Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 4181 - 4200 dari 5541 ayat untuk Oleh (0.007 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.13079735714286) (Yeh 48:23) (sh: Yahweh shammah, kota yang baru (Rabu, 5 Desember 2001))
Yahweh shammah, kota yang baru

Yahweh shammah, kota yang baru. Teruma, dengan Bait Suci di tengah-tengahnya (ayat 8, 10, 21), membagi wilayah umat Israel menjadi dua bagian yang tidak simetris: tujuh suku di utara dan lima suku di selatan (ayat 23-29). Ini menunjukkan bahwa, bagi Israel, berada "di tengah-tengah" bukan dilihat dari segi geografis (pembagian enam-enam), melainkan teologis. Titik pusat kehidupan bangsa adalah Bait Suci. Di mana ada Bait Suci, di situlah Allah berdiam di tengah-tengah umat-Nya. Seluruh pembagian wilayah dimeteraikan dengan pernyataan "demikianlah firman Tuhan Allah" (ayat 29), yang menunjukkan bahwa pembagian ini ditetapkan bukan oleh manusia, tetapi oleh Tuhan sendiri.

Sekitar 6-7 km di selatan Bait Suci, terletak kota yang baru (ayat 15-20; 30-35). Yerusalem, kota rancangan manusia, telah dihancurkan; sebuah kota rancangan Allah kini didirikan. Kota ini sama panjang dan lebarnya (ayat 4500 hasta, kurang lebih 2250 m), dikelilingi tembok dengan 12 pintu gerbang. Lazim pada masa itu kota memiliki satu pintu gerbang (sebelum pembuangan, Yerusalem memiliki enam). Dengan adanya 12 pintu gerbang, yang diberi nama menurut ke-12 suku Israel (termasuk Lewi), tersedia kemudahan dan keleluasaan untuk masuk-keluar kota ini. Kemudahan itu berlaku bagi seluruh warga, termasuk orang asing, yang hendak berbakti ke rumah Allah.

Kota itu menyandang nama baru: Yahweh shammah, "Tuhan hadir di situ". Sungguh kontras dengan kondisi Yerusalem menjelang pembuangan: "Kota itu penuh kekerasan" (ayat 7:23); "Tanah ini penuh hutang darah dan kota ini penuh ketidakadilan" (ayat 9:9). Masa Allah meninggalkan Bait Suci yang tercemar dosa (pasal 7-11) telah berakhir. Allah telah kembali! Nama baru itu merefleksikan kehadiran Allah di tengah-tengah umat- Nya di kota "sekular", tempat bekerja dan bertani, tempat interaksi sosial berbagai lapisan masyarakat.

Renungkan: Allah ingin hadir bukan hanya di Bait Suci-Nya, tetapi juga dalam hidup kita sehari-hari. Kehadiran Allah akan mengubah sebuah kota sekular menjadi kota yang mempermuliakan nama- Nya. "Berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu" (Yer. 29:7).

(0.13079735714286) (Yun 1:1) (sh: Tuhan belum selesai (Kamis, 13 Desember 2001))
Tuhan belum selesai

Tuhan belum selesai. Bagi orang Israel, Niniwe merupakan simbol kekejaman bangsa Asyur. Ke sanalah Tuhan mengutus Yunus untuk memberitakan peringatan Tuhan, peringatan yang membukakan peluang bertobatnya bangsa yang kejam itu.

Bagaimana respons Yunus? Menolak dan tidak rela! Ia berbalik arah dan pergi berlayar menuju Tarsis. Ia mengira dapat melarikan diri dari Tuhan. Bukankah ini suatu perkiraan yang keliru? Jika Yunus tidak rela melaksanakan tugas dari Tuhan, Tuhan pun tidak rela Yunus berbalik arah. Ia segera bertindak. Ia mengirimkan badai, yang oleh masyarakat saat itu diyakini sebagai akibat dosa terhadap Tuhan. Lalu, para pe-numpang kapal memutuskan untuk mengundi siapakah yang bertang-gung jawab atas malapetaka ini. Undian jatuh pada Yunus dan ia pun mengakui dosanya. Ia meminta mereka melemparnya ke laut agar ben-cana ini berlalu. Yunus berpikir, inilah akhir perjalanan hidupnya: be-rangkat sebagai nabi yang dipakai Tuhan, berakhir sebagai pelarian yang dibuang Tuhan; sekali lagi perkiraan yang keliru. Tuhan malah mengi-rimkan seekor ikan besar untuk menyelamatkan Yunus dari kematian.

Melalui perikop ini, kita belajar dua hal. Pertama, mata Tuhan tertuju pada semua bangsa, tidak hanya pada satu bangsa. Berbeda dengan kita yang selalu mengarahkan mata hanya kepada orang-orang tertentu; biasanya yang kita sukai, hormati, dan baik kepada kita. Tidak mudah untuk membagikan kasih Tuhan kepada orang yang tidak kita sukai, tidak kita hormati, dan tidak baik kepada kita. Tuhan meminta Yunus, dan juga kita, untuk mengasihi mereka yang tidak layak kita kasihi. Kedua, Tuhan belum selesai dengan kita. Diri kita adalah seum-pama bangunan yang masih belum selesai. Tuhan akan terus membentuk kita meski kadang kita melawan-Nya. Seperti Yunus, kita pun masih diberikan kesempatan menerima uluran tangan-Nya. Adakalanya Tuhan harus mengirimkan "badai" untuk menyadarkan kita. Tetapi, di tengah badai sekalipun, Ia tetap mengirimkan "ikan" untuk menyelamatkan kita.

Renungkan: Tuhan ingin agar kita memiliki mata-Nya dan hati-Nya. Maukah kita masuk ke dalam proses belajar mengasihi? Mari kita menyediakan diri kita senantiasa untuk dibentuk oleh Tuhan.

(0.13079735714286) (Mi 2:1) (sh: Allah tak pernah gagal (Kamis, 14 Desember 2000))
Allah tak pernah gagal

Allah tak pernah gagal. Mikha memaparkan secara rinci dosa umat Allah. Penyerobotan tanah dan perampasan hak dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kekayaan dan kekuasaan terhadap rakyat miskin (1-3). Pada masa itu tanah pertanian adalah sumber utama penghidupan. Perampasan tanah berarti penyebab kemiskinan dalam masyarakat. Penindasan, penjarahan, pelecehan kaum wanita, dan penghancuran keluarga dilakukan secara sistematis oleh mereka (8-9). Tidak hanya itu, kekayaan mereka ternyata juga dapat membeli khotbah dan nubuat (6- 7, 11). Kehidupan agama mereka penuh dengan kepalsuan. Para nabi palsu berkhotbah hanya demi materi sehingga masyarakat hanya dijejali dengan pengajaran yang kosong. Seluruh tatanan sosial, moral, dan spiritual umat Allah sudah hancur.

Allah tidak tinggal diam. Ia telah merancang penghukuman bagi mereka ketika mereka merancang kejahatan (3). Penghukuman itu pasti dan serius sehingga Mikha memulai penyampaian penghukuman Allah dengan ungkapan `celakalah' - sebuah ratapan khusus dalam upacara penguburan. Ini menandakan bahwa masa depan mereka gelap. Ladang- ladang hasil jarahan dan warisan mereka akan musnah (4). Identitas mereka sebagai umat Allah juga sirna (5). Begitu dahsyatnya penghukuman hingga yang menyaksikan ikut meratap (4). Apakah ini berarti keberadaan umat Allah di dunia akan sirna? Tidak! Pengharapan untuk pembaharuan umat Allah telah Ia siapkan. Sorak kemenangan akan mengganti ratapan. Gembala yang agung akan mengumpulkan sisa orang Israel dan memimpin mereka masuk ke kerajaan-Nya (12-13). Peristiwa ini tidak menunjuk kepada pulangnya bangsa Israel dari pembuangan melainkan lahirnya Mesias, sehingga umat manusia yang percaya kepada-Nya akan menembus realita dunia dan memanifestasikan dirinya sebagai umat Allah yang hidup.

Renungkan: Dengan hancur dan tercerai-berainya Israel, dosa tampaknya beroleh kemenangan mutlak. Perealisasian tujuan Allah bagi dunia dan umat manusia melalui bangsa Israel tampaknya akan gagal. Namun Allah adalah Allah yang berdaulat. Ia tidak pernah gagal. Dosa dan Iblis tidak mungkin mengalahkan-Nya. Komunitas Allah yang berpusat pada Yesus Kristus sudah lahir di dunia. Tujuan Allah bagi dunia dan seluruh umat manusia semakin terealisasi secara sempurna.

(0.13079735714286) (Mi 6:9) (sh: Penghukuman Allah itu pasti (Rabu, 20 Desember 2000))
Penghukuman Allah itu pasti

Penghukuman Allah itu pasti. Keputusan pengadilan sudah ditetapkan untuk memenangkan Allah. Sebagai Tuhan dan Raja atas Israel, Ia selalu berlaku adil dan setia. Namun Israel selalu memberontak terhadap kehendak-Nya. Keadilan dan kebaikan hanyalah bahan cemoohan di antara mereka sedangkan kerendahan hati hanyalah sebagai bahan ejekan (10-12). Apakah Allah melupakan dan membiarkan segala ketidakadilan dan penindasan (10-11)? Allahlah yang menetapkan standar keadilan dan kebaikan yang dilanggar oleh Israel. Mereka tidak dapat berharap Allah akan meninggalkan standar yang telah Ia tetapkan dan belas kasihan-Nya terhadap orang-orang yang tertindas hanya untuk membebaskan mereka dari hukuman. Setiap pemberontakan terhadap- Nya pasti akan dihukum.

Walaupun demikian Allah tidak menghukum tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu. Namun bangsa Israel yang tegar tengkuk ini telah meremehkan peringatan Allah. Mereka terus berkubang di dalam dosa dan menikmati hidup berdasarkan kedegilan hati mereka. Maka akhirnya Allah menghukum mereka, semua nubuat Allah tentang penghukuman yang akan menimpa bangsa Israel telah menjadi kenyataan.

Apa yang terjadi ketika hukuman Allah dijatuhkan? Suatu yang sangat ironis terjadi, harta dan kekayaan yang dikejar oleh orang-orang kaya hingga menindas orang lain tidak akan membuat mereka puas dan bahagia. Tidak hanya itu. Harta berlimpah yang mereka puja- puja akan lenyap begitu saja. Sumber-sumber kekayaan yang menghidupi mereka tidak akan membuahkan apa-apa. Bahkan secara mental mereka pun akan mengalami siksaan yang tidak kecil (16).

Hasil akhir tidak akan pernah membenarkan cara yang digunakan. Cara yang salah hanya akan membuat seseorang tidak akan pernah menggapai keberhasilan akhir. Allah adalah maha kasih dan maha adil. Dia akan mengampuni orang yang berdosa tapi pada saat yang sama Dia juga tidak akan berdiam diri terhadap orang yang memilih untuk hidup di dalam dosa-dosanya.

Renungkan: Sudah berapa kalikah Allah telah memberikan peringatan kepada kita untuk berbalik kepada-Nya dan meninggalkan praktek-praktek dosa yang masih sering kita lakukan dalam berbisnis, berumah tangga, bersekolah, dan bermasyarakat?

(0.13079735714286) (Mi 7:14) (sh: Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu (Sabtu, 23 Desember 2000))
Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu

Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu. Mikha mengakhiri tulisannya dengan sebuah doa kepada Allah agar Ia sudi menggembalakan umat-Nya dengan tongkat-Nya. Ini merupakan kerinduan Mikha agar bangsanya tetap hidup di jalan Allah setelah mendapatkan pengampunan dari-Nya. Ia juga berharap agar Allah datang dan memperlihatkan kekuatan-Nya. Hal ini diungkapkan lewat kata-kata `dengan tongkat-Mu'. Tongkat adalah batang kayu yang kuat yang dibawa oleh para gembala. Para gembala tidak hanya menggunakan tongkat sebagai alat untuk membantu ia berjalan di tanah yang sulit dilalui namun juga sebagai senjata untuk menjaga kawanan dombanya dari ancaman dan serangan binatang buas. Mikha rindu agar Allah segera bertindak untuk memulihkan umat pilihan- Nya dan mengalahkan segala musuh mereka (14-17). Perkataan 'menggunakan tongkat-Mu' mempunyai makna paralel dengan keajaiban- keajaiban (15) yaitu mukjizat yang dilakukan oleh Allah ketika Ia menjatuhkan tulah dan melenyapkan Firaun dan tentaranya di Laut Merah. Permohonan Mikha ini bukan hanya untuk kepentingan bangsa Israel saja tapi juga bagi bangsa-bangsa lain. Intervensi (campur tangan) Allah yang dinyatakan melalui kekuatan-Nya akan menyadarkan bangsa-bangsa lain bahwa Tuhanlah Allah dan Raja. Mereka menjadi takut akan Tuhan dan berpaling kepada-Nya (17).

Mengapa Mikha tetap berani mengharapkan pertolongan dari Allah? Sebab tidak ada allah seperti Allah Israel (18-20). Allah yang anugerah- Nya besar, yang sudi mengampuni dosa-dosa pelanggaran umat-Nya. Allah yang tidak mendendam dan tidak memendam kemarahan-Nya, bahkan Allah yang selalu rindu untuk menyatakan kemurahan-Nya. Dosa-dosa umat dihapuskan dan dilemparkan ke dalam tubir-tubir laut. Allah yang adalah sumber pertolongan selalu setia kepada janji yang pernah diberikan-Nya kepada nenek moyang bangsa Israel.

Renungkan: Ketika kita sedang kecewa, sedih, lemah dan mungkin sedang mengalami kekalahan di dalam kehidupan ini, bacalah doa Mikha berkali-kali. Doa ini tidak hanya akan mengingatkan kita bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang setia dan akan tetap setia, tetapi juga mengarahkan kita untuk selalu berharap kepada Allah. Ingatlah bahwa Allah yang pernah berkarya dan bertindak menolong umat-Nya, juga akan melakukan hal yang sama kepada kita.

Pengantar Kitab Matius

Penulis. Injil Matius tidak mencantumkan penulisnya. Beberapa manuskrip kuno mencantumkan kata 'Injil menurut Matius'. Menurut Eusebius (260- 340 M), bapa gereja purba Papias (60-130 M) pernah mengatakan bahwa Matius mengumpulkan perkataan-perkataan Yesus untuk dibukukan. Kemudian tradisi gereja juga menyetujui bahwa penulis Injil ini adalah Matius walaupun sejak abad 18 tradisi ini mulai diragukan. Penulis Injil ini sengaja tidak mencatumkan namanya mungkin dengan pertimbangan bahwa mengetahui siapa penulisnya bukanlah hal yang mutlak bagi pembacanya sebab Penulis Agung yang bekerja melalui manusia adalah Roh Kudus.

Waku penulisan. Sulit menentukan waktu penulisan yang pasti. Beberapa teori mengatakan bahwa Injil ini ditulis setelah abad pertama. Berdasarkan konteks teks, Injil ini ditulis sebelum tahun 70 M. Injil Matius memperingatkan bahaya ajaran orang-orang Saduki, sebuah organisasi keagamaan orang Yahudi yang hancur total setelah tahun 70 M. Bahasa yang digunakan untuk menggambarkan hancurnya Yerusalem (pasal 24) merefleksikan nubuat Perjanjian Lama tentang penghukuman Illahi, bukan peringatan akan peristiwa sejarah.

Karakteristik dan tema utama. Injil Matius ditulis untuk memaparkan pengajaran yang berkuasa oleh dan tentang Yesus, yang kedatangan-Nya merupakan penggenapan janji Allah dan kehadiran kerajaan-Nya. Matius tidak membuat perbedaan antara sejarah dan teologi. Baginya sejarah adalah dasar teologi dan teologi memberi makna kepada sejarah. Injil ini paling berakar pada Perjanjian Lama dan sangat peduli dengan isu- isu penting bagi orang Yahudi. Di samping itu Injil Matius juga paling banyak mengutip penggenapan nubuat Perjanjian Lama. Kontribusi teologis yang paling besar adalah pemaparannya tentang kerajaan Allah. Pertama, dalam khotbah di bukit Yesus menyatakan bahwa kerajaan Allah sudah hadir melalui kehidupan pribadi dan komunitas orang percaya. Kedua, janji tentang Kerajaan ini ditawarkan kepada orang Yahudi telah ditolak dengan menyalibkan Yesus. Ketiga, kerajaan Allah memang sudah ada namun belum sepenuhnya terealisasi. Kedatangan-Nya yang kedua akan meneguhkan kerajaan Allah secara penuh.

(0.13079735714286) (Mal 2:17) (sh: Meragukan Allah. (Minggu, 13 Desember 1998))
Meragukan Allah.

Meragukan Allah.
Umat bertanya dengan nada sinis, "Di manakah Allah yang menghukum?" Namun seolah-olah pertanyaan ini langsung dijawab, "Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya!". Kedatangan Tuhan dipersiapkan oleh seorang utusan (Mal. 3:1), yang oleh Tuhan Yesus diidentikkan dengan Yohanes Pembaptis (Mat. 11:10).

Menyangkal Tuhan. Bangsa Israel pada zaman nabi Maleakhi dan Kristen zaman ini, pasti yakin telah menyembah Allah yang benar. Tetapi selalu ada bahaya terjadinya penyimpangan. Misalnya, mengkondisikan Tuhan sesuai selera kita. Akibatnya, semua perbuatan salah dibenarkan! Kristen telah dibebaskan dari gelap menuju terang, dari buta total menjadi dapat melihat. Allah membuat perubahan radikal dalam diri manusia. Tetapi jika firman Tuhan tidak lagi dihargai otoritasnya, atau tidak lagi menjadi prioritas dalam proses pengambilan keputusan, maka kebenaran pun menjadi kabur, kebaikan Tuhan diragukan.

Tuhan yang benar. Tuhan tidak membeda-bedakan dosa. Dari yang bersifat spiritual (sihir dan sejenisnya), yang bersifat pribadi (zinah), maupun dosa mempermainkan keadilan, menindas yang lemah, dlsb. Artinya, Tuhan tidak pernah menekankan pengecaman hanya kepada salah satu dosa saja. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang membuat perjanjian -- yang merangkul manusia dengan kasih yang tidak patut mereka terima; Tuhan yang dahsyat; Tuhan yang bertindak untuk meneguhkan keadilan; Tuhan yang tidak langsung menghancurkan, tetapi berkarya memurnikan iman yang seringkali melalui penderitaan (1Ptr. 5, 6); Tuhan, sumber Pengharapan. Mereka yang telah jatuh jauh pun seperti Petrus, diubah secara radikal sehingga hidupnya dimampukan menyenangkan hati Tuhan daripada menyusahkan (ayat 2:17; 3:4); Tuhan menuntut agar manusia hidup sesuai dengan hukum kasih dan akan menghakimi mereka yang tidak mengindahkan perintah-perintah-Nya, antara lain mereka seperti pemfitnah, pemeras tenaga pekerja dengan upah rendah, berlaku tidak adil dan tidak peduli terhadap orang lemah.

Renungkan: Sang Pemurni dosa yang dijanjikan itu telah datang dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Dia datang untuk menangani permasalahan dosa yang telah merasuk dalam seluruh keberadaan hidup orang percaya.

Doa: Jernihkanlah pemahaman kami mengenai Engkau, ya Tuhan semesta alam dan bantulah kami bersikap hormat dan penuh penghargaan kepada-Mu.

(0.13079735714286) (Mat 6:19) (sh: Harta dan manusia (Rabu, 17 Januari 2001))
Harta dan manusia

Harta dan manusia. Tarif listrik, PAM, dan harga BBM yang naik, bahkan baru-baru ini harga gas naik hingga 40%, menambah beban masyarakat yang masih dalam perjuangan mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dalam kondisi demikian, respons wajar yang muncul adalah kuatir dan bekerja mati- matian, sampai menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya. Bagaimana Kristen harus bereaksi dalam situasi seperti ini?

Dalam kondisi seperti sekarang ini ajaran Yesus sangat relevan (ayat 19-20) sebab banyak orang menjadi egois dan memberikan nilai mutlak kepada uang dan harta. Yesus mengingatkan bahwa tujuan Kristen adalah mengumpulkan harta yang jauh lebih mulia dan bernilai kekal, yaitu harta surgawi. Harta ini dapat berupa apa pun yang bermakna mulia dan kekal, yang dihasilkan karena berbagi dengan yang kekurangan, memaafkan sesama, menderita bagi Kristus, berbuat kebaikan, dlsb. Itulah harta yang terindah yang harus dikumpulkan oleh Kristen dengan segenap hati (ayat 21). Namun melakukan itu tidaklah mudah sebab hidup pada hakikatnya adalah masalah perspektif (ayat 22-23). Kristen harus waspada agar tidak mudah tergiur dengan apa yang ia lihat. Kristen juga harus sadar bahwa dalam hubungannya dengan harta, Kristen dituntut untuk bersikap tegas antara diperhamba dan memperhamba. Ketika ia memperhamba harta berarti ia diperhamba oleh Allah, demikian pula sebaliknya (ayat 24).

Lalu bagaimana dengan kekuatiran? Apakah dalam situasi ekonomi yang sulit Kristen tidak boleh kuatir akan masa depan keluarga dan anak-anaknya? Yesus tidak pernah mengatakan bahwa menguatirkan pemenuhan kebutuhan dasar tidaklah salah. Yesus hanya mengatakan reaksi itu tidak perlu. Banyak orang dicekam kekuatiran karena mereka menghadapi masa depan yang tidak pasti. Kristen yang mempunyai hubungan pribadi dengan Allah, bergantung kepada Allah yang tidak hanya mengetahui namun juga mengontrol masa depan.

Renungkan: Ketika kita menyadari betapa Allah mengasihi kita, kita tidak lagi merasakan tekanan untuk mengejar-ngejar harta. Hal ini yang akan membebaskan kita untuk menetapkan prioritas kita yaitu mencari dahulu kerajaan-Nya dan kebenaran- Nya. Karena itu betapa bersukacitanya Kristen sebab ia tidak perlu menguatirkan apa pun kecuali hidup untuk menyenangkan Allah.

(0.13079735714286) (Mat 8:28) (sh: Otoritas mutlak Yesus Kristus (Senin, 22 Januari 2001))
Otoritas mutlak Yesus Kristus

Otoritas mutlak Yesus Kristus. Ketika Yesus tiba di wilayah Gadara, sebuah wilayah di luar wilayah orang Yahudi, dua orang yang dirasuki setan menemui-Nya. Di hadapan Yesus setan takluk jauh sebelum Yesus menyatakan kekuasaan-Nya, karena mereka mengenal siapa Yesus. Kedatangan mereka menemui Yesus adalah wujud pengakuan kekalahan, karena mereka kuatir Yesus akan menghancurkan mereka. Peristiwa itu menegaskan otoritas Yesus yang tidak terbatas wilayah atau bersifat universal hingga setan yang di luar wilayah Yahudi pun takluk kepada-Nya. Otoritas-Nya juga meliputi seluruh jagad raya ini sehingga untuk mencelakakan babi, setan harus meminta izin dari Yesus.

Yesus memang mempunyai otoritas atas setan dan seluruh fisik alam semesta. Namun apa istimewa- Nya? Bukankah banyak dukun dan orang berilmu lainnya yang dapat menaklukkan setan? Namun otoritas Yesus tetap melebihi para orang berilmu lainnya sebab Ia berkuasa mengampuni dosa. Dengan kata lain, Ia mampu menyelesaikan permasalahan manusia yang tidak akan pernah dapat manusia selesaikan sendiri sebab permasalahan ini melibatkan Allah sang Hakim yang Adil dan Kudus. Kuasa seperti itu hanya dimiliki oleh Allah. Karena itulah para ahli Taurat yang mendengar bahwa Yesus mengampuni dosa seorang lumpuh, mereka langsung beranggapan bahwa Yesus menghujat Allah karena Ia menyamakan diri-Nya dengan Allah. Pengampunan dosa memang tidak dapat dibuktikan secara fisik, namun mukjizat penyembuhan itu membuktikan bahwa Yesus benar-benar Allah dan bahwa dosa si orang lumpuh sudah diampuni. Alasannya adalah jika Yesus benar-benar menghujat Allah seperti tuduhan para ahli Taurat, tentunya Ia berdosa. Dan jika Ia berdosa kepada Allah, dapatkah Ia membuat mukjizat untuk kemuliaan Allah? Jawabannya tidak! Ini berarti Yesus adalah benar-benar Allah.

Renungkan: Bagaimana seharusnya respons kita kepada Yesus? Janganlah seperti setan yang walaupun tunduk kepada Yesus namun tetap membenci-Nya, janganlah seperti orang-orang Gadara yang lebih memilih babi daripada Yesus, dan jangan pula seperti orang banyak yang sudah melihat mukjizat namun hanya mengenali Yesus sebagai manusia yang diberi kuasa oleh Allah. Pikirkan dan renungkan respons apa yang patut Anda berikan kepada Yesus Tuhan kita?

(0.13079735714286) (Mat 12:1) (sh: Kasih dan peraturan (Rabu, 31 Januari 2001))
Kasih dan peraturan

Kasih dan peraturan. Dua insiden yang berhubungan dengan hari Sabat menyebabkan konflik terbuka antara Yesus dengan orang-orang Farisi. Peristiwa pertama dipicu karena murid-murid Yesus yang lapar, memetik bulir gandum dan memakannya pada suatu hari Sabat. Menurut hukum Taurat, seorang yang bepergian diperbolehkan memetik tanaman yang ada di tepi jalan dan memakannya sambil berjalan. Orang Farisi keberatan karena tindakan itu dapat digolongkan sebagai memanen yang merupakan satu dari 39 pekerjaan yang dilarang pada hari Sabat. Yesus menjawab keberatan mereka dengan memaparkan fakta sejarah dan fakta yang mereka hadapi setiap harinya. Mengapa Daud tidak dihukum setelah memakan roti sajian yang tidak boleh dimakan (ayat 3-4)? Jika ada yang menjawab bahwa Daud adalah spesial, maka Yesus jauh lebih spesial dibandingkan Daud (ayat 6). Bagaimana tentang imam yang bekerja pada hari Sabat (ayat 5)? Apakah mereka tidak dihukum karena mereka juga spesial? Yesus jauh lebih spesial lagi (ayat 6).

Argumentasi Yesus mempunyai makna ganda. Pertama, legalisme orang Farisi tidak berdasarkan firman Tuhan. Hukum Taurat menyatakan bahwa Allah lebih peduli kepada belas kasihan, bukannya persembahan. Kedua, Allah membenarkan murid-murid Yesus (ayat 7- 8). Peristiwa kedua dipicu oleh tindakan Yesus sendiri ketika Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat (ayat 9-15a). Mereka menyalahkan tindakan Yesus. Jawaban Yesus membungkam mulut mereka. Kedua peristiwa itu membukakan kepada kita apa yang ada di hati Yesus dan orang-orang Farisi. Mereka yang begitu peduli dan kritis terhadap peraturan dan hukum-hukum yang mereka yakini ternyata tidak peduli sama sekali kepada sesamanya yang membutuhkan pertolongan. Sebaliknya Yesus begitu peduli kepada manusia dan bersedia menghadapi kritikan untuk menolong manusia.

Renungkan: Disadari atau tidak, Kristen sering meneladani orang Farisi. Ketika di hadapan kita ada orang yang membutuhkan pertolongan, kita tidak segera digerakkan oleh belas kasihan. Namun kita lebih tergerak untuk mempertimbangan agama orang tersebut, dari denominasi mana, apakah mempunyai doktrin yang sama dengan kita atau tidak. Kita seharusnya lebih berusaha untuk memenuhi kebutuhan sesama kita, daripada berusaha memaksa sesama kita untuk hidup berdasarkan keyakinan kita.

(0.13079735714286) (Mat 15:32) (sh: Matematika sorga (Selasa, 13 Februari 2001))
Matematika sorga

Matematika sorga. Mana mungkin 7 roti dan beberapa ikan kecil dapat mengenyangkan 4000 laki-laki + sejumlah perempuan + sejumlah anak-anak? Dari berbagai ilmu hitung apa pun tidak mungkin menjawab perhitungan semacam ini. Namun kejadian ini tidak ditentukan oleh akal pikiran manusia yang terbatas, karena yang melakukannya adalah Yesus yang sanggup melakukan segala sesuatu yang melampaui akal, bukan tidak masuk akal.

Matius kembali menekankan bahwa mukjizat ini terjadi karena belas kasihan Yesus kepada orang banyak. Mereka telah mendengarkan pengajaran Yesus selama tiga hari dan saat itu tidak ada makanan pada mereka kecuali 7 roti dan beberapa ikan. Pernyataan Yesus bahwa mereka sudah 3 hari di tempat itu tidak mengindikasikan bahwa selama 3 hari itu mereka berpuasa, tetapi selama 3 hari itu Yesus dan murid-murid-Nya tidak menyediakan makanan untuk mereka. Kemungkinan masing-masing mereka membawa bekal dan sudah mereka makan selama 3 hari. Saat itu yang masih ada hanyalah 7 roti dan beberapa ikan kecil.

Yesus tidak mau menyuruh mereka pulang karena: (ayat 1) selain kebutuhan rohani, Yesus pun memperhatikan dan memenuhi kebutuhan jasmani. Mereka datang dari tempat yang jauh, bila mereka dibiarkan pulang dalam keadaan lapar mereka akan pingsan di jalan. (ayat 2) Yesus menyadari bahwa orang banyak itu datang dari berbagai tempat yang jauh dan bertahan sampai 3 hari, menandakan bahwa mereka itu sungguh-sungguh rindu mendengarkan pengajaran-Nya. Pelayanan Yesus adalah pelayanan yang menyeluruh, Ia peka dengan kebutuhan orang banyak dan tidak terpaku hanya pada prioritas-Nya, sehingga terjadi keseimbangan. Untuk memenuhi kebutuhan jasmani ini, Yesus tidak membuat mukjizat dari yang tidak ada menjadi ada, melainkan dari yang ada dilipatgandakan sesuai kebutuhan. Ia mengucap syukur atas makanan yang ada, memecah-mecahkannya, dan melibatkan murid- murid-Nya untuk membagi-bagikan kepada orang banyak, sehingga semuanya makan sampai kenyang. Setelah itu orang banyak itu pulang, dengan kepuasan rohani dan jasmani.

Renungkan: Yesus tahu dan tergerak oleh belas kasihan- Nya untuk memenuhi kebutuhan kita, baik rohani maupun jasmani. Ia mau memberdayakan apa yang kita miliki, bila kita mau menyerahkan dalam tangan- Nya. Ia mau melibatkan kita untuk memenuhi kebutuhan kita.

(0.13079735714286) (Mat 24:37) (sh: Hamba yang setia dan bijaksana (Minggu, 21 Maret 2010))
Hamba yang setia dan bijaksana

Judul: Hamba yang setia dan bijaksana
Peristiwa Akhir Zaman tidak dapat dipisahkan dari penghakiman. Di perikop ini, nasihat untuk berjaga-jaga diberikan dalam konteks penghakiman. Dengan menggunakan kisah Nuh, Yesus menyatakan bahwa penghakiman terjadi secara tiba-tiba (ayat 37-39).

Penghakiman juga memecahkan rutinitas pekerjaan kita sehari-hari (ayat 40-42). Penghakiman dapat datang setiap waktu, tidak hanya pada hari libur, tetapi juga pada jam kerja. Teman sekerja yang setiap hari bertemu, secara tiba-tiba dapat dipisahkan oleh penghakiman Ilahi. Kedatangan Anak Manusia juga dilukiskan seperti seorang pencuri yang membongkar rumah. Berbeda dengan tamu, pencuri datang di saat yang tidak lazim, ketika pemilik rumah lengah atau tengah beristirahat (ayat 43-44). Contoh-contoh yang diberikan Yesus menunjukkan pertama, betapa hari penghakiman itu tidak dapat diterka. Hari itu dapat datang setiap saat. Kedua, betapa penghakiman Ilahi itu mutlak. Ketiga, betapa kita sekali lagi dinasihatkan untuk berjaga-jaga.

Sikap berjaga-jaga dijelaskan sebagai sikap hamba yang setia dan bijaksana (ayat 45). Setia berarti tetap melaksanakan tugas kapanpun waktunya, sehingga pada saat tuannya datang, ia puas melihat kesetiaan hambanya. Bijaksana berarti benar-benar mengerjakan tugas yang diberikan tuannya, bukan kegiatan yang lain. (ayat 45-47). Sebaliknya, hamba yang jahat adalah hamba yang tidak setia. Karena melihat tuannya tidak ada, ia menyepelekan tugas yang diberikan tuannya, mengganggu hamba yang lain, dan bermabuk-mabukan (ayat 48-50). Hamba yang jahat disetarakan dengan orang munafik (lih. pasal 23), yang adalah gambaran pemuka agama Yahudi, yang berbuat baik hanya ketika dilihat orang dan untuk mencari pujian.

Doa: Tuhan, jadikan aku hamba-Mu yang setia dan bijaksana, meskipun aku tidak tahu kapan Engkau akan datang; Biarlah aku merendahkan diri dan taat mengerjakan apa yang Engkau telah firmankan di setiap saat.

(0.13079735714286) (Mat 26:17) (sh: Kasih Yesus dan kegagalan manusia (Jumat, 26 Maret 2010))
Kasih Yesus dan kegagalan manusia

Judul: Kasih Yesus dan kegagalan manusia
Sama seperti perikop yang lalu, di tengah-tengah penolakan yang terselubung dengan intrik yang keji, ada pernyataan kasih dari orang yang tidak disebutkan namanya. Orang tersebut menyediakan tempat untuk Yesus dan murid-murid-Nya untuk makan perjamuan Paskah. Di situlah kesempatan Yesus mengajar para murid terakhir kali tentang makna perjamuan Paskah yang baru.

Sekali lagi kita melihat Yesus yang pegang kendali kendati Ia mengetahui pengkhianatan Yudas (ayat 20-25) dan ketidak-mengertian dan ketidaksiapan para murid-Nya yang lain, termasuk di dalamnya sesumbar Petrus (ayat 31-35). Hambatan yang muncul tidak membuat fokus Yesus dialihkan dari misi yang telah ditetapkan Allah. Yesus tetap terfokus pada kayu salib dengan cara memberikan makna baru terhadap Paskah dalam kaitan dengan diri-Nya sendiri. Ia menyatakan bahwa roti melambangkan tubuh-Nya yang mengalami penderitaan dan anggur melambangkan darah-Nya sebagai darah Perjanjian Baru yang dicurahkan bagi keselamatan manusia. Setiap orang percaya akan mendapat bagian dari umat Perjanjian Baru dan akan mengambil bagi-an lagi dalam perjamuan kekal bersama dengan Dia dalam Kerajaan Bapa.

Sebenarnya mudah bagi Yesus untuk mencari alasan agar tidak perlu menyerahkan diri di salib. Murid-murid tidak siap, juga ada pengkhianat di antara mereka. Memberi diri salib seperti menyerah pada rencana para musuh-Nya, dan berakibat fatal pada para murid yang kemudian tercerai berai. Namun Yesus tahu bahwa hanya saliblah cara Allah untuk menyelamatkan manusia.

Mari kita bersyukur, Yesus berfokus dan setia pada rencana Allah. Sehingga sekarang kita menikmati berkat keselamatan dengan limpah untuk dibagikan pula kepada orang lain. Mari kita belajar meneladani Dia untuk tidak mencari alasan untuk mengelak dari panggilan kita memikul salib masing-masing demi Kristus dimuliakan dan demi lebih banyak orang diselamatkan!

(0.13079735714286) (Mat 26:47) (sh: Ganjaran yang mendatangkan selamat ditimpakan kepada Dia (Senin, 9 April 2001))
Ganjaran yang mendatangkan selamat ditimpakan kepada Dia

Ganjaran yang mendatangkan selamat ditimpakan kepada Dia. Imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi dan Imam Besar menganggap Yesus musuh besar dan berbahaya, sehingga perlu melibatkan Yudas untuk membuka jalan, perlu senjata lengkap dan perlu serombongan besar orang. Yesus sama sekali tidak mengadakan perlawanan meski sebenarnya Ia memiliki kuasa. Bahkan Ia melarang murid-murid-Nya untuk melawan dengan pedang. Ia mengatakan kepada para penangkap itu bahwa apa yang terjadi adalah untuk menggenapi nubuat kitab para nabi. Oleh sebab itu Yesus rela digiring mereka ke Mahkamah Agama.

Kemudian mereka menggelar sidang 'pengadilan' atas diri Yesus dengan mendatangkan orang-orang untuk memberikan kesaksian palsu agar Yesus dapat dijatuhi hukuman mati. Berbagai tuduhan ternyata tidak dapat menyatakan kesalahan Yesus. Sampai pada puncak pertanyaan yaitu tentang kemesiasan Tuhan Yesus. Suatu tantangan yang sulit. Kalau Yesus menjawab bahwa Ia Mesias, pasti Ia akan menerima hukuman. Bagi orang Yahudi kedatangan Mesias, Sang Penyelamat, bukan seperti yang dilakukan oleh Yesus. Kalau Ia menjawab 'bukan' Ia akan terlepas dari ancaman hukuman mati, tetapi berarti Ia menyangkali keberadaan diri-Nya yang sebenarnya. Dengan jelas Yesus menyatakan 'ya' bahkan Ia bukan saja sebagai Manusia Yesus tetapi Ia adalah Anak Manusia. Yesus membukakan siapa diri-Nya yang saat ini menjadi pesakitan di hadapan pengadilan Mahkamah Agama. Ia adalah 'Anak Manusia' yang mempunyai kedudukan tinggi yakni di sebelah kanan Yang Maha Kuasa. Sebutan Anak Manusia bagi orang Yahudi adalah sebutan yang menunjuk pada seseorang yang dianugerahi kuasa dan kemuliaan kekal, Dialah Sang Penyelamat, Mesias. (Dan.7:13-14). Pernyataan ini menunjukkan keilahian dan kemesiasan Yesus. Tetapi Mesias datang bukan sebagai 'raja dunia', sebab Ia Raja atas segala raja. Ia datang ke dunia untuk menyatakan diri Allah, kehendak Allah, dan rencana Allah dalam tubuh Manusia Yesus yang tanpa dosa namun diganjar sedemikian hina demi pengampunan dosa.

Renungkan: Jalan derita ditempuh Yesus agar Anda dan saya lepas dari penderitaan kekal. Biarlah Yesus yang saat ini duduk di sebelah kanan yang Maha Kuasa menerima puji dan sembah kita

(0.13079735714286) (Luk 4:16) (sh: Prioritas utama (Sabtu, 1 Januari 2000))
Prioritas utama

Prioritas utama. Ada kecenderungan di kalangan Kekristenan yang menganggap bahwa Ibadah hari Minggu hanyalah sekadar formalitas. Artinya, beribadah pada hari Minggu di Gereja akan dilakukan bila tidak ada "acara" atau kesibukan lain". Ibadah bersama jemaat lainnya di gereja menjadi second priority (prioritas kedua). Kecenderungan ini tidak hanya akan mengakibatkan hadirnya Kristen-kristen yang tidak tahu mensyukuri kasih dan penyertaan Allah, tapi juga akan menciptakan Kristen-kristen yang tidak tahu menghornati karya dan kebesaran Allah dalam hidupnya. Sikap ini sungguh bertentangan dengan pengajaran dan sikap yang diperhatikan langsung oleh Tuhan Yesus. Mari kita lihat bagaimana Tuhan Yesus memprioritaskan ibadah kepada Allah Bapa-Nya dalam hidup-Nya. Sikap ini menunjukkan bahwa selain Dia sangat menghormati Bapa, Dia juga menghormati ibadah persekutuan umat di rumah Tuhan dan menjadikan ibadah itu bagian dari hidup-Nya.

Dari Galilea, Yesus kembali ke Nazaret, dan Lukas mempertegas dengan mengatakan bahwa "inilah tempat Yesus dibesarkan". Mengapa Ia ke sana? Kepada orang-orang yang mengenalnya sejak kecil hingga dewasa, Ia menegaskan siapa diri-Nya dan apa misi pelayanan-Nya. Ia membacakan kitab nubuatan nabi Yesaya, yang menyatakan beberapa hal, yaitu bahwa (a) Roh Tuhan ada pada-Nya; (b) Dia diurapi untuk menyampaikan kabar pembebasan kepada para tawanan, memberikan penglihatan kepada orang buta; Dia diutus untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, dan (d) memberitakan bahwa Tahun Rahmat Tuhan telah datang. Sesungguhnya ayat tersebut menubuatkan tentang diri-Nya. Maka tepatlah bila Tuhan Yesus mengatakan bahwa ayat itu digenapi oleh-Nya.

Renungkan: Kedatangan Yesus ke dunia bukanlah sebagai seorang raja dengan segala kemegahan dan kejayaannya. Justru ia datang dengan otoritas Allah untuk membawa pembebasan dan penyelamatan dalam arti luas dan sesungguhnya. Bukan hanya dalam dunia, tetapi keselamatan yang bersifat kekal dan menyeluruh. Ia membawa kabar baik dan itu dinyatakan kepada semua orang, baik orang miskin, tawanan, orang buta, dan orang tertindas. Ia datang juga untuk membawa kekebasan dan keselamatan bagi kita. Betapa mulia dan agungnya misi kedatangan-Nya, melalui Dialah kita beroleh keselamatan dan kehidupan kekal.

(0.13079735714286) (Luk 6:12) (sh: Misi yang luas dan komprehensif (Sabtu, 8 Januari 2000))
Misi yang luas dan komprehensif

Misi yang luas dan komprehensif. Ketika olah raga sepak bola mulai mendunia dan digandrungi hampir di seluruh benua Eropa, maka para pejabat di salah satu provinsi di Tiongkok memutuskan untuk memperkenalkan permainan itu. Para guru dilatih untuk menguasai buku-buku tentang permainan sepak bola dan kemudian mereka mengajarkan teori tersebut kepada para calon pemain agar mereka menghafalkannya. Namun setelah diadakan test ternyata mereka semua gagal menjawab dengan baik. Akhirnya mereka memutuskan untuk memanggil seorang pelatih sepak bola dari benua Eropa. Ketika pelatih itu datang dan melihat sistem pelatihan mereka, ia berkata: "kalian tidak mungkin berhasil hanya dengan cara ini, kalian harus terjun langsung ke lapangan dan bermain sepak bola". Ternyata teori hanyalah dasar yang harus diterapkan dalam latihan.

Dalam mengemban misi pelayanan yang luas dan komprehensif, Yesus melibatkan para murid-Nya. Ia mengawali dengan doa semalaman kepada Bapa di Sorga. Yesus tidak sembarangan memilih, tetapi dengan sungguh Ia menggumulkan masing-masing pribadi kepada Bapa di sorga. Pelayanan yang akan diembankan kepada para murid-Nya nanti bukanlah pelayanan yang mudah dan selalu lancar, sebaliknya penuh dengan tantangan dan risiko. Oleh karena itu Ia harus memilih orang yang tepat. Kemudian Ia memilih dan memanggil 12 murid ke dalam misi pelayanan-Nya.

Misi pelayanan Yesus yang luas dan komprehensif meliputi: mengajar, menyembuhkan, dan mengusir setan. Luas artinya tidak terbatas oleh tempat/daerah, golongan, usia tingkat sosial, dll. Semua orang dari semua lapisan dan di mana pun mereka berada, menjadi fokus pelayanan-Nya. Melalui pengajaran, Ia menyatakan kebenaran-Nya yang harus dinyatakan kepada setiap orang, agar mereka menyadari kebutuhannya akan Kristus dan menerima keselamatan. Di samping itu, Yesus pun menyatakan kuasa-Nya, yang menyembuhkan dan mengusir setan. Sungguh nyata bahwa ia berkuasa atas segala macam penyakit dan kuasa mana pun jua, termasuk kuasa setan.

Renungkan: Kristen masa kini pun dipanggil, dipilih, dan dipakai untuk mengemban misi Yesus yang luas dan komprehensif ini. Pekerjaan ini belum selesai dan perlu diteruskan. Kebenaran yang diajarkan dan pernyataan kuasa-Nya mampu memotivasi dan menanamkan beban pelayanan dalam diri kita, untuk terlibat dalam misi-Nya.

(0.13079735714286) (Luk 8:40) (sh: Pribadi yang berkuasa menyelamatkan (Kamis, 20 Januari 2000))
Pribadi yang berkuasa menyelamatkan

Pribadi yang berkuasa menyelamatkan. Berita tentang Yesus dan apa yang dilakukan-Nya mendorong banyak orang dengan berbagai kepentingan, datang kepada-Nya. Yairus, pemimpin rumah ibadat adalah salah seorang yang menghampiri dan memohon pertolongan Yesus untuk menyembuhkan anak perempuan tunggalnya yang sakit keras. Namun, perjalanan menuju rumah Yairus tertunda oleh peristiwa yang melibatkan seorang wanita penderita penyakit pendarahan selama 12 tahun. Wanita yang tersisih dan dianggap najis oleh masyarakat karena penyakit yang dideritanya itu, secara sembunyi-sembunyi menyentuh jumbai jubah Yesus dengan harapan memperoleh kesembuhan. Timbul kesan bahwa wanita itu percaya pada hal-hal magis. Tapi Yesus sama sekali tidak menangkap kesan itu, sebab kuasa yang menyembuhkan itu tidak bergantung pada atribut yang dipakai-Nya. Kuasa-Nya sepenuhnya berada di bawah kontrol-Nya. Selanjutnya Yesus menyuruh wanita itu menyatakan diri agar Dia dapat menuntaskan proses kesembuhan dengan memulihkan harga diri, harkat dan martabatnya.

Bagaimana dengan tujuan Yesus mengunjungi anak perempuan Yairus yang sedang kritis? Penundaan kedatangan Yesus, ternyata meluluhlantakkan harapan Yairus agar anaknya memperoleh kesembuhan. Tapi keterlambatan ini tidak menunda maksud kedatangan Yesus, bahkan sebaliknya, ia dapat menyatakan kuasa kebangkitan-Nya kepada anak Yairus.

Kedua kisah ini mengungkapkan kepada kita beberapa hal: (1) Kuasa Yesus tidak terdapat dalam atribut-atribut yang dipakai-Nya atau benda-benda yang berhubungan dengan-Nya. Kuasa yang mampu menyembuhkan itu adalah mutlak bersumber dari diri-Nya. (2) Waktu dan maut bertekuk lutut kepada-Nya. Manusia menganggap bahwa untuk menyembuhkan penyakit pendarahan menahun saja sulit, apalagi untuk menghidupkan kembali anak perempuan Yairus yang telah meninggal dunia. Akan tetapi bagi Yesus sesuatu yang dianggap terlambat atau mustahil dapat di pulihkan-Nya kembali.

Renungkan: Kuasa Yesus bukan terletak pada benda atau atribut yang pernah dipakai-Nya. Kuasa-Nya terletak pada diri-Nya. Bila kita ingin mengalami kuasa-Nya, kita harus datang kepada Dia, bukan melalui segala benda yang dianggap memiliki kuasa-Nya secara magis.

(0.13079735714286) (Luk 18:31) (sh: Yang buta melihat, yang celik tidak melihat (Jumat, 7 April 2000))
Yang buta melihat, yang celik tidak melihat

ang buta melihat, yang celik tidak melihat. Inilah gambaran perbedaan antara para murid-murid Yesus dan pengemis buta. Para murid meskipun celik matanya, mereka tidak dapat melihat dengan pemahaman yang benar siapakah Yesus. Lukas sangat menekankan fakta ini dengan mengekspresikannya melalui 3 ungkapan sekaligus yang bermakna sama yaitu mereka tidak mengerti sama sekali, artinya tersembunyi, dan mereka tidak tahu maksudnya (ayat 34).

Para murid lebih banyak menekankan nubuatan tentang kemuliaan Kristus, sehingga masalah penderitaan-Nya terabaikan. Karena itulah mereka mempunyai pemahaman yang salah sebab mereka membaca Alkitab setengah-setengah. Keadaan dari pengemis buta ini berbeda dengan para murid. Meskipun tidak ada informasi kapan ia menerima wahyu Allah tentang Yesus Kristus, namun jauh sebelum dia menerima penglihatan-Nya, pemahamannya mengenai Yesus sudah jauh melebihi orang-orang lain. Orang lain hanya melihat-Nya sebagai seseorang dari Nazaret (ayat 37). Namun pemahamannya tentang Yesus mampu menembus identitas Yesus yang hanya berhubungan dengan geografis menuju kepada pemahaman identitas-Nya yang berhubungan dengan sesuatu hal yang di luar area manusia, yaitu karya keselamatan Allah yang sudah berabad- abad dijanjikan dan yang akan dinyatakan melalui keturunan Daud.

Mengapa ia mempunyai pemahaman yang demikian padahal matanya buta? Ia mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi (ayat 36) dan ini merupakan suatu kerinduan yang baik. Karena ia buta maka ia mempergunakan mata orang lain sehingga ia dapat mengetahui bahwa Yesus lewat. Inilah sikap dan tindakan yang belum dipunyai oleh para murid-murid yang celik. Dan mungkin juga merupakan sikap kita selama ini. Artinya tidak ada rasa kerinduan kita untuk terus mengenal Dia semakin dalam dengan banyak membaca firman- Nya dan buku-buku rohani bermutu. Atau mungkin kita pun rindu namun karena mata kita buta terhadap Alkitab maka kita menemui kesulitan untuk memahaminya sehingga kita putus asa dan berhenti belajar.

Renungkan: Kita harus meneladani sang pengemis buta yaitu menggunakan mata orang lain dalam arti kita belajar dari para hamba Tuhan yang kita kenal, kita ikuti pembinaan iman yang diadakan oleh gereja kita ataupun lembaga pelayanan yang lain.

(0.13079735714286) (Luk 24:28) (sh: Kebenaran yang disingkapkan (Selasa, 25 April 2000))
Kebenaran yang disingkapkan

Kebenaran yang disingkapkan. Apa yang ditegaskan oleh "Yesus yang tidak mereka kenali" kepada kedua orang murid itu adalah mengenai Mesias dan berita tentang kebangkitan-Nya. Namun pertanyaan kedua murid itu adalah jika Yesus benar-benar bangkit bagaimana mereka dapat mengenali dan yakin bahwa itu adalah Yesus, jika mereka tidak melihat? Atau dengan pertanyaan lain bagaimana Yesus meyakinkan mereka bahwa Ia adalah Yesus? Yesus tidak menyatakan "Akulah Yesus" dengan kata-kata, namun dengan gerakan yang begitu khusus dan identik dengan diri-Nya.

Ketika Ia duduk makan, mengambil roti, mengucapkan berkat, memecah-mecahkannya, dan memberikan kepada mereka, maka terbukalah mata kedua murid itu (ayat 30-31). Mereka mengenali Yesus bukan dengan melihat tanda paku di pergelangan tangan, namun dengan melihat cara Ia memecahkan roti. Apa yang Yesus lakukan di hadapan mereka berdua serupa dengan dua peristiwa besar yang pernah Ia lakukan dahulu. Pertama ketika Ia memberi makan 5000 orang (lih. 9:16). Kedua ketika perjamuan malam berlangsung (22:14-23). Kemungkinan besar Kleopas dan temannya bukan saksi mata atas dua peristiwa itu. Namun mereka pasti sudah mendengar peristiwa itu dan percakapan Yesus setelahnya. Khususnya tentang pemberitaan bahwa Kristus mempersembahkan tubuh dan darah-Nya untuk menjadi tebusan bagi banyak orang.

Semua berita itu nampaknya tidak masuk akal bagi mereka, bahkan setelah kematian Yesus sekalipun. Baru ketika Yesus mengungkapkan bahwa Perjanjian Lama kaya akan nubuat, upacara keagamaan, dan lambang-lambang yang sebenarnya menunjuk kepada pengorbanan Mesias sebagai persembahan yang hidup, maka gerakan yang dilakukan Yesus membuat mata mereka terbuka dan mereka mengenali-Nya. Mereka segera kembali ke Yerusalem, bukan untuk berharap agar Yesus membuktikan bahwa Dialah Raja dan akan menyelamatkan Israel. Sekarang mereka ke Yerusalem karena mereka sudah tahu bahwa Yesus adalah Raja dan penebusan yang Ia kerjakan jauh melebihi kemerdekaan bangsa Israel yang mereka dulu idam-idamkan.

Renungkan: Iman dan pengharapan mereka sudah tertancap pada fondasi yang kuat yakni pengenalan akan Kristus yang bangkit. Bagaimana Anda meyakini bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia?

(0.13079735714286) (Yoh 4:43) (sh: Dua macam sikap terhadap Yesus (Jumat, 4 Januari 2002))
Dua macam sikap terhadap Yesus

Dua macam sikap terhadap Yesus. Setelah 2 hari di Samaria, pada hari ke-3 Tuhan Yesus tiba kembali di Galilea (ayat 43). Di sana Tuhan Yesus mengalami dua bentuk penerimaan. Orang-orang Galilea menyambut-Nya dengan hangat (ayat 45), namun tidak percaya pada-Nya.

Bertolak-belakang dengan penerimaan orang-orang Galilea, seorang pegawai istana menerima-Nya. Di Kana, tempat Ia telah mengubah air menjadi anggur (ayat 46), Tuhan Yesus bertemu dengan pegawai istana. Pegawai istana ini telah berjalan dari Kapernaum ke Kana mencari Tuhan Yesus untuk memohon agar Tuhan Yesus menyembuhkan anaknya yang sakit kritis (ayat 47). Ketika Tuhan Yesus mengatakan padanya bahwa anaknya hidup, ia percaya pada perkataan-Nya (ayat 50). Dalam perjalanan pulang, pegawai istana ini bertemu dengan pelayan-pelayannya yang melaporkan bahwa anaknya telah sembuh. Kata yang dipakai tentang keadaan anaknya adalah "hidup", kata yang juga dipakai oleh Tuhan Yesus (ayat 50). Kata yang sama juga terungkap dalam laporan pelayan-pelayannya (ayat 51). Kata ini juga yang diingat oleh pegawai istana ketika menyadari anaknya telah sembuh (ayat 53). Ternyata saat anaknya sembuh itu bertepatan dengan saat Tuhan Yesus menyatakan bahwa anaknya hidup. Mendengar itu, ia percaya kepada Tuhan Yesus (ayat 53).

Mengapa sampai dua kali dikatakan ia percaya? Pada istilah "percaya" yang pertama, yakni pada ayat 50, pegawai istana percaya untuk pertama sekali pada Tuhan Yesus. Itulah saat imannya lahir. Meski dapat dikatakan bahwa upayanya mencari Tuhan Yesus merupakan perwujudan imannya, tetapi barulah pada ayat 50 ia secara jelas menyatakan imannya kepada Tuhan Yesus. Sementara istilah 'percaya' yang kedua, yakni pada ayat 53, merupakan momen ketika imannya semakin diperdalam. Peristiwa anaknya yang disembuhkan bukan merupakan kelahiran imannya, melainkan merupakan peristiwa ketika imannya semakin diperteguh. Iman yang semakin dalam ini mewujudkan diri dalam bentuk yang konkret. Iman ini bersaksi. Pegawai istana yang diperdalam imannya segera bersaksi tentang Yesus kepada seluruh keluarganya (ayat 53). Indah sekali, seluruh keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus.

Renungkan: Iman sejati tidak hanya hiasan bibir, tetapi kesaksian kata dari hati yang di dalamnya Yesus memancarkan hidup.

(0.13079735714286) (Yoh 7:32) (sh: Perpecahan lebih tajam (Selasa, 15 Januari 2002))
Perpecahan lebih tajam

Perpecahan lebih tajam. Kesaksian Tuhan Yesus dalam ayat 37-38 telah menimbulkan perpecahan yang tajam di kalangan pendengar-Nya. Penulis Yohanes memakai istilah yang cukup kuat guna merekam perpecahan yang terjadi sebagai akibat kesaksian tersebut. Penulis mempergunakan kata `skisma' (ayat 43). Pendengar-Nya terpecah dalam beberapa kelompok. Kelompok yang pertama menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat 40), sementara yang lain berpendapat bahwa Yesus adalah Mesias (ayat 41). Kelompok yang lain dengan keras tidak dapat menerima bahwa Yesus adalah Mesias (ayat 42). Melihat `skisma' yang ditimbulkan oleh kesaksian tersebut, maka ada baiknya kita melihat lebih dalam isi kesaksian tersebut.

Kesaksian tersebut disampaikan pada puncak hari raya Pondok Daun (ayat 37). Yesus sedang bersaksi tentang kehadiran Roh Kudus di dalam hidup orang percaya. Dalam kesaksian-Nya, Yesus memakai simbol air terhadap Roh Kudus. Mengapa kesaksian tentang Roh Kudus membawa pendengar-Nya pada kesimpulan bahwa Yesus adalah Mesias? Beberapa teks dari Perjanjian Lama menjawab pertanyaan ini. Dalam Yesaya 11:1-5, 10; 42:1-4; 61:1 kedatangan Mesias berkaitan dengan kedatangan Roh Kudus. Di samping itu, menurut Yoel 2:28-29, kedatangan Mesias juga berkaitan dengan pencurahan Roh Kudus kepada semua orang percaya. Tuhan Yesus pada awal pelayanan-Nya mengutip Yesaya 61:1 dalam khotbah-Nya (Lukas 4:18). Ketika membicarakan kedatangan Mesias dalam surat Roma 15:12, rasul Paulus juga mengutip Yesaya 11:10. Rasul Petrus pada hari Pentakosta mengutip Yoel 2:28-29.

Dalam ayat-ayat dalam Perjanjian Lama terlihat bahwa Allah yang memberikan Roh. Namun, dalam Yohanes 7:37, Yesus yang memberikan Roh. Ia mengundang orang untuk percaya agar Roh dapat diberikan. Semuanya ini menunjuk satu hal, yakni ke-Allahan Yesus, karena hanya Allah yang dapat mencurahkan Roh Allah. Kesaksian inilah yang membuat para pendengar-Nya terpecah tajam.

Renungkan: Setiap yang percaya kepada Yesus, maka padanya diberi Roh Kudus. Tidak ada orang yang percaya kepada Yesus yang tidak memiliki dan dipenuhi oleh Roh Kudus. Jika Anda dipenuhi dan dipimpin Roh Allah, bersyukurlah karena hak istimewa tersebut.



TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.11 detik
dipersembahkan oleh YLSA