Maka berbicaralah Yonadab, anak Simea, kakak Daud, katanya: "Janganlah tuanku menyangka, bahwa semua orang muda anak-anak raja itu, telah dibunuh. Hanya Amnon yang mati, sebab hal itu telah terlihat pada air muka Absalom, sejak Amnon memperkosa Tamar, adiknya.

Raja Daud telah menyuruh orang kepada Zadok<x id="u" /> dan Abyatar, imam-imam itu, dengan pesan: "Berbicaralah kepada para tua-tua Yehuda, demikian: Mengapa kamu menjadi yang terakhir untuk membawa raja kembali ke istananya?" Sebab perkataan seluruh Israel telah sampai kepada raja.

maka pergilah Daud mengambil tulang-tulang<x id="n" /> Saul dan tulang-tulang Yonatan, anaknya, dari warga-warga kota Yabesh-Gilead,<x id="o" /> yang telah mencuri tulang-tulang itu dari tanah lapang di Bet-San,<x id="p" /> tempat orang Filistin menggantung<x id="q" /> mereka, ketika orang Filistin memukul Saul kalah di Gilboa.<x id="r" />

Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata kepadanya: "Akan datangkah menimpa engkau tiga tahun kelaparan<x id="e" /> di negerimu? Atau maukah engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari hadapan lawanmu, sedang mereka itu mengejar engkau? Atau, akan adakah tiga hari penyakit sampar<x id="f" /> di negerimu? Maka sekarang, pikirkanlah dan timbanglah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku."

Dan kepada imam Abyatar<x id="j" /> raja berkata: "Pergilah ke Anatot,<x id="k" /> ke tanah milikmu, sebab engkau patut dihukum mati, tetapi pada hari ini aku tidak akan membunuh engkau, oleh karena engkau telah mengangkat tabut<x id="l" /> Tuhan ALLAH di depan Daud, ayahku, dan oleh karena engkau telah turut menderita dalam segala sengsara yang diderita<x id="m" /> ayahku."

Dan TUHAN akan menanggungkan<x id="u" /> darahnya<x id="v" /> kepadanya sendiri, karena ia telah membunuh dua orang yang lebih benar dan lebih baik<x id="w" /> dari padanya. Ia membunuh mereka dengan pedang, dengan tidak diketahui ayahku Daud, yaitu Abner bin Ner, panglima Israel, dan Amasa<x id="x" /> bin Yeter, panglima Yehuda.

Lalu Salomo berkata: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia,<x id="a" /> benar dan jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak<x id="b" /> yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini.

Maka sekarang, ya TUHAN, Allah Israel, peliharalah apa yang Kaujanjikan<x id="x" /> kepada hamba-Mu Daud, ayahku, dengan berkata: Keturunanmu takkan terputus di hadapan-Ku dan tetap akan duduk di atas takhta kerajaan Israel, asal anak-anakmu tetap hidup di hadapan-Ku sama seperti engkau hidup di hadapan-Ku.

Dan jika engkau mendengarkan segala yang Kuperintahkan kepadamu dan hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan apa yang benar<x id="i" /> di mata-Ku dengan tetap mengikuti segala ketetapan<x id="j" /> dan perintah-Ku seperti yang telah dilakukan oleh hamba-Ku Daud, maka Aku akan menyertai engkau dan Aku akan membangunkan bagimu suatu keluarga<x id="k" /> yang teguh seperti yang Kubangunkan bagi Daud, dan Aku akan memberikan orang Israel kepadamu.

Setelah seluruh Israel melihat, bahwa raja tidak mendengarkan permintaan mereka, maka rakyat menjawab raja: "Bagian<x id="x" /> apakah kita dapat dari pada Daud? Kita tidak memperoleh warisan dari anak Isai itu! Ke kemahmu, hai orang Israel!<x id="y" /> Uruslah sekarang rumahmu sendiri, hai Daud!" Maka pergilah orang Israel ke kemahnya,<x id="z" />