Sesungguhnya, bukankah dari TUHAN semesta alam asalnya, bahwa bangsa-bangsa bersusah-susah untuk api ^p  dan suku-suku bangsa berlelah untuk yang sia-sia? ^q 

Tiada habis-habisnya rakyat yang dipimpinnya, namun orang yang datang kemudian tidak menyukai dia. Oleh sebab itu, inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma ¹ , dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia ^h  dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN ⁱ  dan upahku ^j  pada Allahku. ^k "

Nikmatilah hidup dengan isteri ⁱ  yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu ^j  dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari.

Pergilah ke Gilead mengambil balsam, ^u  hai anak dara, ^v  puteri Mesir! Sia-sia engkau memakai banyak obat, kesembuhan ^w  tidak akan kaudapat!

Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat ^s  oleh tangan tukang kayu? ^t 

Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu. ⁱ 

(4-3) Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku ^u  dinodai, ^v  berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan? ^w  Sela

Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin. ^t 

Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin. ^j 

(5-9) Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang ¹ , dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.

Dalam hidupku yang sia-sia ⁿ  aku telah melihat segala hal ini: ada orang saleh yang binasa dalam kesalehannya, ada orang fasik yang hidup lama dalam kejahatannya. ^o 

Aku melihat juga orang-orang fasik yang akan dikuburkan ^h  boleh masuk, sedangkan orang yang berlaku benar harus pergi dari tempat yang kudus dan dilupakan dalam kota. Inipun sia-sia.

Sebagai teman-teman sekerja, ^x  kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia ^y  kasih karunia Allah ¹ , yang telah kamu terima.

(39-7) Ia hanyalah bayangan ^f  yang berlalu! ^g  Ia hanya mempeributkan yang sia-sia ^h  dan menimbun, ⁱ  tetapi tidak tahu, siapa yang meraupnya ^j  nanti.

(62-11) Janganlah percaya kepada pemerasan, ^k  janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; ^l  apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya. ^m 

Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, ^u 

Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat? ^p " Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia.

Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan kemalangan yang besar.

Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti ^a  yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya ^b  pada waktu tidur ¹ . ^c