Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 481 - 500 dari 2318 ayat untuk sama [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.24948265853659) (Hak 2:1) (ende)

Malaekat Jahwe itu sama sadja dengan Jahwe menampakkan diri-Nja. Maksud tjatatan ini ialah: menerangkan mengapa Israil tak berhasil menduduki Kena'an seluruhnja (fasal 1)(Hak 1) dan itu mendjadi djuga sebangsa perumusan adjaran jang terkandung dalam seluruh kitab Hakim2, jakni-Israil dianiaja dan ditindas terus, karena tak setia pada Jahwe, makanja Iapun tak setia pada Israel.

(0.24948265853659) (Hak 2:6) (ende)

Pendahuluan jang kedua ini memberi keterangan, mengapa sedjarah Israil pada djaman para Hakim demikian malangnja. Israil tak setia pada Jahwe, maka ia mesti dihukum. Karena pertobatannja lalu tidak sungguh2, maka jang sama terus diulang sadja, meskipun Jahwe tempo2 menolong dan menjelamatkan.

(0.24948265853659) (1Sam 3:11) (ende)

Antjaman ini pada asasnja sama sadja dengan 1Sa 2:27-36. Mungkin inilah ramalan jang aseli. Ajat 12(1Sa 3:12) merupakan suatu tambahan jang dimasukkan si penjusun untuk menjelaraskan bagian ini dengan 1Sa 2:27-36, sehingga kedua bagian ini merupakan bagian jang bersendiri dan lain.

(0.24948265853659) (1Sam 13:5) (ende)

Kereta (perang) adalah sendjata jang paling hebat pada orang Felesjet.

Israil tidak menggunakannja; djuga kuda belum dipakai Israil dalam perang. Kereta perang itu memuat dua orang, satu untuk mengemudikannja dan jang lain untuk berdjuang. Fungsinja hampir sama dengan fungsi tank dalam tentara modern.

(0.24948265853659) (1Sam 24:13) (ende)

Pepatah ini (seluruh ajat) merupakan suatu tambahan, jang dimasukkan oleh seorang pembatja dalam kisah ini: oleh sebab didalamnja terdapat kata2 jang sama "mendatangkan tangan kepadamu". Makna petuah ini ialah: siapa jang mendjamah si djahat: akan ditimpa oleh jang djahat djuga: karena itu orang harus mentjegah di djahat,

(0.24948265853659) (1Raj 3:12) (ende: Kebidjaksanaan)

jang dianugerahkan kepada Sulaiman ini ialah kebidjaksanaan praktis dalam urusan2 negara. Makna kata disini bukan makna jang biasa dalam kitab2 kebidjaksanaan (dan nabi2), dimana bertjorak keigamaan, hingga hampir sama dengan rasa keigamaan dan hidup susila jang baik. Kebidjaksanaan ini tidak dianugerahkan kepada Sulaiman, sebagaimana dibuktikan riwajat hidupnja.

(0.24948265853659) (1Raj 6:1) (ende)

Tahun pembangunan ini berdasarkan suatu perhitungan buatan, jang membagikan sedjarah Israil sedjak pengungsian (pembangunan Kemah sutji digurun) dan pulangnja umat dari Babel (pembangunan Bait Allah jang terachir) atas dua bagian jang sama pandjangnja, jaitu 12 angkatan atau 480 tahun, hingga pembangunan Sulaiman persis ditengah.

(0.24948265853659) (1Raj 11:5) (ende: 'Asjtoret)

ini ialah dewi Sidon 'Asjtarte. Tetapi dewi kesuburan ini di-mana2 dihormati di Kena'an dan sekitarnja. 'Asjtoret itu tidak sama dengan Asjera atau asjera2.

(0.24948265853659) (Ayb 3:15) (ende)

Penguasa2 disini adalah penguasa2 jang sudah mati dan karena itu sama sadja dengan semua orang mati, kendati kekuasaannja dan kekajaannja didunia ini. Orang2 mati dalam pratala dianggap sebagai bajang2 jang tidak bergerak atau mengalami barang sesuatu atau dapat berbuat sesuatu. Mereka ada, tetapi tidak hidup benar2 (aj. Ayu 17-19).

(0.24948265853659) (Ayb 10:13) (ende)

Allah mentjiptakan Ijob dengan teliti dalam kandung ibunja. Tetapi rupa2nja Ia bermaksud djahat sadja. Ijob rasa dirinja tergantung sama sekali pada Allah jang memperlakukannja se-wenang2nja. Manusia harus bertanggungdjawab tentang segala perbuatannja, tetapi rupa2nja semuanja selalu djahat dan salah sadja didepan Allah, malahan kedjudjurannja.

(0.24948265853659) (Mzm 18:1) (ende)

Mazmur ini menjanjikan kemenangan seorang radja. Berkat bantuan Allah ia sanggup mengalahkan musuh jang kuat sekali, hingga radja sendiri hampir kalah. Ia ditolong Jahwe karena takwanja dan kesetiaannja. Sekarang radja itu, mungkin dalam Bait-Allah, bersjukur kepada Allah.

Mazmur ini sama sadja dengan jang terdapat dalam 2Sa 22:1-51.

(0.24948265853659) (Mzm 22:16) (ende: ditembusnja)

Maknanja tiada terang. Naskah Hibrani tentu rusak,tetapi jang aseli sukar didapat. Terdjemahan2 kunopun amat berbeda satu sama lain. Mungkin adegan itu dibajangkan sebagai pemburuan: "andjing2" pemburu mengepung si malang lalu kaki dan tangannja ditembus anak-panah di pemburu.

(0.24948265853659) (Mzm 28:1) (ende)

Lagu ini adalah doa permohonan (Maz 28:1-5) dan doa sjukur (Maz 28:6-7). Itu diutjapkan oleh seorang jang dianiaja kaum sebangsanja. Untuk keperluan ibadat kemudian ajat2 8(Maz 28:8) dan Maz 28:9 ditambahkan.

(0.24948265853659) (Mzm 42:4) (ende)

Dalam naskah Hibrani ajat ini tiada pasti dan sama sekali tidak terang. Terdjemahan kami dikirakan sadja. Maknanja: Pengarang ingat akan waktu dahulu, bagaimana ia dapat ikut serta dengan pesta2 dan ibadat di Bait-Allah.

(0.24948265853659) (Mzm 59:1) (ende)

Dalam lagu ratap ini seorang jang tak bersalah (Maz 59:4-5) mengutuki musuh2nja, jang menganiaja dan memfitnahnja dengan tidak se-mena2 (Maz 59:4,8,13). Ia sama sekali jakin, bahwa Tuhan akan bertindak dengan keras (Maz 6:8-10) dan sebab itu ia sudah bersjukur kepadaNja.

(0.24948265853659) (Mzm 104:26) (ende: Leviatan)

adalah suatu binatang dahsjat, naga, (seperti Rahab), jang menurut anggapan kaum kafir dahulu menentangi Pentjipta Alam. Tetapi disini adalah machluk Allah, jang sama sekali dikuasai olehNja.

(0.24948265853659) (Mzm 113:9) (ende)

Isteri mandul biasanja dihinakan sadja, malahan ditjeraikan dan ditolak sama sekali. Djadi isteri mandul malang sekali. Tetapi Jahwe mengasihani orang2 malang ini djuga dan memberi kepadanja kedudukan didalam rumah-tangganja se-akan2 mereka ber-anak banjak sekali, alasan kegembiraan jang lebih besar, hingga isteri mandul dihormati dan ditjintai djuga.

(0.24948265853659) (Mzm 130:1) (ende)

Kesadaran akan dosa (Maz 130:1-3) bersama dengan kepertjajaan dan pengharapan pada kebaikan dan belaskasihan Allah (Maz 130:4-6) mentjiptakan lagu tobat ini.

Dan pengarang mengadjak seluruh umatnja, agar ia menaruh kepertjajaan jang sama, kendati dosanja (Maz 130:7-8).

(0.24948265853659) (Ams 25:20) (ende)

Terdjemahan ini dikirakan sadja. Dalam naskah Hibrani ajat ini tiada terang. rupanja sebagian ajat hilang. Terdjemahan Junani menambahkan: Sebagai rengat pada pakaian, dan ulat pada kaju,

demikian kesedihan merugikan hati manusia.

Dalam terdjemahan kami ajat itu berarti: hal2 jang disebutkan sama sekali bertentangan.

(0.24948265853659) (Pkh 1:1) (ende)

PENGCHOTBAH

PENDAHULUAAN

Kitab jang sesuai dengan pendapat Luther kami namakan "Pengchotbah" ini, didalam Kitab Sutji Hibrani di-hubung2kan dengan "Qohelet". Kata ini ada gandingannja dengan kata Hibrani jang berarti: "himpunan, kumpulan". Pula karena bentuk- katanja jang sulit, maka makna kata "Qohelet"-pun tidak begitu djelas. Kami kira suatu keterangan jang boleh diterima, kalau kata ini mengenai seseorang, kang ada sangkut-pautnja dengan suatu himpunan atau rapat orang2 - boleh djadi sekelompok murid guru ilmu kebidjaksanaan. Himpunan itu diketuai dan dipimpinnja dan kepadanja membentangkan pengadjarannja. Dari itu kata "Pengchotbah" hanjalah suatu usaha untuk mendekati arti kata "Qohelet".

Pengchotbah tadi disebut "Putera Dawud, Radja di Jerusjalem" (1,1). Teranglah kiranja, bahwa jang dimaksudkan ialah Sulaiman, radja Israil jang bidjaksana dan kaja dimasa kegemilangan bangsa Jahudi, sebagaimana radja itu hidup dalam hikajat orang2 Jahudi. Ini sesuai dengan gambaran jang disadjikan dalam pasal kedua kitab ini. Namun demikian, kitab itu sendiri memberikan keterangan2 jang tjukup untuk menarik kesimpulan dengan pasti, bahwa bukan Sulaimanlah pengarangnja. Sungguhpun lama orang menganggap Sulaiman sebagai pengarangnja, namun bolehlah dipastikan, bahwa disini kita bertemu dengan chajalan kesusateraan sadja, sebagaimaan tidak djarang terdapat dalam Kitab Sutji dan lazim didjaman dahulu kala. Orang jang mengenal kelaziman ini, tidak akan teperdaja olehnja.

Selain keterangan jang sedikit sekali dalam kitab itu sendiri, tidak ada petundjuk2 lainnja guna menentukan lebih landjut, siapa pengarangnja. Sudah tentulah seorang guru kebidjaksanaan. Bahasa kitab, jang menundjukkan adanja pengaruh bahasa2 asing serta perkembangan kemudian bahasa Hibrani sendiri, dan keternagn2 lainnja lagi menundjukkan, bahwa ia hidup didjaman, ketika Juda sudah bukan keradjaan jang berdaulat lagi, tetapi didjadjah orang2 asing; terangnja didjaman Helenistis, ketika kebudajaan dan agama Jahudi sudah terantjam oleh peradaban Junani. Dari kitab ini adalah salah satu dari antara kitab2 terachir Perdjandjian lama dan pengarangnja kiranja hidup semasa Putera Sirah. Si penchotbah kiranja hidup di Palestina sendiri atau tidak begitu djauh daripadanja - boleh djadi Fenesia, negeri dagang jang tersohor didjaman itu.

Guru ilmu kebidjaksanaan ini sangat boleh djadi tidak menjusun dan menerbitkan sendiri kitab ini. Kitab ini agaknja lebih berwudjud suatu kumpulan amsal2nja, jang dibukukan murid2nja selagi sang guru masih hidup atau tidak lama sesudah meninggal (12,9-10). Anehlah, kalau ia mengadjarkan tidak lebih banjak dari apa jang termuat dalam kitab jang agak ketjil ini. Murid2 hanja mengumpulkan dan mentjatat apa jang menurut pendapat mereka sangat penting dan jang sangat djelas menundjukkan pandangan hidup umum sang guru.

Tjara terdjadinja kitab itu dapat menerangkan pula susunan kitab, jang memberikan kesan ruwet. Djalan pikirannja tidak selalu sama djelasnja dan gandingan antara bagian jang satu dengan bagian jang lainpun kadang2 nampaknja tiada. Umpamanja sadja kumpulan pepatah2 bebas dalam pasal2 9,17-12,8 memutuskan djalan pikiran umum. Tetapi tak perlulah kiranja lalu menduga akan adanja beberapa pengarang atau beberapa murid, jang melengkapi kitab dang guru. Selain tjara lazim orang2 Jahudi berpikir dan mengarang, maka tjara terdjadinjapun dapat kita djadikan pegangan. Sudah pastilah kitab ini muat pepatah2, jang dihidangkan si pengchotbah bukannja pada waktu serta kesempatan jang sama. Lebih tepatlah dikatakan, bahwa pepatah2 itu disampaikan disepandjang hidup sang guru.

Oleh karena itu adjaran kitab ini didalam bagian2nja ditangkap dan saringlah orang harus me-ngira2kan sadja maksud amsal2 tersendiri. Namun demikian, pandangan hidup umum jang dinjatakan dalam seluruh kitab ini adalah djelas. Dengan itu diteguhkan pula, bahwa tokoh jang satu dan sama djualah, jang selalu tampil kemuka dan angkat bitjara. Persoalan, jang memusing2kan si Pengchotbat, ada banja persamaannja dengan persoalan kitab Ijob. Kalau Ijob diasjikan karena soal sengsara, jang ia tidak tahu menemukan pemetjahannja jang memuaskan, maka si Pengshotbah disesakkan oleh ke-sia2-an dunia dan terutama oleh persoalan mati, jang nampaknja mengachiri se-gala2-nja. Ia mentjari makna segala sesuatu, jang achirnja tetap lolos djuga dari tangkapannja. Karena mati se-gala2nja dan teristimewanja hidup manusia serta segala djeri-pajah manusia mendjadi sia2 sama sekali dan kehilangan segala artinja. Entah hidup baik entah djahat, entah bidjaksana entah bodoh kesudahannja selalu sama djuga, jakni mati. Walaupun didalam Perdjandjian Lama teranglah terdapat djua pikiran2 lainnja, namun si Pngchotbah belum lagi mempunjai pemandangan akan sesuatu kekekalan, jang dapat mendjawab banjak dan dimana hidup manusia dapat menemukan gandjaran atau hukumannja. Baginja nampaknja se-gala2nja berachir pada saat mati. Orang saleh dan pendosa. Orang kaja dan miskin, radja dan budak, mereka menemui achir jang sama dan oleh karenanja tidak banjak bedanja dengan hewan. Dari itu si Pengchotbah sampailah kekejakinan, bahwa pandangan hidup jang terbaik bagi manusia ialah tidak terlalu memusingkan dirinja dengan persoalan itu, melainkan menikmati nilai2 nisbi kehidupan sedapat mungkin. Tetapi selaku orang berTuhan, ia toh mau menundukkan segala sesuatunja kepada Allah serta perintah2-Nja (12,13). Kesemuanja inisungguhpun bukan pemetjahan jang sempurna lagi memuaskan, tetapi si pengchotbah jang hidup didalam Perndjandjian Lama itu belum mengenal djawaban jang lebih baik atas persoalan itu. Dipandang dari sudutnja dan mengingat pengetahuan jang ada padanja, maka kesimpulannja jang pesimistis tapi berkegamaan itu dapat diterima. Itu hanja pemetjahan atau djawaban sementara, jang tidak menutup pintu bagi sesuatau jang lebih baik dan jang harus menunggu pembentangan penuh Wahju Ilahi.

Dalam pengadjarannja agaknja si Pengchotbah membantah guru2 ilmu kebidjaksanaan lainnja di Israil (7,25-8,14), seperti umpamanja Kitab Amsal. Orang2 itu mengira sudah memetjahkan persoalan tadi seluruhnja: umur pandjang dan berbahagia adalah gandjaran Allah atas kebajukan, sedangkan hidup tjelaka si pendosa mesti segera berachir. Perempuan2 djalang dan ketidaksetiaan akan hukum Allah mendjadi sebab- musebabnja segala kesengsaraan. Tetapi pemetjahan jang terlalu gampang ini tidak dibenarkan si Pengchotbah. bukan hanja karena kenjataannja tidak selalu berlangsung sebagaimana dikirakan oleh guru2 ilmu kebidjaksanaan itu, tetapi terutama djuga karena mati itu bagaimanapun djua kelihatannja menjudahi semuanja setjara sama. Nah, kalau begitu, apa gerangan artinja umur pandjang jang berbahagia atau keadaan tjelaka itu? Orang saleh dan si pendosa sungguh sama adanja dan tiada lagi soal gandjaran atau hukuman. Meskipun si Penchotbah sendiri tidak mengenal pemetjahan jang sebenarnja, namun ia merasa, bahwa pendapat jang lazim itu bukanlah keterangan jang djitu. Dengan kritiknja ia membuka jalan dan memberikan dorongan, untuk mentjari djawaban jang lain dan bilamana itu sudah diberikan, untuk menerimanja. Seorang jang berguru kepada orang bidjak ini akan terbukalah hatinja bagi Wahju seterusnja.

Demikianlah kitab Pengchotbah beserta dengan kitab Ijob menduduki tempat jang penting dalam perkembangan Wahju Ilahi. Djanganlah Ia dipentjilkan, tetapi arti serta peranannja hendaknja dibuat didalam keseluruhan Perdjandjian Lama dan Perdjandjian Baru. Kitab ini merupakan penguntji suatu masa tertentu dalam perkembangan itu, dan karena persoalan jang diutarakannja merupakan djuga permulaan suatu fase baru, jang lebih mendalam dan lebih luas. Sebagai salah satu dari tokoh2 terachir dari Perdjandjian Lama ia dalam hal ini merupakan persiapan terdekat bagi perdjandjian Baru.

Pada achir kitab ini terdapatlah ichtisar kitab ini.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.12 detik
dipersembahkan oleh YLSA