Siapa mempekerjakan orang bebal dan orang-orang yang lewat adalah seperti pemanah yang melukai tiap orang.

Seperti anjing kembali ke muntahnya<n id="1" />,<x id="i" /> demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.<x id="j" />

Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak<n id="1" />,<x id="k" /> harapan bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu.<x id="l" />

Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal,<x id="z" /> tetapi siapa berlaku dengan bijak akan selamat.<x id="a" />

Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya,<x id="s" /> tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.<x id="t" />

Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu.<x id="c" />

Orang yang bodoh melipat tangannya<x id="k" /> dan memakan dagingnya sendiri.

Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria.<x id="z" />

Mendengar hardikan<x id="a" /> orang berhikmat lebih baik dari pada mendengar nyanyian orang bodoh.

Perkataan orang berhikmat yang didengar dengan tenang, lebih baik dari pada teriakan orang yang berkuasa di antara orang bodoh.

Perkataan mulut orang berhikmat menarik,<x id="i" /> tetapi bibir<x id="j" /> orang bodoh menelan orang itu sendiri.

(49-11) Sungguh, akan dilihatnya: orang-orang yang mempunyai hikmat mati,<x id="l" /> orang-orang bodoh dan dungupun<x id="m" /> binasa bersama-sama dan meninggalkan harta benda<x id="n" /> mereka untuk orang lain.<x id="o" />

(92-7) Orang bodoh<x id="e" /> tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu.

"Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman,<x id="f" /> kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci<x id="g" /> kepada pengetahuan?

Amsal-amsal<x id="o" /> Salomo.<x id="p" /> Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya,<x id="q" /> tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya.

Apakah gunanya uang di tangan orang bebal untuk membeli hikmat,<x id="j" /> sedang ia tidak berakal budi?

Kemewahan tidak layak bagi orang bebal,<x id="k" /> apalagi bagi seorang budak memerintah pembesar.<x id="l" />

Seperti salju di musim panas dan hujan<x id="x" /> pada waktu panen, demikian kehormatanpun tidak layak bagi orang bebal.<x id="y" />

Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri<x id="c" /> menjadi sama dengan dia.

Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi.