Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 163 ayat untuk sia-sia (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.40) (Yoh 21:6) (full: TEBARKANLAH JALAMU DI SEBELAH KANAN PERAHU. )

Nas : Yoh 21:6

Sangat penting untuk menerima bimbingan dari Tuhan dalam segala pekerjaan kita. Jikalau kita hidup tanpa kehadiran Kristus serta tuntunan tangan-Nya, maka sebagian besar pekerjaan kita akan merupakan kegagalan dan usaha yang sia-sia.

(0.40) (Kel 20:7) (jerusalem: dengan sembarangan) Larangan ini mungkin tidak hanya mencakup sumpah palsu, Mat 5:33, dan kesaksian palsu, Kel 20:16 dan Ula 5:20, tetapi juga penggunaan nama ilahi secara tahyul. Dalam terjemahan Yunani dan Latin kata Ibrani diterjemahkan sebagai: dengan sia-sia.
(0.40) (Yer 2:5) (jerusalem: dewa kesia-siaan) Harafiah: kesia-siaan. Yang dimaksud ialah suatu berhala, bdk Yer 10:15; 16:19; 51:18. Orang yang menyembah berhala yang "sia-sia" sendiri menjadi "kesia-siaan" pula, bdk Hos 9:10.
(0.40) (Mat 10:12) (jerusalem: salam) Ialah selamat sejahtera yang diharapkan bagi mereka yang diberi salam. Salam itu dipikirkan, Mat 10:13, sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan tidak dapat sia-sia saja; maka salam itu kembali kepada orang yang memberinya, kalau tidak dapat terlaksana.
(0.40) (1Kor 1:17) (jerusalem: hikmat perkataan) Dengan "hikmat" manusiawi (ialah pemikiran-pemikiran halus dan sarana-sarana yang lazim dalam seni berpidato) itu diperlawankan Hikmat Allah, 1Ko 1:24 dan 1Ko 2:6 dst
(0.40) (Pkh 1:1) (sh: Kesia-siaan dalam dunia. (Senin, 25 Mei 1998))
Kesia-siaan dalam dunia.

Pengkhotbah adalah seorang yang merenungkan secara mendalam arti hidup manusia dari mengamati berbagai peristiwa yang terjadi di bawah matahari (ayat sia-sia&tab=notes" ver="">14). Ia tiba pada kesimpulan yang mengejutkan. Semuanya sia-sia. Kata yang digunakannya berarti hampa, sesuatu yang tanpa bobot seperti angin. Dengan menyebut kata itu dua kali (ayat sia-sia&tab=notes" ver="">2) ia sungguh menegaskan bahwa hidup ini amat sangat sia-sia. Manusia lahir lalu mati, demikian seterusnya. Hari lepas hari lewat, berbagai peristiwa alam bergulir rutin. Semuanya berulang tanpa makna.

Sia-siakah hidup kita? Segala sesuatu yang ada di dunia ini, yang mungkin kita bangga-banggakan, kita agungkan, dan usahakan serta pertahankan adalah sia-sia. Bukan saja rutinitas peristiwa alam membuatnya menyimpulkan kesia-siaan hidup, semua kerja, kekayaan, hikmat yang boleh manusia alami pun sia-sia saja. Apa maksud pengkhotbah sebenarnya? Pengkhotbah bukan meremehkan arti penciptaan Allah, akan tetapi ingin menghancurkan semua harapan palsu manusia pada dunia ini atau diri sendiri. Ia ingin menyadarkan kita bahwa segala sesuatu hanya akan berarti bila dalam iman kepada Allah.

Renungkan: Semua yang ada dalam alam dan hidup ini berasal dari Tuhan dan terkandung maksud Tuhan dalam masing-masingnya. Hanya bila ada kesadaran ini, hidup bermakna.

(0.36) (2Kor 6:1) (full: JANGAN MEMBUAT MENJADI SIA-SIA KASIH KARUNIA ALLAH. )

Nas : 2Kor 6:1

Pastilah Paulus mempercayai bahwa seorang percaya dapat menerima kasih karunia Allah dan mengalami keselamatan (ayat 2Kor 6:2), tetapi sesudah itu, karena kecerobohan rohani atau dosa yang disengaja, dia meninggalkan iman dan kehidupan di dalam Injil lalu terhilang lagi. Semua orang harus didorong untuk diperdamaikan dengan Allah dan menerima kasih karunia-Nya (2Kor 5:20). Mereka yang menerima kasih karunia Allah harus didorong untuk tidak membuat kasih karunia itu menjadi sia-sia (bd. ayat 2Kor 6:14-18).

(0.35) (Pkh 2:12) (full: HIKMAT ... DAN KEBEBALAN. )

Nas : Pengkh 2:12-17

Salomo menemukan keuntungan sementara dengan hidup bijaksana di bumi ini karena kesukaran orang berhikmat tidak sebanyak orang bebal. Tetapi semua keuntungan itu menjadi sirna pada saat kematian. Jadi, hikmat duniawi tidak mempunyai nilai yang kekal.

(0.35) (Yes 55:11) (full: FIRMAN-KU ... TIDAK AKAN KEMBALI KEPADA-KU DENGAN SIA-SIA. )

Nas : Yes 55:11

Kuasa dan dampak firman Allah tidak pernah dibatalkan atau dinyatakan tidak berlaku lagi; firman-Nya akan membawa kehidupan rohani kepada orang yang menerimanya atau hukuman yang adil kepada orang yang menolaknya

(lihat art. FIRMAN ALLAH).

(0.35) (Yer 21:5) (full: AKU SENDIRI AKAN BERPERANG MELAWAN KAMU. )

Nas : Yer 21:5

Zedekia mengutus dua imam kepada Yeremia untuk bertanya apakah Allah akan membuat Nebukadnezar mundur (ayat Yer 21:1-3). Melalui nabi itu Allah menyatakan, "Tidak," dengan tegas. Sesungguhnya, Allah sendiri akan bertempur melawan Yehuda dan menyerahkan umat-Nya itu ke tangan musuh. Semua perlawanan mereka akan terbukti sia-sia.

(0.35) (Mzm 49:1) (jerusalem: Kebahagiaan yang sia-sia) Sama seperti Maz 37 dan Maz 73; Maz 49 membicarakan masalah kesejahteraan orang fasik. Masalah yang sangat merepotkan para berhikmat di Israel dan pada bangsa-bangsa lain, bdk Ayub, dipecahkan dengan jalan tradisionil: kesejahteraan orang fasik hanya semu dan sementara, sebab segala-galanya berakhir dengan kematian, tetapi nampaknya pesajak sudah mulai memfirasatkan pemecahan masalah yang lain, bdk Maz 49:16+.
(0.35) (Yeh 6:4) (jerusalem: berhala-berhalamu) Ibraninya: gillulim. Kata ini rupanya ciptaan nabi Yehezkiel sendiri (terdapat sampai 38 kali dalam kitabnya) dan artinya mungkin sama dengan arti kata siqqutsim (terjemahan: (dewa) yang menjijikkan) yang sudah dipakai nabi Yeremia, dan mengingat kata elilim (allah-allah yang sia-sia) yang dipakai nabi Yesaya (terjemahan: berhala-berhala). Kata gillulim berdekatan dengan kata dasar galal yang berarti: berguling-guling, dan dengan kata benda: gelal, artinya: tahi. Begitulah kata gillulim mengungkapkan betapa jijik berhala-berhala itu.
(0.35) (Am 5:5) (jerusalem: Bersyeba) Kota ini terkenal sebagai tempat kudus, tempat para bapa bangsa beribadat, Kej 21:31-33; 26:23-25
(0.35) (Mat 10:34) (sh: Memilih Kristus tidak sia-sia (Selasa, 25 Januari 2005))
Memilih Kristus tidak sia-sia

Sekilas tampak, perkataan Kristus membawa kontradiksi. Ia yang adalah Raja Damai mengatakan bahwa kedatangan-Nya bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

Kedatangan Kristus memang membawa damai, damai antara manusia dengan Allah dan damai di antara sesama manusia yang percaya kepada-Nya. Namun demikian ada hal yang tak dapat dielakkan. Kedatangan Kristus ternyata membawa pertentangan antara Kristus dengan anti Kristus, antara orang yang percaya kepada-Nya dan yang tidak, antara gelap dan terang. Pertentangan ini dapat terjadi bahkan di antara orang-orang yang tinggal dalam satu rumah atau antara orang-orang yang memiliki pertalian darah. Bila mengikut Kristus membuat orang terpisah dari keluarganya, itulah harga yang harus ditanggungnya. Bila berdiri di atas kebenaran Kristus membuat seseorang dimusuhi keluarganya, itulah salib yang mesti dipikulnya. Kristus menuntut diri-Nya diprioritaskan lebih daripada sanak keluarga (ayat sia-sia&tab=notes" ver="">37-38). Ini memang tidak mudah! Akan tetapi, Ia menjanjikan bahwa pilihan itu tidak sia-sia. Pilihan itu menunjukkan kesejatian iman orang tersebut (ayat sia-sia&tab=notes" ver="">39).

Kristus memberikan penghiburan kepada para murid. Pekabaran Injil tidak akan sia-sia. Ada orang-orang yang akan menyambut mereka, menerima Kristus untuk diselamatkan. Itulah upah pelayanan mereka. Sukacita yang didapat jauh melebihi penderitaan memikul salib (ayat sia-sia&tab=notes" ver="">40-42).

Kini pikul salib bisa berwujud ditolak keluarga dan masyarakat. Tidak mustahil kita ditekan, diintimidasi, malah dipecat oleh pimpinan tempat kita bekerja karena mempraktikkan prinsip iman kita. Namun, semua itu tidak perlu menyurutkan tekad kita mengikut Dia. Karena Dia akan menyambut kita sebagai hamba yang setia. Juga karena sukacita melihat mereka yang kita menangkan oleh kesaksian kita.

Doa: Tuhan, kuatkan kami agar segala bentuk penderitaan dan konsekuensi yang harus kami tanggung demi Engkau tidak membuat kami menyangkal Engkau.

(0.35) (Mzm 127:1) (sh: Ciri Kristen sejati (Selasa, 7 September 1999))
Ciri Kristen sejati

Seseorang yang memiliki citra Kristen sejati akan nampak dari sikap, prinsip, pandangan, dan gaya hidupnya. Salah satu ciri Kristen sejati adalah ketergantungannya kepada Tuhan. Mungkin ia seorang yang kuat, mampu, dan serba bisa dalam berbagai hal, tetapi ia bukan seorang yang menggantungkan hidupnya pada kekuatan diri, karena ia menyadari keterbatasannya sebagai manusia. Ketika ia mampu dan berhasil melakukan suatu hal, ia tidak akan mengakuinya sebagai hasil kekuatannya sendiri, tetapi karena Tuhan yang memampukannya. Ia tidak akan menjadi sombong atau berusaha mencuri kemuliaan Tuhan. Kristen sejati dengan tulus hati mengakui bahwa segala sesuatu berasal dan Tuhan yang Maha Kuasa dan menggantungkan hidupnya hanya pada-Nya.

Berkat Tuhan. Segala sesuatu adalah sia-sia jika bukan Tuhan yang memberkati. Manusia boleh berusaha sekuat tenaga, namun tanpa turut campur tangan Tuhan semuanya sia-sia. Manusia boleh mengakui keberhasilan dan kehebatan seseorang, tetapi bila pekerjaan itu tidak diberkati Tuhan, pada akhirnya akan menjadi sia-sia. Pekerjaan sederhana yang diberkati Tuhan jauh lebih indah dibandingkan pekerjaan hebat yang tidak mengikutsertakan Tuhan.

Renungkan: Sudahkah Tuhan terlibat dalam seluruh kehidupanku?

(0.35) (Pkh 2:1) (sh: Kesenangan adalah sia-sia. (Selasa, 26 Mei 1998))
Kesenangan adalah sia-sia.

Pengkhotbah mencoba mencari makna hidup dalam berbagai kesenangan dan kenikmatan. Semua kesenangan fisik yang tersedia dicobanya: makan, minum, rumah dan taman dengan segala isinya yang mewah. Juga para budak, dan berbagai jenis harta kekayaan. Ia juga menyediakan berbagai hiburan seni dalam rumah mewahnya itu. Bahkan banyak istri dan gundik untuk memberikannya kepuasan dari kenikmatan seks pun sudah dicobanya. Akhirnya ia hanya berdesah "segala sesuatu kesia-siaan seperti menjaring angin tak ada keuntungan di bawah matahari" (ayat sia-sia&tab=notes" ver="">11).

Hikmat dan kebebalan sama sia-sia. Dari hal-hal badani, ia kini berusaha menemukan makna hidup dalam lingkup pikiran manusia (ayat sia-sia&tab=notes" ver="">12). Sudah pasti orang berhikmat lebih dari orang bodoh. Kesimpulannya pasti kita setujui: orang berhikmat seperti orang yang berjalan dengan mata celik, orang bodoh seperti orang berjalan dalam kegelapan (ayat sia-sia&tab=notes" ver="">13,14). Disadarinya bahwa dirinya berhikmat (ayat sia-sia&tab=notes" ver="">15) bukan orang bodoh. Namun nasibnya dan semua orang berhikmat akan sama sama dengan nasib semua orang bodoh. Semua sama akan mati (ayat sia-sia&tab=notes" ver="">16-17)! Dan sesudah orang mati, apa yang tadinya miliknya menjadi milik orang lain.

Renungkan: Tak ada apa pun dalam hidup ini yang berarti dalam dirinya sendiri. Arti sejati hanya didapat bila di dalam konteks keserasian dengan maksud ilahi.

(0.30) (Pkh 1:12) (full: AKU, PENGKHOTBAH ... MENYELIDIKI DENGAN HIKMAT. )

Nas : Pengkh 1:12-18

Manusia sendiri tidak dapat menemukan maksud dalam hidup, demikian pula, orang tidak dapat memakai prestasi manusia sendiri untuk memperbaiki semua yang tampaknya salah di dunia ini (ayat Pengkh 1:15). Pemecahannya memerlukan sesuatu yang lebih tinggi daripada hikmat, filsafat, atau gagasan manusia. Hikmat itu adalah "dari atas" (Yak 3:17), yaitu hikmat "yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita" (1Kor 2:7).

(0.30) (Pkh 12:13) (full: TAKUTLAH AKAN ALLAH DAN BERPEGANGLAH PADA PERINTAH-PERINTAH-NYA. )

Nas : Pengkh 12:13

Seluruh kitab Pengkhotbah harus dipahami dengan mengingat ayat penutup ini. Salomo mulai dengan penilaian yang sinis tentang hidup sebagai sia-sia, tetapi dia berakhir dengan nasihat serius tentang di mana makna hidup dapat ditemukan. Takut akan Allah, kasih kepada Dia dan Firman-Nya, serta ketaatan kepada perintah-perintah-Nya membawa tujuan dan kepuasan yang tidak dapat ditemukan melalui cara yang lain.

(0.30) (1Tes 2:16) (full: MURKA TELAH MENIMPA MEREKA SEPENUH-PENUHNYA. )

Nas : 1Tes 2:16

Paulus mencela orang Yahudi yang melawan Injil (ayat 1Tes 2:14-16) dan berkata bahwa murka Allah sudah menimpa mereka. Murka ini meliputi baik perihal Allah telah menyerahkan orang Yahudi yang berhati keras ke dalam kebutaan dan pemikiran yang sia-sia (bd. Rom 1:21) maupun pencurahan murka-Nya di masa depan yang dinubuatkan oleh Kristus (Mat 21:43; 23:38; 24:15-28; Luk 21:5-24; 23:27-31).

(0.30) (Mzm 127:1) (jerusalem: Berkat TUHAN pangkal selamat) Sajak ini merupakan renungan seorang berhikmat. Ia yakin bahwa segala daya upaya dan jerih payah manusia sia-sia belaka, jika tidak didukung Tuhan, Maz 127:1-2. Sebaliknya, segala anugerah dan berkat orang benar datang dari Tuhan melulu, khususnya sebuah keluarga besar, Maz 127:3-5.


TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA