(0.12363556551724) | (2Taw 3:1) |
(sh: Rumah yang istimewa (Jumat, 10 Mei 2002)) Rumah yang istimewaRumah yang istimewa. Dalam 3:1, Salomo mulai mendirikan rumah Tuhan dan ditutup dalam 5:1, ketika dikatakan bahwa pekerjaan itu telah selesai. Dalam ayat 1, penulis Tawarikh menyatakan tempat Salomo mendirikan bait Allah. Pertama, rumah Tuhan didirikan di gunung Moria. Melalui penyebutan gunung Moria, penulis ingin menekankan kekudusan tempat pendirian bait Allah, sekaligus mengingatkan para pembacanya tentang belas kasihan Allah kepada Abraham (lih. Kej. 22:1-9). Kedua, disebutkan pula rumah itu didirikan di tempat pengirikan Ornan, yaitu di tempat yang ditetapkan Daud. Daud diberi belas kasihan oleh Allah di tempat ini setelah ia berdosa mengadakan sensus (ayat 1Taw. 21:1-22:1). Dengan demikian, bait Allah ini didirikan di tempat yang kudus, dan tempat orang Israel boleh mendapatkan belas kasihan Allah. Penulis mencatat pembangunan bait Allah itu dimulai dengan struktur arsitekturnya (ayat 3), dan langsung dilanjutkan ke balai di sebelah depan (ayat 4). Ukuran yang dipakai di sini adalah berdasarkan standar lama karena ukuran pada zaman penulis lebih besar daripada standar lama (lih. Yeh. 40:5; 43:13). Setelah itu, penulis menyempitkan fokusnya pada ruang besar utama (ayat 5-7), ruang mahakudus (ayat 8-14), dan balai depan rumah (ayat 15-17). Ruang besar utama (ayat 5-7). Ia memapani ruang itu dengan kayu sanobar, mendekorasinya dengan batuan yang mahal, dan melapisi hampir keseluruhannya dengan emas. Ruang mahakudus (ayat 8-14). Ruang ini juga dilapisi dengan emas. Penulis juga menyatakan bahwa Salomo menempatkan dua pahatan kerub yang dilapisi dengan emas. Kerub-kerub ini mewakili makhluk-makhluk surgawi yang menyembah Allah di sekitar takhta-Nya. Gambaran ini ditutup dengan penjelasan di ay. 14 mengenai tabir yang memisahkan ruang mahakudus dari ruang besar utama. Sebuah tabir seperti ini juga digantung di dalam kemah suci (lih. Kel. 26:31; 36:35). Kelihatannya, dalam bait Allah Salomo, yang membatasi kedua ruang itu bukan hanya tabir, tetapi juga pintu-pintu. Renungkan: Keagungan Allah terpancar melalui keagungan rumah-Nya, lebih lagi di dalam hidup umat-Nya sebagai gereja, berilah diri Anda menjadi sarana memuliakan Allah! |
(0.12363556551724) | (2Taw 12:1) |
(sh: Sesat ketika membuang Allah dan firman-Nya (Senin, 20 Mei 2002)) Sesat ketika membuang Allah dan firman-NyaSesat ketika membuang Allah dan firman-Nya. Perkara-perkara yang terjadi dalam dunia ini tidak saja tergantung pada hal-hal yang terkait dengan aspek kenyataan tersebut, tetapi ditentukan oleh hal-hal yang lebih dalam. Menang atau kalah perang, jaya atau suram suatu masa pemerintahan, keberuntungan atau kemalangan, tidak hanya disebabkan oleh unsur-unsur politis, militer, alam, dlsb. Peristiwa-peristiwa itu tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa Allah mengatur segala sesuatu dan berinteraksi dengan sikap-sikap manusia terhadap-Nya.Dalam peta politik waktu itu, Rehabeam sebenarnya terjepit di antara persaingan sengit kerajaan-kerajaan adidaya zaman itu. Yehuda hanya dijadikan peredam Mesir dari kekuatan yang hendak menyaingi kekuasaan Mesir. Namun, Tawarikh sama sekali tidak melihat aspek politis sebagai hal utama apalagi hakiki. Inti persoalan yang membuat Rehabeam diserbu oleh Sisak, Firaun dinast i keduapuluh dua yang perkasa itu, adalah karena, “Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hukum Tuhan” (ayat 1). Karena itu, ketika mereka sadar dan menanggapi peringatan Semaya secara positif, Allah meringankan dampak serangan Sisak (ayat 5-8). Allah tidak statis. Allah yang menyatakan diri dalam Alkitab sebagai kekal dan tidak berubah itu adalah Allah perjanjian. Di dalam sifat diri-Nya yang kekal, Allah teguh setia berpegang pada perjanjian-perjanjian-Nya. Secara sepihak Allah telah berinisiatif menebus umat pilihan-Nya dan mempersekutukan diri dengan umat-Nya itu. Allah kemudian mengundang umat agar taat dan setia kepada-Nya dan firman-Nya. Apabila itu tidak terjadi, maka sesuai perjanjian-Nya Allah akan membuat sisi negatif perjanjian tersebut (kutuk atau hajaran) berlaku atas umat-Nya. Apabila taat dan setia, maka umat Allah akan mengalami sisi positif perjanjian (berkat dan persekutuan). Kebenaran inilah yang kini dialami oleh Rehabeam. Meski ada dalam garis Daud, dan sekalipun rencana Allah tak berubah, namun karena tidak setia, Rehabeam tetap disebut “jahat” (ayat 14). Renungkan: Semua kenyataan hidup dalam segala seginya tidak dapat dilepaskan dari sikap dan ketaatan kita terhadap Tuhan. |
(0.12363556551724) | (2Taw 35:1) |
(sh: Perayaan Paskah berdasarkan firman (Sabtu, 13 Juli 2002)) Perayaan Paskah berdasarkan firmanPerayaan Paskah berdasarkan firman. Sejak zaman Samuel tidak ada raja yang pernah merayakan Paskah sebagaimana yang dilakukan Yosia (ayat 18b). Kata-kata ini bukannya ingin merendahkan apa yang dilakukan oleh raja-raja "reformator" lainnya (mis. Hizkia pada masa sebelumnya dll.), tetapi menunjukkan bahwa catatan tentang Paskah ini patut menjadi teladan bagi orang-orang Yehuda yang baru kembali dari pembuangan. Teladan ini nyata dari penekanan berulang-ulang bahwa perayaan Paskah Yosia ini dilaksanakan sebagaimana tertulis dalam kitab Musa (ayat 6,12, bdk. 4 dan 15). Sejak awal penulis menunjukkan bahwa bahkan tanggal perayaan Paskah pun (tanggal empat belas bulan pertama, ayat 4) sesuai dengan Taurat Tuhan (lih. Kel. 12). Demikian pula pembagian barisan dan tugas para imam, orang Lewi, dan jemaat pada saat berkumpul di bait Allah (ayat 3-5). Juga proses penyembelihan hewan-hewan kurban dilakukan dengan mengikuti Taurat Musa (ayat 1-16). Hal yang harus diperhatikan juga adalah keterlibatan Yosia sebagai pemimpin. Dua kali dinyatakan bahwa pengaturan hal-hal dalam perayaan Paskah tersebut dilakukan "atas perintah raja" (ayat 10-16), seperti halnya penetapan tugas para imam (ayat 2a). Yosia juga bertindak sebagai pemberi semangat bagi para imam dan orang Lewi (ayat 2b,3). Singkatnya, Yosia sebagai pemimpin Yehuda berperanan aktif dalam mengusahakan agar Taurat Tuhan sungguh-sungguh ditaati di dalam pelaksanaan perayaan Paskah. Peranan Yosia dan para pemimpin lainnya juga tampak dari sumbangan hewan kurban yang mereka berikan (ayat 7-9). Tidak hanya jumlah yang menjadi penekanan penulis, tetapi juga sifat pemberian hewan kurban itu yang sukarela ("sumbangan," 7,8 dll.). Semua hal ini menjadi teladan bagi perayaan Paskah, yang mengingat pembebasan Allah bagi Israel dari perbudakan di Mesir. Renungkan: Perayaan-perayaan yang dilakukan di dalam lingkungan gereja adalah baik, sepanjang bukan didasari oleh motivasi hura-hura, penonjolan diri/kelompok, dll. Perayaan-perayaan rohani harus berdasarkan rasa syukur yang tulus dan rendah hati terhadap karunia Allah dan prinsip-prinsip kebenaran Firman-Nya. |
(0.12363556551724) | (Est 1:1) |
(sh: Tuhan di tengah dunia sekular (Kamis, 21 Juni 2001)) Tuhan di tengah dunia sekularTuhan di tengah dunia sekular. Pasal pertama Kitab Ester merupakan jendela bagi kita untuk memahami latar belakang sebuah kisah umat Tuhan di tengah dunia sekular pada masa pemerintahan Ahasyweros (485-465 s.M.). Pada saat itu orang-orang Yahudi terbuang, tertawan, dan hidup di bawah hukum dan kekuasaan Media-Persia. Di dalam pembuangan, kehidupan mereka tidak lagi diatur berdasarkan Hukum Taurat Musa yang diterima dari Allah, tetapi dengan segala konsekuensinya mereka harus tunduk kepada hukum Media- Persia yang dibuat dengan sekehendak hati raja, bersifat mutlak, tidak dapat diganggu-gugat ataupun digagalkan. Dengan latar belakang tersebut, maka ada beberapa pertanyaan yang perlu kita pikirkan seperti: dimanakah dan apakah yang dilakukan Tuhan di tengah dunia sekular seperti ini? Apa yang dilakukan Tuhan di balik kekuasaan, kekayaan, wilayah, dan keagungan Ahasyweros yang sedemikian besar (1-8)? Bagaimana Tuhan memelihara umat- Nya di tengah keputusan yang sewenang-wenang dan tidak dapat diganggu-gugat ataupun dibatalkan (9-19). Keseluruhan Kitab Ester memberikan penjelasan kepada kita bahwa di balik kekuasaan Ahasyweros, Tuhan yang tidak nampak, tinggal bersama-sama umat-Nya. Dia tidak berdiam diri, namun Dia mengendalikan situasi. Walaupun Ahasyweros tidak memiliki integritas yang bercirikan hikmat dan prinsip hidup yang mulia (8, 10-12), Tuhan tetap melaksanakan maksud dan rencana-Nya dengan sempurna. Ia mempersiapkan pengangkatan Ester di balik mahkota, kecantikan, pamor, pesta pora, peninggian diri, pemecatan, dan pengucilan Wasti (9-12, 19-22). Tuhan Raja di atas segala raja mengatasi kekuasaan dan kebesaran Ahasyweros, Ia mempersiapkan rencana-Nya dengan sempurna melalui Ahasyweros yang memiliki banyak kelemahan. Keyakinan bahwa Tuhan yang mengatasi kekuasaan pemerintahan ini memberikan penghiburan bagi kita kaum minoritas di Indonesia, yang walaupun tertindas namun dibela oleh Allah. Renungkan: Di tengah dunia yang semakin sekular, jauh dari Allah dan membuat hukum-hukumnya sendiri, seberapa jauhkah Anda menyadari kehadiran dan karya Tuhan dalam hari- hari yang Anda lewati? Temukan Tuhan dalam kehidupan Anda dan berjalanlah bersama-Nya! |
(0.12363556551724) | (Ayb 36:1) |
(sh: Bercermin kepada Allah (Kamis, 15 Agustus 2002)) Bercermin kepada AllahBercermin kepada Allah. Pasal ini berfokus khusus pada sifat Allah yang adil, tetapi berbelas kasih dan sukar dipahami. Elihu memulai dengan menyatakan bahwa ia belum selesai bicara demi Allah (ayat 2). Ironisnya, ungkapan Elihu bahwa dirinya memiliki pengetahuan adalah yang diucapkannya tentang Allah yang pengetahuan-Nya sempurna (ayat 37:16). Hal ini mengakibatkan perkataan Elihu pun mendekati penghujatan. Dalam ayat 5-12, Allah digambarkan sebagai mahakuasa dan adil. Ia menghukum kejahatan dan membela orang tak bersalah, dan berbelas kasih kepada mereka yang memperhatikan peringatan-Nya. Ia menempatkan orang-orang benar seperti raja-raja di takhta-Nya (ayat 7). Orang-orang jahat akan dihukum, namun mereka akan diselamatkan bila bertobat (ayat 8-12). Ayat 11-12 mengingatkan kita akan Ulangan 28 yang berbicara tentang kutuk dan berkat. Orang-orang yang tak bertuhan sangat tak berpengharapan karena keras kepala dan tidak berseru kepada Allah (ayat 13-15). Ini sangat bertolak belakang dengan mereka yang mencari Tuhan. Ayub pun harus berseru kepada Allah dan tidak boleh keras hati dengan bersikeras pada kasusnya (ayat 16-21). Elihu kemudian melanjutkan peringatannya dengan mengingatkan sifat Allah (ayat 22-33). Allah adalah Allah yang tak terbatas kuasanya dan tak terpahami. Karena itu, Ia pasti adil. Allah yang begitu ditinggikan adalah guru yang tak terbandingkan (ayat 22), meski tak terpahami. Ia tak perlu diajar siapa pun. Jika manusia tidak dapat mengajar Allah tentang bagaimana mengatur alam semesta, manusia pun tak berhak menuduh Allah (ayat 23). Itu sebabnya Ayub diperintahkan untuk memuji Allah bersama dengan ciptaan yang lainnya (ayat 24-26). Bukankah Allah adalah Allah yang bekerja dengan cara misterius seperti memberi hujan ke bumi (ayat 27-28) dan memberikan guntur yang menakutkan orang-orang zaman itu (ayat 29-33)? Elihu mendorong Ayub agar mengetahui sifat Allah yang maha-kuasa dan melampaui akal. Renungkan: Sebelum memberikan orang lain nasihat, atau petunjuk, bercermin dirilah di hadapan sifat Allah yang mahakuasa dan tak terpahami. |
(0.12363556551724) | (Mzm 6:1) |
(sh: Iman dalam pergumulan (Jumat, 17 Maret 2000)) Iman dalam pergumulanIman dalam pergumulan. Sebuah pertanyaan yang berawal dengan kata "mengapa" mungkin akan muncul di benak kita, apabila kita mendengar kesaksian seorang Kristen yang begitu saleh dan takut akan Tuhan, mengalami berbagai kemelut dan bencana dalam kehidupan imannya. Sebuah keluarga yang begitu setia beribadah dan hidup melayani Tuhan, tiba-tiba harus kehilangan anak satu- satunya karena menjadi korban pembunuhan, ketika terjadi perampokan di rumahnya. Beberapa bulan kemudian, suami dari ibu yang telah kehilangan anak satu-satunya ini pun terkena PHK. Betapa pedih dan memilukan hati tragedi kehilangan anak satu- satunya, ditambah lagi dengan kehilangan pekerjaan. Sepertinya tidak satu hal pun yang dapat mengobati luka dan kepedihan hati keluarga ini. Mengapa hal ini menimpa keluarga yang setia dan takut akan Tuhan? Mengapa seolah-olah Tuhan tidak bertindak menolong mereka? Sampai berapa lama keluarga ini harus mengalami pergumulan? Nampaknya pergumulan yang dialami Daud pun demikian berat, sampai seluruh tubuhnya pun terasa sakit dan lemah. Selaras dengan pemahaman PL bahwa penderitaan adalah akibat dari murka Tuhan atas dosa manusia, maka di awal mazmur ini, Daud mengaitkan penderitaan yang dialaminya dengan hukuman, murka, hajaran, dan amarah-Nya. Pemahaman ini terus bertumbuh dengan bertambahnya pengenalan akan Tuhan yang penuh kasih setia, yang akan mendengar doanya dan menyelamatkannya. Bahkan semua musuhnya pun akan mendapat malu dan mundur dari padanya. Tuhan bukan hanya mengizinkan penderitaan sebagai hukuman bagi yang berdosa, namun juga mengizinkan berbagai penderitaan dan pergumulan mewarnai kehidupan Kristen yang setia, saleh, dan hidup takut akan Tuhan. Penghayatan makna pembentukan-Nya bukan dari kesuksesan dan kelancaran hidup yang senantiasa diwarnai dengan kesenangan. Justru sebaliknya terlebih banyak Kristen belajar makna pembentukan-Nya melalui berbagai pergumulan yang seringkali membawa duka pada awalnya, namun membawa sukacita di hari kemenangan. Renungkan: Tuhan menghargai setiap doa ungkapan pergumul-an yang dinaikkan dengan tulus hati dan bukan dengan motivasi pemberontakan. Teladanilah Daud yang pada akhirnya mengerti makna pergumulan yang berbuahkan iman dan pengharapan di dalam Tuhan. |
(0.12363556551724) | (Mzm 18:1) |
(sh: Kristen dan penderitaan (2) (Sabtu, 10 Maret 2001)) Kristen dan penderitaan (2)Kristen dan penderitaan (2). Setelah mempelajari ratapan Daud ketika menghadapi penderitaan, kita akan mempelajari pengalaman Daud terlepas dari penderitaan. Pengalaman Daud dapat menjadi pengalaman kita secara nyata jika kita sudi melakukan apa yang Daud lakukan, sebab Allah yang telah menyertai Daud adalah Allah kita juga yang selalu setia pada janji dan umat-Nya. Pemaparan Daud tentang siapakah Allah bukanlah pemaparan yang berdasarkan teori namun pemaparan yang berdasarkan pengalaman pribadi yang terjadi karena hubungan pribadi yang terjalin erat antara Allah dengan dirinya. Hubungan yang erat itu termanifestasi melalui gambaran yang ia miliki tentang siapakah Allah sesuai dengan perannya sebagai seorang panglima perang yang harus selalu berjuang di medan perang, yaitu Allah sebagai pelindung dan kekuatan untuk menghadapi serangan musuh (2-3). Dengan kata lain Allah adalah Allah yang terlibat secara nyata dalam profesi dan kariernya. Hubungan dengan Allah yang sedemikian erat membuatnya mampu terus bertahan walau ia sudah mendekati maut sekalipun (5-6). Tidak sedetik pun ia berpaling dari-Nya dan tetap menggantungkan pengharapannya kepada Allah (7). Pengharapannya tidak sia-sia karena Allah segera menolongnya terlepas dari segala marabahaya yang akan menelannya (8-20). Gambaran yang ia gunakan untuk memaparkan cara Allah menolongnya juga sesuai dengan profesinya sebagai panglima perang. Sekali lagi ini merupakan bukti bahwa Daud mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Allah dan sudi melibatkan Allah secara nyata dalam kehidupannya. Di samping mempunyai persekutuan yang erat dan pengharapan yang teguh, Daud juga mempunyai kehidupan yang benar di hadapan Allah (21-29). Kekuatan moral Daud merupakan dasar baginya untuk meminta pertolongan Allah dan jaminan untuk menerima pertolongan dari-Nya. Karena itulah ia berani menghadapi kesulitan dan marabahaya apa pun bersama Dia (30). Renungkan: Persekutuan yang erat dengan Allah dan kekuatan moral yang tinggi, memampukan Kristen menjadi manusia yang kuat dan berani menembus badai kehidupan sedahsyat apa pun. Walau nampaknya ia tertelan oleh gelombang dunia yang mengganas, pada akhirnya ia akan muncul kembali mengatasi badai itu bersama-Nya. |
(0.12363556551724) | (Mzm 26:1) |
(sh: Tantangan kehidupan dan persekutuan dengan Tuhan (Selasa, 20 Maret 2001)) Tantangan kehidupan dan persekutuan dengan TuhanTantangan kehidupan dan persekutuan dengan Tuhan. Kehidupan seorang yang mempunyai hubungan yang dekat dengan Allah adalah kehidupan yang penuh kekuatan dan dinamika yang tinggi. Kesulitan, tantangan, dan penindasan akan datang silih berganti menerjang kehidupannya. Pada waktu badai datang, ia mungkin akan terhempas dan ditenggelamkan olehnya. Namun tidak lama berselang ia akan muncul mengatasi badai itu dengan kekuatan yang baru bahkan dari mulutnya akan keluar puji-pujian yang indah kepada Allah. Ini bukan suatu teori namun kenyataan yang sudah dialami oleh Daud. Baru saja ia meratap agar ia tidak dibiarkan hancur bersama orang-orang berdosa (9-10), namun segera dilanjutkan dengan ungkapan yang menyatakan kondisinya telah berubah dan kini ia akan memuji-muji Tuhan (12). Mengapa bisa demikian? Sebab Daud mempunyai keyakinan besar dalam doa. Keyakinan Daud yang besar akan doa berdasarkan pada pengenalannya akan Allah dan juga bergantung kepada keyakinannya bahwa ia hidup dalam persekutuan yang erat dengan Allah. Bagi Daud persekutuan yang erat dengan Allah tidak harus dimanifestasikan melalui tindakan supranatural melainkan harus selalu terpancar dari tindakannya dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Berikut manifestasi orang yang akrab dengan Allah: Krisis apa pun tidak akan menggoyahkan kepercayaannya kepada Allah (1b). Ia rindu untuk mempunyai kehidupan yang transparan, tidak ada tipu daya dan kelicikan dalam dirinya, sehingga ia rela untuk diuji oleh Allah (2). Kasih setia Allah selalu menjadi bahan perenungannya dan sumber kekuatan (3). Segala perbuatan dan keputusannya berdasarkan kebenaran Allah (3). Ia tidak memilih jalan yang diambil oleh orang fasik dan tidak mau menikmati hasilnya juga (4-5). Ia selalu menjaga kekudusan hidupnya (6). Menyaksikan imannya dan kasih setia Allah kepada orang lain selalu ia lakukan dengan berbagai cara mulai dari pujian, percakapan, dan tindakan (7). Ia selalu mengidentifikasikan dirinya dengan umat Allah yang lain dan bersekutu dengan mereka (8). Renungkan: Banyak Kristen yang mengenal Allah dan mempunyai keyakinan doa yang besar namun ketika menghadapi krisis tidak mempunyai kekuatan dan dinamika hidup seperti Daud. Karena itu milikilah persekutuan yang indah dengan Tuhan yang terpancar melalui 8 manifestasi yang Daud ungkapkan. |
(0.12363556551724) | (Mzm 40:1) |
(sh: Berjalan dengan Tuhan melintasi ziarah kehidupan (Jumat, 10 Agustus 2001)) Berjalan dengan Tuhan melintasi ziarah kehidupanBerjalan dengan Tuhan melintasi ziarah kehidupan. Perjalanan kehidupan mengarungi gelombang yang bergulung naik dan turun, senantiasa berubah, dan seringkali berada di luar batas kemampuan kita untuk memperkirakannya. Jalan yang harus kita tempuh tidaklah selalu mulus, konstan, dan stabil. Adakalanya langkah-langkah kita berjejak di atas bukit batu yang kokoh, dan adakalanya terperosok dalam rawa yang dipenuhi dengan ketidakpastian. Realita kehidupan yang tidak stabil, berubah, dan bergerak di antara keyakinan dan kecemasan seperti inilah yang dialami Daud. Dalam pergumulannya, ia mengubah nyanyian syukur dan sukacita karena terlepas dari suatu kesulitan (ayat 2-11) menjadi ratapan yang penuh penyesalan dan kecemasan (ayat 12-18).
Bagaimanakah Daud menghadapi realita seperti ini? Apakah yang
dapat kita pelajari darinya? [1] Ia menggeser alunan nada-nada
riang menjadi nyanyian yang pilu, namun tidak mengubah isi
keyakinannya kepada Allah. Walaupun ia telah menggeser nyanyian
syukur (ayat 2-6) dan komitmennya (ayat 7-11) menjadi ratapan pilu
karena malapetaka, kesalahan (ayat 12, 13), dan musuh-musuhnya
(ayat 14-16), namun ia tetap menyanyikan kesetiaan, keselamatan,
kasih, dan kebenaran Tuhan, baik dengan nada riang (ayat 11)
maupun pilu (ayat 12). Ia tidak mengubah kesaksiannya tentang
Tuhan baik dalam syukurnya: "Tidak ada yang dapat disejajarkan
dengan Engkau" (ayat 6), maupun dalam ratapnya: "Tuhan itu besar!"
(ayat 17). [2] Hasratnya kepada Tuhan terus bertumbuh semakin kuat
melalui pasang surut kehidupan. Hasratnya kepada Tuhan terus
berdengung semakin kuat dalam tema-tema nyanyian "Aku sangat
menanti-nantikan Tuhan" (ayat 2), ratapan "Tuhan segeralah
menolong aku!" (ayat 14) dan permohonannya "Ya Allahku, janganlah
berlambat" (ayat 18). Di manakah Daud menemukan kekuatannya?
Sumber kekuatan Daud tidak lain terletak pada keyakinannya yang
mempercayai bahwa sekalipun keadaan di sekitarnya berubah namun
perhatian (ayat 6, 18), kesetiaan, keselamatan, kasih, kebenaran,
dan rakhmat Tuhan yang sedemikian besar terhadap dirinya tidak
pernah berubah, baik pada waktu senang ataupun susah (ayat Renungkan: Kita tidak pernah mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi esok, tetapi kita tahu dengan pasti bahwa Tuhan yang memberikan kasih setia dapat kita percayai, baik dalam keadaan susah ataupun senang. |
(0.12363556551724) | (Mzm 46:1) |
(sh: Tenanglah jiwaku (Kamis, 16 Agustus 2001)) Tenanglah jiwakuTenanglah jiwaku. Perubahan, ketidakpastian, serta berbagai situasi yang bergolak secara tak terkendali akan dengan mudah menghancurkan sendi-sendi kekuatan dan rasa aman kita. Dapatkah kita menemukan ketenangan batin yang membuat kita tetap tinggal tenang dalam situasi seperti ini? Pada Mazmur 46 ini, pemazmur mencatat bahwa Tuhan menghimbau kita untuk tetap diam dengan tentram (ayat 11), sekalipun bumi berubah dan mengalami kehancuran; sekalipun gunung-gunung bergoncang dan bergoyang di dalam laut sehingga gelombang airnya bergelora, ribut, dan berbuih. Ia mengajak kita untuk tetap menikmati suasana yang rileks dan damai (ayat 11), sekalipun bangsa-bangsa ribut dan kerajaan-kerajaan bergoncang (ayat 7). Bukankah ini merupakan ajakan yang nampaknya mustahil dan berlebihan? Bangsa Israel menemukan keberanian dan keyakinan ini di dalam Tuhan Yang Mahatinggi (ayat 5). Ia adalah Pencipta alam semesta yang ditinggikan di antara bangsa-bangsa di seluruh muka bumi (ayat 11b). Ia adalah tempat perlindungan, kekuatan, dan penolong yang sangat terbukti (ayat 2). Ia ada bersama-sama dengan mereka dan akan melindungi Yerusalem (ayat 5, 6). Ia berkuasa atas alam semesta, nasib bangsa-bangsa dan sejarah umat manusia (ayat 7-10). Ia dapat diandalkan bukan hanya pada waktu dan tempat tertentu, kekuasaan-Nya melampaui kekuatan alam dan manusia. Dia berkuasa atas bumi, gunung, laut, sungai, bangsa-bangsa, dan kerajaan- kerajaan. Umat-Nya tidak perlu takut menghadapi perubahan apa pun, baik yang berasal dari alam maupun situasi politik yang ada. Mereka memiliki keyakinan di dalam Allah (ayat 8, 12). Tuhan pencipta alam semesta yang mengendalikan alam dan segala sesuatu yang terjadi di dalamnya, ada dan tinggal bersama-sama dengan kita, dan karena itu kita tidak perlu takut menghadapi berbagai perubahan dan ketidakpastian. Renungkan: Apakah segala kecemasan dan ketakutan menghadapi perubahan dan ketidakpastian disebabkan karena tidak adanya keyakinan kepada Allah? Marilah kita bernyanyi: Tenanglah jiwaku, Tuhan besertamu. Tinggal diamlah dengan sabar menghadapi duka dan penderitaan, sebab dalam setiap perubahan Ia tetap setia. Tenanglah jiwaku, angin dan badai diketahui-Nya dan suara-Nya mengendalikannya (Katharine von Schlegel dalam lagunya "Be Still, My Soul"). |
(0.12363556551724) | (Mzm 52:1) |
(sh: Meneladani kebingungan Daud (Kamis, 23 Agustus 2001)) Meneladani kebingungan DaudMeneladani kebingungan Daud. Daud sedang dalam keadaan yang sangat genting (ayat 2 bdk. 1Sam. 22:9-10). Tindakan Doeg berpotensi untuk menghancurkan masa depan serta membahayakan keselamatan jiwa Daud. Namun ia tidak mengeluh. Sebaliknya ia justru bingung melihat Doeg yang bangga dengan kejahatannya terhadap orang yang dikasihi Allah (ayat 3-6) sebab tindakannya itu akan mendatangkan cemoohan serta kehancuran bagi diri Doeg (ayat 7-9). Apa yang dapat dipelajari dari kebingungan Daud? Kebingungan Daud mendemonstrasikan keyakinannya yang tidak tergoyahkan dalam segala situasi tentang siapa dirinya dihadapan Allah dan siapa Allah bagi dirinya (ayat 3). Karena itu ia mampu untuk selalu berorientasi pada masa yang akan datang dimana Allah akan merobohkan ... Ia akan merebut ... (ayat 7). Kebingungan Daud juga memperlihatkan bahwa ia memahami realita kehidupan yaitu meskipun ia adalah seseorang yang dikasihi dan diurapi oleh Allah, ia tidak terbebas dari berbagai masalah maupun persoalan hidup. Ia juga dengan yakin mengidentifikasikan dirinya sebagai pohon zaitun yang menghijau (ayat 10). Ini sangat mengagumkan. Pohon zaitun adalah pohon yang memerlukan waktu yang lama untuk bertumbuh. Pohon ini melambangkan keindahan, kekuatan, kedamaian, kelimpahan, bahkan berkat ilahi. Pengidentifikasiannya memperlihatkan kerohanian Daud yang dewasa dan kepribadiannya yang matang. Ia yakin tidak ada kekuatan apa pun yang akan mengubah rencana Allah bagi dirinya (ayat 10) namun ia tidak mengharapkan jalan pintas sebaliknya ia siap berjuang dan bekerja keras untuk merealisasikan rencana Allah bagi dirinya. Keyakinan yang luar biasa inilah yang mendorong Daud untuk bersyukur dan bersaksi akan kesetiaan dan kemuliaan Tuhan senantiasa tanpa tergantung pada situasi maupun keadaan (ayat 11). Renungkan: Tekanan dan ancaman yang dialami oleh Daud mungkin sudah atau suatu saat akan kita alami. Namun hendaknya kita dapat bingung seperti Daud sebab bukankah kita adalah orang-orang yang dikasihi Allah, karena Ia sudah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk kita. Tak ada satu kekuatan pun yang dapat menghancurkan kita atau rencana Allah bagi hidup kita, maka bersiaplah senantiasa dan berjuang bagi perealisasian rencana-Nya dalam kehidupan kita. |
(0.12363556551724) | (Mzm 54:1) |
(sh: Ujian yang membuktikan keyakinan dan kesetiaan kita (Sabtu, 25 Agustus 2001)) Ujian yang membuktikan keyakinan dan kesetiaan kitaUjian yang membuktikan keyakinan dan kesetiaan kita. Salah satu alasan mengapa Allah mengizinkan anak-anak-Nya mengalami kesulitan dan tekanan adalah untuk menguji sampai dimanakah kesetiaan dan keyakinan mereka terhadap diri-Nya. Daud adalah salah seorang anak-anak Allah yang mengalami ujian itu sebelum ia menaiki takhta menjadi raja atas Israel. Daud dikhianati hingga 2 kali (ayat 1-2) oleh orang-orang Zilfi yang telah ia selamatkan dari tangan Filistin. Betapa sakit hati Daud sekaligus jiwanya terancam. Namun Daud hanya menuliskan sebuah mazmur pendek. Isinya terkesan sangat sederhana yaitu permohonan agar Allah bertindak beserta alasannya (ayat 3-5), keyakinan Daud (ayat 6-7), dan diakhiri dengan janji Daud terhadap Allah (ayat 8-9). Namun isi mazmur singkat ini dari awal hingga akhir, berorientasi hanya kepada Allah. Permohonan Daud (ayat 3) memperlihatkan bahwa Daud hanya bergantung kepada seluruh karakter dan keberadaan Allah. Sedangkan alasan ia minta tolong kepada Allah bukan karena serangan yang ia alami semata tapi karena penyerangnya adalah orang-orang yang mengabaikan Allah. Permohonannya merupakan tindakan konkrit dari sebuah keyakinan terhadap siapakah Allah bagi dirinya dan siapakah dirinya di hadapan Allah (ayat 6). Bahkan permohonannya agar Allah bertindak didasarkan pada apa yang pernah para musuhnya lakukan dan kesetiaan-Nya (ayat 7). Masih ada unsur kasih terhadap musuhnya dalam permohonan Daud. Akhirnya mazmur Daud diakhiri dengan janji Daud kepada Allah (ayat 8-9). Janji ini merupakan pengakuan sebelum Allah bertindak bahwa Allah pasti akan menyelamatkannya. Keyakinannya tidak dibatasi oleh dimensi waktu. Renungkan: Mazmur yang Daud tulis membuktikan bahwa ia sudah lulus dari ujian yang Allah berikan. Ia tetap berpusatkan pada Allah dan kedaulatan-Nya. Ia tidak membiarkan sakit hati dan ancaman yang ia terima membuat pandangannya terhadap Allah menjadi kabur sehingga ia mencari pertolongan dari sumber yang lain. Inilah teladan Daud yang sangat indah. Ancaman apa pun dapat Anda alami seperti ancaman intelektual, teologi, emosi, sosial, atau ekonomi. Jika ini yang terjadi hendaklah kita tetap seperti Daud yang tetap berorientasi kepada Allah dan kedaulatan-Nya sebab hanya Dialah penolong kita. |
(0.12363556551724) | (Mzm 59:1) |
(sh: Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan (Jumat, 5 Oktober 2001)) Allahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanAllahku, tempat pelarianku pada waktu kesesakan. Kita lebih sering mengenal pelarian dalam konotasi negatif, misalnya pelarian politik, pelarian cinta, pelarian arisan, pelarian perjanjian. Tetapi mungkin satu-satunya pelarian yang bermakna positif adalah seperti yang dilakukan oleh Daud. Ia tidak seharusnya dikejar-kejar oleh pasukan pilihan Saul yang memburu dirinya seolah si otak mafia berkaliber dunia. Dalam seruannya kepada Allah terlihat bahwa tingkah laku musuhnya semakin berbahaya (ayat 2-4). Saul mengirim tim federasi pembunuh untuk mengincar nyawa menantunya sendiri (ayat 1Sam. 19:1; 9-18). Dalam kondisi yang terpuruk ini Daud memohon pembelaan Allah dengan menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah, sebab hanya Tuhanlah Hakim yang adil dan benar (ayat 5-6).
Walaupun pemazmur sedang diawasi dengan ketat, namun matanya tidak
kalah cermat. Bahkan ia sempat menguraikan atmosfer yang
melingkupi dirinya dengan teliti kepada Allah. Ia menggambarkan
musuh-musuhnya seperti gerombolan anjing yang melolong
mengelilingi kota (ayat 7-8). Bertolakbelakang dengan keyakinan
musuhnya, pemazmur yakin bahwa ia sudah diselamatkan oleh Allah
(ayat 9-11). Lukisan tentang musuhnya dilanjutkan setelah ia
menyisipkan pujian kepada Allah. Dalam pandangannya, dosa kekejian
terbesar seterunya adalah bahwa mulut mereka tidak pernah kenyang
dengan sumpah serapah. Mereka tiada henti-hentinya mengaum (ayat
12-16). Di akhir mazmurnya Daud mengkonfirmasikan kepercayaannya
kepada Allah. Bahkan di dalam pelariannya, ia mau menyanyikan
kekuatan-Nya, bersorak-sorai karena kasih setia Tuhan (ayat Bila kita mengkaji ulang sikap pemazmur di dalam kesesakan, kita sungguh terhibur karena sebagai Kristen kita diperkenankan untuk berseru kepada Allah. Sekalipun Allah mengendalikan para penganiaya, Dia mungkin menyerahkan kita untuk diuji oleh lawan yang jahat. Oleh karena itu kita harus berseru kepada Allah sepanjang hidup kita. Renungkan: Doa adalah senjata yang paling ampuh untuk menghadapi tantangan hidup yang seringkali menyesakkan kita dalam ketidakmengertian. Tiada kekuatan lain yang mampu memberikan kepada kita ketenangan, kecuali permohonan di dalam doa kepada Allah. Proses menggumuli kuasa doa inilah yang memberikan ketenangan sejati. |
(0.12363556551724) | (Mzm 62:1) |
(sh: Tenang teduh di dekat Tuhan (Senin, 8 Oktober 2001)) Tenang teduh di dekat Tuhan
Tenang teduh di dekat Tuhan.
Mazmur ini membeberkan keyakinan Daud kepada Tuhan saat ia
menghadapi persepakatan politik yang ingin menjatuhkannya (ayat Situasi saat itu bukanlah keadaan yang aman bagi Daud. Ia menyadari bahwa dirinya seperti dinding miring yang segera akan roboh (ayat 4), yang sedang dikerumuni oleh mereka yang ingin menghempaskannya. Ia mengetahui bahwa dirinya didustai oleh mereka yang berkata manis, padahal di dalam hati mengutukinya (ayat 5). Namun dalam situasi yang terhimpit ini, Daud tetap diliputi rasa aman dan tenang teduh karena berada dekat dengan Allah, satu- satunya sumber pengharapan yang dapat diandalkan (ayat 2-3, 6-7). Kedekatannya dan pemahamannya akan Tuhan merupakan jangkar bagi keyakinannya yang kokoh. Kedekatannya kepada Tuhan tidaklah terlepas dari pemahamannya tentang Tuhan sebagai sumber keselamatan (ayat 2b), pengharapan (ayat 6b, 7), dan kemuliaannya (ayat 8). Ia adalah tempat perlindungan yang teguh, yang menyediakan diri-Nya sebagai tempat perlindungan bagi umat-Nya untuk mencurahkan isi hati mereka (ayat 9). Dialah yang memberikan kepadanya kuasa, kasih setia, dan keadilan (ayat 12). Pengenalannya yang tepat kepada Tuhan menuntunnya untuk: [1] Tetap tenang pada masa yang sukar, karena ia mengetahui bahwa para musuhnya tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan (ayat 10); [2] Menyadari bahwa keselamatan dan kemuliaannya bergantung kepada Tuhan (ayat 8). Ia mengajak umat-Nya untuk tidak bergantung kepada harta, melainkan kepada Tuhan setiap waktu (ayat 9); [3] Menjadi seorang penguasa yang memiliki kesadaran moral dan menyadari bahwa pemerasan dan perampasan bukanlah jalan keluar bagi persoalannya (ayat 11). Renungkan: Apakah atau siapakah yang selama ini menjadi sumber rasa aman Anda? Tepatkah Anda berharap kepadanya? Hal-hal apakah yang menjadi penghambat bagi Anda untuk bergantung penuh pada Tuhan? Bagaimana pemahaman hari ini menolong Anda untuk semakin bergantung kepada Tuhan? |
(0.12363556551724) | (Mzm 64:1) |
(sh: Di balik kerapuhan terpancar kekuatan (Rabu, 10 Oktober 2001)) Di balik kerapuhan terpancar kekuatanDi balik kerapuhan terpancar kekuatan. Daud memulai mazmur ini dengan penggambaran tentang situasi yang rentan dari orang benar (ayat 2-7) dan mengakhirinya dengan pendeklarasian keyakinannya akan pertolongan Tuhan (ayat 8-11). Di bawah teror yang menakutkan, ia menyadari bahwa pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Serangan tersembunyi yang dilancarkan secara tiba-tiba tidaklah mampu mendahului langkah penyelamatan yang dikerjakan Tuhan (ayat 5b, 8). Ia yakin, bahwa jerat dan rancangan orang fasik yang dengan sempurna telah disiapkan tidak akan berhasil menghancurkan orang benar, karena Tuhan akan menyembunyikan orang benar dari jerat yang dirancang secara tersembunyi, bahkan membalikkan kejahatan menimpa diri mereka sendiri (ayat 3, 5a, 8-10). Melalui keyakinan Daud ini, kita dapat mempelajari: [1] Tuhan adalah tempat perlindungan orang benar. Komitmen orang benar untuk hidup dengan cara yang jujur seringkali justru membawanya kepada berbagai kesulitan. Namun Tuhan tidak pernah membiarkan mereka. Ia menyediakan diri-Nya menjadi tempat perlindungan bagi orang benar dan jujur (ayat 11); [2] Di balik kerapuhan orang benar terpancar kekuatan yang tak terkalahkan, sedangkan di balik ketangguhan orang jahat tersembunyi kerapuhan yang tak tertolongkan. Hal ini disebabkan karena sumber kekuatan orang jahat adalah strateginya yang tidak memperhitungkan Tuhan, sedangkan sumber kekuatan orang benar terletak pada doanya (ayat 4-7, 2-3). Doa adalah sumber pengharapan yang kokoh di tengah keadaan yang rentan; [3] Terdapat perbedaan yang nyata antara akhir hidup orang jahat dan orang benar. Tuhan dengan tiba-tiba menembak mereka yang berusaha membidik orang benar (ayat 8, 4-5). Tuhan membuat mereka yang menajamkan lidah dan perkataannya seperti pedang, tergelincir oleh perkataannya sendiri. Hal ini berbeda dengan akhir hidup orang benar; walaupun mereka ada di bawah ancaman bahaya, mereka akan bersukacita dan bermegah karena Tuhan. Renungkan: Pernahkah Anda berkomitmen untuk hidup dalam kebenaran? Tentunya hal ini bukanlah sesuatu yang mudah, karena dengannya kita akan diperhadapkan dengan berbagai risiko. Bagaimana pelajaran kita pada hari ini mendorong Anda untuk tetap setia menjalankannya? Singkirkan berbagai hambatan dan majulah! |
(0.12363556551724) | (Mzm 71:1) |
(sh: Tempat perlindungan yang teduh (Jumat, 19 Oktober 2001)) Tempat perlindungan yang teduhTempat perlindungan yang teduh. Kesusahan dan malapetaka tidaklah akan menghancurkan kehidupan umat Tuhan, karena di balik semuanya itu, Tuhan sedang berkarya dan membalikkan keadaan umat-Nya. Demikianlah kesaksian dari mazmur ini. Mazmur ini secara umum merupakan doa permohonan yang menegaskan bahwa mereka yang berlindung kepada Tuhan tidak akan mendapat malu, karena mereka akan senantiasa mengalami penyertaan Tuhan di sepanjang umur hidupnya (ayat 1, 13, 24). Allah ada dekat mereka sejak dalam kandungan ibunya hingga keluar dari perut ibunya (ayat 6), sejak masa kanak-kanak hingga bertumbuh menjadi seorang pemuda (ayat 5, 17). Dan kasih setia-Nya akan terus berlangsung hingga masa tuanya, ketika kekuatan mereka telah memudar dan rambutnya memutih (ayat 9, 18). Tuhan tidak akan membiarkan mereka yang berlindung pada-Nya terus tenggelam ke dalam berbagai kesulitan yang mereka hadapi. Tuhan akan menjadi pengharapan dan kepercayaan mereka (ayat 5) di tengah berbagai ancaman, cengkeraman, dan rancangan jahat orang-orang fasik yang mengikhtiarkan kecelakaan mereka, mengincar nyawa, serta memusuhi jiwa mereka (ayat 4, 10, 13). Tuhan adalah gunung batu yang menjadi tempat perlindungan dan pertahanan yang teduh dan kuat bagi mereka (ayat 3, 4, 7). Hal seperti ini tidaklah dialami oleh orang fasik. Tuhan akan membuat mereka malu, tersipu- sipu, berselubung cela dan noda, hingga akhirnya habis lenyap (ayat 13, 24). Sebab Tuhanlah sumber keadilan (ayat 2, 19).
Respons mereka atas perlindungan dan keadilan Tuhan adalah: [1]
memuji-Nya dengan sorak-sorai dan nyanyian syukur (ayat Renungkan: Tuhan tidak akan membiarkan kita terus tenggelam dalam problematika kehidupan. Ia akan mengangkat kita dari sana. Ia akan menghiburkan, memberikan keadilan, dan membuat kita menjadi semakin besar dan kuat melalui semuanya itu. Ia adalah tempat perlindungan yang teduh. Dasar rasa aman kita yang sejati tidaklah dibangun di atas harta, pendidikan, prestasi, relasi atau segala upaya kita, melainkan pada Tuhan yang melindungi dan memberikan keadilan. |
(0.12363556551724) | (Mzm 74:1) |
(sh: Allah membela umat-Nya (Kamis, 21 April 2005)) Allah membela umat-NyaAllah membela umat-Nya
Dalam situasi yang tidak berpengharapan itu ternyata peMazmur tidak berpaling dari Allah. Ia percaya bahwa Allah yang disembahnya berkuasa atas alam semesta ini. (ayat 12-17). Oleh keyakinan itu ia mohon supaya Allah bangkit menolong umat-Nya. PeMazmur memberikan alasan bahwa perbuatan para musuh kepada mereka itu sebenarnya dilakukan kepada Allah sendiri. TUHANlah yang dicela dan dinista oleh para musuh (ayat 18,22-23). PeMazmur juga mengingatkan Allah akan perjanjian yang Allah telah ikat dengan umat-Nya. Atas dasar perjanjian itu peMazmur mohon supaya Allah bertindak menyelamatkan mereka (ayat 20-22). Saat Gereja ditindas dan dianiaya oleh musuh-musuh Allah, ingatlah bahwa sesungguhnya Allah sendirilah yang dicela dan dinista oleh mereka. Ingat juga bahwa Allah kita adalah Allah Semesta Alam. Ia berdaulat atas semua kejadian di muka bumi ini. Panjatkan doa mohon pertolongan yang sama dengan yang dipanjatkan oleh si peMazmur. Keberanian doa kita juga didasarkan oleh ikatan perjanjian Tuhan dengan Gereja-Nya di dalam Tuhan Yesus. Ingat: Kristus adalah kepala Gereja yang akan bertindak membela umat-Nya demi nama-Nya dan pada waktu-Nya. |
(0.12363556551724) | (Mzm 76:1) |
(sh: Misi Allah atas keadilan (Rabu, 24 Oktober 2001)) Misi Allah atas keadilanMisi Allah atas keadilan. Mazmur ini bertujuan mengajak Israel untuk memuji Tuhan karena kemuliaan dan kuasa-Nya yang mengatasi para penguasa di bumi. Di dalam mazmur ini terkandung janji bahwa Tuhan dengan kuasa dan kemuliaan-Nya akan berjuang mematahkan kekuatan para penindas dan menyelamatkan mereka yang lemah. Inilah pengharapan dan pesan yang relevan bagi dunia yang sedang meraung dalam penderitaan dan menangis menantikan keadilan. Pengharapan ini berkembang, dimulai dari Israel (ayat 2-7) dan akan terus menyebar ke seluruh bumi hingga mencapai puncak kesempurnaannya (ayat 8-13). Kerajaan kecil-Nya di Sion bukanlah pembatas bagi kuasa-Nya di bumi, melainkan jembatan yang mengantar berkat-Nya ke seluruh bumi. Di sinilah Israel mengemban misi Allah atas keadilan. Israel memegang peranan yang penting bagi hadirnya keselamatan dan keadilan di bumi. Karena Seseorang yang Nama-Nya masyhur di Israel (ayat 2-4) akan bangkit menghakimi dan menguasai seluruh bumi (ayat 9, 13). Dia yang memiliki relasi yang khusus dengan Israel akan bergerak maju sebagai seorang pejuang yang menyerang dan memberi pukulan terakhir pada semua yang jahat di mana pun, untuk menyelamatkan mereka yang lemah, tertindas, dan direndahkan (ayat 10). Ia yang pondok-Nya ada di Yerusalem akan mengadili seluruh bumi dan berkuasa atas segala penguasa. Pengharapan ini bukanlah impian kosong di tengah penderitaan dunia, melainkan suatu penyataan iman. Ini merupakan suatu penilaian yang dibangun di atas iman yang mendasari segala sesuatu yang kita harapkan dan menjadi bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Pengharapan ini bukanlah bagi mereka yang tidak memiliki mata untuk melihat atau pun telinga untuk mendengar, melainkan bagi mereka yang mendengar dan melihat serta berkata "Amin" terhadap janji Allah. Kita yang menyadari misi Allah atas keadilan ini, bukan hanya dituntut untuk membuat komitmen kepada-Nya, namun juga menepatinya dan merealisasikannya dalam hidup sehari-hari dengan penuh ketaatan. Renungkan: Sebagai Kristen kita mewarisi misi Allah atas keadilan. Bagaimanakah komitmen dan ketaatan Anda terhadap misi ini? Bagaimanakah kita dapat merealisasikan misi ini? Pengharapan tanpa komitmen adalah bagai mimpi di siang hari bolong dan komitmen tanpa pengharapan akan berakhir pada kekecewaan. |
(0.12363556551724) | (Mzm 80:1) |
(sh: Buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat (Selasa, 30 Oktober 2001)) Buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamatBuatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat. Pernahkah Anda menitikkan air mata penyesalan ketika melihat kondisi hidup Anda yang sudah sedemikian berubah, rusak, dan hancur karena kesalahan-kesalahan Anda? Pada masa-masa seperti ini adakalanya sulit bagi kita untuk dapat melihat adanya pengharapan yang bersinar di balik selubung kegelapan itu. Hal seperti inilah yang terjadi pada bangsa Israel ketika mereka menyadari bahwa nyala murka Allah sedang berkobar atas mereka (ayat 5). Israel menyadari bahwa Allah telah memungut, membela, menanam, menyediakan tempat dan membuat mereka bertumbuh menjadi besar. Namun karena dosa-dosa dan ketidaktaatan mereka, maka Allah menjungkirbalikkan keadaan mereka dalam nyala murka-Nya (ayat 5), sehingga keadaan mereka seperti kebun anggur yang runtuh temboknya (ayat 13-14). Di tengah situasi yang pilu dan terjungkirbalik, pemazmur mengajak Israel untuk menyadari keadaan mereka, kembali berharap kepada Allah dan mengungkapkan janji setia kepada-Nya (ayat 19). Pemazmur mengajak Israel untuk melihat bahwa walaupun Israel memakan roti cucuran air mata dan meminum air mata yang berlimpah-limpah (ayat 6), namun mereka tetaplah memiliki Allah yang sama. Sekalipun mereka telah menjadi bahan olokan dan sasaran kejahatan (ayat 7, 13b, 14), namun Allah tetaplah berperan sebagai Gembala Israel. Dialah yang akan menggiring dan memulihkan Israel (ayat 2). Di balik penghukuman yang dilaksanakan-Nya terdapat pengharapan akan pemulihan dan penyelamatan yang memungkinkan Israel berseru momohon agar Tuhan berbalik kepada mereka, memandang, melihat dan mengindahkan keadaan mereka (ayat 15-16). Pengharapan akan pemulihan dan penyelamatan ini memiliki intensitas yang semakin memuncak, sebagaimana ditekankan dalam refrein lagunya: "Ya Allah (ayat 4); Ya Allah semesta alam (ayat 8); Ya Tuhan, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah- Mu bersinar, maka kami akan selamat (ayat 20)." Renungkan: Rintihan pilu pemazmur merupakan ratapan pertobatan, yang bukan hanya penyesalan, melainkan juga pengharapan akan pemulihan yang sedang Tuhan kerjakan, janji untuk setia kepada jalan Tuhan, dan tekad untuk bersaksi demi Nama-Nya. Sudahkah Anda menghidupi pertobatan dalam mazmur ini? |
(0.12363556551724) | (Mzm 81:1) |
(sh: Pertobatan telinga (Rabu, 31 Oktober 2001)) Pertobatan telingaPertobatan telinga. Mendengar merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan dan pertumbuhan rohani orang percaya. Iman yang kita miliki dimulai dari mendengar firman Allah (Rm. 10:17). Demikian pula, iman itu dapat disesatkan ataupun dibimbing ke jalan yang benar melalui apa yang kita dengar. Pentingnya mendengar dan dampak dari mendengar inilah yang menjadi penekanan Mazmur 81 ini.
Mazmur ini merupakan seruan bagi bangsa Israel untuk mendengar.
Karena mendengar adalah dasar bagi bangsa Israel untuk masuk ke
dalam ketetapan Allah dan syarat untuk dapat menghayati perjanjian
antara Allah dengan mereka (ayat 6b-11). Sejarah perjanjian antara
Allah dengan mereka diawali dengan perintah untuk mendengar ( Mazmur ini merupakan bukti kasih setia Tuhan yang tidak berkesudahan bagi mereka, sehingga Ia terus-menerus memanggil mereka untuk mendengar (ayat 9, 12, 14). Ini merupakan seruan keprihatinan Tuhan yang sangat mendesak. Tuhan tidak ingin umat-Nya terus- menerus berada dalam kesesatan karena menolak untuk mendengarkan Tuhan, dengan menyediakan telinganya bagi suara-suara lain yang mengacaukan, membelenggu, dan menjebak mereka ke dalam perangkap perbudakan (ayat 12-13). Dia mengajak umat-Nya bergerak maju bersama-Nya menuju hidup yang baru (ayat 14-17). Yang diperlukan untuk pemulihan ini hanya suatu ketaatan untuk mendengar. Hidup baru buah pertobatan telinga ini akan berdampak pada pembaharuan sukacita umat-Nya untuk memuji (ayat 2-6a), perombakan komunitas yang rusak menjadi komunitas yang mempraktikkan keadilan dan terbebas dari tekanan (ayat 15-16), dan pemulihan kondisi ekonomi mereka sehingga tidak lagi mengalami kekurangan (ayat 17). Renungkan: Pemulihan hidup diawali dengan pertobatan telinga. Sudahkah telinga Anda dipertajam oleh kebenaran sehingga dapat membedakan antara firman Tuhan dengan suara-suara lain yang menyesatkan? Bagaimanakah Anda berkomitmen pada kebenaran dan mempertajam telinga Anda bagi kebenaran? |