(0.81131226315789) | (Yer 5:1) |
(sh: Allah masih menyelidiki (Minggu, 3 September 2000)) Allah masih menyelidikiAllah masih menyelidiki. Allah memerintahkan Yeremia memeriksa seluruh rakyat Yehuda apakah ada orang-orang yang melakukan keadilan dan kebenaran (1). Yeremia tidak dapat menemukan seorang pun (2-3). Bagaimana dengan kalangan pembesar yang tentunya mengenal jalan dan hukum Tuhan (4-5)? Jawabannya tetap sama yaitu tidak ada seorang pembesar pun yang melakukan apa yang benar. Integritas mereka telah rusak (1). Semua telah terjerumus ke dalam dosa seksual yang dalam dan menghancurkan kehidupan rumah tangga serta masyarakat (7-8). Karena itu bangsa Yehuda tidak mungkin luput atau lari dari hukuman Allah. Mereka harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan mereka di hadapan Allah (9-17). Inilah isu utama yang diketengahkan Yeremia dalam perikop ini. Dalam zaman modern sekarang ini, apakah perintah Allah kepada Yeremia ini masih bermakna? Apakah Allah masih memeriksa masyarakat zaman sekarang seperti yang pernah Ia lakukan terhadap bangsa Yehuda? Apakah hubungan bangsa Yehuda dengan Allah sebagai umat pilihan-Nya dapat disamakan dengan hubungan Allah dan bangsa Indonesia misalnya? Jawaban untuk ketiga pertanyaan di atas adalah ya. Sebab yang menjadi tekanan utama dalam masalah pertanggungjawaban di sini bukanlah masalah penyembahan berhala ataupun tata ibadah yang salah, melainkan masalah moralitas pribadi dan masyarakat. Bukankah setiap manusia mempunyai hati nurani yang akan menuntunnya melakukan yang baik atau menuduhnya bila melakukan tindakan yang menyimpang dari hati nuraninya (Rm. 2 :15-16)? Karena itu setiap manusia tidak dapat lari atau menghindar dari pertanggungjawaban moralitas di hadapan Allah. Renungkan: Siapa pun kita, atau apa pun kedudukan kita, Allah menuntut pertanggungjawaban moral dari setiap kita, tanpa kecuali. Bacaan untuk Minggu ke-12 sesudah Pentakosta 1Raja-raja 19:9-16 Roma 9:1-5 Matius 14:22-33 Mazmur 85:8-13 Lagu: Kidung Jemaat 25 |
(0.81131226315789) | (Yer 6:22) |
(sh: Kristen sebagai penyangga bangsa (Rabu, 6 September 2000)) Kristen sebagai penyangga bangsaKristen sebagai penyangga bangsa. Gambaran tentang penyerang ganas dari utara dipaparkan lagi secara lebih jelas dan dramatis oleh Allah (22-23). Akibat yang ditimbulkan oleh penyerangan ini sangat fatal, bahkan kabar tentang keganasan dan keperkasaan penyerang saja telah melemahkan seluruh penduduk Yehuda. Penderitaan mental serta kepedihan batin yang akan dialami oleh mereka sama seperti seorang perempuan yang melahirkan (24-25). Tidak ada tempat bagi mereka untuk berlindung (26). Begitu hebatnya serangan itu sehingga yang tertinggal bagi bangsa Yehuda hanyalah kain kabung dan debu (26). Tidak ada lagi harapan bagi mereka bagai orang tua yang ditinggal mati anak tunggalnya. Itu semua merupakan usaha mati-matian untuk menyadarkan bangsa Yehuda supaya mereka kembali bertobat. Namun hasilnya kosong belaka! Yeremia dengan misinya sebagai penguji kadar logam membuktikan bangsa Yehuda sudah tidak dapat dimurnikan lagi, apalagi diperbaharui. Orang-orang jahat tidak mungkin dipisahkan dari masyarakat (27-30). Moral dan karakter seluruh lapisan masyarakat sudah sedemikian bobrok (28). Mereka dapat disamakan dengan perak yang ditolak, walaupun disuling beberapa kali hanya akan menghasilkan timah hitam, tembaga, dan besi. Jika pemurnian karakter nasional suatu bangsa sudah tidak mungkin dilakukan lagi maka hari penghukuman akan segera tiba. Itulah yang dialami oleh bangsa Yehuda. Itulah pula yang akan dialami oleh bangsa-bangsa lain di bumi ini termasuk bangsa kita. Kebobrokan moral dan akhlak mewarnai seluruh lapisan masyarakat mulai dari rakyat kecil hingga para pejabat. Kolusi, korupsi, dan nepotisme menyerang kalangan pemerintahan dan sektor swasta. Hukum tidak lagi mempunyai kuasa. Renungkan: Apakah Indonesia sedang mengalami penghukuman dari Allah? Ya! Sebab di antara negara-negara yang mengalami krisis moneter, hanya Indonesia yang belum mampu bangkit bahkan makin terpuruk karena pergolakan para elit politik. Apakah Indonesia akan diluluhlantakan seperti bangsa Yehuda? Mungkin belum, jika Allah masih dapat memisahkan orang jahat dari masyarakat. Artinya Allah masih mendapati Kristen Indonesia mempunyai kehidupan moral dan akhlak yang benar di hadapan-Nya. |
(0.81131226315789) | (Yer 7:1) |
(sh: Bukan simbol tapi kekudusan (Kamis, 7 September 2000)) Bukan simbol tapi kekudusanBukan simbol tapi kekudusan. Allah memerintahkan Yeremia untuk berkhotbah di pintu gerbang rumah Tuhan kepada bangsa Yehuda yang datang ke rumah itu untuk beribadah kepada-Nya. Mereka harus bertobat dari pola kehidupan yang kacau dan amburadul. Hidup mereka mempunyai 2 sisi yang tak terpisahkan. Sisi pertama adalah hidup beribadah kepada Allah dengan datang ke bait-Nya. Sisi kedua adalah hidup melakukan ketidakadilan, penindasan, penyalahgunaan kekuasaan, perzinahan, dan penyembahan berhala (3, 5-10). Pola hidup demikian didasarkan pada keyakinan bahwa bait Allah adalah lambang kehadiran Allah, dan datang ke bait-Nya memberikan jaminan bahwa Allah tetap bersama dan memelihara mereka, tidak peduli apa pun dosa-dosa yang telah mereka lakukan (10). Bangsa Yehuda bukan lagi beriman kepada Allah yang berpribadi ketika mereka menjalankan ibadahnya, namun mereka beriman kepada sistem, simbol-simbol, tradisi, maupun tata cara ibadah mereka sendiri (8-10). Bagi kelangsungan hidupnya mereka mengandalkan dan bergantung kepada sistem dan tata cara ibadah yang dibuat oleh manusia. Relasi telah diganti dengan sistem dan seremoni manusia. Allah menentang itu semua. Bukankah Silo dimana Tabut Perjanjian Allah ditempatkan juga sudah dihancurkan dan Tabut Perjanjian Allah dirampas oleh orang Filistin? Karena bangsa Israel mengira bahwa dengan adanya Tabut Perjanjian maka hidup mereka akan tetap penuh damai sejahtera, walaupun hidup mereka telah menyimpang dari firman-Nya. Apa arti khotbah Yeremia bagi misi dan peran Kristen di Indonesia? Hanya menjadikan bangsa Indonesia beragama Kristen saja tidak cukup. Allah menuntut kekudusan hidup bukan sekadar hidup beragama. Kekristenan tanpa kekudusan adalah sia-sia. Kekristenan yang demikian hanya akan mendatangkan penghukuman Allah. Namun kesalahan ini sering terjadi di dalam gereja Tuhan. Aktivis gereja menyangka bahwa dengan ber-PI secara gencar untuk Tuhan akan membebaskannya dari tanggung jawab moral. Renungkan: Kristen harus memaparkan kebenaran. Namun pemaparan kebenaran tanpa kekudusan adalah penghujatan dan pelecehan kepada Allah yang Maha Kudus |
(0.81131226315789) | (Yer 13:15) |
(sh: Satu kali pun sudah terlalu banyak (Rabu, 20 September 2000)) Satu kali pun sudah terlalu banyakSatu kali pun sudah terlalu banyak. Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa merokok dapat menyebabkan kanker dan serangan jantung. Bahkan dalam setiap bungkus rokok, selalu ada peringatan tentang bahaya merokok. Namun apakah ilmu pengetahuan dan peringatan itu membuat orang berhenti merokok? Tidak! Jadi apakah mereka tidak takut mengidap kanker atau terkena serangan jantung?! Tapi mengapa mereka masih merokok? Pertama, mereka mengeraskan hati melawan peringatan itu. Kedua, merokok sudah menjadi kebiasaan yang tidak mudah untuk diubah. Kondisi ini serupa dengan yang terjadi dalam kehidupan bangsa Yehuda. Mereka bersikeras melawan Allah terus-menerus (15-17), tidak terbuka, dan tunduk kepada Allah, walaupun Allah sudah berkali-kali memperingatkan mereka untuk bertobat (15-17, 21). Kesombongan ini memacu dan memimpin bangsa Yehuda untuk terus-menerus berbuat dosa sehingga menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan (23). Akhirnya mereka tidak tahu lagi bagaimana berbuat baik. Karena itulah mereka akan mengalami pembuangan (18-19), bencana (20-21), dihamburkan seperti sekam (24), dan dilecehkan di hadapan bangsa-bangsa lain (26). Semua yang akan menimpa bangsa Yehuda ini bukan merupakan sebuah kemungkinan tapi merupakan bagian yang pasti dari masa depan mereka (25). Apakah seringkali kita sengaja mengeraskan hati melawan firman Allah, walaupun dalam pembacaan Alkitab setiap hari ataupun dalam ibadah hari Minggu selalu diperingatkan oleh Allah untuk berhenti berbuat dosa? Dalam menjalankan usaha kita, meniti karier, maupun pergaulan sehari-hari, kita seringkali sengaja melanggar norma-norma dan etika-etika yang sudah Allah tetapkan. Alasannya agar bisnis kita berhasil, karier kita menanjak, dan kita mempunyai banyak teman. Atau seringkali kita beralasan 'Ah hanya sekali saja, karena keadaan memaksa'. Renungkan: Berhati-hatilah! Ada satu biasanya ada dua, ada dua ada tiga, dan seterusnya, sehingga kita tidak bisa tidak melakukan dosa dalam menjalankan bisnis, meniti karier, maupun bergaul. Akibatnya dosa menjadi kebiasaan dan mengaburkan perbuatan baik serta kejujuran. Karena itulah satu kali melanggar firman-Nya berakibat terlalu banyak berbuat dosa. |
(0.81131226315789) | (Yer 15:5) |
(sh: Firman-Nya memotivasi dan menguatkan (Sabtu, 23 September 2000)) Firman-Nya memotivasi dan menguatkanFirman-Nya memotivasi dan menguatkan. Seorang diri mempertahankan kebenaran dalam masyarakat yang menentangnya bukanlah perkara mudah. Sebab tindakan ini akan mendatangkan konsekuensi yang menyakitkan bahkan maut. Yeremia merasakan kesakitan itu ketika memberitakan penghukuman Allah atas bangsa Yehuda (5-9). Ia dikucilkan bahkan dikutuki banyak orang (10). Dia duduk seorang diri dan menanggung kesakitan yang tiada berkesudahan (15, 17-18). Apa yang memotivasi dan menguatkan dia hingga tetap setia? Firman Tuhan (16)! Yeremia menempatkan firman Tuhan di dalam hatinya sehingga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dan keberadaannya. Ketika menemukan makna kebenaran firman-Nya, hatinya dipenuhi kegirangan dan suka cita. Semakin lama dan semakin banyak ia menikmati firman-Nya, semakin ia menyadari apa makna membawa nama Tuhan dalam hidupnya. Disamping itu Yeremia juga dikuatkan dan dibentengi oleh Allah (20). Tidak seorang pun dan tidak satu pun yang akan dapat menembus tembok perlindungan yang dibangun Allah di sekeliling hamba-Nya. Namun harus diingat peringatan yang mengikutinya yaitu 'biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka' (19). Artinya mereka yang menentang Yeremia suatu saat dapat masuk ke dalam perlindungan Allah sebab firman Allah selalu mengundang mereka untuk masuk ke dalam anugerah-Nya, namun Yeremia tidak boleh meninggalkan komitmennya kepada firman Tuhan dan berpaling kepada prinsip dan nilai bangsa Yehuda. Renungkan: Kita pun seringkali harus menelan pil pahit, dikucilkan bahkan mengalami penderitaan ketika mempertahankan iman kita. Kita semua ingin menjadi orang yang disukai oleh masyarakat. Seringkali kita dapat menjadi orang yang demikian tanpa mengkompromikan kebenaran firman-Nya. Namun ketika terjadi konflik dan ketegangan antara mempertahankan kebenaran firman-Nya dan memelihara hubungan dengan sesama, kita harus selalu ingat bahwa kita membawa nama Tuhan dalam kehidupan kita. Biarlah firman-Nya 'Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau' yang akan menuntun dan menguatkan kita, ketika kita berperan sebagai utusan Allah di dalam masyarakat. |
(0.81131226315789) | (Yer 25:30) |
(sh: Ilustrasi yang tepat (Kamis, 12 Oktober 2000)) Ilustrasi yang tepatIlustrasi yang tepat. Yeremia diutus kepada bangsa-bangsa untuk memaparkan hukuman Allah yang akan menimpa mereka dengan menggunakan gambaran-gambaran khusus (30-32). Suara Tuhan akan mengaum seperti singa menerkam mangsanya. Untuk menyangatkan dampak dari 'auman' Allah, Yeremia membandingkannya dengan suara pekik pengirik buah anggur yang gemanya mencapai ujung bumi. Suara deru perang yang dahsyat akan terdengar kemana-mana ketika Allah menghukum bangsa-bangsa. Malapetaka besar akan menjalar kemana-mana dan badai besar akan mengamuk. Sampai mati pun mereka yang menerima penghukuman itu tetap akan mendapatkan penghinaan besar. Para pemimpin bangsa-bangsa akan seperti gembala-gembala yang disembelih. Padang rumput mereka rusak, padahal padang rumput merupakan sumber utama kehidupan mereka. Gambaran-gambaran yang dipergunakan untuk melambangkan penghukuman di atas sangat akrab di mata, telinga, dan otak mereka. Sebab mereka dapat melihatnya di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mengapa Yeremia menggunakan gambaran-gambaran yang demikian? Tidak cukupkah hanya dengan mengatakan 'Allah akan menghukum kamu semua'? Yeremia melihat pentingnya bangsa-bangsa yang menerima pemberitaan firman itu memahaminya secara benar. Sebab pemahaman yang benar akan membuahkan respons yang sesuai dengan kehendak-Nya. Respons yang demikian akan mendatangkan berkat. Melalui bagian firman Tuhan ini, Kristen seharusnya menyadari bahwa menyampaikan firman Tuhan yang dapat dimengerti dan dipahami dengan benar, membutuhkan tehnik komunikasi yang tepat dan pemahaman yang menyeluruh tentang konteks sosial dan budaya orang yang akan mendengarkan firman-Nya. Misalnya jika kita akan memberitakan Injil kepada orang-orang miskin, akan sangat tidak efektif jika kita menekankan bahwa orang yang tidak di dalam Kristus hidupnya akan menderita. Sebab penderitaan sudah menjadi bagian hidup mereka. Penderitaan macam apa lagi yang dapat menyadarkan mereka bahwa mereka membutuhkan Kristus? Renungkan: Gambaran apa yang akan Anda gunakan untuk memberitakan kebenaran betapa bobroknya kondisi moral dan spiritual bangsa kita, dan Allah menuntut pertanggungjawaban dari kita semua? |
(0.81131226315789) | (Yer 28:1) |
(sh: Kiat-kiat menghadapi penyesat (Kamis, 19 April 2001)) Kiat-kiat menghadapi penyesatKiat-kiat menghadapi penyesat. Konflik Yeremia dengan nabi-nabi palsu terus berlanjut. Kali ini di hadapan para imam dan seluruh rakyat, seorang nabi yang bernama Hananya memberitahukan kepada Yeremia firman yang ia terima dari Allah. Seluruh rakyat dan para imam yang menyaksikan perdebatan keduanya pasti sulit menentukan siapa yang benar. Kesulitan itu disebabkan beberapa hal. Pertama, isi firmannya hampir serupa. Firman yang dibawa oleh Hananya tidak membantah bahwa perkakas Bait Allah akan dirampas oleh Babel dan bahwa bangsa Yehuda yang sedang dalam pembuangan memang sedang menjalani hukuman Allah melalui Babel. Perbedaannya hanya pada jangka waktu. Hananya memberitakan bahwa dalam waktu 2 tahun Yehuda akan dipulihkan sedangkan menurut pemberitaan Yeremia adalah 70 tahun (Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">29:10). Kedua, formula yang dipakai untuk menyampaikan firman Allah adalah sama yaitu 'Beginilah firman Tuhan'. Ketiga, Hananya menggunakan aksi yang spektakuler untuk memperkuat berita yang ia bawa (10-11). Bagaimana respons Yeremia? Sangat indah. Yeremia tidak mau jika rakyat Yehuda menjadi bingung dengan perdebatan mereka sehingga keadaan negara akan semakin bertambah kacau sebab tentara Babel juga sudah di ambang pintu. Ia tidak mau rakyat menjadi korban perdebatan 2 orang nabi. Kasihnya kepada Yehuda sangat besar. Karena itu ia membantah pemberitaan Hananya dengan sangat bijak dan penuh kehati-hatian (5-6). Ia meminta rakyat Yehuda untuk menganalisa pemberitaan Yeremia berdasarkan kebenaran yang disampaikan oleh para nabi sebelumnya (8-9). Ketika Hananya mulai main kekerasaan, ia pilih menyingkir (11). Yeremia kembali menemui Hananya setelah Allah memerintahkannya untuk memberitakan kepastian penghukuman Allah atas Yehuda dan kematian Hananya karena menyesatkan bangsa pilihan Allah (12-16). Dua bulan kemudian Hananya mati (17). Jika demikian halnya, siapa yang memberitakan kebenaran? Renungkan: Rangkumkan bagaimanakah kiat-kiat Yeremia menghadapi pengajar sesat dan ajarannya! Bagaimana Anda akan menerapkan kiat-kiat Yeremia agar jemaat Tuhan tidak disesatkan karena zaman sekarang ini banyak sekali guru palsu dengan ajaran sesatnya yang mencari mangsa? |
(0.81131226315789) | (Yer 37:1) |
(sh: Perilaku ironis dibenci Allah (Minggu, 6 Mei 2001)) Perilaku ironis dibenci AllahPerilaku ironis dibenci Allah. Kehidupan raja Zedekia penuh dengan ironi. Zedekia sama sekali menolak untuk mendengarkan firman-Nya namun ia masih memohon Yeremia untuk berdoa baginya. Ironis sekali bukan! Tindakan Zedekia yang ironis ini bersumber dari beberapa sikap terhadap dan pengenalannya akan Allah yang sebenarnya saling bertolak-belakang yaitu ia tidak mempercayai Allah, ia meremehkan Allah, namun sekaligus membutuhkan-Nya ketika kekuatan dan kemampuannya sudah tidak dapat diharapkan lagi. Apa yang menyebabkan Zedekia berperilaku ironis? Seluruh hati dan pikirannya yang hanya berpusat kepada pemenuhan ambisi pribadi semata yang membuatnya berperilaku ironis. Sebagai raja, walaupun diangkat oleh Nebukadnezar untuk menggantikan keponakannya Konya yang dibuang ke Babel pada tahun 598 s.M., Zedekia seharusnya menjalankan tanggung jawab dan fungsinya sebagai raja Yehuda dengan baik yaitu memimpin rakyatnya agar kembali menaati Allah. Namun ia justru segera berusaha memperkuat posisinya begitu ia melihat tentara Babel telah angkat kaki dari Yerusalem karena datangnya tentara Mesir. Ia tidak mau menjadi raja boneka Babel. Ia mau menjadi raja Yehuda yang berdaulat karena itu ia membutuhkan pertolongan pihak lain. Kepada Allah yang tidak ia percayai dan yang ia remehkan, ia mengharapkan pertolongan. Itu bukan merupakan manifestasi dari kepercayaannya kepada Allah namun manifestasi dari berbagai upaya yang akan ia lakukan untuk memenuhi ambisinya. Renungkan: Allah bersikap tegas. Ia tidak hanya menolak permohonan Zedekia namun juga memastikan penghukuman yang akan segera menimpa Yehuda. Episode pendek dari kehidupan Zedekia ini merupakan peringatan keras bagi Kristen untuk tidak berperilaku ironis seperti Zedekia. Bacaan untuk Minggu Paskah 4 Lagu: Kidung Jemaat 24a |
(0.81131226315789) | (Yer 48:1) |
(sh: Mati semut karena gula (Senin, 21 Mei 2001)) Mati semut karena gulaMati semut karena gula. Sambil melayangkan matanya mulai dari barat ke timur, Yeremia memaparkan penghukuman yang akan menimpa bangsa demi bangsa. Kali ini tibalah giliran bangsa Moab. Mereka tinggal di sebelah timur Laut Mati. Kota-kota bangsa Moab yang menyerang Yehuda pada masa pemerintahan Yoyakim, akan dihancurkan dan dibiarkan tanpa penghuni (1-10). Kesombongannya akan dipatahkan oleh pukulan dahsyat yang mendadak (11-20). Bagaimanakah Allah melakukan semua itu? Moab begitu membanggakan topografi yang mereka miliki sebab itu bangsa Moab sulit untuk diserang oleh musuh. Batas sebelah utara terdapat sungai Arnon, batas selatan sungai Zered, di sebelah barat membentang Laut Mati, sedangkan sebelah timur membentang padang pasir. Namun benteng yang dibanggakan justru menjadi bumerang. Ketika serangan dari utara berhasil menembus benteng- benteng kebanggaan Moab (1-2) yang kemudian diikuti serangan dari selatan (3-5), Moab hancur lebur dan hanya 1 pilihan untuk menyelamatkan diri yaitu lari ke padang gurun (6) yang berarti kehancuran perlahan- lahan. Kekuatan militer Moab yang sangat dibanggakan tidak mampu membendung serangan pembinasanya (14). Dewa kebanggaan mereka, Kamos, juga akan dihancurkan, bahkan ikut dalam pembuangan (7). Topografi yang jadi bumerang, militer yang turun ke pembantaian, serta dewa yang tak berdaya melenyapkan budaya anggur mereka (11- 13). Budaya anggur muncul dari kemampuan mereka untuk menjual komoditi mereka yang sangat berharga – anggur – ke luar negeri serta di dalam sejarah mereka tidak pernah mengalami pembuangan. Penghukuman yang dahsyat atas Moab disebabkan karena mereka bersekongkol dengan bangsa lain untuk menentang Babel (bdk. Yer. 27:2-3), puas terhadap diri sendiri (11-12), dan bergantung pada kekuatan sendiri (14). Renungkan: Inilah peringatan bagi semua manusia bahwa di hadapan Allah kekuatan, kekuasaan, dan kemampuan yang sudah melegenda pun tidak ada artinya. Ketika tiba saatnya Allah menghukum manusia yang selalu menentangnya, maka Allah dapat memutarbalikkan semua fakta dan perhitungan logika manusia, sehingga pasti akan mengalami kehancuran karena kekuatannya sendiri, seperti kata pepatah mati semut karena gula. |
(0.80569731578947) | (Yer 3:1) |
(sh: Kerohanian bunglon (Selasa, 29 Agustus 2000)) Kerohanian bunglonKerohanian bunglon. Firman yang tercatat dalam perikop ini diberitakan pada saat raja Yosia mengadakan pembaharuan rohani bangsanya. Pembaharuan ini dapat kita lihat secara jelas dalam 2Taw. 34-35. Yosia memperbaiki bait Allah dan kembali memulai ibadah di sana. Ketika kitab Taurat ditemukan kembali, Yosia menyerukan pertobatan nasional bangsa Yehuda. Ia menyelenggarakan kembali perayaan Paskah yang sudah lama tidak diselengarakan. Namun pembaharuan rohani itu tidak benar-benar menyentuh hati bangsa Yehuda. Kegagalan itu digambarkan oleh Yeremia dalam kutipan yang diambil dari hukum Taurat. Seseorang yang sudah menceraikan istrinya dapat menikah lagi, namun tidak dapat menikahi istri pertamanya lagi jika salah seorang dari mereka sudah pernah menikah lagi (Ul. 24:1-4). Yehuda adalah seperti seorang istri yang tidak setia. Ia meninggalkan suaminya -- Allah -- dan pergi berzinah dengan orang lain, tidak hanya satu tapi banyak kekasih (1-2). Bagaimana mungkin Sang 'suami' akan kembali kepadanya? Meskipun demikian, Allah tetap mau menerima kembali 'istrinya' -Yehuda- yang tidak setia. Dan Yehuda nampaknya mau berbalik namun tidak dengan kesungguhan hati. Mereka menganggap bahwa ketidaksetiaan mereka dan perzinahan rohani mereka bukanlah masalah besar. Ini terbukti ungkapan yang mereka katakan: Bapaku, Engkaulah kawanku sejak kecil (4). Ungkapan ini biasanya dikatakan oleh seorang istri yang muda kepada suaminya yang lebih tua. Mereka mau mendengarkan firman Allah ketika diajak oleh raja Yosia (2Raj. 23:2). Mereka juga mau mengikuti suatu ibadah ketika raja Yosia menyelenggarakannya. Tapi setelah semua yang berbau rohani selesai dan kembali ke masyarakat, mereka juga mau berbuat dosa dengan bebasnya. Kerohanian yang diperlihatkan oleh Yehuda adalah kerohanian 'bunglon'. Renungkan: Anugerah Allah memang tak terhingga. Bahkan pada saat kita sudah mengkhianati-Nya, Dia tetap mau menerima diri kita. Namun kita harus datang kepada-Nya sebagai seorang petobat yang sungguh menyadari dosa-dosa kita. Janganlah datang kepada-Nya dengan sikap memandang enteng dosa, seolah-olah ketidaksetiaan kita kepada-Nya tidak berarti. Karena sikap yang memandang enteng dosa, adalah akar dari kerohanian bunglon. |
(0.80569731578947) | (Yer 4:22) |
(sh: Kristen dan Dunia dalam Berita (Sabtu, 2 September 2000)) Kristen dan Dunia dalam BeritaKristen dan Dunia dalam Berita. Kemajuan pesat bidang teknologi informasi selain memberikan banyak manfaat bagi umat manusia juga memberikan dampak negatif yaitu membuat manusia melihat segala peristiwa yang terjadi di dalam dunia dari sudut pandang sebuah hiburan. Kita menyaksikan kekejaman dan kebiadaban yang terjadi di Ambon dan Poso sambil menikmati makan malam yang sedap bersama keluarga. Di lain waktu kita melihat mayat-mayat yang bergelimpangan akibat pembantaian yang terjadi di Bosnia sambil bercanda-tawa dengan keluarga, bahkan kita menyimak wawancara dengan seorang remaja yang tega membunuh seluruh keluarganya sambil menikmati teh dan makanan kecil. Apa yang kita saksikan adalah sebuah fakta kengerian dan kekejaman manusia yang dirasuk oleh dosa. Namun kita menonton dengan sikap seolah itu semua tidak lebih dari sebuah hiburan atau berita-berita utama yang selalu kita nantikan. Bahkan kita merasa kurang puas bila berita yang kita tonton tidak memaparkan peristiwa-peristiwa yang menggemparkan dan membuat bulu kuduk kita berdiri. Mata dan telinga Yeremia terbuka terhadap semua fakta kengerian dan bencana yang akan terjadi. Berkali-kali ia mengatakan 'Aku melihat..., Aku melihat serta Aku mendengar' (23-26, 31). Yeremia mampu melihat dan mendengar kebenaran di balik semua fakta itu. Dunia sekitarnya secara perlahan namun pasti menjadi kacau balau dan porak poranda. Pilihan yang sudah dibuat oleh bangsa Yehuda membuahkan konsekuensi kengerian yang tak terelakkan (17-18). Di zaman ini kita harus memandang dunia dengan mata dan telinga yang terbuka seperti Yeremia, dan menolak paparan media massa yang cenderung mendandani dan mengemas sebuah peristiwa kebiadaban, penyalahgunaan kekuasaan, dan korupsi menjadi sebuah hiburan. Namun jika kita masih menonton berita di televisi tanpa kegentaran hati dan kengerian perasaan, bagaimana mungkin kita dapat meneladani Yeremia yang melihat, mendengar, meratapi, dan berdoa. Renungkan: Keterlibatan Kristen bagi bangsa tercinta ini bukan hanya ketika melihat dan mendengar, namun bagaimana Kristen meratapi dan berdoa kepada Allah karena benar-benar melihat dan mendengar kebenaran di balik semua fakta yang terjadi. |
(0.80569731578947) | (Yer 6:1) |
(sh: Gereja dan penyakit sosial masyarakat (Selasa, 5 September 2000)) Gereja dan penyakit sosial masyarakatGereja dan penyakit sosial masyarakat. Hans Kung - seorang teolog Roma Katolik pernah mengatakan: 'Jika Gereja tidak taat kepada Kepala Gereja dan firman-Nya, Gereja tidak dapat bertumbuh Pertumbuhan sejati di dalam Gereja terjadi ketika Kristus memasuki dunia melalui pelayanan Gereja-Nya di dalam sejarah'. Walaupun kita tidak setuju terhadap keseluruhan teologinya, apa yang Hans Kung katakan tentang pertumbuhan Gereja itu adalah benar. Bangsa Yehuda mengalami kehancuran bukan semata-mata disebabkan oleh kekuatan, kedahsyatan serangan, dan siasat dari bangsa-bangsa lain (1, 5-6), namun karena ketidaktaatan mereka kepada Allah dan firman-Nya (6, 8, 11-12, 19-21). Mereka tidak memperhatikan, tidak taat, bahkan melecehkan dan menjadikan firman Tuhan sebagai bahan tertawaan (10). Secara sengaja dan sadar mereka menutup telinga, menentang, dan menolak firman yang Allah sampaikan melalui hamba-hamba-Nya (16-17, 19). Padahal ketaatan kepada firman-Nya merupakan bukti mutlak dari ketaatan kepada Allah dan persembahan yang paling harum di mata Tuhan (20). Bangsa Yehuda menderita penyakit dan luka-luka sosial masyarakat yang sudah kronis (7, 14). Sementara itu para pemimpin rohani mereka tidak berusaha mengobati justru membiarkan dan meninabobokan mereka dengan khotbah-khotbah yang enak di telinga dan hati yaitu Damai sejahtera! Damai sejahtera! Penyakit dan luka sosial masyarakat zaman kini berbeda dengan zaman bangsa Yehuda. Kerusuhan yang berkepanjangan di Ambon, Aceh, dan Poso merupakan bukti bahwa manusia sudah tidak lagi menghargai sesamanya. Demi ideologi, golongan, dan agama, manusia akan memangsa sesamanya. Amukan massa yang membakar hidup-hidup pencuri sepeda motor merupakan bukti jauh di dalam masyarakat tersembunyi gejolak emosi dan amarah yang siap meledak setiap saat untuk menghancurkan dan membinasakan sesama dan segala harta benda. Belum lagi tayangan sinetron lokal maupun barat yang selalu mengagungkan harta dan kemewahannya dalam kehidupan manusia, membuat masyarakat Indonesia berlomba mendapatkan kekayaan secara cepat dan mudah. Renungkan: Apakah gereja hanya akan mengkhotbahkan: 'Damai sejahtera bagi bumi! Damai sejahtera bagi bangsa Indonesia' sementara penyakit sosial masyarakat tetap menjalar? |
(0.80569731578947) | (Yer 7:16) |
(sh: Semua belum terlambat (Jumat, 8 September 2000)) Semua belum terlambatSemua belum terlambat. Kadang-kadang manusia terlambat untuk menghindari atau menanggapi peringatan akan adanya penghukuman Allah. Itulah yang dikatakan Allah kepada Yeremia tentang bangsa Yehuda. Sampai 3 kali Allah melarang Yeremia berdoa agar bangsa ini memperoleh pengampunan (16). Bahkan di dalam pasal-pasal berikutnya, larangan Allah ini terus-menerus diulang. Allah tidak pernah tiba-tiba menghukum, tanpa memberikan peringatan. Namun manusia terlalu bebal meresponi peringatan-Nya. Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa suatu bangsa sudah sampai kepada keadaan yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan seperti bangsa Yehuda? Allah memerintahkan Yeremia untuk melihat ke sekelilingnya. Masyarakat Yehuda di seluruh kota Yehuda dan Yerusalem telah memberontak kepada Allah (17). Tidak hanya orang dewasa ataupun kaum laki-laki, namun juga anak-anak dan kaum perempuan melakukan dan mendukung pemberontakan kepada Allah (18). Seluruh angkatan sudah bengkok. Itulah yang terjadi di sekeliling Yeremia. Apa yang telah terjadi sebelum Yeremia ada? Bukan pada masa Yeremia saja bangsa Yehuda memberontak kepada Allah. Sejak zaman nenek moyangnya, bangsa ini memang selalu mengikuti hawa nafsu dan kedegilan hatinya sendiri (24). Mereka selalu menolak, menentang, bahkan membunuh utusan-utusan Allah yang dikirim-Nya untuk menyadarkan dan membawa mereka kembali ke jalan Allah (25-26). Karena itu tidak perlu bagi Yeremia untuk berdoa ataupun mewartakan berita ini kepada bangsa Yehuda. Mereka tidak akan bertobat (27-28). Penolakan terus-menerus untuk mendengarkan dan mentaati firman Tuhan membawa sebuah bangsa di luar jangkauan kuasa doa. Penolakan ini telah berlangsung selama berabad-abad dari generasi ke generasi, sebelum Allah melarang Yeremia untuk berdoa bagi bangsa ini. Renungkan: Penolakan dan pemberontakan yang dilakukan oleh bangsa kita, keluarga kita, saudara kita, atau teman kita terhadap kebenaran Allah belum berlangsung selama berabad-abad atau dari generasi ke generasi. Karena itu kita harus tetap berdoa agar bangsa dan orang-orang yang kita kasihi menerima kebenaran Allah. Sebelum terlambat, marilah kita bergumul bersama bangsa kita agar tidak mengeraskan hati |
(0.80569731578947) | (Yer 12:7) |
(sh: Sampai kapan pun kitalah buah hati-Nya (Senin, 18 September 2000)) Sampai kapan pun kitalah buah hati-NyaSampai kapan pun kitalah buah hati-Nya. Apa dan bagaimana jawab Allah ketika Yeremia meminta supaya Ia menghukum dengan berat umat-Nya yang meninggalkan-Nya (3)? Allah telah melakukannya. Ia telah meninggalkan, membuang, menyerahkan umat-Nya yang adalah kediaman-Nya, negeri milik-Nya, dan buah hati-Nya (7). Apa artinya? Allah dengan tangan-Nya sendiri yang akan menghukum umat-Nya. Walaupun sikap dan tindakan mereka menunjukkan bahwa mereka sudah tidak lagi menghormati hubungan yang harmonis antara Allah dan umat-Nya (8). Penghukuman-Nya akan membuat Yehuda benar-benar terpuruk dan hancur (9-10), tidak ada lagi sumber-sumber pangan tersisa bagi kelanjutan kehidupan ekonomi bangsa ini (13), tidak ada lagi sumber kedamaian dan ketentraman bagi batin bangsa ini sebab amukan pedang membentang dari satu ujung ke ujung yang lain. Namun hati dan sikap-Nya kepada umat-Nya tidak berubah. Mereka tetap menjadi kecintaan-Nya. Ia sedih dan merasakan kesakitan yang mendalam. Ia meratapinya sekarang. Allah melakukan itu semua karena Ia memang penuh belas kasihan dan kemurahan kepada umat manusia. Buktinya bangsa-bangsa lain yang telah menghancurkan Yehuda dijanjikan suatu kehidupan dan berkat jika mereka mau mendengarkan dan taat kepada-Nya (14-17). Kebenaran yang menyentakkan kita adalah ketika kita melihat bahwa Allah meratap dan merintih kesakitan pada waktu Ia menjalankan penghukuman-Nya atas Yehuda. Allah tidak merasakan kenikmatan, kesenangan, atau kelegaan ketika menghukum bangsa-Nya. Ia menghukum karena Ia harus menghukum. Dan terutama karena Allah memaksudkan hukuman itu membawa umat-Nya kembali bersekutu dengan-Nya. Mereka tidak lagi menjadi singa yang siap menerkam tapi domba-domba yang bergantung kepada gembalanya. Renungkan: Ketika kita merasakan beratnya penghukuman atau disiplin yang Allah berikan kepada kita, ingatlah selalu apa yang dikatakan Allah kepada Yeremia. Kita tetap buah hati Allah bahkan ketika kita patut menerima disiplin yang berat dari-Nya. Disiplin Illahi bukan berarti Allah telah meninggalkan kita. Ia akan tetap berbelas kasihan kepada kita dan akan memulihkan kita kembali. |
(0.80569731578947) | (Yer 13:1) |
(sh: Jangan bermain-main dengan dosa (Selasa, 19 September 2000)) Jangan bermain-main dengan dosaJangan bermain-main dengan dosa. Dua peringatan yang diberikan oleh Allah ini, walaupun menggunakan 2 cara, mempunyai tujuan yang sama yaitu jangan bermain-main dengan dosa.Peringatan pertama menggunakan aksi simbolik yang diperagakan oleh Yeremia: yaitu membeli ikat pinggang, memakainya, dan menjaganya supaya tidak tercelup air. Kemudian ikat pinggang tadi dibawa ke sungai Efrat dan disembunyikan di celah-celah batu (1-11). Beberapa bulan kemudian ikat pinggang itu diambil dan ternyata telah lapuk serta tidak berguna. Ikat pinggang itu melambangkan bangsa Yehuda yang kudus dan tak bercacat ketika pertama kali dipanggil oleh Allah (bdk. Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">2:2, 3). Seperti ikat pinggang dekat dengan pemakainya, segenap bangsa Yehuda dulu juga bergaul akrab dengan Allah sehingga mereka menjadi umat-Nya yang memuji dan memuliakan Dia di hadapan bangsa-bangsa. Namun kini mereka menjadi tercela karena persekongkolan dengan Asyur untuk meminum sungai Efrat (Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">2:18) dan menjadi penyembah berhala kafir (10). Mereka menjadi seperti ikat pinggang yang menjadi lapuk dan tidak berguna. Mereka tidak lagi ternama, terpuji, dan terhormat bagi Allah (11). Peringatan kedua berdasarkan pepatah yang mengatakan bahwa setiap buyung harus dipenuhi dengan anggur (12-13). Bangsa Yehuda yang dilambangkan sebagai buyung anggur telah kehilangan fungsinya (lihat ayat Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">11). Mereka sekarang tidak berguna dan hanya pantas dihancurkan. Penghukuman Allah tidak memandang orang, siapa pun yang berdosa akan tertimpa penghukuman (13-14). Ketika kemuliaan sebagai umat Allah sudah berlalu dari bangsa Yehuda, mereka hanya seperti buyung anggur yang kosong, yang tidak berguna. Mereka tidak dapat menuntut kepada Allah bahwa dulu Allah sudah memilih mereka. Hak istimewa sebagai umat Allah selalu disertai dengan tanggung jawab. Bangsa Yehuda yang tidak bertanggungjawab tidak dapat berharap bahwa Allah akan meluputkan mereka dari hukuman. Renungkan: Kita boleh bangga menjadi umat pilihan Allah. Namun peringatan di atas juga menjadi peringatan bagi kita. Jangan biarkan kita dilapukkan oleh dosa dan menjadi buyung anggur kosong, sehingga kita menjadi Kristen yang tidak berguna bagi Allah dan sesama. Renungkanlah apa yang dapat membuat kita menjadi lapuk dan menjadi buyung anggur kosong! |
(0.80569731578947) | (Yer 14:17) |
(sh: Kristen, pemerintah, dan bangsanya (Jumat, 22 September 2000)) Kristen, pemerintah, dan bangsanyaKristen, pemerintah, dan bangsanya. Mengapa Allah begitu tega menghabisi umat-Nya sehingga menimbulkan kengerian bagi bangsa-bangsa lain (Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">15:3-4)? Yeremia sendiri pun berduka karena penderitaan yang tak kunjung reda yang akan dialami oleh puteri bangsanya. Tidak ada seorang pun yang akan luput dari penghukuman itu (17-18). Kemana pun mata memandang pasti akan dijumpai mayat-mayat yang bergelimpangan, baik karena pedang ataupun kelaparan. Para nabi dan imam seakan-akan berada di negeri yang tidak dikenal. Sebab kondisi dan situasinya jauh berbeda sebelum bangsa Yehuda mengalami penghukuman Allah. Kita juga dapat mendengar bangsa Yehuda yang berteriak-teriak, menolak percaya bahwa Allah telah sungguh-sungguh meninggalkan mereka (19). Teriakan pengakuan dosa mereka, permohonan untuk tidak dihukum, dan agar Allah mengingat perjanjian dengan mereka, tidak lagi dipedulikan oleh Allah (20-21). Bahkan pertobatan yang dinyatakan dengan pengakuan bahwa Allahlah satu-satunya sumber pengharapan dan kehidupan mereka juga tidak didengar oleh-Nya (22). Allah tetap tidak akan membatalkan atau menunda penghukuman-Nya sekalipun Musa dan Samuel ada di tengah-tengah mereka (Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">15:1). Tidak ada pilihan bagi masa depan bangsa Yehuda selain kehancuran. Pilihan yang tersedia bagi mereka hanyalah maut, pedang, kelaparan, atau menjadi tawanan. Mengapa semua itu harus terjadi? Karena dosa yang dilakukan oleh Manasye, raja Yehuda terhadap dirinya dan seluruh bangsanya sungguh amat jahat, melebihi apa yang dilakukan oleh bangsa Amori yang bukan umat pilihan Allah (lihat kembali 2Raja 21:1-16). Negara yang diperintah oleh raja yang tidak takut akan Tuhan hanya akan mendatangkan malapetaka dan penderitaan bagi rakyatnya. Pemerintahan seperti apa yang kita miliki sekarang? Sepak terjang dan tingkah laku para pemimpin bangsa ini pasti akan membawa dampak bagi seluruh rakyat. Renungkan: Kristen mempunyai dua tanggung jawab. Pertama, berdoa bagi mereka sebelum kejahatan dan kebobrokan moral mereka terlalu jauh tersesat sehingga bangsa kita tidak punya pilihan lain kecuali kehancuran. Kedua, suarakan kebenaran dan keadilan melalui saluran dan cara yang dapat dipertanggungjawabkan. |
(0.80569731578947) | (Yer 17:1) |
(sh: Dosa dan respons terhadap kebenaran (Senin, 25 September 2000)) Dosa dan respons terhadap kebenaranDosa dan respons terhadap kebenaran. Melalui Yeremia, Allah menegaskan kepada bangsa Yehuda 3 dosa mereka yang mendatangkan bencana dan malapetaka. Pertama, dosa sudah terukir dalam hati bangsa Yehuda (1-4). Ini menggambarkan dan menunjukkan apa yang terjadi di dalam kehidupan batiniah yang menjadi pusat kepribadian mereka. Tidak ada tanda atau goresan sedikit pun pada hati mereka yang menandakan suatu respons yang baik terhadap firman-Nya. Apa yang tergores sangat dalam di dalam hati mereka hanyalah dosa (1). Kedua, mereka lebih mengandalkan manusia daripada Allah (5-8). Ketiga, hati bangsa Yehuda sudah sedemikian bobrok dan korup sehingga tidak mungkin diperbaharui lagi (9-13). Hati mereka secara terus-menerus berpaling kepada dosa. Karena itu Allah tidak dapat dipersalahkan jika Ia mendatangkan malapetaka dan bencana besar atas bangsa Yehuda yang hidup moral, sosial, dan spiritualnya sudah bobrok dan amburadul. Namun bangsa Yehuda bukannya segera menangisi dan menyesali dosa-dosanya serta memohon belas kasihan-Nya, sebaliknya mereka mengolok-olok Yeremia dan firman-Nya yang ia beritakan. Tindakan ini menunjukkan bahwa mereka sudah tidak takut lagi terhadap penghukuman Allah, bahkan cenderung menantangnya (15). Mereka juga menuduh Yeremia mengada-ada dan senang jika bangsanya ditimpa bencana dan malapetaka (16). Bahkan mereka mengancam keselamatan Yeremia sehingga menyebabkan Yeremia berteriak minta tolong kepada Allah agar membela dan melindunginya (14, 17-18). Respons bangsa Yehuda terhadap Yeremia adalah buah yang pasti dari hati manusia yang sudah dikuasai dan dibutakan oleh dosa. Bukankah ini juga yang terjadi dan yang kita lihat di sekeliling kita saat ini? Mereka yang secara terang-terangan terlibat dalam tindak kejahatan korupsi tingkat tinggi dan kejahatan terhadap hak azasi manusia justru dapat berbalik mengancam dan menyerang pembela-pembela kebenaran, bahkan menimbulkan gejolak politik dan sosial di negara ini. Renungkan: Akankah kita takut dan berdiam diri menghadapi respons yang justru mengancam dan menyerang? Kita mungkin takut, berteriak-teriak kesakitan, dan meratap kepada Allah mohon perlindungan, namun itu bukan alasan berdiam diri dan membiarkan dosa terus menguasai seluruh anak bangsa. |
(0.80569731578947) | (Yer 21:11) |
(sh: Pergilah ke istana (Selasa, 3 Oktober 2000)) Pergilah ke istanaPergilah ke istana. Tuhan sangat serius terhadap masalah ketidakadilan. Ia benci pemerasan. Pemerasan dan ketidakadilan seperti minyak yang memancing api kehangatan murka Tuhan. Api murka Allah yang sudah berkobar tidak dapat dipadamkan oleh siapa pun (12). Allah sangat memperhatikan kehidupan para janda, anak-anak yatim, dan orang-orang yang dirampas haknya yang tidak berdaya membela diri. Orang-orang demikianlah yang seringkali menjadi sasaran empuk para penguasa yang lalim dan serakah untuk ditindas, diperas, dan bila perlu dilenyapkan dari muka bumi (Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">22:3). Karena itu Allah mengutus Yeremia pergi ke istana raja dan mengecam keras keluarga raja Yehuda yang mempraktikkan ketidakadilan dan penindasan. Ia juga mengancam akan menghukum mereka dengan dahsyat jika mereka tidak mau memperbaiki sistem hukum dan peradilan di negara Yehuda (Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">22:1-4). Sebagai penguasa tertinggi, rajalah yang paling bertanggung jawab jika terjadi praktik ketidakadilan, pelecehan hukum, dan ketimpangan sosial. Raja mempunyai wewenang dan kemampuan untuk memperbaiki sistem sosial, ekonomi, dan politik di negaranya. Pertanyaan bagi gereja di Indonesia adalah apakah masalah ketidakadilan sosial dan pelecehan hukum menjadi agenda utama dalam kegiatan-kegiatan pelayanannya? Atau jangan-jangan kita malah menutup mata, pura-pura tidak melihat, bahkan menarik diri dari masalah yang sangat menjadi perhatian utama Allah, kemudian mengambil keputusan untuk menyerahkan masalah-masalah itu kepada pemerintah, instansi terkait ataupun LSM-LSM yang ada. Seperti Yeremia diutus Allah ke istana, gereja pun diutus Allah untuk pergi ke istana. Gereja diutus untuk menyampaikan suara Allah kepada siapapun yang mempunyai wewenang dan kemampuan untuk menegakkan keadilan dan supremasi hukum di negeri kita. Gereja harus menyuarakan konsekuensi yang akan menimpa bangsa ini jika para pemimpin bangsa tidak segera bertobat dan memperbaiki sistem pemerataan ekonomi secara adil. Renungkan: Pelayanan ini tidak dapat ditunda lagi. Terlalu banyak rakyat kecil yang menderita karena ditindas dan diperdayai, suara mereka sudah parau karena berteriak meminta belas kasihan kepada para penguasa dan dermawan. Jangan tunda hingga Tuhan mendatangkan hukuman yang dahsyat bagi bangsa ini. |
(0.80569731578947) | (Yer 23:1) |
(sh: Tanggung jawab (Jumat, 6 Oktober 2000)) Tanggung jawabTanggung jawab. Walaupun semua bencana dan malapetaka didatangkan Tuhan sebagai hukuman atas umat-Nya yang berdosa, para gembala Yehuda yaitu para raja, imam, dan nabi harus bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa ini (1-2). Sebab penghukuman itu datang karena mereka gagal menjadi gembala yang baik. Mereka tidak hanya membiarkan kambing dombanya tersesat, tetapi menggiring mereka untuk menjalani hidup yang sesat dan tercela di hadapan Allah. Mereka harus bertanggung jawab atas hancurnya negara Yehuda. Allah tidak dapat lagi mempercayai para pemimpin yang tidak bertanggung jawab (3-4). Ia akan mengambil alih peran para pemimpin yang korup dan yang tak bertanggung jawab tadi. Ia sendiri yang akan turun tangan untuk mengumpulkan kambing domba yang sudah tercerai-berai dan memimpin mereka kembali ke padang. Kemudian Allah juga akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang baru demi pembaharuan hidup kambing domba-Nya. Tindakan Allah tidak berhenti sampai di sini. Suatu hari Ia akan mengganti para pemimpin yang korup tadi dengan seseorang yang berasal dari keturunan Daud, seorang raja yang bijaksana yang akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri dan akan memberikan keselamatan dan ketentraman kepada Yehuda yang sudah dipulihkan dan diperbaharui (5-7). Juruselamat itu adalah Yesus Kristus. Sebagai Raja, Imam, dan Nabi, Ia sangat berbeda dengan para pemimpin Yehuda. Untuk menyelamatkan umat manusia, sebagai Pemimpin Yesus rela menderita dan mati sebagai seorang manusia yang terkutuk oleh Allah maupun manusia. Melalui kematian-Nya, Ia memperlihatkan, sekali untuk selamanya, kualitas yang dituntut dari seseorang yang akan menjadi pemimpin - sebuah ciri dari seorang pemimpin sejati, yaitu selalu siap untuk melayani yang lain walaupun harus mengalami kerugian maupun penderitaan. Renungkan: Jika Anda mempunyai kedudukan sebagai seorang pemimpin baik di tempat usaha, di gereja, maupun di dalam persekutuan, jadikanlah selalu kepemimpin Yesus sebagai teladan dalam memimpin dan membawa anggota jemaat Anda kepada tujuan yang sudah Allah tentukan. Ingatlah juga bahwa Allah dapat dan akan mengambil alih peran kepemimpinan kita, jika kita tidak melakukan tugas dan tanggung jawab kita sebagai seorang pemimpin. |
(0.80569731578947) | (Yer 25:15) |
(sh: Allah pengendali sejarah bangsa (Rabu, 11 Oktober 2000)) Allah pengendali sejarah bangsaAllah pengendali sejarah bangsa. Firman Tuhan tentang piala amarah Tuhan atas bangsa-bangsa datang kepada Yeremia pada tahun keempat pemerintahan Yoyakim atau tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar 605 s.M. (1). Piala murka Allah harus diminum oleh banyak bangsa secara bergilir dan berurutan. Bangsa Yehuda minum untuk pertama kali (29). Kemudian piala itu diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan setelah semuanya minum barulah Sesakh, nama lain dari Babel, meminumnya (26). Firman ini mengungkapkan bahwa kelak satu demi satu bangsa-bangsa yang disebutkan dalam ayat Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">18-25 akan mengalami penderitaan di tangan Nebukadnezar. Semua pernyataan Allah ini benar-benar terjadi di dalam sejarah dunia. Yehuda dihancurkan oleh Nebukadnezar dan sebagian besar rakyatnya dibawa ke Babel sebagai tawanan. Mesir tak kuasa membendung serangan Babel 3 tahun setelah firman ini datang kepada Yeremia (Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">46:2). Filistin dihancurkan oleh air yang mengamuk dari utara - arah mata angin utara menunjuk kepada Babel (Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">47:2). Bangsa Edom, Moab, bani Amon, raja Tirus, dan Sidon beserta para sekutunya menantang Babel (Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">27:1-3) sehingga harus menanggung konsekuensinya (Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">48:1-49:22). Raja-raja di daerah padang pasir seperti Dedan, Tema, dan Buz yang tinggal di bagian utara semenanjung Arab juga lari tunggang langgang dihalau oleh Nebukadnezar (Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">49:28-33). Apa yang ingin diungkapkan melalui peristiwa yang pernah tercatat di dalam sejarah dunia ini? TUHAN Allah Israel adalah TUHAN semesta alam (15, 27-29). Firman, kekuasaan, dan kekuatan-Nya berlaku atas seluruh bangsa yang ada di dunia, bukan hanya kepada Israel. Kebenaran ini digambarkan melalui Yeremia yang diperintahkan untuk meminumkan isi cawan kepada segala bangsa. Kepada yang menolak, harus tetap meminumnya (17, 28-29). Mereka tidak mempunyai kekuatan untuk menolaknya, karena mereka diwajibkan oleh Allah. Siapa yang dapat mewajibkan bangsa-bangsa di seluruh bumi? Apakah PBB, IMF, Unesco, Nato, Amerika Serikat? Renungkan: Segala perubahan yang terjadi dalam peta politik, sosial, budaya, dan ekonomi tidak seharusnya membuat kita takut dan gentar sebab Allah yang memegang kendali. Itu semua tercatat dalam Alkitab kita. |