Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 59 dari 59 ayat untuk ditinggikan [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.10284184552846) (Yeh 36:22) (sh: Dilarang Ge-eR (Rabu, 14 November 2001))
Dilarang Ge-eR

Dilarang Ge-eR. Merasa layak menerima sesuatu kadang diperlukan. Orang minder tak pernah merasa berhak mendapatkan apa-apa -- ini tidak sehat. Sayangnya, ada pula orang yang terlalu merasa diri layak. Siapa yang suka mengajak makan orang yang selalu merasa dirinya harus ditraktir?

Bagian kedua pasal 36 ini memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai motivasi Allah untuk kembali memberikan pengharapan kepada bangsa Israel: bukan karena Israel pada dirinya sendiri layak mendapatkan pemulihan, tidak pula karena Israel telah berbuat baik, tetapi semata-mata karena Allah ingin menguduskan nama-Nya kembali.

Ketika bangsa Israel dihukum, maka Allah dianggap tidak menepati perjanjian-Nya dengan Daud. Sikap ingkar janji bertentangan dengan kekudusan Allah karena di dalam kekudusan hanya ada kesempurnaan, kebaikan, dan kesetiaan. Ini menjelaskan mengapa cemoohan bangsa-bangsa kafir merupakan pencemaran nama Allah yang kudus.

Kini Allah ingin menunjukkan bahwa diri-Nya tetap kudus. Ia menghukum bangsa Israel dan seakan-akan mengingkari janji- Nya, justru karena Ia kudus. Namun demikian, Ia tidak mungkin diam ketika bangsa-bangsa lain salah menafsirkan hukuman Allah sebagai tanda ketidaksempurnaan-Nya. Ia kembali menyelamatkan Israel dengan kekuasaan-Nya. Nama Yahweh harus ditinggikan oleh segala bangsa!

Keselamatan yang diberikan kepada bangsa Israel menyeluruh sifatnya: bukan hanya secara fisik dengan pemulihan ekonomi, sosial, politis, budaya, tetapi juga pemulihan hati atau religi (ayat 25-27). Tanpa pemulihan dari dalam, pemulihan dari luar akan segera sirna kembali. Ini berarti ketaatan dan kemampuan menuruti kehendak Allah pun merupakan suatu anugerah. Bangsa Israel harus merasa malu akan dosa mereka dan bersyukur pada Tuhan yang tidak pernah melalaikan perjanjian-Nya.

Renungkan: Kehidupan orang percaya berasal dari anugerah dan ditopang sepenuhnya oleh anugerah. Ketika kita mulai merasa mampu mengasihi Dia dengan kekuatan kita sendiri, bukalah Roma 11:36!

(0.10284184552846) (Mat 10:34) (sh: Dua kutub yang bertolak-belakang. (Minggu, 18 Januari 1998))
Dua kutub yang bertolak-belakang.

Dua kutub yang bertolak-belakang.
Para malaikat di padang Efrata mengumumkan:"Yesus datang untuk membawa damai sejahtera, di antara orang yang berkenan kepada-Nya." Tetapi Yesus juga berkata,"Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan membawa pedang pemisah". Apakah Yesus tidak berkenan pada ikatan kesatuan keluarga? Justru Dia menghendaki. Buktinya, Allah telah melaksanakan kesatuan itu di taman Eden, pada Adam dan Hawa.Yesus tidak berkenan pada ikatan kesatuan yang: 1) mengutamakan kesatuan di atas yang lain, 2) mengisolasi diri, tidak menjadi berkat bagi orang lain, 3) merasa aman tanpa Allah, 4) mencuri kemuliaan Allah. Ingatlah, Allah telah mendobrak kesatuan menara Babel dalam Perjanjian Lama.

Kesatuan karena salib. Yesus berkenan pada kesatuan keluarga anak-anak Allah yang menempatkan Dia secara benar, menjadi yang utama, menjadi Raja dan Tuhan di atas segalanya. Melalui jalan salib orang-orang percaya dipersatukan. Yesus menyamakan diri dengan murid-murid-Nya Penghargaan atas murid-murid-Nya patut mendorong kita orang-orang percaya untuk bangga dan setia melayani Dia dengan segenap hati dan pikiran kita. Bila semangat kita kendur dalam pelayanan, itu pertanda bahwa kita kurang mensyukuri kasih karunia Allah yang sedemikian besar. Hanya dengan bertelut di bawah kaki salib-Nyalah, kita boleh diperbarui kembali. Kembali kepada kasih yang mula-mula, kembali pada penyerahan diri sepenuh, kembali pada perenungan tentang harga yang begitu mahal yang telah Tuhan berikan bagi nyawa kita yaitu nyawa-Nya sendiri.

Renungkan: Tidak ada penyataan kemuliaan Allah lebih besar selain kedatangan dan pengorbanan-Nya di dalam diri Yesus Kristus.

Doa: Kiranya salib Kristus beroperasi mempersatukan umat Kristiani dalam era globalisasi ini. Kiranya segala ambisi dan kepentingan kelompok ditundukkan dan kemuliaan Allah yang ditinggikan dan dijunjung.

(0.10284184552846) (Mat 18:1) (sh: Standar dunia tidak berlaku (Selasa, 20 Februari 2001))
Standar dunia tidak berlaku

Standar dunia tidak berlaku. Persaingan menjadi yang terbesar sudah merupakan iklim dunia, apalagi di negara yang sedang berkembang. Kecenderungan manusia ingin dihargai, dipandang, ditinggikan, dan dipuji, menjadikan iklim ini semakin mendarah daging hampir ke semua lapisan masyarakat. Beberapa perikop yang kita baca hari ini, memperlihatkan bagaimana Yesus mengkontraskan pengajarannya dengan standar dunia.

Ketika murid-murid-Nya memakai standar dunia dalam konsep Kerajaan Allah, Yesus tidak segera menanggapi, tetapi Ia memanggil seorang anak kecil dalam rangka mengajarkan konsep yang benar. Anak kecil selalu di posisi tidak penting, lemah tak berdaya, tidak dapat memimpin, dan tidak memiliki ambisi menumpuk kekayaan atau kedudukan. Peragaan Yesus tidak berarti bahwa para murid-Nya harus menjadi anak-anak, tetapi agar mereka memiliki sikap seperti anak kecil. Menjadi anak kecil berarti rela menjadi tak berarti, berani mengakui ketidakberdayaan, dan bertobat dari dosa dan hidup yang berporos ambisi. Seperti inilah sikap seorang yang menyambut Yesus dan memiliki Kerajaan Sorga, yang bukan dengan kebenaran dan kemampuan diri sendiri, sehingga tidak lagi muncul ambisi bersaing menjadi yang terbesar.

Dalam Kerajaan Sorga juga tidak berlaku standar dunia tentang kesempurnaan fisik sebagai keindahan. Oleh karena itu Yesus memperingatkan para murid-Nya bila ada anggota tubuh yang menyebabkannya berdosa, ia harus memenggal anggota tubuh tersebut, sehingga tidak menghalangi pertobatannya. Dapat dikatakan bahwa sia-sia memuaskan diri dengan segala keinginan dunia bila rohani kita tidak mendapatkan kebahagiaan sejati dalam Kerajaan Sorga. Keinginan duniawi akan membawa kita kepada kebinasaan (ayat 8). Janganlah kita terhitung sebagai penyesat karena tidak rela menanggalkan segala keinginan yang membawa kepada kebinasaan. Mungkin bukan hanya kita yang binasa, tetapi juga anak-anak Tuhan yang lain. Yesus memberikan peringatan keras bagi para penyesat, apabila menyesatkan anak-anak kecil yang percaya kepada-Nya, karena anak-anak paling mudah disesatkan.

Renungkan: Merendahkan diri menjadi seperti anak kecil berarti rela menanggalkan segala keakuan, kemampuan, kedudukan, harga diri, dan ambisi, demi Kerajaan Surga yang bernilai kekal.

(0.10284184552846) (Kis 1:1) (sh: Wawasan baru kemuridan (Jumat, 6 Juni 2003))
Wawasan baru kemuridan

Wawasan baru kemuridan. Zaman kita kini adalah zaman yang ironis. Berbagai informasi tentang dan dari belahan dunia lain yang jauh dapat dengan mudah diterima, didengar, dibaca, atau ditonton. Namun pada saat yang sama orang-orang yang berpikir sempit kedaerahan dan sektarian justru tidak berkurang dan malah makin radikal, termasuk bahkan beberapa saudara yang seiman.

Wawasan misioner justru mengajak murid untuk tidak berpikir picik, dan mulai berpikir secara luas; sang murid akan menerima kuasa dari Roh Kudus, dan menjadi saksi bagi Kristus sampai ke ujung bumi (ayat 8). Wawasan misioner yang berdasarkan kuasa Roh Kudus itu mengajak mereka meninggalkan wawasan kedaerahan yang sempit. Pertanyaan mereka di ayat 6 mencerminkan keprihatinan kedaerahan khas orang Yahudi, yang menantikan kedatangan zaman baru mesianis ketika mereka akan ditinggikan di atas bangsa-bangsa kafir lainnya. Kini pusat perhatian mereka bukan lagi aspirasi sempit bagi golongan sendiri, tetapi pemberitaan Kerajaan Allah ke seluruh penjuru dunia. Kata Yunani martureo ("bersaksi") dalam ay. 8 merupakan akar kata dari kata 'martir'. Bersaksi berarti siap juga berkorban, bahkan mati demi apa yang dipercayai.

Kalimat yang hampir usang "berpikirlah secara global, bertindaklah secara lokal" mengandung kebenaran yang harus kita camkan sebagai murid-murid Kristus. Agenda terpenting perjuangan Kristen tidak boleh egoistis: berjuang demi "agama", etnis/suku yang kebetulan "seiman", klan/keluarga, pribadi dst. Perjuangan Kristen adalah perjuangan yang mengorbankan diri dan bukan demi keuntungan diri/golongan sendiri.

Renungkan: Kesaksian selalu membawa kemungkinan pengorbanan diri dari pihak yang bersaksi. "Kesaksian" yang mementingkan diri/golongan bukanlah kesaksian sejati yang menaati tuntunan Roh Kudus.

(0.10284184552846) (Kis 2:22) (sh: Alasan yang terutama (Selasa, 10 Juni 2003))
Alasan yang terutama

Alasan yang terutama. Yesus dari Nazaret adalah Tuhan dan Kristus/Mesias (ayat 22, 36). Bagi telinga Yahudi, tidak ada lagi yang lebih vulgar dan kurang ajar dari pada kata-kata Petrus ini. Rabi Yeshua (bahasa Ibrani/Aram untuk Yesus) disamakan dengan Tuhan. Memang ia berkuasa membuat mukjizat-mukjizat (ayat 22), tetapi Tuhan? Satu lagi, apa mungkin daerah kampungan seperti Nazaret di Galilea memunculkan dari Sang Kristus atau Mesias yang lama dinantikan Israel? Namun mereka juga telah melihat apa yang terjadi kepada para murid yang percaya kepada Yesus, dan mendengar apa yang diberitakan mereka.

Inilah yang ingin diberitakan Petrus, yaitu bahwa Yesus yang telah disalibkan oleh orang-orang Yahudi sendiri itulah yang kini menggenapi janji Allah tentang seorang Mesias dari keturunan Daud (ayat 30-31). Ia yang telah mereka salibkan itu telah bangkit, dan para murid adalah saksinya (ayat 32). Allah meninggikan Dia begitu rupa, sehingga karena Yesus sang Mesias yang telah bangkit itulah Roh Kudus dicurahkan (ayat 33). Para murid mampu berkata-kata di dalam berbagai bahasa (xenolalia) karena Yesus adalah Tuhan dan Mesias.

Pemberitaan Petrus menempatkan Yesus Kristus sebagai alasan yang terutama mengapa Roh Kudus dicurahkan. Karya Roh Kudus, pemberitaan yang dilakukan oleh para murid termasuk Petrus, semuanya berujung kepada memuliakan Yesus yang telah ditinggikan oleh Allah Bapa. Karena itu, tugas Kristen sebagai murid Yesus dan penerima Roh Kudus dalam dirinya adalah bersaksi dan memuliakan nama Yesus melalui kesaksiannya. Resapi nas ini, karena ia memberi contoh bagaimana bersaksi tentang Yesus, Tuhan dan Sang Kristus.

Renungkan: Mereka yang mengasihi Kristus adalah mereka yang mengerti siapa Dia dan pengajaran-Nya, dan yang memberitakan kabar baik tentang-Nya.

(0.10284184552846) (Ef 2:11) (sh: Keajaiban Allah berlaku universal (Selasa, 4 November 2003))
Keajaiban Allah berlaku universal

Keajaiban Allah berlaku universal. Dosa menyebabkan orang melupakan Allah. Akibatnya egoisme, curiga, sombong, dan perseteruan antaretnis menyambangi kehidupan manusia. Dalam keadaan demikian bagaimana mungkin kita dapat bersekutu dengan Allah di dalam hadirat-Nya? Komunitas Allah di sini tidak lagi menunjuk pada etnis Yahudi saja, tetapi juga kepada etnis non Yahudi. Oleh sebab itu Paulus menempatkan etnis non Yahudi sebagai umat yang juga dapat menikmati karya Kristus (ayat 13). Paulus menjelaskan hal ini karena kebanyakan petobat baru di jemaat Efesus berasal dari etnis non Yahudi, dan mereka sungguh mengetahui dan menyadari bahwa program Allah dalam Perjanjian Lama sebagian besar memang hanya melibatkan orang-orang etnis Yahudi. Kondisi ini menimbulkan kesombongan dalam diri orang-orang Yahudi yang selalu berusaha agar orang-orang non Yahudi tidak pernah melupakan hal itu. Bangsa Israel salah besar jika menganggap Allah dan karya-Nya adalah mutlak hak mereka, sebab Allah juga berjanji bahwa Ia akan menciptakan “damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat” (bdk. Yes. 57:19); dan janji itu dipenuhi dalam Yesus Kristus. Melalui peristiwa salib, Yesus Kristus tidak hanya memperdamaikan perseteruan etnis Yahudi dengan etnis non Yahudi, tetapi memperdamaikan keduanya dengan diri-Nya dalam satu tubuh yaitu jemaat (ayat 13-18). Umat yang diperdamaikan itu dilihat sebagai Bait Allah Perjanjian Baru. Penggenap perjanjian Allah itu bukan pada bangunannya tetapi pada persekutuan yang hidup dari anggota keluarga Allah yang didasari oleh pewartaan janji Allah melalui para nabi PL dan kesaksian para rasul tentang Kristus.

Renungkan: Di dalam ibadah, pergaulan, dan karya kita, sepatutnyalah nama Tuhan ditinggikan.

(0.088150154471545) (2Raj 19:1) (sh: Harta dan kemuliaan Allah (Selasa, 11 Juli 2000))
Harta dan kemuliaan Allah

Harta dan kemuliaan Allah. Ingatkah Anda akan salah satu ucapan Yesus: di mana hartamu berada di situ hatimu berada? Harta adalah segala sesuatu yang dianggap paling bernilai bagi manusia sedangkan hati adalah pusat dari segala pikiran, kehendak, dan tindakan manusia. Manusia akan mencurahkan segenap pikiran, perhatian, dan tindakan hanya kepada apa yang dianggap paling bernilai.

Inilah yang ditampakkan oleh raja Yehuda yang dihargai oleh Allah sehingga walaupun kondisi ekonomi, sosial, dan politik negaranya sedang terpuruk karena serangan Asyur, namanya disebutkan secara lengkap tidak seperti raja Asyur (1, 6). Itulah tanda bahwa ia dihargai. Bagi Hizkia harta yang paling bernilai di dalam kehidupannya adalah nama Allah yang dimuliakan dan ditinggikan. Karena itu, ia berkabung bukan karena emas dan peraknya habis sementara Asyur terus menekan, melainkan karena nama Allah dicela oleh bangsa kafir (4). Hatinya berada pada Allah, bukan pada harta. Ia pun tidak dapat duduk berpangku tangan ketika harta yang paling indah itu dirusak oleh manusia lain. Ia bertindak. Namun tindakan apa yang paling tepat agar nama Allah tidak diinjak-injak oleh manusia? Sebab di satu sisi, ia tidak mempunyai kekuatan yang memadai untuk memerangi musuh yang menghujat nama Allah. Di sisi lain, ia tidak rela jika nama Allah diinjak-injak. Karena itulah ia berdoa. Ia menyampaikan tantangan dan hujatan raja Asyur kepada Allah dan mohon supaya Allah bertindak demi nama-Nya (3-5). Inilah tindakan yang paling tepat.

Di samping itu, ia juga meminta pertolongan Yesaya sang nabi Allah untuk berdoa. Ia sungguh-sungguh rindu agar Allah segera bertindak. Apa yang terjadi selanjutnya? Allah bertindak segera setelah Ia memberikan penghiburan dan jaminan bahwa doa Hizkia didengar dan Ia akan bertindak (6-9). Peristiwa ini bukan semata-mata pelajaran tentang fondasi doa yang kokoh dan doa yang dijawab, namun lebih kepada pelajaran tentang sebuah kehidupan yang menempatkan dan menghargai Allah di atas segala sesuatu yang dianggap bernilai oleh manusia, serta menempatkan dirinya di bawah kemuliaan-Nya.

Renungkan: Ketika sebuah gedung gereja yang megah dibakar habis, ketika yayasan kristen yang besar dibumihanguskan, apa yang membuat Anda bersedih? Apa yang Anda lakukan sebagai respons yang paling tepat karena Anda rindu nama-Nya semakin dipermuliakan?

(0.088150154471545) (1Taw 4:1) (sh: Kasih yang istimewa (Jumat, 25 Januari 2002))
Kasih yang istimewa

Kasih yang istimewa. Silsilah Yehuda ditutup dengan daftar anak-anak Yehuda: keturunan Peres (ayat 1-20) dan Sela (ayat 21-23). Kisah tentang Yabes muncul (ayat 9-10) karena namanya bermasalah. Keturunan Peres (leluhur Daud) ditinggikan oleh penulis Tawarikh. Namun, nama Yabes (artinya "kesakitan"), bukan nama yang mudah dimasukkan ke dalam silsilah. Itu sebabnya dikatakan bahwa ia lebih dimuliakan daripada saudara-saudaranya (ayat 9). Namanya tidak mengungkapkan karakternya, tetapi proses kelahirannya. Karena itu, kehormatan keturunan Peres tetap terjaga. Yabes juga dimuliakan karena doanya dijawab. Doanya dapat menjadi model bagi komunitas pascapembuangan.

Setelah Yehuda, penulis Tawarikh beranjak mencatat suku Simeon (ayat 24-43) yang cenderung dilupakan karena jumlahnya sedikit dan karena tidak memiliki peranan besar dalam sejarah Israel. Bahkan pada zaman Daud, suku ini kehilangan identitasnya dan disatukan dengan Yehuda (lih. 27b). Namun, dalam komunitas pascapembuangan, mereka diteguhkan lagi identitasnya, serta memiliki hak dan tanggung jawab penuh sebagai umat Allah di dalam proses pemulihan.

Ada 3 bagian dalam silsilah ini. Pertama, silsilah Simeon (ayat 24-27). Nama Mibsam dan Misma perlu diperhatikan (ayat 25). Kelihatannya mereka adalah keturunan Ismael. Kepedulian terhadap orang asing yang telah masuk ke dalam bagian umat Allah kembali muncul. Kedua, daftar kediaman suku Simeon (ayat 28-33). Dalam Yosua 19:2-8 dinyatakan bahwa ini adalah warisan mula-mula suku Simeon. Namun, tampaknya sebagian warisan tersebut diambil suku Yehuda setelah masa pembuangan. Bagian ini menyatakan bahwa daerah-daerah itu milik suku Simeon sampai pemerintahan Daud (ayat 31b), dan kini mereka akan memperoleh tanah mereka kembali. Ketiga, pemimpin-pemimpin suku yang terkemuka (ayat 34-37) dan perluasan wilayah (ayat 38-43). Catatan bahwa keluarga mereka berkembang (ayat 38) dan bahwa keadaan aman dan sentosa (ayat 40) menunjukkan keadaan yang ideal. Suku Simeon telah mengecap keadaan awal dari pemulihan yang sempurna.

Renungkan: Allah memandang istimewa umat-Nya yang kehilangan identitas dan tersingkir. Atas dasar penerimaan Allah dalam karya Kristus, kita boleh mengasihi dan menerima diri kita secara benar.

(0.088150154471545) (Est 3:1) (sh: Tuhan di balik dampak-dampak negatif kesalahan manusia (Sabtu, 23 Juni 2001))
Tuhan di balik dampak-dampak negatif kesalahan manusia

Tuhan di balik dampak-dampak negatif kesalahan manusia. Sebagai manusia, kita menginginkan adanya rasa aman dan tentram untuk hidup dan masa depan kita, tetapi kita perlu menyadari bahwa tidak ada satu pun yang dapat memberi jaminan kepada kita bahwa kita tidak akan pernah menghadapi kesulitan, krisis, ataupun bahaya. Tidak terkecuali bagi kita, umat Tuhan!

Marilah kita bermain imajinasi. Seandainya hari ini terdengar kabar: "Orang-orang Kristen dalam bahaya pembantaian masal yang diresmikan dan diatur dengan undang-undang negara yang bunyinya: 'Hendaklah semua orang Kristen dipunahkan, dibunuh, dan dibinasakan, mulai dari yang muda sampai kepada yang tua, bahkan anak-anak dan perempuan! Juga harta benda mereka haruslah dirampas!' Undang-undang ini berlaku untuk seluruh negri, tidak dapat dibatalkan ataupun diganggu gugat oleh siapa pun!" Bagaimana perasaan Anda? Hal seperti inilah yang dialami orang-orang Yahudi (12-14). Realita kehidupan memang seringkali tidak adil! Mordekhai yang berjasa menyelamatkan raja dilupakan begitu saja sedangkan Haman, orang Agag (Amalek) musuh bebuyutan orang Yahudi (10, bdk. Ul. 25:17-19) yang jasa-jasanya tidak pernah dicatat, telah ditinggikan raja lebih dari yang lain dan beroleh kuasa atas seluruh wilayah kerajaan Ahasyweros (1-2). Ia menyalahgunakan kedudukannya, menghasut serta menyuap raja (5-6; 8-9), bahkan ia merayakan kemenangannya dengan duduk dan minum-minum bersama raja, sementara orang-orang Yahudi di kota Susan diliputi kegemparan (15). Pada masa krisis seperti ini Tuhan seakan-akan berdiam diri, namun sesungguhnya Tuhan tidak "lepas tangan", Ia mengendalikan dampak-dampak negatif yang dihasilkan oleh kesalahan manusia. Keadaan buruk sebagai akibat keangkuhan Haman dan ketidakpedulian raja tetap ada di dalam pengendalian-Nya. Raja segala raja mempersiapkan penghukuman bagi bangsa Amalek musuh- musuh-Nya melalui pengangkatan Haman dan penindasan orang Yahudi. Di balik kemenangan orang fasik atas orang benar, Dia sedang menjalankan keadilan-Nya.

Renungkan: Tuhan tidak berjanji bahwa kita tidak akan pernah mengalami kesulitan, tetapi Ia berjanji tidak akan "lepas tangan" terhadap penderitaan kita. Walaupun tak terlihat oleh mata, Dia sedang menjalankan keadilan- Nya. Lihatlah ke depan dan temukan pengharapan-Nya.

(0.088150154471545) (Ayb 36:1) (sh: Bercermin kepada Allah (Kamis, 15 Agustus 2002))
Bercermin kepada Allah

Bercermin kepada Allah. Pasal ini berfokus khusus pada sifat Allah yang adil, tetapi berbelas kasih dan sukar dipahami. Elihu memulai dengan menyatakan bahwa ia belum selesai bicara demi Allah (ayat 2). Ironisnya, ungkapan Elihu bahwa dirinya memiliki pengetahuan adalah yang diucapkannya tentang Allah yang pengetahuan-Nya sempurna (ayat 37:16). Hal ini mengakibatkan perkataan Elihu pun mendekati penghujatan.

Dalam ayat 5-12, Allah digambarkan sebagai mahakuasa dan adil. Ia menghukum kejahatan dan membela orang tak bersalah, dan berbelas kasih kepada mereka yang memperhatikan peringatan-Nya. Ia menempatkan orang-orang benar seperti raja-raja di takhta-Nya (ayat 7). Orang-orang jahat akan dihukum, namun mereka akan diselamatkan bila bertobat (ayat 8-12). Ayat 11-12 mengingatkan kita akan Ulangan 28 yang berbicara tentang kutuk dan berkat. Orang-orang yang tak bertuhan sangat tak berpengharapan karena keras kepala dan tidak berseru kepada Allah (ayat 13-15). Ini sangat bertolak belakang dengan mereka yang mencari Tuhan. Ayub pun harus berseru kepada Allah dan tidak boleh keras hati dengan bersikeras pada kasusnya (ayat 16-21).

Elihu kemudian melanjutkan peringatannya dengan mengingatkan sifat Allah (ayat 22-33). Allah adalah Allah yang tak terbatas kuasanya dan tak terpahami. Karena itu, Ia pasti adil. Allah yang begitu ditinggikan adalah guru yang tak terbandingkan (ayat 22), meski tak terpahami. Ia tak perlu diajar siapa pun. Jika manusia tidak dapat mengajar Allah tentang bagaimana mengatur alam semesta, manusia pun tak berhak menuduh Allah (ayat 23). Itu sebabnya Ayub diperintahkan untuk memuji Allah bersama dengan ciptaan yang lainnya (ayat 24-26). Bukankah Allah adalah Allah yang bekerja dengan cara misterius seperti memberi hujan ke bumi (ayat 27-28) dan memberikan guntur yang menakutkan orang-orang zaman itu (ayat 29-33)? Elihu mendorong Ayub agar mengetahui sifat Allah yang maha-kuasa dan melampaui akal.

Renungkan: Sebelum memberikan orang lain nasihat, atau petunjuk, bercermin dirilah di hadapan sifat Allah yang mahakuasa dan tak terpahami.

(0.088150154471545) (Mzm 46:1) (sh: Tenanglah jiwaku (Kamis, 16 Agustus 2001))
Tenanglah jiwaku

Tenanglah jiwaku. Perubahan, ketidakpastian, serta berbagai situasi yang bergolak secara tak terkendali akan dengan mudah menghancurkan sendi-sendi kekuatan dan rasa aman kita. Dapatkah kita menemukan ketenangan batin yang membuat kita tetap tinggal tenang dalam situasi seperti ini? Pada Mazmur 46 ini, pemazmur mencatat bahwa Tuhan menghimbau kita untuk tetap diam dengan tentram (ayat 11), sekalipun bumi berubah dan mengalami kehancuran; sekalipun gunung-gunung bergoncang dan bergoyang di dalam laut sehingga gelombang airnya bergelora, ribut, dan berbuih. Ia mengajak kita untuk tetap menikmati suasana yang rileks dan damai (ayat 11), sekalipun bangsa-bangsa ribut dan kerajaan-kerajaan bergoncang (ayat 7). Bukankah ini merupakan ajakan yang nampaknya mustahil dan berlebihan?

Bangsa Israel menemukan keberanian dan keyakinan ini di dalam Tuhan Yang Mahatinggi (ayat 5). Ia adalah Pencipta alam semesta yang ditinggikan di antara bangsa-bangsa di seluruh muka bumi (ayat 11b). Ia adalah tempat perlindungan, kekuatan, dan penolong yang sangat terbukti (ayat 2). Ia ada bersama-sama dengan mereka dan akan melindungi Yerusalem (ayat 5, 6). Ia berkuasa atas alam semesta, nasib bangsa-bangsa dan sejarah umat manusia (ayat 7-10). Ia dapat diandalkan bukan hanya pada waktu dan tempat tertentu, kekuasaan-Nya melampaui kekuatan alam dan manusia. Dia berkuasa atas bumi, gunung, laut, sungai, bangsa-bangsa, dan kerajaan- kerajaan. Umat-Nya tidak perlu takut menghadapi perubahan apa pun, baik yang berasal dari alam maupun situasi politik yang ada. Mereka memiliki keyakinan di dalam Allah (ayat 8, 12). Tuhan pencipta alam semesta yang mengendalikan alam dan segala sesuatu yang terjadi di dalamnya, ada dan tinggal bersama-sama dengan kita, dan karena itu kita tidak perlu takut menghadapi berbagai perubahan dan ketidakpastian.

Renungkan: Apakah segala kecemasan dan ketakutan menghadapi perubahan dan ketidakpastian disebabkan karena tidak adanya keyakinan kepada Allah? Marilah kita bernyanyi: Tenanglah jiwaku, Tuhan besertamu. Tinggal diamlah dengan sabar menghadapi duka dan penderitaan, sebab dalam setiap perubahan Ia tetap setia. Tenanglah jiwaku, angin dan badai diketahui-Nya dan suara-Nya mengendalikannya (Katharine von Schlegel dalam lagunya "Be Still, My Soul").

(0.088150154471545) (Mzm 108:1) (sh: Bersyukur kepada Allah (Sabtu, 27 April 2002))
Bersyukur kepada Allah

Bersyukur kepada Allah. Mazmur-mazmur dalam buku IV (ps. 90-106) dan buku V (ps. 107-150) ditujukan untuk membangun kembali kehidupan umat yang kembali dari pembuangan. Dalam tiga pasal berturut-turut sebelum ini, umat Allah diingatkan tentang perbuatan Allah, ketidaksetiaan umat, kebaikan Allah. Kebaikan Allah telah membuat Israel tidak punah, tetapi beroleh anugerah untuk kembali dari pembuangan. Dalam tiap ulasan itu, selalu umat didorong untuk memuji Allah sebagai respons terhadap kasih kekal Allah yang demikian besar. Pujian adalah lawan dari pemberontakan dan ketidakberimanan. Umat pascapembuangan itu kini perlu diberi petunjuk bagaimana hidup sebagai umat yang tahu bersyukur pada Tuhan mereka.

Pujian syukur itu (ayat 1-3) dilandasi atas kesadaran akan kasih setia Allah (ayat 4). Seiring dan sejajar dengan itu, permohonan agar Allah memberkati mereka dengan kemenangan (ayat 5) didasari atas kerinduan agar Allah ditinggikan dan dikaitkan dengan firman Allah berisikan janji-janji-Nya (ayat 7-9), kemudian disusul oleh pertanyaan dan pernyataan iman (ayat 10-13). Dengan melihat struktur sedemikian, jelas bahwa hal bersyukur dan memuji Allah bersumber pada kasih setia dan perbuatan besar Allah untuk akhirnya kembali bermuara pada perbuatan besar Allah selanjutnya. Pujian bagi Allah berasal dari dan ditujukan untuk kemuliaan Allah sendiri. Karena itu, memuji Allah harus dilakukan dengan sekuat tenaga dan tekad bulat sambil melibatkan berbagai ungkapan fisik, artistik, dan sosial (ayat 1-3), sambil menyadari bahwa kemampuan untuk memuji Allah itu berasal dari kemuliaan Allah sendiri.

Pujian syukur tidak saja berorientasi pada masa lalu, tetapi juga mengantisipasi kemenangan-kemenangan di masa depan. Orientasi puji-pujian tidak hanya berhubungan dengan sifat-sifat Allah secara abstrak, tetapi pada sifat-sifat Allah yang dinamis menghasilkan perubahan-perubahan konkret dalam sejarah. Hal ini tampak di bagian akhir mazmur ini yang mengklaim agar Allah menganugerahi mereka kemenangan atas Edom (ayat 10-14). Pujian, karena berkeinginan meninggikan Allah, merindukan agar seluruh janji Allah tentang tanah perjanjian dialami secara penuh.

Renungkan: Kehidupan dalam puji-pujian adalah dalam hadirat Allah yang mulia dan memberikan kemenangan berkesinambungan.

(0.088150154471545) (Yeh 21:18) (sh: Peta dua jalan (Jumat, 7 September 2001))
Peta dua jalan

Peta dua jalan. Ibarat sebuah medan pertempuran yang tak terhindarkan, Yehezkiel harus menggambar dua jalan yang berpangkal dari satu titik, yakni Babel. Kedua jalan ini semakin menjauh, yang satu menuju Yerusalem dan satunya lagi menuju Raba, ibukota Amon (ayat 19-20). Raja Babel yakni Nebukadnezar berada di persimpangan jalan. Ia mengocok panah, meminta petunjuk dari terafim, dan menilik hati binatang untuk meramal situasi. Walaupun panah tenungan itu jatuh menunjuk ke Yerusalem namun itu adalah tenungan yang menipu (ayat 21-23). Tanpa spekulasi manusia, Allah sudah menyediakan penghakiman yang terakhir bagi raja Israel, orang fasik yang durhaka (ayat 24-25). Sama sekali tidak ada gunanya mengenakan serban dan mahkota, karena hari kemalangannya sudah tiba. Yang rendah harus ditinggikan, yang tinggi harus direndahkan (Yer. 13:18). Keturunan raja dan negeri Israel harus dijadikan puing sampai kedatangan Sang Mesias (ayat 26-27). Gaung perjanjian ini sudah digemakan sejak Kej. 49:10, "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda atau pun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa- bangsa".

Bani Amon juga mendapatkan bagian babatan pedang kilat Allah. Paranormal yang bertenung dusta akan mendapatkan sasaran pedang di leher mereka yang fasik dan durhaka (ayat 28-29). Allah akan mencurahkan api murka-Nya kepada manusia yang menyerahkan diri ke dalam tangan orang-orang yang dungu, yang menimbulkan kemusnahan (ayat 31). Mereka akan menjadi makanan api, dan darahnya akan tertumpah ke atas tanah (ayat 32). Suatu keadaan tanpa prospek pembaharuan, tidak ada generasi penerus, dan tanpa kenangan. Semuanya terlupakan.

Gambaran peta Allah atas keputusan-Nya ini menjadi peringatan bagi kita semua. Bila murka Allah sudah menyala, tiada satu kuasa pun yang dapat menyurutkan-Nya. Tiada satu benteng atau pun menara kekuatan manusia yang dapat menangkis kegeraman-Nya. Allah selalu menepati apa yang dikatakan-Nya. Penghakiman Allah atas manusia selalu mempunyai alasan yang tepat.

Renungkan: Tiada jalan lain untuk mencegah murka Allah menimpa kita, kecuali bertobat dan berbalik kepada-Nya. Tinggalkan dosa dan hidup dengan benar.

(0.088150154471545) (Yeh 39:11) (sh: Gelisah dan wajah Allah (Senin, 19 November 2001))
Gelisah dan wajah Allah

Gelisah dan wajah Allah. Dunia penuh kegelisahan dan perasaan tidak aman. Meski sulit, manusia ingin damai. Kapankah dunia yang bergolak dahsyat bisa tenang seteduh air jernih di danau yang bersih?

Bangsa Israel telah kembali ke tanah mereka di Palestina (ayat 38:12). Akhirnya, mereka hidup bahagia dalam zaman mesianis. Sayangnya, suasana asri tak akan lama bersemi. Gog, raja agung Mesekh dan Tubal, dan rekan-rekannya akan menyerang Israel (ayat 38:5-6). Waktu penyerangan tidak diketahui. Alkitab mencatat bahwa serangan ini begitu dahsyat dan keji. Ketenangan di tanah Israel kembali menjadi ketegangan.

Allah tidak berpangku tangan. Dia akan berperang menyelamatkan umat-Nya. Setelah dalam ayat 1-10 Allah menyatakan kekalahan Gog, orang yang tak beradab itu, Allah akan meminta bangsa Israel menguburkan dia dan semua pengikutnya sampai tuntas (disimbolkan dengan angka 7, angka sempurna) di sebelah Timur Yordan agar tidak menajiskan tanah perjanjian (ayat 11-16). Kecelakaan komplotan Gog diperparah karena tubuh mereka akan dilalap binatang-binatang sampai ke lemak-lemaknya (ayat 17-- 20) seperti dalam festival kurban: suatu penghinaan (bdk. Why. 20:7-10 yang berbicara tentang akhir zaman).

Mengapa Allah melakukan hal itu? Sekali lagi untuk kemuliaan dan kekudusan nama-Nya (ayat 21-24). Di sini kita melihat bahwa Allah adalah Allah yang selalu setia dengan perjanjian-Nya. Bangsa-bangsa akan tunduk pada Allah dan bangsa Israel sekali lagi mengakui bahwa Yahweh adalah Allah mereka yang penuh kasih setia. Ketika Israel diselamatkan, nama Allah akan dipulihkan dan ditinggikan seluruh bumi. Akhirnya, Israel akan kembali melihat wajah Allah (ayat 23, 29). Secara sederhana, ini berarti Allah kembali berpaling pada mereka dan menyayangi mereka. Roh-Nya akan dicurahkan bagi mereka, tanda bahwa Ia akan menyertai mereka selama-lamanya - Immanuel!

Renungkan: Dalam dunia yang selalu bergolak, baik di dalam maupun di luar diri kita, hanya wajah Allah yang bisa memberikan ketenangan. Allah yang setia pada perjanjian-Nya akan meluputkan kita. Nama-Nya akan dimuliakan dan angin ribut akan diteduhkan. Percayalah!

(0.088150154471545) (Mat 23:1) (sh: Pemimpin yang berintegritas (Minggu, 14 Maret 2010))
Pemimpin yang berintegritas

Judul: Pemimpin yang berintegritas
Yesus menunjukkan sikap yang positif terhadap Taurat. Yesus juga mengakui Musa adalah tokoh penting dalam kaitannya dengan Taurat (ayat 2). Karenanya Yesus juga memberikan pembenaran terhadap isi Taurat (ayat 3).

Yesus tidak menentang posisi ahli Taurat dan orang Farisi yang menduduki kursi Musa. Yang Yesus tentang adalah sikap dan perbuatan mereka pada masa itu (ayat 2-3). Ada dua hal yang ditentang oleh Yesus. Sikap yang pertama dalam bahasa modern adalah NATO (No Action, Talk Only). Ahli Taurat dan orang Farisi sangat lihai mengajar Taurat, namun mereka tidak melakukan dan menghidupinya (ayat 3-4). Ajaran mereka palsu; hidup mereka sangat jauh dari apa yang mereka ajarkan. Mereka tidak berintegritas.

Sikap yang kedua juga dikenal di dalam bahasa gaul modern sebagai carmuk alias `cari muka' (ayat 5). Apa yang para ahli Taurat dan orang Farisi lakukan dimotivasi untuk mendapatkan pujian dari orang lain (ay. 5-7). Mereka berlomba-lomba menjadi rabi, bapa, dan pemimpin `nomor satu' (ayat 8-10). Bahkan perbuatan yang baik, tidak mereka lakukan dengan ketulusan, melainkan dengan ambisi kesombongan terselubung untuk menjadi yang terkemuka. Itu sebabnya pada ayat 11-12, Yesus menggambarkan dua karakter utama kepemimpinan kristiani, yaitu yang sungguh melayani dan yang rendah hati.

Di tengah zaman yang sangat bergejolak ini, orang Kristen dipanggil menjadi pemimpin yang berintegritas. Pertama, pemimpin yang melakukan dan menghidupi apa yang dia ajarkan. Kedua, pemimpin yang sungguh melayani dan rendah hati, yang melakukan segala sesuatu dengan motivasi yang tulus, bukan untuk dipuji orang dan mencari kedudukan. Semakin tinggi posisi kepemimpinan yang dipercayakan Tuhan kepada kita, baik itu di dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan, dan bagian kehidupan lainnya, marilah kita melakukan introspeksi diri: Apakah aku seorang pemimpin kristiani yang berintegritas?

(0.088150154471545) (Yoh 12:44) (sh: Menyebar kasih (Kamis, 14 Maret 2002))
Menyebar kasih

Menyebar kasih. Setelah Yudas pergi, Yesus mengatakan banyak hal kepada para murid-Nya, semacam pesan-pesan terakhir dari-Nya. Pertanyaannya, mengapa perkataan-perkataan itu diucapkan setelah sang pengkhianat keluar? Tentu bagian itu dimaksudkan untuk para murid-Nya yang sejati. Apa yang disampaikan oleh Yesus dalam bacaan kita hari ini? Pertama, Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia sekarang dimuliakan, dan Bapa telah dimuliakan di dalam Anak (ayat 31-32). Istilah sekarang berkaitan dengan kepergian Yudas. Yudas telah memutuskan menjual Yesus. Maka, sekarang Anak Manusia dimuliakan karena Yesus pasti akan ditinggikan di atas kayu salib (ayat 12:31), dan juga tentu saja karena Bapa memuliakan-Nya, yaitu ketika Dia nantinya dibangkitkan dari antara orang mati. Keilahian Yesus dinyatakan di sini — Ia tidak pernah kalah oleh keadaan. Pengkhianatan Yudas akhirnya justru akan memuliakan diri Yesus. Kasih mengalahkan kejahatan.

Kedua, Yesus menyatakan bahwa Ia akan meninggalkan para murid sedikit waktu lagi (ayat 1,33). Yesus memanggil murid-murid-Nya sebagai anak-anak. Ini menunjukkan hubungan yang sangat intim, tepat diucapkan saat makan Paskah bersama. Yesus menempatkan diri sebagai kepala keluarga. Para murid akan mencari Yesus, namun mereka tidak dapat datang kepada-Nya. Berbeda dengan nuansa ucapan-Nya kepada orang-orang Yahudi (ayat 7:34), informasi Yesus bagi para murid dimaksudkan agar mereka mempersiapkan diri menjelang kepergian-Nya, yang bisa mengacu pada kematian atau kenaikan-Nya.

Ketiga, Yesus memberikan perintah baru untuk mempersiapkan para murid (ayat 34-35). Perintah-Nya adalah agar mereka saling mengasihi sesuai dengan teladan-Nya. Dengan komunitas kasih, orang-orang akan tahu bahwa mereka adalah para murid Yesus. Jika Yesus telah pergi, apa lagi yang masih tersisa kalau bukan kasih-Nya yang terus-menerus hidup di dalam diri para murid? Dengan hadirnya komunitas kasih, misi Yesus bukan hanya tergenapi, namun menghasilkan dampak yang dahsyat — kehidupan komunitas yang dibaharui kasih menarik orang-orang lain untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

Renungkan: Jika Anda telah menerima kasih Kristus, teladani kasih-Nya dengan menyebarkan kasih-Nya melalui saling mengasihi.

(0.073458460162602) (Mzm 35:1) (full: BERPERANGLAH MELAWAN ORANG YANG BERPERANG MELAWAN AKU. )

Nas : Mazm 35:1-38

Mazmur ini disebut mazmur kutukan yang artinya pemazmur berdoa agar Allah mendatangkan hukuman atas musuh-musuh umat-Nya dan menggulingkan orang fasik (lih. pasal Mazm 35:1-28; 69:1-37; 109:1-31; 137:1-9; dan Neh 6:14; 13:29; Yer 15:15; 17:18; Gal 5:12; 2Tim 4:14; Wahy 6:10). Walaupun orang percaya diperintahkan untuk mengampuni musuh-musuh mereka (Luk 23:34) dan mendoakan keselamatan mereka (Mat 5:39,44), akan tiba saatnya bila kita harus berdoa agar kejahatan dihentikan dan keadilan diberlakukan bagi mereka yang tidak bersalah. Kita harus amat memperhatikan korban-korban kekerasan, penindasan, dan kejahatan.

Selanjutnya dapat dikatakan mengenai mazmur kutukan ini:

  1. 1) Semuanya adalah doa memohon kelepasan dari ketidakadilan, kejahatan, dan penindasan. Orang percaya berhak untuk berdoa memohon perlindungan Allah dari orang jahat.
  2. 2) Mazmur-mazmur ini memohon kepada Allah untuk menjalankan keadilan dan mengirim hukuman kepada orang fasik yang sesuai dengan kejahatan mereka (lih. Mazm 28:4). Jikalau hukuman yang adil tidak dilaksanakan oleh Allah atau pemerintah manusiawi, kekerasan dan kekacauan akan memerintah dalam masyarakat (lih. Ul 25:1-3; Rom 13:3-4; 1Pet 2:13-14).
  3. 3) Ketika membaca doa-doa ini, perhatikan bahwa pemazmur tidak membalas dendam sendiri tetapi menyerahkannya kepada Allah (bd. Ul 32:35; Ams 20:22; Rom 12:19).
  4. 4) Mazmur-mazmur kutukan ini menunjuk kepada kebenaran bahwa apabila dosa orang jahat mencapai puncaknya, Tuhan di dalam kebenaran-Nya memang akan menghakimi dan membinasakan (lih. Kej 15:16; Im 18:24; Wahy 6:10,17).
  5. 5) Ingatlah bahwa doa-doa ini adalah kata-kata yang diilhamkan Roh Kudus (bd. 2Tim 3:16-17; 2Pet 1:19-21) dan bukan sekadar ungkapan keinginan pemazmur.
  6. 6) Sasaran utama dari doa-doa kutukan ini ialah melihat berakhirnya ketidakadilan dan kekejaman, kejahatan dimusnahkan, Iblis dikalahkan, kesalehan ditinggikan, kebenaran ditegakkan, dan Kerajaan Allah diwujudkan. Sasaran ini merupakan perhatian yang menonjol dalam PB. Kristus sendiri menyatakan bahwa orang percaya sejati boleh berdoa bagi pembenaran orang benar. Doa janda yang berbunyi, "belalah hakku melawan musuhku" (Luk 18:3) dijawab dengan pasti oleh Yesus bahwa Allah akan "membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya" (Luk 18:7; bd. Wahy 6:9-10)
  7. 7) Orang percaya harus memelihara keseimbangan di antara dua prinsip alkitabiah:
    1. (a) keinginan untuk melihat semua orang mencapai pengenalan akan keselamatan dari Yesus Kristus (bd. 2Pet 3:9), dan
    2. (b) keinginan untuk melihat kejahatan dimusnahkan dan Kerajaan Allah menang. Kita harus dengan sungguh-sungguh berdoa bagi keselamatan orang yang hilang dan meratapi mereka yang menolak Injil; namun kita juga harus tahu bahwa kebenaran, kebaikan, dan kasih tidak akan pernah ditegakkan sesuai dengan maksud Allah sebelum kejahatan dimusnahkan dan Iblis serta pasukannya dikalahkan untuk selamanya

      (lih. Wahy 6:10,17; 19:1-21:27). Orang percaya yang setia harus

      berdoa, "Datanglah Tuhan Yesus" (Wahy 22:20) sebagai pemecahan terakhir yang menentukan dari Allah atas kejahatan di dalam dunia ini.


TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.19 detik
dipersembahkan oleh YLSA