(0.087915186666667) | (Mrk 7:6) |
(full: HATINYA JAUH DARI PADA-KU.
) Nas : Mr 7:6 Orang Farisi dan para ahli Taurat bersalah karena melakukan legalisme. Seorang legalis mengganti sikap-sikap batin yang datang dari dilahirkan kembali oleh Allah dan Roh Kudus dengan berbagai perbuatan yang lahiriah atau perkataan (Mat 5:27-28; 6:1-7; Yoh 1:13; 3:3-6; lihat cat. --> Mat 5:20; lihat cat. --> Yes 1:11; lihat cat. --> Am 4:4-5). [atau ref. Mat 5:20; Yes 1:11; Am 4:4-5] Orang seperti itu memuliakan Allah dengan bibir, sedangkan hati mereka jauh daripada Dia; dari luar mereka tampaknya benar, tetapi hatinya sama sekali tidak mengasihi Allah.
|
(0.087915186666667) | (Luk 9:2) |
(full: MEMBERITAKAN KERAJAAN ... MENYEMBUHKAN ORANG.
) Nas : Luk 9:2 Teks :
|
(0.087915186666667) | (Yoh 17:1) |
(full: DOA SYAFAAT KRISTUS UNTUK SEMUA ORANG PERCAYA.
) Nas : Yoh 17:1 Doa Yesus yang terakhir untuk para murid-Nya menunjukkan keinginan-Nya yang mendalam bagi semua orang percaya, baik dahulu maupun sekarang. Doa ini juga merupakan suatu teladan yang diilhamkan Roh tentang bagaimana semua gembala sidang harus mendoakan jemaat mereka, dan bagaimana orang-tua harus mendoakan anak-anak mereka. Dengan berdoa untuk mereka yang berada di bawah pengawasan kita, perhatian terbesar haruslah:
|
(0.087915186666667) | (Kis 6:3) |
(full: PENUH ROH DAN HIKMAT.
) Nas : Kis 6:3 Para rasul menetapkan bahwa ketujuh orang yang terpilih itu membuktikan bahwa mereka senantiasa berada di bawah pengaruh Roh Kudus. Rupanya para rasul ini menganggap bahwa tidak semua orang percaya senantiasa penuh dengan Roh. Dengan kata lain, mereka yang gagal untuk hidup setia dalam Roh (Gal 5:16-25) tidak akan penuh dengan Roh lagi. Mengenai istilah "penuh dengan Roh Kudus," dan "dipenuhi dengan Roh Kudus" perhatikan yang berikut ini:
|
(0.087915186666667) | (2Kor 8:2) |
(full: KAYA DALAM KEMURAHAN.
) Nas : 2Kor 8:2 Dua pasal ini menyingkapkan prinsip-prinsip dan janji-janji penting yang menyangkut pemberian orang Kristen:
|
(0.087915186666667) | (Gal 2:19) |
(full: AKU TELAH MATI ... UNTUK HUKUM TAURAT.
) Nas : Gal 2:19 Teks :Lihat cat. --> Rom 7:4 [atau ref. Rom 7:4] mengenai arti mati terhadap hukum Taurat;lihat cat. --> Mat 5:17 [atau ref. Mat 5:17] mengenai hubungan orang percaya dengan hukum Taurat;lihat art. HUKUM PERJANJIAN LAMA. |
(0.087915186666667) | (1Ptr 2:5) |
(full: IMAMAT KUDUS.
) Nas : 1Pet 2:5 Dalam PL keimaman terbatas pada suatu golongan minoritas tertentu. Kegiatan mereka yang khusus ialah mempersembahkan kurban kepada Allah, mewakili umat-Nya dan berbicara langsung dengan Allah (Kel 28:1; 2Taw 29:11). Kini melalui Yesus Kristus, setiap orang Kristen sudah menjadi imam di hadapan Allah (Wahy 1:6; 5:10; 20:6). Keimaman semua orang percaya berarti sebagai berikut:
|
(0.087915186666667) | (2Ptr 1:21) |
(full: OLEH DORONGAN ROH KUDUS ORANG-ORANG BERBICARA ATAS NAMA ALLAH.
) Nas : 2Pet 1:21 Petrus menegaskan asal-usul ilahi dan wibawa nubuat Alkitab (lihat art. NABI DI DALAM PERJANJIAN LAMA). Setiap orang percaya hendaknya juga mempunyai pandangan yang kokoh dan tidak berkompromi terhadap pengilhaman dan kekuasaan Alkitab. Ada beberapa alasan untuk itu.
|
(0.087915186666667) | (Pkh 7:8) | (jerusalem) Bagian ini berbicara tentang pembalasan. Hukum Taurat sudah merumuskan prinsip pembalasan kolektip: kalau umat Israel setia pada Allah, maka ia menjadi bahagia; kalau tidak setia, umat didatangi kemalangan, bdk Ula 7:12 dst; Ula 11:26-28; 28:1-68; Ima 26. Prinsip kolektip itu oleh para berhikmat dialihkan kepada nasib masing-masing orang secara perorangan. Allah membalas setiap orang sesuai dengan perbuatan-perbuatannya, Maz 62:12+. Mereka menyimpulkan bahwa nasib manusia di dunia sini sesuai dengan kelakuannya, baik atau buruk. Kalau dikatakan bahwa kesimpulan itu tidak sesuai dengan pengalaman, maka para berhikmat menjawab: Kebahagiaan dan kesejahteraan orang fasik hanya semu saja, sedangkan kemalangan orang benar hanya sebentar. Penderitaan ini a.l. terungkap dalam Maz 37 dan dianut oleh ketiga sahabat Ayub. Pengkhotbah tidak menyetujui ajaran itu. Jawaban tradisionil atas masalah kesejahteraan orang fasik, Pengk 7:8, ditanggapi dengan keraguan, Pengk 7:9-12. Sebaik-baiknya orang menerima saja nasib seada-adanya tanpa mau menjelaskannya Pengk 7:13-15. Kalau bahkan hidup dan mati terbagi-bagi dengan kurang tepat, Pengk 7:15, maka tidak ada gunanya berdaya-upaya melampaui batas, Pengk 7:16-18. Nama baikpun tidak berdasar, Pengk 7:19-22. Kenyataan tidak dapat dipahami dan merupakan sebuah rahasia tak terselami, Pengk 7:23 dst (Pengk 7:26-28 adalah sebuah sisipan yang mengungkapkan rasa curiga terhadap perempuan). Orang tidak dapat meluputkan diri dari nasibnya (raja juga tidak terluput)Pengk 8:1-9. Dan mini membuat manusia merasa jemu, Pengk 8:10-14. Maka kesimpulannya: nikmatilah hidup sedapat-dapatnya, Pengk 8:15; bdk Pengk 2:24+. |
(0.087915186666667) | (Am 5:4) | (jerusalem: Carilah Aku) Berziarah ke tempat-tempat kudus dapat dikatakan "mencari Allah", bdk Ams 5:5; Ula 12:5; 2Ta 1:5. tetapi nabi Amos menegaskan bahwa "mencari Allah" yang sebenarnya berarti: mengusahakan yang baik dan menjauhkan yang jahat, Ams 5:14. Itulah yang membawa orang ke hidup sejati, Ams 5:4,6. Dalam nas-nas lain dari Perjanjian Lama ungkapan "mencari Allah" berarti: meminta petunjuk Tuhan (Ibraninya: darasy) dengan mengajukan pertanyaan 1Sa 14:41+, melalui seorang "abdi Allah", Kej 25:22; Kel 18:15; 1Sa 9:9; 1Ra 22:8, ataupun dengan "mencari firman", 1Ra 22:5; bdk Ams 14:5, baik dalam sebuah kitab, Yes 34:16, maupun dengan perantaraan seorang nabi, 1Ra 22:7. Ada sebuah ungkapan lain (yang biasanya memakai kata kerja Ibrani biqqesy) yang berkata tentang: "mencari wajah Tuhan", artinya: kehadiranNya, Hos 5:15; 2Sa 21:1 (Ibrani): 1Ta 16:11(=Maz 105:4); Maz 24:6; 27:8+. Agaknya dengan arti yang sama ungkapan itu dipakai dalam Zef 1:6; Hos 3:5; 5:6; Kel 33:7+, dll. Tetapi kedua ungkapan tsb hampir sama artinya: Orang mencari wajah Tuhan untuk mengetahui apa yang dikehendaki Tuhan dan kehadiran Allah kerap kali menjadi nyata melalui petunjuk yang diberiNya. Adapun "mencari Allah" itu dalam Perjanjian Lama merupakan perbuatan keagamaan yang dasari. Dalam Perjanjian Baru terdapat ungkapan yang sama artinya, yaitu: mencari Kerajaan Allah, Mat 6:33. |
(0.087915186666667) | (Rm 8:27) | (jerusalem: berdoa untuk orang-orang kudus) Menurut teladan Yesus, Mat 6:5+; Mat 14:23+, dan sesuai dengan kebiasaan Gereja purba, Kis 2:42+, Paulus kerap kali mengajak orang berdoa tekun, Rom 12:12; Efe 6:18; Fili 4:6; Kol 4:2; 1Te 5:17+; 1Ti 2:8; 5:5; bdk 1Ko 7:5. Paulus sendiri dengan tidak kunjung berhenti mendoakan kaum beriman, Efe 1:16; Fili 1:4; Kol 1:3,9; 1Te 1:2; 3:10; 2Te 1:11; File 4, dan mengajak kaum beriman supaya mendoakan Paulus, Rom 15:30; 2Ko 1:11; Efe 6:19; Kol 4:3; 1Te 5:25; 2Te 3:1; File 22; Ibr 13:18. Mereka perlu saling mendoakan, 2Ko 9:14; Efe 6:18. Mengenai doa untuk saudara yang berdosa dan yang sakit, bdk 1Yo 5:16; Yak 5:13-16. Doa-doa itu meminta karunia-karunia buat kemajuan rohani dan buat menghilangkan rintangan-rintangan, baik lahiriah, 1Te 2:18 dan 1Te 3:10; Rom 1:10, maupun batiniah, 2Ko 12:8-9. Diminta juga hal-hal yang baik di bidang sosial, 1Ti 2:1-2, Paulus sangat menekankan perlunya doa syukur, 2Ko 1:11+; Efe 5:4; Fili 4:6; Kol 2:7; 4:2; 1Te 5:18; 1Ti 2:1. Segala perbuatan, Efe 5:20; Kol 3:17, teristimewa makan perlu di sertai ucapan syukur, Rom 14:6; 1Ko 10:31; 1Ti 4:3-5. |
(0.087915186666667) | (1Kor 1:9) | (jerusalem: persekutuan) Kata "persekutuan" (Yunaninya: koinonia) dipergunakan dengan macam-macam arti. Tetapi arti dasarnya selalu sama: persekutuan yang berurat berakar dalam apa yang oleh beberapa orang dimiliki bersama, entahlah milik bersama itu milik materiil atau spirituil. Pada orang-orang Kristen milik materiil selalu disertai milik spirituil, Rom 15:26-27; 2Ko 8:4; 9:13; Gal 6:6; Fili 4:15-17. Ada kalanya orang "bersekutu" dalam perbuatan atau perasaan hati, 2Ko 1:7; 6:14; 1Ti 5:22; 2Yo 11; Wah 1:9. Adapun persekutuan yang menjadi dasar dan sumber segala macam persekutuan lain ialah persekutuan dalam hal-hal ilahi, 1Ko 9:23; Fili 1:5; File 6. Persekutuan itu mempersatukan kita dengan Bapa dan Anak, Yesus Kristus, 1Ko 1:9; 1Yo 1:3+, 1Yo 1:7+, dengan Kristus sendiri, 1Ko 10:16; Fili 3:10; 1Pe 4:13, dengan Roh Kudus, 2Ko 13:13+; Fili 2:1. Iapun mengikut-sertakan kita dalam kemuliaan yang akan datang, 1Pe 5:1. Oleh karena Kristus mengambil bagian dalam kodrat kita, Ibr 2:14, kitapun mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 2Pe 1:4+. Kata "persekutuan" mengungkapkan ciri khas jemaat Kristen, Kis 2:42+ |
(0.087915186666667) | (Kej 6:1) |
(sh: Akibat melampaui batas (Sabtu, 8 Februari 2003)) Akibat melampaui batasAkibat melampaui batas. Seluruh perikop ini sulit kita mengerti dengan jelas, khususnya ayat 1-4. Beberapa penafsir berpendapat bahwa istilah "anak-anak Allah" mengacu pada orang-orang saleh, yang pada waktu itu menikah dengan perempuan dari keturunan orang-orang yang tidak beribadah. Dalam hal ini, para penafsir menekankan bahwa manusia telah melakukan penyelewengan terhadap Allah. Pernikahan yang berhakikatkan kesatuan dari Allah, kini menjadi persatuan dengan pihak yang melawan Allah. Di mata Allah, perbuatan manusia selain telah melampaui batas-batas tatanan yang diciptakan Allah (ayat 3), juga jahat (ayat 5,11), hingga Tuhan harus menyesal telah menjadikan manusia (ayat 6). Dosa tidak hanya melanggar hukum-hukum Allah, tetapi juga mengesampingkan Allah. Dosa tidak berhenti setelah korban berjatuhan. Dosa merajalela, dengan buas mengacungkan tinju menantang Allah; juga menyarangkan belati ke tubuh sesama manusia. Keinginan menyamai Allah beriringan dengan keinginan merampas dan merusak karya-karya indah Allah juga. Allah tidak membiarkan; Allah memutuskan untuk melakukan dua hal. Pertama, hidup manusia dibatasi. Usia manusia hanya 120 tahun saja (ayat 3). Kedua, akan ada penghukuman, sekaligus pemusnahan (ayat 7,13)! Allah bertindak demikian agar manusia mengetahui sekaligus mengingat dan menyadari bahwa otoritas tertinggi adalah Allah dan manusia itu fana belaka. Kedaulatan ada pada Allah, bukan manusia, karena itu Allah berdaulat untuk menghukum manusia. Kalaupun Allah memakai Nuh -- karena hanya dia yang didapati tetap setia kepada Allah, itu semata-mata karena anugerah dan inisiatif Allah (ayat 8,13a). Renungkan: Baik penyelamatan maupun penghukuman sama menegaskan dan meninggikan Allah. Sambutlah penyelamatan-Nya sebab itu menyukakan Allah dan sebab itu berarti Anda memilih hidup dalam Allah, bukan maut. |
(0.087915186666667) | (Kej 14:17) |
(sh: Keberhasilanku adalah anugerah Allah (Jumat, 30 April 2004)) Keberhasilanku adalah anugerah AllahKeberhasilanku adalah anugerah Allah. Keberhasilan bisa membuat orang lupa diri dan sombong. Mudah sekali untuk merasa bahwa semua keberhasilan adalah kerja keras, kemampuan dan ketrampilan diri sendiri. Dapat dipastikan bahwa tujuan akhir dari semua itu adalah bahwa kemuliaan hanya untuk diri sendiri. Tak tersisa sedikitpun untuk orang lain, apalagi Tuhan. Tidak demikian dengan Abram. Keberhasilan yang dia raih seluruhnya dipersembahkan kepada Tuhan. Melalui persembahan persepuluhan kepada imam Allah yang Mahatinggi, Melkisedek ((ayat 18-20), Abram membuktikan bahwa dirinya adalah seorang beriman yang mengembalikan segala hormat dan pujian kepada Allah yang diyakininya sudah memberikan kemenangan. Sikap terpuji Abram lainnya, adalah dia tak pernah melupakan kerja sama orang-orang di sekitarnya yang dia anggap juga sebagai rekan-rekan seperjuangan. Abram memastikan bahwa mereka mendapatkan pahala masing-masing sesuai dengan hak mereka yang menang perang (ayat 24b). Namun, Abram tidak memberikan kesempatan godaan untuk orang berdosa bermegah atas orang benar. Ia menolak untuk menerima ucapan terimakasih Raja Sodom, seakan-akan perbuatan Abram itu adalah jasa untuk Sodom (ayat 22-24a). Abram bertindak oleh dorongan Allah untuk menyelamatkan Lot, oleh karena itu ia tidak merasa perlu menerima hadiah dari raja Sodom. "Godaan" yang ditawarkan kepada Abram masih sering kita jumpai di masa sekarang ini. Celakanya, banyak orang Kristen yang meresponi positif hal demikian. Hati-hati menyikapi keberhasilan kita. Sebab itu bisa menjadi sumber kesombongan. Kita merasa berhak mendapatkan pujian, hormat, dan upah. Tanpa sadar kita telah terjual ke dalam perbudakan harta dan tahta. Untuk direnungkan: Jangan pernah mau pelayananmu diukur oleh uang dan harta. Jangan pernah mau menerima kemuliaan pelayanan yang hanya milik Tuhan saja! |
(0.087915186666667) | (Kel 9:1) |
(sh: Menghargai sesama (Sabtu, 9 April 2005)) Menghargai sesamaMenghargai sesama
Mengapa Firaun berkeras tidak mau melepaskan bangsa Israel? Bagi Firaun, Israel adalah aset untuk pembangunan Mesir. Orang Israel hanyalah budak bagi orang Mesir. Oleh karena itu, walaupun sudah empat tulah dijatuhkan, Firaun tetap tidak bergeming. Maka tulah kelima, sampar yang menimpa ternak orang-orang Mesir (ayat 3,6) dan tulah keenam, barah yang menjangkiti orang Mesir dan ternaknya (ayat 9-10) diturunkan Tuhan untuk menghajar Firaun dan bangsanya. Bahkan para ahli sihirnya Firaun terkena barah itu (ayat 11). Sebaliknya, bangsa Israel dilindungi Tuhan dari malapetaka itu (ayat 4). Firaun dalam kepercayaan bangsa Mesir dianggap sebagai anak allah (dewa Ra), namun demikian di hadapan Allah Israel, Firaun tetaplah manusia biasa. Ia adalah makhluk ciptaan Allah yang mempunyai hakikat yang sama dengan sesamanya manusia. Sikap dan perbuatan Firaun yang menganggap diri lebih daripada manusia biasa, bahkan melecehkan harkat bangsa Israel adalah sikap yang sama sekali salah. Apalagi dengan sombongnya Firaun mau melawan Allah Israel, Sang Pencipta. Upah kesombongan itu adalah kehancuran yang akan datang melalui tulah-tulah yang sudah dan yang masih akan datang. Orang Kristen harus lebih peka menolak sikap dan perlakukan membedakan manusia menurut suku, harta, kedudukan, dllsb. Pemahaman bahwa kita diciptakan sama mulia sebagai gambar Allah perlu secara aktif kita praktikkan. Lebih daripada itu anugerah pengampunan dalam Kristus Yesus yang membuat orang mengalami pemulihan dari perbudakan dosa wajib kita saksikan. Yang kulakukan: Mereka yang tertindas harkatnya oleh dosa adalah sesamaku. Aku harus mengasihi dan menyatakan kasih Allah kepada mereka. |
(0.087915186666667) | (Kel 9:13) |
(sh: Dihukum supaya bertobat (Minggu, 10 April 2005)) Dihukum supaya bertobatDihukum supaya bertobat
Tulah hujan es ini tidak terjadi di Tanah Gosyen sebab Allah setia memelihara umat-Nya (ayat 26). Tulah ketujuh yang menimpa seluruh Tanah Mesir ini adalah sangat dahsyat dalam sejarah bangsa Mesir sebab tulah ini menghancurkan tanaman yang menjadi sumber pangan mereka (ayat 18-19,22-26). Penderitaan karena keenam tulah sebelumnya telah berdampak pada bangsa Mesir, yakni munculnya beberapa orang Mesir yang takut akan firman Tuhan dan mengindahkan peringatan-Nya untuk menyelamatkan ternak dan hambanya (ayat 19-21). Meski demikian, Firaun dan para pegawainya tetap bersikeras untuk tidak mengakui-Nya. Dia hanya ingin Allah mencabut penghukuman-Nya tanpa mau bertobat (ayat 27-30,33-35). Allah belum lagi mematikan Firaun. Gambaran yang dipakai Musa adalah walau rami dan jelai sudah musnah, sekoi dan gandum masih terlindungi karena saat itu belum musimnya (ayat 31-32). Melalui tulah ketujuh ini, kita belajar bahwa penghu-kuman Allah dimaksudkan supaya manusia memiliki kesempatan untuk berbalik kepada Allah dan bertobat. Maka sebagai orang percaya kita harus selalu bersedia belajar dari setiap peristiwa hidup yang Allah izinkan terjadi menimpa kita supaya menghasilkan pertobatan. Maksud semua perbuatan Allah ialah agar kita semakin mengenal-Nya yaitu bahwa Dia setia memelihara hidup umat-Nya. Renungkan: Pertobatan adalah pintu pengenalan akan Dia. |
(0.087915186666667) | (Kel 17:1) |
(sh: Andalkan kasih setia Tuhan! (Sabtu, 10 September 2005)) Andalkan kasih setia Tuhan!Andalkan kasih setia Tuhan! Tantangan dan persoalan dalam kehidupan manusia adalah wajar bagaikan kerikil-kerikil yang mengganggu langkah-langkah perjalanan hidup. Ketidakpercayaan kepada Allah dapat membuat kita memandang perintang-perintang kecil itu seolah-olah batu-batu besar. Israel yang berada di padang gurun Masa dan Meriba, sedang mengalami kekurangan air minum dan mereka juga harus menghadapi bangsa Amalek. Ketiadaan air minum merupakan masalah "kecil" di hadapan Allah. Namun, menurut Israel, hal ini bagaikan batu besar karena mereka kurang percaya. Israel tidak mengingat perbuatan besar yang Allah telah perbuat bagi mereka, yakni membebaskan mereka dari perbudakan Mesir dan menyertai perjalanan mereka bahkan mencukupi kebutuhan jasmani mereka selama berada di padang gurun (ayat 5-6). Kendati demikian, Allah terus menunjukkan kasih setia-Nya. Ia tetap menyertai Israel ketika mereka berperang melawan bangsa Amalek (ayat 8-12). Allah berperang melawan musuh umat-Nya, bahkan Ia membuat bangsa Amalek terhapus dari muka bumi (ayat 13-14). Kemenangan ini bukan disebabkan oleh kekuatan atau persenjataan Israel melainkan semata-mata karena kuasa Allah. Indahnya kemenangan yang Allah berikan terlihat dari ketaatan Israel pada firman-Nya dan kerja sama mereka yang saling menopang. Yosua yang memimpin Israel berperang melawan Amalek, sementara Musa dibantu dan ditopang oleh Harun dan Hur berdoa dengan tekun dan bersehati. Kita orang beriman pun bagaikan musafir-musafir yang sedang menuju pengenapan janji-janji Tuhan. Berbagai kesulitan fisik serta tantangan mental-spiritual Ia izinkan menghadang. Maksud Tuhan adalah agar kita beroleh kesempatan membuktikan bahwa Ia adalah Allah yang patut sepenuhnya kita andalkan dan percayai. Responsku: Aku akan memahsyurkan Allah karena kesetiaan dan karya-Nya dalam hidupku. |
(0.087915186666667) | (Kel 20:1) |
(sh: Akulah Tuhan Allahmu! (Minggu, 3 Agustus 1997)) Akulah Tuhan Allahmu!Akulah Tuhan Allahmu! Sah milik Allah. "Akulah Tuhan Allahmu...." adalah pengesahan bahwa Allah adalah Allah bagi umat Israel dan Israel adalah umat kesayangan-Nya. Umat kesayangan Allah ini telah melihat karya besar Allah dalam awal kehidupan mereka berumat. Allah menunjukkan keterlibatan besar dalam hidup mereka. Perbuatan ajaib Allah itu alasan yang membuat mereka hanya perlu taat pada Allah yang Ajaib dan Besar. Tidak ada ilah lain yang patut disembah di samping Tuhan Allah. Wujud nyata menyembah Allah. Bagaimanakah seharusnya umat Allah memulai hubungan pribadi sebagai umat milik Allah? Sembah Dia saja. Hanya Dia yang telah menyatakan Diri kepada mereka, Allah sejati, bukan yang lain. Allah nyata dalam karya-Nya yang besar dan di dalam firman-Nya. Kedua, Allah melarang Israel membuat apapun yang dapat menggantikan kehadiran-Nya. Allah tidak ingin dinomorduakan. Ketiga, nama-Nya harus ditinggikan, dan dimuliakan. Menyebut nama-Nya dengan sembarangan sama dengan tidak meninggikan Dia. Keempat, bersekutu dengan-Nya pada hari Sabat. Persekutuan dengan-Nya membuat manusia makin mengenal dan terus berharap pada-Nya. Keempat hal tersebut perlu dipelihara dan dijalankan oleh umat Allah. Syukur pada Kristus yang telah memperkenalkan Allah lebih jelas karena Kristus adalah gambar wujud Allah (Ibrani 1:2-3). Di dalam dan melalui Kristus kita dapat mengalami hubungan pribadi lebih dekat lagi dan pasti. |
(0.087915186666667) | (Kel 20:7) |
(sh: Dikuduskanlah Nama-Mu! (Jumat, 16 September 2005)) Dikuduskanlah Nama-Mu!Dikuduskanlah Nama-Mu! Pernahkah Anda menyaksikan suatu adegan dalam sebuah film yang menyebutkan nama Tuhan untuk mengutuki atau memaki orang lain? Apa penilaian Anda tentang hal ini? Jawaban Anda akan memperlihatkan kepekaan Anda terhadap perintah ketiga ini. Salah satu dosa yang sering tidak disadari oleh umat Tuhan adalah pelanggaran terhadap perintah ketiga ini. Pelanggaran ini berkaitan dengan dua hal yakni: Pertama, penyebutan nama Tuhan yang dilontarkan secara sembrono dan tidak hormat (ayat 7a). Ujaran seperti ini berarti menempatkan Tuhan pada posisi sama dengan manusia. Kedua, penyertaan nama Tuhan dalam bersumpah palsu. Melakukan hal itu berarti melecehkan Tuhan. Tatkala seseorang bersumpah palsu, berkata ia tidak berbuat suatu kejahatan padahal melakukannya, ia telah menjadikan Tuhan sekutunya dalam kebohongan (lih. Im. 19:12).
Bentuk pelanggaran terhadap perintah ketiga ini beragam. Mulai dari
mengucapkan sumpah palsu dengan menyertakan nama Tuhan, memakai
nama Tuhan demi terwujudnya kepentingan pribadi, menyebutkan
nama Tuhan dalam ucapan kutukan dan makian, sampai pada
menyalahgunakan nama Tuhan dalam kegiatan rohani (lih. Hidup kudus hendaknya bukan hanya terlihat dari sikap hidup saja melainkan juga hadir dalam tutur kata kita. Di dalam orang-orang yang hidup dekat dengan Tuhan terpancar budi bahasa yang memuliakan Allah, terhormat, dan membangun orang lain. Camkan: Konsistenlah dengan kebiasaan Anda memanjatkan kalimat pertama Doa Bapa kami. |