Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 401 - 420 dari 537 ayat untuk bukanlah (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.1761667952381) (Mrk 12:13) (sh: Kejujuran dan Kaisar (Jumat, 4 April 2003))
Kejujuran dan Kaisar

Kejujuran dan Kaisar. Tahun 6 Masehi adalah tahun kelam bagi penduduk Palestina. Tributum capitis, pajak per kepala penduduk yang opresif, mulai diberlakukan pada tahun tersebut. Dari sisi ini, wajar bila pertanyaan seperti pada ayat 14 ditanyakan kepada seorang guru seperti Yesus (+ 30 M). Tetapi Yesus mendeteksi sesuatu yang lain, sebuah pertanyaan jebakan yang munafik. Jika Yesus menjawab "ya, umat harus membayar pajak," maka Ia dapat dicaci sebagai kolaborator penjajah. Jika Ia menjawab "tidak," biro intelijen Kekaisaran Roma pasti tertarik dengan informasi ini. Yesus, yang digombali para calon penjebak dengan sebutan "orang jujur", menjawab dengan jujur pula: definisikan sendiri apa hak Allah dan apa hak Kaisar, dan berikan hak masing-masing (ayat 17).

Jawaban Yesus pada ayat 17 bukanlah sekadar tangkisan verbal terhadap pertanyaan para penjebak. Tiap orang dari berbagai latar belakang bisa memunculkan daftar yang berbeda mengenai apa yang wajib diberikan kepada Allah dan kepada Kaisar. Sebagai pengajar Yahudi yang berpegang kepada PL, Yesus berpegang pada prinsip bahwa Allah selalu mengatasi siapa pun termasuk Sri Paduka Kaisar. Kesetiaan kepada pemahaman ini menentukan apa saja yang menjadi hak Kaisar. Ia tidak menjawab pertanyaan para calon penjebak-Nya secara langsung dan sesimpel "boleh/tidak." Jawaban-Nya mengedepankan prinsip di atas, dengan pertanyaan ikutan yang implisit: apakah pajak menyebabkan Anda tidak memberikan sesuatu yang menjadi hak Allah (mis. penghormatan, integritas dan kekudusan diri, ketaatan)? Pajak, ketaatan kepada pemerintah/ otoritas lain, dll. Kristen penuhi selama itu tidak menghalangi pengabdiannya kepada Allah dan menjadi bagian dari pengabdian kepada Allah yang mengasihinya.

Renungkan: Hanya Allah yang layak menerima pengabdian tertinggi kita karena Ia telah memberikan Anak-Nya yang tunggal bagi kita.

(0.1761667952381) (Mrk 12:35) (sh: Tampang Kerajaan Allah (Senin, 7 April 2003))
Tampang Kerajaan Allah

Tampang Kerajaan Allah. Akhir-akhir ini kita melihat suatu perubahan strategi pemasaran yang menarik dari sebuah produk minuman ringan. Sebelumnya iklan-iklan produk itu menampilkan kesan yang eksklusif (baca: kalangan terbatas): remaja dengan skateboard bermerk dan berwalkman ria, keluarga yang bertamasya dengan riang di samping mobil SUV mereka dll. Kini produk yang sama menampilkan iklan dengan penggambaran yang berbeda: pemuda yang berdiri di bus kota, tukang becak, remaja mandi di kali dll. Pendeknya, makin merakyat.

Sayang, tren penghayatan Kerajaan Allah justru berkembang terbalik. Awalnya adalah seperti yang Yesus gambarkan. Tampang Kerajaan Allah adalah tampang seorang janda miskin, kemalu-maluan menghampiri peti persembahan karena minder dengan jumlah persembahan yang ia bawa (ayat 41-44). Tampang merakyat. Yang dihargai adalah pengorbanan sang janda, yang walaupun nilai nominalnya kecil, tetapi lebih besar dari yang lain karena itu adalah seluruh nafkahnya. Tampang Kerajaan Allah, demikian Yesus, bukanlah tampang rohaniwan dan eksklusif dari para ahli Taurat. Bukan wajah-wajah yang fasih menuntut penghormatan. Bukan wajah mereka yang sangat fasih berdoa tetapi juga fasih menangguk keuntungan dari orang-orang kecil.

Di Indonesia, wajah kekristenan makin kurang menunjukkan kesan merakyat. Bagi banyak orang di luar kekristenan, kata "gereja" lebih kena disandingkan dengan gambaran tempat ibadah yang fully air conditioned, parkiran mobil-mobil mewah di halaman gereja, galadinner penggalangan dana, dll. Megah, terhormat, dan menuntut penghormatan. Perintah Kristus jelas, kita dipanggil untuk meneladani sang janda miskin, bukan para ahli Taurat.

Renungkan: Panggilan seorang murid Kristus adalah memberikan seluruh hidupnya bagi Tuhan, bukan menjadi "murid yang terhormat."

(0.1761667952381) (Mrk 13:24) (sh: Dia datang! (Kamis, 10 April 2003))
Dia datang!

Dia datang! Kedua kata ini bisa diucapkan dengan berbagai ekspresi dan intonasi. Baik dalam intonasi gemetar penuh ketakutan ataupun intonasi kegembiraan yang luar biasa. Frase yang sama, dengan intonasi yang berbeda memberitahukan pesan yang berbeda pula.

Yesus mengajarkan kedatangan Anak Manusia dalam nas ini dalam "intonasi" yang berbeda. Jika sebelumnya dalam Injil Markus kedatangan Sang Anak Manusia bermakna penghakiman yang menakutkan karena diberitakan bagi mereka yang belum percaya, bahkan menolak Yesus, kini kedatangan Sang Anak Manusia adalah sesuatu yang menjadi pengharapan dan dinantikan oleh Kristen. Saat itu adalah saat di mana orang-orang pilihan dikumpulkan (ayat 27). Sekali lagi, Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya (dulu dan sekarang!) untuk terus berjaga-jaga (ayat 28-31, 33- 37). Artinya, berjaga-jaga jangan sampai masing-masing pengikut Kristus sedang lalai tidak mengerjakan tugasnya pada saat Tuhan datang (ayat 36). Dengan melakukan tugas panggilan pelayanannya dengan sungguh-sungguh, seorang murid sedang memenuhi perintah Tuhannya untuk berjaga-jaga.

Dari sini ada sesuatu hal yang perlu dipertanyakan: adakah Kristen sedang berjaga-jaga? Ataukah terlena? (bdk. dengan Mrk. 14:37- 40). Pertanyaan ini penting untuk kita tanyakan pada diri kita sendiri setiap hari dari kehidupan kita. Berjaga-jaga bukanlah mencari-cari tahu dengan perhitungan spekulatif kapan Yesus datang. Yesus tegas menyatakan tidak seorangpun yang tahu, perlu tahu, dan dapat tahu kapan waktunya. Penentuan waktunya adalah rencana Allah Bapa (ayat 32). Tugas kita adalah berjaga-jaga dan melayani Allah dalam kehidupan kita dengan sungguh-sungguh.

Renungkan: Kristen yang terlena adalah Kristen yang tidak mengharapkan dan tidak menduga jika seandainya Yesus Kristus datang hari ini, kini dan di sini.

(0.1761667952381) (Luk 2:8) (sh: Menjadi pemberita karena Natal (Kamis, 26 Desember 2002))
Menjadi pemberita karena Natal

Menjadi pemberita karena Natal.
Natal perdana Allah yang low-budget dan tidak glamor ini pun terus berlanjut. Kembali Allah melakukan sesuatu yang mengejutkan dan ironis. Berita tentang telah dipenuhinya janji akbar PL akan kedatangan sang Mesias, yang sebenarnya adalah sukacita nasional Israel (ayat 10-11), disampaikan kepada para gembala. Bahkan, kemuliaan Allah pun meliputi mereka pada saat itu (ayat 9)! Bagi masyarakat Yahudi waktu itu, menjadi gembala upahan (orang yang menggembalakan ternak hewan milik orang lain) sebenarnya adalah salah satu pekerjaan terendah. Tanda yang menjadi pembukti kebenaran berita itu pun unik karena bersifat sangat biasa; bukan suatu mukjizat, bukan pula tanda kemegahan dan kebesaran, tetapi sebuah palungan (ayat 12, 16). Barang inilah yang dipakai Allah untuk menjadi bukti bagi para gembala akan kebenaran dari berita yang disampaikan sang malaikat sebelumnya.

Para gembala upahan ini tidak hanya mendapatkan hak istimewa untuk menjadi saksi kelahiran Tuhan Yesus, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan teladan yang indah: pertama, antusiasme mereka dalam memberikan respons terhadap berita para malaikat (ayat 16). Kedua, mereka menjadi saksi-saksi yang efektif akan kelahiran Kristus (ayat 17). Ketiga, mereka memuji serta memuliakan Allah atas semuanya (ayat 20).

Apa yang dilakukan oleh para gembala upahan (baca= rendahan) ini paralel dengan apa yang dilakukan oleh para malaikat. Mereka pun memuliakan Allah dan bersaksi tentang damai sejahtera yang terjadi di antara umat Tuhan (ayat 14), setelah sebelumnya, salah satu dari malaikat tersebut menjadi pemberita kepada para gembala (ayat 9). Perbedaan status bukanlah hambatan bagi kita untuk merayakan kelahiran Kristus.

Renungkan:
Semangat Natal sejati adalah semangat yang berupaya untuk mengangkat harkat mereka yang secara sosio-ekonomi berada "di bawah", dan membuat tiap Kristen tidak bisa tidak memuji dan memuliakan Tuhan serta bersaksi kepada tiap orang di sekitarnya tentang kabar baik keselamatan dalam Kristus.

(0.1761667952381) (Luk 9:8) (sh: Awas! 'Egois Rohani' (Senin, 6 Maret 2000))
Awas! 'Egois Rohani'

Awas! 'Egois Rohani'. Sifat egois nampaknya sulit dipisahkan dari kehidupan manusia. Yang lebih menyedihkan, sifat ini ternyata juga dapat melanda kehidupan kerohanian. Yang penting aku sudah menerima keselamatan pribadi, yang penting aku sudah mengembangkan persekutuan pribadi dengan Dia, yang penting pengetahuanku akan kebenaran-Nya semakin bertumbuh; tidak peduli dengan Kristen lainnya apalagi dengan non-Kristen.

Keegoisan rohani juga nampak dalam respons Petrus ketika ia menyaksikan Yesus dimuliakan di atas gunung. Secara spontan ia menyatakan bahwa ia ingin mendirikan tiga kemah untuk Yesus, Musa, dan Elia, supaya mereka tidak pergi sehingga Petrus dapat terus mempunyai pengalaman rohani yang luar biasa secara pribadi.

Petrus mendapatkan suatu pencerahan untuk memahami misteri puncak kehidupan manusia, khususnya tentang masa depan manusia setelah kematian dan peran Yesus di dalam seluruh misteri tersebut. Hadirnya Musa dan Elia memberikan keyakinan kepada Petrus bahwa ada "dunia lain" atau "kerajaan kekal". Dunia lain ini bukanlah sekadar masa depan, namun hadir bersamaan dengan dunia kita sekarang. Kristus mempunyai 'akses' untuk masuk ke dalam dunia yang lain. Dan dalam dunia lain ini, waktu dan perubahan zaman tidak memberikan pengaruh. Ini terbukti dari hadirnya Musa dan Elia pada saat bersamaan, padahal mereka hidup dalam abad yang jauh berbeda.

Petrus semakin diperteguh imannya tentang misi Yesus yaitu mempersembahkan korban penghapus dosa melalui diri-Nya sendiri. Musa dan Elia mempunyai peran yang sama yaitu melepaskan umat Allah dari jajahan bangsa lain maupun allah lain, melalui persembahan korban. Petrus terlalu asyik dengan pengalaman rohani yang luar biasa ini, sehingga ia lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai murid Tuhan Yesus. Maka setelah peristiwa itu, Allah memberikan perintah agar mereka mendengar Yesus. Pengalaman ini berfungsi mempertegas siapa Yesus dan apa tugas seorang murid Tuhan Yesus.

Renungkan: Kita pun harus mendengarkan dan melakukan apa yang pernah Yesus ajarkan secara nyata bagi masyarakat. Korban persembahan yang Yesus lakukan bukan untuk konsumsi pribadi Kristen, namun seluruh umat manusia.

(0.1761667952381) (Luk 12:1) (sh: Yesus telah mengajarku demikian! (Selasa, 24 Februari 2004))
Yesus telah mengajarku demikian!

Yesus telah mengajarku demikian! Sayangnya, Kristen masakini lebih menyukai pengakuan seperti “Yesus mewahyukan kepadaku” atau “Dia memberikan kepadaku firman ini [!]” dll. ketimbang kalimat di atas. Kata “ajar” rasanya terlalu rendah diri. Kita rupanya lebih suka menjadi rasul ketimbang menjadi murid!

Tujuan Lukas mencatat perkataan-perkataan Yesus bukanlah sekadar untuk mencatat “dulu Yesus mengatakan kepada para murid waktu itu,” titik. Lukas mencatat nas ini demi para murid, yaitu para pendengar langsung waktu itu (sekitar 70 orang, bdk. Luk. 10:17), juga kepada para murid di gereja mula-mula yang sezaman dengan Lukas, dan juga kepada para murid yang kemudian seperti kita di Indonesia ini sekarang. Kisah Para Rasul yang menjadi lanjutan Injil Lukas adalah ilustrasi hidup tentang apa yang Yesus sampaikan di dalam nas ini dan penerapannya oleh gereja mula-mula.

Apa yang Yesus ajarkan kepada kita dalam nas ini? Yesus mengajarkan agar para murid berani mengakui identitas dan ketaatan mutlak mereka kepada Yesus Kristus sebagai murid-murid-Nya di hadapan manusia, apapun konsekuensinya (ayat 8-9, 11-12). Tidak melakukannya berarti menjadi seperti sebagian orang Farisi; menjadi munafik (ayat 2) karena tidak mengakui jatidiri sebenarnya, apalagi bila tekanan sosial yang dahsyat cenderung menyeret Kristen kepada kompromi.

Karena itu, biarlah kata dan perbuatan kita sehari-hari menjadi pengakuan bahwa kita adalah murid Kristus, karena kita tahu bahwa yang layak ditakuti hanyalah Allah yang Mahakuasa (ayat 5-9), dan bahwa Roh Kudus terus menyertai kita (ayat 11-12).

Renungkan: Bukan dalam berapa stiker Kristiani yang tertempel di kaca belakang mobil atau pintu kamar Anda, tetapi melalui pilihan-pilihan etis sehari-hari dalam ketaatan yang menabrak nilai duniawi, Anda mengaku murid yang menyembah Yesus sebagai Tuhan.

(0.1761667952381) (Luk 12:22) (sh: Murid dan hartanya bag. II (Kamis, 26 Februari 2004))
Murid dan hartanya bag. II

Murid dan hartanya bag. II. Kadang muncul kesan dari pembacaan sepintas dwivolume Lukas dan Kisah Para Rasul karyanya (mis. Luk. 1:53, 6:24, 16:19-31; 18:18-26; 21:1-4; Kis. 8:20 dll.), bahwa Lukas sangat antikekayaan (sekaligus antipemiliknya) Apalagi, seperti pada nas ini, kita juga membaca di dalamnya pengajaran tentang menjual harta pribadi (ayat 33; bdk. 18:22; Kis. 4:32-5:1, dan Luk. 10:4). Inikah yang harus kita lakukan: membenci semua bentuk harta kepemilikan dan menjual semua milik kita?

Zaman Tuhan Yesus adalah zaman yang keras. Peristiwa seperti peperangan atau bencana alam dapat dalam sekejap mencampakkan keadaan seseorang dari pas-pasan menjadi tidak memiliki apa-apa. Jika ini terjadi, lembaga keluarga besar dan kekerabatan marga ala Yahudi menjadi semacam JPS (Jaring Pengaman Sosial) dalam keadaan ini. Namun, JPS ini sirna bila seseorang melakukan sesuatu yang ditentang keluarga besar dan kerabatnya, misalnya: mengikut Yesus dan menjadi Kristen. Karena itu, seorang murid kala itu dihadapkan pada pertanyaan: apa JPS-nya bila ia mengikut Yesus? Bagaimana bila panennya gagal, atau alat bertaninya (bentuk “kekayaan” yang mungkin dimiliki petani Palestina) dirampok?

Yesus menjawab “jangan kuatir!” (ayat 22). Allah Bapa mahakuasa (ayat 31-32). Sang murid tidak diajak untuk membenci kekayaan, tetapi agar ia beriman kepada Allah yang setia menyediakan providensi dan “jaring pengaman”-Nya, serta menolak cara-cara “wajar” yang justru menjauhkannya dari Allah (ayat 30). Beriman bukanlah sekadar percaya, tetapi menunjukkan bagaimana kedaulatan Allah nyata dalam diri sang murid (ayat 31). Allah memelihara melalui karya kasih-Nya yang “alamiah” (ayat 24,28) maupun yang luar biasa, dan melalui jaringan kasih sesama murid ketika mereka saling berbagi (ayat 33a).

Renungkan: Andalah sang murid itu! Gumulkan terus bagaimana pekerjaan dan harta Anda dapat menunjukkan kemuridan Anda, dan dapat menjadi alat bagi Allah untuk mengasihi sesama Anda!

(0.1761667952381) (Luk 13:1) (sh: Lima menit terlalu lama bagi Allah (Senin, 27 Maret 2000))
Lima menit terlalu lama bagi Allah

Lima menit terlalu lama bagi Allah. Orang Yahudi mempunyai pemahaman bahwa orang yang mengalami malapetaka dan bencana adalah orang yang dosanya lebih besar dari orang yang tidak mengalami bencana. Pemahaman ini salah! Sekalipun bencana dan malapetaka diizinkan Allah menimpa orang atau bangsa tertentu sebagai hukuman dosa mereka, tetapi semua itu tidak harus dilihat sebagai hukuman Allah.

Untuk mendapatkan pemahaman yang benar, kita harus beranjak dari konsep dasar yang benar yaitu bahwa kita semua adalah orang berdosa. Membanding-bandingkan dosa satu dengan yang lainnya hanya akan membawa pada kesimpulan bahwa dosa ada tingkatannya. Namun demikian hal ini tidak mengurangi fakta bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang harus dimurkai Allah. Yang mengherankan bukanlah mengapa hanya beberapa orang menderita malapetaka dan bencana, tetapi mengapa tidak ada seorang pun yang akan luput dari hukuman, walaupun tidak harus selalu berbentuk bencana dan malapetaka. Sekalipun demikian Yesus menegaskan bahwa mereka akan luput jika bertobat.

Menurut ajaran perumpaman pohon ara, manusia masih diberikan perpanjangan waktu untuk bertobat (ayat 6-9). Dengan kata lain manusia pasti akan mengalami hukuman, jika tidak bertobat. Allah dapat menyelamatkannya kapan saja, tanpa menunda-nunda lagi dan tidak membutuhkan waktu yang lama jika manusia mau percaya kepada-Nya dan bertobat. Kebenaran ini digambarkan secara jelas dalam peristiwa penyembuhan perempuan yang sudah dirasuk setan selama 18 tahun pada hari Sabat (ayat 10-17). Bila kita mengamati peristiwa penyembuhan nampaknya hanya peristiwa kecil. Perempuan itu bukan orang yang terkenal. Namun, sesungguhnya hal ini mengandung kebenaran yang dalam dan indah, yang dibutuhkan seluruh umat manusia dan nantinya memberikan pengaruh yang sangat besar bagi seluruh kehidupan umat manusia. Hal ini digambarkan oleh Yesus dalam perumpamaan biji sesawi dan ragi.

Renungkan: Bersyukurlah kepada Allah yang selalu siap dan akan segera menyelamatkan manusia kapan saja jika kita mau memberikan respons terhadap anugerah-Nya. Inilah yang dibutuhkan oleh semua manusia di dunia ini yang hidup dalam waktu pinjaman.

(0.1761667952381) (Luk 17:1) (sh: Pelayanan Kristen dan resep manjur bagi seorang pelayan (Senin, 3 April 2000))
Pelayanan Kristen dan resep manjur bagi seorang pelayan

Pelayanan Kristen dan resep manjur bagi seorang pelayan. Para Rasul agak takut dan bimbang ketika menghadapi tugas pelayanan yang akan diserahkan kepada mereka. Tugas mereka tidak ringan. Di dalam pelayanan mereka akan menghadapi penyesat- penyesat. Konflik yang akan mereka hadapi dalam kehidupan jemaat juga tak kalah rumitnya. Ada kemungkinan mereka akan mengalami sakit hati atau bahkan mengalami penderitaan fisik. Sikap yang harus ditunjukkan oleh para Rasul adalah mengampuni dengan tidak terbatas. Cara pengampunan yang diperintahkan oleh Yesus sangat berbeda dengan tradisi orang Yahudi (Mat. 5:38-44). Oleh karena itu, mereka memohon agar imannya ditambahkan. Dan jawaban yang diberikan oleh Yesus sangat melegakan yaitu bahwa iman yang hanya sekecil biji sesawi pun sebetulnya mempunyai kuasa yang sangat besar.

Kuasa iman yang besar bisa menimbulkan sombong rohani. Karena itulah Kristus pun kemudian memberikan pengajaran yang lebih lanjut tentang sikap mereka terhadap Allah, yaitu mengenai kerendahan hati (ayat 7-10). Sikap ini harus dimanifestasikan melalui tindakan yang tidak mengharapkan pujian atau terima kasih, karena mereka sebetulnya hanyalah hamba-hamba Allah. Apa yang harus mereka lakukan adalah kewajiban mereka. Sikap kerendahhatian ini juga harus dimanifestasikan melalui perbuatan dan tindakan yang memuliakan Allah seperti yang didemonstrasikan oleh satu dari 10 orang kusta (ayat 11-19). Setelah melihat bahwa dirinya sembuh, ia kembali kepada Kristus bukan sekadar mengucapkan terimakasih, namun untuk memuliakan Allah.

Bila uraian di atas kita rangkumkan maka akan tergambar bahwa pelayanan Kristen bukanlah pelayanan yang mudah karena akan menemui tantangan dan serangan terhadap ajaran maupun dirinya secara pribadi. Namun demikian ia tidak boleh begitu saja meninggalkan pelayanannya, karena kedudukannya hanyalah seorang hamba. Apa yang ia kerjakan merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa dibantah. Ia tidak bisa menentukan apa, kapan, dan bagaimana ia akan melakukan pelayanan. Semuanya harus berpusat kepada-Nya.

Renungkan: Seorang pelayan juga tidak boleh melakukan segala sesuatu bagi kepopuleran dan keuntungan dirinya. Semuanya semata-mata bagi kemuliaan-Nya.

(0.1761667952381) (Luk 19:28) (sh: Impian dan kehancuran (Minggu, 9 April 2000))
Impian dan kehancuran

Impian dan kehancuran. Setiap manusia pasti mempunyai impian dalam hidupnya. Ia akan terpukul apabila impian yang mulai dibangunnya hancur berantakan. Orang-orang yang menyambut Yesus dengan sangat antusias adalah orang-orang yang memimpikan dibangunnya kembali Israel seperti pada zaman kejayaannya dahulu. Ketika Yesus menaiki keledai dengan perlahan-lahan, teriakan orang-orang yang menyambutnya itu menyatakan impian- impian mereka (ayat 38). Semakin dekat kota, orang-orang itu pasti mempunyai suatu "penglihatan" bahwa tembok Yerusalem akan semakin tinggi dan kokoh, dan akan menjadi pusat kerajaan teokratis yang akan menggantikan kerajaan Romawi.

Namun ketika Yesus melihat kota Yerusalem, Ia menangis. Ia bukannya melihat tembok Yerusalem yang menjulang tinggi, namun puing-puing kehancuran. Apa yang Yesus dengar bukanlah sorak- sorai sukacita dari orang banyak yang mempunyai impian, namun suara tangisan dan teriakan minta tolong dari mereka yang mengalami penderitaan. Di bait Allah Ia mendapati orang-orang yang berjual-beli. Mereka mengubah bait Allah yang seharusnya sebuah rumah doa, menjadi sarang penyamun yang merampok para peziarah yang datang ke Yerusalem untuk menyembah Allah. Impian orang banyak yang berseru-seru itu menjadi kosong belaka, karena realitanya berbeda.

Banyak Kristen mempunyai impian melambung dan begitu bersemangat membangun kerajaan-kerajaan bagi kemuliaan Allah. Namun kemudian satu demi satu impian mereka itu hancur. Mempunyai semangat dan antusiasisme yang tinggi seperti itu bagus, namun pertanyaannya adalah apakah impian kita itu berasal dari Allah?

Renungkan: Kerinduan kita bersama adalah menghadirkan perwujudan Kerajaan Allah dalam dunia, di mana Kristus memerintah sebagai Raja dalam hati insan yang bertobat.

Bacaan untuk Minggu Sengsara 6: Yesaya 50:4-7 Filipi 2:5-11 Matius 21:1-11 Mazmur 22:1-11

Lagu: Kidung Jemaat 278

(0.1761667952381) (Luk 21:29) (sh: Berjaga dan berdoa (Senin, 29 Maret 2004))
Berjaga dan berdoa

Berjaga dan berdoa. Sudah jelas dikatakan bahwa keda-tangan Yesus kedua kali tidak diketahui oleh siapapun. Namun, manusia selalu berspekulasi tentang waktu kedatangan-Nya. Sebenarnya apa yang harus dilakukan oleh para murid untuk berjaga-jaga?

Pertama, berjaga-jaga diisi bukan dengan pesta pora dan kemabukan (ayat 34), melainkan dengan tetap sadar dan hidup yang benar dan mulia. Berjaga-jaga bukanlah suatu aktivitas yang diisi dengan usaha-usaha spekulasi yang menghitung-hitung kapan tepatnya kedatangan Yesus yang kedua kali. Berjaga-jaga berarti percaya dan taat penuh kepada firman-Nya (ayat 32-33).

Kedua, berjaga-jaga haruslah diisi dengan berdoa (ayat 36). Dalam hal ini berdoa memiliki multi arti, yaitu berdoa berarti menyadari diri tidak sanggup berjaga-jaga dengan kekuatan sendiri, melainkan dengan bersandar pada kekuatan dari Allah. Berdoa, berarti mempercayakan hidup di saat-saat penantian ini dengan tetap percaya bahwa Allah akan menjaga dan mencukupkan kebutuhan hidup mereka. Berdoa menyebabkan mereka tidak tergoda untuk menyangkali imannya ketika harus menghadapi persoalan di masa penantian ini. Berdoa, berarti berjaga-jaga dengan penuh kewaspadaan, mendapatkan kekuatan Allah untuk bertahan bahkan luput dari semua yang harus terjadi di saat-saat penantian itu.

Berjaga-jaga dan berdoa berjalan bersama-sama. Murid-murid Tuhan dapat bertahan sampai Tuhan datang bila hidup mereka berjaga-jaga dan berdoa. Demikian juga dengan kita, murid-murid Tuhan masa kini. Kita harus menata hidup kita dan doa kita sehingga saat sebelum Tuhan datang, di mana penderitaan akan semakin menjadi-jadi, kita tetap setia. Ketika Tuhan datang, kita boleh berdiri menyambut-Nya (ayat 36).

Untuk dilakukan: Berjaga dan berdoa berarti hidup benar, sesuai kehendak-Nya, dan bersandar penuh kepada pertolongan-Nya.

(0.1761667952381) (Luk 22:63) (sh: Pengadilan yang tidak adil (Selasa, 6 April 2004))
Pengadilan yang tidak adil

Pengadilan yang tidak adil. Sebelum diperiksa di rumah imam besar Yesus terlebih dahulu dibawa ke sidang Sanhedrin (ayat 54,66). Apa yang Yesus alami? Disangkal murid-Nya, diolok-olok orang yang menahan-Nya. Wajah-Nya ditutup dan dipukuli. Yesus sama sekali tidak bereaksi.

Persidangan yang menghadapkan Yesus sebagai terdakwa difokuskan pada persoalan jati Diri-Nya yaitu mengenai siapa Yesus sebenarnya. Yesus diperhadapkan dengan para pemimpin agama Yahudi yang berjumlah 71 orang yang terhimpun dalam suatu lembaga bernama Sanhedrin dan yang dipimpin oleh seorang imam besar. Lukas dengan jelas melukiskan dan memaparkan kepada kita bahwa para pemimpin agama Yahudilah yang seharusnya bertanggung jawab atas kematian Yesus, bukan warga Yahudi. Tidak ada sama sekali sentimen antiYahudi dalam tulisan Lukas.

Sebenarnya mengklaim diri sebagai Mesias bukanlah suatu kejahatan yang dapat diadili. Bagi orang Yahudi Mesias adalah pembebas yang diutus Allah untuk melepaskan mereka dari penjajahan Romawi. Terhadap pertanyaan Mahkamah Sanhedrin, Yesus memberi jawaban yang mengejutkan mereka. Yesus adalah Mesias tetapi bukan seperti yang mereka pahami. Dia adalah Mesias dalam arti perwujudan kehadiran Allah di bumi (ayat 69). Yesus tidak hanya memiliki kuasa Allah, tetapi juga berada di hadirat Allah. Mereka segera bereaksi. Mahkamah Sanhedrin merasa tidak perlu lagi menghadirkan saksi-saksi. Pernyataan Yesus sendiri sudah cukup untuk menghukum-Nya. Yesus dihukum karena Ia menyatakan siapa Dia sebenarnya. Ini ironis. Yesus disalibkan karena Ia adalah Mesias Anak Allah. Tidak ada kesalahan apapun yang terdapat pada-Nya. Tidak ada tuduhan pidana dan perdata yang dapat menghukum-Nya. Yesus dihukum semata-mata karena siapa Dia sebenarnya.

Renungkan: Seperti Yesus yang adalah Anak Allah menderita, kita pun menderita oleh dunia ini.

(0.1761667952381) (Luk 23:56) (sh: Makna fakta kebangkitan (Minggu, 23 April 2000))
Makna fakta kebangkitan

Makna fakta kebangkitan. Peristiwa kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah peristiwa yang sampai sekarang masih menjadi misteri. Tak satu pun Injil mengisahkan bagaimana proses terjadinya hingga Yesus bangkit dari kematian. Karena peristiwa ini terlalu Agung dan Mulia untuk dilihat oleh manusia. Namun demikian Injil menyatakan bukti-bukti yang menyatakan bahwa Yesus benar-benar bangkit dari antara orang mati.

Fakta batu terguling dan hilangnya mayat Yesus ini menegaskan bahwa kebangkitan Yesus bukanlah kebangkitan roh yang tidak bertubuh. Sebaliknya Yesus bangkit dengan tubuh-daging-Nya. Mereka segera menceritakan semuanya kepada murid-murid yang lain. Namun mereka tidak mempercayainya karena peristiwa itu sangat menakjubkan, di luar jangkauan akal manusia.

Jika para perempuan mengatakan melihat roh Yesus, mungkin mereka akan lebih mudah percaya. Walaupun demikian, Petrus segera berlari ke kubur untuk membuktikan kebenaran berita itu. Ketika melihat ke dalam kubur itu, ia hanya melihat kain kafan yang dipakai untuk membungkus mayat Yesus. Hal ini mempertegas bahwa Yesus bangkit dengan tubuh-daging-Nya. Kebangkitan-Nya membawa kita kepada suatu pemahaman bahwa ada suatu realita baru di dalam kehidupan manusia, yakni setelah kematian-Nya akan ada kehidupan baru yang tidak terpisah namun masih mempunyai unsur- unsur yang lama yaitu tubuh dan daging. Dan Kristuslah yang pertama kali mengalami ini (Kol. 1:18).

Renungkan: Kebangkitan-Nya merupakan deklara-si Allah bahwa Yesuslah Anak Allah yang berkuasa (Rm. 1:4) dan suci. Kebangkitan-Nya sangat menentukan kehidupan manusia karena seluruh proses penebusan-Nya selalu dikaitkan dengan kebangkitan-Nya mulai dari pembenaran (Rm. 4:25), kelahiran kembali (1Ptr. 1:3), penyucian (Rm. 6:4-6) hingga pemuliaan (Flp. 3:20-21).

Bacaan untuk Paskah 1: Kisah Para Rasul 10:34-43 Kolose 3:1-11 Yohanes 20:1-9 Mazmur 118:1-2; 14-24

Lagu: Kidung Jemaat 152

(0.1761667952381) (Luk 24:13) (sh: Jangan hanya jadi pengamat dan reporter (Senin, 24 April 2000))
Jangan hanya jadi pengamat dan reporter

Jangan hanya jadi pengamat dan reporter. Di Indonesia sekarang ini banyak muncul pengamat-pengamat baik politik, ekonomi, dan reporter mediamasa. Para pengamat bukanlah orang sembarangan, mereka mempunyai kemampuan untuk menguraikan dan menganalisa permasalahan secara tajam. Para reporter pun tidak kalah hebatnya, sebab mampu untuk memburu sumber berita yang otentik untuk disajikan kepada masyarakat secara lengkap dan menarik. Pada umumnya mereka itu kebanyakan adalah penonton yang berada di luar gelanggang. Mereka tidak ikut merasakan yang mereka analisa dan laporkan, dan hidup mereka juga tidak terpengaruh.

Inilah gambaran dari dua orang murid Yesus yang menuju ke Emaus. Mereka membicarakan dan menganalisa seluruh peristiwa yang berhubungan dengan Yesus hingga kebangkitan-Nya. Waktu yang dipergu-nakan untuk diskusi ini cukup panjang mengingat jarak Emaus ke Yerusalem adalah 7 mil dan ditempuh dengan berjalan kaki. Bahkan mereka bisa melaporkan peristiwa kebangkitan Kristus secara lengkap kepada "Yesus" yang tidak mereka kenali. Namun apa yang mereka bicarakan, diskusikan dan laporkan ternyata tidak mempunyai makna apa-apa bagi kehidupan mereka. Mereka masih berduka (ayat 17). Seolah-olah mereka hanya sebagai penonton (ayat 17). Mengapa demikian?

Mereka mempunyai pengharapan yang salah terhadap misi Yesus (ayat 21). Mereka hanya terpusat kepada kebutuhan fisik. Mereka tidak memahami sifat dari 'peperangan' yang sedang dimasuki oleh Kristus. Karena itu apa yang Yesus alami merupakan kehancuran dari pengharapan mereka. Mereka pun tidak mempunyai pemahaman yang menyeluruh atas kebenaran firman Tuhan yang tertulis (ayat 27). Pemahaman mereka hanya sepotong-sepotong. Sesungguhnya jika mereka mempunyai pemahaman firman Tuhan tertulis secara benar dan menyeluruh, maka apa yang mereka analisa dan laporkan sudah cukup membawa mereka pada pemahaman siapakah Yesus. Dengan demikian apa yang Ia alami akan memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka.

Renungkan: Sudah berapa kali Anda memperingati hari Kebangkitan-Nya? Apakah selama ini Anda hanya cakap sebagai pengamat dan reporter ataukah kebangkitan-Nya membawa pengharapan bagi kehidupan Anda?

(0.1761667952381) (Yoh 1:19) (sh: Bersaksi tanpa kompromi (Rabu, 26 Desember 2001))
Bersaksi tanpa kompromi

Bersaksi tanpa kompromi. Hari ini kita akan merenungkan berita dan akibat kesaksian Yohanes. Yohanes sering dikenal sebagai pembaptis. Namun, rasul Yohanes yang menuliskan Injil Yohanes menggambarkan Yohanes Pembaptis sebagai saksi. Yohanes bersaksi bahwa Yesus adalah Anak Allah (ayat 34). Lebih jauh, dapat dilihat isi kesaksian Yohanes. Pertama, ia bukanlah mesias yang ditunggu- tunggu umat Israel. Yohanes hanyalah merupakan suara yang menyaksikan Yesus Sang Mesias (ayat 20-23). Kedua, Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus (ayat 33). Yohanes membaptis untuk menyatakan Yesus kepada Israel (ayat 26, 31). Melalui baptisan yang dilakukannya, ia dapat memperkenalkan Yesus. Ketiga, Yesus adalah Anak domba Allah (ayat 29). Istilah Anak domba Allah dikaitkan dengan dosa dan dunia. Hal ini memberikan pengertian bahwa Kristus, sebagai kurban, berasal dari dan disediakan oleh Allah. Tujuan pengurbanan Kristus adalah untuk menghapus dosa manusia. Lingkup penebusan-Nya tidak terbatas kepada umat Israel saja, melainkan kepada seluruh suku yang ada di dunia. Sekali lagi, sentralitas Yesus dalam kesaksian Yohanes terlihat jelas.

Berita Yohanes berpusat pada Kristus. Ia diutus Allah. Apakah dengan demikian berita yang disampaikannya secara otomatis diterima manusia? Para imam, orang Lewi, dan orang Farisi datang ke Yohanes untuk meminta penjelasan dan penegasan (ayat 19, 24). Tidak diberitahukan apakah mereka kemudian percaya pada Yesus sebagai akibat kesaksian Yohanes. Tetapi, jelas hal ini tidak membuat Yohanes menjadi kendur semangatnya atau kecewa. Keesokan harinya, Yohanes kembali bersaksi tentang Yesus (ayat 29). Juga, tidak diberitahu kepada siapa Yohanes bersaksi dalam ayat 29-34. Bagaimana akibat kesaksiannya juga tidak dinyatakan. Apakah ini membuat Yohanes patah semangat dan kecewa? Kita akan melihatnya besok.

Renungkan: Jangan mengharapkan hasil yang luar biasa ketika bersaksi bagi Yesus. Tidak penting hasilnya. Yang lebih utama dan terutama adalah berita Injil yang disampaikan kepada semua umat manusia tetap berpusatkan Kristus. Bersaksilah tanpa kompromi, tanpa bergeser dari inti pemberitaan, meskipun orang lain menolaknya.

(0.1761667952381) (Yoh 1:35) (sh: Maju tak gentar, menyaksikan yang benar (Kamis, 27 Desember 2001))
Maju tak gentar, menyaksikan yang benar

Maju tak gentar, menyaksikan yang benar. Pada kesaksian sebelumnya, tidak ada yang menerima pemberitaan Yohanes. Apakah ia mundur dari tugas kesaksian? Tidak! Pada hari berikutnya, Yohanes kembali bersaksi (ayat 35-36). Ia mengulangi kesaksian yang sama, yakni Yesus adalah Anak Domba Allah. Yohanes terus bersaksi meski pada kesaksian-kesaksian sebelumnya tidak dijelaskan apakah ada yang percaya. Ternyata hasil bukanlah tujuannya. Meski tanpa hasil, Yohanes terus bersaksi. Ia tidak patah semangat atau putus asa. Tujuan hidupnya jelas. Ia adalah saksi bagi Kristus. Kesadaran inilah yang membuatnya tidak lekas patah semangat atau putus asa. Meskipun tidak ada yang percaya, Yohanes tetap merasa tidak perlu mengganti isi kesaksian yang berpusat pada Kristus.

Apakah di kemudian waktu ada yang menerima kesaksiannya? Setelah mengulang kesaksian, barulah kelihatan ada murid-murid Yohanes yang mulai tertarik. Dua orang muridnya segera meninggalkannya dan mengikuti Yesus. Yohanes tidak berkecil hati atau protes saat ia kehilangan murid-murid. Pertemuan murid-murid Yohanes dengan Yesus mengakibatkan mereka menjadi percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka yang percaya ini segera bersaksi dan Andreas membawa Petrus ke Yesus (ayat 41). Yesus menyatakan pada Petrus bahwa Ia mengenal masa lalu dan masa depan Petrus (ayat 42). Rantai kesaksian tidak terputus. Filipus yang bertemu Yesus segera bersaksi kepada Natanael (ayat 45) dan juga mengajaknya bertemu Yesus (ayat 47). Kepada Natanael, Yesus mengungkapkan kemahatahuan-Nya (ayat 47-48). Natanael yang bertemu Yesus segera menyembah- Nya (ayat 49). Kepada mereka yang percaya, Yesus menjanjikan bahwa pengenalan mereka akan bertumbuh semakin dalam (ayat 50-51).

Renungkan: Percaya pada Yesus dan menjadi saksi-Nya merupakan mata rantai yang tidak terpisahkan. Percaya pada Yesus seharusnya secara alamiah menghasilkan kesaksian tentang Yesus. Tidak mungkin orang mengatakan percaya pada Yesus, tetapi tidak mau bersaksi tentang Yesus. Berdoalah agar Anda diberikan ketaatan untuk menjadi saksi Kristus!

(0.1761667952381) (Yoh 2:1) (sh: Bertumbuh dalam kemuliaan (Jumat, 28 Desember 2001))
Bertumbuh dalam kemuliaan

Bertumbuh dalam kemuliaan. Jika kita berbicara tentang iman yang semakin dalam dan kuat, apakah sebenarnya yang kita maksudkan? Apakah hanya sebatas semakin banyaknya informasi yang kita serap dan kuasai? Hari ini kita akan merenungkan apa artinya iman yang semakin bertumbuh.

Jika pada peristiwa sebelumnya kesaksian disampaikan melalui perkataan, maka dalam teks hari ini kita melihat bahwa kesaksian juga disampaikan melalui perbuatan. Dalam sebuah pesta pernikahan di Kana, Yesus menyatakan kemuliaan-Nya (ayat 11). Yesus bersaksi melalui perbuatan, yakni dengan mengubah air menjadi anggur (ayat 9). Ia bersaksi kepada pelayan-pelayan dan juga orang-orang yang hadir dalam pesta perkawinan. Tetapi, tidak dinyatakan bahwa mereka, sebagai akibatnya, menjadi percaya pada Yesus dan kemudian melihat kemuliaan-Nya. Mereka gagal melihat kemuliaan Yesus.

Apakah artinya melihat kemuliaan Yesus? Jika kita mengingat janji Yesus seperti tertera dalam 1:50-51, maka dapat dikatakan bahwa melihat kemuliaan Yesus identik dengan mengalami hadirat Allah. Melihat surga terbuka dan melihat malaikat- malaikat Allah turun-naik kepada Yesus merupakan pernyataan kehadiran Allah. Pada peristiwa sebelumnya, dinyatakan bahwa murid-murid telah percaya pada Yesus (ayat 1:35-51). Mengapa dalam ayat 11 dikatakan murid-murid percaya pada Yesus? Peristiwa di Kana bukanlah awal kelahiran iman murid-murid pada Yesus. Peristiwa ini memperlihatkan pendalaman iman. Iman murid-murid bertumbuh semakin dalam melalui dan oleh peristiwa di Kana. Ini sesuai dengan yang dijanjikan Yesus sebelumnya (ayat 1:50-51). Melihat kemuliaan Yesus menyebabkan iman murid-murid bertumbuh. Mereka yang percaya pada Yesus selanjutnya akan menikmati persekutuan bersama- Nya, mengalami hadirat Allah. Melihat kemuliaan Yesus berarti mengalami hadirat Allah. Inilah artinya iman yang bertumbuh.

Renungkan: Setiap manusia yang percaya pada Yesus akan melihat kemuliaan-Nya (ayat 1:14). Belajarlah peka melihat kemuliaan- Nya dalam hidup Anda. Ucapan syukur Anda bisa jadi merupakan tanda bahwa iman Anda bertumbuh.

(0.1761667952381) (Yoh 3:22) (sh: Dia harus semakin bertambah, aku harus semakin berkurang (Senin, 31 Desember 2001))
Dia harus semakin bertambah, aku harus semakin berkurang

Dia harus semakin bertambah, aku harus semakin berkurang. Dalam narasi sebelumnya, Yohanes dengan konsisten menggambarkan dirinya sebagai saksi. Kesaksian Yohanes dan Tuhan Yesus sendiri menyebabkan Yesus semakin dikenal banyak orang (ayat 26). Popularitas Yesus yang semakin tinggi membuat beberapa orang menjadi bertanya-tanya. Tetapi, Yohanes menyadari bahwa akhir kesaksiannya sudah semakin dekat. Ia menegaskan bahwa dirinya bukanlah seorang mesias, melainkan hanya seorang saksi (ayat 28). Popularitas Yesus, menurut Yohanes, adalah pekerjaan Allah (ayat 27). Sama sekali tidak ada nada cemburu atau iri hati dalam perkataannya. Bahkan, Yohanes memberikan pesan kepada murid- muridnya untuk mengikuti Yesus. Mengapa? Karena dalam hal popularitas dan jumlah pengikut, Tuhan Yesus harus semakin besar, sementara ia harus semakin surut dan hilang.

Guna menegaskan kesaksian dirinya kepada murid-murid, Yohanes dengan tajam membedakan orang yang percaya dan yang tidak percaya. Dengan kontras yang tajam ini, ia mengharapkan murid-muridnya segera memahami apa arti dan akibat percaya pada Yesus. Orang percaya adalah orang yang menerima kesaksian Yesus (ayat 33) dan percaya pada Anak (ayat 36). Orang yang percaya pada Yesus beroleh hidup kekal (ayat 36). Sebaliknya, orang yang tidak percaya adalah orang tidak taat pada Anak (ayat 36). Orang yang tidak percaya tidak akan memperoleh hidup dan akan mengalami murka Allah (ayat 36). Meski kesaksian Yohanes sudah begitu kuat, tidak jelas apakah ada muridnya yang kemudian pergi meninggalkannya untuk mengikut Yesus.

Renungkan: Kita bukan sedang membangun kerajaan yang berpusat pada diri sendiri. Jika kita ingin lebih populer dibandingkan Tuhan Yesus yang diberitakan, maka kita perlu segera bertobat. Kita harus mendorong orang untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus, bukan untuk menjadi pengikut kita yang fanatik. Pada penghujung tahun ini, coba kita jujur di hadapan Allah dan diri kita sendiri. Segala pekerjaan dan pelayanan kita mungkin sekali dilatarbelakangi motivasi untuk memegahkan diri. Mari kita meminta pada Tuhan agar Ia memurnikan kita dan memakai kita semata-mata untuk kemuliaan nama-Nya!

(0.1761667952381) (Yoh 4:16) (sh: Sang Mesias memperkenalkan diri (Minggu, 03 Januari 1999))
Sang Mesias memperkenalkan diri

Sang Mesias memperkenalkan diri Bila kita mengikuti alur percakapan Yesus dengan perempuan Samaria, mungkin hati kita turut berdebar menunggu bagaimana reaksi Yesus terhadap kerinduan perempuan Samaria itu. Mungkinkah keinginan perempuan Samaria ini -- yang menginginkan air yang tidak menghauskannya lagi dan yang tidak mengharuskannya menimba lagi -- terwujud?

Kuasa Yesus dinyatakan. Yesus tidak langsung menjawab keingintahuan si wanita tadi. Mula-mula Yesus menunjukkan kemahatahuan-Nya. Pengetahuan-Nya melampaui pikiran dan perkiraan manusia. Tanpa mendapat penjelasan sebelumnya, Yesus tahu dengan tepat, siapa dan bagaimana kehidupan perempuan Samaria itu (ayat 16-18), ini menunjukkan bahwa sesuatu yang agung (kuasa Yesus) tidak selalu bisa dicerna begitu saja. Meskipun demikian, dengan penuh simpati, Yesus membimbingnya sampai menemukan kepuasan sejati dan mengalami kehidupan yang diperbarui. Tanpa sedikitpun keraguan, perempuan Samaria itu mengungkapkan pengakuan pribadi bahwa Yesus adalah Nabi (ayat 19).

Ibadah yang benar diperkenalkan. Langkah penting berikutnya yang diambil Yesus adalah memberi pengertian yang benar tentang ibadah. Ibadah yang sejati dan benar tidak harus dilakukan di Yerusalem (ayat 21), tetapi dimulai dengan pemahaman yang benar tentang objek yang disembah. Perkataan Yesus ini juga meluruskan pandangan orang Yahudi yang memahami bahwa Allah hanya hadir di Yerusalem. Allah yang disembah bukanlah Allah yang sulit dijangkau, melainkan Allah yang hadir, yang persis berdiri di hadapan perempuan Samaria dan sedang bercakap-cakap. Kita dapat membayangkan betapa bahagianya wanita ini di depan Sang Mesias.

Renungkan: Yesus Tuhan yang kita sembah, begitu nyata kehadirannya bersama-sama dengan kita, tanpa ada batasan ruang dan waktu. Karena itu jadikanlah ibadah kita kepada-Nya bukan hanya ketika di gereja pada tiap hari Minggu.

Doa: Ya, Tuhan Yesus, biarlah kehadiran-Mu senantiasa membawa sukacita ibadah sejati dalam kehidupan kami.

(0.1761667952381) (Yoh 8:1) (sh: Upaya menjebak Yesus gagal (Rabu, 16 Januari 2002))
Upaya menjebak Yesus gagal

Upaya menjebak Yesus gagal. Pemimpin-pemimpin agama tetap menolak untuk percaya kepada Yesus. Tetapi, mereka tidak punya alasan yang kuat untuk menyingkirkan Yesus. Ketika mereka menangkap basah pasangan yang berzinah, mereka segera membawa perempuannya. Tidak dapat dipastikan apakah perempuan ini sudah bersuami atau belum. Kita juga tidak diberi tahu mengapa mereka tidak membawa laki-lakinya. Tetapi, dari ayat 6, jelas sekali bahwa tujuan pemimpin-pemimpin agama bukanlah untuk menghukum pasangan yang berzinah ini, melainkan untuk menjebak Tuhan Yesus.

Mengapa? Jika Yesus menolak untuk melempari perempuan ini dengan batu, maka pemimpin agama dapat menuduh Yesus menentang hukum Musa. Dengan demikian, mereka dapat membawa Yesus ke pengadilan agama Yahudi. Sebaliknya jika Yesus setuju agar perempuan ini dilempari dengan batu hingga mati, maka mereka akan membawanya ke hadapan pemerintah Romawi. Bangsa Yahudi sebagai jajahan Romawi tidak berhak menghukum mati manusia. Hak ini hanya ada pada pemerintah Romawi. Jebakan seperti ini mirip dengan yang dicatat dalam Markus 12:13-17. Bagaimana Tuhan Yesus harus menjawab mereka? Ia mengatakan perempuan ini boleh dilempari batu oleh orang-orang yang tidak berdosa (ayat 7). Tuhan Yesus tidak bermaksud bahwa hakim-hakim yang mengadili di pengadilan harus tanpa dosa. Bila prinsip ini diterapkan maka tidak ada yang dapat menjadi hakim. Tuhan Yesus mengatakan pernyataan yang keras ini karena Ia menuntut agar mereka yang hendak melempari perempuan ini dengan batu jangan pernah terlibat dalam dosa seksual. Mendengar tuntutan ini, mereka yang menuduh perempuan itu pulang meninggalkan perempuan tersebut sebagai tertuduh.

Dalam narasi ini kita mendapatkan dua pelajaran penting. Pertama, semua manusia berdosa, tidak terkecuali bangsa Yahudi yang menganggap diri sebagai umat pilihan Allah. Kedua, Yesus sama sekali tidak berdosa. Ia tidak meremehkan dosa perempuan itu, melainkan Ia memberikan kesempatan kedua kepada perempuan itu. Yesus yang tanpa dosa menampakkan diri sebagai orang yang penuh rahmat dan anugerah.

Renungkan: Jangan sia-siakan jika Tuhan Yesus memberikan kesempatan kedua bagi kita. Segeralah bertobat.



TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA