Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 5861 - 5880 dari 6323 ayat untuk mereka [Pencarian Tepat] (0.009 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.11947094444444) (Yoh 18:1) (sh: Pemimpin sejati (Rabu, 31 Maret 1999))
Pemimpin sejati

Pemimpin sejati. Kristus bukan tipe pemimpin yang egois, karena di saat yang mengancam diri-Nya, Ia tidak berusaha menyelamatkan diri-Nya sendiri. Justru di saat seperti itu, Kristus malah memperkenalkan diri, menampilkan diri ke depan untuk melindungi murid-murid-Nya (ay. 8). "Kalau Aku yang kamu cari, biarlah mereka pergi". Inilah salah satu bentuk kepribadian agung yang dimiliki Yesus. Ia mengorbankan diri-Nya demi keselamatan orang lain. Adakah kita menemukan pemimpin-pemimpin seperti Yesus di tengah-tengah bangsa dan gereja kita? Atau paling tidak pernahkah kita menemukan jiwa dan semangat Yesus di tengah-tengah bangsa dan gereja saat ini?

Membela Kristus dengan pedang. Demi menunjukkan bahwa para murid tidak menerima begitu saja perlakuan orang-orang kepada Yesus, sebuah pedang diayunkan Petrus, sebagai bakti kepada Yesus. Demi menunjukkan kepada orang-orang, bahwa walaupun kecil dan lemah, para pengikut Kristus tidak pasrah tetapi berbuat sesuatu. Sebuah bukti, bahwa murid-murid Yesus bukanlah penonton yang tak memiliki kekuatan apa-apa, melihat Gurunya ditangkap dan diseret orang. Namun untuk semua itu Tuhan Yesus mengatakan: "sarungkanlah pedangmu!"

Renungkan: Yesus Kristus tidak pernah menginginkan kita membela kebenaran dengan kekerasan.

(0.11947094444444) (Yoh 20:19) (sh: Iman seorang pencari fakta (Selasa, 6 April 1999))
Iman seorang pencari fakta

Iman seorang pencari fakta. Bagi Tomas, iman harus dapat dipegang dengan tangan, dilihat dengan mata, dirasakan dengan pancaindra; rasional dan bisa dimengerti oleh akal. Tetapi, sebenarnya iman berada di atas akal, walaupun tidak bertentangan dengan akal. Percaya kepada sesuatu yang bisa dilihat, dipegang dan dirasa, sebenarnya sulit sekali untuk dinamakan "percaya". Oleh sebab itu firman Allah mengatakan: "Karena engkau telah melihat Aku maka engkau percaya, berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya". Apakah kita percaya karena kita melihat, ataukah kita percaya walau tidak melihat?

Mengabaikan persekutuan. Tomas tidak hadir dalam persekutuan, karena itu, ia tidak melihat Yesus ketika Ia menampakkan diri di tengah-tengah para murid. Arti Paskah dan pengalaman akan dampak Paskah, dibukakan Yesus dalam sebuah persekutuan. Itulah wadah para murid mengerti dan mendalami arti sebuah persekutuan yang sesungguhnya. Dalam persekutuan itu pulalah para murid menyaksikan penampakan Yesus setelah kebangkitan-Nya. Seperti halnya Tomas, bukankah kita seringkali mengabaikan persekutuan, sehingga kita juga tidak bertemu dengan Yesus yang menampakkan diri?

Renungkan: Orang beriman yang berbahagia adalah orang yang mendapatkan kepastian iman dengan tidak bergantung pada tanda dan pengalaman indra.

(0.11947094444444) (Yoh 21:15) (sh: Memperbaiki yang sudah rusak (Kamis, 8 April 1999))
Memperbaiki yang sudah rusak

Memperbaiki yang sudah rusak. Membangun suatu hal yang baru jauh lebih gampang dibandingkan dengan memperbaiki yang sudah rusak. Memperbaiki yang rusak, berarti mengerjakan suatu pekerjaan dua kali. Banyak waktu telah disia-siakan, banyak tenaga yang mubazir. Tetapi itulah yang dibuat Yesus. Untuk itu Yesus mengajukan satu pertanyaan yang sangat jelas dan tegas kepada Simon Petrus, anak Yohanes: "Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?" Pertanyaan ini sangat penting untuk memulihkan kasih Petrus kepada Yesus setelah ia menyangkali-Nya tiga kali.

Gembalakanlah domba-domba-Ku. Pertanyaan Yesus tentang kasih Petrus kepada-Nya, memang menjadi dasar utama bagi pelayanan penggembalaan yang akan dipercayakan-Nya kepada Petrus. Seorang gembala sejati adalah yang memiliki kasih kepada Gembala Agung, sehingga kasihnya pun nyata bagi jemaat gembalaannya. Ketika Petrus menjawab pertanyaan Yesus ketiga kalinya, dengan sedih hati ia menyadari siapa dirinya; seorang murid yang pernah menyangkali Gurunya, namun kini dilayakkan kembali untuk mengasihi Gurunya. Bahkan ladang pelayanan telah disiapkan-Nya bagi Petrus agar ia menjadi gembala bagi domba-domba-Nya.

Doa: Tuhan, jadikanku gembala yang mengasihi domba-domba-Mu.

(0.11947094444444) (Kis 1:15) (sh: Berdoa sebelum memutuskan sesuatu (Sabtu, 22 Mei 1999))
Berdoa sebelum memutuskan sesuatu

Berdoa sebelum memutuskan sesuatu. Guna mengisi jabatan rasul yang ditinggalkan Yudas, para murid merencanakan mencari penggantinya. Untuk menentukan pengganti yang tepat, Barsabas atau Matias, mereka berdoa meminta petunjuk Tuhan, lalu membuang undi. "Membuang undi" adalah peraturan yang sangat dihormati di Israel purba dan cara yang lazim digunakan untuk memastikan apa kehendak Allah (bdk. Ams. 16:33). Dari hasil membuang undi itu, pilihan jatuh kepada Matias. Bila kita menyerahkan sepenuhnya segala perkara kepada Tuhan, maka Ia sendiri yang akan memimpin kita untuk mengerti kehendak-Nya.

Syarat seorang saksi bagi Kristus. Alkitab tidak menceritakan secara rinci tentang latar belakang kehidupan Matias. Namun, bila dia terpilih sebagai murid-Nya dipastikan bahwa Matias adalah seorang yang setia mengikuti ajaran Yesus. Seseorang dapat menamakan dirinya sebagai saksi bagi Kristus dan memiliki kuasa Roh Kudus, hanya jika orang tersebut telah mengalami lebih dahulu karya kematian dan kebangkitan Kristus dalam hidupnya.

Doa: Ya Tuhan Yesus, ajarlah aku untuk mengawali segala sesuatu yang akan kulakukan didalam doa dan meminta hikmat petunjuk-Mu terlebih dahulu.

(0.11947094444444) (Kis 2:14) (sh: Bersaksi dengan berani (Senin, 24 Mei 1999))
Bersaksi dengan berani

Bersaksi dengan berani. Ketika banyak orang menyangka bahwa para rasul itu mabuk (ay. 13), Petrus tampil dan menyanggah tuduhan mereka. Dengan pimpinan Roh Kudus, Petrus berkhotbah tentang penggenapan nubuat Allah dengan perantaraan nabi Yoel yaitu Allah akan mencurahkan Roh-Nya atas semua manusia. Petrus menegaskan bahwa berita Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berpusat pada Yesus Kristus. Demi kebenaran, Petrus bersaksi dengan suara lantang dan tegas. Ejekan-ejekan kepada para pengikut Kristus masih terus mendengung di sekitar kita. Reaksi sedemikian hanya menunjukkan kebutaan rohani seseorang. Sepatutnyalah hati kita justru terdorong untuk menyaksikan dengan berani tentang Yesus Kristus, Juruselamat kita.

Dasar-dasar kesaksian. Kesaksian Petrus mengacu pada beberapa hal penting. Pertama, tentang apa yang difirmankan Tuhan. Kedua, tentang keMesiasan Yesus. Ketiga, berita Injil yang berpusat pada Yesus Kristus. Yang pertama dan kedua berkait dengan apa yang diketahuinya, yang ketiga, berhubungan dengan pangalamannya sendiri. Itu sebabnya Petrus berani berkata, bahwa "kami semua adalah saksi" (ay. 32). Dari Petrus, kita belajar tentang dasar-dasar kesaksian Kristen.

Renungkan: Mempelajari firman-Nya penting; tetapi pengalaman pribadi bersama Yesus merupakan hal yang terpenting.

(0.11947094444444) (Kis 6:1) (sh: Serangan terdahsyat (Kamis, 3 Juni 1999))
Serangan terdahsyat

Serangan terdahsyat. Serangan berikut yang dihadapi oleh gereja mula-mula, mendatangkan akibat yang paling buruk bagi perkembangan gereja. Inilah serangan tercanggih yang dilancarkan si Iblis. Para rasul diuji ketangkasannya mengatasi permasalahan sosial jemaat. Meskipun tanggung jawab sosial bukanlah pekerjaan utama, para rasul tetap mengusahakan jalan keluarnya. Ditegaskan oleh para rasul bahwa pelayanan pastoral dan diakonia tidak lebih rendah statusnya dari pelayanan pemberitaan firman. Hal ini berhubungan dengan panggilan Allah kepada masing-masing Kristen. Akhirnya gereja menyetujui apa yang diusulkan para rasul itu; dan mereka memilih tujuh diaken untuk melayani jemaat.

Gereja sehat dan bertumbuh. Apa yang dilakukan para rasul merupakan pelajaran dan contoh yang sangat berharga bagi gereja masa kini. Allah memang memanggil semua Kristen untuk masuk dalam pelayanan-Nya; tetapi dalam bidang pelayanan tertentu sesuai panggilan-Nya. Pemberita firman hendaknya setia memberitakan kebenaran firman Tuhan; para penatua dan diaken hendaknya menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pelayan jemaat. Prinsip pelayanan yang terkonsentrasi pada masing-masing bidang ini sangat vital bagi gereja yang sehat dan bertumbuh (ay. 7).

(0.11947094444444) (Kis 7:35) (sh: Dipanggil untuk taat dan beribadah kepada Allah (Senin, 7 Juni 1999))
Dipanggil untuk taat dan beribadah kepada Allah

Dipanggil untuk taat dan beribadah kepada Allah. Dalam banyak hal, manusia memang sering mendua hati. Ingin bebas, namun enggan melepas belenggu lama. Ingin merdeka, namun takut berjuang. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bersikap utuh? Allah telah memberi semua jaminan agar umat-Nya keluar dari perhambaan. Namun, mereka meminta Harun membuat beberapa allah untuk disembah. Allah perjanjian bukanlah allah yang dapat diperbudak. Dia bukan allah pemuas hasrat manusia. Dia adalah Allah yang esa, suci, mulia, besar, dan berdaulat. Umat Kristen dipanggil untuk taat dan beribadah kepada Allah, karena itu waspadalah terhadap sikap memuji Allah yang sekadar untuk memperoleh sukses dan memuaskan diri. Jangan sampai sebutan sebagai "orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga" menjadi predikat kita.

Tempat kediaman Allah. Allah mengingatkan bahwa "yang Maha Tinggi tidak diam di dalam apa yang dibuat tangan manusia" (ay. 47). Saat ini gereja dikenal sebagai tempat kita beribadah kepada Tuhan, namun tidak berarti bahwa Tuhan hanya dapat dijumpai di gereja. Gereja hanyalah sarana perjumpaan dan pengajaran Tuhan kepada umat-Nya. Yang terpenting dalam perjumpaan itu adalah sikap kita bersekutu dengan-Nya dan bagaimana kita mempraktekkan iman kepada-Nya.

(0.11947094444444) (Kis 10:1) (sh: Tantangan jenis lain (Senin, 14 Juni 1999))
Tantangan jenis lain

Tantangan jenis lain. Bagaimana sikap Petrus jika diperhadapkan pada persoalan ras dan agama? Kornelius adalah seorang non-Yahudi. Walaupun ia terkenal saleh, bahkan seisi rumahnya dikatakan takut akan Allah dan memberi sedekah kepada umat Yahudi (1-2); dalam pandangan orang Yahudi ia tetap dianggap sebagai orang "kafir". Dalam Injil tidak pernah diberlakukan perbedaaan ras, sebab semua bangsa adalah sama di hadapan Allah. Jika ada "orang kafir" menjadi pengikut Kristus, mereka pun harus diterima dalam komunitas Kristen. Kejadian ini menunjukkan bahwa Petrus diutus oleh Allah sebagai alat perkembangan gereja yang lebih luas, yaitu menjangkau "orang kafir".

Kerja Allah yang serasi. Allah bekerja dengan serasi dalam diri Petrus dan Kornelius. Keserasian ini tampak dalam tahap-tahap: 1) ketika Petrus berdoa dan melihat penglihatan, utusan Kornelius sedang menuju tempat tinggal Petrus (9); 2) di saat ia kebingungan memikirkan arti penglihatan itu, utusan Kornelius tiba di tempat Petrus (17-18); 3) adanya penegasan Roh Kudus untuk tidak ragu-ragu berangkat (19-20); 4) ketika utusan itu memperkenalkan dirinya, dan menyatakan maksud menjumpai Petrus (22-23). Cara kerja demikian, memungkinkan Petrus memulai misi menjangkau bangsa lain di luar lingkup Yahudi. Betapa indahnya kerja Allah. Sediakan diri Anda seperti Petrus?

(0.11947094444444) (Kis 12:1) (sh: Keterbatasan kuasa penguasa (Jumat, 18 Juni 1999))
Keterbatasan kuasa penguasa

Keterbatasan kuasa penguasa. Dalam rangka menyenangkan hati orang Yahudi -- dengan tujuan menciptakan suasana tenang di daerah kekuasaannya -- Herodes membuat rencana lebih lanjut, setelah berhasil membunuh Yakobus. Petrus ditangkap dan dipenjarakan di bawah penjagaan yang ketat. Situasi nampaknya sangat gawat dan tak berpengharapan. Berdasarkan pengalaman yang menimpa Yakobus, tidak ada kemungkinan bagi Petrus untuk melarikan diri. Meskipun mustahil menggunakan kekuatan fisik, ada kekuatan doa yang mampu mengalahkan kekuatan penguasa. Petrus dilepaskan secara ajaib ketika dia di penjara (5:19).

Hukuman bagi yang tidak menghormati Tuhan. Dua komunitas saling beradu. Gereja dengan doanya melawan dunia dengan pedang dan kekuasaannya. Herodes yang memulai dengan gemilang ketika membunuh Yakobus, sesungguhnya tidak berdaya -- yang tampak ketika Petrus berhasil meloloskan diri, dan ketika dia harus menemui ajalnya secara mengenaskan. Orang yang tidak menghormati Allah akan berakhir dalam kehinaan. Allah berkuasa untuk membiarkan kekuatan dunia menang sementara waktu, menekan gereja-Nya dan menghalangi pemberitaan Injil. Namun pada akhirnya, kekuasaan mereka akan hancur dan kemegahannya akan luntur. Maju terus Gereja Tuhan!

(0.11947094444444) (Rm 3:9) (sh: Semua orang berdosa. (Jumat, 15 Mei 1998))
Semua orang berdosa.

Semua orang berdosa.
Tanpa anugerah Allah, semua manusia tidak berdaya (ayat 9) dan tidak layak di hadapan Allah (ayat 23). Bukan saja orang Romawi atau bangsa-bangsa yang oleh Yahudi dianggap kafir yang perlu anugerah Allah, orang Yahudi sendiri pun memerlukannya. Analisis firman Tuhan tajam sekali: "tidak seorangpun yang benar=85 tidak seorangpun yang berakal budi=85 tidak ada seorangpun yang mencari Allah" (ayat 10-11). Jadi apa? "Semua telah menyeleweng=85 semua tidak berguna" (ayat 12). Seluruh segi kita telah bejad (ayat 13-18). Terlalu ekstrimkah analisis firman ini? Memang, tetapi itulah analisis Allah sendiri!

Taurat membongkar dosa bukan menyelamatkan. Hukum Taurat bukan jalan keselamatan sebab telah terbukti orang Yahudi sendiri melanggarnya. Taurat berfungsi untuk membungkamkan dalih-dalih manusia di hadapan allah (ayat 19). Justru dengan mengandalkan ketaatan melakukan Taurat, orang Yahudi disadarkan bahwa mereka tak mungkin membenarkan diri di hadapan Allah. Hukum Taurat membuat orang mengenal dosa (ayat 19-20). Tetapi orang yang telah dibuat kenal dan sadar akan dahsyatnya kuasa dan akibat dosa itulah yang sadar akan kebutuhannya akan pengampunan dan keselamatan.

Renungkan: Hukum dan firman Tuhan bukan saja membongkar hati kita tetapi juga menyiapkan hati kita datang kepada Yesus Kristus.

Doa: Tuhan, selamatkan dan topanglah kami dengan anugerah-Mu.

(0.11947094444444) (Rm 5:12) (sh: Kristus melebihi Adam. (Sabtu, 20 Mei 1998))
Kristus melebihi Adam.

Kristus melebihi Adam.
Asal muasal dosa di dunia ini bermula dari keinginan manusia pertama (Adam dan Hawa) menjadi sama dengan Allah (Kej. 3). Akibatnya mereka dan seluruh umat manusia masuk ke dalam arak-arakan para pemberontak melawan Allah. Bersama dengan Adam semua manusia terseret ke dalam dosa dan terancam maut dan kebinasaan kekal. Akan tetapi kasih dan kemurahan Allah tidak membiarkan manusia tetap dalam dosa dan maut. Tuhan Allah mengutus Adam terakhir yaitu Yesus Kristus (1Kor. 15:45) yang berlawanan dengan Adam justru merendahkan diri dan taat sempurna kepada Allah. Pengorbanan-Nya di kayu salib menjadi kekuatan yang menganugerahkan hidup bagi semua yang percaya kepada-Nya.

Kuasa dosa dan kuasa anugerah. Kristus telah mengalahkan kuasa iblis, dosa dan maut. Tetapi sehari-hari dalam kehidupan sebagai orang beriman, kita berada di antara pelanggaran Adam dan kasih karunia Allah. Kita benar-benar mengalami dasyatnya pergumulan, kita harus menentukan pilihan yang tepat. Dalam pergumulan sengit itu acap kali kita merasa tak kuat melawan dosa, ingin menyerah saja. Ingat betapa besar korban kasih Kristus dan betapa kuat dahsyat kuasa anugerah-Nya mengalahkan dosa!

Doa: Tuhan, bimbinglah kami untuk memilih jalan anugerah keselamatan-Mu, daripada memilih jalan menuju kebinasaan.

(0.11947094444444) (Rm 8:31) (sh: Allah di pihak kita. (Rabu, 3 Juni 1998))
Allah di pihak kita.

Allah di pihak kita.
Segala yang kita perlu tertampung dalam Yesus Kristus. Untuk menolong kita melihat kebenaran itu lebih jelas, kini Paulus mengajak kita berpikir lebih cermat melalui lima pertanyaan ini. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Siapakah yang akan menghukum mereka? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Kasih Allah dalam Kristus menjamin kita sempurna kini dan kekal.

Lebih dari orang-orang yang menang. Penderitaan dapat menjadi pencobaan bagi seseorang yang tidak kuat imannya, sehingga ada yang meninggalkan Tuhan ketika dalam penderitaan. Bagi orang-orang pilihan Allah (ayat 30), penderitaan tidak mampu menutupi kasih Kristus. Kita bisa yakin teguh bahwa Kristus tetap mengasihi kita, ada tetap di pihak kita meski sekilas situasi tampak tidak menguntungkan. Perhatikan berbagai bentuk dan tingkatan kuasa yang mungkin mengganggu hidup kita (ayat 38,39). Tak satu pun mampu membuat kita lepas dari kasih Kristus!

Renungkan: Kita tidak meraih kemenangan kita, tetapi menikmati kemenangan yang telah Kristus ciptakan itu dalam kenyataan hidup kita saat demi saat.

Doa: Terima kasih Tuhan atas kepastian kasih-Mu yang tak dapat dikalahkan oleh kuasa apa pun.

(0.11947094444444) (Rm 13:8) (sh: Kasih dan hukum Taurat. (Rabu, 29 Juli 1998))
Kasih dan hukum Taurat.

Kasih dan hukum Taurat.
Keduanya berkait erat. Kasih adalah sifat Allah, dan hukum Taurat adalah ungkapan sifat Allah. Karena itu semua perintah dan larangan dalam "Dasa Titah" maupun perintah lainnya dalam Perjanjian Lama, berintikan kasih. Itu adalah kasih Allah, yang bila kita taati akan membuat kita tetap dalam kasih dan damai sejahtera-Nya. Ketaatan kita pun intinya haruslah karena kasih Allah dalam Kristus dan demi kasih kita kepada Allah; sebab kita baru dapat menaati Allah sesudah kita menerima kasih Kristus yang membuat kita mengenal Allah. Di dalam menaati hukum Allahlah kita memenuhi sifat sosial kita.

Hidup sebagai Manusia Terang. Tidak susah mencari bukti dan petunjuk bahwa zaman ini bagaikan 'larut malam yang gelap pekat'. Tidak heran bila kita harus mengalami kesulitan menjalani hidup. Prinsip iman kita bertolakbelakang dengan mereka yang tak kenal Allah dalam kasih dan kesucian hidup Yesus Kristus. Kita pun acap tergoda untuk kompromi. Tetapi kehadiran Kristus dalam hidup kita membuat kita adalah manusia terang, yang hidup dalam sikap menyongsong fajar tiba.

Renungkan: "Mata dunia tak dapat melihat lebih jauh dari hidup ini seperti mata kita tak dapat melihat melampaui tembok gereja. Tetapi mata Kristen menatap jauh ke kekekalan" (John Vianney).

(0.11947094444444) (Rm 15:22) (sh: Merencanakan hidup dan pelayanan. (Senin, 03 Agustus 1998))
Merencanakan hidup dan pelayanan.

Merencanakan hidup dan pelayanan.
Paulus menyadari, waktu dan pelayanannya sangat singkat; karena itu seluruh hidup dan pelayanannya ia rencanakan dengan teliti. Dalam kesaksiannya kepada jemaat Efesus (Kis. 20), ia berusaha tidak mengabaikan satu pun dari tugas yang Tuhan bebankan padanya. Dalam bagian ini, ia merencanakan mengunjungi kota Yerusalem, Roma, dan Spanyol. Ketiga perjalanan itu menempuh jarak 4.500 km. Selain jauh, perjalanan darat dan laut waktu itu relatif lebih sukar dan berisiko tinggi dibandingkan sekarang. Namun baginya kehendak Tuhan lebih utama dari kesenangan pribadi.

Pelayanan yang seutuhnya. Dunia menawarkan 'prinsip kesenangan'. Ini membuat kita sulit mentaati kehendak Tuhan yang menuntut risiko dan penyangkalan diri. Namun, kesenangan dan kesukaan sejati hanya melimpah bagi mereka yang mentaati kehendak Tuhan. Sudahkah Anda merencanakan hidup dan kerja Anda sesuai dengan panggilan Tuhan? Paulus sangat memikirkan kepentingan dan kesejahteraan orang lain. Ia sangat memegang teguh prinsip 'lebih berbahagia memberi daripada menerima' (Kis. 20:35). Apakah kita cukup memperhatikan penginjilan dan sumbangsih sosial nyata yang serasi dalam pelayanan kita kini?

(0.11947094444444) (1Kor 5:1) (sh: Kekudusan jemaat (Minggu, 7 September 2003))
Kekudusan jemaat

Kekudusan jemaat. Jemaat Korintus berada dalam kondisi memprihatinkan, karena: [1] ada di antara orang-orang Kristen melakukan perbuatan memalukan, yang bahkan tidak dilakukan oleh orang kafir sekalipun, yaitu tidur dengan ibu tiri sendiri (ayat 1); [2] kesombongan rohani (ayat 2,6): jemaat Korintus merasa bangga karena menganggap sikap mereka menerima orang-orang yang melakukan percabulan dalam komunitas jemaat adalah suatu kemajuan.

Berbeda dengan jemaat, Paulus justru terpukul, sebab sebenarnya bangga akan perbuatan dosa adalah suatu kemunduran. Seharusnya jemaat segera bertindak karena perbuatan dosa jika dibiarkan tidak saja membinasakan individu si pelaku tetapi seluruh jemaat akan tercemar. Hal penting yang harus orang Kristen cermati adalah bahwa kondisi ini selain merusak kesaksian kekristenan, juga melemahkan iman orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Paulus menekankan bahwa dosa harus dibenci, dan orang yang berdosa harus didisiplin. Disiplin yang dijatuhkan semata- mata untuk menjaga kekudusan warga jemaat secara pribadi dan seluruh jemaat.

Di zaman sekarang ini, ada kecenderungan yang sama yaitu tidak menegur anggota jemaat yang melakukan perbuatan dosa, dengan berbagai alasan, misalnya takut dimusuhi. Akibatnya perbuatan dosa menjadi hal yang biasa-biasa saja!

Renungkan: Dosa harus ditelanjangi, pendosa harus digembalakan dan dibimbing untuk bertobat. Warga gereja ikut bertanggung jawab untuk saling menjaga kekudusan jemaat.


Bacaan untuk minggu ke-14 sesudah Pentakosta

Yosua 24:14-18; Efesus 5:21-33; Yohanes 6:60-69; Mazmur 34:15-22

Lagu KJ 157

(0.11947094444444) (1Kor 7:1) (sh: Seks tidak najis. (Rabu, 27 Agustus 1997))
Seks tidak najis.

Seks tidak najis.
Daya seks dalam diri manusia diciptakan Allah dalam konteks seksualitas manusia dan tujuan-tujuan mulia pernikahan. Jadi bila sebelum ini Paulus berbicara keras terhadap mereka yang bercabul, bukan berarti Paulus mentabukan atau menganggap kotor seks. Kini ia menegaskan bahwa hubungan seks antara suami dan istri adalah hal yang baik. Itu merupakan ungkapan cinta dan kesatuan yang dapat mempernyata keintiman batin yang ada. Paulus memang menyadari juga adanya hal positif dari keadaan melajang, namun ia tidak menganjurkan itu sebagai pola. Menikah adalah kehendak Allah yang umum, tetapi melajang merupakan pilihan dalam kehendak Allah yang khusus.

Pernikahan Kristen. Meski Paulus menganjurkan orang untuk menikah agar luput dari dosa seks, namun ia tidak mengajarkan bahwa nikah adalah pemuas kebutuhan seks. Paulus mengajak orang Kristen berpikir realistis. Masih bujang atau pun sudah menikah, jangan bertindak ekstrim. Di dalam hubungan seks yang sahlah orang dimungkinkan untuk mengalami kehidupan seks yang benar, aman, sehat, dan indah.

Doa: Firman-Mulah petunjuk untuk kami menerima dan menyikapi seksualitas kami dengan benar.

(0.11947094444444) (1Kor 11:2) (sh: Sukacita pelayan Kristus. (Rabu, 3 September 1997))
Sukacita pelayan Kristus.

Sukacita pelayan Kristus.
Bagaikan petani yang bersukacita melihat tanamannya mengeluarkan hasil, demikian pun Paulus. Paulus bersukacita karena mengetahui bahwa jemaat Korintus tetap mengingat dirinya. Sekian lama Paulus melayani pewartaan Injil di tempat itu sampai tumbuh Gereja Tuhan. Bahwa jemaat yang kita layani tetap mengingat, adalah sukacita yang membuat hamba Tuhan membesarkan Tuhan.

Jaga kehormatan. Di Korintus wanita sangat direndahkan. Terutama dalam kuil penyembahan dewi kesuburan, disediakan para pelacur bakti untuk menarik orang menyembah berhala. Tentu saja mereka akan memakai berbagai cara untuk dapat menarik orang berbakti di kuil tersebut, salah satunya ialah daya tarik tubuh. Ibadah yang benar dan berkenan di hadapan Allah ialah ibadah yang mempermuliakan Allah. Ibadah demikian pasti akan menjaga kehormatan tubuh dan penampilannya, menghormati perbedaan pria dan wanita seperti yang telah Allah atur dalam ciptaan, sambil berporoskan kepemimpinan Kristus sebagai Kepala Gereja.

Renungkan: Ibadah yang benar terungkap dalam bahasa tubuh.

Doa: Tuhan, tolong kami menghormati Engkau dalam segala tindakan, sikap dan ungkapan tubuh kami.

(0.11947094444444) (1Kor 14:1) (sh: Kejarlah kasih! (Senin, 8 September 1997))
Kejarlah kasih!

Kejarlah kasih!
Hal pertama yang setiap Kristen harus kejar ialah kasih. Tentu saja semua orang Kristen yang sungguh beriman dalam Kristus sudah menerima dan mengalami kasih Kristus dalam hidupnya. Bukankah kasih karunia Allah dalam Kristus yang membuat kita masuk dalam keselamatan? Tetapi sesudah mengalami kasih yang menyelamatkan itu, kita harus mengejar atau mengusahakan agar kasih sekualitas dengan itu ada dalam sikap dan tindak tanduk kita.

Tentang karunia bahasa Roh. Paulus melihat berbagai masalah pada minat jemaat Korintus akan karunia bahasa Roh. Pertama, itu bukan karunia yang terutama sebab lebih berdampak pada kepentingan diri sendiri dibandingkan kasih atau nubuat yang berdampak pada pembangunan orang lain (ayat 1-5). Kedua, bahasa Roh akan membuat orang yang tidak biasa atau tidak seiman merasa ada sesuatu yang tidak waras pada orang yang berbahasa roh (ayat 6-9). Ketiga, Paulus melihat bahaya bahwa yang mereka katakan "bahasa" bukan bahasa tetapi bunyi-bunyi tanpa makna (ayat 10-17).

Renungkan: Paulus sendiri berbicara bahasa roh lebih banyak dari orang lain. Tetapi ia lebih suka berbahasa yang dimengerti demi kepentingan orang banyak.

Doa: Tolonglah kami menilai karunia dengan benar.

(0.11947094444444) (2Kor 1:12) (sh: Pentingnya saling mempercayai. (Rabu, 02 September 1998))
Pentingnya saling mempercayai.

Pentingnya saling mempercayai.
Rupanya hubungan Paulus dan jemaat sedikit terganggu, karena perubahan jadwal kunjungan Paulus ke Korintus (ayat 15). Sebagian jemaat malah menganggap bahwa Paulus tak dapat memegang janji, sehingga meragukan kerasulannya. Itulah sebabnya Paulus menegaskan kemurnian dan ketulusan hubungannya dengan jemaat Korintus. Hubungan itu bukan semata faktor manusiawi, melainkan berdasarkan kekuatan kasih karunia Allah (ayat 12). Paulus bukan orang plin-plan, tetapi berkata dan bertindak sesuai prinsip (ayat 17-19).

Keterbukaan menyingkirkan halangan. Secara terbuka Paulus mengungkapkan alasan keterlambatannya (ayat 23). Ia ingin agar jemaat mendapat kesempatan untuk memperbaiki diri lebih dahulu, sesuai surat yang pernah ia kirim sebelumnya ke Korintus. Ia tidak ingin menegur jemaat dengan keras secara berhadapan, yang dapat menimbulkan dukacita di antara mereka (ayat 2:3). Jika kita terbuka seperti Paulus, kita dapat menyadarkan orang tanpa menyakiti hati, dan mengenyahkan keraguan tentang kemurnian pelayanan kita.

Doa: Tuhan, ajar kami mengembangkan keterbukaan di antara kami dalam persekutuan dan gereja kami.

(0.11947094444444) (2Kor 2:5) (sh: Disiplin terhadap jemaat yang berdosa. (Kamis, 03 September 1998))
Disiplin terhadap jemaat yang berdosa.

Disiplin terhadap jemaat yang berdosa.
Di surat pertamanya, Paulus menegur jemaat yang membiarkan warganya yang berdosa (1Kor. 5:4-7). Rupanya teguran itu membuat mereka mendisiplin orang berdosa itu dengan berlebihan. Jika ada saudara yang harus didisiplin, sebenarnya seluruh jemaat harus turut sedih dengannya (ayat 5). Disiplin yang terlalu berat menyebabkan yang bersangkutan merasa sedih, kecewa dan tersudut, yang akhirnya nekad meninggalkan imannya sama sekali (ayat 7b). Disiplin adalah tindakan kasih (ayat 8) yang bertujuan memurnikan, bukan untuk menghukum, sampai orang undur dari iman.

Peraturan tentang disiplin. Pada masa kini jemaat kita perlu meninjau sikap dan tata tertib pelaksanaan disiplin terhadap warganya yang hidup bertentangan dengan firman Tuhan. Seperti Yesus, kita perlu tegas, namun mengasihi dan mengampuni, bukan lunak yang pada intinya adalah kasih yang palsu, yang akhirnya membawa kerusakan besar. Peraturan tentang disiplin memang harus dibuat untuk dijalankan. Motif utamanya ialah agar Iblis tidak berhasil melaksanakan kejahatannya (ayat 11).

Renungan: Jika kasih Kristus berkobar di antara kita, tak mungkin kita membiarkan sesama kita tetap dalam dosanya atau hancur dalam kesedihan berkepanjangan.

Doa: Tuhan, ajar kami menerapkan hukum kasih-Mu.



TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.34 detik
dipersembahkan oleh YLSA