(0.15584882352941) | (Pkh 2:1) |
(sh: Menikmati hidup (Kamis, 30 September 2004)) Menikmati hidupMenikmati hidup. Pastor Henri Nouwen adalah seorang dosen di Universitas Harvard, Amerika yang sering menjadi pembicara dalam seminar di kalangan orang-orang terpelajar pada waktu itu, namun akhirnya ia meninggalkan semua kegiatan itu dan mengabdikan waktu, tenaga dan dirinya untuk melayani orang-orang yang mentalnya terbelakang di Belanda sampai ia meninggal di sana. Pastor Henri Nouwen memilih untuk menghambakan dirinya kepada Kristus dan tidak menerima pujian duniawi atas prestasi akademisnya itu. Hal yang sama juga dirasakan oleh Raja Salomo, yaitu ia menilai semua hal yang dulu menjadi kebanggaannya telah dianggapnya sia-sia. Raja Salomo adalah seorang raja yang kaya-raya, terkenal, berhikmat serta telah menikmati semua keindahan dunia ini (ayat 1-10). Akan tetapi, baginya menikmati hidup bukanlah terletak pada harta yang berlimpah, keberhasilan mencapai prestasi tertentu, menjadi orang terpandai di dunia melainkan berdasarkan pada anugerah yang diberikan Tuhan untuk dapat menikmati "pahit-manisnya" hidup ini (ayat 24-25). Sebab semua usaha yang dilakukan manusia dengan susah-payah untuk meningkatkan keadaan hidupnya menjadi lebih baik pada akhirnya akan sia-sia karena ia tidak akan membawa keberhasilannya itu setelah ia meninggal (ayat 16-17). Manusia yang berjuang untuk menjadi lebih kaya pada akhirnya kekayaan yang dikumpulkannya itu akan diambil oleh orang lain yang tidak layak menikmatinya (ayat 18,21). Tuhanlah yang menentukan siapakah yang akan menikmati hasil kerja keras orang tersebut (ayat 26). Banyak orang yang dalam hidupnya menetapkan sasaran tertentu sebagai syarat keberhasilannya, tetapi ketika tidak dapat meraihnya menjadi orang yang kecewa, sedih, putus asa dan menganggap Tuhan tidak adil. Sebaliknya, ada beberapa orang yang mampu menikmati hidupnya meskipun ia tidak sukses. Bagaimana dengan kita? Renungkan: Orang yang dapat menikmati hidup ini adalah orang yang mampu bersyukur dan menerima segala anugerah yang Tuhan berikan kepadanya. |
(0.15584882352941) | (Yes 38:1) |
(sh: Kedaulatan Allah (Senin, 27 September 2004)) Kedaulatan AllahKedaulatan Allah. Sakit yang dialami oleh Hizkia karena barah (bisul)(ayat 21) menyebabkan ia semakin mengenal Allah. Sebelumnya Hizkia diizinkan melihat kedaulatan Allah melalui peristiwa serangan raja Asyur atas Yerusalem (ayat 36:1-22) dan melalui penyertaan-Nya sehingga Israel terluput dari kehancuran (ayat 37:1-38). Kini Hizkia mengalami lagi kebaikan Allah atas tubuhnya sendiri. Peristiwa-peristiwa ini jelas menunjukkan betapa sayang Allah kepada orang yang dikasihi-Nya. Dalam nas ini, Hizkia mempelajari kedaulatan Allah atas hidup manusia (ayat 1-2). Kerendahan hatinya adalah dasar dari kehidupan doa Hizkia yang berinti permintaan belas kasih Allah. Bahwa ia menyebut keberaniannya menghapuskan penyembahan berhala dari tanah Israel (ayat 2Taw. 29-32) bukan suatu kesombongan atau menuntut upah, tetapi ungkapan kesungguhan imannya. Peristiwa ini juga menyatakan Allah sebagai penjawab doa. Allah berkenan menyembuhkan Hizkia dan menambahkan usianya (ayat 4-5) bahkan juga memberikan kebebasan Israel dari raja Asyur (ayat 6). Untuk janji pelepasan Israel, Allah memberi tanda yaitu bayang-bayang matahari pada penunjuk matahari buatan Raja Ahas akan mundur sepuluh tapak. Untuk janji kesembuhan dirinya, Hizkia meminta tanda lain (ayat 22). Dari pergumulan mati-hidup yang dahsyat ini lahirlah sebuah pujian yang indah dan sarat kebenaran (ayat 9-20). Di dalamnya Hizkia mengungkapkan pengalamannya menghadapi maut dan fakta bahwa dirinya fana adanya (ayat 10-12). Dalam mazmur doa ini, Hizkia menunjukkan sikap tunduk kepada kehendak dan keputusan Allah (ayat 13-16). Sementara menggumuli masalahnya dengan Allah itu, Hizkia mengalami peneguhan dalam imannya (ayat 17-20). Kesembuhan Hizkia menjadi bukti total kedaulatan Allah. Ia bukan hanya berdaulat atas bangsa-bangsa di dunia, tetapi Ia juga berkuasa atas penyakit dan hidup umat-Nya. Apa yang menjadi masalah Anda? Ambillah sikap seperti Hizkia yang memercayai Allah sepenuhnya. Ingat: Allah berdaulat atas segala sesuatu. Kedaulatan Allah memampukan kita bersikap tenang menghadapi hidup ini. |
(0.15584882352941) | (Yes 43:14) |
(sh: Allah menghapus air mata umat-Nya (Sabtu, 30 Juli 2005)) Allah menghapus air mata umat-NyaAllah menghapus air mata umat-Nya Hukuman pembuangan bagi Israel telah berakhir oleh inisiatif Allah (ayat 14). Ia membebaskan Israel sebab Israel milik kepunyaan-Nya. Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah Yang Mahakudus, Raja Israel ketika Ia melepaskan umat-Nya itu (ayat 15). Penyataan identitas itu dilakukan-Nya sebagai sebuah proklamasi. Hal ini ditujukan-Nya kepada ilah-ilah lain dan semua bangsa di bumi karena mereka beranggapan Allah Israel tidak berkuasa menolong umat-Nya (ayat 14, 16-17). Allah memulihkan keadaan Israel sehingga hubungan antara Israel dan Allah menjadi baru kembali (ayat 19). Pembaruan hubungan itu digambarkan sebagai hal yang aiaib seperti jalan di padang belantara, sungai-sungai di belantara, dan air yang memancar di padang gurun. Hasilnya umat Allah akan memuliakan nama-Nya bahkan binatang hutan, serigala, dan unta melakukan hal yang sama (ayat 20). Mengapa Allah mau memulihkan Israel padahal mereka telah melupakan-Nya? Karena Dia tahu keterbatasan umat-Nya dalam menaati perintah-perintah-Nya (ayat 22-24). Maka Ia tidak menimpakan murka-Nya setimpal dengan kesalahan umat-Nya melainkan Ia menghapusnya karena Diri-Nya (ayat 25). Allah telah mengenal kebebalan umat-Nya semenjak kaum leluhurnya sampai kepada para pemimpin rohani yang telah terbukti mengecewakan-Nya (ayat 26-27). Meskipun demikian, kebebalan umat-Nya harus diubahkan dengan belajar menderita untuk sesaat (ayat 28). Sungguh ajaib Allah kita. Hajaran-Nya terhadap setiap anak-Nya yang melanggar firman-Nya adalah hajaran kasih. Bila hajaran itu terasa menyakitkan sehingga menimbulkan tetesan air mata pertobatan, ingatlah Dia pun menitikkan air mata kasih. Oleh karena itu, jangan sia-siakan belas kasih-Nya. Bertobatlah dan nikmati kembali anugerah dan kemurahan-Nya. Renungkan: Jangan undur jika Anda ditegur-Nya karena Dia ingin Anda bertobat. |
(0.15584882352941) | (Yes 46:1) |
(sh: Untung Allah tidak lentur sikap! (Jumat, 5 Agustus 2005)) Untung Allah tidak lentur sikap!Untung Allah tidak lentur sikap! Kecenderungan berpaling kepada berhala mengancam umat Allah dahulu juga sekarang. Wujud berhala tidak harus patung dan dewa dewi sesembahan. Penyembahan berhala sudah terjadi ketika hati menolak tunduk kepada Allah sejati. Orang cenderung memberhalakan apa saja sebab berhala dapat dicocokkan sesuai selera, sedangkan Allah tidak. Allah tidak lentur, tetapi teguh setia pada diri-Nya dan bukan pada selera serta keinginan manusia. Ia kudus dan benar adanya, berbeda tajam dari berhala yang justru menyuburkan praktik-praktik tidak bermoral. Allah berdaulat dan berkuasa, sedangkan berhala tidak berdaya. Firman Allah ini membongkar kebodohan dan kejahatan dosa penyembahan berhala. Bel dan Nebo ternyata patung-patung yang tidak berdaya. Berhala-berhala itu bukan menjadi penolong melainkan beban (ayat 1-2). Betapa bodoh menyembah berhala! Bagi umat Israel yang dikasihi Allah dan yang mengalami kesetiaan serta keperkasaan-Nya, tindakan menyembah berhala bukan saja kebodohan melainkan suatu kejahatan (ayat 3-4)! Allah tidak layak dibandingkan dengan dewa dewi dan berhala apa pun (ayat 5-7). Untunglah Allah teguh setia kepada diri-Nya, tidak lentur seperti berhala yang memenuhi keinginan dosa manusia. Allah tidak berubah dalam sifat-sifat-Nya, juga tidak berubah dalam komitmen-Nya kepada umat pilihan-Nya (ayat 10-11). Karena itu, Ia yang setia kepada perjanjian kekal-Nya itu bertindak menyelamatkan umat-Nya. Keselamatan bukan kompromi Allah dengan kedurhakaan manusia. Keselamatan adalah ketegasan Allah membebaskan umat-Nya dari dosa dan kesesatan. Karena itu, Allah menuntut umat-Nya sadar dan malu lalu bertobat (ayat 8). Keselamatan berarti seseorang sepenuhnya menempatkan Dia sebagai Allah sehingga ia mengalami kebenaran dan kesejatian hidup. Komitmenku: __________________________________________________________________________________________ |
(0.15584882352941) | (Yes 52:13) |
(sh: Hamba yang menderita (Minggu, 14 Maret 1999)) Hamba yang menderitaHamba yang menderita. Di jaman dulu maupun sekarang ini, tidak umum bila seseorang yang benar secara hukum membiarkan dirinya disiksa tanpa membuka mulut untuk pembelaan. Namun nabi Yesaya memaparkan kepada kita bahwa ada seseorang yang disebutnya Hamba yang menderita yang sanggup melakukan itu. Hamba itu diremukkan, dihina, diejek, diperlakukan sewenang-wenang. Tidak hanya itu, bahkan dalam kematiannya, dia dimasukkan dalam kalangan pemberontak (53:12). Bagi seorang manusia biasa penderitaan dan kesengsaraan yang dialaminya justru selalu diusahakan untuk dihindari (53:3). Yesaya memaparkan makna yang terkandung di balik penderitaan hamba itu. Dikatakan Yesaya bahwa semua itu adalah bagian dari kehendak dan rencana agung Allah demi korban penebusan salah bagi manusia (53:10). Kristus Sebagai Penggenap. Nubuat hamba Tuhan yang menderita ini digenapi dalam diri Yesus Kristus. Sama sekali tak terlihat usaha pembelaan diri-Nya. Namun justru di sinilah letak rahasia keagungan kasih Allah. Dengan mempertaruhkan Putra-Nya, Sang Bapa merencanakan penyelamatan kita. Bagi kita, penyelamatan itu memang tanpa pembayaran apapun, tetapi dari sudut Allah, penyelamatan itu menuntut pengorbanan Yesus, Anak Tunggal Bapa. Benarkah sudah kita sadari bahwa Dialah Juruselamat kita pribadi? Coba kita baca ulang dan resapi kalimat yang tertulis pada ayat 5. Gantilah setiap kata "aku" dengan kata "kita". Kesan apa yang kita terima? Kasih yang tak ternilai. Menyadari kasih pengorbanan Yesus Kristus membuat kita mampu mengasihi siapa saja, tanpa harus memandang asal, keturunan, dlsb. Dan kita pun menjadi anak-anak Bapa yang mengenal damai dan bersedia membawa damai. Doa: Ya Bapa yang kudus, sesungguhnya pengorbanan Putra-Mu yang Tunggal adalah anugerah terbesar yang kami terima dalam hidup ini. Ajar kami selalu bersyukur atas hal itu dan hidup sesuai dengan pembenaran-Mu itu. Amin. |
(0.15584882352941) | (Yer 4:5) |
(sh: Aduh, dadaku, dadaku! (Jumat, 1 September 2000)) Aduh, dadaku, dadaku!Aduh, dadaku, dadaku! Musuh dahsyat yang akan membawa kehancuran bagi bangsa Yehuda sudah di ambang pintu (7, 11-13). Itu merupakan penghukuman Allah atas bangsa Yehuda yang tetap tidak mau bertobat walaupun telah berkali-kali Allah memperingatkan mereka (8, 17-18). Yeremia menggunakan berbagai macam cara dan ungkapan perasaan serta emosi untuk menyampaikan bagaimana dahsyatnya penghukuman bagi bangsa Yehuda. Ia memberitahukan, mengabarkan, meniup sangkakala, dan berseru keras-keras (5). Ia menangisi, meratapi ('aduh, dadaku, dadaku!'), dan menggeliat kesakitan hingga tidak dapat berdiam diri karena rentetan gelombang kehancuran dahsyat yang akan terjadi akibat dosa-dosa bangsa Yehuda (19-20). Apa yang telah dilakukan Yeremia memberi teladan bagi kita bahwa ia tidak menunjukkan sikap merasa paling suci, paling benar lalu menghakimi sebuah bangsa yang memang sudah sarat dengan dosa-dosa yang menjijikkan. Sebaliknya Yeremia, seperti Paulus dan Yesus Kristus, menangisi dosa-dosa bangsanya, mengidentifikasikan dirinya dengan mereka yang akan menerima konsekuensi dosa dan tetap tinggal bersama bangsanya ketika mereka akan menghadapi segala bencana kehancuran (5, 19 bdk. Luk. 19:41-44 dan Flp. 3:18). Bagaimana kita sekarang meresponi dosa-dosa yang terjadi dalam masyarakat serta konsekuensinya? Harus kita akui bahwa sikap kita sangat jauh berbeda dengan Yeremia. Kita seringkali membuat jarak sehingga meresponi semua itu dari jauh. Kita mungkin melakukannya secara profesional dengan menyediakan waktu konseling, terapi, ataupun mendirikan yayasan-yayasan. Itu semua memang berguna dan penting pada saat menghadapi situasi tegang dan krisis, pada saat mengalami ketidakadilan dan kekerasan. Namun kedekatan dan kehadiran kita di dalam hidup mereka, doa, solidaritas, dan perhatian tidak dapat dan tidak mungkin digantikan dengan cara-cara profesional tadi. Renungkan: Sejauh manakah keterlibatan kita dalam menggumuli keterpurukan bangsa kita? Apakah kita pun memiliki hati seperti Yeremia yang mau mengidentifikasikan dirinya dengan bangsanya? Tidak ada solusi konkrit tanpa keterlibatan nyata melalui kehadiran kita dalam hidup bangsa kita. |
(0.15584882352941) | (Yer 29:24) |
(sh: Jangan mau dibungkam (Sabtu, 21 April 2001)) Jangan mau dibungkamJangan mau dibungkam. Bagaimana perasaan kita jika perhatian dan usaha yang kita lakukan demi kebahagiaan orang lain ditanggapi negatif? Apalagi jika diputarbalikkan orang lain sehingga perhatian dan usaha kita yang baik menjadi jelek di mata orang lain? Ini yang dialami oleh Yeremia. Perhatian dan usahanya kepada bangsa Yehuda dalam pembuangan sedemikian besar, sehingga ia mau menulis firman Tuhan yang ia terima dan mengirimkannya kepada mereka. Itu dilakukan demi masa depan mereka. Namun apa yang Yeremia terima dari salah seorang dari antara mereka? Semaya memutarbalikkan kabar baik dari Allah yang disampaikan oleh Yeremia hingga menjadi kabar dukacita bagi Yehuda. Untuk menguatkan berita yang ia sampaikan, ia berani melakukan kebohongan yang luar biasa yaitu menyatakan dirinya sebagai pembawa berita dari Allah. Ia juga membungkam Yeremia dengan meminjam tangan imam Zefanya. Betapa jahatnya Semaya. Ia menghalangi bangsa Yehuda untuk mendengar berita pengharapan di tengah-tengah penderitaan dan membungkam pembawa berita. Ini berarti ia juga berusaha membungkam Allah. Ironis sekali pengalaman Yeremia. Ia menyampaikan pengharapan kepada orang yang menderita namun dirinya kini seakan-akan tiada pengharapan karena ancaman dari Semaya. Bagaimanakah respons Yeremia? Ia tidak heran sebab ia menyadari bahwa nabi palsu akan bersuara lebih keras darinya. Ia juga tidak takut namun ia tetap berpegang teguh dan memberitakan berita pengharapan dari Allah. Namun Allah tidak membiarkannya sendiri. Ia menjaganya melalui imam Zefanya. Ia seharusnya menyingkirkan Yeremia tetapi mengapa ia malah membacakan surat Semaya kepada Yeremia? Allah juga menyatakan penghukuman atas Semaya dan keturunannya. Walaupun penghukuman-Nya itu baru pernyataan, ini sudah memanifestasikan bahwa Allah tidak membiarkan hamba-Nya yang memberitakan firman-Nya dilecehkan bahkan disakiti. Renungkan: Karena itu jangan kaget bila apa yang dialami Yeremia menimpa kita pada masa kini. Manusia mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk memutarbalikkan Injil menjadi berita duka. Namun jika ini terjadi pada kita, jangan biarkan mereka berhasil membungkam kita. Tetaplah beritakan dan bersandar kepada Allah. |
(0.15584882352941) | (Yeh 24:15) |
(sh: Babatan Allah itu membersihkan (Kamis, 13 September 2001)) Babatan Allah itu membersihkanBabatan Allah itu membersihkan. Allah menyiapkan hati Yehezkiel yang akan kehilangan istrinya tercinta, tetapi ia tidak diperkenankan meratapi kematiannya di depan umum. Tidak ada seremoni perkabungan. Hal ini bukan berarti Allah melarang Yehezkiel untuk bersedih hati secara pribadi atas kematian istrinya. Tidak berbela-sungkawa secara lahiriah dimaksudkan sebagai tanda bahwa kejatuhan Yerusalem dan Bait Suci akan sedemikian hebatnya, sehingga penduduknya tidak sempat menyatakan kesedihan mereka. Ketaatan hamba Tuhan yang bernama Yehezkiel ini semestinya termasuk tugasnya yang paling berat selaku seorang pengawas dan penjaga umat Allah. Walaupun ia sangat sedih atas kematian istrinya, ia masih harus menyampaikan seruan Tuhan kepada bangsa pemberontak itu. Yehezkiel dapat merasakan penderitaan Allah karena Allah sebentar lagi akan kehilangan umat-Nya, kota-Nya, dan Bait Suci- Nya, sama seperti dirinya yang akan kehilangan istri yang paling dikasihinya. Allah memakai cara ini agar Yehezkiel merasakan apa yang dirasakan Allah, sehingga ia dapat menyampaikan sesuai kepedihan hati Allah. Kristen kadangkala diizinkan mengalami berbagai kejadian pahit. Hal itu dapat berupa kehilangan reputasi diri, kebangkrutan usaha, perceraian dini, kematian orang yang dekat di hati, konflik di dalam lingkungan kerja, atau kecelakaan lalu lintas. Namun satu hal prinsip harus diingat bahwa seringkali kita yang mengundang bencana kehidupan itu melanda hidup kita karena melalaikan berbagai peringatan dan teguran Tuhan yang memperhatikan kita. Bila semuanya sudah terjadi, barulah kita tertatih-tatih meniti langkah mengikuti Tuhan sambil membenahi diri. Adalah jauh lebih baik apabila kita tidak mengabaikan peringatan Tuhan daripada harus menerima murka-Nya. Renungkan: Ibarat seorang pembawa logam mulia yang nyaris tenggelam di dasar laut, ia hanya dapat menyelamatkan diri bila rela melepaskan semua bebannya. Demikian pun Kristen yang belum sungguh-sungguh hidup untuk-Nya, harus merelakan dirinya mengalami kepahitan, bila Allah membabat untuk membersihkan karakter kita yang berulangkali menyimpang dari kebenaran. Bagi para hamba Tuhan, ingatlah bahwa pengalaman yang Tuhan izinkan kadangkala bertujuan melengkapi kita agar menyampaikan firman-Nya sesuai hati Tuhan. |
(0.15584882352941) | (Yeh 37:15) |
(sh: Kuasa anugerah Tuhan yang mempersatukan (Jumat, 16 November 2001)) Kuasa anugerah Tuhan yang mempersatukanKuasa anugerah Tuhan yang mempersatukan. Racun dosa yang menyebar ke seluruh kehidupan umat Allah tidaklah berdampak tunggal. Kuasanya merembes ke dalam setiap aspek kehidupan manusia dan menghasilkan berbagai kerusakan. Kerusakan yang diakibatkan oleh pengaruh dosa bagi Israel bukan hanya berdampak pada hancurnya harapan mereka sebagai suatu bangsa (ayat 37:1-14), melainkan terlebih dahulu telah menghancurkan sendi-sendi relasi yang membangun kesatuan umat Tuhan. Kehadiran dosa di tengah-tengah Israel telah merusak hubungan mereka dengan Tuhan dan menceraikan kerajaan mereka menjadi kerajaan Utara dan Selatan. Berita restorasi yang dikumandangkan Yehezkiel pada bagian ini mendengungkan dua janji pemulihan, yakni: [1] Janji bahwa Tuhan akan memulihkan hubungan antara Diri-Nya dengan Israel, yang diikat oleh perjanjian kekal Allah yang akan terus berlangsung selama-lamanya (ayat 21, 23-28); dan [2] Janji bahwa Israel akan kembali menjadi satu bangsa yang akan digembalakan oleh satu raja, sebagai satu umat di tangan Tuhan (ayat 17, 19, 22, 24). Di dalam kedua janji ini terkandung suatu penegasan bahwa kekuatan kuasa dosa yang menceraikan akan dikalahkan oleh kuasa Tuhan yang mempersatukan. Penggenapan janji pemulihan dalam nubuat Yehezkiel ini belum seutuhnya dialami oleh Israel. Hingga pada tahun-tahun penulisan Perjanjian Baru, orang-orang Yahudi tetap tidak bergaul dengan orang Samaria yang merupakan keturunan campuran dari kerajaan Utara (Yoh. 4:9). Melalui berita ini, Israel ditantang untuk melihat ke depan dan menantikan kuasa pemulihan Tuhan. Para penulis Perjanjian Baru menegaskan dan mengaitkan penggenapan janji ini dengan misi kedatangan Kristus ke dalam dunia, yang mempersatukan umat manusia di dalam Diri-Nya (Ef. 2:14-18). Kita semua yang telah tercerai- berai telah dihimpun sebagai satu kawanan domba dengan satu gembala (Yoh. 10:16). Renungkan: Pemulihan hubungan yang rusak merupakan bagian yang menyatu dengan agenda kekal Allah untuk merestorasi umat-Nya, dan seruan untuk "menjadi satu" merupakan tema penting yang menandai adanya restorasi itu. |
(0.15584882352941) | (Dan 8:13) |
(sh: Menafsirkan penglihatan (Minggu, 27 Juni 1999)) Menafsirkan penglihatanMenafsirkan penglihatan Di kalangan Kristen sekarang ini, banyak orang mengaku bahwa dirinya memperoleh penglihatan dari Allah. Penglihatan itu ditafsirkan kemudian dipublikasikan kepada jemaat. Semudah itukah? Hal ini sungguh berbeda dengan pengalaman Daniel, yang semula sama sekali tidak mengerti makna penglihatan yang Allah berikan. Namun setelah malaikat Tuhan berkata-kata menjelaskan pengertiannya barulah ia mengerti; bahwa penglihatan yang ia alami menggambarkan hal-hal apa yang akan terjadi di masa mendatang berkenan dengan Israel. Israel berulang-ulang akan mengalami kesulitan, bukan hanya berkaitan dengan situasi internasional tetapi juga kehidupan internnya. Dengan kata lain, pemerintahan politik Israel akan dipengaruhi bukan saja oleh kekuatan dari luar, tetapi kehidupan ibadah mereka juga akan dikotori oleh seorang penguasa yang sangat jahat. Menurut fakta sejarah, penguasa yang jahat itu adakah Antiokhus IV. Dengan penampilan fisiknya, raja ini telah berhasil menipu Israel. Menafsirkan zaman. Situasi Daniel yang mengalami kesulitan menafsirkan makna penglihatannya, bukanlah patokan bagi banyak orang. Dengan ilmu yang mereka miliki, para teolog, ilmuwan, tokoh-tokoh dunia dan guru-guru agama, mengklaim bahwa dirinya mampu menafsirkan zaman menurut berita Alkitab. Benar tidaknya penafsiran itu, tergantung dari kebenaran firman Tuhan dan fakta sejarah yang mengikutinya. Memang setiap orang punya hak menafsirkan keadaan zaman, tetapi kebenarannya ada pada Allah. Upaya orang yang mencoba menafsirkan zaman tanpa dibukakan oleh Allah dalam firman-Nya. Alkitab adalah jawaban bagi orang yang mencari jawaban makna kekal untuk masa depan hidupnya. Pahami dan hayati firman dengan pertolongan Roh Kudus, percayakah masa depan sepenuhnya ke tangan Allah. Doa: Ya , Tuhan Yesus, berikanlah hikmat-Mu kepadaku, agar peka Terhadap perubahan zaman dan tetap setia berpegang pada kebenaran firman-Mu. |
(0.15584882352941) | (Mat 4:1) |
(sh: Strategi menghadapi tawaran Iblis (Kamis, 30 Desember 2004)) Strategi menghadapi tawaran IblisStrategi menghadapi tawaran Iblis. Jika Anda ditawari untuk memiliki segalanya di dunia ini, tetapi kehilangan nyawa. Apakah Anda bersedia? Tuhan Yesus pun mengalami tawaran yang berasal dari Iblis. Tawaran Iblis ditujukan kepada Yesus dengan tujuan menggagalkan misi Yesus untuk mengorbankan diri-Nya bagi penebusan dosa manusia. Iblis memakai kesempatan pada saat Yesus lapar setelah berpuasa untuk mengajukan tawarannya (ayat 2). Iblis mengira jika Yesus lapar maka Ia akan melakukan tindakan yang Iblis harapkan, yang dapat dimanfaatkan Iblis sebagai "pintu" penaklukan Iblis terhadap diri Yesus. Oleh karena itu, Iblis melancarkan tiga kali penawaran yang dibalut tampilan menyenangkan. Pertama, penawaran kebutuhan jasmani yang masuk melalui kebutuhan hidup Yesus (ayat 3). Kedua, penawaran untuk demonstrasi kekuasaan Yesus kepada dunia (ayat 5-6). Ketiga, penawaran peralihan kepemilikan dunia dari Iblis kepada Yesus (ayat 8-9). Ketiga penawaran Iblis itu dipatahkan Yesus dengan mengutip firman Tuhan yang dilandasi atas kebergantungan mutlak kepada Bapa-Nya (ayat 4, 7, 10). Jawaban Yesus kepada tiga penawaran Iblis itu memiliki tingkatan yang berbeda yaitu ay. 4 mengutip firman Tuhan; ay. 7 mengutip firman Tuhan sekaligus dengan tegas menyatakan identitas diri-Nya; ay. 10 dengan firman Tuhan menghardik Iblis dengan keras untuk menjauh dari-Nya!
Setiap hari kita dihadapkan berbagai tawaran yang terlihat menarik,
tetapi ternyata menyesatkan. Tawaran seperti ini sulit
ditanggulangi jika kita mengandalkan kekuatan diri sendiri dan
melupakan Tuhan yang sanggup memberikan jalan keluar (ayat Renungkan: Kalahkan Iblis dengan berpegang pada firman Tuhan. |
(0.15584882352941) | (Mat 12:22) |
(sh: Yesus melucuti kebobrokan sang penjebak (Jumat, 2 Februari 2001)) Yesus melucuti kebobrokan sang penjebakYesus melucuti kebobrokan sang penjebak. Mukjizat penyembuhan orang buta dan bisu yang kerasukan setan mengundang dua macam respons dari dua golongan yang berbeda. Pertama, respons takjub dari orang banyak yang menyaksikan bagaimana Yesus menyembuhkan orang tersebut, sehingga muncul pernyataan bahwa sepertinya Yesus adalah Anak Daud. Pernyataan ini mengandung makna bahwa Yesus sepertinya adalah Mesias yang dinantikan. Sebaliknya respons kedua datang dari orang Farisi. Mereka mengatakan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Orang Farisi yang seharusnya lebih tahu bahwa setan hanya dapat diusir dalam nama Tuhan, justru tidak melihatnya seperti orang banyak.
Yesus tahu apa yang dipikirkan orang Farisi dan
segera memberikan jawaban melalui beberapa
ilustrasi yang logis untuk menyatakan siapa Diri-
Nya dan siapa orang Farisi. (ayat 1) Ia memakai
ilustrasi tentang kerajaan, kota, dan rumah tangga
yang terpecah-pecah pasti akan hancur (ayat Menyaksikan keajaiban dan keagungan perbuatan Yesus dapat menghantar seseorang kepada dua respons: pertama, menolak dan salah tafsir; kedua, semakin mengenal Yesus dan mengalami persekutuan yang indah dengan Dia. Renungkan: Ketika seseorang mencobai-Nya, justru kebobrokan dirinya sendiri yang akan ditelanjangi. |
(0.15584882352941) | (Mat 16:13) |
(sh: Antara pendapat dan sikap. (Minggu, 15 Maret 1998)) Antara pendapat dan sikap.Antara pendapat dan sikap. Siapakah Anak Manusia itu? Petrus mengakui dengan sejujurnya bahwa Tuhan Yesus, Mesias, Anak Allah yang hidup=F6! Petrus telah memanfaatkan waktu-waktu bersama Yesus untuk untuk mengenal Tuhan. Tidak semua orang dapat tiba pada kesimpulan yang Petrus ucapkan. Petrus yang keras, punya banyak pengalaman oleh karena usianya, adalah Petrus yang mata hatinya dibukakan oleh Roh Kudus. Roh Kudus melembutkan hati dan mengokohkan pengalaman rohani dan materinya pada satu kesimpulan bahwa Mesias itu sudah datang dan berada bersama-sama manusia (bdk. Yoh. 1:14). Roh Kudus adalah harapan banyak Kristen agar setiap manusia di bumi ini dibukakan hatinya untuk melihat terang di dalam Kristus. Mengikuti teladan Tuhan. Yesus datang kedunia ini untuk menebus kita dengan jalan kematian-Nya di kayu salib. Ketika itu diberitakan-Nya, Petrus menentang. Tidak dapat diterima oleh akal Petrus bahwa Mesias, Anak Allah yang hidup, akan mati. Petrus tidak menangkap bahwa kematian untuk Tuhan bukan berarti kekalahan atau kegagalan. Kematian-Nya justru menalahkan maut dan dosa. Renungkan: ikut serta dalam kematian-Nya berarti pula ikut ambil bagian dalam kehidupan-Nya. |
(0.15584882352941) | (Mat 19:13) |
(sh: Motivasi mengikut Yesus (Jumat, 18 Februari 2005)) Motivasi mengikut YesusMotivasi mengikut Yesus. Pada umumnya, orang datang ke gereja dengan kerinduan ingin bertemu Tuhan. Namun, ada juga mereka yang mengikut Tuhan karena kepentingan tertentu. Terdapat tiga motivasi mengikut Yesus yang tampil di nas ini. Pertama, menganggap diri paling layak mengikut Tuhan, yang diwakili oleh sikap para murid Yesus. Mereka menganggap diri sebagai pengikut-Nya yang paling baik, paling tinggi rohaninya, paling berkuasa, sampai-sampai merasa berhak menentukan siapa yang boleh mendekati Yesus (ayat 13-15). Kedua, menganggap diri paling baik. Ini diwakili oleh seorang muda yang kaya. Pemuda ini merasa dirinya telah menjalankan semua perintah Allah dan mengikuti tata peraturan agama (ayat 16, 18, 20). Oleh karena itu, ia ini yakin bahwa dia pasti masuk surga. Pertanyaannya kepada Yesus bukan lahir dari ketulusan melainkan pameran kebaikan di hadapan orang lain. Ketiga, merasa paling banyak berkorban, diwakili Petrus. Bukankah harga sudah dibayar, tentu hasil melimpah harus diraup dan dinikmati (ayat 27). Terhadap motivasi keliru ini Yesus menjawab tegas bahwa Dia melihat hati! Dia mengetahui siapa yang tulus hati seperti anak kecil sehingga beroleh anugerah Kerajaan Surga (ayat 14). Orang yang rendah hati, tidak terikat pada kekayaan adalah orang yang dikaruniai Kerajaan Surga (ayat 21). Sedangkan orang yang telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Yesus, akan mendapatkan dirinya diperkaya dengan keluarga besar Allah (ayat 28-29). Sebaliknya mereka yang bertahan dalam motivasi keliru, kehilangan semuanya (ayat 30). Gereja banyak berisikan orang-orang yang bermotivasi keliru dalam mengikut Yesus. Yang dicari bukan kemuliaan Tuhan, tetapi nama, kehormatan, dan keuntungan pribadi. Tuhan mengenal hati setiap anak-Nya. Hanya mereka yang tulus di hadapan-Nya akan menerima kasih karunia menikmati Kerajaan Surga. Yang kulakukan: Menjaga motivasi diri tetap murni mengikut Tuhan. |
(0.15584882352941) | (Mat 23:23) |
(sh: Doktrin tanpa aplikasi adalah pengetahuan yang gersang (2) (Kamis, 8 Maret 2001)) Doktrin tanpa aplikasi adalah pengetahuan yang gersang (2)Doktrin tanpa aplikasi adalah pengetahuan yang gersang (2). Yesus masih melanjutkan kecaman-Nya terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan alasan-alasan yang tegas dan jelas untuk menelanjangi kebobrokan mereka selama ini. Kemunafikan mereka yang lain adalah bahwa: [1]. mereka memutarbalikkan prioritas peraturan dalam hukum Taurat (23-24), yang seharusnya utama justru disepelekan dan sebaliknya yang kurang penting justru menjadi utama; [2]. mereka lebih mementingkan penampilan luar untuk menyembunyikan kebusukan hati (25-26). Perkataan dan perbuatan mereka semata-mata untuk mendapatkan pujian dan kehormatan dan bukan lahir dari kemurnian dan ketulusan hati. [3]. Mereka menutupi keserakahan dan motif dosa dengan kata-kata dan perbuatan manis (27- 28). Mereka berupaya sedemikian rupa untuk melabur dosa- dosa mereka dengan perkataan dan perbuatan yang menunjukkan kesalehan, kesucian, dan kerohanian. [4]. Mereka sepertinya memelihara ibadah kepada Allah tetapi sesungguhnya mereka telah melawan Allah dan membinasakan para utusan-Nya (29-31). Merenungkan perbuatan mereka yang sangat keji dan menjijikkan karena menggunakan kedok rohani demi kepentingan diri sendiri, betapa hancur dan pedihnya hati Kristen, bila memiliki pemimpin rohani seperti ini. Bagaimana dengan zaman kini, apakah kita masih menemukan pemimpin rohani seperti di atas, yang nampaknya membawa orang kepada Allah namun sesungguhnya semua perbuatan mereka mengarah kepada pemujaan diri, keuntungan diri, dan kepentingan diri? Ketika kita terjun lebih jauh dan lebih dekat dalam kehidupan para pemimpin rohani atau kita sendiri sebagai pemimpin rohani, seringkali banyak orang kecewa dan mulai menjauh dari gereja, karena perbuatan tidak sejalan dengan perkataan. Masih sanggupkah kita berdiam berpangku tangan menyaksikan banyak jemaat yang akhirnya meninggalkan gereja dan bahkan mengingkari iman mereka karena tersandung para pemimpin mereka? Renungkan: Kristen membutuhkan para pemimpin rohani yang mau mengoreksi dirinya dan berani membongkar kemunafikan di dalam dirinya, sehingga berkat firman Tuhan mengalir murni dalam keteladanan hidupnya. Saksikan pelajaran firman Tuhan ini atau jadikan pecut bagi diri sendiri! Pengantar Kitab Mazmur 17-32 Mazmur 17: ratapan individu yang memohon kepada Allah untuk dibebaskan dari musuhnya. Pemazmur tidak bersalah dan memohon agar Allah memperlakukan musuh-musuh-Nya seperti mereka memperlakukan orang lain. Mazmur 18: dimulai dengan bahasa ratapan namun segera berubah menjadi pujian ucapan syukur, lebih khusus lagi adalah pujian kemenangan. Mazmur 19: dibuka dengan lagu (1-6) yang menggambarkan kekuatan Allah yang dinyatakan melalui ciptaan-Nya. Wahyu umum diungguli oleh wahyu khusus di dalam firman-Nya. Mazmur 20: ucapan berkat bagi raja (1-5), mengekspresikan keyakinan bahwa Allah akan menolong sang raja (6-8) sebelum menutup dengan doa untuk kemenangan dan pembebasan (9). Mazmur 21: nyanyian ucapan syukur karena kemenangan raja. Keberhasilan pemerintahan raja berkaitan erat dengan penghancuran musuh oleh Allah. Mazmur 22: contoh yang sempurna untuk ratapan pribadi. Mazmur 23: menggunakan metafora gembala untuk menyatakan kepercayaan. Mazmur ini berakhir dengan perubahan gambaran dari domba kepada manusia yang menjadi tamu Allah. Mazmur 24: menggabungkan pujian dan hikmat. Merupakan pujian untuk memasuki Bait Allah. Mazmur 25: pujian yang menyatakan kepercayaan kepada Allah serta permohonan pengampunan. Ini merupakan ratapan pribadi. Mazmur 26: ratapan individu. Pemazmur membanggakan pelayanan dan kebenarannya yang memotivasi Allah untuk menolongnya. Mazmur 27: ratapan inidividu yang diselingi panggilan kepada Allah untuk melakukan intervensi. Mazmur 28: ratapan individu teriakan minta tolong dan ucapan terima kasih atas pertolongan Allah. Mazmur 29: sebuah pujian dari alam menyaksikan kebesaran Tuhan. Mazmur 30: nyanyian ucapan syukur yang telah disembuhkan dari sakit. Mazmur 31: dimulai sebagai ratapan namun diselingi dengan ucapan syukur karena kelepasan dari Allah. Mazmur 32: berisi ratapan dan ajaran hikmat yang mendorong pembaca untuk menyatakan pertobatan kepada Allah. |
(0.15584882352941) | (Mat 23:29) |
(sh: Yesus menghakimi (Minggu, 6 Maret 2005)) Yesus menghakimiYesus menghakimi
Sesungguhnya mereka sama sekali tidak lebih baik daripada nenek moyang mereka yang telah menganiaya para nabi. Andaikan mereka menerima nabi-nabi yang diutus Tuhan pada zaman lampau itu, mereka pasti juga akan menerima Yesus Kristus. Namun, kebencian mereka yang begitu nyata kepada Anak Allah, yang tentang Dia para nabi bernubuat, membuat jelas bahwa mereka layak menerima hukuman neraka! (ayat 33). Melalui ucapan-ucapan ini Tuhan Yesus tidak saja membongkar kepalsuan dan kegelapan hati mereka, kini Tuhan Yesus gilang gemilang mendudukkan diri-Nya sebagai Yang Benar dan yang patut didengar serta ditaati. Kecaman serius Tuhan Yesus ini ditutup dengan kerinduan terdalam hati-Nya, yaitu agar orang-orang itu rela masuk ke dalam rangkulan anugerah-Nya (ayat 37). Sayang sekali rupanya mereka akan tetap meneruskan kebencian mereka (ayat 38,39). Apabila orang menolak anugerah Allah, maka tinggal kengerian saja yang akan menjenguk mereka. Berbagai peringatan sudah Tuhan perdengarkan, kelanjutannya hanya berita-berita hukuman yang terkait dengan berita kedatangan-Nya kedua kelak (pasal 24). Orang yang terus melawan Yesus, kelak menghadap Dia sebagai terpidana. Renungkan: Menolak Yesus berarti menolak hidup dan mengundang hukuman kekal. |
(0.15584882352941) | (Mat 25:14) |
(sh: Mempertanggungjawabkan hidup (Minggu, 19 April 1998)) Mempertanggungjawabkan hidupMempertanggungjawabkan hidup Konsekuensi kekal. Apa yang kita lakukan terhadap dan di dalam hidup yang fana ini ternyata berkonsekuensi kekal. Hal masuk tidaknya seseorang ke dalam Kerajaan Allah, ditentukan oleh bagaimana ia meresponi karunia Tuhan. Tuhan Yesus tidak memperjelas apa yang dimaksud-Nya dengan talenta. Mungkin berarti kesempatan, potensi, waktu, intelektualitas, kondisi emosional, dlsb. Tentu bukan maksudnya bahwa usaha memajukan potensi intelektual dan kondisi moral membuat kita layak masuk surga. Orang tidak selamat karena perbuatan-Nya, bukan? Tetapi penghakiman yang menentukan apakah kita layak ambil bagian dalam Kerajaan Bahagia Kekal Tuhan itu ialah apakah kita memperlihatkan sifat yang bertanggungjawab terhadap hidup karunia Tuhan ini. Hidup yang bertanggungjawab itulah bukti adanya iman yang melahirkan perbuatan berkonsekuensi kekal. Renungkan: Bukan saja orang yang merasa dirinya hebat susah masuk surga, orang yang merasa dirinya tak berarti pun terhalang masuk surga. Doa: Tolong kami menghargai karunia InjilMu dengan mengungkapkan hidup penuh syukur bagi kemuliaanMu. |
(0.15584882352941) | (Mat 26:30) |
(sh: Seharusnya keberanian hati (Jumat, 18 Maret 2005)) Seharusnya keberanian hatiSeharusnya keberanian hati
Menanggapi pernyataan mereka, Yesus memperingatkan bahwa Petrus yang merasa kuat justru yang akan menyangkal Yesus. Namun ungkapan Yesus ini pun balik ditanggapi keras oleh Petrus. Bahkan ia berani mempertaruhkan nyawanya sebagai perwujudan sikapnya yang benar kepada Yesus (ayat 35). Kadangkala sulit bagi seseorang mengambil sikap ketika mengetahui bahwa dirinya harus menghadapi situasi sulit dan kondisi yang sangat berat. Namun, dalam situasi Petrus hal tersebut tidak dapat dihindari. Artinya, informasi bahwa Yesus Sang Pemimpin akan dibunuh adalah informasi yang harus ditanggapi serius. Pemaparan Yesus jelas dan lugas mengenai apa yang bakal terjadi pada waktu dekat dan apa yang akan terjadi sesudah semuanya selesai. Sikap Yesus ini sebenarnya merupakan langkah-langkah yang dilakukan-Nya untuk mempersiapkan diri-Nya dan murid-murid-Nya menghadapi peristiwa keji yang tak lama lagi terjadi. Para murid dipersiapkan untuk tetap berpengharapan bahwa akan ada kebangkitan. Pengharapan inilah yang harus terus dipegang oleh orang-orang yang percaya kepada Kristus karena dengan pengharapan tersebut, kita dipersiapkan untuk menantikan kedatangan-Nya kedua kali yang akan membangkitkan orang-orang yang percaya kepada-Nya. Renungkan: Jika kita menghadapi situasi dan kondisi yang mengguncangkan iman kita dan menghancurkan tekad untuk mengikut Yesus, kita harus hidup dalam pengharapan yaitu bahwa Yesus yang mati adalah Yesus yang bangkit. |
(0.15584882352941) | (Mat 26:36) |
(sh: Ketaatan Yesus (Sabtu, 19 Maret 2005)) Ketaatan YesusKetaatan Yesus
Peristiwa yang Yesus alami mengingatkan kita bahwa Yesus sendiri sebagai manusia akan menghadapi persoalan-persoalan yang berat. Semula Yesus berharap agar para murid bersikap sebagai pendamping diri-Nya (ayat 38). Akan tetapi, ungkapan daging lemah (ayat 41) menyadarkan Yesus bahwa ternyata di saat Ia berjuang menggumuli berbagai konsekuensi dahsyat yang harus ditanggung-Nya, para murid justru tertidur lelap tanpa beban. Jika kita mengamati pergumulan Yesus di Taman Getsemani ini, ada saat di mana Ia ingin sekali melepaskan hal yang disebut-Nya sebagai cawan pahit (ayat 39,42,44). Sikap Yesus mengajarkan kepada kita tentang bagaimana Dia bersikap terhadap pergumulan yang sangat berat dalam hidup-Nya, yaitu berdoa, mempersiapkan hati sehingga dengan hati yang tulus tunduk pada kehendak Bapa. Apa yang Yesus lakukan di Taman Getsemani bukan sedang bernegosiasi dengan Allah, melainkan untuk menegaskan bahwa Dia berserah penuh pada Allah. Yesus tahu bahwa apa yang akan dilakukan-Nya, yaitu menderita dan mati di salib bukanlah untuk kepentingan diri-Nya sendiri, tetapi untuk menggenapi rencana keselamatan Allah bagi umat manusia. Renungkan: Hal yang memampukan Yesus tunduk pada kehendak Allah adalah hubungan yang erat dengan Bapa. Ini yang membuat Dia mampu menghadapi pergumulan berat yang menimpa-Nya. |
(0.15584882352941) | (Mat 28:16) |
(sh: Perintah terakhir Yesus (Selasa, 17 April 2001)) Perintah terakhir YesusPerintah terakhir Yesus. Sekarang Matius tiba pada sebuah konklusi yang sarat dengan muatan perintah kepada para murid untuk segera dilaksanakan. Namun sebelum para murid terlibat dalam pelaksanaan perintah tersebut, ada hal lain yang Matius paparkan tentang kondisi iman para murid. Hal ini nampak dari reaksi mereka ketika melihat Yesus. Ada yang langsung menyembah-Nya, tetapi ada juga yang meragukan-Nya. Matius memaparkan kepada pembaca tentang fakta bahwa ada murid Yesus Kristus yang masih meragukan-Nya, dan bahwa Yesus tahu tentang keadaan tersebut. Artinya, Yesus tahu hati setiap orang, baik mereka yang percaya sungguh bahwa diri-Nya telah bangkit dari kematian dan menang atas maut, maupun mereka yang meragukan-Nya. Namun keraguan manusia tidaklah menjadi penghalang bagi Yesus untuk memberikan 'amanat agung' kepada para murid. Karenanya sebelum 'amanat agung' itu diberikan kepada mereka, Yesus terlebih dahulu membereskan keraguan beberapa orang di antara mereka. Memang, setiap orang yang mau, dan sedang terlibat dalam pekerjaan Allah haruslah orang yang telah memiliki persekutuan dan hubungan yang tulus dan suci dengan Yesus Kristus. Itu berarti, tidak ada seorang pun yang dapat terlibat sebagai perpanjangan tangan Yesus Kristus untuk menyatakan amanat agung-Nya bila orang tersebut tidak memiliki hubungan yang kental, indah, dan mesra dengan Tuhan Yesus Kristus. Wajar bila Matius memaparkan tindakan Yesus sebelumnya untuk membereskan keraguan hati di antara para murid tentang keberadaan diri-Nya. Tujuan-Nya adalah nantinya para murid akan keluar dengan dasar komitmen yang sama bahwa Yesus Kristus yang mereka imani adalah Tuhan yang berotoritas atas maut, alam semesta, bahkan sejarah manusia. Dengan demikian tanggung jawab untuk melaksanakan 'amanat agung' itu dapat terwujud. Para murid memikul tanggung jawab yang besar dalam pelaksanaan amanat agung ini. Tapi mereka tidak sendiri dalam pelaksanaannya, karena penyertaan Yesus terhadap mereka takkan berkesudahan. Renungkan: Peran yang sekarang Kristen lakoni adalah peran para murid. Itu berarti tanggung jawab untuk mewujudkan amanat agung Yesus Kristus pun menjadi bagian kita. Pengantar Kitab Yeremia 27-33 Pasal 27-29: Pasal-pasal ini merupakan bagian dari periode yang terangkum dalam pasal 21-29. Yehuda sudah memasuki masa- masa terakhir dalam kehidupannya sebagai sebuah bangsa. Nubuat Yeremia terbukti dengan datangnya serbuan dari Babel. Dua pasal ini khususnya berbicara tentang nabi palsu dan ajarannya yang tak henti-hentinya membingungkan bangsa Yehuda yang sedang menghadapi situasi yang sangat genting karena kepungan Babel. Namun Yeremia tidak lelah-lelahnya memanggil Yehuda untuk menaati kehendak Allah dengan cara tunduk kepada Babel (27:1-22). Nubuatnya ditegaskan dengan menubuatkan kematian Hananya yang segera digenapi (28:1-17). Namun surat Yeremia kepada orang-orang Yehuda yang berada di pembuangan membuahkan tantangan yang baru bagi Yeremia. Yeremia 30-33: Pasal 30-33 berisi salah satu nubuat yang paling penting dalam keseluruhan Perjanjian Lama. Yeremia menyampaikan nubuat-nubuat yang tercatat dalam pasal- pasal ini kepada bangsa Yehuda pada saat mereka dikepung oleh tentara Babel selama 18 bulan. Yeremia memaparkan penglihatan yang luar biasa tentang rencana Allah bagi umat pilihan-Nya di masa yang akan datang, setelah mereka mengalami pembuangan. Yeremia memaparkan bagaimana Allah akan membawa Israel dan Yehuda pulang dan memulihkan mereka serta akan menghukum bangsa yang sudah menawan mereka. Selain itu Yeremia juga menyampaikan wahyu Allah yang baru dan mengejutkan. Allah bermaksud menetapkan perjanjian yang baru dengan Israel. Perjanjian ini berbeda dengan perjanjian yang pernah Allah tetapkan di Gunung Sinai. Perjanjian baru ini akan mentransformasi bangsa Israel dari dalam diri mereka sehingga mereka akan dimampukan untuk menikmati seluruh berkat Allah. Namun demikian kunci bagi Kristen untuk memahami perjanjian baru ini adalah Yesus Kristus. Perjanjian baru ditetapkan dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. |