(0.17559717209302) | (Yer 29:24) |
(sh: Jangan mau dibungkam (Sabtu, 21 April 2001)) Jangan mau dibungkamJangan mau dibungkam. Bagaimana perasaan kita jika perhatian dan usaha yang kita lakukan demi kebahagiaan orang lain ditanggapi negatif? Apalagi jika diputarbalikkan orang lain sehingga perhatian dan usaha kita yang baik menjadi jelek di mata orang lain? Ini yang dialami oleh Yeremia. Perhatian dan usahanya kepada bangsa Yehuda dalam pembuangan sedemikian besar, sehingga ia mau menulis firman Tuhan yang ia terima dan mengirimkannya kepada mereka. Itu dilakukan demi masa depan mereka. Namun apa yang Yeremia terima dari salah seorang dari antara mereka? Semaya memutarbalikkan kabar baik dari Allah yang disampaikan oleh Yeremia hingga menjadi kabar dukacita bagi Yehuda. Untuk menguatkan berita yang ia sampaikan, ia berani melakukan kebohongan yang luar biasa yaitu menyatakan dirinya sebagai pembawa berita dari Allah. Ia juga membungkam Yeremia dengan meminjam tangan imam Zefanya. Betapa jahatnya Semaya. Ia menghalangi bangsa Yehuda untuk mendengar berita pengharapan di tengah-tengah penderitaan dan membungkam pembawa berita. Ini berarti ia juga berusaha membungkam Allah. Ironis sekali pengalaman Yeremia. Ia menyampaikan pengharapan kepada orang yang menderita namun dirinya kini seakan-akan tiada pengharapan karena ancaman dari Semaya. Bagaimanakah respons Yeremia? Ia tidak heran sebab ia menyadari bahwa nabi palsu akan bersuara lebih keras darinya. Ia juga tidak takut namun ia tetap berpegang teguh dan memberitakan berita pengharapan dari Allah. Namun Allah tidak membiarkannya sendiri. Ia menjaganya melalui imam Zefanya. Ia seharusnya menyingkirkan Yeremia tetapi mengapa ia malah membacakan surat Semaya kepada Yeremia? Allah juga menyatakan penghukuman atas Semaya dan keturunannya. Walaupun penghukuman-Nya itu baru pernyataan, ini sudah memanifestasikan bahwa Allah tidak membiarkan hamba-Nya yang memberitakan firman-Nya dilecehkan bahkan disakiti. Renungkan: Karena itu jangan kaget bila apa yang dialami Yeremia menimpa kita pada masa kini. Manusia mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk memutarbalikkan Injil menjadi berita duka. Namun jika ini terjadi pada kita, jangan biarkan mereka berhasil membungkam kita. Tetaplah beritakan dan bersandar kepada Allah. |
(0.17559717209302) | (Yer 37:1) |
(sh: Perilaku ironis dibenci Allah (Minggu, 6 Mei 2001)) Perilaku ironis dibenci AllahPerilaku ironis dibenci Allah. Kehidupan raja Zedekia penuh dengan ironi. Zedekia sama sekali menolak untuk mendengarkan firman-Nya namun ia masih memohon Yeremia untuk berdoa baginya. Ironis sekali bukan! Tindakan Zedekia yang ironis ini bersumber dari beberapa sikap terhadap dan pengenalannya akan Allah yang sebenarnya saling bertolak-belakang yaitu ia tidak mempercayai Allah, ia meremehkan Allah, namun sekaligus membutuhkan-Nya ketika kekuatan dan kemampuannya sudah tidak dapat diharapkan lagi. Apa yang menyebabkan Zedekia berperilaku ironis? Seluruh hati dan pikirannya yang hanya berpusat kepada pemenuhan ambisi pribadi semata yang membuatnya berperilaku ironis. Sebagai raja, walaupun diangkat oleh Nebukadnezar untuk menggantikan keponakannya Konya yang dibuang ke Babel pada tahun 598 s.M., Zedekia seharusnya menjalankan tanggung jawab dan fungsinya sebagai raja Yehuda dengan baik yaitu memimpin rakyatnya agar kembali menaati Allah. Namun ia justru segera berusaha memperkuat posisinya begitu ia melihat tentara Babel telah angkat kaki dari Yerusalem karena datangnya tentara Mesir. Ia tidak mau menjadi raja boneka Babel. Ia mau menjadi raja Yehuda yang berdaulat karena itu ia membutuhkan pertolongan pihak lain. Kepada Allah yang tidak ia percayai dan yang ia remehkan, ia mengharapkan pertolongan. Itu bukan merupakan manifestasi dari kepercayaannya kepada Allah namun manifestasi dari berbagai upaya yang akan ia lakukan untuk memenuhi ambisinya. Renungkan: Allah bersikap tegas. Ia tidak hanya menolak permohonan Zedekia namun juga memastikan penghukuman yang akan segera menimpa Yehuda. Episode pendek dari kehidupan Zedekia ini merupakan peringatan keras bagi Kristen untuk tidak berperilaku ironis seperti Zedekia. Bacaan untuk Minggu Paskah 4 Lagu: Kidung Jemaat 24a |
(0.17559717209302) | (Yer 37:11) |
(sh: Lari dari tanggung jawab adalah tindakan destruktif (Senin, 7 Mei 2001)) Lari dari tanggung jawab adalah tindakan destruktifLari dari tanggung jawab adalah tindakan destruktif. Ketika pengepungan tentara Babel berhenti untuk sementara, Yeremia berusaha meninggalkan Yerusalem menuju ke daerah Benyamin untuk mengurus pembagian warisan di antara kaum keluarganya. Namun di pintu gerbang Benyamin, ia ditangkap oleh kepala penjaga dan dituduh mau menyeberang ke pihak Babel. Khotbah Yeremia yang terus-menerus menyerukan agar orang- orang Yehuda menyerah kepada Babel telah menimbulkan kebencian terhadap Yeremia di hati para patriot bangsa. Dalam kemarahannya, mereka dan para pembantu raja memukul Yeremia dan menjebloskannya ke dalam ruang cadangan air di bawah tanah yang sudah diubah menjadi penjara. Ketika mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan raja Zedekia, Yeremia tetap menyerukan berita yang sama dari Tuhan yaitu bahwa Babel akan menghancurkan Yerusalem karena itu ia tetap mendorong Zedekia untuk menyerah kepada Babel. Akibatnya ia tetap di penjara namun bukan di bawah tanah tapi di pelataran penjagaan. Reaksi para patriot bangsa itu sangat khas. Dalam keadaan stress karena kepungan tentara Babel, mereka justru menyalahkan Yeremia dan tidak menyadari bahwa situasi dan kondisi yang terjadi saat ini adalah tanggung jawab mereka karena tidak mau menaati firman Allah. Menyalahkan orang lain adalah salah satu respons yang paling sia-sia dan menghasilkan kehancuran bagi diri sendiri dalam situasi dan kondisi apa pun. Satu- satunya respons yang benar dan bertanggungjawab adalah melihat dengan sejujur-jujurnya akar masalahnya, berani bertanggungjawab dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang tepat dan benar. Bangsa Yehuda tetap menolak untuk bertanggungjawab atas tindakannya yang mendatangkan penghukuman Allah lewat tangan Nebukadnezar. Mereka menyalahkan Yeremia serta melampiaskan kemarahan dan frustasinya kepada Yeremia. Renungkan: Lari dari tanggung jawab lalu mencari kambing hitam adalah respons yang akrab dengan hidup kita, baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maupun dalam kehidupan pribadi. Itu adalah respons yang tidak sehat dan justru bersifat destruktif sebab tidak pernah akan ada harapan untuk perbaikan, kecuali jika seseorang mau bertanggungjawab atas setiap tindakan yang ia lakukan sendiri. |
(0.17559717209302) | (Yer 44:15) |
(sh: Bahaya pragmatisme (Rabu, 16 Mei 2001)) Bahaya pragmatismeBahaya pragmatisme. Pragmatisme adalah sebuah pendekatan terhadap masalah hidup apa adanya dan secara praktis, bukan teoritis atau ideal, hasilnya dapat dimanfaatkan. Kaum pragmatis berpendapat bahwa yang baik adalah yang dapat dilaksanakan serta mendatangkan hal positif dan kemajuan hidup. Karena itu bagi mereka baik-buruknya perilaku dan cara hidup dinilai atas dasar praktisnya, hasilnya, dampak positifnya, manfaatnya bagi yang bersangkutan, dan dunia sekitarnya. Pendirian pragmatis dapat lahir sebagai tanggapan kecewa terhadap kenyataan hidup yang ada. Pendekatan ini pun dianut oleh kaum Yehuda yang mengungsi ke Mesir. Apa gunanya percaya dan taat kepada Yahweh bila mereka tidak menjadi lebih baik? Percaya kepada Allah, hidup dalam kekuasaan Babel; percaya kepada ratu sorga, hidup bebas dan berkelimpahan di Mesir (18). Karena itu walaupun mereka mengakui dengan sadar bahwa berita yang disampaikan oleh Yeremia berasal dari Allah, mereka memilih untuk tetap menyembah ratu sorga karena memberikan manfaat yang langsung dapat dirasakan bagi mereka maupun komunitas Yehuda di Mesir (16-17). Paham ini jelas menentang Allah sebagai Allah yang berkuasa dan mengontrol seluruh alam semesta. Bagi mereka ratu sorgalah yang berkuasa. Karena itulah Yeremia berusaha mengembalikan fokus mereka kepada keyakinan bahwa menyembah allah lain adalah dosa (20-23) dan bahwa Allah tidak hanya berkuasa atas kehidupan Yehuda namun juga Mesir (30). Ia juga menegaskan bahwa Allah tidak dapat mentolerir pragmatisme (26-29). Renungkan: Karena itu waspadalah selalu, sebab kita mungkin tetap rajin ke gereja, memberikan persembahan, ataupun aktif dalam pelayanan, namun tanpa kita sadari kita sudah menjadi Kristen yang pragmatis. Mengapa demikian? Sebab kesulitan ekonomi, persaingan dalam usaha, tuntutan karier, dan kondisi sosial dan politik yang tidak stabil yang terjadi di tanah air kita, tidak selalu dapat diselesaikan dengan tetap mempertahankan ketaatan kepada firman-Nya. Seringkali justru sebaliknya, semakin mempertahankan iman kristen, kita semakin terpuruk dan ‘mandeg’ dalam karier. Oleh sebab itu kita harus senantiasa mengarahkan mata dan hati kita pada kebenaran bahwa Allah berada di balik semua kesuksesan dan kegagalan. |
(0.17559717209302) | (Yer 47:1) |
(sh: Peringatan Allah melalui bangsa lain (Minggu, 20 Mei 2001)) Peringatan Allah melalui bangsa lainPeringatan Allah melalui bangsa lain. Nubuat pendek berbicara tentang malapetaka yang akan menimpa orang Filistin. Malapetaka ini akan segera menimpanya dan menimbulkan kengerian yang luar biasa di antara mereka, sehingga membuat para orang-tua kehilangan akal sehatnya (3) dan hanya dapat menangis dan berkabung karena penderitaan yang tak tertahankan (5). Mengapa? Pasal ini memang tidak memberitahukan kesalahan Filistin secara jelas. Namun ayat 4 menyatakan bahwa Filistin bersekutu dengan Tirus dan Sidon ketika nubuat ini disampaikan. Yeremia 27:3 menyatakan bahwa pada tahun 594 perwakilan dari Tirus, Sidon, Edom, Moab, dan Amon bertemu di Yerusalem untuk merundingkan pemberontakan melawan Babel. Meskipun Filistin tidak disebutkan dalam Yeremia 27:3, fakta bahwa mereka adalah sekutu Tirus dan Sion dapat mengungkapkan bahwa Filistin pun termasuk salah satu bangsa yang berusaha menghancurkan kekuasaan dan kekuatan Babel. Itulah kesalahan Filistin. Karena nubuat ini disampaikan oleh Allah melalui Yeremia maka nubuat ini juga merupakan peringatan keras bagi kaum Yehuda bahwa menentang kehendak Allah sama dengan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri (27:2-3). Tidak ada kekuatan di dunia yang dapat menghalangi kehancuran yang disebabkan karena penghukuman Allah (6-7). Renungkan: Bencana yang dialami oleh bangsa lain dapat merupakan peringatan Allah agar umat-Nya mau berjalan di dalam rencana-Nya. Namun seringkali umat Allah terlalu sibuk, sehingga tuli untuk mendengarkan peringatan-Nya. Karena itu mintalah Allah untuk memberikan kepekaan, agar kita dapat mendengar peringatan-Nya melalui peristiwa- peristiwia yang terjadi di dunia yang tidak mungkin didengar oleh orang lain. Bacaan untuk Minggu Paskah 6 Lagu: Kidung Jemaat 57 |
(0.17559717209302) | (Yer 51:36) |
(sh: Visi Yeremia (Kamis, 31 Mei 2001)) Visi YeremiaVisi Yeremia. Pesan terakhir jauh berbeda dari pesan-pesan sebelumnya. Allah akan menghukum Babel dengan cara menjungkirbalikkan semua kekuatan dan kemampuan yang mereka miliki hingga mereka habis termasuk sistem keagamaan mereka (38-44). Namun yang menarik untuk diperhatikan adalah waktu pemberitaan dan perintah khusus yang diberikan kepada bangsa Yehuda. Berita ini disampaikan pada tahun keempat pemerintahan Zedekia yaitu sekitar tahun 594 s.M. Pada tahun itu persekongkolan untuk memberontak kepada Babel muncul (lih. pasal 27). Zedekia terlibat dalam persekongkolan itu karena itu ia harus mempertanggungjawabkannya dan meyakinkan Nebukadnezar bahwa rakyat Yehuda tidak terlibat dalam persekongkolan itu. Ketika ia pergi ke Babel (59), Yeremia menggunakan kesempatan itu untuk menitipkan pesannya melalui Seraya yang adalah saudara Barukh (lih. 32:12) dan memerintahkan Seraya mencari kesempatan untuk membacakannya kepada orang Yehuda. Mengapa? Firman yang diterima Yeremia (46-51:45) menguatkan dan memampukan Yeremia untuk tetap berjalan dalam kehendak Allah yaitu tunduk kepada Babel. Firman itu juga memampukannya untuk melihat realita lain di balik realita yang kasat mata seperti penderitaan dalam pembuangan. Karena itu ia rindu agar bangsanya yang sedang dalam pembuangan - menaati kehendak Allah - mendapatkan berkat seperti dirinya. Namun Yeremia juga berpikir jauh ke depan (70 tahun ke depan). Ia kuatir bahwa bangsanya yang sudah hidup mapan di Babel (lih. 29:5-7 yang dikirim sebelum berita ini) menjadi terlena dan melupakan identitas mereka sebagai bangsa pilihan Allah, sehingga ketika penghukuman atas Babel tiba mereka kehilangan visi dan hanya memikirkan kesejahteraan pribadi (46-57). Renungkan: Kualitas kepemimpinan Yeremia yang tinggi terpapar jelas dari uraian di atas. Ia mempunyai visi yang jauh ke depan tidak hanya bagi kesejahteraan bangsanya namun juga kerohanian, nasionalisme, serta kesatuan bangsanya, dan berusaha menggunakan kesempatan yang ada untuk merealisasikan visinya. Apa yang akan terjadi jika mereka yang dalam pembuangan melupakan identitasnya karena kemapanan sosial ekonomi serta terjadi asimilasi dengan bangsa lain? Negara dan gereja kita membutuhkan seorang pemimpin seperti Yeremia. Pengantar Kitab Yakobus Surat Yakobus agak sulit dibuat garis besarnya karena banyak topik di dalamnya. Nampaknya surat ini menyerupai satu khotbah berseri yang masing-masing topiknya nampak tidak saling berkesinambungan. Topi-topik dalam surat ini berubah-ubah secara tiba-tiba namun biasanya didahului dengan kata-kata seperti ‘saudara-saudaraku’ (1:2, 19; 2:1, 14; 3:1; 4:11; 5:7, 19), ‘jadi sekarang’ (4:13; 5:1), atau dengan sebuah pertanyaan (4:1; 5:13). Meskipun demikian, tema menonjol dari surat ini adalah iman yang hidup harus dimanifestasikan melalui perbuatan aktif. Penulis, waktu, dan tujuan penulisan Surat ini ditulis oleh Yakobus, saudara Yesus Kristus kira-kira pada tahun 49 M dan ditujukan kepada Kristen Yahudi yang tersebar karena penganiayaan. Jadi surat ini berfungsi sebagai surat penggembalaan atau surat yang berisi pesan-pesan singkat.
Tema-tema utama:
Kristologi. Yakobus tidak membahas Kristologi seperti
Paulus. Ia menitikberatkan pada penerapan doktrin ini
dalam kehidupan sehari-hari. Yesus sebagai Tuhan (1:1)
dan yang dimuliakan (2:1) merupakan dasar bagi
kehidupan moralitas yang murni dan berkomitmen penuh.
Etika kristen berdasarkan pandangan yang tinggi tentang
Kristus. Iman dan perbuatan. Ketaatan kepada hukum
bukanlah ketaatan terlepas dari iman. Surat ini
menyebutkan kata iman sekitar 16 kali dan hampir
semuanya terdapat dalam 2:14-26. Dalam pasal lain,
iman adalah dasar penting bagi doa (1:6; 5:15). Iman
juga titik awal menuju kedewasaan dan kesempurnaan ( |
(0.17559717209302) | (Yeh 1:1) |
(sh: Allah dalam pembuangan (Senin, 16 Juli 2001)) Allah dalam pembuanganAllah dalam pembuangan. Setelah menjalani kehidupan dalam pembuangan selama 5 tahun, Yehezkiel mendapatkan penglihatan yang luar biasa dari Allah. Yehezkiel melihat penglihatan tentang takhta kemuliaan Allah yang begitu agung dan dahsyat sehingga membuat Yehezkiel sujud menyembah. Memperhatikan penglihatan yang dipaparkan Yehezkiel, mungkin kita akan terheran-heran sebab Yehezkiel banyak menggunakan simbol- simbol dan menjabarkannya secara detil. Namun demikian kita harus memperhatikan bahwa Yehezkiel secara jelas berusaha untuk tidak memberikan deskripsi secara spesifik dan pasti, khususnya ketika menggambarkan kemuliaan Allah. Karena itu ia banyak menggunakan kata-kata `kelihatan seperti, menyerupai, seperti, kelihatan'. Terlebih ketika ia menggambarkan kemuliaan Tuhan, ia hanya mengatakan `seperti busur pelangi ... begitulah kelihatan gambar kemuliaan Tuhan' (ayat 28). Apa makna semua itu? Makna semua itu adalah Allah jauh di luar deskripsi manusia. Manusia tidak akan mampu mendeskripsikan kemuliaan Allah. Yehezkiel hanya dapat melihat gambaran kemuliaan seperti busur pelangi. Mengapa Yehezkiel sujud menyembah ketika ia melihat penglihatan itu? Semakin dekat matanya ditarik pada figur utama dalam penglihatan itu maka semakin buta matanya oleh sinar kemuliaan. Bagi Yehezkiel lebih mudah memperhatikan 4 makhluk hidup beserta roda-rodanya daripada memperhatikan figur utama dalam busur pelangi. Allah yang bersemayam di bukit Zion, Allah yang bersemayam di Bait-Nya di Yerusalem, menampakkan diri-Nya kepada umat-Nya yang ada dalam pembuangan di Babel adalah Allah yang memang jauh di luar deskripsi manusia, namun Ia bukanlah Allah yang jauh dari umat sekalipun di tanah asing. Masa depan bangsa Israel masih ada bahkan masih ada pelayanan yang harus dilakukan oleh Yehezkiel sebagai imam di tanah pembuangan. Renungkan: Kemuliaan Allah memang jauh dari bayangan manusia, namun tidak ada tempat yang jauh dari jangkauan Allah. Tidak ada situasi manusia yang jauh dari pengadilan-Nya. Dia akan datang kepada kita di saat kita gagal, kecewa, depresi, maupun mengalami malapetaka. Kita mungkin hanya dapat melihat sedikit dari kemuliaan-Nya, namun Ia senantiasa ada bersama kita. |
(0.17559717209302) | (Yeh 7:1) |
(sh: Lenyapnya penglihatan, pengajaran, dan nasihat (Minggu, 22 Juli 2001)) Lenyapnya penglihatan, pengajaran, dan nasihatLenyapnya penglihatan, pengajaran, dan nasihat. Ada satu kengerian yang dahsyat dalam perkataan `kesudahanmu tiba' (ayat 2), diikuti dengan `malapetaka datang' dan `waktunya datang' (ayat 7). Waktu demi waktu umat-Nya selalu mendapat kesempatan kedua, penghukuman dibatalkan ataupun ditangguhkan. Namun di tangan Allah yang konsisten, akan tiba saat-Nya dimana palu akan diketukkan. Yehezkiel berseru `inilah saatnya bagi Yerusalem'. Mereka akan kehilangan pengharapan, ngeri, dan malu (ayat 17). Uang berapa pun jumlahnya tidak akan dapat menyelamatkan (ayat 19). Mereka akan berusaha keras untuk mendapatkan kedamaian namun sudah terlambat (ayat 25). Penderitaan mereka akan bertambah parah sebab pada masa itu 3 sumber kekuatan rohani bagi Israel yaitu penglihatan nabi, pengajaran Taurat Allah, dan nasihat para orang-tua akan lenyap. Hilangnya ketiga sumber itu merupakan pukulan yang lebih dahsyat dibandingkan malapetaka yang didatangkan Allah atas mereka (ayat 10-14). Apa yang akan terjadi pada umat Tuhan jika sumber-sumber kekuatan rohaninya lenyap? Lenyapnya penghiburan, tidak ada lagi bimbingan, dan tidak ada lagi pengarahan akan membuat bangsa ini terus terpuruk ke dalam jurang kehancuran yang lebih dalam (ayat 27). Semuanya serba gelap, tanpa arah, dan tidak ada pengharapan. Betapa mengerikannya jika saat ini tiba. Renungkan: Apakah umat Tuhan masa kini mungkin mengalami penghukuman berupa lenyapnya sumber-sumber kekuatan rohani? Ya, sebab penglihatan, pengajaran, dan hikmat merupakan karunia Allah sehingga Ia berhak memberikan ataupun menahannya ketika umat-Nya tidak lagi percaya kepada-Nya. Betapa tragisnya bila Allah berhenti berfirman. Karena itu berdoalah agar kelaparan akan firman Allah tidak pernah terjadi sampai Kristus datang kembali. Bacaan untuk Minggu Ke-7 sesudah Pentakosta Lagu: Kidung Jemaat 49 PA 3 Yehezkiel 2:1-3:15 Pertumbuhan gereja di Indonesia berdampak meningkatnya berbagai aktivitas pelayanan. Untuk mendukung berbagai pelayanan tersebut, banyak Kristen segala usia yang sekarang terlibat di dalamnya. Itu adalah fakta yang menggembirakan. Namun kita harus waspada supaya pelayanan bukan sekadar aktivitas belaka atau bahkan sebagai ajang unjuk kebolehan maupun untuk mendapatkan kedudukan dan kuasa. Oleh karena itu kita perlu mempelajari hakikat pelayanan berdasarkan panggilan Yehezkiel. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Siapa yang berinisiatif dalam pelayanan Yehezkiel (ayat 3)? Kepada siapa Yehezkiel diutus (ayat 3)? Apa yang harus dilakukan oleh Yehezkiel dan siapa yang menentukan (ayat 4)? Kebenaran apa yang Anda dapatkan tentang hubungan Allah dengan pelayanan? Bagaimanakah pelayanan yang selama ini Anda lakukan? 2. Apa yang Yehezkiel alami dan sikap apa yang Yehezkiel perlihatkan (ayat 1:28)? Pentingkah hal-hal itu terjadi sebelum ia mendapatkan panggilan Allah? Apakah ini yang Anda alami sebelum terlibat dalam pelayanan, ceritakanlah! Dengan sebutan apakah Allah memanggil Yehezkiel (ayat 1)? Apa makna sebutan itu? Mengapa sebutan itu senantiasa diulang-ulang? Apa maknanya bagi sikap Yehezkiel dalam menjalankan panggilan-Nya?
3. Apa yang Allah lakukan sebelum Yehezkiel pergi untuk melayani
(ayat 3:1)? Apa makna tindakan Allah bagi Yehezkiel pribadi dan
pelayanannya? Apa lagi yang Allah perbuat bagi Yehezkiel (ayat 4. Apa yang Allah tuntut dari Yehezkiel (ayat 2:6, 8 ; 3:2, 10)? Bagaimanakah Yehezkiel harus memandang keberhasilan dalam pelayanan (ayat 5, 7)? Bagaimanakah konsep keberhasilan pelayanan dalam gereja sekarang? 5. Berdasarkan penggalian di atas bagaimanakah hakikat pelayanan yang benar? Bagaimanakah hakikat pelayanan yang selama ini Anda miliki? Bandingkanlah! Apa yang harus Anda perbaiki dan bagaimana Anda melakukannya? |
(0.17559717209302) | (Yeh 22:17) |
(sh: Runtuhnya sebuah komunitas (Minggu, 9 September 2001)) Runtuhnya sebuah komunitasRuntuhnya sebuah komunitas. Setelah Allah membeberkan tingkah laku umat-Nya seperti karat logam (ayat 18) yang layak dimasukkan ke dalam peleburan, maka kini Tuhan merujuk kepada cacat cela para pemimpinnya. Imam-imam sebagai pemimpin rohani umat itu memakai jabatan mereka untuk keuntungan pribadi serta menyerahkan diri kepada pemuasan nafsu dosa (ayat 25-27). Dari para imam, pemuka, sampai kepada nabi- nabinya tidak ada seorang pun yang berlaku benar. Sebagai akibat dari pengapuran oleh nabi-nabi, umat itu tidak lagi takut akan Allah atau hukuman-Nya, mereka justru tetap berkanjang di dalam rawa dosa (ayat 28-29). Di zaman kita ada hamba Tuhan yang menghibur jemaat dalam dosa mereka dengan argumentasi bahwa: [1] semua orang berdosa; [2] kita hidup di dalam arus zaman yang penuh dosa, sehingga mustahil kita luput dari perbuatan dosa; [3] kita hanya manusia lemah yang tak sanggup menuruti kriteria kekudusan Allah; [4] Allah mengasihi kita sebagaimana adanya kita; [5] Allah memaklumi kedagingan kita yang lemah. Ketidakbenaran melanda para pemimpin (ayat 25-28) dan umat-Nya (ayat 29), sehingga Allah tidak menemukan seorang pun yang akan berusaha menuntun umat-Nya kepada pertobatan. Adalah tragedi yang memilukan, apabila ada gereja yang begitu dikuasai oleh dosa, sehingga Allah tidak dapat menemukan seorang pun di dalam jemaat itu yang hidup benar. Renungkan: Kebenaran firman-Nya hari ini mengingatkan para pemimpin agar tidak terlena dengan pandangan zaman kini bahwa dosa itu wajar, dapat dimaklumi, dan dilakukan oleh semua orang. Menganggap bahwa prinsip hidup kudus telah usang berakibat hancurnya sebuah komunitas. Bacaan untuk Minggu ke-14 sesudah Pentakosta Lagu: Kidung Jemaat 28 PA 1 Yehezkiel 18 Pembuangan yang dialami oleh bangsa Israel memang bukan akibat dosa satu generasi bangsa Israel, namun akibat dari ketidaktaatan mereka dari generasi ke generasi (ayat 2Raj. 21:15). Oleh sebab itu mereka yang mengalami pembuangan mempertanyakan keadilan Allah dengan mengutip sindiran yang sangat lazim di kalangan mereka (Yer. 31:29). Apakah benar Allah tidak adil? Apakah benar mereka tidak sepantasnya menerima hukuman ini? Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Sindiran apa yang diucapkan oleh bangsa Israel (ayat 2)? Pemahaman apa yang mereka miliki tentang pembuangan yang mereka alami sehingga mereka mengeluarkan sindiran seperti itu? Kebenaran apa yang ditekankan oleh Allah dalam meresponi sindiran mereka (ayat 3-5)? 2. Ada 3 ilustrasi yang digunakan Allah untuk memperjelas kebenaran yang ditekankan-Nya. Persamaan apa yang ada dalam masing-masing ilustrasi (ayat 5-9, 10-13, 14-18)? Inti kebenaran apa yang ingin diungkapkan oleh ketiga ilustrasi tersebut (ayat 19-20)? Mengapa Allah mampu melakukan hal itu (ayat 4)? Bagaimanakah karakter Allah diungkapkan dalam kasus ini? 3. Apakah kebenaran di atas memanifestasikan bahwa Allah adalah Allah yang senang melihat kematian orang fasik (ayat 21-23)? Jelaskan! Bagaimanakah Anda melihat penghukuman yang akan diterima oleh manusia dengan pilihan yang dapat ia buat (ayat 21-24)? Bagaimanakah pendapat Anda tentang respons bangsa Israel yang menyalahkan Allah (ayat 25-29)? 4. Apakah penghukuman yang dialami oleh bangsa Israel merupakan akhir dari kehidupan mereka (ayat 30-32)? Apa yang Anda pahami tentang Allah, berdasarkan ketegasan-Nya dalam menghukum dosa manusia dan kemurahan hati-Nya yang senantiasa mengundang umat-Nya untuk bertobat? 5. Berdasarkan kebenaran di atas tentang tanggung jawab individu, seberapa pentingkah pendidikan agama kristen dalam keluarga? Jelaskan! Apa yang dapat Anda lakukan untuk menyelenggarakan pendidikan agama kristen di keluarga, gereja, maupun masyarakat? |
(0.17559717209302) | (Yeh 32:1) |
(sh: Aku memasang jaringku menangkap engkau (Minggu, 23 September 2001)) Aku memasang jaringku menangkap engkau
Aku memasang jaringku menangkap engkau.
Ratapan kepada Firaun dan Mesir terbagi dua bagian, yakni ayat Di dalam kemegahannya Mesir menyamakan dirinya dengan singa muda, padahal aslinya ia adalah seperti buaya di laut. Di Mesir, lambang kerajaan ialah patung makhluk yang berbadan singa. Hingga kini, gambaran Spinx masih ada. Banyak penafsir yang menduga bahwa badan makhluk besar itu adalah sejenis naga besar, suatu makhluk yang dahsyat di dalam dongeng Tiamat. Makhluk yang merupakan personifikasi dari sungai-sungai, berusaha berjuang melawan surga namun akhirnya ia diremukkan oleh Marduk. Kisah ini dilekatkan kepada bangsa yang kejam (Yes. 27:1; Dan. 7) tetapi terlebih khusus dikenakan kepada Mesir (Yes. 30:7; 51:9-10) sambil menunjukkan perangainya yang jahat. Allah pasti menghukum Mesir (ayat 3) dan ketika penghukuman itu dijatuhkan kepada rakyatnya (ayat 12-15) maka air yang sudah dikeruhkan itu menjadi jernih kembali, artinya tidak ada orang atau binatang yang akan terus membuat air itu beriak lagi. Dan ini adalah suatu pertanda kemusnahan. Allah selalu menepati firman-Nya. Bila murka-Nya dicurahkan, Ia akan membiarkan semuanya menjadi reruntuhan. Renungkan: Banyak manusia berpikir dapat menghindari penghukuman Allah, namun sebagai Kristen, kita tidak perlu iri kepada mereka. Cepat atau lambat Tuhan pasti akan menyatakan penghukumannya. Sepandai- pandainya tupai melompat, akhirnya akan terpeleset juga. Sepandai apakah manusia melompat dan menghindari hukuman Allah? Bacaan untuk Minggu ke-16 sesudah Pentakosta Lagu: Kidung Jemaat 38 PA 3 Yehezkiel 29
Pada zaman bapak leluhur Israel, Mesir adalah tempat yang tepat bagi
mereka untuk menyelamatkan diri dari permasalahan yang pelik ( PA hari ini akan memperlihatkan kepada kita bahwa Allah dengan tegas menyatakan kepada Israel bahwa Mesir bukanlah kubu keselamatan Yehuda. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Bagaimanakah sikap Allah terhadap Mesir yang menjadi harapan Yehuda (ayat 1-3)? Bagaimanakah sesumbar Firaun tentang dirinya sendiri (ayat 3)? Apa yang akan dilakukan Allah atas Firaun (ayat 4-5)? Bandingkan sesumbar Firaun dengan apa yang akan dilakukan Allah atasnya! Apa yang dapat Anda pelajari dari perbandingan itu? Apa tujuan tindakan Allah atas Mesir, bagi Mesir sendiri dan bagi kaum Israel (ayat 6-9, 16)? 2. Mengapa Allah menghukum Mesir (ayat 9b)? Seberapa seriuskah sesumbar Firaun sehingga Allah perlu mendatangkan penghukuman yang dahsyat atasnya (ayat 10-16, 17-21)? 3. Siapakah Allah dan bagaimanakah kedaulatan-Nya dinyatakan dalam bagian ini (ayat 6, 10-16, 19-20)? Berdasarkan tindakan Allah terhadap Mesir dan Nebukadnezar, apa yang dapat Anda simpulkan dari cara Allah bekerja? 4. Nubuat ini dinyatakan kepada bangsa Israel sekitar 1 tahun setelah Yerusalem hancur (lih. Yer. 52:1). Seandainya Anda adalah bangsa Yehuda yang tinggal di Yerusalem, apa yang akan Anda lakukan dan apa yang akan Anda usulkan kepada para saudara dan tetangga Anda dalam rangka meresponi nubuat ini dengan benar? Mengapa? Ada waktunya kita merenungkan apa yang Allah telah lakukan di masa lampau untuk mempertebal keyakinan bagi masa depan, namun kita tidak boleh membakukan proses karya Allah menjadi suatu prinsip yang mati. Setujukah Anda dengan pemahaman ini? Jelaskan! |
(0.17559717209302) | (Dan 2:16) |
(sh: Bersama dengan Allah (Minggu, 18 April 1999)) Bersama dengan AllahBersama dengan Allah. Jika kita hidup pada masa itu, maka kita akan menyimpulkan bahwa Daniel nekad! Bayangkan, dari sekian banyak orang berhikmat, ahli nujum, ahli jampi yang dimiliki raja, tak seorang pun mampu memecahkan misteri mimpinya. Mereka yang diakui keahlian dan kemampuannya menyerah, tak mampu berbuat apa-apa. Namun, ketika Daniel memutuskan untuk menghadap raja dan menawarkan jasa menjelaskan dan mengartikan mimpinya, mata iman dan keyakinan kita terbuka. Daniel tidak berjuang sendiri, ia memohon penyertaan dan kasih sayang Allah. Allah mendengarkan doanya dan memberinya hikmat serta kemampuan untuk mengungkap misteri mimpi raja. Bila berada bersama Allah tak ada permasalahan yang tak dapat diselesaikan. Karunia Allah. Di hadapan raja, Daniel tidak langsung berbicara nyerocos menjelaskan dan mengartikan rahasia mimpi raja. Dengan strategi tenang dan memiliki kesadaran penuh bahwa Allah besertanya, Daniel memulai penjelasannya. Perhatian raja dimanfaatkannya untuk menjelaskan bahwa kemampuannya menjelaskan dan mengartikan rahasia mimpi raja sepenuhnya adalah hikmat dan karunia dari Allah. Hanya Allah, Sumber segala hikmat, di sorga yang berkuasa mengungkapkan segala yang tersembunyi. Hikmat dan kemampuan menyelami hal-hal yang Allah nyatakan bukan merupakan kemampuan manusia, tetapi merupakan karunia Allah. Mitra Allah. Ketika Daniel memutuskan untuk menghadap raja Nebukadnezar, ketika itu pula ditegaskan bahwa keberhasilannya memecahkan misteri mimpi raja bukan merupakan kehebatan dan kemampuannya, tetapi pemberian Allah. Daniel dkk. menunjukkan kepada kita bagaimana bersikap sebagai mitra Allah. Orang-orang yang layak disebut mitra Allah adalah orang-orang yang dengan penuh keyakinan bergantung pada Allah, rendah hati, dan berusaha memusatkan pikiran orang bukan pada dirinya tetapi pada Allah. Renungkan: "Mitra" adalah alat. "Mitra" Allah adalah alat Tuhan menyalurkan kehendak dan inspirasi-Nya. Sebagai jemaat, yang harus dipermuliakan dan diagungkan adalah Allah bukan alat-alat-Nya atau mitra-Nya. |
(0.17559717209302) | (Dan 5:17) |
(sh: Tegas terhadap dosa (Minggu, 25 April 1999)) Tegas terhadap dosaTegas terhadap dosa. Penawaran kuasa dan harta ternyata tak menyilaukan mata Daniel. Justru Daniel menganggap tawaran Belsyazar merupakan penghinaan terhadap Allah. Tak ada sedikitpun keinginan Daniel mencuri kuasa dan kemuliaan Allah bagi kepentingan dirinya sendiri. Kuasa ilahi dan kemuliaan sorga yang menyertainya melebihi segala sesuatu di dunia ini membuatnya tidak gila kuasa, dan gila hormat. Daniel menyadari sepenuhnya bahwa kuasa Allah yang dilayaninya itulah yang memampukan dia mengartikan makna dari tulisan yang menggentarkan Belsyazar itu. Daniel menunjukkan kepada kita suatu sikap konsisten yang terus dipertahankan sejak semula. Tidak menutup kemungkinan bila kita pun akan mengalami desakan-desakan dari lingkungan kita. Bila kita tetap mempertahankan keyakinan beriman kita, maka Allah yang Penguasa dan penentu segala sesuatu itu memampukan kita menolak segala bentuk godaan dan tawaran-tawaran "semu" yang menggiurkan. Melalui wibawa dan kuasa Allah. Dengan kemampuan dan kepercayaan dari Allah, Daniel menegur dosa Belsyazar. Dosa yang merupakan pengulangan terhadap dosa masa lampau. Bahwa Belsyazar menganggap remeh dan tidak belajar dari pengalaman sejarah raja Nebukadnezar pendahulunya. Terbukti ketika ia melakukan kesalahan yang sama. Bila seorang pemimpin tidak belajar dan memetik hikmat dari pengalaman dan fakta sejarah, maka kesalahan yang sama yang pernah dilakukan para pendahulu kita akan terulang kembali. Kedua, Belsyazar terlalu berani mengotori peralatan bait Allah dengan hal-hal yang menajiskan. Hal lain lagi yang dilakukan oleh raja Belsyazar dan mengundang murka Allah, ialah keberaniannya mengotori peralatan bait Allah dengan hal-hal yang menajiskan dan memalukan. Kekuasaan seringkali membuat orang tidak lagi dapat membedakan mana yang milik Allah, mana yang milik manusia. Renungkan: Pertama: Tidak semua kebaikan yang kita terima harus selalu diresponi dengan menawarkan kekuatan kuasa dan kenikmatan harta. Kedua: Teguran Allah ini bisa terjadi pada siapa saja, dengan tujuan agar supaya pelaku dosa menyadari kesalahannya dan mengalami pertobatan. Doa: Tuhan, mampukan saya bertahan dan tidak tergoda oleh rayuan dunia ini, yang berusaha menarik saya keluar dari lingkungan kewibawaan-Mu. |
(0.17559717209302) | (Dan 12:1) |
(sh: Keadaan masa depan (Minggu, 4 Juli 1999)) Keadaan masa depanKeadaan masa depan Keadaan masa depan bukanlah suatu keadaan yang menyenangkan sesuai dambaan setiap insan, seperti dikatakan: akan ada suatu waktu kesesakan, di mana terjadi banyak penderitaan. Bagaimana Kristen sebagai orang-orang percaya menghadapi keadaan ini? Apakah dilingkupi perasaan takut dan gentar, sehingga kehilangan pengharapan di dalam Tuhan? Tuhan tidak akan membiarkan orang-orang percaya mengalami keadaan yang berat ini sendirian. Ada jaminan penyertaan yang Allah sediakan bagi orang-orang percaya, sehingga dimampukan untuk tetap memiliki pengharapan dan keteguhan iman dalam menghadapi segala penderitaan dan kesesakan. Rencana Allah tidak pernah gagal. Bagaimanapun manusia dan musuh Allah berusaha menggagalkan rencana keselamatan bagi orang percaya, namun rencana Allah tidak dapat digagalkan oleh siapa pun. Seringkali kita kecewa dan putus asa ketika mengalami kenyataan bahwa kejahatan dan penindasan semakin merajalela tak terkendali. Pelakunya pun seolah tak berdosa dengan segala rencana dan perbuatannya. Sesungguhnya kita jangan hanya terpaku pada peristiwa yang nampak, karena akan melemahkan iman pengharapan kita. Keyakinan bahwa Allah akan bertindak sesuai dengan rencana-Nya yang tidak pernah gagal, akan memurnikan iman pengharapan kita sehingga kita dimampukan mengerti setiap kejadian yang akan terjadi dari kaca mata yang benar dan tepat. Setia dan tekun. Sikap yang seharusnya mewarnai kehidupan orang percaya dalam menghadapi keadaan masa depan yang penuh penderitaan adalah kesetiaan dan ketekunan berdasarkan iman pengharapan kepada Allah yang rencana-Nya tidak pernah gagal. Kesetiaan dan ketekunan adalah sikap Kristen yang telah mengalami anugerah Allah dan senantiasa hidup bertumbuh dalam firman-Nya. Doa: Siapkan umat-Mu untuk menghadapi masa depan yang sulit, penuh tantangan, dan pergumulan, dengan firman-Mu yang memberi kekuatan, agar umat-Mu memiliki kesetiaan dan ketekunan sampai kedatangan-Mu. |
(0.17559717209302) | (Yun 1:1) |
(sh: Panggilan Tuhan Bukan Sebuah Pilihan (Jumat, 29 Oktober 2021)) Panggilan Tuhan Bukan Sebuah PilihanPanggilan Allah untuk memberitakan firman-Nya merupakan kesempatan istimewa yang diberikan kepada setiap orang percaya. Namun, ada kalanya motivasi terselubung mewarnai setiap keputusan untuk menjalani panggilan ini. Nabi Yunus hidup pada masa pemerintahan Yerobeam II di Kerajaan Utara. Ia mendapat panggilan Tuhan untuk memberitakan penghukuman atas Niniwe, ibu kota kerajaan Asyur, yang merupakan musuh Israel (2). Kejahatan penduduk Niniwe yang luar biasa telah membuat Yunus bersikap antipati terhadap mereka. Yunus berpikir bahwa ia mempunyai pilihan dalam merespons panggilan Tuhan, karena itu ia memilih melarikan diri ke Tarsis (3). Sebagai seorang yang menerima tugas untuk memberitakan firman Allah, Yunus lupa bahwa panggilan Tuhan bukanlah sebuah pilihan. Menyatakan kehendak Tuhan merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Bagaimanapun upaya Yunus untuk lari dari kehendak Tuhan, ada cara Tuhan yang unik untuk membawa kembali Yunus kepada tugas yang ia harus terima, yaitu dengan memakai orang-orang yang tidak percaya. Kepastian akan rencana Allah yang harus terlaksana melalui hamba-Nya ini tidak dapat dihalangi oleh apa pun, bahkan sang nabi tidak memiliki pilihan untuk menolak. Atas penentuan Tuhan, seekor ikan besar datang dan menelannya sehingga ia harus berada di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam. Panggilan Tuhan harus dilihat sebagai hak istimewa dan kesempatan luar biasa yang dianugerahkan kepada kita. Ini bukan pilihan antara kehendak kita atau kehendak Allah. Ini memang adalah kehendak Allah. Ketika Tuhan memanggil kita untuk melayani-Nya, yakni untuk menyatakan maksud dan rencana-Nya atas manusia, terimalah panggilan itu sebagai sebuah kehormatan yang diberikan Allah. Ini bukan pilihan; ini kewajiban. Jangan pernah berpikir untuk lari dari tanggung jawab itu, sebab Dia akan mengejar kita dan tangan-Nya yang kuat akan mengarahkan dan menuntun kita kembali untuk menjalaninya. Terimalah panggilan-Nya. [PMS] |
(0.17559717209302) | (Yun 4:1) |
(sh: Sekali lagi, belas kasihan Allah! (Selasa, 15 Juli 2003)) Sekali lagi, belas kasihan Allah!Sekali lagi, belas kasihan Allah! Yunus marah oleh karena Allah mengampuni orang Niniwe. Doanya penuh berisi ungkapan kemarahan (ayat 2-3). Ia merasa bahwa sikap Allah terhadap orang Niniwe adalah suatu kekeliruan yang fatal. Bagaimana boleh Allah mengampuni bangsa yang menjadi ancaman bagi umat-Nya sendiri! Allah pasti telah salah bertindak. "Aku protes Tuhan, dan lebih baik aku mati daripada hidup melihat tindakan Allah yang salah" (ayat 3). Kira-kira demikianlah isi protes Yunus yang mengklaim bahwa kota seperti Niniwe tidaklah sepantasnya hidup di dunia ini. Kemudian Yunus meninggalkan kota itu sambil menantikan apa yang akan terjadi terhadapnya, sebab ia beranggapan bahwa doa protesnya layak didengar Allah dan keputusan-Nya yang keliru harus dibatalkan atau paling tidak harus ditinjau kembali. Barangkali seandainya kita adalah seseorang yang memiliki otoritas, maka protes seperti yang disampaikan oleh Yunus ini akan diabaikan begitu saja. Tetapi lain halnya dengan Allah. Ia berusaha memahami hati Yunus dan mencoba memberi pengertian melalui suatu pelajaran yang lembut. "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" firman Allah kepada Yunus (ayat 9). Ternyata jawaban Yunus masih tetap seperti semula yakni marah sampai mati. Apakah sikap Yunus ini merupakan suatu dendam tak berujung karena tak termaafkan? Sepertinya memang demikian. Kemudian firman Allah yang berikutnya menyatakan kepada Yunus bahwa belas kasihan Allah kepada bangsa yang berdosa sangat besar, dan sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan manusia berdosa (seperti Yunus) yang membenci sesamanya. Kitab Yunus ini tampaknya tidak hanya mau menyatakan universalitas kasih Allah tetapi juga menyingkapkan keberdosaan manusia termasuk umat Allah sendiri. Renungkan: Di hadapan anugerah Allah, tidak sepatutnya kita beranggapan bahwa diri kita lebih baik dari pada orang lain. |
(0.17559717209302) | (Mat 5:13) |
(sh: Bila garam menjadi tawar (Senin, 3 Januari 2005)) Bila garam menjadi tawarBila garam menjadi tawar. Hidup Kristen adalah hidup yang berarti karena telah ditebus dengan darah Kristus. Hidup yang demikian bisa menjadi sarana menjangkau orang lain untuk mengalami anugerah yang sama. Masalah muncul ketika anak-anak Tuhan kehilangan kegunaannya sehingga ia menjadi tidak berharga di mata Tuhan! Yesus mengajarkan bahwa anak-anak Tuhan adalah garam dan terang dunia. Dunia ini gelap, memerlukan terang untuk menyinarinya. Dunia ini membusuk, memerlukan garam untuk mencegahnya. Sebagai garam, anak Tuhan harus berfungsi untuk mencegah kebusukan dan kebobrokan moral yang semakin merajalela. Ia harus menghadirkan kehidupan yang menyaksikan Allah sehingga orang lain rindu mengenal Allah. Sedangkan terang berfungsi menyingkapkan kegelapan dan menuntun orang pada jalan yang benar. Terang tidak boleh ditutupi, apalagi disimpan (ayat 15). Fungsi orang Kristen sebagai terang adalah menyuarakan kebenaran dan keadilan. Anak Tuhan harus berani berkata kepada orang lain bahwa salah adalah salah, dan dosa adalah dosa. Ia harus memberi tuntunan pada orang lain untuk menemukan kebenaran di dalam Kristus. Perintah Yesus ini harus diterapkan dengan berani dan sungguh-sungguh karena akan ada banyak tantangan yang berusaha meredupkan terang kita dan menggagalkan fungsi kita sebagai garam. Kita harus masuk dan terlibat dalam kehidupan masyarakat dan memberikan pengaruh positif. Firman Tuhan harus nyata dalam hidup kita. Pertahankan nilai-nilai, tolok ukur, dan gaya hidup kristiani. Jadilah peka dan tolaklah segala tindakan yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Bila kita setia mengikuti jalan-Nya, kita akan memberikan pengaruh yang menyehatkan bagi orang-orang di sekitar kita. Camkan: Orang Kristen yang kekristenannya tidak nyata, tidak berguna bagi sesamanya. |
(0.17559717209302) | (Mat 5:33) |
(sh: Antara kata dan hati (Minggu, 4 Januari 1998)) Antara kata dan hatiAntara kata dan hati Keadilan dan kasih. Kehidupan orang percaya, sering terjebak dalam dualisme, di gereja kudus dan di luar gereja boleh semaunya. Dualisme seperti ini salah total sebab manusia yang dualistis hidup dalam kepalsuan. Sikap demikian bisa jadi berhubungan erat dengan kesalahan menafsirkan arti perintah Tuhan. Hukum mata ganti mata, gigi ganti gigi seringkali ditafsirkan seolah Allah menginginkan balas membalas dalam kehidupan manusia. Tetapi maksud firman itu ialah agar orang yang bersalah diperlakukan dengan adil, tidak dijatuhi hukuman lebih berat atau lebih ringan. Di lain pihak, pengikut Kristus sadar bahwa kejahatan tidak dapat diatasi oleh kekerasan hukum tetapi oleh kekuatan kasih. Sambil berusaha menegakkan hukum, pengikut Kristus berupaya untuk mengalah menahan diri (ayat 39), bermurah hati (ayat 40-42), bergantung pada kasih karunia Allah (ayat 43-44). Kelakuan sosial Kristen adalah kelakuan yang memberlakukan sikap Kristus sendiri. Renungkan: Bukankah kita yang telah menerima kasih Allah dalam Kristus sadar bahwa hanya kasih dapat merubah hidup? Doa: Di tengah hidup yang penuh kepalsuan dan kekerasan, berilah kekuatan untuk hidup benar dan mengasihi. |
(0.17559717209302) | (Mat 13:24) |
(sh: Kebaikan dan kejahatan. (Minggu, 8 Maret 1998)) Kebaikan dan kejahatan.Kebaikan dan kejahatan. Setialah! Inti pengajaran Yesus dalam perumpamaan ini menuntut Kristen untuk waspada dan berhati-hati. Dalam situasi dan keadaan tertentu mungkin sulit membedakan mana teman, mana lawan; mana yang beriman sejati, mana yang beiman semu. Namun itu hanya sampai batas tertentu. Sebab yang pasti kelak dalam penghakiman-Nya, semua dibukakan. Karena itu setialah! Renungkan: Kesetiaan pada firman Allah berdampak positif dalam kehidupan beriman. Daya ilahi akan mendorong kita untuk bertumbuh, berkembang, dan membawa pengaruh baik ke sekitar. |
(0.17559717209302) | (Mat 14:1) |
(sh: Dikejar bayang-bayang ketakutan (Jumat, 9 Februari 2001)) Dikejar bayang-bayang ketakutanDikejar bayang-bayang ketakutan. Kesalahan besar sampai meniadakan nyawa orang lain akan menjadi bayang-bayang ketakutan seumur hidup. Seorang ayah yang begitu kasar dan kejam tak dapat menahan emosinya ketika untuk kesekian kalinya seorang putranya yang masih kecil menanyakan mengapa ayahnya jarang di rumah. Dalam keadaan mabuk, ia segera mengambil pisau dan menghujamkannya ke tubuh putranya. Selama hidupnya, ayah ini selalu dikejar bayang-bayang ketakutan karena telah membunuh anaknya yang tidak bersalah. Demikian pula dengan raja Herodes Antipas. Ketika ia mendengar ada Seorang yang telah melakukan banyak mukjizat segera ia teringat Yohanes Pembaptis, maka seluruh peristiwa yang mengakibatkan kematian Yohanes Pembaptis kembali segar diingatannya. Sebenarnya apa yang dilakukan Yesus berbeda dengan Yohanes karena ia tidak pernah membuat tanda atau mukjizat (Yoh. 10:41). Namun karena pada zaman itu Yohanes terkenal sebagai nabi, maka Herodes langsung menghubungkan Yesus dengan Yohanes (ayat 2). Peristiwanya berawal dari kebencian Herodes karena Yohanes pernah memperingatkannya ketika mengambil Herodias, bekas istri saudara tirinya, menjadi istrinya. Kelumpuhan nati nurani membuat Herodes tidak mau mendengar peringatan Yohanes, bahkan ia telah menyuruh menangkap, membelenggu, dan memenjarakan Yohanes. Keinginannya untuk membunuh Yohanes ditangguhkan karena takut kepada orang banyak. Namun keinginan ini akhirnya terpaksa terlaksana karena sumpahnya sendiri kepada anak perempuan Herodias di hari ulang tahunnya. Demikianlah ia telah membunuh seorang nabi yang tidak bersalah, karena kelumpuhan hati nuraninya terhadap dosa. Manusia berdosa cenderung menolak segala peringatan yang mencegahnya menikmati hidup dalam dosa, sehingga mengalami kelumpuhan hati nurani. Kenikmatan dalam dosa membuat manusia hidup dalam bayang-bayang ketakutan yang terselubung, yang sebenarnya ada namun berusaha ditutupi dengan pernyataan: "hanya sekali tidak apa-apa", "semua orang juga melakukannya", "pengampunan tersedia bagi yang memohon", "demi kebaikan bersama", "Tuhan tahu maksud kita baik", dll. Renungkan: Terlebih indah membereskan bayang-bayang ketakutan di hadapan-Nya dan jangan biarkan kelumpuhan hati nurani menyerang Anda. |
(0.17559717209302) | (Mat 21:28) |
(sh: Menganggap diri 'benar' justru akan kehilangan kebenaran (Kamis, 1 Maret 2001)) Menganggap diri 'benar' justru akan kehilangan kebenaranMenganggap diri 'benar' justru akan kehilangan kebenaran. Seorang pengembara asing begitu yakin dengan pengamatannya sendiri yang dianggapnya paling benar, sehingga ia tidak lagi mempedulikan nasihat orang-orang yang mengatakan bahwa ada seekor singa yang telah menelan banyak korban dalam hutan tersebut. Betapa terkejutnya ketika ia benar-benar berhadapan dengan seekor singa, suatu kebenaran yang tidak pernah dianggapnya benar. Selama ini ia mengandalkan kebenarannya sendiri, sehingga ia tidak mempercayai kebenaran yang sesungguhnya benar. Perumpamaan dua orang anak (28-32) menggambarkan perbedaan sikap anak sulung (orang Yahudi) dan anak bungsu (orang tersisih) dalam menyambut Yesus. Orang Yahudi menganggap bahwa ritual agama yang dipertahankan sudah cukup membawa mereka kepada kebenaran. Inilah kebenaran yang mereka pertahankan sehingga mereka tidak percaya dan tidak mau menyambut Sang Kebenaran, yakni Yesus Kristus. Berbeda dengan orang-orang yang tersisih di mata orang beragama, karena mereka menyadari ketidakbenaran diri dan akhirnya menyambut kebenaran itu. Sesungguhnya orang yang merasa diri benar justru kehilangan kebenaran sejati dan orang yang merasa salah akan bertemu Kristus karena menyesali dan menyatakan kebutuhannya akan kebenaran. Perumpamaan kedua tentang sikap para penggarap terhadap para utusan tuan tanah (33-48) menunjukkan betapa tertutupnya mereka terhadap segala cara pendekatan yang diusahakan tuan tanah, sampai anak kandung tuan tanahnya pun menjadi korban pembunuhan. Semua cara tidak dapat menembus kekerasan dan kebebalan hati mereka terhadap kebenaran. Mereka menganggap apa yang mereka lakukan adalah benar dan tidak perlu menanggapi pendekatan tuan tanah. Pilihan mereka menolak kebenaran berakibat fatal (43). Di akhir bacaan, kita melihat betapa ironisnya ketika para pemuka agama yang mengerti perumpamaan ini, namun mereka tetap pada kebenaran sendiri dan berusaha membungkam kebenaran (45-46). Renungkan: Kebenaran yang terus diperdengarkan akan singgah dan menetap di hati yang penuh penyesalan dosa dan mau menyatakan kerinduan hadirnya Sang Kebenaran dalam hidupnya. Sudah saatnya menganggap sampah kebenaran diri yang berakibat hancur dan binasa. |