| (0.91047917582418) | (Am 5:21) |
(full: AKU MENGHINAKAN PERAYAANMU.
) Nas : Am 5:21-27 Allah membenci upacara keagamaan, kehadiran gereja dan nyanyian pujian oleh orang yang mengaku percaya tetapi mencari kesenangan berdosa dunia ini.
|
| (0.91047917582418) | (Am 8:11) |
(full: KELAPARAN ... MENDENGARKAN FIRMAN TUHAN.
) Nas : Am 8:11 Israel berkali-kali menolak firman Allah yang disampaikan kepada mereka (Am 2:11-12; 7:10-13,16); kini mereka akan mengalami apa yang mereka inginkan.
|
| (0.91047917582418) | (Am 9:11) |
(full: PADA HARI ITU.
) Nas : Am 9:11-15 Kitab Amos berakhir dengan janji bahwa Israel tidak akan dimusnahkan sama sekali (bd. ayat Am 9:8). Sang nabi melihat suatu hari ketika bangsa itu akan dikembalikan ke negeri mereka dan akan memberkati semua bangsa di bumi; Tuhan akan menjadi Allah mereka (ayat Am 9:15). Hari itu mengacu kepada kerajaan Mesias ketika Kristus memerintah atas seluruh bumi. Yakobus mengutip ayat Am 9:11-12 untuk menunjukkan bahwa rencana keselamatan Allah dirancang untuk mengikutsertakan orang bukan Yahudi di dalam kerajaan-Nya (lihat cat. --> Kis 15:16). [atau ref. Kis 15:16] |
| (0.91047917582418) | (Am 4:13) | (jerusalem) Puji-pujian ini, bdk Ams 5:8-9; 9:5-6, barangkali disisipkan ke dalam kitab Amos buat keperluan ibadat. Dalam konteksnya sekarang puji-pujian itu mempertegas ancaman |
| (0.91017510989011) | (Am 1:1) |
(sh: Kejahatan politik menghancurkan bangsa (Rabu, 16 Juli 2003)) Kejahatan politik menghancurkan bangsaKejahatan politik menghancurkan bangsa. Di zaman ini kita mengenal negara-negara super power. Sebutan itu mengindikasikan kejayaan, kekuasaan, dan kekuatan yang melebihi negara-negara lain. Berarti bangsa-bangsa yang tidak setangguh mereka tunduk di bawah kekuasaan mereka. Teks Amos hari ini mengungkapkan bahwa ada kuasa dan pemerintahan yang lebih tinggi, yang kekuatan dan kekuasaannya tidak dapat dilampaui oleh pemerintahan negara super power sekalipun. Bahkan bangsa-bangsa di seluruh dunia harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan mereka, dan tunduk pada kuasa dan pemerintahan Allah. Hal itu telah Allah tetapkan (ayat TUHAN+AND+book%3A30&tab=notes" ver="">1:3,6,9,11,13, 2:1). Bila kedapatan ada bangsa yang melakukan perbuatan jahat, Allah tidak kompromi. Siapa pun tidak akan mampu menghalangi kehendak- Nya. Ungkapan "tiga bahkan empat perbuatan jahat" menunjuk bahwa Allah tidak bertindak semena-mena tetapi adil karena alasan yang benar. Kejahatan yang dibongkar Amos ini kebanyakan adalah kejahatan politik seperti dehumanisasi (menghilangkan harkat manusia), membantai dan meniadakan keberadaan bangsa, suku, atau penganut kepercayaan lain dengan kekerasan, dlsb. (ayat TUHAN+AND+book%3A30&tab=notes" ver="">1:4,5,7,8,10,12,14,15; 2:2,3). Tuhan melawan penggunaan kekerasan seperti itu. Firman Tuhan menjunjung tinggi sikap kasih persaudaraan, rekonsiliasi (ayat 9,11). Kita perlu menyadari bahwa bangsa kita hancur, karena tindakan dehumanisasi berkepanjangan. Beberapa hal penting dapat kita wujudkan apabila kita ingin bangkit dari keterpurukkan bangsa kita: [1] kembalikan semangat kasih persaudaraan; [2] hapuslah segala bentuk dan sikap mengotak-kotakkan bangsa hanya karena doktrin atau SARA; [3] seluruh komponen bangsa harus secara bersama memperjuangkan dan menghargai kehidupan. Renungkan: Seperti Allah menuntut tanggung jawab kehidupan bangsa-bangsa, begitu jugalah Allah memperlakukan bangsa kita. |
| (0.91017510989011) | (Am 2:4) |
(sh: Hukuman juga atas umat Allah sendiri (Kamis, 17 Juli 2003)) Hukuman juga atas umat Allah sendiriHukuman juga atas umat Allah sendiri. Bayangkan bagaimana perasaan orang Israel ketika mendengar nubuat Amos menuding kejahatan bangsa-bangsa sekitar mereka yang jahat (ps. 1), juga kemudian menelanjangi kejahatan Yehuda saudaranya sendiri (ayat TUHAN+AND+book%3A30&tab=notes" ver="">2:4-5). Pasti senang dan mendukung penuh. Namun betapa terperangah mereka ketika panjang lebar teguran keras Tuhan pun ditujukan kepada mereka. Memang mereka adalah umat Allah, namun itu tidak berarti mereka beroleh perkecualian untuk segala kejahatan mereka. Dosa pertama yang Allah bongkar menyangkut ketidakadilan para elit terhadap orang lemah (ayat TUHAN+AND+book%3A30&tab=notes" ver="">6-7a). Pemimpin dan orang yang berlebih harta atau kuasa tidak memperlihatkan kesadaran bahwa mereka adalah pelayan Tuhan. Kedua, percabulan dibiarkan merajalela bahkan sampai merasuki upacara keagamaan (ayat TUHAN+AND+book%3A30&tab=notes" ver="">7b-8). Hal ini membuat Israel sama melakukan dosa bangsa kafir yang menjadikan kesuburan menjadi objek ibadah. Ketiga, menyembah kekuatan alam berarti melupakan Allah sumber hidup dan segala keberhasilan (ayat 9-10). Keempat, semua dosa itu memuncak dalam kebebalan rohani. Tidak lagi ada keinginan untuk mendengarkan firman. Para nabi disuruh bungkam (ayat 11). Allah tidak akan membuat perkecualian apabila umat-Nya sendiri berbuat dosa. Allah tidak menggunakan standar ganda. Justru keberadaan sebagai umat harus membuat Israel berjuang agar sifat- sifat dan kehadiran Allah tampak dalam seluruh kehidupan mereka. Begitu pun kini, justru di tengah kondisi masyarakat yang semakin anarkis dan bebal rohani orang Kristen harus memiliki cap kehadiran dan kemuliaan Allah di dalam tingkah lakunya sehari- hari. Renungkan: Apa istimewanya berbagai kebangunan dan penyegaran rohani, apabila Kekristenan tidak gigih menegakkan kebenaran dan kekudusan dalam masyarakat mulai dari diri sendiri? |
| (0.91017510989011) | (Am 7:1) |
(sh: Indikator kesungguhan kenabian (Rabu, 23 Juli 2003)) Indikator kesungguhan kenabianIndikator kesungguhan kenabian. Nabi Amos memperoleh inspirasi ilahi lewat berbagai penglihatan (ayat TUHAN+AND+book%3A30&tab=notes" ver="">1:2,4,7,8). Berulang kali Amos beroleh penglihatan akan datangnya hukuman Allah yang dahsyat. Berulangkali pula Amos menempatkan diri di tempat umat-Nya. Ia mengajukan permohonan agar Allah mengasihani dan tidak menjatuhkan hukuman sedahsyat itu. Inilah indikator pertama kesungguhan kenabian. Seorang nabi sejati tidak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Nabi sejati peka terhadap suara dan kehendak Tuhan tetapi juga prihatin akan keadaan umat. Sesudah dua kali berturut-turut Amos bersyafaat di hadapan Allah, pada penglihatan ketiga dan selanjutnya (ps. 8), Allah tidak lagi memberi kesempatan kepada umat-Nya untuk luput dari hukuman. Kesabaran Allah ada batasnya. Masa penghukuman itu pasti akan datang. Tidak ada waktu berbalik. Amos pun tidak lagi memohon kepada Allah untuk mengubah rencana-Nya. Amos adalah hamba Allah, maka ia tidak boleh membela umat yang berdosa lebih dari ia "membela" kebenaran Allah. Penghukuman akan terjadi, tragedi peperangan akan menghancurkan: [1] ibadah Israel yang penuh dengan kemunafikan (ayat TUHAN+AND+book%3A30&tab=notes" ver="">9; bdk. TUHAN+AND+book%3A30&tab=notes" ver="">4:4,5); [2] para penguasa dan keluarga mereka yang berlaku lalim terhadap rakyat (ayat 9,11). Lain halnya dari Amos adalah Amazia, imam palsu yang melayani Yerobeam. Yang imam ini lakukan adalah ciri nabi palsu. Untuknya kenabian atau keimaman adalah soal "cari makan" (ayat 12). Urusannya bukanlah membela umat dan menaati Tuhan tetapi memberi keyakinan-keyakinan palsu kepada raja (ayat 12). Kepalsuan membuatnya siap mengusir Amos sebab pemberitaan Amos tentang kematian Raja Yerobeam dan pembuangan Israel membahayakan (ayat TUHAN+AND+book%3A30&tab=notes" ver="">11). Semua nabi profesional hanya menubuatkan hal-hal yang menyenangkan. Renungkan: Kita pun dipanggil untuk menyatakan dan mempraktikkan kebenaran kepada keluarga dan orang-orang sekitar kita. |
| (0.91017510989011) | (Am 8:1) |
(sh: Ketika Allah membelakangi umat (Kamis, 24 Juli 2003)) Ketika Allah membelakangi umatKetika Allah membelakangi umat. Untuk menyatakan bahwa keputusan Allah sudah waktunya (ayat 1,2), Allah memberikan penglihatan keempat kepada Amos. Bakul berisi buah-buahan musim kemarau itu menggambarkan penghukuman yang meliputi seluruh aspek kehidupan umat, termasuk aspek keagamaan sudah tiba saatnya. Nyanyian sukacita bermuatan optimisme palsu dalam ibadah berubah menjadi ratapan (ayat 3). Tidak ada lagi kesukaan. Semuanya berubah menjadi perkabungan (ayat 10). Allah melalui Amos, kembali merinci dosa-dosa Israel: [1] para petinggi bangsa dan elit-elit lainnya tidak lagi memikirkan keadilan, tidak berlaku jujur dalam berdagang, dsb. (ayat 4-7); [2] menganggap bahwa kegiatan Hari Sabat dan perayaan-perayaan agama lainnya sangat menyita waktu mereka; [3] karena itu mereka merasa kehilangan kesempatan untuk meraih harta sebanyak- banyaknya. Tuhan akan mendatangkan hari-hari kelam dan gelap yaitu hari malapetaka (ayat 9-10). Pada saat itu umat akan bersusah-susah mencari Tuhan karena mereka tidak akan dapat mendengarkan Allah yang berfirman. Allah telah membelakangi mereka. Inilah tragedi yang paling mengerikan dalam kehidupan manusia. Puncak penderitaan manusia adalah ketika Allah sudah kehabisan kesabaran dan membelakangi manusia. Meskipun Allah mengasihi kita, Allah memiliki batas-batas kesabaran. Penghukuman Allah terhadap bangsa Israel merupakan peringatan bagi kita, orang- orang percaya masa kini. Kita tidak tahu kapan Allah tidak dapat lagi bersabar menghadapi sikap hidup kita. Namun, yang pasti Allah akan memutuskan kapan Ia harus memberikan kesempatan kepada kita untuk berbalik kepada-Nya, dan kapan Ia harus membelakangi kita. Renungkan: Ketika masyarakat rendah ditindas dan ditipu oleh para pemimpin politik dan agama, ketika itu Allah Sang Surya kehidupan mulai mengalihkan cahaya kemuliaan-Nya. |
| (0.9044282967033) | (Am 1:3) | (jerusalem) Bagian ini mengumpulkan berbagai nubuat yang dibawakan oleh Amos pada saat yang berbeda-beda. Nubuat-nubuat itu melawan tujuh bangsa (tambah Yehuda: tetapi ini merupakan suatu tambahan). Susunan nubuat-nubuat itu sama dengan memakai rumusan-rumusan yang sama pula. Semua bermaksud menampilkan keadilan Allah yang di mana-mana menghukum setiap ketidakadilan. Nubuat terakhir barulah mengenai bangsa Israel. Begitu ditekankan bahwa Israel dihukum sama seperti bangsa-bangsa lain, meskipun mereka sendiri sekali-kali tidak menantikan hukuman itu. Bahkan hukuman atas Israel menjadi penyataan keadilan Tuhan yang paling jelas. |
| (0.90140296703297) | (Am 6:1) |
(sh: Jaminan semu (Selasa, 22 Juli 2003)) Jaminan semuJaminan semu. Teguran Allah mengaum lebih keras dan kini ditujukan kepada para pemimpin umat. Mereka biasa dikenal sebagai yang terkemuka dan utama (ayat 1) dan yang beroleh kesempatan istimewa menikmati hal-hal terbaik (harfiah: utama) dalam hidup (ayat TUHAN+AND+book%3A30&tab=notes" ver="">6; bdk. ayat TUHAN+AND+book%3A30&tab=notes" ver="">4-5). Di tengah-tengah krisis bangsa seharusnya para pemimpin yang pertama prihatin, tetapi justru mereka larut dalam kehidupan gemerlap dan menganggap kekelaman dari Allah itu jauh dari mereka (ayat 3,6). Mata mereka telah dibutakan oleh kekayaan hasil rampasan dan penindasan terhadap yang lemah. Bahkan mereka masih terus menyelenggarakan pemerintahan dengan tangan besi dan memutarbalikkan keadilan (ayat 3,12). Untuk semua yang mereka lakukan, Tuhan bersumpah demi diri-Nya untuk menghukum (ayat 8) juga memusnahkan bangsa itu (ayat 9). Allah akan membangkitan suatu bangsa untuk menindas mereka (ayat 14). Tindakan penghukuman Allah untuk bangsa Israel menjadi peringatan keras bagi kita, orang percaya masa kini. Sering kita merasa kuat dan mampu melakukan segala sesuatu tanpa Allah. Bahkan sering pula kita menutup mata terhadap berbagai krisis atau bencana yang terjadi di sekitar kita, karena kita tidak tanggap membaca tanda- tanda zaman. Kita sering bersyukur karena tidak mengalami bencana, tetapi bersikap masa bodoh terhadap orang lain yang mengalami bencana. Sikap-sikap seperti ini tidaklah patut dilakukan oleh umat Allah. Berbagai bencana atau peristiwa pasti mempunyai hikmat tersendiri yang dapat memberi petunjuk atau tuntutan bagi langkah hidup kita. Walaupun kita memiliki kuasa dan kekuatan, harta dan kekayaan, kita tidak boleh menggantungkan hidup kita pada hal-hal itu. Karena hal-hal itu bukan allah tetapi pemberian Allah untuk diabdikan kepada Allah dan sesama. Renungkan: Harta dan kedudukan tidak lebih adalah alat-alat agar kita mengabdi Allah dan menjadi saluran berkat-Nya bagi sesama. |
| (0.90140296703297) | (Am 9:11) |
(sh: Dibongkar untuk ditata kembali (Sabtu, 26 Juli 2003)) Dibongkar untuk ditata kembaliDibongkar untuk ditata kembali. Bangsa Israel berada dalam krisis hukum, krisis sosial dan berbagai krisis lain yang luar biasa. Di tengah-tengah situasi seperti itu, Tuhan menyatakan bahwa akan terjadi pergantian pemimpin (ayat 11). Hal itu harus dilakukan karena para raja yang memerintah tidak lagi bertindak sebagai mesias yang berpegang teguh kepada kebenaran dan keadilan Allah sehingga menyebabkan hancurnya bangsa itu. Nubuat ini menyatakan bahwa Allah telah menolak para pemimpin dan seluruh kroninya, dan digantikan oleh figur baru, yaitu Daud baru. Daud baru ini adalah raja atau mesias yang akan: [1] membawa bangsa ini kepada ketenteraman, kesejahteraan, dan kemakmuran seperti pada zaman Daud dahulu kala (ayat 11); [2] memerintah meliputi bangsa-bangsa. Bangsa-bangsa akan berdamai satu sama lainnya. Semua bangsa adalah milik Allah. Wujud pemerintahan Allah bersifat universal (ayat 12). Suasana kerajaan mesianis itu merupakan kebalikan dari situasi yang sedang dihadapi umat: hasil pertanian rakyat berlipat-ganda; anggur sebagai lambang kemakmuran menjadi bagian setiap orang (ayat 13,14); kota-kota yang hancur akan dibangun kembali. Allah akan menempatkan kembali bangsa Israel di Tanah Perjanjian (ayat TUHAN+AND+book%3A30&tab=notes" ver="">15). Nubuat ini mendorong bangsa Israel untuk terus menerus melakukan pembaruan di segala bidang kehidupan. Masa mesianis akan terwujud melalui orang-orang yang Allah pilih. Partisipasi umat dalam hal ini sangat ditekankan. Siapakah pemimpin yang dimaksud? Kristus yang mati dan bangkit! Ia adalah harapan dunia sebab Ia sangat dekat dengan Allah, memahami dan menjalankan kehendak Allah seutuhnya. Renungkan: Kita adalah mesias-mesias kecil yang berkewajiban untuk menyatakan kehendak Allah seutuhnya dalam kehidupan sehari-hari. Kita adalah utusan Kristus yang membawa damai sejahtera bagi semua orang, sebab Yesus telah melakukan itu bagi kita. |

