanyak jumlah (kuantitas) dari hanya tujuh roti dan beberapa ikan sehingga mampu memberi makan empat ribu laki-laki (diperkirakan seluruhnya berjumlah sepuluh ribu lebih orang) dan masih tersisa tujuh bakul penuh. Tuhan memang berkuasa, marilah kita memercayai dan menyerahkan seluruh kesulitan, penderitaan, dan permasalahan hidup kita kepada-Nya. Ia akan memberikan jalan keluar dan menolong kita karena tidak ada yang mustahil bagi Dia. Kita tidak perlu kuatir atas hidup kita. Datanglah ke hadapan Tuhan dalam doa yang tidak jemu-jemu dan penuh iman. |
(0.21796490322581) | (Luk 15:1) |
(sh: Di hadapan Allah, manusia sangat berharga (Jumat, 31 Maret 2000)) Di hadapan Allah, manusia sangat berhargaDi hadapan Allah, manusia sangat berharga. Dalam memberikan penghargaan kepada sesamanya, manusia cenderung menghargai sesamanya bukan berdasarkan hakikatnya sebagai manusia yang mempunyai harkat. Tetapi penghargaan itu seringkali berdasarkan apa yang ia punyai, prestasi yang dicapai, dan kontribusi yang ia berikan. Oleh karena itu, manusia pun terjebak dalam kompetisi untuk berkarya setinggi-tingginya sampai menjadi seorang manusia yang mempunyai kekayaan, kedudukan, dan sekaligus menjadi dermawan. Yesus tidak demikian. Ia tidak sekadar bercakap-cakap dengan orang berdosa, bahkan ia makan bersama-sama dengan mereka, yang dalam tradisi Yahudi makan bersama menunjukkan suatu hubungan yang akrab atau saling menghargai satu dengan yang lain. Para Farisi dan ahli Taurat mengecam-Nya sebagai Seorang yang terlalu berkompromi dalam soal moralitas, karena bagi mereka akrab atau berdekatan dengan orang berdosa adalah najis. Yesus menjelaskan dasar tindakan-Nya dengan tiga buah perumpamaan sekaligus yang mempunyai tema sama. Dengan menceritakan perumpamaan yang sedemikian, Yesus paling tidak mem-punyai dua maksud. Pertama, Ia mengekspresikan kesungguhan dan keseriusan atas penjelasan tentang sikap-Nya terhadap orang berdosa. Kedua, Ia rindu agar orang Farisi, ahli Taurat, dan semua pengikut-Nya meneladani- Nya. Ketiga perumpamaan itu mengungkapkan bahwa baik dirham (1 hari gaji buruh), domba, dan anak bungsu, masing-masing mempunyai nilai yang tak terhingga bagi pemiliknya. Nilai itu timbul bukan dari apa yang dapat mereka lakukan atau jumlah mereka karena hanya satu yang hilang, namun timbul dari hakekat mereka masing- masing. Karena itulah ketika kembali ditemukan, meluaplah sukacita pemiliknya, sampai mengajak orang-orang lain pun bersukacita. Nilai manusia terletak pada hakekatnya sebagai makhluk yang telah diciptakan serupa dan segambar dengan Sang Pencipta Yang Agung. Renungkan: Kristen harus memakai perspektif Yesus ketika bersikap kepada koleganya, karyawannya, pembantu rumah tangganya, pengemis, dan anak jalanan, bahkan para eks narapidana sekalipun. Siapa pun mereka, mereka adalah makhluk yang menjadi objek Kasih Allah juga. |
(0.21796490322581) | (Ef 6:1) |
(sh: Mendidik dan melayani (Kamis, 13 November 2003)) Mendidik dan melayaniMendidik dan melayani. Jika kita mencermati keadaan di sekitar kita, masih banyak peristiwa-peristiwa mengenaskan yang terjadi karena ketidakharmonisan relasi dalam keluarga. Misalnya, seorang anak laki-laki tidak menyesal telah membunuh ayah kandungnya. Alasannya, karena ia marah melihat sikap ayahnya yang selalu menyiksa ibu yang dicintainya. Peristiwa ini menginformasikan kepada kita bahwa ternyata ketidakharmonisan hubungan suami isteri berdampak pada sikap anak terhadap orang tua. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya taat dan hormat kepada mereka. Keinginan ini hanyalah ambisi orang tua semata jika anak-anak tidak dididik atau diberitahu caranya. Agar keinginan ini menjadi proyek keluarga, Paulus memaparkan tugas orang tua. Pertama, orang tua, khususnya bapak, bertugas mendidik karena bapak adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Mendidik anak bukan tugas yang mudah, sehingga Paulus memperingatkan supaya didikan orang tua tidak menimbulkan amarah bagi anak-anak (ayat 4). Anak bukan robot yang hanya menerima dan mengerjakan hal-hal yang yang diinginkan orang tua. Hendaklah para orang tua memperlakukan anak-anak mereka seperti Yesus memperlakukan umat yang Ia kasihi. Begitu pula antara tuan (atasan) dengan hamba (karyawan). Seorang hamba haruslah taat dan melayani tuannya. Sikap seperti hamba inilah yang seharusnya menjadi sikap orang Kristen terhadap Kristus: taat dan melayani Kristus (ayat 5-7). Sebaliknya, seperti Allah memperlakukan kita, hamba-Nya dengan baik, seperti itu pulalah, tuan-tuan harus memperlakukan para hamba mereka dengan adil dan layak. Dengan demikian tidak akan ada perlakuan sewenang-wenang terhadap para pekerja (ayat 9). Renungkan: Didiklah anak-anak kita dalam kasih Allah sebagai pribadi yang utuh. Perlakukanlah pembantu, pekerja, karyawan kita dengan adil dan layak. |
(0.21796490322581) | (Kol 3:18) |
(sh: Transformasi domestik (Jumat, 23 April 2004)) Transformasi domestikTransformasi domestik. Perubahan hidup yang paling sulit terjadi dalam kehidupan kita bukan terdapat di luar, tetapi di dalam rumah tangga, dan ini menyangkut hubungan domestik baik di rumah maupun di tempat kerja kita. Tidak dapat disangkal bahwa seringkali tingkah kita kepada pasangan, anak, orang tua, pembantu, karyawan cenderung tidak kristiani. Paulus menyadari hal tersebut. Oleh karena itu Paulus memberikan nasihat-nasihat praktis untuk mengatur kehidupan domestik Kristen. Kehidupan domestik Kristen harus mewujudkan kehidupan keluarga Allah. Maka hubungan antarsuami dan isteri, harus mewujudkan idealisme hubungan Kristus dengan gereja. Itu sebab suami mengasihi isteri, isteri tunduk kepada suami (ayat 18-19); ayah-ayah memelihara hati anak-anaknya, anak-anak hormat dan taat kepada orang tua mereka (ayat 20-21); tuan-tuan memperlakukan dengan manusiawi para hambanya, para hamba menaati tuan mereka untuk menyenangkan Kristus (ayat 3:22-4:1). Transformasi domestik akan berdampak besar ke gereja, dan dari gereja ke dunia ini. Bila keluarga-keluarga Kristen, dan perusahaan-perusahaan yang pemimpinnya Kristen dan karyawan-karyawannya ada yang Kristen mempraktikkan keteladanan Kristus maka gereja akan dipersatukan oleh kasih dan damai sejahtera. Lebih lanjut, gereja akan menjadi berkat bagi dunia ini. Orang dunia akan mengalami sentuhan kasih, sentuhan kekudusan, dan damai sejahtera Allah akan hadir dalam dunia ini. Kelihatannya terlalu ideal? Ya, kalau dilihat secara global. Namun, bila Anda mulai mewujudkannya dalam keluarga dan perusahaan Anda, Anda akan melihat transformasi hidup mulai dari diri Anda, keluarga Anda, gereja Anda, dan masyarakat sekeliling Anda. Itu dimulai dari diri Anda! Untuk dilakukan: Periksa diri Anda, tingkah laku dan karakter Anda. Mulailah ubah perilaku Anda dan perbaiki karakter Anda di keluarga Anda, dan di tempat Anda bekerja! |
(0.18682706451613) | (1Raj 1:1) |
(sh: Kehendak Allah, situasi dunia, dan peran Kristen (Senin, 24 Januari 2000)) Kehendak Allah, situasi dunia, dan peran KristenKehendak Allah, situasi dunia, dan peran Kristen. Kristen sering diperhadapkan pada kenyataan bahwa situasi dunia cenderung menentang kehendak Allah. Kekuatan penguasa sangat kuat hingga membuat Kristen cenderung berpikir bahwa perlu mujizat atau keajaiban besar agar kehendak-Nya jadi di bumi. Benarkah demikian? Bagaimana dengan perealisasian kehendak Allah mengenai suksesi Daud? Keadaan fisik Daud semakin lemah dan kemampuan memimpin negara pun nampaknya pudar. Para pegawainya malah membuat Daud 'sibuk' dalam buaian Abisag, sehingga ia melupakan sama sekali mengenai 'suksesi'. Ini berarti kerajaan terancam vakum atau akan terjadi perang saudara, jika Daud mati sebelum mengumumkan penggantinya. Adonia melihat dan menggunakan kesempatan itu untuk menjadikan dirinya raja. Ia memiliki segala peluang: kasih sayang Daud, anak tertua, perawakan yang elok, dukungan dari orang-orang ahli yang pernah menjadi pembantu setia Daud, salah satunya Yoab. Nampaknya Adonia pasti akan menjadi pengganti Daud dan itu berarti kehendak Allah tidak terealisasi di kerajaan Israel (lih. 2Sam. 12:24-25). Siapa yang berani menentang Adonia menjadi raja?. Di samping resiko terlalu besar, kesempatan pun langka. Dalam krisis yang demikian, Natan muncul. Ia adalah nabi yang selalu tampil sebagai manusia biasa, seperti tanpa kuasa untuk membuat mujizat. Walau demikian, apa yang ia lakukan menunjukkan seorang manusia berkualitas tinggi, berhikmat, berstrategi, berencana, dan tidak terburu nafsu. Ia tahu bahwa menentang Adonia langsung sangat berbahaya dan tidak efektif. Satu-satunya cara untuk menggagalkan 'manuver' Adonia adalah Daud sendiri harus menyatakan siapa penggantinya. Untuk mendorong Daud berbicara, Natan menggunakan strategi dan pendekatan yang sangat cerdik, tepat, dan tulus. Ia melibatkan Batsyeba, istri Daud tercinta dan mempersiapkan apa yang harus diucapkan oleh Batsyeba. Ia juga telah merencanakan kapan harus menghadap Daud dan apa yang harus ia katakan kepada Daud. Renungkan: Untuk merealisasikan kehendak-Nya, Allah mengizinkan peran Natan yang menggunakan hikmat, strategi, dan rencana yang matang untuk mengingatkan Daud tentang janji Tuhan. Hai Kristen Indonesia teladanilah Natan dalam berperan bagi terealisasinya kehendak Allah di bumi Indonesia. Keterlibatan nyata apakah yang akan Anda wujudkan? |
(0.18682706451613) | (Ams 16:18) |
(sh: Madu dan racun (Jumat, 4 Agustus 2000)) Madu dan racunMadu dan racun. Kata-kata mempunyai kuasa untuk membangun atau menghancurkan, menghibur atau menyakiti. Karena itu kata-kata dapat mendorong seseorang melakukan tindakan-tindakan yang sangat terpuji, yang berani sampai yang paling bodoh sekalipun. Ingatkah Anda asal mula kerusuhan Ketapang? Itu hanyalah salah satu contoh betapa kata-kata mempunyai kuasa yang luar biasa. Karena itulah penulis Amsal perlu berbicara tentang kata-kata kepada umat Allah. Kerinduan Allah adalah kata-kata anak-anak-Nya hendaklah senantiasa seperti sarang madu bukan seperti madu (24). Artinya di dalam perkataan mereka haruslah ditemukan madu yang mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Dengan kata lain hendaklah perkataan mereka itu memberikan manfaat bagi sesamanya, jangan malah sebaliknya menjadi racun yang menyebabkan kehancuran sesama kita, lingkungan (27), dan tatanan sosial masyarakat (28). Bagaimana agar kata-kata kita bermanfaat bagi sesama, lingkungan, dan masyarakat? Kunci yang pertama terletak pada hati manusia (23). Tepat seperti yang pernah diucapkan oleh Yesus (Mat. 12:34-37). Karena itu hati manusia harus selalu diisi dengan norma-norma, nilai-nilai, dan kebenaran-kebenaran Illahi agar menjadi bijak dan berpengertian (21, 23). Itu semua bisa didapati di dalam firman-Nya (20). Hati yang diwarnai oleh firman-Nya akan menghasilkan 'madu' yang sangat berkhasiat bagi sesamanya (23). Kunci yang kedua adalah sabar dan penguasaan diri (32). Kunci ini mempunyai makna ganda: (1) kita harus sabar dan menguasai diri sehingga tidak mengeluarkan kata-kata yang beracun, (2) ketika orang lain mengeluarkan kata-kata beracun kepada kita, kita harus mendengarkan dan menerimanya dengan sabar dan penguasaan diri, sehingga kita bisa menaklukan kebencian dan sakit hati yang merupakan dorongan yang kuat untuk melakukan tindakan-tindakan yang bodoh dan tercela. Renungkan: Satu minggu yang lalu berapa kali Anda memberikan 'madu' dan berapa kali Anda memberikan 'racun' kepada orang-tua, suami, istri, anak, saudara, teman-teman sejawat, bahkan pembantu rumah tangga Anda? Dari 2 kunci yang tersedia, manakah yang belum Anda miliki? Apa yang akan Anda lakukan agar kunci itu dapat Anda miliki? |
(0.18682706451613) | (Yer 38:1) |
(sh: Harapan terdapat dalam ketaatan kepada-Nya (Selasa, 8 Mei 2001)) Harapan terdapat dalam ketaatan kepada-NyaHarapan terdapat dalam ketaatan kepada-Nya. Jumlah prajurit semakin berkurang. Orang Yehuda yang menyeberang ke kubu Babel semakin bertambah (3, 19). Kekurangan pangan mulai terjadi. Kondisi-kondisi ini mempercepat kejatuhan Yerusalem. Tidak ada lagi pengharapan bagi Yehuda. Benarkah demikian? Tidak! Harapan terus dikumandangkan oleh Yeremia selama lebih kurang 25 tahun. Bahkan di bawah ancaman maut pun, Yeremia tetap setia mewartakan berita pengharapan (2-3). Tetapi mengapa Yehuda tidak dapat melihat bahwa pengharapan mereka ada dalam ketaatan kepada firman-Nya - dalam hal ini adalah tunduk kepada Babel? Ada beberapa faktor penyebab. Salah satunya sudah kita lihat pada renungan kemarin. Faktor lainnya adalah perspektif pengharapan mereka sangat sempit dan dangkal. Bagi mereka, pengharapan harus selalu dibungkus dengan hal- hal yang menyenangkan dan harus segera terwujud. Mereka tidak dapat melihat bahwa pengharapan bisa terbungkus rapat oleh hal-hal yang menyakitkan seperti merasakan pahitnya obat demi kesembuhan. Faktor lainnya adalah kekuatan kelompok tertentu yang memberikan pengaruh negatif kepada seluruh rakyat Yehuda maupun raja sendiri (1-4). Dengan berbajukan nasionalisme yang tinggi dan mengatasnamakan kesejahteraan rakyat, mereka membentuk opini masyarakat yang sesuai dengan agenda pribadi mereka. Mereka sangat kuat hingga raja pun tidak dapat menentang mereka (5). Faktor yang lebih menentukan adalah raja Zedekia sendiri yang tidak berpendirian teguh. Sepertinya ia rindu mendengar firman Tuhan (37:17) namun menolak untuk taat. Bahkan ia juga tidak mempunyai kewibawaan di hadapan pembantu- pembantunya (5). Walaupun ada orang-orang yang nampaknya dapat memberikan pengaruh baik kepada raja (7- 13), pengaruh mereka sangat terbatas. Renungkan: Tidakkah kebenaran di atas merupakan gambaran dari apa yang sedang terjadi di dalam bangsa kita? Banyak kelompok dengan kekuatan besar terus bermain dan membentuk opini masyarakat untuk kepentingan agenda mereka. Pemimpin kita nampaknya tidak mampu mengatasi mereka sementara ia sendiri pun tidak tegas dalam sikapnya terhadap kasus-kasus tertentu. Jadilah seperti Yeremia yang tak henti-hentinya berseru agar bangsanya mau meresponi Allah dengan penuh ketaatan dan kesetiaan. |
(0.18682706451613) | (Yer 45:1) |
(sh: Pelajaran dari Barukh (Kamis, 17 Mei 2001)) Pelajaran dari BarukhPelajaran dari Barukh. Pasal ini merupakan penutup bagi kisah Yeremia dan Yehuda karena nama Yeremia disebut terakhir kalinya sebagai bagian dari sebuah peristiwa. Berdasarkan keterangan waktu yang diberikan (1), pasal ini berhubungan dengan pasal 36.
Sebagai pembantu setia Yeremia, Barukh pasti ikut mengalami
risiko yang hebat dari pelayanan Yeremia ( Berdasarkan respons Allah atas keluhan Barukh yang nampaknya tidak lemah lembut (4-5) ada empat kebenaran yang dapat kita pelajari. Pertama, kesetiaan, kegigihan, dan ketekunan dalam pelayanan bukan tiket masuk ke dalam kehidupan yang bebas dari sakit hati, tangis, ketakutan, maupun ancaman maut. Kedua, risiko apa pun yang dialami oleh seorang pelayan Tuhan harus selalu dilihat dari perspektif tujuan karya Allah yang lebih besar bagi manusia. Jika Allah bertujuan untuk meruntuhkan apa yang sudah Ia bangun dan mencabut apa yang sudah Ia tanam bahkan sekalipun seluruh negeri, mengapa Barukh memikirkan kepentingannya sendiri? Ketiga, kesulitan, tekanan, dan ancaman yang dialami oleh hamba-Nya yang setia sudah diberi batas oleh Allah (5). Keempat, konsekuensi dosa dari kelompok mayoritas akan dialami oleh seluruh masyarakat termasuk di dalamnya orang benar. Seperti Yeremia dan Barukh, mereka pun harus merasakan kekurangan makanan, hidup di antara puing-puing, dan dipaksa mengungsi ke Mesir. Renungkan: Hidup Kristen sangat dinamis karena melibatkan emosi, perasaan, dan rasio. Kristen bukan robot. Ia diberi kesempatan untuk mengobservasi, berinteraksi, dan menganalisa peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan yang menimpanya. Dengan jalan demikian ia akan menjadi manusia yang bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak-Nya berdasarkan kerelaannya sendiri. Namun demikian Allah tetap memberikan batas-batas agar Kristen tidak sampai dihancurkan. |
(0.18682706451613) | (Kis 27:1) |
(sh: Arti Allah beserta kita (Sabtu, 19 Agustus 2000)) Arti Allah beserta kitaArti Allah beserta kita. Kita cenderung membatasi Allah atau menuntut kebesertaan-Nya harus sesuai dengan selera, keinginan, dan kerinduan pribadi kita. Karena itu kita sering berpikir bahwa jika Allah beserta kita maka tidak akan ada masalah yang akan menghadang. Apalagi jika di dalam pergumulan kita yakin bahwa kita sedang menjalankan kehendak-Nya, kita malah cenderung menuntut Allah bekerja sebagai pembantu kita yang mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah semua persiapan selesai maka kita tinggal melakukan tugas saja. Apakah benar demikian? Tidak! Ketika keputusan dikeluarkan bahwa Paulus pergi ke Itali, kesempatan Paulus untuk bersaksi di Roma terbuka dan ini berarti kehendak Tuhan terjadi (Kis. 23:11). Namun Paulus harus berlayar ke Roma bersama-sama orang-orang tahanan yang kasar dan liar. Mereka biasanya adalah orang-orang yang akan dihukum mati dengan cara bertarung dengan binatang buas di Roma. Paulus disamakan dengan mereka walaupun ia bukan seorang tahanan. Bayangkan bagaimana perasaannya. Lalu ia pun harus berpindah dari satu kapal ke kapal yang lain (6). Sementara itu alam sangat tidak berpihak kepadanya sehingga perjalanan menjadi jauh lebih lambat. Mereka pun terpaksa harus melanjutkan pelayaran walaupun ramalan cuaca tidak mendukung (7-9,12). Di samping itu, di dalam hatinya Paulus masih harus 'berperang' melawan 'kekuatiran' akan adanya badai karena peringatannya tidak dipedulikan oleh orang-orang lain (9-11). Allah memberikan kesempatan kepada Paulus untuk ikut berjuang menuju Roma dengan menanggung hal-hal yang dapat ia tanggung seperti kelelahan, ketidaknyamanan, kesulitan, kekuatiran, terhina, dan tekanan mental. Itu adalah anugerah karena dengan mengalami peristiwa-peristiwa itu, Paulus diberikan hak untuk 'bermegah' karena ikut berjuang agar dapat bersaksi di Roma. Namun demikian Allah memahami bahwa ada hal-hal yang tidak dapat Paulus tanggung sendiri. Karena itu Ia menyediakan seluruh keperluan perjalanan Paulus dan teman-temannya (3). Renungkan: Jika dalam memberitakan Injil dan pelayanan yang adalah kehendak Allah, Kristen masih menemui kesulitan bahkan halangan, berbahagialah, sebab Allah masih memberikan anugerah kepada kita untuk berjuang dan bermegah dalam perjuangan kita, sementara itu Allah tetap bekerja untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat kita lakukan. |