| (0.0086238947115385) | (Luk 17:20) |
(sh: Sifat manusia yang tidak pernah berubah (Selasa, 4 April 2000)) Sifat manusia yang tidak pernah berubahSifat manusia yang tidak pernah berubah. Jawaban Yesus atas pertanyaan orang Farisi tentang kapankah Kerajaan Allah akan datang (ayat 20-21) tidak dimaksudkan untuk mengingkari apa yang nantinya diajarkan-Nya kepada murid-murid-Nya, yaitu tentang penampakan Kerajaan-Nya di masa mendatang (ayat 24). Ia menyatakan bahwa walaupun Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, namun sesungguhnya sudah hadir di antara mereka dalam pribadi Yesus Kristus (ayat 21). Orang-orang Farisi tidak mampu melihat Kerajaan Allah karena pikiran mereka sebetulnya sudah terkontaminasi oleh gemerlapnya dunia yang mereka kejar, sehingga pemahaman mereka tentang Kerajaan Allah pun menjadi salah. Kesalahan orang-orang Farisi itu terus berulang pada generasi selanjutnya, walaupun berbeda wujudnya. Yesus sudah menegaskan bahwa kedatangan Kerajaan-Nya akan tergenapi. Ketika itu, banyak orang akan terkejut karena tidak siap. Mereka terlalu sibuk dengan urusan-urusan sendiri dan tidak bisa melepaskan diri dari perkara duniawi, seperti yang terjadi pada zaman Nuh dan Sodom Gomora. Sikap manusia terhadap harta di sepanjang segala zaman tidak pernah berubah. Bila kita melihat di sekitar kita sekarang ini, manusia-manusia terlalu sibuk dengan urusan, kepentingan, keuntungan, dan kepuasan pribadi yang semuanya berhubungan dengan harta. Mereka berlomba-lomba untuk mempunyai harta sebanyak-banyaknya dalam waktu dan dengan tenaga yang sekecil- kecilnya. Salah satu penyebabnya adalah merebaknya budaya konsumerisme dewasa ini. Hal ini semakin ditumbuhsuburkan dengan kemajuan media cetak dan elektronik. Akibatnya kehidupan mereka sehari-hari hanya dipenuhi bagaimana mendapatkan harta, menikmati, dan mempertahankan apa yang sudah dimilikinya; karena mereka tidak bisa membayangkan kehidupan tanpa segala kenikmatan dan kemewahan. Akibatnya mereka tidak dapat membayangkan bahwa Kerajaan Allah atau "Dunia yang lain" sudah di ambang pintu dan akan segera masuk ke dalam realita manusia dan menghapus segala ilusi yang ditawarkan dunia. Renungkan: Kedatangan-Nya kelak akan menempatkan "harta benda" dalam perspektif yang sesungguhnya. Ini dapat dipergunakan untuk kekekalan namun juga dapat menghancurkan manusia karena membuat mereka buta dan melupakan perkara-perkara rohani. |
| (0.0086238947115385) | (Yoh 20:19) |
(sh: Percayalah, jangan ragu! (Senin, 21 April 2014)) Percayalah, jangan ragu!Judul: Percayalah, jangan ragu! Tiba-tiba secara ajaib, Yesus masuk ke dalam ruangan terkunci itu, lalu mengucapkan salam. Setelah Yesus memperlihatkan tangan dan lambung-Nya, murid-murid menjadi gembira karena menyadari bahwa Guru mereka ada di tengah-tengah mereka saat itu (bdk. Yoh. 16:21-22). Akhirnya mereka, selain Tomas, percaya dan mengalami kuasa kebangkitan Kristus, yaitu damai sejahtera dan sukacita yang melenyapkan kekecewaan, keraguan, dan ketakutan. Yesus juga berbicara tentang misi yang harus diemban oleh murid-murid-Nya, sebagaimana yang telah Dia sampaikan juga kepada Maria Magdalena. Yesus pun telah menerima misi itu dari Bapa (21). Tuhan juga memberikan Roh Kudus agar mereka dapat melaksanakan misi-Nya sehingga banyak orang yang percaya dan mendapatkan pengampunan dosa dan hidup kekal. Hal yang sama juga Yesus lakukan terhadap Tomas, yang semula menolak kesaksian rekan-rekannya bahwa Yesus telah bangkit (25). Ia menghendaki bukti yang dapat dilihat dengan mata kepala sendiri. Terhadap Tomas yang skeptis, Yesus datang menampakkan diri dan memenuhi harapannya sehingga dia tidak lagi sanggup membantah kebangkitan-Nya. Hasilnya, Tomas akhirnya percaya dan menyembah Dia, "Ya Tuhanku dan Allahku!" (28). Banyak orang seperti Tomas yang percaya karena telah melihat mukjizat, tetapi Tuhan Yesus lebih berkenan bila orang percaya kepada-Nya, meski tanpa melihat tanda-tanda ajaib. Karena semua bukti kebangkitan-Nya tercatat dalam Kitab Suci (30). Para rasul telah menyaksikan-Nya dan dampak kebangkitan-Nya terlihat dengan kehadiran jemaat Tuhan di muka bumi. Memang untuk itulah Injil (Yohanes) ditulis, yaitu supaya kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
| (0.0086238947115385) | (Kis 18:1) |
(sh: Pelayanan Kosmopolitan (Selasa, 20 Juni 2000)) Pelayanan KosmopolitanPelayanan Kosmopolitan.
Alkitab mencatat hanya ada satu kota yang membuat Paulus begitu
takut dan gentar untuk memberitakan Injil yakni Korintus ( Beberapa faktor pendukung bagi pelayanan di kota kosmopolitan adalah: tempat yang strategis dan tidak kaku merupakan faktor pendukung pertama. Walaupun Paulus mula-mula memberitakan firman di rumah ibadat, ketika diusir oleh orang-orang Yahudi ia memilih rumah pribadi sebagai tempat memberitakan firman (6-8), agar dapat dilakukan pembicaraan dan pengajaran secara lebih intensif. Konsentrasi penuh dari pelayan Tuhan merupakan faktor pendukung yang kedua. Artinya seorang pelayan Tuhan jangan sampai dipusingkan dengan kondisi ekonominya. Memang dikatakan bahwa Paulus pun bekerja membuat tenda, namun setelah Timotius dan Silas datang membawa bantuan dari orang-orang Makedonia, Paulus berhenti bekerja dan memberitakan firman penuh waktu, tidak hanya pada hari Sabat (4-5). Untuk mengadakan faktor ini maka perlu dibangun jaringan-jaringan kerja kristen yang memperhatikan, mengusahakan, dan mendistribusikan dana-dana kepada mereka (5). Faktor pendukung ketiga adalah metode yang tepat bagi penduduk kosmopolitan. Paulus membicarakan (dalam NIV: reasoned) dan meyakinkan orang-orang Korintus (4, 13), kedua kegiatan itu disebut sebagai apologetika. Selain itu Paulus juga memberikan kesaksian (5). Faktor pendukung terakhir adalah peran pemerintah. Paulus tidak melakukan aktifitas pelayanannya secara ilegal. Galio mengakui hal itu dan ini sangat membantu pelayanannya (14). Jika pemerintah lepas tangan dalam masalah agama, maka ada kemungkinan pintu penyiksaan bagi Kristen terbuka lebar seperti yang dialami Sostenes (1Kor. 1:1). Renungkan: Sebagai Kristen, manakah diantara faktor pendukung di atas yang dapat Anda sediakan bagi pelayan Tuhan di kota kosmopolitan? Langkah apa yang dapat Anda ambil? |
| (0.0086238947115385) | (Ibr 13:1) |
(sh: Hidup yang mulia (Kamis, 11 Mei 2000)) Hidup yang muliaHidup yang mulia. Penulis Ibrani mengakhiri suratnya dengan nasihat-nasihat yang berisi dorongan-dorongan agar pembaca surat Ibrani mempunyai kehidupan yang berpadanan dengan doktrin tersebut. Hal pertama dan yang utama yang harus ada dalam kehidupan kristen adalah kasih. Namun di sini, Kristen tidak sekadar dinasihati untuk saling mengasihi, melainkan menekankan pemeliharaan kasih. Penekanan ini sangat penting, karena ketika seseorang semakin mengenal diri orang lain, maka semakin banyak kekurangan orang tersebut akan terlihat. Sehingga ia akan kecewa dan akhirnya kasihnya akan luntur. Namun Kristen harus kebal terhadap kekecewaan seperti itu. Semakin mengenal pribadi orang lain dengan segala kekurangannya, Kristen harus tetap mengasihinya. Memberi tumpangan merupakan bentuk kebaikan yang wajar bagi setiap orang termasuk Kristen karena pada zaman itu belum ada hotel maupun losmen. Orang yang lelah dan lapar banyak ditemui di kota-kota ataupun di pintu rumah seseorang yang berharap diizinkan tinggal. Kristen tidak hanya harus mendemonstrasikan kebaikan itu, namun kebaikan yang didemonstrasikan itu harus melebihi kebaikan yang dilakukan oleh orang non Kristen, itulah hal yang kedua. Karena itu, kristen harus memberi tumpangan kepada orang, yang berarti tidak hanya orang kristen namun semua orang yang pantas menerima kebaikan itu. Lebih dari itu, Kristen pun harus menunjukkan kasihnya kepada orang-orang hukuman karena mereka tidak mempunyai kebebasan untuk datang meminta belas kasihan. Kristen harus berinisiatif dan mendatangi orang-orang yang membutuhkan. Yang ketiga, Kristen harus menjaga kekudusan pernikahannya. Manusia tidak pernah berubah sejak era para rasul hingga era globalisasi kini, kekudusan pernikahan dapat dikatakan sebagai barang langka. Kristen harus menunjukkan kehidupan yang mulia melalui pernikahan yang kudus. Kemuliaan kehidupan Kristen juga harus nyata dalam kesederhanaan hidup. Hal ini diungkapkan dengan perkataan 'janganlah menjadi hamba uang dan cukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu' (5). Renungkan: Ingatlah bahwa di dalam Allah kita memiliki segala sesuatu. Allah adalah pencipta langit dan bumi, yang empunya segala sesuatu. Tidak ada apa pun atau siapa pun yang dapat mengancam kehidupan kristen yang berjalan di dalam tangan-Nya. |
| (0.0071865793269231) | (Dan 9:27) |
(full: MEMBUAT PERJANJIAN ... SELAMA SATU KALI TUJUH MASA.
) Nas : Dan 9:27 Ikatan perjanjian di antara "raja yang akan datang" (ayat Dan 9:26) dengan Israel akan menandai dimulainya "tujuh masa" yang ke-70, tujuh tahun terakhir masa ini. Mengenai peristiwa ini, Alkitab mengajarkan yang berikut:
|
| (0.0071865793269231) | (Mat 4:17) | (jerusalem: Kerajaan Sorga) Kerajaan atau Pemerintahan Allah atas bangsa terpilih dan melalui dia atas dunia seluruhnya merupakan pokok utama dalam pewartaan Yesus, sebagaimana juga dicita-citakan oleh teokrasi Perjanjian Lama. Kerajaan Allah itu melingkupi suatu "kerajaan orang kudus", yang rajanya ialah Allah, oleh karena kekuasaan serta pemerintahannya sebagai raja benar-benar diakui oleh mereka berdasarkan pengetahuan dan kasih. Kerajaan/pemerintahan Allah itu telah dirongrong oleh pemberontakan ialah dosa, sehingga perlu dipulihkan oleh turun tangan Allah yang berdaulat serta MesiasNya, Dan 2:28. Justru turun tangan itulah yang diwartakan oleh Yohanes Pembaptis dahulu, Mat 3:2, dan sekarang oleh Yesus sebagai sesuatu yang di ambang pintu, Mat 4:17,23; Luk 4:43. Yesus sendiri mewujudkan turun tangan itu bukanlah melalui suatu kemenangan laksana seorang pejuang atau melalui kemenangan nasionalis sebagaimana diharapkan orang banyak, Mar 11:10; Luk 19:11; Kis 1:6, melainkan dengan cara yang rohani belaka, Mar 1:34+; Yoh 18:36, sebagai "Anak Manusia", Mat 8:20+, dan "Hamba Tuhan", Mat 8:17+; Mat 20:28+; Mat 26:28+, melalui karya penebusan yang merenggut manusia dari genggaman dan kekuasaan musuh, ialah Iblis, Mat 4:8; Mat 8:29+; Mat 12:25-26. Sebelum perwujudanNya yang terakhir pada akhir zaman bila para orang pilihan hidup di dekat Bapa dengan kegembiraan pesta sorgawi, Mat 8:11+; Mat 13:43; Mat 26:29, Kerajaan itu sudah tampil dengan awal yang sederhana, Mat 13:31-33, dan tersembunyi Mat 13:11, sementara ditentang, Mat 13:24-30. Namun Kerajaan itu benar-benar suatu kenyataan yang sudah dimulai, Mat 12:28; Luk 17:20-21, dan lambat laun berkembang di dunia, Mar 4:26-29, melalui Gereja, Mat 16:18+. Dengan kekuasaan ilahi Kerajaan itu sudah ditegakkan sebagai Kerajaan Kristus melalui penghakiman Allah atas Yerusalem, Mat 16:28; Luk 21:31, lalu diwartakan di dunia semesta berkat perutusan para rasul, Mat 10:7; Mat 10:24; Mat 10:14; Kis 1:3+. Secara definitif Kerajaan Allah akan ditegakkan dan dikembalikan kepada Bapa, 1Ko 15:24, berkat kedatangan kembali Kristus dengan kemuliaanNya, Mat 16:27; Mat 25:31, sesudah penghakiman terakhir, Mat 13:37-43; Mat 13:47-50; Mat 25:31-46. Sementara perwujudan terakhir itu dinantikan. Kerajaan itu nampak sebagai suatu karunia belaka, Mat 20:1-16; Mat 22:9-10; Luk 12:32, yang diterima oleh orang-orang kecil dan rendah hati, Mat 5:3; Mat 18:3-4; Mat 19:14,23-24, yang mengorbankan segala sesuatu, Mat 19:12; Mar 9:47; Luk 9:62; Luk 18:29 dst, sedangkan ditolak oleh yang angkuh hati dan yang mementingkan dirinya, Mat 21:31-32,43; Mat 22:2-8; Mat 23:13. Orang hanya dapat masuk dengan berpakaian pesta, Mat 22:11-13, ialah hidup baru, Yoh 3:3,5. Ada juga orang yang tidak diperbolehkan masuk, Mat 8:12; 1Ko 6:9-10; Gal 5:21. Orang tetap harus berjaga-jaga supaya siap mana kala Kerajaan datang dengan tidak tersangka-sangka, Mat 25:1-13. Mengenai caranya Matius menyusun rangka karyanya di sekitar pokok utama "Kerajaan Sorga" itu, bdk pengantar. |
| (0.0071865793269231) | (Kis 17:1) |
(sh: Hukum, politik, dan kuasa Allah (Sabtu, 17 Juni 2000)) Hukum, politik, dan kuasa AllahHukum, politik, dan kuasa Allah. Di Indonesia, banyak Kristen yang buta permasalahan hukum dan politik. Konsekuensinya: (1)Kristen seringkali dilecehkan oleh pihak lain, (2) Gereja tidak berdaya untuk memberdayakan jemaatnya berkiprah di bidang ini, (3) Gereja 'mengagungkan' kuasa Tuhan secara ekstrim sehingga mengharamkan segala bentuk pemberdayaan intelektual demi kepentingan gereja. Paulus memberikan teladan bagi gereja dalam mengkombinasikan kuasa Allah yang menyertainya dengan hukum dan politik yang ia kuasai. Paulus dan Silas dijebloskan ke dalam penjara di Filipi karena kelicikan para tuan hamba perempuan yang sudah bertobat itu, yang mengangkat hukum sebagai isu utama untuk menutupi isu ekonomi (21). Dakwaan yang dijatuhkan sudah memenuhi aspek legal, karena hukum Romawi melarang warga negaranya menjalankan tata ibadah sebuah agama yang belum disahkan oleh pemerintah setempat, namun biasanya ada toleransi sejauh agama itu tidak menimbulkan gejolak sosial dan politik (20-21). Di penjara, Paulus dan Silas tetap berdoa seperti yang diajarkan oleh Yesus (Luk. 18:1) dan memuji Tuhan sebagai tanda sukacita. Kesukacitaan di tengah penderitaan yang tidak seharusnya dialami, memanifestasikan keselamatan sejati yang selalu mengatasi segala keadaan. Kuasa kesaksian mereka diperkuat oleh Allah dengan gempa bumi yang mendobrak pintu penjara dan belenggu mereka. Peristiwa ini dan firman Tuhan yang diberitakan Paulus membawa kepala penjara dan seluruh keluarganya kepada keselamatan. Mengapa mereka tidak segera keluar dan mengapa baru sekarang mereka menggugat (37)? (1) mereka ingin menegaskan bahwa kuasa Allah melebihi segala kekuatan hukum yang dimilikinya sebagai warga negara Romawi, yang tidak boleh didera dan dipenjara tanpa proses pengadilan. (2) ia ingin mengajar para pejabat pemerintah bahwa orang Kristen tidak bisa diremehkan dan dilecehkan begitu saja secara hukum dan politik karena mereka 'melek' hukum. (3) agama Kristen bukanlah agama 'murahan' karena dianut oleh warga negara Romawi yang terhormat. Renungkan: Nyatakanlah bahwa Kristen Indonesia tidak bisa dilecehkan secara hukum dan politik. Wartakanlah bahwa agama Kristen bukanlah agama kelas 'kacangan' yang dianut oleh orang-orang yang mudah dilecehkan. Budaya instant dan Alkitab. Budaya 'instant' (mau serba cepat) nampaknya tidak hanya merambah bidang pangan (fast food) dan keuangan (ATM), namun juga sudah merambah ke dalam Kekristenan. Salah satu manifestasinya dapat dilihat dari cara Kristen membaca dan merenungkan firman Tuhan. Kecenderungan yang terjadi adalah mereka enggan membaca, merenungkan, dan memahami Alkitab sampai menemukan kebenaran-kebenaran Ilahi. Mereka lebih memilih buku renungan yang tersedia banyak di toko buku kristen, membaca uraian yang ada di dalamnya, yang biasanya berisi kesaksian dan pengalaman Kristen lainnya. Secara singkat dan tanpa susah payah mereka telah menemukan 'kebenaran'. Pertanyaannya adalah apakah mereka benar-benar menemukan kebenaran itu? Apakah cerita dan kesaksian orang lain mempunyai kuasa sama seperti firman Tuhan? Jika demikian, apakah orang Kristen dapat menghadapi pergumulan hidup? Bagaimana orang-orang Tesalonika bertobat dan bagaimana mereka sebagai jemaat yang masih muda bertahan terhadap penyiksaan? Hanya ada satu jawaban yaitu firman Tuhan. Selama tiga hari Sabat berturut-turut Paulus menerangkan dan menunjukkan kepada mereka kebenaran firman Tuhan. Hingga akhirnya mereka percaya dan memutuskan untuk bertobat. Keyakinan dan keputusan mereka tidak berdasarkan pemahaman firman yang dangkal dan tanpa pemikiran. Sebaliknya mereka bersusah-payah dan menghabiskan waktu yang tidak sebentar. Firman Tuhan yang dipahami dengan cara demikian ternyata juga bermanfaat sebagai sumber kekuatan dan kemampuan yang menguatkan dan memampukan Kristen menghadapi segala tantangan dan ancaman, sehingga mereka tetap kokoh dalam iman. Yason adalah seorang Kristen yang mengalami kuasa firman Tuhan. Ketika ia menghadapi penduduk kota yang sedang makar dan ingin menghabisi Paulus dan Silas, ia rela bertindak sebagai penjamin Paulus dan Silas. Mungkin ia akan mengalami hukuman yang berat jika Paulus dan Silas tidak keluar Tesalonika. Sikap dan tindakan Yason merupakan manifestasi dari kuasa firman yang bekerja di dalam dirinya. Renungkan: Rindukah Anda mengalami kuasa itu? Tinggalkan cara baca Alkitab Anda yang mempraktekkan budaya 'instant' dan dapatkanlah kebenaran firman Tuhan melalui penggalian dan pemahaman. |

