| (0.938284765625) | (Im 4:7) |
(ende) Pada keempat sudut mesbah ada tadjuk-tadjuk jang berupa tanduk. Tanduk-tanduk itu melambungkan kekuatan dan daja hidup Allah (dewa). Mesbah dupa itu berdiri dibagian kemah sutji, sedangkan mesbah besar untuk kurban bakar ada diluar kemah sutji. |
| (0.938284765625) | (Im 7:21) |
(ende: ditumpas dari bangsanja) Ungkapan ini jang sering diketemukan dalam perundangan Taurat kurang djelas artinja. Dapat berarti: hukuman mati. Tetapi disini dan ditempat-tempat lain kiranja: dikutjilkan dari umat Allah dan dengan demikian dikutjilkan dari berkah dan djandjiNja. |
| (0.938284765625) | (Im 9:4) |
(ende: sebab Jahwe akan nampak) Berkat ibadah keimaman hubungan dengan Allah dibuka dan dengan demikian Ia "nampak" (lih. Ima 9:23-24) untuk memberkati dan menganugerahkan kurniaNja. |
| (0.938284765625) | (Im 17:11) |
(ende) Ajat-ajat ini memberikan keterangan mengapa darah tidak boleh dimakan. Darah merupakan kehidupan adalah milik Jahwe, Allah jang hidup dan menghidupkan. Maka dari itu manusia harus menghormati daja ilahi itu dan tidak boleh menggunakannja bagi dirinja, seolah-olah manusia menguasai kehidupan. Selaku daja hidup darahpun dapat "mentjeriakan" orang dari segala kenadjisan jang menghalang-halangi perhubungan dengan Allah jang hidup, djustru oleh karena mengantjam dan mengurangi kehidupan dalam diri manusia. Darah sebagai daja hidup dan milik Jahwe jang hidup mampu memulihkan daja itu. Tetapi seperti Allah memberikan kehidupan, demikian djuga Ia memberikan darah, milikNja, kepada manusia untuk memulihkan hidup. Maka dari itu kekuatan darah itupun merupakan kurnia Allah, sehingga achirnja Tuhan sendiri memulihkan kehidupan dan hubungan dengan diriNja sendiri sebagai sumber dan pokok kehidupan. Manusia sendiri tidak boleh menggunakan (makan) darah itu, supaja kehidupan tetap njata suatu anugerah ilahi. |
| (0.938284765625) | (Im 18:2) |
(ende: Aku, Jahwe, Allahmu) Ungkapan ini sering diulang dalam "Taurat kesutjian" dan bermaksud menekankan, bahwa tatasusila Israil bertumpu pada Tuhan jang Kudus dan karenanja menuntut kesutjian. Tuhan Israil adalah Allah jang etis. |
| (0.938284765625) | (Im 3:1) |
(full: KORBAN KESELAMATAN.
) Nas : Im 3:1 Korban keselamatan (versi Inggris NIV -- korban persekutuan) dipersembahkan kepada Allah supaya dapat bersekutu dengan Dia, mengungkapkan rasa syukur (Im 7:12-16; 22:29) atau bernazar (Im 7:16).
|
| (0.938284765625) | (Im 19:2) |
(full: KUDUSLAH KAMU.
) Nas : Im 19:2 Karena umat Allah harus menjadi seperti Dia, Dia memanggil mereka untuk mengungkapkan tabiat ilahi-Nya dengan memisahkan diri dari kebiasaan-kebiasaan fasik dan dosa bangsa-bangsa di sekeliling dan dengan melayani Dia di dalam kasih dan kebenaran (lihat cat. --> Im 11:44). [atau ref. Im 11:44] Panggilan kepada kekudusan ini pertama diberikan kepada Adam dan Hawa yang diciptakan menurut gambar Allah untuk mencerminkan sifat Allah (Kej 1:26). Setiap angkatan orang percaya harus menjadi "penurut-penurut Allah" (Ef 5:1) dan "Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan Allahmu, kudus " (bd. Mat 5:48; Rom 12:1-2; lihat art. PENGUDUSAN, dan lihat art. PEMISAHAN ROHANI ORANG PERCAYA). |
| (0.938284765625) | (Im 2:3) | (jerusalem: Bagian maha kudus) Dibedakan: persembahan, barang kudus dan barang maha kudus. Barang maha kudus menguduskan (artinya: menjadikannya milik Allah sehingga tidak lagi boleh dipakai manusia) segala sesuatunya yang bersentuhan dengannya, Kel 29:37 |
| (0.938284765625) | (Im 2:11) | (jerusalem: beragi) Ragi sedikit banyak merubah keadaan alamiah bahan yang dipersembahkan kepada Allah. Dengan demikian bahan itu dicemarkan. Barangkali peraturan ini menentang apa yang lazim dalam ibadat penduduk Kanaan, bdk Ams 4:5. |
| (0.93767546875) | (Im 1:4) |
(ende) Apa maknanja "menumpangkan tangan" atas kurban itu kurang djelas. Mungkin maksudnja sebagai berikut. Dengan djalan (lambang) ini dosa seakan-akan dipindahkan kepada binatang-binatang itu, jang sebagai ganti si pendosa disamping kepada Allah dan dengan demikian menghapus dosa. Tetapi jang menghapus dosa bukan kurban, melainkan Allah. mungkin djuga artinja: Dengan upatjara itu ditundjukkanlah kurban itu sesungguhnja kurban orang jang membawanja dan bukan kurban imam jang mengadakan upatjara, meskipun hanja dialah jang dapat mengadakannja. |
| (0.93767546875) | (Im 23:15) |
(full: GENAP TUJUH MINGGU.
) Nas : Im 23:15 Hari Raya Tujuh Minggu (bd. Ul 16:10), juga dikenal dengan Hari Raya Pentakosta, dirayakan pada akhir panen gandum, 50 hari ("Pentakosta" artinya "lima puluh") setelah Hari Raya Buah Sulung (ayat Im 23:16). Pada hari ini umat Allah bersyukur atas berkat makanan berkelimpahan dan segala sesuatu yang menopang mereka. Pada hari raya Pentakosta itulah Allah mencurahkan Roh Kudus atas murid-murid Yesus (Kis 2:1-4). |
| (0.93767546875) | (Im 25:44) |
(full: BUDAKMU ... DARI ANTARA BANGSA-BANGSA.
) Nas : Im 25:44 Perbudakan merupakan kenyataan hidup di zaman Alkitab. Bahwa Allah mengizinkan orang Israel membeli budak dari bangsa-bangsa kafir sekeliling mereka menjadi berkat bagi budak yang dibeli, karena Allah menuntut umat-Nya untuk memperlakukan budak mereka dengan lebih hormat daripada di negara mereka sendiri (bd. Kel 20:10). |
| (0.93767546875) | (Im 8:1) |
(sh: Melayani Allah yang kudus (Selasa, 10 September 2002)) Melayani Allah yang kudusMelayani Allah yang kudus. Pasal ini dimulai dengan memberikan garis besar dari bagian bagian selanjutnya (ayat 1-5). Pendahuluan ini berfungsi untuk menegaskan bahwa perintah ini memang berasal dari Allah. Kita memperhatikan adanya pengulangan frasa, “seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa” berkali-kali (ayat Allah+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">9,13,17,dst.). Hal ini ingin menunjukan bahwa Musa, Harun dan keturunannya taat kepada Allah, dan ingin menyatakan kepada Israel bahwa asal mula ibadah mereka buan dari tradisi manusia, namun dari Allah. Kemudian kita melihat 2 upacara yang berbeda, namun terkait. Pertama, pengudusan mezbah dan kemah pertemuan, serta pengudusan Harun sebagai imam besar (ayat 6-12). Umat mula-mula dikumpulkan “didepan pintu kemah pertemuan”. Lalu Harun dan anak-anaknya dibasuh dengan air, sebagai pembasuhan secara fisikal, juga sebagai pemurnian. Musa mengenakan pakaian imam untuk anak-anak Harun, dan pakaian imam besar untuk Harun yang mencakup hal-hal seperti tercatat dalam Kel. 28 dan 39. Kedua,penahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam-imam, yang dilakukan dengan rangkaian persembahan kurban dan upacara pemurnian, dilakukan selama 7 hari (ayat 13-36). Penahbisan merupakan pengalihan atau transfer status/jabatan. Darah kurban menyucikan Harun dan anak-anaknya, serta mengikat mereka dalam perjajian untuk melayani Allah dalam kemahNya. Selanjutnya persembahan unjukan diserahkan di telapak tangan Harun untuk dipersembahkan kekpada Tuhan karena persembahan itu adalah untuk kepentingannya dan anak-anaknya (ayat 27). Terakhir Musa menyelesaikan penahbisan itu dengan minyak urapan (ayat 30). Melalui perikop ini kita belajar bahwa seseorang yang telah dipilih Allah menjadi pelayanNya, tidak otomatis dapat menjalankan tugas tersebut sebab orang tersebut harus terlebih dahulu dikuduskan, dan menjadi kudus. Renungkan: Ingat bahwa sebeum anda melayani, memimpin, bersaksi, berbagi, anda perlu menguduskan diri anda, dan seterusnya hidup kudus karena Allah yang anda layani adalh kudus. |
| (0.93767546875) | (Im 21:1) |
(sh: Harus kudus dan total (Senin, 23 September 2002)) Harus kudus dan totalHarus kudus dan total. Jika saat ini kepada kita ditanyakan tentang apakah para pendeta, atau pemimpin-pemimpin Kristen di Indonesia sudah ‘kudus’ bagi Tuhan dan bagi umat-Nya? Mungkin kita akan bingung dan balik bertanya. “Apa standar kekudusan menurut Tuhan?” Yang jelas standar kekudusan bagi para imam – pendeta, pemimipn Kristen – yang ditetapkan Allah lebih tinggi dari umat. Terhadap para imam – orang-orang yang Allah panggil, urapi dan kudusakan untuk melaksanakan tugas-tugas khusus – Allah menetapkan peraturan-peraturan yang harus mereka penuhi. Pertama, ayat Allah+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">1-9, peraturan yang berlaku bagi para imam biasa. Mereka dilarang untuk menyentuh mayat, kecuali mayat kerabat dekat, itu pun iman tersebut menjadi najis tujuh hari lamanya (ayat Allah+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">1-4; bdk. Yeh. 44:25-27); dilarang meratapi orang mati, karena diangap mengikuti kebiasaan orang kafir waktu itu (ayat 5); dilarang menikahi perempuan yang bukan perawan dan janda (ayat 7-9). Kedua, ayat Allah+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">10-15, peraturan yang berlaku bagi imam besar. Mengingat kedudukan khas imam besar, maka peraturan-peraturan terhadap kenajisan lebih keras penekanannya. Mereka tidak boleh menerapkan tanda-tanda dukacita, dan tidak boleh menajiskan diri dengan mayat apa pun (ayat 11); dialrang keluar dari tempat kudus. Maksud ayat ini adalah mereka tidak boleh keluar dari tempat kudus untuk menghadiri upacara orang mati (ayat 12); istri mereka harus sebangsa (ayat 13-14). Pada bagian akhir pasal ini, ditekankan tentang fisik yang tak bercacat (ayat 16-24). Peraturan ini mengingatkan kita tentang binatang kurban yang dipersembahkan kepada Allah harus tanpa cacat, demikian pula para imam yang mempersembahkannya, juga harus tanpa cacat. Jelas bahwa peraturan-peraturan yang dibuat Allah bagi para imam ini didasarkan pada satu kepentingan bahwa seluruh hidup orang-orang yang telah Allah panggil, urapi, dan kuduskan, semata hanya untuk melayani dan memuliakan Allah. Renungkan: Pahamilah panggilan Allah sebagai suatu kesempatan indah karena diundang hadir dalam sebuah pesta sukacita kekudusan yang luar biasa indah dan menakjubkan. |
| (0.93767546875) | (Im 25:1) |
(sh: Tahun Sabat dan Yobel bagi tanah? (Sabtu, 28 September 2002)) Tahun Sabat dan Yobel bagi tanah?Tahun Sabat dan Yobel bagi tanah? Apa yang bias mewakili sekaligus kehidupan social dan pekerjaan Anda, yang tanpanya hidup ini akan menjadi sangat sulit? Sebagaian penduduk kota besar mungkin akan berkata dengan tegas” “handphone!” Yang lain mungkin akan menjawab: komputer, atau kendaraan/transportasi, dlsb. Bagi penduduk Israel zaman itu, dan seharusnya juga bagi kita semua di masa kini, tanahlah yang punya peranan sangat penting dalam kehidupan social dan pekerjaan, yang tanpanya hidup bahkan tidak dapat berlangsung. Karena itu, tidak heran jika Taurat Tuhan juga mengatur tentang tanah, bahkan melalui pelaksanaan tahun Sabat dan Yobel. Hal ini nyata dari perintah Tuhan untuk mengistirahatkan tanah yang dikerjakan oleh umat pada tahun ketujuh (tahun Sabat, ayat Allah+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">2-7) dan tahun ke-50 (tahun Yobel, ayat Allah+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">8-17). Perintah ini menyatakan bagaimana umat Tuhan harus bersikap terhadap alam: alam, dalam hal ini tanah, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang dan diperas sampai batas terakhir kemampuannya, demi keuntungan manusia. Alasan dari hal ini adalah sederhana; walalupun Allah telah memberikan mandate kepada manusia untuk berkuasa atas bumi dan isinya sebagai wakil Allah (Kej. 1:27-28), tetapi tanah tetap saja adalah milik Allah (Im. 25:23). Bagaimana umat memperlakukan tanah menunjukkan sikap umat terhadap Sang Pemilik Tanah (bdk. ayat Allah+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">17). Bahkan dalam hal jual beli tanah pun (ayat 14-17), umat dituntut untuk bertindak adil kepada orang lain, semata karena Tuhan adalah Allah mereka. Terakhir, Allah memberikan jawaban terhadap pertanyaan dasar yang harus dijawab ajaran etika social-lingkungan hidup manapun: Jika saya melakukan ini, apa saya dapat hidup dan makan ? Jawaban Allah jelas, berkat Allah akan mencukupi hidup mereka yang taat kepada perintah-Nya untuk tidak sewenang-wenang terhadap alam. Renungkan: Kerohanian yang alkitabiah seharusnya membuat kita membenci tindakan membuang sampah sembarangan, malu mempunyai kendaraan dengan knalpot berasap hitam tebal karena tak terurus, dll., semata karena tindakan itu mencemari alam milik Allah. |
| (0.93767546875) | (Im 27:1) |
(sh: Catatan terakhir tentang kekudusan umat di hadapan Tuhan (Rabu, 2 Oktober 2002)) Catatan terakhir tentang kekudusan umat di hadapan TuhanCatatan terakhir tentang kekudusan umat di hadapan Tuhan. Pasal yang kelihatannya tidak nyambung ini justru memberikan akhir yang penting dan mendalam bagi kitab Imamat. Nazar adalah janji untuk memberikan diri atau kepunyaan kepunyaan seseorang kepada Allah dalam menanti berkat-Nya kepada orang tersebut. Bernazar itu sendiri memang tidak pernah dinyatakan secara eksplisit sebagai perintah Allah, tetapi merupakan bentuk religiositas khas Israel waktu itu. Bentuk nazar paling dasar adalah menazarkan/memberikan dirinya ataupun orang lain (mis. Anaknya) bagi Allah (ayat 2-8). Namun, hanya orang Lewi dan para imam saja yang dapat membaktikan seluruh hidup mereka di Kemah Suci. Karena itu, mereka yang menazarkan manusia harus memenuhinya dengan membayar uang yang cukup besar, yang jumlahnya kira-kira sama dengan harga budak waktu itu (ayat Allah+AND+book%3A3&tab=notes" ver="">1 syikal perak adalah upah umum seorang pekerja biasa untuk satu bulan). Penebusan atau penggantian dengan uang juga berlaku bagi bentuk nazar lainnya, baik yang bersangkutan dengan hewan (ayat 9-13), property tanah/bangunan (ayat 14-25), dan beberapa jenis kurban persembahan tertentu lainnya (ayat 25-33). Peraturan Allah mengenai nazar ini memberikan beberapa pelajaran penting. Pertama, Allah tidak ingin tiap-tiap pribadi umat dengan gampang dan gegabah mengucapkan suatu nazar atau janji di hadapan Tuhan. Semua yang janji dan nazar harus ditepati. Sangat tingginya biaya nazar untuk manusia seharusnya membuat orang tidak sembarangan bernazar. Kedua, semua peraturan mengenai nazar ini sekali lagi menegaskan bahwa kekudusan umat di hadapan Allah tidaklah sekadar masalah-masalah ritus peribadahan saja. Kekudusan umat di hadapan Allah juga mencakup ke dalam masalah sehari-hari, seperti tanah, rumah, ladang, dll. Pendeknya, kepada seluruh kemanusiaan umat. Umat yang kudus adalah umat yang menjaga kekudusan di dalam setiap aspek kehidupannya. Renungkan: Selidikilah janji apa saja yang pernah Anda lontarkan di hadapan Allah dan bagaimana Anda telah/belum menepatinya. |
| (0.933799921875) | (Im 9:1) |
(sh: Pelayan dan imamat yang kudus (Rabu, 11 September 2002)) Pelayan dan imamat yang kudusPelayan dan imamat yang kudus. Sebelum Harun dan putra-putranya dapat dan layak menjalani keimaman mereka, perlu terjadi dulu dua hal. Pertama, sabda Allah datang melalui Musa memberi petunjuk dan perintah. Ini menyatakan prinsip bahwa setiap pelyanan yang benar harus bersumber pada firman Allah dan berjalan sesuai perintah Allah. Kedua, sebelum layak memberikan berbagai kurban untuk pendamaian dan syukur mewakili umat, Harun sendiri harus memberikan dulu kurban-kurban yang sama bagi dirinya sendiri. Kurban untuk penghapus dosa bagi dirinya adalah lembu (ayat 20), mengingatkan kita akan lembu emas yang Harun buat demi memenuhi tuntutan dosa Israel. Kurban bakaran yang menandakan penyerahan diri penuh adalah seekor domba jantan, mengingatkan kita akan domb jantan yang dikorbankan sebagai ganti Ishak. Kedua korban ini menegaskan bahwa sebalum kita bisa melayani orang lain, kita harus lebih dulu dikurduskan dari dosa kita dan menyerahkan diri total kepada Allah. Urutan kurban untuk umat Israelpun sama, hanya kini ada tambahan lain yaitu kurban keslamatan yaitu kurban yang menandakan terjadinya persekutuan dengan Allah yang menumbuhkan kedamaian di dalam hati dan kehidupan umat. Tujuan semua kurn ini adalah karena Tuhan akan menampakan diri kepada mereka (ayat 4,6). Jadi kurban-kurban bukan dimaksudkan supaya Tuhan berkenan atau datang kepada mereka tetapi karena Tuhan akan menampakan diri dan supaya mereka dapat melihat menikmati kemulianNya, mereka harus menyiapkan diri agar layak menyambut anugrah itu. Anugrah Allah di dalam Yesus Kristus telah menyatakan kemuliaan dan penyelamatan dari Allah secara sempurna dan tuntas. Karena itu kita tidak lagi perlu upacara-upacara kurban seperti zaman PL itu. Namun prinsipnya terus berlaku hingga kini. Kurban keslamatan dari Tuhan Yesus adalah awal bagi kehidupan yang tumbuh dalam ketaatan dan kekudusan ke arah Dia. Renungkan: Baik pelayan Tuhan penuh waktu maupun umat, sama perlu memelihara keslamatan dalam kekudusan agar dapat menghayati kehadiranNya secara penuh. |
| (0.9301634375) | (Im 5:5) |
(full: HARUSLAH IA MENGAKUI DOSA.
) Nas : Im 5:5 Mengakui dosa berarti mengaku kepada Allah bahwa kita telah berdosa dan bahwa pikiran, ucapan, dan tindakan kita salah. Pengakuan dituntut Allah untuk memberikan pengampunan (Hos 5:15; 1Yoh 1:9) dan harus senantiasa disertai dengan berbalik dari dosa yang diakui (Ams 28:13; Dan 9:3-19; Mr 1:5), berdoa memohon pengampunan (Mazm 38:19; 51:3) dan merendahkan diri di bawah penghakiman Allah (Neh 9:33). Lihat Luk 15:11-24 untuk contoh dari pengakuan dosa dan pengampunan yang sejati di dalam kisah anak yang hilang (bd. Kis 19:18; Yak 5:16). |
| (0.9301634375) | (Im 10:9) |
(full: JANGANLAH ... MINUM ANGGUR.
) Nas : Im 10:9 Berpantang minum anggur yang memabukkan dituntut dari semua imam ketika melaksanakan tugas-tugas keagamaan mereka.
|
| (0.9301634375) | (Im 21:7) |
(full: JANGANLAH ... MENGAMBIL SEORANG PEREMPUAN SUNDAL.
) Nas : Im 21:7 Imam dilarang menikah dengan wanita yang tunasusila atau bahkan yang telah diceraikan oleh suaminya. Mereka hanya boleh menikah dengan perawan atau janda para imam yang lain (bd. ayat Im 21:13-15; Yeh 44:22). Melalui hukum ini Allah menyatakan bahwa para pemimpin rohani-Nya diharapkan menjadi teladan dari norma-norma tertinggi Allah bagi pernikahan dan keluarga. Di dalam PB Allah menuntut agar laki-laki harus merupakan contoh kesetiaan kepada istri dan keluarganya supaya dapat dipilih untuk jabatan penilik jemaat (lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT). |



untuk merubah popup menjadi mode sticky,
untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [