(0.2501312745098) | (Yeh 38:1) | (jerusalem: Datanglah firman TUHAN) Bagian berikut Yeh 38:1-39:29 tidak boleh dikatakan sebuah "Apokalips", namun padanya ada banyak ciri yang mirip dengan ciri-ciri khas sastera Apokaliptik. Para nabi dahulu terutama pengkhotbah yang berusaha memulihkan dan memperbaiki akhlak umat dan mereka berbicara tentang masa mereka sendiri. Hanya kadang-kadang pandangan mereka melayang ke masa depan yang lebih baik dan lebih berbahagia daripada masa sekarang. Sebaliknya, kesusasteraan Apokaliptik (artinya:wahyu) lazimnya berupa kisah atau wejangan yang mau menghibur. Dalam kisah dan wejangan itu seorang nabi berceritera tentang penglihatan-penglihatannya. Penglihatan-penglihatan itu mengenai masa depan yang membuat orang lupa akan penderitaan sekarang. Kerap kali penglihatan-penglihatan itu mengenai kemenangan yang akan diwujudkan melalui penghakiman Allah: sering kali pandangan melayang ke akhir zaman. Disingkapkanlah pula rahasia-rahasia dari dunia akhirat. Jenis sastera Apokaliptik itu subur berkembang pada orang Yahudi di zaman agak belakangan. Namun jenis sastera itu sudah lama disiapkan dan terdapat pula dalam Alkitab. Lihat Pengantar, Yeh 38:1-39:29 merupakan langkah pertama ke arah itu. Jenis sastera itu terdapat pada Yes 24-27; Dan 7-12; Zak 9-14. Terutama pada abad kedua menjelang masa Mas sastera Apokalips mulai tersebar luas (buku Henokh, dll). Kitab Wahyu Yohanes dalam Perjanjian Baru termasuk jenis sastera itu. |
(0.2501312745098) | (Hak 9:22) |
(sh: Akan jadi seru dan laku andaikata kisah perang ini disinetronkan. (Kamis, 16 Oktober 1997)) Akan jadi seru dan laku andaikata kisah perang ini disinetronkan.Akan jadi seru dan laku andaikata kisah perang ini disinetronkan. Kekuasaan manusia ada batasnya. Tiga tahun Abimelekh memerintah sebagai raja. Kemudian muncullah cerita perang yang panjang. Pembangunan ke arah masyarakat sejahtera, adil dan makmur tidak disebut sama sekali. Mungkin pembangunan itu ada, tetapi tidak seberapa. Agaknya yang perlu bagi dia adalah kekuasaan demi kekuasaan, tetapi kurang memperhatikan kesejahteraan rakyat. Ini peringatan telak bagi saya, Anda dan setiap penguasa. Untuk menopang kekuasaan, diperlukan ketulusan, kejujuran, hikmat ilahi, sistem yang baik. Pembalasan adalah hak Allah. Allah dapat membiarkan berlakunya hukum sebab-akibat terhadap penguasa dan rakyat. Bukan Allah yang jahat, tetapi dalam hal apa pun selalu ada akibat dari kejahatan. Itu dapat kita simak dengan gamblang dalam kisah Kain yang membunuh Habel. Kisah itu adalah bapa dari semua kisah pembunuhan, pembantaian, dan kekerasan lain. Allah yang membalas kejahatan Abimelekh yang tak menghormati ayahnya dan membunuh saudara-saudaranya, bukan pendendam. Allah bertindak adil, memberi yang setimpal dengan yang telah dipilih Abimelekh sendiri. |
(0.2501312745098) | (2Sam 22:21) |
(sh: Perjanjian dan Peraturan. (Sabtu, 18 Juli 1998)) Perjanjian dan Peraturan.Perjanjian dan Peraturan. "Pelita Israel". Pelita yang bersinar betapa besar perannya, di dalam gelap. Perjalanan hidup Daud sering bagai berjalan dalam gelap. Persoalan dan tantangan sering bagai awan gelap yang membuatnya tak mampu melangkah. Hanya karena Tuhanlah ia dapat terus melangkah, membedakan arah. Menarik jika kita amati saksama pasal 21:17, di situ Daud disebut "Pelita Israel". Ya, ia mampu menjadi pelita karena disinari oleh Tuhan Sang Pelita Sejati. Renungkan: Hendaknya tekad Anda memenuhi tugas-tugas Anda sedemikian murni hingga Anda menolak dari tindakan Anda semua hal lain kecuali kemuliaan Allah dan keselamatan orang lain (Angela Merici). Doa: Tuhan, tolonglah agar aku mampu terus menyala dalam kondisi apa pun. |
(0.2501312745098) | (Yes 48:12) |
(sh: Hubungan timbal balik (Rabu, 17 Februari 1999)) Hubungan timbal balikHubungan timbal balik. Ada bagian Allah dan ada bagian kita. Inilah hubungan dua arah yang timbal balik. Allah mengajar kita tentang apa yang memberi faedah dan menuntun kita di jalan yang harus kita tempuh (17). Bagian kita adalah memperhatikan perintah-perintah-Nya (18). Dengan demikian maka damai sejahtera akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaan akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti (18). Hubungan ini dimungkinkan karena Yesus Kristus, Penebus umat-Nya. Betapa mulia dan indahnya bila kita tetap dalam persekutuan dengan Allah, karena di dalamnya terpancar damai sejahtera dan kebahagiaan sejati. Allah tetap membimbing umat-Nya. Allah tetap bekerja merobohkan perintang-perintang terhadap rencana-Nya (14-16) dan membimbing umat-Nya. Karena itu, barangsiapa merindukan kehidupan yang berbahagia, penuh damai sejahtera dan hidup berkelimpahan (17-19), patutlah setia kepada-Nya dan berpegang pada ajaran-ajaran-Nya. Kini kita mengenal Allah dalam Kristus dan firman-Nya. Marilah kita sepenuhnya bergantung pada kasih karunia Kristus dan sepenuhnya terbuka pada pengajaran firman-Nya. Doa: Ya, Tuhan Engkaulah satu-satunya sumber damai sejahtera dan kebahagiaan dalam hidup kami. |
(0.2501312745098) | (Mat 6:9) |
(sh: Doa yang benar. (Selasa, 6 Januari 1998)) Doa yang benar.Doa yang benar. Hidup Kristiani. Doa Bapa Kami memadukan: Pertama sikap tidak egois. Allah bukan milik dirinya sendiri, tetapi Allah dari semua orang beriman. Yang jadi bukanlah pemerintahan manusia, sebab Allah berdaulat penuh di surga dan di bumi. Kedua, arah hidup ke masa depan (ayat 9,10). Ketiga, kebutuhan manusia, seperti pengampunan dosa, bimbingan agar dijauhkan dari semua pencobaan yang menjatuhkan pada kejahatan, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Renungkan: Gereja dan orang beriman yang berdoa menempatkan diri di dalam arus tak terbendungkan dari pewujudan kehendak dan Kerajaan Allah. Doa: Mampukan kami memenuhi seluruh elemen doa Bapa kami, ya Bapa dalam Kristus Yesus. |
(0.2501312745098) | (Mat 13:1) |
(sh: Tentang perumpamaan. (Sabtu, 7 Maret 1998)) Tentang perumpamaan.Tentang perumpamaan. Tentang Kerajaan Allah. Perumpamaan tentang seorang penabur ini mengajarkan tentang Kerajaan Allah. Firman tentang Kerajaan Allah itu diberitakan (ayat 3-9). Tujuannya adalah agar firman itu diterima, diresap, dihayati untuk kemudian bertumbuh, sampai akhirnya berdampak nyata dalam hidup dan perilaku seseorang. Ternyata dari pengajaran Yesus selanjutnya dalam perumpaan ini jelas bahwa tidak semua firman yang diberitakan itu diterima manusia. Terbukti dari letak jatuhnya firman yang ditaburkan itu. Kehidupan nyata Kristen akan menjadi ujian sepanjang masa, sungguhkan firman Kristus itu tertanam, terutama dalam hidup kita? Renungkan: Firman Tuhan yang kekal mampu mengubah kita asal kita rela menyingkirkan segala bentuk kendala yang menghambat pertumbuhan ke arah pengenalan akan Kristus. |
(0.2501312745098) | (Luk 11:33) |
(sh: Menerima terang atau tetap gelap? (Minggu, 22 Februari 2004)) Menerima terang atau tetap gelap?Menerima terang atau tetap gelap? Melalui perikop ini Yesus melukiskan arti firman-Nya dan bagaimana respons orang terhadapnya. Pertama, firman yang Yesus ucapkan seumpama terang yang terpancar dari sebuah pelita. Terang dari pelita hanya berguna bila pelita itu ditempatkan pada tempat yang benar (ayat 33). Demikian juga halnya dengan firman-Nya. Firman-Nya memancarkan terang sebab Ia menyatakan kebenaran Allah sendiri yang bertujuan memberi hidup bagi manusia. Namun, dampak nyata firman Yesus itu ke dalam hidup seseorang bergantung pada bagaimana orang itu menempatkan firman dalam hidupnya. Hanya mereka yang menjunjung tinggi firman dan mengutamakan firman dalam hidup, yang akan mengalami pengaruh terang firman itu. Perumpamaan kedua adalah tubuh manusia. Meski seluruh anggota tubuh memiliki peran dan kepentingan masing-masing, mata sangat besar artinya. Dengan melihat melalui mata, seluruh tubuh beroleh orientasi gerak. Dengan demikian mata tepat diumpamakan sebagai pelita tubuh (ayat 34). Orientasi gerak dapat juga diartikan sebagai orientasi tujuan. Apabila mata tidak berfungsi dengan baik, maka rusaklah orientasi gerak seseorang. Apabila hidup tidak memiliki sesuatu yang memberi orientasi tujuan dengan baik, maka seluruh hidup akan mengalami disorientasi tujuan. Dengan kata lain, hidup tanpa terang firman adalah hidup yang kehilangan tujuan alias tersesat. Renungkan: Ingat! Hati memerlukan terang firman supaya arah hidup tertuju pada Allah. Sebab itu, tempatkanlah firman di pusat hati dan peliharalah sesuai isi firman. |
(0.2501312745098) | (Kis 4:13) |
(sh: Gelap hati, gelap mata (Minggu, 15 Juni 2003)) Gelap hati, gelap mataGelap hati, gelap mata. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pendidik adalah mengubah paradigma (cara berpikir) seseorang. Ternyata, sebanyak apa pun pemindahan informasi dari pendidik ke anak didik tidak serta merta membuahkan perubahan paradigma. Seperti kuda, pada akhirnya kita hanya berjalan sesuai dengan arah dan cakupan kacamata yang kita kenakan. Para imam dan orang Saduki mengenakan kaca-mata yang begitu gelap sehingga mereka gagal melihat karya Allah yang begitu terang benderang. Mereka tidak melihat orang lumpuh itu sembuh total (Kis. 3:1-10), mereka hanya melihat Petrus dan Yohanes sebagai murid Yesus. Ketidaksukaan terhadap Yesus menjadi dasar bagi mereka untuk menolak mendengar pemberitaan tentang Dia. Hati mereka yang gelap telah menggelapkan mata mereka pula. Menjernihkan mata untuk melihat dengan tepat dimulai dari hati. Datanglah kepada Tuhan, bawalah hati yang gelap itu ke hadirat- Nya. Akuilah bahwa hati kita gelap oleh dengki, kecewa, marah, atau iri. Kemudian mintalah agar Tuhan mengisi hati kita dengan kasih, namun jangan hanya meminta kasih secara umum melainkan kasih kepada orang yang menjadi obyek marah dan kecewa kita. Hanya kasih Tuhanlah yang dapat menjernihkan hati; namun kita tidak bisa meminta Tuhan menjernihkan hati bila kita menolak untuk mengasihi. Renungkan: Mintalah kepada Tuhan, untuk menuangkan kasih-Nya ke dalam hati Anda agar bisa mengasihi orang yang tidak Anda sukai. Bacaan Untuk Minggu Trinitas Yesaya 6:1-8; Roma 8:12-17; Yohanes 3:1-17; Mazmur 29 Lagu: Kidung Jemaat 434 |
(0.2501312745098) | (1Kor 14:37) |
(sh: Karunia bernubuat. (Kamis, 11 September 1997)) Karunia bernubuat.Karunia bernubuat. Keterbukaan dalam pelayanan. Aturan rohani yang Paulus berikan itu bisa disimpulkan secara ekstrim. Karena itu Paulus menegaskan bahwa tertib yang dimaksudkannya tidak sama dengan anti pelaksanaan karunia-karunia atau sikap tertutup terhadap karunia-karunia rohani. Aturan dan ketertiban ibadah itu dimaksudkan untuk memberi arah yang membuat setiap warga gereja terlibat aktif secara benar. Renungkan: Kebebasan dan keteraturan dalam ibadah bukanlah musuh tetapi saudara kembar. Doa: Alirkanlah berkat dari kemuliaanMu kepada ibadah kami. |
(0.2188648627451) | (Hak 2:17) |
(full: MENYIMPANG DARI JALAN YANG DITEMPUH OLEH NENEK MOYANGNYA.
) Nas : Hak 2:17 Kunci untuk memahami sifat mendasar dari kemerosotan rohani Israel terdapat dalam ayat Hak 2:10-17.
|
(0.2188648627451) | (Flp 3:20) |
(full: KEWARGAAN KITA ADALAH DI DALAM SORGA.
) Nas : Fili 3:20 Orang Kristen tidak lagi warga dunia ini; mereka telah menjadi orang asing dan pendatang di bumi (Rom 8:22-24; Gal 4:26; Ibr 11:13; 12:22-23; Ibr 13:14; 1Pet 1:17; 2:11; lihat art. PANGGILAN ABRAHAM).
|
(0.2188648627451) | (Ul 2:1) | (jerusalem) Sama seperti dalam sumber yang lebih tua, Bil 14:25, demikianpun dalam Ulangan Israel dahulu berangkat ke arah Laut Teberau. Tetapi menurut Ulangan Israel kemudian menempuh jalan melalui padang gurun ke wilayah bangsa Moab dan Amon. di zaman Ulangan disusun bangsa Edom menetap di sebelah barat Araba dan di pantai Teluk Akaba (Laut Teberau). Karena itu Ulangan tidak berkata apa-apa tentang Edom yang tidak mengizinkan Israel melalui wilayahnya, Bil 20:14-21. Menurut Ulangan Israel hanya melalui daerah itu dengan tidak mengambil apa-apa. Begitu pula Israel tidak merebut apa-apa dari wilayah Moab dan Amon (yang sama sekali tidak disebut-sebut dalam sumber lebih tua tsb). Bangsa Israel memang menghindari daerah bangsa Moab dengan berputar-putar di padang gurun, tetapi mereka tidak sampai di wilayah Amon, Ula 2:19+. Dalam bagian Ulangan ini pikiran pokok tentang tanah yang dijanjikan, Ula 1:6-8; 1:5+, dihubungkan dengan gagasan lain: Allah memberikan kepada masing-masing bangsa wilayahnya sendiri. Maka Edom Moab dan Amon, yaitu bangsa-bangsa yang bersaudara dengan Israel, tetap memiliki wilayah mereka, bdk Ula 2:5+, tetapi Sihon adalah orang Amori dan daerahnya oleh Allah diberikan kepada Israel. |
(0.2188648627451) | (Im 9:1) |
(sh: Pelayan dan imamat yang kudus (Rabu, 11 September 2002)) Pelayan dan imamat yang kudusPelayan dan imamat yang kudus. Sebelum Harun dan putra-putranya dapat dan layak menjalani keimaman mereka, perlu terjadi dulu dua hal. Pertama, sabda Allah datang melalui Musa memberi petunjuk dan perintah. Ini menyatakan prinsip bahwa setiap pelyanan yang benar harus bersumber pada firman Allah dan berjalan sesuai perintah Allah. Kedua, sebelum layak memberikan berbagai kurban untuk pendamaian dan syukur mewakili umat, Harun sendiri harus memberikan dulu kurban-kurban yang sama bagi dirinya sendiri. Kurban untuk penghapus dosa bagi dirinya adalah lembu (ayat 20), mengingatkan kita akan lembu emas yang Harun buat demi memenuhi tuntutan dosa Israel. Kurban bakaran yang menandakan penyerahan diri penuh adalah seekor domba jantan, mengingatkan kita akan domb jantan yang dikorbankan sebagai ganti Ishak. Kedua korban ini menegaskan bahwa sebalum kita bisa melayani orang lain, kita harus lebih dulu dikurduskan dari dosa kita dan menyerahkan diri total kepada Allah. Urutan kurban untuk umat Israelpun sama, hanya kini ada tambahan lain yaitu kurban keslamatan yaitu kurban yang menandakan terjadinya persekutuan dengan Allah yang menumbuhkan kedamaian di dalam hati dan kehidupan umat. Tujuan semua kurn ini adalah karena Tuhan akan menampakan diri kepada mereka (ayat 4,6). Jadi kurban-kurban bukan dimaksudkan supaya Tuhan berkenan atau datang kepada mereka tetapi karena Tuhan akan menampakan diri dan supaya mereka dapat melihat menikmati kemulianNya, mereka harus menyiapkan diri agar layak menyambut anugrah itu. Anugrah Allah di dalam Yesus Kristus telah menyatakan kemuliaan dan penyelamatan dari Allah secara sempurna dan tuntas. Karena itu kita tidak lagi perlu upacara-upacara kurban seperti zaman PL itu. Namun prinsipnya terus berlaku hingga kini. Kurban keslamatan dari Tuhan Yesus adalah awal bagi kehidupan yang tumbuh dalam ketaatan dan kekudusan ke arah Dia. Renungkan: Baik pelayan Tuhan penuh waktu maupun umat, sama perlu memelihara keslamatan dalam kekudusan agar dapat menghayati kehadiranNya secara penuh. |
(0.2188648627451) | (Bil 9:15) |
(sh: Allah Hadir (Minggu, 17 Oktober 1999)) Allah HadirAllah Hadir Tiang awan kini menutupi Kemah Suci di waktu siang dan tiang api di waktu malam. Ini tanda kehadiran Allah di antara umat Israel. Ini tanda penyataan Allah yang memelihara mereka sepanjang hari. Pengalaman indah umat Israel juga merupakan pengalaman Kristen masa kini, yaitu Allah hadir dan selalu dekat kita baik siang maupun malam. Penyataan Allah senantiasa menjumpai Kristen dalam setiap derap hidupnya. Tidak ada jaminan yang paling hakiki dalam hidup umat Israel dan Kristen dalam perjalanan mereka ke tanah "Perjanjian", selain kehadiran Allah yang nyata bagi mereka. Apakah Anda merasakan kehadiran Allah dalam semua aspek kehidupan Anda. Kehadiran-Nya masa lalu. Pengalaman indah yang dimiliki umat Israel bukanlah sekadar pengalaman yang memuaskan jiwa dan rohani mereka. Kehadiran Allah tidak hanya memberikan ketenangan dan kedamaian hati. Lebih dari itu kehadiran-Nya memberikan arah dan tuntunan bagi jalan kehidupan bangsa Israel menuju tanah perjanjian. Kehadiran-Nya mengarahkan dan menentukan segala gerak dan langkah mereka. Bahkan kehadiran-Nya juga mengajukan tuntutan kepada mereka agar mereka menaati apa yang dinyatakan Allah lewat kehadiran-Nya, agar dapat tiba di tanah perjanjian. Kehadiran-Nya masa kini. Kristen masa kini tidak bisa melihat kehadiran tiang awan dan tiang api sebagai wujud kehadiran dan penyertaan Allah di dalam hidupnya. Penyertaan Allah nyata di dalam Roh Kudus yang dihadirkan Allah dalam kehidupan anak-anak-Nya (bdk. Rm. 8:14), dan dalam firman-Nya. Orang kristen yang dipenuhi Roh Kudus akan tunduk dalam pimpinan Roh Kudus dan terang firman Tuhan. Dalam segala pergumulan hidupnya, ia senantiasa merasakan bimbingan firman dan Roh untuk mengetahui kehendak Tuhan. Hatinya pun senantiasa peka terhadap perintah Tuhan kita Yesus Kristus. Doa: Tuhan Yesus, aku bersyukur karena penyertaan dan kehadiran-Mu yang nyata dalam hidup umat-Mu Israel juga nyata dalam hidup anak-anak-Mu di zaman ini. |
(0.2188648627451) | (Ul 1:1) |
(sh: Belajar dari sejarah (Selasa, 22 April 2003)) Belajar dari sejarahBelajar dari sejarah. Bangsa Israel telah berkeliling-keliling padang gurun selama empat puluh tahun. Banyak kesalahan yang telah mereka lakukan, banyak hukuman yang telah mereka tanggung. Akhirnya kini mereka sampai di sebelah timur Sungai Yordan dan siap memasuki Tanah Kanaan. Musa pun berbicara dengan emosi yang kuat kepada bangsa Israel. Ia menginginkan agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan memberontak kepada Tuhan. Musa menyampaikan pidatonya dengan mengingatkan bangsa Israel akan sejarah, bukan hanya sejarah mereka, tetapi sejarah mereka di tangan Tuhan. Dengan mengingat masa lalu, Musa memberikan fondasi yang kuat bagi mereka untuk melangkah menapaki waktu. Hanya 11 hari sebenarnya perjalanan dari Gunung Sinai menuju Kadesy. Sayang, kebebalan bangsa Israel membuat mereka harus balik arah dan menunda tiga puluh delapan tahun untuk masuk ke Tanah Kanaan. Namun demikian, Tuhan telah berjanji, bahkan bersumpah kepada nenek moyang mereka (ayat 8) bahwa mereka akan mendapatkan tanah perjanjian itu. Tidak ada sumpah yang lebih dapat dipercaya daripada sumpah Tuhan. Dalam perjalanan waktu, hari demi hari telah mereka lalui bersama Tuhan, dalam pergumulan, dalam sukacita, dalam kemarahan, dalam kebergantungan. Apa yang perlu mereka pelajari dari sejarah? Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Kenyataan bahwa Musa kemudian membentuk pasukan-pasukan sesuai usul Yitro menunjukkan bahwa ada organisasi yang kuat dalam masyarakat Israel, bukan hanya sipil, tetapi juga militer. Sebenarnya Tuhan telah mempersiapkan bangsa Israel sedemikian rupa. Segalanya telah tersedia -- hanya hati mereka yang masih tertinggal di Mesir. Renungkan: Biarkanlah sejarah membaca kehidupan Anda -- biarkanlah sejarah menunjukkan bahwa kehidupan Anda ada di dalam tangan Tuhan yang baik! |
(0.2188648627451) | (2Raj 3:1) |
(sh: Kehidupan rohani akar kehidupan manusia (Rabu, 17 Mei 2000)) Kehidupan rohani akar kehidupan manusiaKehidupan rohani akar kehidupan manusia. Kehidupan rohani seseorang merupakan akar dan titik awal bagi tercapainya kehidupan manusia yang seutuhnya, yakni kehidupan yang selaras dengan panggilan hidupnya, kehidupan yang bermakna dan berharga bagi masyarakatnya. Dengan kata lain, walaupun seseorang sukses dalam kariernya, namun kehidupan rohaninya kacau, maka dapat dipastikan bahwa kesuksesan dalam karier itu tidak akan bermakna bagi pribadinya, keluarganya, dan masyarakat. Kehidupan Yoram merupakan contoh yang tepat untuk hal ini. Sebagai raja Israel, panggilan hidupnya adalah memimpin dan membimbing rakyatnya untuk berjalan dalam jalan Tuhan. Namun kenyataannya, ia justru memimpin bangsanya kepada kesesatan dan kemurtadan. Ini berawal dari kehidupan rohaninya yang kacau. Ia mematikan satu penyembahan berhala namun justru menghidupkan kembali penyembahan berhala yang pernah disembah oleh Yerobeam kurang lebih 100 tahun yang lampau. Kehidupan rohani yang kacau ini juga hampir mengacaukan pelaksanaan tugasnya sebagai raja. Rencana menyerang Moab sebenarnya merupakan tindakan yang terpuji. Namun ia nampaknya tidak seperti Yosafat yang sangat berhikmat untuk menentukan siasat penyerangannya. Itu disebabkan karena Yosafat mempunyai kehidupan rohani yang benar di hadapan Allah (Maz. 119:98-100). Ketika menghadapi kesulitan air di padang gurun Edom, Yoram bersungut-sungut sama seperti nenek moyangnya ketika berada di padang pasir menuju tanah Kanaan. Dalam situasi yang genting ini ia telah kehilangan arah dan pegangan. Ia pun menyalahkan TUHAN sebagai penyebab mereka bertiga diserahkan kepada Moab. Padahal kapankah Yoram minta petunjuk dari TUHAN tentang penyerangan ini? Seandainya Yoram sendiri yang menyerang tanpa bantuan Yosafat dapat dipastikan bangsa Israel akan dipukul habis oleh orang Moab di padang gurun. Dengan demikian selain menjerumuskan bangsanya kepada kesesatan, ia juga membawa bangsanya kepada kemusnahan. Renungkan: Apakah panggilan hidupnya sebagai raja terpenuhi? Di sisi manakah Anda berada sekarang? Di sisi Yoram atau Yosafat? Kehidupan rohani yang sehat kunci pembenahan kehidupan Kristen. |
(0.2188648627451) | (2Raj 11:1) |
(sh: Rencanamu bukan rencana-Ku (Jumat, 24 Juni 2005)) Rencanamu bukan rencana-KuRencanamu bukan rencana-Ku
Kisah pada nas ini masih berkaitan dengan pembunuhan Raja Ahab dan Raja Ahazia oleh Yehu (ayat 2Raj. 9:27). Kematian Raja Ahazia menyebabkan Atalya (cucu Omri, anak Ahab; seorang penyembah Baal), ingin memerintah kerajaan Yehuda (ayat 11:1). Demi ambisinya ini, ia pun tak segan-segan menghabisi semua keturunan Raja Ahazia. Pembunuhan mereka dilakukan sebagai upayanya untuk berkuasa penuh. Manusia boleh berencana, Tuhan yang menentukan. Inilah yang terjadi pada Atalya. Rencana jahatnya memang berhasil dilakukan, namun Allah memegang kendali. Rencana-Nya bagi hidup Yoas tidak dapat dibendung oleh Atalya. Yoas pun terhindar dari pembunuhan (ayat 2). Selama enam tahun pemerintahan Atalya kerajaan Yehuda menyembah berhala. Akan tetapi, selama itu Allah melindungi dan memelihara hidup Yoas (ayat 2b-3). Bahkan Allah juga menjadikannya raja melalui imam Yoyada (ayat 4-12). Tindakan Yoyada ini bukan saja mengadakan pembaruan dalam bidang politik (ayat 13-16), tetapi juga membawa perubahan bidang rohani kerajaan Yehuda. Yakni dari pemujaan Baal beralih pada penyembahan Allah Israel (ayat 12,17-20). Banyak orang Kristen yang mempertanyakan pertolongan Tuhan ketika kesulitan datang. Pada saat seperti itu, kita mudah lupa bahwa rencana Tuhan bukan rencana kita. Yoas menunggu enam tahun sebelum dinobatkan menjadi raja dan membawa umat Yehuda berbalik kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita? Akankah kita tetap percaya bahwa rencana Tuhan terbaik dan terindah meski harus menunggu waktu-Nya? Renungkan: Rencana Tuhan tidak pernah terlambat bagiku. Kehendak-Nya untuk hidupku tidak terhalangi oleh sikap manusia. |
(0.2188648627451) | (2Raj 22:1) |
(sh: Apa yang dibutuhkan bangsa ini (Minggu, 16 Juli 2000)) Apa yang dibutuhkan bangsa iniApa yang dibutuhkan bangsa ini. Komitmen awal Yosia untuk pembaharuan rohani bangsa Yehuda diperlihatkan melalui usaha kerasnya memperbaiki bait Allah (3-7). Tindakan itu dapat dikatakan kurang tepat dan hasilnya kurang efektif, sebab 2 raja sebelum Yosia sudah terlanjur merusak moral, akhlak, dan kerohanian bangsa Yehuda. Untuk memperbaiki keadaan ini dibutuhkan usaha yang lebih dari sekadar memperbaiki bait Allah. Sesungguhnya Yosia tidak mempunyai penuntun, karena pada zaman raja Manasye, hampir seluruh salinan kitab Taurat Musa sudah dimusnahkannya. Namun Allah tidak membiarkan kerinduannya yang tulus menjadi padam. Ia memberkati usaha Yosia. Perbaikan bait Allah memang tidak membawa kepada pembaharuan rohani namun memimpin kepada ditemukannya kitab Taurat -- yang akan memberi arah dan petunjuk bagi Yosia. Setelah kitab itu dibacakan, hati Yosia tergoncang karena ia menyadari betapa bangsa Yehuda sudah menjadi umat Allah yang sangat murtad. Begitu murtadnya sehingga hukuman Allah yang sudah direncanakan-Nya tidak dapat dibatalkan lagi (14-17). Yosia menanggapi berita yang menggoncangkan itu dengan sikap terbuka dan rendah hati (11-13). Karena itulah Allah menjanjikan berkat kepada Yosia dan menunda penghukuman bangsa Yehuda hingga kematiannya (20). Kitab Taurat yang ditemukan dan yang menghasilkan penundaan hukuman merupakan anugerah Allah yang besar. Karena berarti bangsa Yehuda masih mempunyai waktu untuk bertobat berdasarkan firman Allah. Pertobatan mereka akan mendatangkan berkat dari Allah, walaupun penghukuman atas bangsa dan negara Yehuda secara keseluruhan tetap akan terjadi. Renungkan: Jadilah seperti Yosia yang dengan tulus mereformasi bangsa ini dan yang tergoncang hatinya karena melihat betapa bangsa ini sudah meninggalkan kekudusan dan keadilan yang berdasarkan firman-Nya. Bacaan untuk Minggu ke-5 sesudah Pentakosta Yeremia 20:10-13 Roma 5:12-15 Matius 10:26-33 Mazmur 69:1-18, 34-36 Lagu: Kidung Jemaat 425 Pemahaman Alkitab 3 -- 2Raja-raja 21:1-18 "Like father, like son". Pepatah ini ternyata tidak berlaku bagi Hizkia dan anaknya, Manasye. Bila Hizkia berperilaku taat, setia kepada Tuhan dan ketetapan-ketetapan-Nya, Manasye melakukan kebalikannya. Perhatikan hal-hal yang dilakukan Manasye, semuanya sangat bertentangan dengan yang dilakukan Hizkia, antara lain dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dengan mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah Hizkia musnahkan. Dan Yehuda mengalami kebobrokan seorang pemimpin dalam kebijakan-kebijakannya selama 55 tahun. Selama 32 tahun bangsa Indonesia pun mengalami hal yang sama. Penindasan terhadap orang-orang miskin, praktek KKN, ataupun praktek-praktek ketidakadilan sosial merebak di mana-mana. Beginilah bila suatu bangsa dipimpin oleh seorang yang kehidupan moral dan spiritualnya bobrok, rakyat pun akan terperosok dalam kebobrokan yang sama. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Seandainya Hizkia tidak meminta Tuhan memberinya umur panjang, dan Tuhan tidak mengabulkan permintaan tersebut, Manasye tidak akan lahir. Mungkinkah pengandaian ini akan menghindarkan Yehuda dari kehancuran? Jelaskan pendapat Anda! 2. Untuk menegaskan perbedaan sikap antara Hizkia dan Manasye, buatlah perbandingan sejajar terhadap hal-hal yang mereka lakukan! (18:3-6 dan 21:3-7). Dari perbandingan itu di manakah letak perbedaan hakiki antar keduanya? Mengapa dalam diri Hizkia mengalir kesetiaan kepada Allah, dan sebaliknya Manasye tidak? Jelaskan! 3. Hal apakah yang Allah pertimbangkan ketika menunda penghukuman-Nya atas Yehuda? (8). Didasarkan pada pertimbangan apakah bila akhirnya Allah menjatuhkan hukuman? (12-14). Dalam penghukuman tersebut dimanakah letak konsistensi Allah pada janji-Nya? (8) Jelaskan! 4. Saat ini bangsa Indonesia telah mempercayai arah bangsa ini kepada pemimpin yang baru. Dari kacamata Kristen, kriteria apakah yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin bangsa? Bila ternyata syarat-syarat yang ditetapkan tak terpenuhi, mampukah Kristen tampil dan menyuarakan kebenaran? |
(0.2188648627451) | (2Taw 9:1) |
(sh: Kesaksian tentang kebesaran Tuhan (Jumat, 17 Mei 2002)) Kesaksian tentang kebesaran TuhanKesaksian tentang kebesaran Tuhan. Apabila Tuhan menyertai hidup seseorang atau suatu komunitas, penyertaan dan kehadiran-Nya itu dapat dirasakan pihak lain. Kesan adanya kekudusan, kasih, kewibawaan, dlsb. timbul dalam hati orang-orang yang pernah berjumpa dengan mereka yang dalam hidupnya Allah hadir secara kuat. Sebutlah contoh hidup orang-orang seperti John Sung, Ibu Teresa, atau para pengkhotbah berwibawa masa kini.Hal yang sama dialami Ratu Syeba dari Arab Selatan. Tujuan utamanya adalah berdagang. Pada waktu itu negerinya terkenal secara luas dalam perdagangan rempah-rempah. Tertarik oleh berita tentang hikmat yang Salomo miliki, Ratu Syeba sendiri langsung memimpin delegasi dagang itu. Akibatnya, bukan saja transaksi dagang yang terjadi, tetapi kesempatan menyaksikan penyertaan dan berkat Tuhan atas Salomo dalam bentuk hikmat administratif kenegaraan (ayat 2-5). Ratu Syeba bukan saja memuji Salomo dan segala kemegahannya melainkan terutama juga memuji Tuhan. Ketika ia menyebut, “terpujilah Tuhan Allahmu,” (ayat 8) pada hakikatnya Ratu Seba mengakui bahwa Tuhan Allah Salomo memang besar adanya dan Dialah yang membuat Salomo besar, berhikmat, dan menjadi berkat bagi rakyatnya. Tukar-menukar hadiah pun pada hakikatnya bukan saja saling menghargai, tetapi dalam catatan Tawarikh, ini dilihat sebagai cara untuk Tuhan menambahkan kekayaan Salomo. Akhir hidup Salomo dalam catatan Tawarikh lain dari catatan Kitab Raja-raja. Yang ditekankan hanya keberhasilan dan kebesaran Salomo dalam mengumpulkan kekayaan dan memperluas berbagai hubungan internasional (ayat 22-24), sementara kejatuhannya dalam mengawini ratusan istri dan gundik asal kafir (ayat 1Raj. 11) sama sekali tidak disinggung. Ini terjadi karena tujuan Tawarikh adalah memberi pola bagi umat yang kembali dari pembuangan, yang memerlukan lebih dari sekadar menyesali kesalahan, tetapi bangkit membangun ke arah pola yang benar yang sesuai kehendak Allah. Renungkan: Berkat dan hadirat Allah terjadi di dalam persekutuan dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Di dalam Dia, kita terus- menerus mengalami dan menyaksikan pembaruan dari-Nya. |
(0.2188648627451) | (Ayb 30:1) |
(sh: Bagaimana sekarang? (Jumat, 9 Agustus 2002)) Bagaimana sekarang?Bagaimana sekarang? Demikian kira-kira yang ditanyakan Ayub di dalam pembelaannya ini. Setelah melontarkan ujaran-ujaran yang berupa keluhan-keluhan karena kehilangan masa lalunya, meskipun Ayub hidup bersih, ia menunjukkan bahwa Allah tidak lagi berpihak kepadanya, melainkan melawan dia. Setelah Ayub menertawakan pihak-pihak yang menolak dia (ayat 29:24), kini Ayublah yang dicemooh orang-orang lain. Para pengejek ini begitu hina. Mereka kemungkinan adalah anak-anak muda yang dulu takut kepada Ayub. Ayah-ayah mereka memiliki status sosial yang rendah sampai Ayub sendiri pun tidak mau mempekerjakan mereka untuk pekerjaan kasar. Kemungkinan mereka bukan warga negara, tetapi para pelanggar hukum dan orang buangan. Ironis, kini Ayublah yang menjadi orang pinggiran, bahkan bagi mereka yang sudah tersisih dari masyarakat. Ayub melihat ini sebagai tindakan Allah melawan dirinya (ayat 11a). Ayub merasa bahwa pihak-pihak yang melawannya datang dari segala arah: kemungkinan anak-anak muda sebagaimana disebutkan di atas dan teror yang mencekam (ayat 12-15), bahkan Allah sendiri (ayat 18-19). Ayub tidak berdaya, bagaikan sebuah kota yang dikepung musuh dan dihancurkan. Gambaran tentang angin membuat ini menjadi lebih dramatis (ayat 15): kemuliaan Ayub diterbangkan angin. Awan yang melintas pergi menunjukkan raibnya kemakmuran Ayub. Ayub tahu bahwa sebenarnya Allahlah yang merupakan "penyiksa" dan "musuh" yang sejati. Allah mengambil kesehatannya dan menjatuhkan Ayub ke lumpur kehinaan. Akhirnya Ayub membawa perkaranya ini kepada Allah (ayat 20-23). Empat ayat ini merupakan kata-kata terakhir Ayub sebelum Allah berbicara kepadanya (ps. 38-41). Ayub menuduh Allah berubah sikap, tidak lagi peduli kepadanya, dan melawan dirinya. Allah mengangkat Ayub, bukan untuk ditinggikan, tetapi untuk dihancurkan dalam badai (ayat 22). Kesimpulannya, kesukacitaan telah lenyap. Hidup menjadi gelap. Bagi Ayub, Allah penyebab semuanya! Renungkan: Allah adalah Terang. Waktu hidup Anda menjadi gelap, ingatlah bahwa tak ada kegelapan dalam diri-Nya. |