Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 521 - 540 dari 783 ayat untuk perbuatan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.10) (Mzm 114:1) (sh: Mengingat Tuhan melakukan pekerjaan ajaib (Kamis, 20 Mei 1999))
Mengingat Tuhan melakukan pekerjaan ajaib

Dalam tradisi Israel, saat mereka akan memperingati Paskah kuno, mereka duduk sehidangan menikmati jamuan roti tak beragi. Di meja perjamuan itulah biasanya Mazmur 113 dan 114 dinyanyikan. Mazmur 114 ini tercipta karena penggubahnya mengingat bagaimana Tuhan telah memimpin Israel keluar dari tanah perbudakan, Mesir, masuk ke tanah merdeka, Kanaan. Pekerjaan besar yang tidak dapat dimengerti oleh Musa pada awalnya menjadi kenyataan ajaib bagi seluruh umat Israel. Maka, gubahan Mazmur 114 ini mengingatkan kembali bahwa pekerjaan ajaib Tuhan perlu senantiasa diingat dan diulang sehingga membangun iman setiap umat Tuhan yang menyanyikannya.

Manfaat mengulang-ulang nyanyian tentang Tuhan. Gereja membiasakan untuk menyimpan dan membukukan lagu-lagu pujian tentang Tuhan dalam buku nyanyian. Bercermin dari nyanyian mazmur ini, maka kita diingatkan kembali bahwa pujian tentang Tuhan sejak dahulu hingga sekarang perlu terus-menerus diulang dengan tujuan mengajarkan orang percaya tentang perbuatan Tuhan. Mengulangi nyanyian tentang Tuhan bermanfaat untuk membangun iman dan membangunkan kembali ingatan setiap orang percaya tentang bagaimana Tuhan telah berkarya dalam kehidupan umat-Nya.

(0.10) (Mzm 119:113) (sh: Taurat Tuhan adalah perisai (Minggu, 2 Juni 2002))
Taurat Tuhan adalah perisai

Pengalaman hidup pemazmur menunjukkan bahwa Taurat adalah perisai yang telah membela dan mempertahankan kesetiaannya kepada Tuhan dan janji-Nya (ayat 116). Ia juga menyadari bahwa usahanya untuk setia dan taat terhadap Taurat Tuhan bukanlah jalan untuk memperoleh keselamatan (ayat 117), "Sokonglah aku, supaya aku selamat." Bahkan ketika pemeras-pemeras menindas pemazmur (ayat 121,122), ia mengatakan, "Mataku sangat merindukan keselamatan ... dari pada-Mu dan ... " (ayat 123,124).

Dengan demikian, walaupun pemazmur sudah sekuat tenaga berusaha setia dan menjalankan Taurat Tuhan, ia tetap sadar bahwa jaminan keselamatan itu ada pada Allah (ayat 122). Keselamatan yang dimaksudkan di sini juga berarti selamat dari godaan untuk berbuat jahat; selamat dalam menjalankan firman Tuhan agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan jahat. Hal ini tampak dari kata-kata pemazmur, "menjauhlah dariku, hai penjahat-penjahat; aku hendak memegang perintah-perintah Allahku "(ayat 115).

Beberapa ayat dari pemazmur ini menggambarkan bahwa ia berada dalam keadaan tertindas. Tertindas bukan secara materiil, tetapi moril. Ia digoda untuk meninggalkan Taurat dan Allah. Saat itu, masa pembuangan, adalah masa pencobaan berat bagi mereka yang setia kepada Allah dan Taurat-Nya. Mereka dipaksa untuk hidup menurut kepercayaan bangsa Babel yang politeistis. Banyak orang percaya yang merasa kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan dari jalan-jalan yang jahat.

Renungkan: Pernahkah Anda berdoa, "Ya Tuhan lepaskan aku dari godaan yang menggiurkan ini," ketika berhadapan dengan godaan yang jahat, tetapi menawarkan kesukaan dunia?

(0.10) (Mzm 129:1) (sh: Kesabaran dalam kesesakan (Kamis, 9 September 1999))
Kesabaran dalam kesesakan

Israel mengalami kesesakan sejak "masa mudanya" karena kebencian orang fasik yang berusaha menghancurkannya. Di mana pun umat-Nya berada terlebih sering mengalami penderitaan dari orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kadang penderitaan yang dialami berlangsung terus-menerus, sehingga menyesakkan umat. Namun harus diakui bahwa ternyata usaha orang fasik untuk menghancurkan umat-Nya tak pernah berhasil. Justru umat-Nya semakin tersebar dan meluas ke penjuru dunia. Sabarlah dalam kesesakan!

Tuhan membatasi penderitaan. Tuhan mengenal umat-Nya dan Ia membatasi penderitaan bagi umat-Nya. Ia tidak begitu saja membiarkan umat-Nya menderita melebihi kemampuannya. Penderitaan dipakai-Nya untuk membawa umat-Nya kembali kepada-Nya. Dan ketika orang fasik berlaku melebihi perizinan-Nya, Ia sendiri yang bertindak membebaskan umat-Nya dari cengkeraman tangan mereka.

Keadaan akhir. Tuhan itu adil; Ia akan menyudahi perbuatan orang fasik, membuat mereka malu, dan mereka akan mundur. Inilah akhir kehidupan mereka: buruk dan memalukan. Barangsiapa yang bertahan dalam kesesakan dan tetap setia pada Tuhan akan menikmati keadilan Tuhan di masa yang akan datang. Ia senantiasa ingat akan umat-Nya.

(0.10) (Mzm 145:1) (sh: Keagungan Allah abadi (Jumat, 24 September 1999))
Keagungan Allah abadi

Pada situasi bagaimana dan atas alasan apa biasanya kita mengagungkan kebesaran Allah? Kenyataan menunjukkan bahwa kita mengagungkan dan memuji kebesaran Allah tergantung pada beberapa hal: pada waktu senang, ketika baru mengalami "berkat" Tuhan, atau karena kita menginginkan "berkat"-Nya. Pemazmur melihat bahwa keagungan dan kebesaran Allah tidak tergantung kepada suara pujian manusia dan tidak tertandingi oleh kuasa mana pun sepanjang masa. Apa yang dikatakan pemazmur merupakan suatu pengakuan yang berdasarkan pengalamannya menyaksikan pekerjaan Allah yang ajaib dan besar (ayat 4-7). Pekerjaan Allah yang ajaib dan besar itu akan berlangsung terus-menerus dari abad ke abad (ayat 13). Setiap generasi akan mengalami keajaiban pekerjaan Allah dan mereka akan terus memberitakannya (ayat 4-7, 11-13).

Bukan pengakuan filosofis. Pengakuan pemazmur tentang Allah bukanlah suatu pengakuan filosofis (berdasarkan pengetahuan) melainkan bukti karya nyata Allah. Salah satunya dalam kehidupan nyata, kebesaran dan keagungan Allah itu nampak ketika Allah peduli terhadap keadaan manusia yang rapuh dan segala ciptaan lainnya (ayat 8-10, 14-17, 19-20). Karena itu kita yang telah mengalami perbuatan agung Allah, layak memberitakannya dalam kata dan tindakan.

(0.10) (Pkh 5:1) (sh: Persembahan yang merupakan Kejahatan (Kamis, 1 Desember 2016))
Persembahan yang merupakan Kejahatan

Sering kali kita berpikir tentang Allah berdasarkan pengamatan kita tentang gereja atau umat Allah. Umumnya, hampir semua gereja senang jika orang memberikan persembahan. Mungkin sebagian besar kita berpikir bahwa Allah pasti senang dengan semua persembahan, apalagi persembahan yang nilainya fantastis tanpa peduli apakah orang tersebut memberi dengan sikap hati yang benar atau tidak.

Pengkhotbah mengatakan: "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik daripada mempersembahkan kurban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat" (17). Mengapa ketika umat mempersembahkan kurban ia dikatakan berbuat jahat? Bukankah persembahan kurban merupakan sesuatu yang diwajibkan Taurat? Mazmur 51:18-19 memberikan jawaban tegas. Jika umat Allah mempersembahkan kurban, walaupun secara ritual sesuai dengan ketentuan hukum, tetapi tidak dengan hati yang bertobat, maka persembahannya tidak diperkenan Tuhan.

Selain itu, Pengkhotbah juga mengajarkan bahwa umat-Nya harus menjaga sikap hati saat menghadap dan menyembah Tuhan. Jangan pernah berpikir bahwa kita dapat menyenangkan hati Tuhan dengan uang, waktu, dan tenaga tanpa disertai hati yang benar, yaitu mengerti bahwa persembahan kita tidak layak untuk Tuhan dan apabila Tuhan mau menerimanya, itu pun adalah anugerah Allah semata. Persembahan yang tidak tulus dianggap Tuhan sebagai tindakan kejahatan terhadap kekudusan-Nya. Berapa banyak persembahan yang kita berikan dianggap Tuhan sebagai kejahatan?

Allah bukan manusia yang dapat disuap dengan persembahan mahal. Allah tidak berkenan menerima apa pun yang diberikan seseorang dengan hati yang tidak benar. Mari kita mengerti bahwa jika kita masih diberi kesempatan untuk mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan, lakukanlah dengan hati hormat dan takut akan Dia. [IT]

(0.10) (Yes 5:1) (sh: Harapan Allah dikecewakan. (Senin, 21 September 1998))
Harapan Allah dikecewakan.

Syair cinta yang Yesaya nyanyikan sebenarnya adalah syair cinta Allah sendiri yang dikecewakan terhadap umat-Nya. Cinta Allah itu total, seperti yang diumpamakan dalam tindakan pemilik anggur pada kebun anggurnya (ayat 2). Tetapi buah yang dipetiknya ternyata mengecewakan (ayat 4). Meski usaha kasih terbaik sudah Allah karuniakan, namun tetap saja Israel menghasilkan buah yang mengecewakan. Sebagai umat pilihan Allah, bukannya kekudusan, keadilan, kebenaran yang mereka hasilkan, melainkan kelaliman, kekejaman, dan ketidakpedulian sosial (ayat 7).

Hukuman Allah. Ketidaktaatan kepada Allah mendatangkan hukuman. Bila Israel taat kepada Allah, bagaikan kebun anggur mereka akan dijagai, dipelihara, diusahakan agar aman dan produktif. Namun karena memberontak terhadap Allah, Allah sendiri akan menarik tindakan-tindakan kasih-Nya dari mereka (ayat 5-6). Peringatan Tuhan ini juga berlaku bagi kita. Keagamaan kita sepatutnya mewujud dalam kesucian hidup, perilaku adil dan kasih kepada sesama.

Renungkan: Kristen mengaku telah menerima kasih Allah dalam Kristus dan penyertaan Roh Kudus. Tampakkah itu dalam perbuatan kita sehari-hari?

Doa: Tuhan, tolong kami meresponi anugerahMu dengan benar.

(0.10) (Yes 28:1) (sh: Efek negatif kemakmuran. (Kamis, 19 November 1998))
Efek negatif kemakmuran.

Akhir-akhir ini berita surat kabar dan media elektronik membuat hati cemas dan putus asa. Kemunafikan, dusta, mabuk harta, perkosaan, perampokan, pemutarbalikkan fakta, dll. mewarnai kehidupan bangsa kita. Menyedihkan! Dulu semua perbuatan itu dilarang, bahkan dibicarakan saja tabu! Namun, zaman berubah. Etika yang menjunjung tinggi moralitas, seolah tak mampu menghadang perubahan yang memporak-porandakan kualitas rohani manusia. Di katakan bahwa sekarang adalah zaman penuaian kemakmuran. Benarkah? Apa yang dituai? Kebobrokan moral? Perhatikanlah bahwa kondisi sekarang ini tidak jauh berbeda dari bangsa Samaria (Israel) di masa jayanya (ayat 1, 3-4). Dampaknya adalah kehancuran bangsa: kehidupan imoral dan berakhir pada penghukuman Tuhan.

Pemimpin gereja. Karena tak mengindahkan peringatan Yesaya, bangsa yang seharusnya menjadi berkat, akhirnya tertawan. Pemimpin yang seharusnya menjadi panutan, malah berperan sebaliknya. Karena itu Allah akan menghancurkan segala kebanggaan mereka. Belajar dari kepemimpinan di Samaria, sepatutnyalah pemimpin gereja sekarang tidak bersembunyi di balik kepentingan diri. Mereka adalah alat Tuhan yang dipercayai dan diberi wewenang untuk membina umat-Nya, dalam mengemban penggembalaan.

(0.10) (Yes 30:18) (sh: Saat yang tepat. (Rabu, 25 November 1998))
Saat yang tepat.

Ibarat seorang ayah yang menghukum anaknya bila kedapatan berbuat salah; teguran, hajaran yang ditimpakannya bukanlah untuk membalas perbuatan salah, tetapi untuk mengubah dan membentuk anak menjadi pribadi yang baik dan bertanggung-jawab. Begitu halnya perlakuan Allah terhadap bangsa Israel. Setelah Allah menindak mereka, maka inilah saat yang tepat bagi Allah untuk memulihkan mereka. Tidak hanya perhatian yang Allah berikan, tetapi juga kesempatan baru, untuk memperbaiki sikap hidup di hadapan Allah. Tujuan pemulihan dari Allah adalah menegaskan ulang pengakuan iman mereka, bahwa Allahlah satu-satunya sumber pertolongan.

Pertolongan Tuhan adalah nyata. Dalam keadaan sulit dan terdesak, banyak orang melakukan hal seperti yang pernah Israel lakukan. Tidak peduli cara yang ditempuh dan kepada siapa meminta pertolongan, yang penting adalah beroleh kelepasan. Akibatnya, berbagai langkah gegabah pun dibenarkan. Saat ini seluruh rakyat menjerit kelaparan, menuntut keadilan, dll. Apakah ini tindakan Allah mendisiplin umat, yang tidak setia dan tidak percaya kepada-Nya? Mungkin "ya"! Namun yakinilah, bahwa tindakan tegas Allah itu penuh kasih sayang, agar umat kembali kepada-Nya, sebagai satu-satunya harapan yang mampu memberikan pertolongan nyata.

(0.10) (Yes 36:1) (sh: Allah tak berkuasa? (Kamis, 3 Desember 1998))
Allah tak berkuasa?

Pesan yang diungkapkan raja Asyur kepada bangsa Israel melalui juru minuman agungnya, sungguh memalukan! Bayangkan, karena perbuatan bangsa Israel yang lebih percaya pada kekuatan militer Mesir daripada Allah, raja Asyur merendahkan kuasa dan kedaulatan Allah yang selama ini disembah bangsa Israel. Apa sebenarnya yang Hizkia harapkan dan banggakan dari Mesir? Kekuatan militer, ekonomi, atau budaya? Bangsa Israel lebih percaya kepada kekuatan yang tampak mata. Tak berkuasakah Allah karena Ia tak tampak? Pertolongan Allah tak akan ada, bila kita mempertanyakan dan memperhitungkan kuasa Allah. Sebab Allah berkuasa atas keberadaan kita seutuhnya.

Dengarkanlah Allah! Setelah juru minuman agung mempertanyakan: "Benarkah Allah yang Israel sembah itu memang patut dipercayai?", kini dia mulai menghasut rakyat agar tidak mempercayai perkataan Hizkia. Dalam keadaan genting dan susah, Hizkia berusaha mengembalikan kepercayaan umat kepada Allah, bahwa Allah yang mereka sembah itu mampu melepaskan, membebaskan dan menggenapi perjanjian-Nya. Demikianlah Allah, sekalipun umat telah mempermalukan Allah di hadapan raja Asyur karena bergantung pada Mesir, tapi Allah tetap pada kesetiaan-Nya dan perjanjian-Nya.

(0.10) (Yes 41:21) (sh: Tantangan Allah. (Rabu, 23 Desember 1998))
Tantangan Allah.

Sejak hubungan antara manusia dengan Allah putus, timbullah kegelisahan batin (=kebutuhan religius) yang mengganggu manusia. Sayangnya, kebutuhan religius yang senantiasa muncul itu dipenuhi dengan jalan melakukan penyembahan berhala. Banyak orang menganggap bahwa berhala mampu memberi petunjuk, nubuat, menceritakan hal yang akan terjadi, bertindak, berkonsultasi, dlsb. Sebenarnya segala berhala itu tak mampu berbuat apa-apa. Para penyembahnya tertipu mentah-mentah. Itu berarti sia-sialah penyembahan mereka.

Peringatan Allah. Allah memperingatkan betapa keji dan sia-sia perbuatan itu. Nabi Elia (ayat 25-26b) membunuh 450 orang pemimpin penyembahan berhala yang gagal. Kebiasaan banyak orang meminta petunjuk, wangsit kepada kuasa-kuasa lain sama halnya dengan mempermainkan kuasa Allah. Bagi Allah, berhala sama sekali tak berarti, karena tak sebanding dengan kuasa-Nya. Yang penting bagi-Nya ialah pertobatan penyembah berhala. Allah memperbarui kerohanian umat-Nya, dengan tujuan agar umat menempatkan Allah di atas segala-galanya, menjadi prioritas utama umat.

Doa: Tuhan, lindungilah kami dari godaan mempercayai takhayul, ramalan, dan jimat-jimat; tetapi hanya mempercayai-Mu selalu.

(0.10) (Yes 44:9) (sh: Kebodohan manusia (Senin, 08 Februari 1999))
Kebodohan manusia

Pada bagian sebelumnya Allah memberikan janji beserta jaminan-Nya, tetapi pada bagian ini diungkapkan mengenai kebodohan manusia (9-11). Manusia menolak Allah yang hidup, tetapi memilih benda mati, patung yang mereka buat, untuk disembah. Mereka tidak hanya memutarbalikkan fakta, tetapi juga bertindak seolah-olah mereka adalah pencipta, dan allah yang mereka sembah adalah ciptaannya. Ini merupakan pemutarbalikkan hakikat yang menggambarkan dosa manusia.

Kecaman Allah. Tidak heran bila Allah murka dan mengecam perbuatan tersebut. Dengan tegas dan pasti, Allah menjelaskan bahwa patung-patung itu sama sekali tidak berkuasa dan sia-sia. Apa yang diperbuat para penyembah berhala ini juga dilakukan orang pada zaman ini. Penyembahan berhala itu bisa juga dilakukan bukan dalam bentuk menyembah patung. Lihat kecintaan kita pada uang, kedudukan, bahkan kesenangan hidup. Yang pasti segala sesuatu yang kita tempatkan menggantikan Allah, dibenci Tuhan, dan itulah berhala! Setialah hanya kepada Tuhan Allah saja. Hanya Dialah Allah sejati yang tidak dapat disamakan dengan berhala mana pun.

Doa: Ya Tuhan, kami mohon ampun, karena sering menggeser kedudukan-Mu dalam hidup kami.

(0.10) (Yes 45:9) (sh: Allah, Sang Pencipta (Kamis, 11 Februari 1999))
Allah, Sang Pencipta

Dipakai-Nya Koresy sebagai alat pembebas bangsa Israel dari tekanan bangsa-bangsa lain, menimbulkan pertanyaan. Siapakah manusia yang dengan sombong meragukan keberadaan Allah sehingga berani mempertanyakan kebenaran dan kedaulatan-Nya? Tak seorang pun dapat mengenal Allah dengan usahanya sendiri. Sebagai makhluk ciptaan-Nya, jelaslah bahwa keberadaan manusia jauh di bawah kebesaran dan kemuliaan Allah Sang Pencipta. Untuk itulah Allah menyatakan bahwa yang diperbuat-Nya adalah mutlak kedaulatan-Nya.

Perbuatan-Nya mendatangkan kebaikan. Tidak mudah bagi manusia, dengan telanjang mata memahami rencana Allah. Namun ketika Allah menyatakan bahwa semua yang dilakukan-Nya itu untuk kebaikan umat-Nya, seharusnya dengan mata iman umat mengerti bahwa itu adalah pernyataan kedaulatan-Nya. Yang diminta dari umat Kristen masa kini adalah percaya bahwa semua rancangan Allah yang agung dan mulia adalah untuk kebaikan dan keselamatan umat-Nya. Karena itu percaya dan serahkanlah diri utuh kepada Sang Penjunan Agung!

Renungkan: Kehendak Tuhan laksanakan, ku tanah liat, Hu Penjunan; jadikan aku, sesuka-Mu, Aku menunggu di kaki-Mu". (Lagu: Have Thine Own Way Lord)

(0.10) (Yes 63:7) (sh: Berdasarkan kasih setia-Nya yang besar (Senin, 3 Mei 1999))
Berdasarkan kasih setia-Nya yang besar

Firman Allah mengatakan bahwa Israel adalah umat-Nya. Ini terbukti karena Allahlah yang mengangkat dan menggendong mereka (9), menyertai, menuntun (12) dan menaruh Roh Kudus dalam hati mereka (11). Bahkan ketika mereka memberontak, Allah sendiri bertindak menyelamatkan dan menebus mereka dalam kasih setia dan belas kasihan-Nya. Nabi Yesaya menegaskan ulang kepada umat Allah bahwa mereka memperoleh keselamatan bukan karena perbuatan melainkan karena kasih setia Allah yang besar.

Bukan duta atau utusan, melainkan Diri-Nya sendiri. Penegasan Yesaya kepada umat tentang: "semua karena kasih setia Allah" berlaku dalam kehidupan orang beriman sepanjang masa. Semua orang beriman mengetahui dan meyakini bahwa kasih Allah yang begitu besar kepada manusia adalah wujud kepedulian-Nya kepada manusia untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman dosa. Uniknya, penyelamatan ini tidak dilakukan oleh duta atau utusan-Nya melainkan Diri-Nya sendiri yang melakukannya.

Renungkan: Allah sendiri telah datang mengasihi kita. Ketika kita berontak kepada-Nya, Ia mau kita bertobat. Ia akan memulihkan dan menyelamatkan kita. Maukah Anda kembali kepada-Nya?

(0.10) (Yes 65:1) (sh: Tidak menghargai berkat (Rabu, 5 Mei 1999))
Tidak menghargai berkat

Seorang ibu bekerja keras untuk membiayai pendidikan anaknya. Sementara si anak, mahasiswa semester IV, mengisi hidupnya dengan sikap santai, main judi, dan untuk kesekian kalinya gagal dalam ujian. Saat uangnya habis, barulah ia teringat ibunya. Wajarkah bila si ibu mengeluh? Terlebih Tuhan yang begitu mengasihi umat-Nya: "Sepanjang hari Aku mengulurkan tangan-Ku kepada suku bangsa ... yang menyakitkan hati-Ku" (ay. 2-3). Bangsa Israel menyakiti hati Tuhan dengan menyembah allah lain, melakukan perbuatan jahat dan dengan kesombongan menganggap diri lebih "religius" dari orang lain. Bagaimana dengan kita? Adakah sikap hidup kita yang menyakitkan hati Allah? Bagaimana respons kita, bila kita disadarkan akan dosa-dosa kita?

Keadilan Allah. Pada hari penghakiman manusia akan dipisahkan yaitu: "hamba-hamba-Ku" dan "kamu yang telah meninggalkan Tuhan". Para hamba akan makan, minum, dan bersukacita. Mereka dihargai Allah, diberikan identitas baru, dan diterima dengan baik oleh orang lain. Sebaliknya, "kamu yang telah meninggalkan Tuhan" akan haus, lapar, malu, dan menangis.

Renungkan: Apa yang perlu ditanggalkan agar Anda menjadi hamba-Nya yang setia?

(0.10) (Yes 66:5) (sh: Keselamatan dan hukuman (Sabtu, 8 Mei 1999))
Keselamatan dan hukuman

Peringatan Allah bahwa Ia akan datang untuk membalas perbuatan siapa saja yang mengucilkan umat-Nya dan meremehkan kuasa-Nya bukanlah sekadar gertakan. Bagi mereka yang gentar akan firman Tuhan, peringatan ini justru disambut dengan sukacita dan gembira. Kedatangan Tuhan membawa kemakmuran dan kesejahteraan kepada orang yang gentar akan firman-Nya. Mereka akan dipandang, diperhatikan, dan ditolong Tuhan. Damai sejahtera akan mengalir seperti sungai. Sebaliknya Tuhan akan datang untuk melampiaskan murka-Nya dan hardik-Nya dengan nyala api untuk menimpa dan melenyapkan segala yang tidak murni yaitu orang-orang yang melakukan pelanggaran dan dosa.

Sikap menantikan kedatangan-Nya. Selain menghukum, kedatangan Tuhan juga meminta pertanggungjawaban kepada segenap makhluk ciptaan-Nya atas kehidupan yang dianugerahkan-Nya. Kita pun tak luput dari perhatian Allah untuk dimintai pertanggungjawabannya. Sambil menantikan kedatangan Tuhan, kita harus menentukan sikap: menjadi orang yang gentar akan firman-Nya atau menjadi orang yang meremehkan kuasa-Nya. Yang jelas dan pasti, hanya orang yang gentar akan firman-Nya yang akan menantikan kedatangan Tuhan dengan penuh kesiapan!

(0.10) (Dan 11:10) (sh: Penyebab peperangan (Jumat, 2 Juli 1999))
Penyebab peperangan

Penglihatan Daniel ini sungguh sangat menyedihkan dan memprihatinkan. Diungkapkan bahwa peperangan demi peperangan akan terjadi dari generasi ke generasi secara beruntun yang mengakibatkan penderitaan. Peperangan adalah merupakan akibat dari nafsu manusia yang ingin menguasai materi, wilayah, dan kekuasaan. Nafsu serakah yang menguasai manusia menyebabkan manusia lepas kendali dan berambisi memenuhi hasrat diri. Sesungguhnya manusia dapat belajar dari pengalaman pahit akibat peperangan yang pernah terjadi, namun seringkali peperangan terulang kembali karena ambisi pribadi atau kelompok tertentu. Hal ini menggambarkan bahwa sejarah mengulang dirinya sendiri.

Akibat peperangan. Peperangan menguakkan penderitaan ke permukaan dan dirasakan oleh banyak orang. Peperangan mengakibatkan penderitaan total: kelumpuhan bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dlsb. Banyak orang akan kehilangan suami, istri, bapak, ibu, anak, atau sahabatnya. Namun tak dapat dielakkan bahwa kini peperangan antar bangsa atau di dalam suatu bangsa telah menjadi berita hangat setiap hari, baik di koran atau siaran berita TV.

Renungkan: Segala perbuatan yang dilandasi nafsu akan selalu berakibat bencana dan penderitaan.

(0.10) (Mat 2:1) (sh: Dampak kelahiran Yesus (Minggu, 26 Desember 2004))
Dampak kelahiran Yesus

Kabar kedatangan presiden pasti mengundang banyak orang hadir. Demikian juga dengan kelahiran Yesus.

Yesus lahir! Kabar ini berpengaruh pada pandangan dan perbuatan Herodes serta penduduk kota Yerusalem (ayat 3). Mengapa? Pertama, bagi Herodes kelahiran Yesus merupakan ancaman bagi kekuasaannya. Herodes mencari tahu dari para imam Yahudi tentang arti nubuat Nabi Mikha (Mi. 5:1) dan Nabi Yesaya (Yes. 9:5; 11:1) tentang Yesus. Ia juga memanfaatkan pengetahuan perbintangan orang Majus untuk menemukan kebenaran nubuat para nabi itu (ayat 4, 7-8). Kedua, bagi penduduk Yerusalem kelahiran Yesus menimbulkan pengharapan untuk terbebasnya mereka dari penjajahan Romawi yang sedang dialami pada waktu itu. Pengharapan ini memunculkan keinginan bahwa Yesus akan menjadi raja Yahudi dan membawa Israel kembali menjadi bangsa yang jaya seperti zaman Raja Daud dan Raja Salomo. Ketiga, bagi orang Majus (golongan imam terpelajar yang mempelajari ilmu perbintangan dari daerah Madai, Persia) kelahiran Yesus merupakan peristiwa alam yang unik, langka, dan bernilai tinggi karena penampakan bintang yang menunjukkan tempat Yesus lahir (ayat 2, 11).

Bagi orang percaya, kelahiran Yesus adalah berita surgawi dan sukacita, tentang kabar keselamatan! Namun, bagi Iblis, kelahiran Yesus berarti penggenapan firman Allah untuk kehancurannya (Kej. 3:15 ).

Renungkan: Berita kelahiran Yesus adalah kabar baik dan terang keselamatan Allah bagi manusia di dunia.

(0.10) (Mat 2:13) (sh: Kejutan di balik kehormatan. (Jumat, 26 Desember 1997))
Kejutan di balik kehormatan.

Yusuf dan Maria tidak pernah bermimpi menerima kehormatan menjadi orang tua Anak Allah, Mesias sudah lama ditunggu-tunggu. Maria dikejutkan karena harus hamil sebelum menikah. Yusuf pun tak kurang terkejut atas kehamilan tunangannya. Mereka dikejutkan oleh kunjungan para majusi. Muncul kejutan lagi. Mereka harus ke luar negeri, di malam hari dengan segala ketergesaan. Peristiwa kejutan ironis yang berkebalikan dari peristiwa keluar dari Mesir. Dulu umat Israel diselamatkan dari Mesir, kini Juruselamat dunia harus mengungsi ke Mesir karena kejahatan raja Israel. Natal yang asli bukan saja semarak nyanyian malaikat, tetapi juga sesak ratapan para ibu yang bayi-bayinya dibantai.

Persiapan dan penyediaan ilahi. Manusia terkejut diperhadapkan perbuatan besar Allah. Lebih-lebih peristiwa Natal yang telah Tuhan siapkan dan sediakan sejak kekekalan, dengan mengatur perjalanan sejarah seisi dunia. Tatkala Yusuf dan Maria harus mengungsi, timbul masalah. Bagaimana bekal dan keamanan bagi kedua orang dan bayi tak berdaya ke tanah asing? Allah menyediakan banyak bekal! Dia memimpin para majusi sebagai pemeliharaan-Nya.

Doa: Terima kasih Tuhan Engkau perhatikan kebutuhan sementara dan kebutuhan kekalku.

(0.10) (Mat 5:1) (sh: Siapakah saya? (Rabu, 31 Desember 1997))
Siapakah saya?

Pada akhir tahun ini, baiklah kita mencoba mawas diri. Bila sampai saat ini kita masih diberi hidup dan kesehatan, nyatalah besar anugerah dan sayang-Nya atas kita. Dalam pelayanan Yesus, tidak semua orang yang telah menerima pertolongan-Nya akan menjadi murid atau pengikut-Nya. Pengikut Tuhan memiliki ciri yang jelas karena Ia membuat berbagai tuntutan yang tinggi dan harus terjelma dalam hidup orang yang meresponi-Nya.

Pola hidup baru. Tuhan ingin para pengikut-Nya bahagia. Itu pasti! Namun kebahagiaan itu dikaitkan dengan mutu manusianya, bukan apa yang dimilikinya. Kebahagiaan diawali pertobatan, yaitu perpalingan hidup dari perbuatan, kebiasaan, budaya salah dlsb. Kesadaran akan betapa miskinnya kita di hadapan Allah, menjadi titik tolak dari proses pemuridan selanjutnya, yang kelanjutannya masih perlu kita tapaki. Semakin dekat Dia semakin kita mirip Dia dan sifat-sifat-Nya. Lemah lembut bukannya keras, lapar dan haus akan kebenaran bukannya kecemaran, murah hati bukannya kikir atau tamak, berhati murni, juru damai. Itulah jalan bahagia, jalan penuh tuntutan harga namun juga jalan hidup sepenuhnya dalam pembentukan Tuhan.

Renungkan: Anda akan bahagia esok bila meresponi pembentukan Allah atas Anda dengan meninggalkan yang lama.

(0.10) (Mat 5:13) (sh: Peran positif pengikut Kristus. (Kamis, 1 Januari 1998))
Peran positif pengikut Kristus.

Tinggalkan yang lama dari tahun lama, masuki tahun baru ini dengan kebaruan dari Allah, maka kita akan berperan baru. Peran itu adalah peran pembaharu yaitu dengan aktif kita menjadi instrumen Tuhan menaklukkan dan mengubahkan proses perusakan dan kegelapan dunia ini. Garam yang tidak asin tidak ada gunanya, terang yang jadi gelap pun tidak ada gunanya, sebab kehilangan hakekat dan perannya. Demikianlah diri kita tidak boleh kehilangan hakekat dan peran sepanjang perjalanan hidup.

Fungsi garam dan terang. Kristen harus menjadi manusia yang dibutuhkan oleh setiap orang. Kalau tidak lagi ada beda antara Kristen dan dunia ini, Kristen menjadi tak berguna, akan dilecehkan, diacuhkan, atau disingkirkan. Inilah peringatan Tuhan. Kehadiran Kristen di tengah dunia adalah juga kehadiran Kristus. Wajarlah bila dimana pun Kristen berada, seharusnya lingkungan sekitarnya merasakan dampaknya. Dampak itu harus terpancar baik melalui pewartaan Injil maupun melalui sikap hidup dan perbuatan baik kita. Bersaksi dan berbuat baik adalah sarana untuk membahagiakan sesama kita.

Renungkan: Di dalam kesetiaan kita kepada Tuhanlah terletak kemampuan kita menjadi berkat dalam dunia ini.

Doa: Kaulah yang ingin kusaksikan, Tuhan Yesus!



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA