(0.24652073684211) | (Gal 3:12) |
(ende) Tekanan kalimat ini terletak pada kata "melaksanakan". Hukum taurat menuntut perbuatan-perbuatan lahiriah sadja, bukan jang didjiwai kepertjajaan, dan sebab itu tidak bermutu untuk keselamatan "Hidup" disini bukan berarti mempunjai hidup abadi, melainkan sebagai "tidak mati", atau "tidak dihukum mati". |
(0.24652073684211) | (Gal 3:28) |
(ende) Sebab berselubungkan Kristus jang sama maka sekalian anggota umat merupakan satu kesatuan dan masing-masing sama martabatnja. Martabat ini mengatasi segala martabat dan kemuliaan keduniaan, sehingga segala perbedaan bangsa, kedudukan dalam masjarakat dan kelamin, pudar terhadapnja. Sebab itu perbedaan keduniaan itu djangan diperhitungkan atau diindahkan dalam pergaulan anggota-anggota umat bersama-sama. |
(0.24652073684211) | (Gal 3:29) |
(ende) Tidak ada perbedaan martabat hakiki, tidak pula perbedaan hak asasi diantara saudara-saudara jang bersunat dan jang tidak bersunat. Djangan dipentingkan keturunan djasmani dari Abraham, sebab hal keturunan jang dimaksudkan dalam djandji, ialah keturunan rohani berdasarkan kepertjajaan. Hal ini lebih landjut diuraikan Paulus dalam bab 4 dari surat kepada umat Roma. |
(0.24652073684211) | (Gal 4:9) |
(ende: Dikenal oleh Allah) Ungkapan jang bertjorak bahasa Perdjandjian Lama ini berarti: dipilih dan ditjintai Allah dari kekal. |
(0.24652073684211) | (Gal 4:27) |
(ende) Ini tafsiran dari Paulus atas Yes 54:1. Jerusalem (Keradjaan Allah) dari atas jang didjandjikan Allah kepada Abraham, tetap mandul selama hukum taurat berlaku, sama seperti Sara sebelum diberikan djandji itu. Tetapi setelah djandji itu terpenuhi dalam Kristus, maka Jerusalem dari atas (Keradjaan Allah jang baru) mendjadi Ibu putera-putera Abraham, jang tak terhitung banjaknja. |
(0.24652073684211) | (Ef 5:26) |
(ende) Untuk mengerti kiasan kedua ajat ini, baik diketahui, bahwa dewasa itu termasuk upatjara perkawinan, mempelai wanita dimandikan dan dihias oleh teman-temannja, lalu barulah dengan resmi dihadapkan kepada bakal suami. Kristus sendiri "memandikan" dan "menghias" mempelainja, jaitu umatNja, lalu "menghadapkannja" kepada Dirinja sendiri. |
(0.24652073684211) | (Flp 2:1) |
(ende) Kalimat ini dalam aslinja tidak lengkap. Kami tambahkan kata "dihargai" berdasarkan suatu tafsiran jang masuk akal. Dapat djuga diganti dengan "kamu kehendaki". Atau bagian kedua dapat diterdjemahkan: "kalau kamu lagi menaruh kerukunan roh, tjinta mesra dan iba-hati terhadap aku". |
(0.24652073684211) | (Flp 2:6) |
(ende) Ungkapan-ungkapan asli ajat ini agak kabur, tetapi maksud seluruhnja tjukup terang. Kami menterdjemahkan menurut tafsiran jang sangat umum. Tafsiran itu ialah: Jesus djuga dalam keadaan manusia mempunjai seluruh kemuliaan Allah. Ia sebenarnja berhak memperlihatkannja, tetapi Ia telah menjembunjikannja, sebab perlu untuk melaksanakan tugasNja sebagai Penebus. |
(0.24652073684211) | (Flp 3:12) |
(ende) Bahasa kiasan dalam kedua ajat ini diambil dari dunia olah-raga, guna menghidupkan semangat umat. Kegiatan mereka djangan kalah dengan kegiatan para djuara lari dalam perlombaan untuk merebut hadiah kedjuaraan. |
(0.24652073684211) | (Kol 3:3) |
(ende: Sudah mati) jaitu mengenai hidup lama dalam keadaan berdoa. |
(0.24652073684211) | (1Tes 2:3) |
(ende) Dalam ajat ini dan selandjutnja Paulus membela diri, agar djangan sampai umat pertjaja atau dipengaruhi adjaran-adjaran dan fitnah-fitnah para penentang Paulus. Dalam pada itu ia samar-samar memaksa umat untuk membandingkan kemurnian dan kedjudjurannja dengan sifat-sifat penentang-penentang palsu itu. |
(0.24652073684211) | (2Tes 2:10) |
(ende: Tjinta kebenaran) ialah tjinta Allah mewahjukan kebenaran dan rela membenarkan tiap-tiap manusia berdosa jang bertobat (jang pertjaja). Dari kalimat ini njatalah, bahwa keselamatan abadi, biarpun semata-mata dianugerahkan Allah dan bergantung dari rahmatNja, namun bergantung dari kehendak manusia djuga, jang tetap bebas untuk menolak atau menjambut rahmat Allah itu. |
(0.24652073684211) | (1Tim 3:15) |
(ende: Bertingkah-laku) jaitu oleh umat seperti diuraikan dalam bab II, tetapi tak kurang oleh Timoteus sendiri dan para pemimpin dan diakon, sebagaimana diterangkan dalam bab II ini. |
(0.24652073684211) | (2Tim 1:1) |
(ende) SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS KATA PENGANTAR Dari surat ini, 1:8; 1:16-17 dan 2:9 tjukup njata bahwa ia ditulis dalam pendjara,jaitu dalam tahanan Paulus jang kedua di Roma. Tahanan ini djauh lebih berat dari jang pertama, dan Paulus jakin, bahwa ia akan diachiri dengan tumpahan darahnja sebagai kurban kepada Allah (4:6). Bdl. lagi Pil. 2:17 dan surat ini 4:7-8 dan 18. Surat ini djauh lebih bersifat pribadi daripada jang pertama. Tentang urusan-urusan dalam umat seperti pemimpinan umat-umat tidak dibitjarakan lagi. Hanja lagi tentang pemberantasan aliran adjaran-adjaran dan kesalehan jang tidak sehat dan jang menjimpang dari adjaran dan tjita-tjita Indjil. Kesan-kesan jang kita peroleh, ialah bahwa surat ini hampir melulu dimaksudkan untuk menabahkan hati (1:4) Timoteus, jang gelisah sebab Paulus ditangkap dan dalam tahanan kembali, dan oleh kesulitan-kesulitan jang dihadapinja dalam pekerdjaan-pekerdjaan di, Efesus. Ia rupanja kurang bersemangat untuk berdjuang, segan-segan berbitjara dan takut-takut terhadap pengadjar-pengadjar palsu, bimbang-bimbang dan kurang tegas dalam bertindak. Memang tubuhnja lemah dan banjak sakit. Paulus mengingatkannja akan rahmat Tuhan jang memberi pengertian dan memperkuat, akan penderitaan-penderitaan dan kurban Kristus bagi penielamatan dunia, dan djuga akan pendirian dan sikap serta semangat berkurban dirinja sendiri, sebagai pengikut dan pedjuang Kristus. Achirnja Paulus minta supaja Timoteus selekas mungkin datang ke Roma, dan memberitakan bahwa ia telah menentukan wakil-wakilnja untuk beberapa wilajah: Tichikus sebagai pengganti Timoteus untuk Efesus, Krescens ke Galatia, Titus ke Dalmatia, dan menurut Tit. 3:12 Artemas untuk Kreta. |
(0.24652073684211) | (Ibr 6:19) |
(ende: Ruangan jang paling dalam dibelakang tirai) tempat Allah bersemajam disurga. Keterangan lebih landjut akan diberikan dalam bab 9 (Ibr 9). Dalam bab ini pengarang chususnja hendak menundjukkan bahwa imamat Perdjandjian Lama telah dibatalkan dan diganti dengan imamat agung Kristus, dan ibadat lama (kurban-kurban dikenisah) diganti dengan Kurban Kristus disalib. |
(0.24652073684211) | (Ibr 8:2) |
(ende: Pelaksanaan ibadat) Demikian kami terdjemahkan istilah asli "leiturgos", jang dalam bahasa Kitab Kudus (Septuaginta) berarti imam jang melakukan upatjara pengurbanan resmi didalam kenisah. |
(0.24652073684211) | (Ibr 11:13) |
(ende: Tanpa memperoleh) Mereka didunia ini tidak sampai menikmati kebenaran dan rahmat keradjaan Kristus. Mereka melihat itu hanja kabur-kabur dari djauh, tetapi mereka pertjaja akan djandji Allah dan bahwa mereka pada achir zaman pasti memperoleh kenikmatan itu bersama dengan kita. Bdl. Ibr 11:39 dan Ibr 11:40. |
(0.24652073684211) | (Ibr 12:18) |
(ende: Mendekati) jaitu mendekati Allah. |
(0.24652073684211) | (1Ptr 1:1) |
(ende) SURAT PERTAMA SANTU PETRUS KATA PENGANTAR Pengarang Sedjak dari permulaan, Para Bapak Geredja sependapat bahwa St. Petruslah penulis surat ini. Kesatuan pendapat itu telah utuh, sampai ketika sardjana- sardjana Kitab Kudus dari djaman modern ini mengemukakan beberapa keberatan terhadapnja. Isi surat ini sendirilah jang harus memberi putusan dan penjelesaian jang sebenarnja. Disamping setjara terang-terangan menundjukkan dirinja sebagai Petrus, "Rasul Kristus", pengarang sepintas lalu dalam bab 5:1 menjebut dirinja sebagai rekan-imam dan penjaksi kesengsaraan Kristus". Djuga Markus, jang oleh Papias disebut sebagai "djuru bahasa" Petrus di Roma, disangka ada bersama Petrus, tatkala dia menulis suratnja (5:13). Keaslian surat ini diperteguhkan lagi oleh beberapa perhubungannja dengan kehidupan dan pengadjaran Kristus . Gaja bahasa Djunani, sekalipun kurang mutunja daripada gaja jang dipergunakan oleh St. Jakobus dalam suratnja, dahulu pernah dianggap sebagai suatu alasan untuk mengingkari Petrus sebagai pengarang surat ini. Namun sebagaimana halnja dengan Jakobus dan Judas, orang sama menjetudjui sekarang sistim pemakaian djurutulis, jang tentu djuga terdjadi pada masa Petrus. Penulis terus terang mengatakan bahwa ia menulis "dengan perantaraan Silvanus" (5:12). Akibatnja ialah sekalipun isi pikiran itu timbul dari Petrus, tetapi bahasanja disusun oleh djurutulisnja. Pembatja Ajat pertama dari surat ini menundjukkan bahwa ia ditulis untuk orang serani di Asia Ketjil. Entah orang-orang serani itu terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi atau kafir, masih dipersoalkan. Karena alasan-alasan jang diberikan belum mentjapai persetudjuan penuh, maka rasanja dapat dikatakan bahwa tak ada kelompok orang serani tertentu jang dimaksudkan. Dengan pasti ialah bahwa bagian terbesar orang serani terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi. Tetapi tatkala surat ini ditulis, Paulus dan rekan-rekannja telah menobatkan banjak orang kafir di Asia Ketjil. Kemungkinan jang terbesar ialah bahwa surat ini ditudjukan kepada Para miskin dan hamba sahaja di Asia Ketjil (2:18). Waktu, kesempatan dan tempat dimana surat ini ditulis Pada kesempatan mana Petrus menulis surat ini, tidak kita ketahui. Dari isi surat hanja dapat kita simpulkan bahwa Petrus bermaksud memberanikan orang serani dalam pertjobaan, dan menghidupkan iman jang mendapat serangan sekian banjak (4:12). Bahwa surat ini ditulis di Roma, itu tentu pasti. Dengan menjebut nama Babylon (5:13), Petrus agaknja hendak mengawaskan kota Roma jang kafir itu, jang kedjajaannja menjamai kemakmuran djasmani Babylon purba. Karena Petrus meninggal di Roma pada djaman penganiajaan Nero, dan karena ketika itu penganiajaan belum lagi meletus, maka agaknja surat ini ditulis mendjelang achir tahun 64 ses. Kristus. Kepastian waktu surat ini menundjukkan bahwa kutipan-kutipan surat St. Paulus didalam surat St. Petrus itu mungkin. Gajabahasa Sekalipun surat ini, sebagaimana djuga surat St. Jakobus, pada dasarnja
berisikan adjakan moril, namun dalam beberapa hal ia bukan memuat adjaran moral.
la lebih menjerupai bentuk sebuah surat dengan suatu kata pendahuluan jang
pandjang (1:1-2), lalu menjusul suatu doa sjukur (1:3-5) jang lazim kedapatan
pada banjak surat dizaman itu, dan berachir dengan suatu utjapan selamat ( Adjaran Karena surat ini pada dasarnja berisi suatu adjakan moril, maka djangan kita harapkan suatu pementasan kebenaran dogmatis jang teratur didalamnja. Tetapi, kita bisa menemukan djuga teologi jang kaja dan dalam disitu. Kebenaran teologis jang asasi ialah bahwa orang kristen diseluruh dunia ini bersatu (5:9); dahulunja mereka pendosa (2:24) jang tak tahu suatu apapun (1:14) tetapi kini mereka telah ditebus oleh darah kudus Kristus (1:18-19) dan dipilih untuk berbakti kepadanja (1:2). Tjaranja mereka ditebus itu diterangkan sedjelas-djelasnja. Allah Bapa, jang maharahim (1:3) dan kudus (1:15-16), sudah merentjanakan penjelamatan mereka (1:2), bahkan sebelum dunia tertjipta (1:20). Nabi-nabi Perdjandjian Lama menginsjafi rentjana tersebut dan bernubuat pula tentang rentjana itu (1:10-12). Rentjana itu dipenuhi dalam sedjarah dengan kedatangan Kristus, jang biarpun tak bersalah (1:19; 2:22), tetapi menderita sengsara (2:21; 4:1), dan wafat disalib (2:24; 3:18). Hasil daripada sengsara dan wafat Kristus ialah penjilihan dosa manusia (1:18; 3:18). Mati untuk dosa berarti lahir kembali kesuatu hidup baru jang telah diperoleh berkat kebangkitan Kristus (1:3), dan itu kita dapat dalam Sakramen Permandian (3:12), suatu Sakramen jang telah digambarkan lebih dahulu dalam peristiwa ai bah (3:20). Oleh ketaatan kepada Kristus (1:2), dan iman terhadap ebasiat penebusanNja (1:5,7-9), orang kristen ada harapan untuk memperoleh istirahat abadi disurga (1:5; 3:22). Akan memperoleh gandjaran kekal, orang kristen hendaknja kudus (1:15),
melawan penggodaan setan (5:8-9), meninggalkan dosa-dosa dahulu ( Biarpun kehidupan sematjam itu kelihatan sukar, toh akan lebih mudah karena diteladani oleh Kristus sendiri (2:21; 3:17; 4:1), oleh semakin mendekatinja (2: 3-4), oleh kesadaran bahwa mereka mengambil bagian dalam penderitaannja (4:13), dan oleh memikirkan kedudukan mereka jang tinggi dimata Allah "batu-hidup", didalam rumah Allah (2:5), suatu bangsa jang terpilih, imamat radjawi, umat jang kudus (2:9). Dengan tjara hidup demikian, orang kristen dapat hidup dengan penuh kepertjajaan kepada penjelenggaraan Allah (5:7), kepada pengadilan ilahi pada achir zaman, suatu peristiwa jang dirasa Petrus sudah dewat (4:5,7,17), dan akan berachir serta diberkati oleh penampakan mulia Jesus (1:7; 5:1,4). |
(0.24652073684211) | (1Yoh 2:7) |
(ende: Hukum) atau "perintah lama" disini ialah hukum kasih,jang telah diberi Jesus kepada Rasul-rasulNja pada perdjamuan achir. Orang-orang serani pun telah mengetahui hukum ini sedjak bertobatnja, namun diperingati St. Joanes dengan suratnja karena belum dipraktekkan dalam hidup serani sebagai seorang serani. |