Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 131 ayat untuk Hizkia [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.30784581632653) (2Raj 20:12) (sh: Ketika harta menjadi yang utama (Senin, 11 Juli 2005))
Ketika harta menjadi yang utama

Ketika harta menjadi yang utama Orang yang bijaksana menaruh pengharapannya pada hal-hal yang bernilai kekekalan. Baginya, hal-hal yang sementara seperti: kekayaan, kesehatan, kepandaian, dan kekuasaan walaupun penting, bukan hal yang utama. Ia tidak akan menjadikan hal-hal tersebut sebagai alat pengukur kebahagiaan. Sebab kebahagiaan adalah anugerah Tuhan yang membuat seseorang beroleh persekutuan dengan-Nya dan dapat menikmati kebaikan-Nya.

Sebagai seorang raja, Hizkia tentu tidak kekurangan apa-apa bahkan berlimpah dalam segala sesuatu. Kekayaannya pasti signifikan sehingga ia dengan bangga memperlihatkannya kepada para utusan raja Babel (ayat 13). Sebenarnya untuk apa Hizkia pamer kekayaan? Sangat mungkin untuk menimbulkan kesan pada raja Babel bahwa Yehuda berjaya dan rajanya perkasa. Atau untuk menunjukkan bahwa Hizkia dapat membayar (upeti) kepada Babel demi keamanan bangsanya, Yehuda. Tanpa disadari, Hizkia sudah terjebak oleh ukuran dunia tentang jaminan hidup, yaitu kekayaan, kekuasaan, dan hikmat. Padahal peringatan Allah kepada raja Israel akan godaan kekayaan sudah disampaikan di dalam kitab Ulangan (Ul. 17:17b). Itu sebabnya, Nabi Yesaya mengingatkan Raja Hizkia bahwa semua kekayaan itu kelak akan diangkut ke Babel termasuk keturunan Hizkia juga akan ditawan di tanah pembuangan (2Raj. 20:17-18). Respons Hizkia menunjukkan ketidakpekaannya bahwa sikap menggantungkan diri pada kekayaan adalah dosa. Bagi Hizkia kekayaannya sekarang menjamin hidup damai dan keamanan (ayat 19b).

Ajaran Tuhan Yesus mengenai hidup ini adalah "carilah dahulu kerajaan Allah, maka semua (kebutuhan hidup) akan ditambahkan kepadamu." Waktu kita belajar mengutamakan Tuhan, bukan harta dan takhta, Dia akan melimpahkan hal-hal itu sesuai dengan kehendak-Nya.

Renungkan: Hanya dengan sepenuhnya mendudukkan Tuhan Yesus di singgasana hati Anda, semua harta dunia ini beroleh posisinya yang tepat.

(0.30468836734694) (2Taw 31:2) (sh: Melayani sambil mencari Allah (Minggu, 7 Juli 2002))
Melayani sambil mencari Allah

Melayani sambil mencari Allah. Sekarang, penulis Tawarikh mencatat tindakan Hizkia yang sama penting, walaupun bagi kita tidak terlihat seingar-bingar kedua peristiwa sebelumnya. Bagian ini menjelaskan bagaimana Hizkia mengusahakan suatu pengaturan agar kegiatan ibadah di Bait Allah dapat berlangsung permanen. Ada dua hal pokok yang menjadi perhatiannya. Pertama, tentang pengaturan tentang tugas dan sumbangan bagi para imam dan orang Lewi (ayat 2-8). Kedua, pengaturan yang permanen bagi penanganan berbagai jenis persembahan (ayat 9-21).

Hizkia tidak hanya mengatur, tetapi juga memberi teladan. Dari harta miliknya sendiri, raja memberikan sumbangan bagi kurban bakaran (ayat 3). Setelah itu, ia memerintahkan rakyat untuk membawa persembahan. Rakyat menyambut perintah ini dengan antusias, bahkan berlimpah-limpah (ayat 4-10). Kelimpahan ini adalah bukti dari berkat Allah kepada umat (ayat 10). Hizkia juga memperhatikan dengan saksama penyimpanan, pengaturan, dan pembagian persembahan-persembahan yang masuk ke Bait Allah. Ia mengaturnya dengan memperhatikan catatan silsilah (ayat 17). Penulis melakukan ini untuk memberikan contoh kepada orang-orang yang baru kembali dari pembuangan mengenai pengaturan Bait Allah yang baru mereka bangun. Hizkia telah membuktikan dirinya terus mencari Allah dengan segenap hati di dalam segala usahanya yang mulia itu. Tuhan pun memberkati segala tindakannya.

Renungkan: Kadang Kristen tergoda untuk melakukan panggilan pelayanan yang memang dari Tuhan dengan caranya sendiri. Teladan dari Hizkia adalah konsisten melayani Allah dengan terus mencari ketetapan dan kehendak Allah.

(0.30468836734694) (Yes 39:1) (sh: Hukuman karena tidak setia. (Selasa, 8 Desember 1998))
Hukuman karena tidak setia.

Hukuman karena tidak setia.
Karya Allah nyata dalam kehidupan bangsa Israel, umumnya, dan hidup raja Hizkia, khususnya. Bayangkan, tindakan setia Allah melepaskan mereka dari kepungan tentara Asyur, dengan cara yang sangat ajaib; bahkan Allah menunda kematian Hizkia 15 belas tahun lagi, diresponi dengan sangat memalukan. Tidakkah ini suatu anugerah yang luar biasa, yang Allah berikan kepadanya? Bukan saja anugerah pengampunan, tetapi anugerah kehidupan.

Pemanfaatan kesempatan. Hizkia telah salah memanfaatkan kesempatan yang Allah berikan kepadanya. Ia mulai menjalin persahabatan dengan bangsa Babel, dan berharap memperoleh perlindungan. Ia bahkan memamerkan dan bermegah atas kekayaannya dan kekayaan Bait Allah. Akibatnya, Allah menghukum kesombongan raja Hizkia. Babel yang diharapkan mampu memberikan pertolongan justru sebaliknya, menjadi alat penghukuman Allah. Keturunan raja Hizkia akan dibuang ke Babel, dan lebih menyedihkan lagi, kekayaan yang pernah Hizkia pamerkan, diangkut tanpa sisa ke Babel. Peringatan buat segenap orang percaya bahwa pertobatan yang tidak diikuti oleh kesetiaan kepada Allah, akan mendatangkan hukuman.

Doa: Tuhan, jauhkanlah kesombongan yang mendukakan Engkau.

(0.2879633877551) (2Raj 18:1) (sh: Landasan yang kokoh bagi kehidupan Kristen (Minggu, 9 Juli 2000))
Landasan yang kokoh bagi kehidupan Kristen

Landasan yang kokoh bagi kehidupan Kristen. Komitmen raja Hizkia kepada Allah termanifestasi dalam reformasi rohani yang ia lakukan secara menyeluruh dan tuntas. Reformasi rohani bagi kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat yang ia lakukan digambarkan sebagai suatu tindakan yang gencar, menggebu-gebu, dan seakan-akan tiada henti-hentinya (3-6).

Raja Hizkia melakukan tepat seperti yang dilakukan Daud. Hizkia tidak hanya bertanggung jawab atas kehidupan jasmani rakyatnya tapi terutama kehidupan rohaninya juga. Karena itu ia melakukan pembersihan secara besar-besaran praktek-praktek perzinahan rohani. Selain itu, ia mempunyai kehidupan iman dan ketaatan yang seimbang (5-6). Artinya, dalam seluruh kehidupan pribadi Hizkia, antara keyakinan dan praktek tidak terdapat perbedaan. Reformasi rohani menjadi prioritas utama dalam pemerintahan Hizkia sebab ia berkeyakinan bahwa yang terutama bagi manusia adalah siapa dia dan bukannya apa yang ia lakukan di hadapan Allah. Keberhasilan dia mengalahkan Filistin dan memberontak terhadap Asyur berlandaskan atas dasar yang kuat yaitu hubungan yang benar dengan Allah. Karena ia yakin hanya Allahlah yang sanggup memberikan keberhasilan kepada usahanya.

Keadaan Hosea sangat berbeda dengan keadaan Hizkia. Hosea dan seluruh wilayah kerajaannya ditaklukkan raja Asyur bukan karena Asyur secara politik dan militer lebih hebat dan kuat melainkan karena kehidupan bangsa Israel dan rajanya tidak berlandaskan pada hubungan yang benar dengan Allah (12). Pengetengahan Hosea di tengah-tengah kisah Hizkia semakin mempertegas bahwa kehidupan manusia itu utuh dan satu, dan kehidupan rohanilah yang harus mendapatkan prioritas utama.

Renungkan: Keberhasilan kita dalam setiap usaha,, pekerjaan, dan rumah tangga biarlah didasarkan pada hubungan yang benar dengan Allah.

Bacaan untuk Minggu ke-4 sesudah Pentakosta

Keluaran 19:2-6 Roma 5:6-11 Matius 9:36-10:8 Mazmur 100

Lagu: Kidung Jemaat 318

Pemahaman Alkitab 2 -- 2Raja-raja 17:1-33

Persepakatan antara Raja Hosea dengan So, raja Mesir, merupakan salah satu bentuk pelanggaran bangsa Israel terhadap ketetapan hukum perjanjian Allah. Betapa nyata sikap Israel yang tegar tengkuk, menolak, menyingkirkan, bahkan meniadakan Allah. Pemberontakan Israel telah mencapai batas kesabaran Allah, sehingga Allah membuang dan menjauhkan bangsa Israel dari hadapan-Nya. Tindakan ini bukanlah sekadar usaha Allah mewujudkan konsekuensi pelanggaran bangsa Israel tetapi sekaligus menyatakan bahwa bangsa pilihan Allah itu telah terjerumus pada kebobrokan moral yang paling dalam. Namun untuk kesekian kalinya pula Allah menantikan pertobatan Israel.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Bila persepakatan Raja Hosea dengan So, raja Mesir, kita lihat dari perspektif Allah, peristiwa itu bukanlah satu-satunya penyebab dibuang dan dijauhkannya bangsa Israel dari hadapan Allah. Dapatkah Anda menjelaskan penyebab fatal lainnya (7-23)? Mengapa pelanggaran dalam beribadah dijadikan tekanan paling utama? Jelaskan!

2. Perjanjian Allah dengan bangsa Israel adalah prakarsa murni Allah, tetapi tindakan Allah menjauhkan bangsa Israel dari hadapan-Nya bukan sepenuhnya tindakan aktif Allah. Justru peran terbesar adalah bangsa Israel sendiri. Mengapa demikian? Jelaskan pendapat Anda!

3. Sebagai bangsa pilihan, Israel telah merasakan berkat dan karya Allah dalam hidup mereka. Berkat apa sajakah itu (7-13)? Jelaskan! Saat ini pikirkan dan paparkan berkat dan karya Allah dalam hidup Anda! Bila kita mendapati begitu banyak berkat dan karya Allah dalam hidup kita semestinya perbuatan dosa tidak mendapatkan tempat dalam hidup kita, mengapa?

4. Belajar dari pengalaman Israel sebagai bangsa pilihan, Kristen pun tidak akan luput dari hukuman Allah, bila Kristen memilih bersikap seperti bangsa tak ber-Tuhan. Yang harus Kristen lakukan adalah memenuhi segala tuntutan hidup sebagai umat pilihan. Tuntutan hidup seperti apakah yang harus dipenuhi? Jelaskan!

5. Pikirkan contoh tindakan praktis yang dapat Anda terapkan saat ini, khususnya berkenaan dengan hidup ibadah Anda kepada Allah!

(0.2879633877551) (2Taw 29:1) (sh: Pengudusan dan penahiran untuk perjanjian (Rabu, 3 Juli 2002))
Pengudusan dan penahiran untuk perjanjian

Pengudusan dan penahiran untuk perjanjian. Secercah harapan terbit bagi Yehuda, ketika Hizkia menjadi raja "yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud" (ayat 2). Ada alasan mengapa penulis Tawarikh menyamakan sosok Hizkia dengan Daud, dan memberikan banyak tempat kepadanya. Seperti terlihat pada nas-nas sebelumnya, penulis Tawarikh menempatkan Daud sebagai raja ideal karena ia memberi dasar bagi ibadah Bait Allah. Hizkia juga melakukan banyak hal penting bagi bait Allah. Bahkan, tindakan untuk menguduskan bait Allah dilakukannya segera, pada bulan pertama dari tahun pertama masa pemerintahannya (ayat 3).

Tindakan pertama Hizkia ialah mengumpulkan para imam dan orang Lewi. Raja sadar bahwa para pendahulunya telah sangat berdosa, terutama dalam hal menelantarkan bait Allah (ayat 6-7), yang menyebabkan penghukuman Allah, bahkan melalui kematian dan pembuangan yang dialami bangsa Yehuda (ayat 8-9). Sebagai raja, Hizkia menyatakan ingin mengikat perjanjian dengan Allah. Maksudnya, Hizkia berketetapan untuk memenuhi semua kewajiban seorang raja kepada Allah dan bait-Nya. Agar ibadah dapat berjalan kembali, maka bait Allah harus dikuduskan dan ditahirkan kembali. Namun, untuk itu, para imam dan orang Lewi yang akan melaksanakannya harus juga menguduskan diri mereka karena mereka dipilih Allah sendiri untuk melayani di bait Allah (ayat 11). Hal terpenting yang dicatat di sini adalah bahwa semua tindakan pengudusan ini dilakukan "menurut perintah raja, sesuai dengan firman TUHAN" (ayat 15). Hizkia mengerti dengan jelas bahwa masalah yang berkaitan dengan kekudusan bait Allah hanya boleh dilakukan dengan menaati firman Allah.

Renungkan: Menjadi Kristen tidak berarti hanya menerima keselamatan, tetapi juga menerima panggilan untuk melayani Allah melalui berbagai bentuk dan dalam berbagai situasi. Allah menuntut kekudusan dari mereka yang melayani-Nya. Kekudusan sejati hanya terjadi jika firman Allah dijunjung sebagai otoritas tertinggi. Kekudusan sejati juga hanya timbul dari kerendahan hati dan ketekunan untuk menaati pimpinan Roh-Nya.

(0.2879633877551) (2Taw 30:1) (sh: Pendamaian bagi semua orang Israel (Jumat, 5 Juli 2002))
Pendamaian bagi semua orang Israel

Pendamaian bagi semua orang Israel. Masih segar di ingatan kita tentang bagaimana tentara Pekah memorak-porandakan dan menghancurkan tentara Ahas, ayah Hizkia (ps. 28). Tetapi sekarang, dalam perikop ini, kita melihat bagaimana Hizkia menempuh satu langkah kontroversial dengan mengundang seluruh Israel, termasuk Israel Utara, bersama-sama merayakan "Paskah bagi TUHAN, Allah orang Israel, di rumah TUHAN di Yerusalem" (ayat 1b). Orang-orang Israel Utara ini adalah mereka yang tertinggal setelah penghancuran Samaria oleh tentara Asyur (lihay ayat 7b).

Biasanya perayaan Paskah mencakup perayaan Roti Tidak Beragi yang dirayakan selama tujuh hari berikutnya. Keduanya menjadi rangkaian perayaan yang mengingatkan Israel tentang karya besar Allah dalam kehidupan mereka, ketika Allah menyelamatkan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir. Keputusan Hizkia untuk memundurkan waktu perayaan satu bulan mencerminkan kesadaran Hizkia tentang ketidaksiapan Israel untuk melaksanakan Paskah sesuai dengan peraturan di Bil. 9:9-11 pada waktunya. Kesiapan di sini adalah sikap hati seperti yang tercermin dalam perkataan yang disampaikan oleh utusan-utusan Hizkia kepada segenap orang Israel, yang menghimbau mereka agar segera bertobat (ayat 6b-7) dan taat pada firman Allah untuk bersama-sama merayakan Paskah (ayat 8-11).

Melalui perikop ini, kita bisa melihat bahwa hal terpenting yang ingin dicapai oleh Hizkia dalam momen ini adalah agar Israel dapat kembali kepada Allah (ayat 9). Ia berdoa supaya Allah mengadakan pendamaian bagi semua orang "yang sungguh-sungguh berhasrat mencari Allah … walaupun ketahiran mereka tidak sesuai dengan tempat kudus" (ayat 19). Permohonan Hizkia tidak sia-sia karena Allah mendengar doanya (ayat 29) dan memberikan sukacita besar bagi mereka (ayat 21-22).

Renungkan: Anugerah Allah yang memperdamaikan itu tidak hanya berkuasa untuk mempersatukan orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, tetapi juga memberikan sukacita besar bagi mereka.

(0.2879633877551) (2Taw 32:1) (sh: Bersandar kepada kekuatan manusia (Senin, 8 Juli 2002))
Bersandar kepada kekuatan manusia

Bersandar kepada kekuatan manusia. Nas yang kita baca ini memberikan dua contoh bagaimana manusia memperlakukan kekuatannya: yang masih mengingat dan berserah kepada kekuatan Allah, sementara yang lain hanya mengagungkan kekuatannya sendiri. Hizkia menjadi contoh yang pertama. Ketika ia mendengar tentang invasi pasukan Sanherib, Hizkia segera melakukan berbagai tindakan strategis, seperti meniadakan sumber-sumber yang dapat digunakan musuh (ayat 3-4), memperkuat tembok-tembok dan menara pertahanannya (ayat 5a), memperkuat kota berkubunya, memperbanyak persenjataan bagi tentaranya (ayat 5b), dan memobilisasi rakyatnya (ayat 6). Tetapi, semua ini bukan hal utama yang ingin ditampilkan penulis Tawarikh mengenai Hizkia. Dalam ayat 7-8, Hizkia berpidato untuk menguatkan rakyat, dan sekaligus menegaskan sikap iman yang diambil Hizkia, "Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita" (ayat 8a). Hizkia tidak berpangku tangan, ia juga bertindak. Tetapi ia tahu, bahwa hanya tindakan Allah sajalah yang menjadi penentu akhir segala sesuatu. Sikapnya ini pun menjadi teladan bagi rakyatnya, karena mereka kembali terinspirasi (ayat 8b).

Keangkuhan kata-kata Sanherib menjadi contoh pengandalan kekuatan diri sendiri yang paling vulgar. Allah Israel dipersamakan dengan allah-allah bangsa lain yang telah dikalahkan oleh kekuatan Sanherib. Penulis Tawarikh dengan cukup jelas menyatakan keangkuhan luar biasa dari raja Sanherib, bahwa apa yang dilakukannya itu penuh "hujat dan cela terhadap TUHAN, Allah Israel" (ayat 17). Mungkin ini dapat membuat takut beberapa orang penduduk Yerusalem pada zaman Hizkia (ayat 18). Tetapi tidak bagi saudara-saudari penulis Tawarikh, orang-orang Yehuda yang kembali dari pembuangan. Mereka telah melihat langsung tangan Allah yang kuat itu merendahkan para raja dunia yang berkuasa.

Renungkan: Kristen sedang bersandar pada kekuatannya sendiri dan melupakan Tuhan bila berusaha melakukan apa yang sebenarnya baik tanpa berserah kepada Tuhan dan mencari kehendak-Nya.

(0.27814115306122) (Yes 37:1) (sh: Pengharapan dalam kesulitan. (Jumat, 4 Desember 1998))
Pengharapan dalam kesulitan.

Pengharapan dalam kesulitan.
Raja Hizkia dalam kesulitan karena seluruh kota Yerusalem dikepung oleh tentara Asyur. Bahkan Sanherib, raja Asyur dengan amat kasar menghina nama Allah. Dalam kesulitannya, raja Hizkia menyadari dan mengakui segala kesalahannya di hadapan Allah. Seluruh stafnya pun diperintahkan melakukan hal yang sama. Mereka bersehati, berdoa, memohon pertolongan Allah. Allah berkenan mendengarkan permohonan yang dilandasi penyesalan, kesungguhan dan kerendahan hati.

Permohonan orang percaya. "Jangan takut karena apa yang kamu dengar, tetapi percayalah terhadap yang kamu dengar dari Allah." Hizkia meresponi dengan benar semua penghinaan dan sindiran yang dilontarkan raja Asyur. Dia datang ke hadapan Allah, menyesali segala perlakuannya yang menyakitkan hati Allah. Dan, Allah berkenan terhadap respons positif Hizkia. Banyak orang Kristen yang menjadi limbung ketika ada orang mengejek bahkan menertawakan imannya kepada Kristus Yesus. Pada intinya ejekan itu sebenarnya ditujukan kepada Allah. Adukanlah itu pada-Nya seperti yang telah Hizkia lakukan! Niscaya, Allah Sang Pengendali sejarah mampu mengatasinya.

Renungkan: Allah adalah tempat kita mencurahkan segala kesesakan hati, karena Ia mendengar dan berkuasa menolong.

(0.26930897959184) (2Raj 19:15) (full: HIZKIA BERDOA. )

Nas : 2Raj 19:15

Hizkia membawa surat tantangan yang menuntut penyerahan Yerusalem, membentangkannya di hadapan Tuhan dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Ketika kesulitan melanda kehidupan kita dan situasi tampaknya tidak terkendalikan lagi, kita harus bertindak seperti yang dilakukan Hizkia -- menghampiri Allah di dalam doa yang sungguh-sungguh dan penuh kepercayaan. Allah telah berjanji untuk membebaskan umat-Nya dari tangan musuh-musuh mereka dan tidak membiarkan terjadinya sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya (Mat 6:25-34); dengan berpegang erat-erat kepada Allah dalam iman dan kepercayaan, kita akan memiliki damai sejahtera-Nya yang memelihara hati dan pikiran kita (Fili 4:6-7).

(0.26660232653061) (Yes 36:22) (sh: Prinsip menghadapi masalah (Sabtu, 25 September 2004))
Prinsip menghadapi masalah

Prinsip menghadapi masalah. Cara Allah menolong anak-anak-Nya keluar dari berbagai masalah pasti unik dan berbeda-beda. Meski berbeda, dari berbagai kesaksian itu kita dapat menarik prinsip-prinsip penting. Demikian juga dari kesaksian Hizkia ini.

Pertama, gumuli masalah itu secara wajar di hadapan Allah (ayat 1). Perasaan takut, tertekan, marah, adalah wajar pada orang-orang yang mengalami masalah berat. Hanya, jangan biarkan emosi-emosi tersebut menguras tenaga Anda atau menyita iman Anda. Bersikaplah seperti Hizkia. Ungkapkan secara jujur keadaan Anda kepada Tuhan. Kedua, kita semua memerlukan orang lain. Kita memerlukan bahu yang menyambut kita bersandar, tangan terulur menolong, nasihat bijak sesuai kebenaran firman Allah. Tubuh yang dingin karena kecut hati memerlukan tubuh sesama untuk mendukung dan mendekap menghangatkan kita kembali. Hizkia memiliki beberapa orang kepercayaan termasuk Yesaya, hamba Allah yang mampu mengingatkannya tentang kebenaran Tuhan. Kita pun perlu memiliki teman-teman rohani seperti itu. Ketiga, kata-kata Hizkia kepada Yesaya dan doa Hizkia kepada Allah pada dasarnya sama. Fokusnya bukan pada keselamatan dirinya atau Israel tetapi pada kemuliaan Allah (ayat 20).

Reaksi Hizkia ini menyatakan perbedaan tajam antara sikap orang yang beriman kepada Allah sejati dari Sanherib, yaitu orang yang percaya kepada ilah yang sia-sia. Sebelum pertolongan nyata Tuhan menelanjangi kebodohan dan kesalahan iman orang fasik, respons orang beriman terhadap kefasikan sudah membongkar kesalahan tersebut. Cara kita memperlakukan kejahatan, fokus isi doa dan objek kepada siapa kita berdoa, mempermalukan kesesatan, kejahatan dan kedegilan orang fasik. Karena itu bertumbuhlah dalam pengenalan akan Tuhan, supaya tiap doa dan tindakan kita merespons kejahatan justru menjadi sarana untuk kebenaran iman dinyatakan.

Renungkan: Penderitaan dalam iman bagaikan proses melahirkan. Itulah krisis yang dalam pertolongan tangan Tuhan akan melahirkan keajaiban hidup.

(0.26386785714286) (2Raj 18:30) (full: JANGANLAH HIZKIA MENGAJAK KAMU BERHARAP. )

Nas : 2Raj 18:30

Untuk alasan yang tidak diketahui, raja Asyur, Sanherib, menyerbu Yehuda kembali dengan bala tentara yang besar lalu mengepung Yerusalem (ayat 2Raj 18:17). Para panglima Asyur berusaha untuk menakuti Hizkia dan semua penduduk Yerusalem dengan melecehkan Tuhan dan mengejek kepercayaan rakyat kepada-Nya. Hujatan terhadap Allah ini mengakibatkan campur tangan malaikat Tuhan sehingga 185.000 tentara Sanherib terbunuh dan Yehuda dibebaskan (2Raj 19:6-37; 2Taw 32:21-22; Yes 37:14-20,33-38).

(0.26386785714286) (2Raj 19:1) (full: HIZKIA ... MASUKLAH IA KE RUMAH TUHAN. )

Nas : 2Raj 19:1

Hizkia memiliki keyakinan kokoh akan Allah (2Raj 18:5). Ketika menghadapi ancaman bangsa Asyur (2Raj 18:17-37) dan jijik karena mereka menghujat Tuhan (2Raj 18:30-35), dia berpaling kepada Allah dan mendorong Yesaya untuk mendoakan Yerusalem dan kaum sisa Allah (ayat 2Raj 19:2-4).

(0.26386785714286) (2Raj 18:4) (jerusalem: bukit-bukit pengorbanan) Mengenai bukit-bukit itu, tugu berhala dan tiang berhala, bdk 1Sa 9:12+; Kel 23:24+; Kel 34:13+. Dengan hanya mengizinkan satu tempat untuk beribadat, bdk Ula 12:2+, raja Hizkia sudah mulai melancarkan suatu pembaharuan agama yang diteruskan dan ditingkatkan raja Yosia, bab 23. Karena usahanya itu raja Hizkia mendapat pujian, 2Ra 18:3,5-6
(0.26386785714286) (Yes 14:28) (jerusalem) Nubuat ini mungkin disampaikan menjelang penyerbuan oleh Sanherib. "Gada", Yes 14:29, yang memukul bangsa Filistin ialah raja Sargon II. Ia beberapa kali menyerbu dan penyerbuan terakhir terjadi pada th 711, bdk Yes 20:1 dst. Sargon meninggal pada th 705, tetapi penggantinya, ialah Sanherib, yang disebut "ular beludak" dan "ular naga terbang", Yes 14:29, menjadi seorang lawan yang lebih dahsyat lagi. Kalau tafsiran ini tepat, maka judul nubuat yang menyebut kematian raja Ahas, mesti dianggap sebuah tambahan. Judul itu berdasarkan pendapat bahwa "ular beludak" dan "ular naga terbang" ialah raja Hizkia putera Ahas. Menurut 2Ra 18:8. Hizkia menyerbu ke negeri Filistea.
(0.248777) (Ezr 6:19) (ende)

Paskah ini ialah Paskah pertama dalam Bait Allah jang baru dalam tahun 515. Itu dirajakan pada tanggalnja, jakni 14 Nisan (-21 Apr) dan waktu itu tidak usah ditunda, oleh sebab imam dan Levita sudah tahir. Waktu pemerintahan Hizkia (2Ta 30:3) perajaan harus ditunda.

(0.248777) (Yes 37:10) (full: ALLAHMU YANG KAUPERCAYAI. )

Nas : Yes 37:10

Sanherib berusaha sekuat-kuatnya untuk melemahkan keyakinan Hizkia kepada Tuhan. Dengan angkuhnya raja Asyur percaya bahwa kekuatannya sebagai raja melebihi kuasa Allah Yehuda atau dewa mana saja.

(0.248777) (2Raj 25:4) (jerusalem: dan semua tentara) Dalam beberapa naskah terjemahan Yunani (Luc.) terbaca: dan raja beserta semua tentara
(0.248777) (2Taw 17:1) (jerusalem: memperkuat dirinya) Dalam pandangan si Muwarikh raja Yosafat adalah raja yang unggul dalam memerintah dengan tegas dan kuat, seperti raja Asa adalah raja kedamaian yang ulung. Nama Yosafat berarti: TUHAN (YHWH) menghakimi/memerintah. Bersama raja Hizkia dan Yosia raja Yosafat paling dipuji oleh si Muwarikh.
(0.248777) (2Taw 28:20) (jerusalem: hanya bukan membantu dia, melainkan menyesakkannya) Terjemahan lain yang lebih sesuai dengan naskah Ibrani ialah: ia mengepung dia, tetapi tidak sampai menggagahinya. Hanya berita itu tidak dibenarkan oleh 2Raja-raja dan berita-berita dari Asyur dahulu. Si Muwarikh barangkali memindahkan kepada raja Ahas apa yang terjadi di masa pemerintahan raja Hizkia, 2Ta 32.
(0.248777) (2Taw 29:3) (jerusalem: Pada tahun pertama pemerintahannya) Dalam bab 29-31 si Muwarikh menguraikan pembaharuan agama oleh raja Hizkia yang dalam 2Ra 18:4; 2Ta 31:1 hanya disinggung. Pembaharuan yang memusatkan ibadat korban di Yerusalem itu memang penting sekali menurut si Muwarikh. Dalam menceriterakannya si Muwarikh ingat akan pembaharuan yang dilancarkan raja Yosia, bab 34-35.


TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA