| (0.25149464571429) | (Flp 1:6) |
(sh: Di hatiku ada kamu (Jumat, 21 Mei 2004)) Di hatiku ada kamuDi hatiku ada kamu. Kadar persekutuan di sebagian besar gereja masa kini sering terasa dangkal. Hanya sedikit warga gereja yang berbakti bersama, saling kenal atau bersahabat mendalam. Lebih sedikit lagi yang memiliki kasih menyala-nyala untuk saling melayani, mendoakan, mendukung pemimpinnya dengan doa dan tenaga. Ini beda sekali dari kondisi gereja di Filipi dan hubungan Paulus dengan para warga gereja ini. Apakah kondisi mereka terlalu ideal atau suatu realitas yang menantang kita untuk berubah? Hubungan mesra Paulus dan gereja di Filipi terjadi karena Yesus Kristus. Yesus Kristus bukan saja menjadikan mereka bagian dari keluarga Allah atas dasar karya penyelamatan-Nya (ayat 6), tetapi juga membuat mereka menjadi rekan sepelayanan (ayat 7). Persekutuan mesra itu terjadi bukan karena dasar-dasar persamaan yang manusiawi sifatnya tetapi semata adalah akibat dari keberadaan mereka yang telah menjadi satu dengan dan di dalam Kristus. Persatuan rohani ini tidak diterima begitu saja baik oleh Paulus maupun oleh warga gereja di Filipi. Mereka secara aktif memupuk sikap dan melakukan tindakan-tindakan yang membuat kenyataan rohani indah itu bukan sekadar impian kosong tetapi terwujud nyata. Pertama, dari pihak Paulus terpancar kuat kehangatan kasih kepada orang percaya yang ia layani itu (ayat 7). "Kamu ada di dalam hatiku," betapa mesra perasaan Paulus terhadap mereka sebab mereka semua adalah sesama penerima kasih karunia Allah (ayat 7b). Jarak dan penjara tidak dapat merenggangkan hubungan yang dibakar oleh rindu yang dalam (ayat 8). Kedua, di pihak warga gereja pun tumbuh kasih mesra dan keikutsertaan melayani yang setimpal. Mereka tidak saja menikmati pelayanan Paulus tetapi bersukacita terlibat mendukung Paulus dalam suka-duka pelayanannya demi Injil. Tekadku: Melawan arus pendangkalan hubungan yang melanda dunia ini dengan aktif mendoakan dan membuka diri bagi sesama saudaraku seiman. |
| (0.25149464571429) | (1Tim 3:14) |
(sh: Keluarga Allah, dasar dan penopang kebenaran (Kamis, 13 Juni 2002)) Keluarga Allah, dasar dan penopang kebenaranKeluarga Allah, dasar dan penopang kebenaran. Dari apa yang Paulus tuliskan pada bagian ini, jelaslah bahwa tujuannya adalah untuk menunjukkan bagaimana para anggota jemaat harus hidup sebagai keluarga Allah. Keluarga Allah itu juga digambarkan sebagai tiang penopang dan kebenaran. Penggambaran ini sebenarnya lazim digunakan oleh Paulus. Dalam surat yang lain, ia sering menggunakan kata "saudara-saudariku." Juga dalam pengajarannya, ia menyatakan Allah sebagai Bapa, dan mereka yang telah ditebus oleh Yesus Kristus sebagai anak-anak Allah (mis. Gal. 4:1-7). Juga bahwa Yesus Kristus adalah "yang sulung di antara banyak saudara" (Rm. 8:29). Kata-kata "keluarga Allah" menyiratkan bentuk hubungan yang seharusnya terjadi di dalam jemaat. Tiap anggota jemaat seharusnya memperlakukan anggota lainnya sama seperti ia mengasihi kaum keluarga kandungnya. Inilah salah satu alasan mengapa Paulus mensyaratkan keadaan keluarga yang baik bagi para calon penilik jemaat dan diaken. Jemaat, sebagai keluarga, adalah tiang penopang dan dasar kebenaran (ayat 15). Penggambaran ini menunjukkan tugas gereja untuk menyatakan kebenaran melalui tindakan-tindakan, kehidupan, dan pelayanan anggota-anggotanya. Gereja adalah keluarga yang menyediakan tempat bagi para anggotanya untuk melaksanakan tugas tersebut. Inilah yang dimaksudkan Paulus dengan kesalehan (ayat 2:2) dan "memelihara rahasia iman dengan hati nurani yang suci" (ayat 3:9). Yang dipentingkan oleh Paulus di sini bukanlah sekadar perbuatan baik yang dilakukan Kristen, tetapi bahwa ibadah itu dilakukan berdasarkan keyakinan iman atas karya Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia (ayat 16). Renungkan: Kini sudah jarang Kristen yang menghubungkan suasana kekeluargaan dengan gereja/jemaat. Banyak Kristen yang secara tidak sadar sudah terbiasa dengan tidak adanya suasana kekeluargaan di dalam gerejanya. Semestinya, suasana kekeluargaan itu diwujudkan supaya suasana saling membangun dan melayani karena kasih karunia Allah dapat ditampilkan untuk menjadi kesaksian bagi dunia sekitar. |
| (0.21556684) | (Kel 20:14) |
(full: JANGAN BERZINAH.
) Nas : Kel 20:14 Hukum ketujuh yang melarang perzinaan (bd. Im 20:10; Ul 22:22) meliputi semua tindakan percabulan dan dosa seksual (Mat 5:27-32; 1Kor 6:13-20). Perzinaan (yaitu, ketidaksetiaan kepada pasangan hidup) demikian keji di hadapan Allah sehingga seluruh Alkitab mengutuknya. Mengenai perzinaan Alkitab mengajarkan:
|
| (0.21556684) | (Kel 33:3) |
(full: AKU TIDAK AKAN BERJALAN DI TENGAH-TENGAHMU.
) Nas : Kel 33:3 Karena dosa Israel, Allah menyatakan bahwa seorang malaikat akan memimpin mereka ke tanah yang dijanjikan (ayat Kel 33:1-3). Akan tetapi, Musa yang tidak bersedia menerima keputusan ini, sekali lagi memohon kepada Allah (ayat Kel 33:12-14), sebagaimana telah dilakukannya sebelum ini (Kel 32:11-13,31-32). Perhatikan urutan peristiwa yang terjadi dalam hal dosa Israel dengan anak lembu emas (Kel 32:1-6), ketekunan Musa di dalam doa dan penyataan Allah kepadanya.
|
| (0.21556684) | (Mrk 1:15) |
(full: KERAJAAN ALLAH.
) Nas : Mr 1:15 Kristus datang untuk memberitakan dan menyempurnakan Kerajaan Allah. Inilah tema berita yang dibawa-Nya (Mat 4:17). Mengenai bentuk perwujudannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai Kerajaan Allah ini:
|
| (0.21556684) | (Kis 13:2) |
(full: BERIBADAH ... DAN BERPUASA.
) Nas : Kis 13:2 Orang Kristen yang dipenuhi dengan Roh sangat peka terhadap komunikasi Roh ketika berdoa dan berpuasa (lihat cat. --> Mat 6:16). [atau ref. Mat 6:16] Mungkin komunikasi dari Roh Kudus ini datang melalui ucapan nubuat (bd. ayat Kis 13:1). |
| (0.21556684) | (Kis 13:31) |
(full: MENJADI SAKSI-NYA BAGI UMAT INI.
) Nas : Kis 13:31 Seorang saksi (Yun. _martus_) adalah "seseorang yang bersaksi melalui tindakan atau ucapan bagi kebenaran." Saksi-saksi Kristen adalah mereka yang menegaskan dan bersaksi tentang karya penyelamatan Yesus Kristus melalui ucapan, tindakan, hidup, dan jikalau perlu, kematian. Kesaksian itu menyangkut tujuh prinsip:
|
| (0.21556684) | (Mat 8:10) | (jerusalem: iman) Iman yang oleh Yesus dituntut sejak awal mula karyanya, Mar 1:15+ dan terus menerus dituntut olehNya itu ialah kepercayaan dan penyerahan kepada Allah yang oleh karenanya maupun manusia tidak lagi percaya pada kekuatan dan pikirannya sendiri, tetapi menaklukkan diri kepada firman dan kekuatan yang merupakan milik Dia yang dipercayai, Luk 1:20,45; Mat 21:25 dsj. Khususnya Yesus menuntut iman tersebut bilamana Ia membuat mujizat, Mat 8:13; Mat 9:2 dsj, Mat 22 dsj, Mat 28:20; Mat 15:28; Mar 5:36 dsj; Mar 10:52 dsj; Luk 17:19, sebab mujizat itu bukanlah pertama-tama tindakan belas kasihan, tetapi "tanda" bahwa Yesus benar-benar diutus Allah dan tanda Kerajaan Allah sudah dekat, Mat 8:3+, bdk Yoh 2:11+. Karena itu Yesus tidak dapat mengerjakan mujizat, kecuali kalau iman yang memberi makna kepada mujizat itu terdapat dari manusia, Mat 13:58 dsj; Mat 12:38-39; Mat 16:1-4. Oleh karena menuntut suatu korban rohani dan seluruh manusia maka iman itu adalah sebuah perbuatan kerendahan hati yang sukar, Mat 18:6 dsj. Banyak orang tidak mau mengambil tindakan yang sukar itu, khususnya di antara orang Israel, Mat 8:10 dsj; Mat 15:28; Mat 27:42 dsj; Luk 18:8, atau hanya sampai setengah percaya, Mar 9:24; Luk 8:13. Murid-murid Yesus sendiri lambat dalam percaya, Mat 8:26 dsj; Mat 14:31; Mat 16:8; Mat 17:20 dsj, bahkan sesudah kebangkitan, Mat 28:17; Mar 16:11-14; Luk 24:11,25,41. Iman jujur Kepala mereka, "Sang Batu Karang" Mat 16:16-18 sendiri terantuk pada batu sandungan sengsara Yesus, Mat 26:69-75 dsj, tetapi akhirnya iman mereka akan menang juga, Luk 22:32. Kalau iman itu kuat, ia sanggup mengerjakan keajaiban, Mat 17:20 dsj, Mat 21:21 dsj; Mar 16:17, memperoleh segala sesuatunya, Mat 21:22 dsj; Mar 9:23, teristimewa pengampunan dosa, Mat 9:2 dsj; Luk 7:50, dan keselamatan yang mempunyai sebagai pra-syarat justru iman itu, Luk 8:12; Mar 16:16; bdk Kis 3:16+. |
| (0.21556684) | (1Raj 1:28) |
(sh: Ketaatan yang cerdik, indah, dan tidak egois (Selasa, 25 Januari 2000)) Ketaatan yang cerdik, indah, dan tidak egoisKetaatan yang cerdik, indah, dan tidak egois. Daud sedang menghadapi kesulitan; bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tidak dimakan bapak mati. Manuver Adonia merupakan tindakan yang serius karena melibatkan banyak orang penting. Jika dihentikan secara gegabah akan menyebabkan perang saudara dan Daud sendiri pun akan mengalami kesulitan menghadapi Adonia (lihat 1:6). Namun manuver Adonia harus dihentikan, apa pun yang terjadi kehendak Allah harus ditegakkan. Maka diperlukan suatu tindakan yang memberi dampak menggagalkan rencana Adonia tanpa efek sampingan yang negatif. Daud di dalam ketaatannya mampu melihat celah yang dapat menghentikan manuver Adonia secara tuntas. Yaitu proses pengangkatan Adonia tidak mempunyai legitimasi yang kuat karena ia belum diurapi oleh seorang imam dan tidak dihadiri oleh nabi yang mewakili suara Allah, dalam prosesinya Adonia tidak menunggang keledai kebesaran Daud yang menandakan bahwa Daud merestui, dan rakyat pun belum mengelu-elukannya. Oleh karena itu Daud tidak sekadar mengumumkan pengangkatan Salomo, tetapi juga menobatkannya dengan prosesi yang lengkap. Hasilnya sangat efektif. Sekutu Adonia bubar dan ia sendiri ketakutan lalu minta pengampunan. Salomo dinobatkan sebagai raja, 'rival'-nya dikalahkan tanpa pertumpahan darah dan Daud terhindar dari kesulitan menghadapi Adonia. Dan yang lebih utama lagi, Daud tetap taat kepada TUHAN Allah Israel yang telah menyertainya. Ketaatan yang ia lakukan adalah ketaatan yang indah dan cerdik. Di samping itu ketaatan Daud adalah ketaatan yang tidak egois, karena ia tidak taat demi ketaatan pribadi. Sesungguhnya dengan kuasa yang masih dimiliki, ia dapat menghentikan Adonia tanpa memperdulikan efek sampingan yang negatif, asalkan ia tetap dapat taat. Namun hal ini tidak ia lakukan. Di dalam ketaatannya, ia masih memikirkan dampaknya bagi orang lain. Renungkan: Ketaatan Kristen janganlah ketaatan demi ketaatan pribadi, yang tidak peduli apakah perasaan orang lain tersinggung atau stabilitas masyarakat terganggu; ini adalah ketaatan yang salah. Ketaatan Kristen haruslah ketaatan yang tetap dapat menjaga perasaan orang lain, menjaga kestabilitasan masyarakat, tidak merugikan orang lain, dan demi Allah yang hidup. Bila kita memiliki ketaatan sedemikian, maka segala dampak efek sampingan yang negatif dapat dihindarkan. |
| (0.21556684) | (1Raj 2:1) |
(sh: Mental, firman, dan tidak setengah-setengah (Rabu, 26 Januari 2000)) Mental, firman, dan tidak setengah-setengahMental, firman, dan tidak setengah-setengah. Dalam masyarakat Indonesia, program asuransi mulai menjamur. Salah satu program asuransi yang paling diminati adalah asuransi bersifat tabungan bagi masa depan anak-anak. Artinya, orangtua membeli sebuah program asuransi yang dapat memberikan bekal bagi masa depan anaknya, baik untuk sekolah maupun keperluan lainnya. Sesungguhnya ini bukan tindakan yang berdosa atau meragukan pemeliharaan Allah. Namun jika yang diutamakan adalah bekal uang bagi masa depan anak-anak, itu berarti menempatkan anak-anak kita pada jalur yang licin dan mengarah kepada jurang kehancuran, karena bekal uang saja tidaklah cukup. Anak-anak perlu sesuatu yang lebih penting daripada sekadar uang, yang mampu menjamin bahwa masa depan mereka menuju kepada kebahagiaan sejati. Daud pasti juga meninggalkan kekayaan yang besar kepada Salomo. Namun dalam perikop ini hanya nasihat-nasihat Daud kepada Salomo yang dicatat. Hal ini menekankan bahwa nasihat-nasihat Daud jauh lebih berharga dan bermakna bagi Salomo, dibandingkan kekayaan. Di dalam nasihat Daud terdapat sebuah kunci untuk membuka sumber kebahagiaan dan keberhasilan di dalam pemerintahannya dan dinasti selanjutnya (ayat 3-4). Ini menandakan bahwa pemilihan Allah atas Salomo adalah tanpa syarat, namun berkat Allah selanjutnya bersyarat. Berkat ini jauh melebihi harta kekayaan, karena di dalamnya Allah terlibat untuk merealisasikan kebahagiaan dan keberhasilan. Kunci itu secara khusus terdapat di dalam sikap mental yang kuat dan kokoh dalam mengikut Dia, tidak mudah terombang-ambing dan tergoda (ayat 2), ketaatan terhadap firman Tuhan dalam kehidupannya (ayat 3), dan menuntaskan perkara-perkara yang dapat mengganggu masa depan (ayat 5-10). Dengan kata lain kunci itu meliputi 3 area penting yaitu mental, firman, dan tidak setengah-setengah. Renungkan: Sudahkah ketiga area di atas menjadi fokus utama bagi kita dalam mempersiapkan anak-anak sebagai generasi penerus, agar mereka memiliki masa depan yang terjamin dan menuju kebahagiaan sejati? Contoh: untuk taat pada firman selalu diperlukan mental yang kuat, namun mental yang kuat juga memerlukan firman. Kemudian mental yang kuat akan membuat tindakan kita tidak setengah-tengah dalam menaati firman-Nya. |
| (0.21556684) | (1Raj 11:1) |
(sh: Dosa dan konsekuensinya (Rabu, 16 Februari 2000)) Dosa dan konsekuensinyaDosa dan konsekuensinya. Dalam perikop ini dosa puncak Salomo digambarkan tanpa penjabaran kejayaannya. Ia tidak hanya mempunyai banyak istri (walaupun ia tahu bahwa hal ini dilarang Allah), namun hatinya pun telah terpaut kepada allah-allah lain karena istri-istrinya. Perjalanan akhir hidupnya sangat ironis dan kemunafikan. Dahulu ia memanjatkan doa berkat untuk rakyatnya, ia mengharapkan hati seluruh umat dan dirinya dicondongkan kepada Tuhan agar hidupnya selalu menurut dan setia pada firman-Nya. Namun kenyataannya sekarang, hati Salomo condong ke allah lain. Inilah puncak dosa Salomo. Hati adalah pusat segala kehendak manusia. Jika kehendak Salomo tidak lagi berpusat pada Allah melainkan kepada dirinya sendiri, maka bisa dipastikan segala tindakan-tindakan yang direncanakan dan dilakukan juga tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Bahkan ia sudah berani secara terang-terangan mendirikan bukit-bukit pengorbanan untuk semua istrinya. Dampak dosa yang dilakukan Salomo tidak dapat dilokalisir hanya pada lingkungan istana, tetapi telah menjadi preseden yang sangat buruk bagi seluruh bangsa Israel. Akibatnya mereka pun akan melakukan apa yang dilakukan oleh rajanya. Dengan kata lain dampak dosa Salomo sudah menasional dan sudah merusak kehendak seluruh bangsa Israel juga. Dampak terberat bagi Salomo adalah kejayaan yang telah ia bangun dengan susah payah akan memudar. Hanya karena komitmen penuh Allah kepada Daud, semua itu baru akan terjadi setelah Salomo meninggal. Dengan kata lain, jika secara penampakannya hingga akhir hidup Salomo, ia sendiri tidak mengalami hukuman atas dosanya, ini tidak berarti bahwa ia terbebas dari segala hukuman dosa atau Allah tidak tegas terhadap dosa yang sudah memuncak. Hanya anugerah Allah semata, konsekuensi itu akan dijatuhkan dan menghantam masa depan seluruh keluarga Salomo. Renungkan: Bila kita melihat seorang yang telah melakukan dosa namun hidupnya nampak tenang dan masih menikmati kedudukan dan kekuasaannya, jangan beranggapan bahwa ia terbebas dari konsekuensi dosa. Hanya karena kasih karunia-Nya, Allah menunda hukuman-Nya, tetapi kelak pasti akan dijatuhkan setimpal dengan dosanya, sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya. |
| (0.21556684) | (1Raj 14:21) |
(sh: Zaman keemasan itu telah berlalu (Rabu, 23 Februari 2000)) Zaman keemasan itu telah berlaluZaman keemasan itu telah berlalu. Putra mahkota penerus kerajaan Israel adalah Rehabeam. Dicatat di awal dan akhir pasal ini bahwa Rehabeam adalah putra Salomo dengan Naama, perempuan Amon. Bangsa Amon, meski keturunan Lot, sangat memusuhi Israel. Lebih dari itu bangsa Amon adalah penyembah dewa-dewa, antara lain dewa Milkon dan Molokh. Dewa-dewa itu sangat menjijikkan Tuhan. Berulang kali Tuhan telah melarang umat pilihan-Nya menerima apalagi melakukan perkawinan dengan bangsa Amon (Ul. 23). Tetapi justru Salomo menikahi Naama dan ikut dalam penyembahan para dewa Amon. Sampai setelah alih generasi, penyembahan kepada dewa-dewa Amon tetap dilakukan. Ia mendirikan tempat-tempat pengorbanan untuk membakar anak hidup-hidup agar dewa Molokh memberikan berkat-berkat yang diinginkan. Pelacuran bakti, ibadah kepada dewa-dewi yang dilakukan bangsa Kanaan. Ibadah yang disertai tindakan pelacuran ini memohon kepada para dewa agar tanah, ternak, dan hasil panen berlimpah ruah. Berpaling kepada dewa- dewa berarti membelakangi atau menolak Allah. Maka kehancuran demi kehancuran terus terjadi, kerajaan diserang, perisai emas dan perbendaharaan rumah Tuhan dijarah. Rehabeam mengalami krisis politik dan ekonomi yang dahsyat. Tak ada lagi perisai emas, simbol kejayaan dan kekayaan kerajaan, perang saudara terus meletus, rumah Tuhan yang menjadi simbol kehadiran Tuhan pun rusak. Ini memperlihatkan bahwa Tuhan tidak lagi berkenan dan memberkati umat-Nya. Sumber hancurnya sebuah kerajaan/negara bilamana ibadah kepada Tuhan tidak lagi menjadi yang utama. Akibatnya terjadi kehancuran moral baik dalam hidup bermasyarakat sampai pada seksualitas. Kebenaran dan keadilan tidak lagi disuarakan. Bahkan yang menyuarakan kebenaran dan memperjuangkan keadilan dibungkam dan dihabisi hak-haknya, sampai nyawa pun melayang. Bukankah ini juga terjadi di Indonesia? Meski masih banyak orang pergi ke gereja, namun kuasa ibadah itu tak mampu "menyeruak" ke luar dari gedung gereja. Akibatnya krisis yang dialami makin berkepanjangan, perang saudara terus-menerus dan Indonesia makin terpuruk. Renungkan: Hanya dengan pertobatan, reformasi sejati pasti terjadi baik di dalam diri maupun dalam tindakan, dan akan membuahkan tatanan masyarakat dan pemerintahan yang diberkati Tuhan. |
| (0.21556684) | (2Raj 10:1) |
(sh: Peran Kristen sebagai Yonadab di Indonesia (Selasa, 30 Mei 2000)) Peran Kristen sebagai Yonadab di IndonesiaPeran Kristen sebagai Yonadab di Indonesia. Bagaimana sikap Kristen terhadap para elit politik di negeri ini? Apakah Kristen diperbolehkan ikut serta di dalam proses politik bangsa ini? Ataukah Kristen hanya bisa diam saja dan memasrahkan seluruh proses itu kepada pihak lain? Seperti Yonadab, Kristen adalah orang asing dan pengembara di dalam dunia yang penuh dengan kekerasan dan kejahatan. Kristen dapat meneladani sikap dan tindakan yang dilakukan oleh Yonadab sebagai respons atas sepak terjang Yehu. Yehu semakin mempertontonkan siapakah dia sebenarnya. Sebagai pemimpin baru kerajaan Israel, ia terbukti sangat taktis bahkan cenderung licik di dalam mencapai tujuannya. Ia berantusias untuk melaksanakan tugasnya (2Raj. 9:9-7) namun sekaligus ingin pula menjadi pemimpin baru Israel yang mendapat simpati dan ditakuti seluruh rakyat. Untuk mendapatkan itu ada beberapa tindakan strategis yang dilakukan secara simultan. Ia memperdayai para pembesar, penatua, dan pengasuh anak-anak Ahab sehingga seakan-akan mereka juga ikut memberontak kepada Ahab. Ini membuat mereka mau tidak mau bertekad hidup-mati untuk dia. Ia benar-benar menikmati posisinya sehingga ia perlu memperkokoh takhtanya dengan melenyapkan pihak-pihak yang mungkin membalas dendam atau membalaskan dendam di kemudian hari (11-14). Melihat semua itu, Yonadab segera menemui Yehu untuk melihat apakah sungguh-sungguh terjadi kebangunan rohani di Israel dengan dilenyap-kannya seluruh keturunan Ahab. Yonadab adalah anggota sebuah kelompok orang Israel yang berkomitmen penuh terhadap Allah dan melepaskan diri dari hal-hal duniawi (Yer. 35). Ia mau seiring dengan Yehu hanya sebatas misi Yehu untuk melenyapkan keturunan Ahab dan menghapuskan penyembahan Baal (10:23). Renungkan: Sesuai dengan Yonadab, Kristen seharusnya mendukung para pemimpin politik sejauh program mereka membawa kebaikan bagi masyarakat. Kita dapat melakukan apa pun untuk mempromosikan perbaikan mental-spiritual masyarakat. Namun hendak-nya kita tidak menaruh harapan sepenuhnya kepada reformasi total, karena rencana agung Allah bagi dunia khususnya bagi Indonesia tidak selesai dengan siapa yang akan memenangkan pemilu 5 tahun mendatang. Minggu Paskah 6 |
| (0.21556684) | (2Raj 17:7) |
(sh: Jangan sekali-kali memaksa Allah! (Jumat, 7 Juli 2000)) Jangan sekali-kali memaksa Allah!Jangan sekali-kali memaksa Allah! Benarkah pembuangan bangsa Israel ini merupakan `buah' dari sebuah proses semakin memburuknya perjalanan moralitas dan kehidupan rohani bangsa Israel yang sudah matang? Benar sekali! Namun proses ini bukan merupakan prinsip menabur dan menuai secara alamiah. Allah di belakang semua itu, inilah keyakinan iman Kristen. Allah sendiri yang menjauhkan mereka dari hadapan-Nya (18). Bangsa Asyur atau bangsa apa pun hanyalah alat yang dipakai oleh-Nya. Namun mengapa Allah menghancurkan bangsa yang telah dipilih dan dipelihara dengan banyak mukjizat-Nya? Apakah semata-mata karena kedaulatan-Nya? Bukan! Namun karena keadilan-Nya. Dan ini pun bukan semata-mata inisiatif Allah sendiri melainkan bangsa Israel sendirilah, dengan segala perbuatannya yang jahat, yang dapat dikatakan "memaksa" Allah. Allah sudah melakukan banyak karya dan melengkapi mereka agar dapat hidup taat dan melayani-Nya. Pertama, Allah sudah memerdekakan mereka dari cengkeraman bangsa Mesir (7). Kedua, Allah sudah memberikan hukum-hukum-Nya agar mereka dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya, (13). Ketiga, sebagai bangsa yang merdeka mereka membutuhkan wilayah maka Allah pun memberikan tanah kepada mereka dengan jalan menghalau di hadapan mereka bangsa-bangsa kafir yang telah mendiami tanah itu (8). Tindakan Allah ini sebenarnya juga merupakan suatu peringatan agar mereka tidak hidup menurut bangsa-bangsa kafir. Keempat, tidak hanya sekali Allah memperingatkan mereka untuk bertobat bahkan melalui banyak nabi dan tukang tilik (13). Tindakan Israel telah menyingkirkan bahkan meniadakan Allah. Lebih parah lagi, cara dan sikap mereka melakukan perbuatan dosa mencerminkan suatu kondisi bahwa bangsa Israel telah kecanduan akan dosa seperti seorang budak yang tidak mampu menolak perintah tuannya. Hati mereka menjadi keras dan bebal sehingga secara moral mereka tidak mungkin memperbaharui keberadaan mereka sendiri. Renungkan: Kristen yang telah dipilih, dipanggil, dan ditebus juga tidak mungkin bebas dari hukuman jika Kristen memilih untuk hidup seperti bangsa yang tidak mengenal Allah. Kelanjutan Kekristenan di Indonesia tidak tergantung kepada strategi politik partai yang sedang memerintah, tetapi kepada kesetiaan Kristen sebagai umat-Nya. |
| (0.21556684) | (2Taw 1:1) |
(sh: Raja yang istimewa (Rabu, 8 Mei 2002)) Raja yang istimewaRaja yang istimewa. Penulis Tawarikh mulai mengisahkan Salomo, pengganti Daud. Salomo digambarkan sebagai raja ideal yang akan menjadi teladan bagi komunitas pascapembuangan. Bagian ini menunjukkan kekuasaan Salomo yang luar biasa hebatnya dan diperkenan oleh Allah (ayat 1,13b). Penyertaan Allah, bukan dirinya sendiri, yang telah membuatnya menjadi besar. Selanjutnya Salomo dikisahkan pergi ke Gibeon untuk beribadah, ke satu bukit pengurbanan yang bukan merupakan tempat beribadah yang seharusnya (ayat 2-6). Tindakan Salomo ini didukung oleh seluruh Israel, baik dari pihak sipil, militer, maupun agama (ayat 2-3). Namun, penulis Tawarikh segera menjelaskan tindakan Salomo, menambahkan bahwa Kemah Pertemuan yang didirikan Musa pun ada di sana (bdk. Im. 17:3-5). Jumlah 1000 kurban bakaran menunjukkan antusiasme Salomo di dalam menyembah Allah. Malam itu, di dalam mimpi (ayat 7, bdk. 1Raj. 3:5,15), Allah menawarkan Salomo untuk meminta apa saja yang diinginkannya, sebagai tanda berkenannya Allah atas penyembahan Salomo di Gibeon. Salomo meminta hikmat dan pengertian untuk menjadi pemimpin (ayat 10), bukan kekayaan, harta, benda, atau kemuliaan. Ia akan memimpin umat Tuhan, suatu pengakuan bahwa kerajaannya seiring dengan pemerintahan Allah. Dengan ini, komunitas pasca-pembuangan diajar untuk memiliki motivasi yang benar dalam proses pemulihan mereka. Mereka tidak boleh berpikir bahwa yang terutama adalah keuntungan dan kesejahteraan mereka, tetapi yang terpenting adalah takut akan Allah, yang melahirkan hikmat dan pengalaman disertai Allah. Justru dengan mengutamakan Allah, kesejahteraan akan mengikuti mereka. Ayat 13 akhirnya menyatakan bahwa Salomo kembali ke Yerusalem dan memerintah di sana serta menetapkan kota itu sebagai pusat ibadah (bdk. 1Raj. 3:15) — menunjukkan ketaatan dan bijaksana Salomo. Bagian akhir pasal ini menceritakan berkat yang diterima Salomo dari Allah: kuat dalam bidang militer (ayat 14), dalam kekayaan, dan sumber daya alam (ayat 15), dan dalam perdagangan internasional. Renungkan: Pemimpin yang istimewa adalah yang mengutamakan hikmat dari Allah dalam segala hal. Kesejahteraan akan menyusul. |
| (0.21556684) | (Neh 4:10) |
(sh: Ancaman dari luar dan dalam (Kamis, 16 November 2000)) Ancaman dari luar dan dalamAncaman dari luar dan dalam. Serangan terhadap jalannya pembangunan tembok Yerusalem seakan tiada habisnya. Melihat ejekan tidak berhasil mematahkan semangat bangsa Yehuda, Sanbalat dan sekutunya merencanakan serangan dengan kekerasan fisik secara langsung (11). Belum sepenuhnya ancaman dari luar ini dapat ditangani, datang juga ancaman dari dalam. Perasaan manusia cenderung naik-turun seperti gelombang laut, begitu pula emosi para pembangun tembok. Dari bekerja penuh semangat, tiba-tiba muncul sikap lesu dan malas karena puing sangat banyak sedangkan tenaga yang tersedia sangat terbatas. Menyingkirkan yang lama agar terbuka jalan untuk yang baru bukan suatu tantangan yang enteng. Bagaimana Nehemia mengatasi ancaman dari dua arah ini? Strategi Nehemia sejalan dengan nasihat Tuhan Yesus `berjaga-jaga dan berdoalah' (Mat. 26:41). Nehemia memakai akal pemberian Tuhan untuk menyusun strategi pertahanan kota (13). Ia memberi semangat kepada para pembangun tembok yang terancam jiwa dan hasil keringatnya dengan mengajak mereka mengandalkan Tuhan yang Maha Besar dan Maha Dahsyat (14). Nehemia juga selalu mengimani pertolongan Tuhan `Allah telah menggagalkan rencana musuh'. Meskipun lawan sudah mundur, ia tetap waspada dan berjaga-jaga dengan tetap mengatur penjagaan dan kesiapan berperang sambil tetap bekerja (16-18). Nehemia menyadari betapa pentingnya komunikasi antara para pekerja agar mereka dapat saling mendukung (18-20). Sejauh manakah kita memanfaatkan kecanggihan teknologi telekomunikasi sebagai sarana untuk mendukung sesama kita yang sedang bergumul? Nehemia tidak hanya sebagai pengatur namun juga sebagai pelaku pekerjaan itu. Ia turut bekerja keras dan berkorban (23). Kesediaan seorang pemimpin untuk turut merasakan penderitaan bawahannya akan menjadi sumber semangat yang tak akan habis bagi orang-orang yang bekerja dengannya. Renungkan: Ancaman bagi pelayanan, pekerjaan, ataupun kehidupan kita, yang datang dari luar maupun dari dalam tidak akan pernah dapat kita hindari. Dengan prinsip berjaga dan berdoa, kita pasti dapat mengatasi setiap ancaman yang sudah maupun yang akan timbul. Sekalipun kemenangan telah diraih, kita tetap perlu terus merencanakan tindakan-tindakan untuk menangkal serangan-serangan yang akan muncul. |
| (0.21556684) | (Neh 5:1) |
(sh: Ancaman dari dalam lebih serius (Jumat, 17 November 2000)) Ancaman dari dalam lebih seriusAncaman dari dalam lebih serius. Pembangunan tembok Yerusalem juga mendapat ancaman dari praktik ketidakadilan yang merajalela dalam masyarakat Yahudi. Mereka yang berkuasa dan kaya menindas saudara-saudara sebangsa yang miskin. Mereka meminjamkan uang dengan mengambil bunga yang tinggi. Lalu mereka juga merampas tanah dan harta benda sebagai pembayaran hutang kaum miskin. Bukan itu saja, mereka tidak segan- segan menjadikan anak-anak orang miskin sebagai budak untuk membayar hutang. Mereka yang miskin akan semakin miskin sebab mereka masih harus membayar pajak yang tinggi kepada raja Persia. Kemarahan Nehemia menunjukkan bahwa ancaman yang sedang terjadi ini sangat serius dan dapat menimbulkan kehancuran yang fatal dalam masyarakat Yahudi. Akar permasalahannya adalah pertama, mereka tidak lagi takut akan Allah sebab firman Tuhan dengan jelas melarang menarik bunga uang atau riba dari saudara sebangsanya (Im. 25:35-37; Ul. 23:19-20). Kedua, tidak adanya kasih yang nyata di antara mereka yang menyebut diri sebagai umat Allah, telah mencemarkan nama Allah (9). Padahal saat ini sebagai umat Allah mereka tidak hanya sedang membangun tembok kota tetapi sedang membangun spiritual dan moralnya. Ancaman itu akan menghambat pembangunan. Permasalahan yang serius ini ditangani secara serius, hati-hati, dan tegas. Nehemia tidak bertindak pada saat amarahnya menyala-nyala tapi memikirkan masak-masak sebelum mengambil tindakan. Ia melakukan pendekatan terhadap para pelaku penindasan sebelum masalah ini diumumkan. Keseriusan dan ketegasan Nehemia dalam menghentikan praktik penindasan ini nampak jelas dari usulan dan tindakan yang ia ambil (11-13). Hasilnya, ia berhasil mendapatkan persetujuan dari para penindas untuk segera menghentikan praktik penindasan (9-12). Maka pembangunan bangsa Yehuda dapat kembali berjalan dengan lancar. Ancaman yang besar bagi pelayanan dan misi gereja bukan datang dari luar tapi justru dari dalam. Nehemia dapat dengan mudah mengatasi ancaman yang datang dari kerajaan tetangga tetapi ancaman yang serius terhadap misinya justru datang dari bangsanya sendiri. Renungkan: Apakah potensi ancaman dari dalam yang dapat menghancurkan misi dan pelayanan Kristen di Indonesia saat ini? |
| (0.21556684) | (Ayb 1:6) |
(sh: Yang di bawah sini, disorot oleh yang di atas sana (Rabu, 24 November 2004)) Yang di bawah sini, disorot oleh yang di atas sanaYang di bawah sini, disorot oleh yang di atas sana. Setuju atau tidak, tayangan acara-acara teve akhir-akhir ini menyadarkan kita bahwa realitas dunia ini rupanya tidak hanya terdiri dari unsur-unsur material dan faktor-faktor logis-rasional. Ada kekuatan atau makhluk lain yang perlu diperhitungkan di dalam menjalani realitas dunia ini. Realitas di balik realitas itu bisa yang merubah keberuntungan kita menjadi kemalangan, atau sebaliknya. Dalam firman Tuhan ini, kita diperhadapkan dengan gambaran dunia multi-dimensi. Di bawah sini, kita seperti Ayub bekerja, mengambil berbagai keputusan, menikmati tawa-canda-airmata bersama keluarga, dlsb. Di atas sana, ada banyak mata tengah memperhatikan kita. Mata Allah dari wajah-Nya yang tersenyum bangga melihat sepak terjang manusia berintegritas seperti Ayub, atau pedih menyaksikan mereka yang menjalani hidup yang retak. Mata Iblis dari wajahnya yang bengis licik menyeringai buas ingin meluluh Ayub atau mencengkeram abadi mereka yang sudah membiarkan diri menjadi kurbannya. Di atas sana ada diskusi. Allah mengulang kembali, berarti setuju dengan komentar penutur tentang integritas Ayub (ayat 7-8). Iblis tidak setuju. Dalihnya, Ayub bukan takut akan Allah, tetapi pura-pura saja selama Allah melimpahinya dengan berkat (ayat 9-11). Semua kejadian dalam hidup di dunia ini mengandung unsur interaksi antara pilihan dan tindakan manusia dan campur tangan unsur rohani tertentu. Kita harus menolak pandangan rasionalistis bahwa hidup ini hanya terdiri dari unsur-unsur yang tampak seperti uang, barang, tubuh, dlsb. Kita juga harus menolak sikap yang menisbikan segala sesuatu tergantung situasi dan kondisi. Yang nisbi memang ada yaitu yang sementara dalam dunia ini dan kegiatan kejahatan. Yang mutlak hanya satu yaitu Allah, kemuliaan, kehendak, kesetiaan, dan kebenaran-Nya. Tugas dan tanggungjawab kita adalah mengisi hidup ini dengan sikap, motif, dan tindakan yang berkenan kepada Allah. Hanya dengan demikian kita dapat menjalani hidup bernilai kekal. Ingat: Jangan serasikan hidup Anda dengan nilai-nilai dunia yang jahat. Serasikan dengan Allah! |
| (0.21556684) | (Mzm 26:1) |
(sh: Tantangan kehidupan dan persekutuan dengan Tuhan (Selasa, 20 Maret 2001)) Tantangan kehidupan dan persekutuan dengan TuhanTantangan kehidupan dan persekutuan dengan Tuhan. Kehidupan seorang yang mempunyai hubungan yang dekat dengan Allah adalah kehidupan yang penuh kekuatan dan dinamika yang tinggi. Kesulitan, tantangan, dan penindasan akan datang silih berganti menerjang kehidupannya. Pada waktu badai datang, ia mungkin akan terhempas dan ditenggelamkan olehnya. Namun tidak lama berselang ia akan muncul mengatasi badai itu dengan kekuatan yang baru bahkan dari mulutnya akan keluar puji-pujian yang indah kepada Allah. Ini bukan suatu teori namun kenyataan yang sudah dialami oleh Daud. Baru saja ia meratap agar ia tidak dibiarkan hancur bersama orang-orang berdosa (9-10), namun segera dilanjutkan dengan ungkapan yang menyatakan kondisinya telah berubah dan kini ia akan memuji-muji Tuhan (12). Mengapa bisa demikian? Sebab Daud mempunyai keyakinan besar dalam doa. Keyakinan Daud yang besar akan doa berdasarkan pada pengenalannya akan Allah dan juga bergantung kepada keyakinannya bahwa ia hidup dalam persekutuan yang erat dengan Allah. Bagi Daud persekutuan yang erat dengan Allah tidak harus dimanifestasikan melalui tindakan supranatural melainkan harus selalu terpancar dari tindakannya dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Berikut manifestasi orang yang akrab dengan Allah: Krisis apa pun tidak akan menggoyahkan kepercayaannya kepada Allah (1b). Ia rindu untuk mempunyai kehidupan yang transparan, tidak ada tipu daya dan kelicikan dalam dirinya, sehingga ia rela untuk diuji oleh Allah (2). Kasih setia Allah selalu menjadi bahan perenungannya dan sumber kekuatan (3). Segala perbuatan dan keputusannya berdasarkan kebenaran Allah (3). Ia tidak memilih jalan yang diambil oleh orang fasik dan tidak mau menikmati hasilnya juga (4-5). Ia selalu menjaga kekudusan hidupnya (6). Menyaksikan imannya dan kasih setia Allah kepada orang lain selalu ia lakukan dengan berbagai cara mulai dari pujian, percakapan, dan tindakan (7). Ia selalu mengidentifikasikan dirinya dengan umat Allah yang lain dan bersekutu dengan mereka (8). Renungkan: Banyak Kristen yang mengenal Allah dan mempunyai keyakinan doa yang besar namun ketika menghadapi krisis tidak mempunyai kekuatan dan dinamika hidup seperti Daud. Karena itu milikilah persekutuan yang indah dengan Tuhan yang terpancar melalui 8 manifestasi yang Daud ungkapkan. |
| (0.21556684) | (Mzm 29:1) |
(sh: Panggilan untuk seluruh umat manusia (Jumat, 23 Maret 2001)) Panggilan untuk seluruh umat manusiaPanggilan untuk seluruh umat manusia. Sebuah film yang berjudul 'The Perfect Storm' menegaskan bahwa tidak ada fenomena alam yang sedahsyat topan badai. Bahkan hampir semua penyair besar dunia menggambarkannya dengan kekuatan kata-kata puitis mereka. Daud pun terinspirasi untuk menulis sebuah puisi tentang topan badai setelah ia sendiri melihat dan mengalami kedahsyatannya (3-9). Ada perbedaan besar antara Daud dengan para penyair dunia. Suara gemuruh topan badai bagi Daud bagaikan suara TUHAN, tanda dari kehadiran Allah dan aktivitas dari Allah yang hidup, sebab kata 'suara Tuhan' diikuti dengan kata kerja yang konkrit, demikian pula penggambaran tentang Tuhan. Daud mampu melihat dan mau mengakui bahwa di balik kedahsyatan alam ada Allah yang berkuasa atas seluruh alam semesta. Kata 'air bah' dalam ayat 10 di dalam bahasa Ibraninya, selain dalam Mazmur ini, hanya dipakai dalam peristiwa air bah zaman Nuh. Ini menegaskan bahwa Allah berkuasa atas alam semesta karena Ia dapat menggunakan kekuatan alam mendatangkan penghakiman-Nya. Karena itulah tujuan Daud menulis mazmur ini bukan untuk mengajak pembacanya mengagumi puisinya ataupun topan badai itu, namun untuk melihat kebesaran dan kemuliaan Allah, serta memuliakan dan mengagungkan-Nya (1-2). Tindakan Daud adalah tindakan yang sangat mulia sebab memimpin manusia memenuhi panggilannya yaitu diciptakan untuk mengenal dan memuji Allah Sang Pencipta. Ajakannya juga menyatakan bahwa kebesaran dan keagungannya tidak membutakan matanya untuk melihat dan mengakui kebesaran dan kedaulatan Allah atas seluruh alam semesta termasuk di dalamnya adalah dirinya dan seluruh rakyatnya yang menjadi umat Allah sehingga ia tetap bergantung kepada pemeliharaan-Nya (11). Ini berarti Daud tetap menaati tatanan kehidupan di dunia yang dikehendaki oleh Allah yaitu manusia menyembah dan mengagungkan Allah, bukan dirinya sendiri, harta, teknologi, maupun ideologis sehingga Allah ditepikan. Renungkan: Dalam masyarakat kita saat ini, hal-hal apa yang dapat membuat manusia tidak menaati tatanan kehidupan yang dikehendaki Allah? Jika Daud menggubah sebuah puisi, apa yang akan Anda lakukan untuk mendorong dan membimbing orang lain agar mereka mau mengenal dan memuliakan Allah? |



untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [