Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 4401 - 4420 dari 11048 ayat untuk ini (0.006 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.26418439473684) (Ibr 3:7) (sh: Ketegaran hati yang membinasakan (Jumat, 22 Juli 2005))
Ketegaran hati yang membinasakan

Ketegaran hati yang membinasakan Apa yang akan terjadi pada seorang anak yang bebal bila tidak ada yang menghajar dan mendidiknya secara benar? Anak seperti itu akan bertumbuh menjadi seorang dewasa yang berperangai keras kepala dan tidak tunduk pada otoritas. Ia hanya akan menjadi pengacau masyarakat.

Perilaku umat-Nya, bangsa Israel terhadap Allah pada masa lampau bagaikan seorang anak yang bebal. Mereka telah melihat dan mengalami kuasa Allah, namun tetap menolak percaya kepada-Nya. Kutipan Mazmur 95:7-11 di nas ini dan perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir menunjukkan ketegaran hati mereka (ayat 7-11). Sikap inilah yang membuat Allah murka kepada mereka serta tidak mengizinkan mereka masuk ke Tanah Perjanjian untuk menikmati semua janji dan kemurahan-Nya.

Cara penulis Surat Ibrani mengutip Perjanjian Lama menunjukkan bahwa suratnya itu ditujukan kepada para pembaca Yahudi (ayat 16-19). Tujuannya menjadikan ketegaran hati Israel yang menuai murka Allah ini sebagai contoh agar para pembaca suratnya jangan ikut menegarkan hati. Ketegaran hati berasal dari hati yang jahat dan yang menolak percaya pada Yesus. Ketegaran hati ini dapat membuat seseorang menjadi murtad (ayat 12). Penulis tidak menginginkan akibat ini terjadi pada para pembaca suratnya karena mereka telah menjadi milik Yesus (ayat 14-15).

Tidak sedikit orang yang mengaku Kristen, namun tidak memercayai Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat meskipun ia telah mengalami kuasa, kemurahan, dan kasih Allah. Orang seperti ini menganggap percaya kepada Yesus karena iman dan akan menerima hidup kekal sebagai akibatnya merupakan sesuatu yang tidak masuk akal. Orang seperti ini akan sangat mudah berpaling dari Tuhan Yesus kepada hal-hal dunia yang menawan hatinya.

Camkan: Yesus Kristus tanpa pamrih telah memberi diri-Nya untuk keselamatan kita. Iman asal-asalan kita kepada-Nya adalah sikap menghina Dia.

(0.26418439473684) (Yak 2:1) (sh: Membedakan orang berdasarkan derajat adalah dosa (Selasa, 5 Juni 2001))
Membedakan orang berdasarkan derajat adalah dosa

Membedakan orang berdasarkan derajat adalah dosa. Orang yang terpelajar, terhormat, dan terkenal senantiasa mendapatkan perhatian dan kehormatan lebih, dibandingkan orang-orang yang tidak memiliki kesempatan demikian. Sikap membedakan ini pun tidak jarang dijumpai di lingkungan gereja, yang lebih memberikan kesempatan dan penghormatan bagi yang kaya dan sebaliknya meremehkan, membatasi, bahkan menghalangi yang tidak kaya untuk mengekpresikan dirinya. Bagaimana kita meresponi hal ini?

Melalui bagian ini Yakobus memperingatkan penerima surat dan kita semua untuk tidak menilai orang berdasarkan penampilan fisik dan derajat sosial. Sikap ini jelas bertentangan dengan pernyataan bahwa Allah tidak membedakan siapa pun karena Ia melihat hati dan bukan penampilan lahiriah. Di samping itu sikap ini juga berarti bahwa kita sedang menempatkan diri lebih tinggi dan menduduki posisi hakim yang tidak adil bagi sesama kita (4), serta melanggar hukum kasih (9). Siapakah kita sehingga berhak menentukan kepada siapa hormat dinyatakan atau kepada siapa ketidakhormatan dinyatakan (2-3)? Demikiankah citra Kristen yang sesungguhnya?

Realita berbicara bahwa seringkali orang miskin lebih terbuka bagi Injil daripada orang kaya, karena banyak orang kaya lebih mengandalkan hidupnya pada kekayaan yang dimilikinya daripada kepada Tuhan (5). Namun tidak berarti bahwa orang kaya sulit menerima Injil, karena status sosial tidak menjadi penentu status manusia di hadapan Allah. Bersikap antipati dan mencurigai orang kaya juga tidak dapat dibenarkan. Jadi sesungguhnya surat ini ditulis dengan tujuan agar Kristen kembali kepada hukum kasih, sehingga memiliki sikap yang benar terhadap semua orang. Karena hukum kasih tercermin dalam setiap hukum yang diberikan Tuhan kepada umat- Nya. Tidak ada ukuran apa pun yang dapat menggeser hukum kasih.

Renungkan: Tempatkanlah harta pada porsi yang benar, sehingga tidak mempengaruhi kita dalam bersikap kepada orang lain. Kemudian taatilah hukum kasih dalam seluruh sikap dan perbuatan Anda, sehingga tidak membuat Anda membedakan siapa pun yang Anda temui. Inilah pengamalan iman kristen sejati yang memuliakan Tuhan dan membangun relasi kasih dengan sesama.

(0.26418439473684) (1Ptr 5:8) (sh: Anugerah Allah dalam penderitaan (Selasa, 26 Oktober 2004))
Anugerah Allah dalam penderitaan

Anugerah Allah dalam penderitaan. Seseorang yang sedang menderita biasanya merasa bahwa ia sendirian, menganggap tidak ada seorang pun yang dapat menolongnya. Ia menjauhkan diri dari persekutuan dengan Tuhan dan sesama. Kondisi seperti ini sangatlah berbahaya bagi hidup orang percaya karena ia merupakan "makanan empuk" bagi Iblis.

Ketika kita sedang mengalami penderitaan, itulah saatnya kita harus lebih waspada dan siaga terhadap serangan Iblis. Karena Iblis akan menyerang kita ibarat singa sedang mengincar dan siap menerkam serta memangsa kita ketika kita lengah (ayat 8). Bisa terbayangkan betapa bahayanya kondisi ini. Bila kondisi kita seperti demikian, maka hidup kita dapat diumpamakan seperti dalam sebuah pertandingan tinju yaitu kita atau Iblis yang kalah (ayat 9). Iblis menginginkan orang percaya yang sedang menderita menyangkali Tuhan, meragukan janji firman-Nya, dan tidak lagi menaati perintah Tuhan. Firman ini menegaskan bahwa peperangan rohani boleh dahsyat, iman boleh menerima serangan sengit, tetapi tidak ada alasan bagi kita untuk kalah. Kita dapat kuat dalam iman karena yang kita hadapi juga dihadapi oleh semua orang beriman (ayat 9b, bdk. 1Kor. 10:13). Kita boleh lemah, tetapi iman tidak boleh lemah, sebab iman tidak bertumpu pada sumber-sumber kodrati, tetapi pada Allah dalam Yesus Kristus (ayat 10-11,12b).

Petrus bukan sekadar menasihati kita untuk menjadikan anugerah Tuhan sebagai perisai tatkala penderitaan menghadang, tetapi ia juga menerapkannya. Hal ini dibuktikannya saat ia mati sebagai martir karena imannya tak tergoyahkan kepada Tuhan (menurut cerita tradisi di kalangan orang percaya zaman gereja mula-mula ia disalibkan dalam posisi tubuh terbalik). Sudahkah Anda menang atas penderitaan dengan iman yang tak goyah? Banyak kesaksian mengokohkan ajaran firman bahwa justru penderitaan bukan melemahkan, tetapi menguatkan dan memurnikan iman. Itu sebabnya Tuhan mengizinkan hal ini dalam pengalaman hidup anak-anak-Nya.

Renungkan: Tidak ada zona damai dan aman dalam dunia ini, kecuali dalam lindungan anugerah Tuhan.

(0.26418439473684) (Why 1:9) (sh: Seperti demikianlah Dia! (Minggu, 14 Desember 2003))
Seperti demikianlah Dia!

Seperti demikianlah Dia! Nas ini bukan ulasan mode terkini dari penampilan Oknum Surgawi yang agak nyentrik dan sangar. Fokus utamanya bukanlah berbagai detil atribut yang tampak dalam penglihatan ini, tetapi kepada Dia yang berfirman itu.

Penampakan sosok dalam penglihatan Yohanes ini mengingatkan kita pada penampakan tokoh-tokoh dalam penglihatan Daniel dan Yehezkiel (ayat 12-15. Mis. “jubahnya ... dan dada... berlilitkan ikat pinggang dari emas” bdk. Dan. 10:5; “kepala dan rambut... putih,” bdk. Dan. 7:9 dst.; lih. cat. kaki pada Alkitab Anda). Sang tokoh dalam penglihatan Yohanes ini lebih dari sekadar utusan Allah. Dia adalah sosok seperti “Anak Manusia” sekaligus “Yang Lanjut Usianya”. Tujuh kaki dian dari emas dalam PL dinyalakan di kemah suci (juga bait Allah) di hadapan Allah (Kel. 27:21; Im. 24:2-4). Dia yang serupa Anak Manusia (ayat 13) itu adalah Kristus, Tuhan sendiri. Ia memegang pedang yang adalah firman-Nya, yang akan digunakan-Nya untuk menghakimi (ayat 2:16; 19:15). Ia hidup, dan “memegang segala kunci maut dan kerajaan maut” (ayat 18). Karena itu, Ia layak ditakuti dengan amat sangat (ayat 17).

Akan tetapi, firman-Nya kepada Yohanes “Jangan takut!” Kristus di dalam kuasa dan keagungan-Nya hadir tidak untuk menakut-nakuti Yohanes dan saudara-saudarinya yang dalam kesusahan dan yang tetap bertekun (ayat 9), dulu dan sekarang. Dia memperingatkan, tetapi juga menghibur dan meneguhkan kita.

Renungkan: Ia akan datang, dan Ia berkuasa! Biarkan ini menjadi penghiburan Anda dalam perjuangan Anda untuk bertekun hari ini.

(0.26418439473684) (Why 6:1) (sh: Allah mengendalikan sejarah manusia (Jumat, 1 November 2002))
Allah mengendalikan sejarah manusia

Allah mengendalikan sejarah manusia.
Wahyu pasal 6 ini banyak menimbulkan perdebatan, khususnya tentang penunggang kuda putih (ayat 2). Ada yang beranggapan bahwa penunggang kuda putih itu adalah Kristus yang sedang menyatakan kemenangan Injil di dunia (ayat 10). Penjelasan ini memang menarik, karena topik ini juga muncul di pasal 19, tetapi tidak begitu saja dapat diterima. Ada dua penjelasan yang dapat menggugurkan pendapat tersebut. Pertama, yang membuka meterai adalah Kristus, dan Yohanes tidak melihat bahwa penunggang kuda putih adalah Kristus. Artinya, sulit untuk diterima bahwa Kristus hadir dalam dua rupa serempak, sebagai Anak Domba yang membuka meterai-meterai dan sebagai penunggang kuda. Kedua, berdasarkan analisa pertama, maka banyak penafsir melihat bahwa kuda putih itu suatu hukuman. Pendapat ini disejajarkan dengan pendapat tentang keempat kuda lainnya yang melambangkan kekuatan-kekuatan kejahatan. Pada intinya, semua meterai yang dibukakan Anak Domba itu memaparkan tentang dunia yang mengalami konflik dan penderitaan dahsyat. Hal ini sejajar dengan khotbah Yesus yang mengajarkan kepada kita bahwa sebelum kedatangan-Nya kembali, akan datang bencana-bencana menimpa dunia (bdk. Mat. 24, Mrk. 13, Luk. 21). Jelaslah bahwa segala bencana ini adalah berbagai bentuk penghakiman atau hukuman Allah atas dunia yang berdosa. Namun, dalam penglihatan Yohanes selanjutnya, ternyata ada orang-orang yang terbebas dari penghakiman dan penghukuman Allah. Mereka adalah para saksi Kristus yang setia yaitu para martir. Mereka adalah orang-orang yang berani menanggung kesulitan karena kesetiaan kepada Allah, orang-orang yang hidupnya dikorbankan kepada Allah.

Ada dua hal yang harus kita ingat. Pertama, bahwa Kristus yang mengikhtiarkan keselamatan manusia, dapat menjadi murka dan menghukum. Kedua, bila kini kita harus menanggung kesulitan karena kesetiaan kita kepada Allah, ingatlah bahwa Dia setia.

Renungkan:
Hiduplah seperti para martir yang demi mempertahankan kesetiaan kepada Allah rela menderita, bahkan sampai mati.

(0.26418439473684) (Why 9:1) (sh: Bukan bertobat, tetapi mengeraskan hati (Minggu, 14 Agustus 2005))
Bukan bertobat, tetapi mengeraskan hati

Bukan bertobat, tetapi mengeraskan hati Ketika sangkakala kelima ditiup, sebuah bintang jatuh yang menimbulkan malapetaka dahsyat atas dunia ini. Dari uraian tentang perusakan dahsyatnya, bintang jatuh itu adalah malaikat jahat yang ingin memusnahkan manusia. Kesimpulan ini ditopang oleh pembeberan nama si perusak, yaitu Abadon dan Apolion (bhs. Yunani) yang berarti kehancuran dan penghancur. Kehancuran itu sangat dahsyat sebab malaikat jahat itu dilepas dengan kekuatan dari lubang jurang maut untuk menghancurkan dunia (ayat 2). Menurut Yesus, Iblis sudah jatuh dari langit (Luk. 10:17-20). Iblis jatuh karena dicampakkan Yesus. Pencampakkan Iblis itu membawa akibat kehancuran tak terperi bagi manusia yang tidak bermeterai keselamatan Allah (Why. 9:4b). Kejatuhan Si Jahat membawa akibat ngeri bagi para pengikutnya. Namun, perlindungan Allah nyata bagi orang yang setia pada-Nya.

Tulah dari sangkakala keenam mungkin masih menegaskan kaitannya dengan jawaban doa-doa orang kudus. Sebab, tulah sangkakala ketujuh ini keluar dari keempat tanduk mezbah emas yang di hadapan Tuhan (ayat 13). Seperti halnya angka empat dalam bagian terdahulu melambangkan seluruh penjuru bumi, tulah keenam ini adalah tindakan Allah merespons doa-doa segenap umat-Nya di seluruh penjuru bumi. Pembawa petaka kali ini adalah empat malaikat yang sekian lama diikat untuk akhirnya dibiarkan lepas menghancurkan dunia (ayat 14). Mereka mengerahkan pasukan luar biasa banyaknya. Semuanya adalah kekuatan najis yang diberi kuasa untuk membunuh sepertiga manusia (ayat 15). Api, asap, dan belerang yang mematikan manusia itu mirip dengan hukuman neraka kelak. Tujuan hukuman ini selain membela umat Allah juga untuk memperingatkan manusia akan ancaman murka kekal Allah. Namun, bagi mereka yang mengeraskan hati, hukuman peringatan Allah sekalipun hanya tambah membuat mereka mengeraskan hati lebih hebat lagi (ayat 20-21).

Responsku: _________________________________________ ___________________________________________________

(0.26147471578947) (Mat 21:28) (bis)

Dalam beberapa naskah kuno ada versi sebagai berikut: (Ayat 28-31) 28 "Sekarang bagaimana pendapatmu tentang hal ini?" kata Yesus selanjutnya. "Adalah seorang ayah yang mempunyai dua anak laki-laki, ia datang kepada anaknya yang pertama dan berkata, 'Nak, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini.' 29 Anak itu menjawab, 'Baik, Ayah!' Tetapi ia tidak pergi. 30 Lalu ayah itu datang kepada anaknya yang kedua dan mengatakan hal yang sama. Anak itu menjawab, 'Saya tidak mau,' tetapi kemudian berubah pikiran lalu pergi juga. 31 Dari antara kedua anak itu, yang manakah yang melakukan kehendak ayahnya?" "Yang kedua," jawab imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi itu.

(0.26147471578947) (Kej 3:5) (ende)

Godaan ditjeritakan setjara psikologis, bersandarkan pengalaman manusia. Larangan dari Tuhan, jang pada hakekatnja mendjauhkan manusia dari kemalangan, dilukiskan oleh sipenggoda seolah-olah mengurangkan kebebasannja dan merintangi tertjapainja kebahagiaan. Dalam a. (Kej 3:5) dan Kej 3:6

(0.26147471578947) (Kej 6:2) (ende)

Menurut chajalan populer, segala-sesuatu jang hidup didjaman purbakala adalah lebih besar daripada sekarang. Begitu misalnja badan manusia dan binatang, dan umurnja. Orang mentjari keterangannja dalam hubungan antara manusia dan machluk-machluk tingkat lebih tinggi, jang disini disebut "putera-putera Allah". Mungkin djuga orang berpikir tentang malaikat-malaikat, tetapi berpendapat bahwa malaikat bukanlah roh semata-mata.

Pengarang menggunakan tjerita-tjerita rakjat ini untuk melukiskan makin meluasnja kedjahatan. Datanglah masa merosotnja achlak dan masa kebuasan. Gambaran ini merupakan persiapan tjerita air bah.

(0.26147471578947) (Kej 6:5) (ende)

Siksaan jang didjatuhkan oleh Tuhan atas umat manusia digambarkan memakai tjerita kuno berasal dari Babilonia. Di Babilonia sering kali ada air bah jang dahsjat. Disitulah timbul tjerita-tjerita mitologis tentang permusuhan dewa-dewa dengan manusia.

Demikianlah tjerita Kitab Sutji tentang air bah ada persamaannja dengan sebagian dari apa jang disebut epos (sjair-kedjajaan) Gilgamesj. Tetapi dalam tradisi Israel sjair ini mengalami saduran jang mendalam: tjiri-tjiri politeisme dan mitologi dihapuskan. Hasilnja ialah suatu gambaran kongkrit tentang pengadilan Tuhan, jang menjiksa orang-orang dosa dan menjelamatkan umat jang saleh. Djadi maksud tjerita ini bukanlah pertama-tama menguraikan peristiwa-peristiwa sedjarah, melainkan memberi adjaran dan peringatan.

(0.26147471578947) (Kej 28:12) (ende)

Malaikat-malaikat jang turun menjampaikan Wahju dan firman-firman Tuhan, dan para malaikat jang naik mempersembahkan djawaban serta doa-doa manusia. Demikian teranglah maksud tempat-pemudjaan, ialah: tempat surga dan dunia bertemu, tempat manusia bertemu dengan Tuhan.

Bapa-bapa Geredja memandang penampakan ini suatu gambaran Penjelenggaraan Ilahi, ataupun lukisan melambangkan Pendjelmaan Allah Putera.

Yoh 1:51 mengingatkan kita akan penampakan ini: Kristus adalah Israel baru. Dimanapun djuga Kristus berada, disitu berlangsunglah pertemuan antara surga dan dunia. Dalam Kristus bersatulah Tuhan dan manusia.

(0.26147471578947) (Kej 38:1) (ende)

Fasal ini tidak ada hubungannja dengan riwajat Jusuf. Termuat disini sebuah tjerita kuno tentang asal-usul suku Juda, berasal dari tradisi J. Juda, jang dalam fasal-fasal lain tergabung dengan saudara-saudaranja, disini telah memisahkan diri dari mereka. Ia bertjampur dengan penduduk asli Kanaan.

Mungkin pengarang menjisipkan fasal ini disini ,untuk memberi kesan, bahwa djangka waktu antara keberangkatan Jusuf ke Mesir (fasal #Kej 37) dan peristiwa-peristiwa pengalaman Jusuf selandjutnja agak pandjang.

Adullam dan Kezib (ajat 5)(Kej 38:5) terletak didaerah pegunungan Judea-Barat.

(0.26147471578947) (Kel 7:18) (ende)

Djuga dalam keadaan normal air sungai Nil dapat berwarna kemerahan-merahan karena lumpur jang hanjut dalamnja. Tetapi di Mesir Utara ini djarang terdjadi, dan kalau terdjadi, tidak membawa akibat jang merugikan. Kalau bahala pertama dihubungkan dengan gedjala alam sematjam itu pastilah apa jang terdjadi itu demikian luar biasa, sehingga dapat dianggap sebagai isjarat jang sangat istimewa. Maka dari itu penulis berbitjara tentang air sungai Nil jang berwarna merah bagaikan tentang darah, karena ini merupakan peringatan bagi rakjat Mesir, bahwa djika mereka berkeras kepala memberontak melawan perintah Tuhan, akan ada pertumpahan darah. Pengarang kitab Kebidjaksanaan memandangnja sebagai hukuman terhadap pembunuhan anak-anak Hibrani (Wis 11:6).

(0.26147471578947) (Kel 12:23) (ende)

Mungkin sekali pengarang berpikir tentang Malaikat Maut, jakni utusan Jahwe untuk melaksanakan penjiksaanNja, kadang-kadang djuga disebut "Malaikat Jahwe" (bandingkan Kej 16:7 tjatatan). Dalam berbagai teks gambaran kuno ini berkembang kearah indentifikasi (penjamaan) dengan Tuhan sendiri, jang tjampurtangan dalam sedjarah manusia (Kel 3:2; 14:19; 23:20-21). Dalam teks-teks lain malaikat tersebut adalah machluk rohani dengan hakekatnja sendiri, demikian 2Ra 19:35 dan 2Sa 24:15-16, jang menjebutkan bahwa malaikat menjiksa dengan mendatangkan penjakit pes. Penjakit ini mungkin djuga dimaksudkan disini. Sebagai Malaikat Pelindung: lihat (Kel 23:20) dan Tob 5.

(0.26147471578947) (Kel 24:12) (ende)

Ini suatu tradisi jang berlainan dengan aj. 9 (Kel 24:9) jang menjebutkan bahwa Musa telah mendaki gunung. Ketika itu dokumen-dokumen penting dipahat dalam batu, misalnja di Mesopotamia (Kitab hukum Hammurabi) dan di Mesir.

Hukum dianugerahkan atas nama Tuhan. Tradisi merumuskan ini setjara konkrit: Tuhan sendiri memberikan loh batu kepada Musa, memuat Hukum (lihat Kel 31:18; 32:16; 34:1 dsl.). Hukum mentjantum kesepuluh perintah (Ula 4:13; 5:22). Sebelum tuhan menulis firman-firmanNja menggunakan Musa, seperti Ia bersabda pula dengan perantaraannja (lihat aj. 4 (Kel 24:4) dan Kel 34:28).

(0.26147471578947) (Kel 33:11) (ende)

Pada umumnja dalam Perdjandjian Lama nampak adanja sikap chidmat jang amat mendalam terhadap Kesutjian Tuhan, jang tidak dapat didekati oleh manusia jang berdosa. Maka dari itu tidak mungkinlah manusia setjara langsung melihat Tuhan (aj.20)(Kel 33:20). Namun dalam tradisi ada pula keinsjafan jang sangat mendalam, bahwa Tuhan itu dekat dan mungkin djuga bergaul dengan Tuhan setjara intim. Ini ternjata pada para Bapa Bangsa, para Nabi, dan chususnja pada Musa. Terutama dalam tradisi J Tuhan nampak sangat dekat. Djuga ajat ini mengungkapkan hidup keagamaan jang sangat meresap

(0.26147471578947) (Im 17:1) (ende)

Bagian ini lazimnja disebut "Taurat Kesutjian" dan merupakan sekumpulan undang dan hukum jang bermaksud melindungi kesutjian Umat Jahwe jang kudus, dari pelbagai segi. Bagian ini djauh lebih mendalam adjarannja daripada pasal 1-16 jang lebih memperhatikan segi lahiriah dan rituil sadja. Kekudusan Tuhan Israil menuntut dari umatNja kesutjian jang tidak terdiri atas ketahiran lahiriah dan rituil semata-mata, tetapi djuga dan terutama atas kesutjian moril dan batiniah. Pasal #TB Ima 1-16 memperbintjangkan segala sesuatu jang menghalang umat berhadapan Allah dalam ibadah; pasal #TB Ima 17-26 mengutarakan apa jang dituntut dari orang jang hendak menghubungi Jahwe.

(0.26147471578947) (Bil 15:1) (ende)

Bagian ini memuat sederetan peraturan (Bil 15:1-41) jang melengkapi Lv 1-3 (Ima 1:1-3:17) dan tidak bersangkutan dengan apa jang sudah dikisahkan atau dengan jang menjusul. Lalu ditjeritakan dengan pandjang lebar pemberontakan Datan dan Abiram serta Korah (Bil 16:1-18:7). Kisah jang terachir ini terpenting, oleh karena meneguhkan kewibawaan keimanan (Harun) dan politik Musa dalam umat jang terantjam oleh Korah serta Datan dan Abiram. Menjusullah peraturan mengenai hak para imam dan kaum Levita (Bil 18:8- 19:10) dan lagi ditambahkan beberapa aturan dan upatjara lain lagi (Bil 19:11-21).

(0.26147471578947) (Hak 2:22) (ende)

Tadi (Hak 2:20-21) keadaan malang Israil di-tengah2 bangsa2 kafir diperlihatkan hukuman karena ketidaksetiaan. Disini (djuga: Hak 3:2,4) muntjul maksud lain: Keadaan itu mendjadi sebangsa batu udjian (dan sekolah perang) untuk kesetiaan itu. Adakah ajat2 ini ditambahkan dikemudian hari? Pada masa Josjua' dan sesudahnja bangsa tetap setia (Hak 2:7), namun Josjua' tak berhasil mengenjahkan bangsa2 kafir itu. Demikian muntjul suatu soal, jang mau dipetjahkan dengan tambahan ini.

(0.26147471578947) (Rut 4:5) (ende)

Bo'az menitikberatkan ada dua kewadjiban, jakni: membeli kembali ladang Elimelek, agar tetap dalam pusakanja, dan memperisteri Rut untuk melahirkan anak bagi Elimelek; anak itu akan mewarisi ladang tadi. Inilah dimaksudkan dengan: menghidupkan nama sanak, jaitu Elimelek. Sjarat jang kedua ini tak mau ditepati di penebus. Sebab ia harus menanggung ongkos pembelian, pada hal ladang itu tak masuk pusakanja sendiri, hingga takkan mendjadi milik anak2nja sendiri, melainkan milik anak, jang dilahirkan Rut. Anak ini dianggap sebagai anak Elimelek sadja. Demikianlah anak2nja sendiri akan menderita rugi.



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA