Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya ¹ , ^a  tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.

oleh karena mereka telah melakukan kebebalan di Israel ¹ , telah berzinah ^s  dengan isteri sesama mereka dan telah mengucapkan demi nama-Ku perkataan dusta yang tidak Kupesankan kepada mereka. Aku sendirilah yang mengetahui ^t  dan menyaksikannya, ^u  demikianlah firman TUHAN."

Mahkota orang bijak adalah kepintarannya; tajuk orang bebal adalah kebodohannya. ^a 

perzinahan, keserakahan, ^v  kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.

Alangkah baiknya, jika kamu sabar ^e  terhadap kebodohanku ^f  yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku!

Tetapi, jikalau mereka tidak mendengar, maka mereka akan mati oleh lembing, ^k  dan binasa dalam kebebalan. ^l 

(49-14) Inilah jalannya orang-orang yang percaya kepada dirinya sendiri, ^u  ajal orang-orang yang gemar akan perkataannya sendiri. Sela

Akal budi adalah sumber kehidupan bagi yang mempunyainya, ^a  tetapi siksaan bagi orang bodoh ialah kebodohannya.

Perempuan bebal cerewet, ^h  sangat tidak berpengalaman ia, dan tidak tahu malu. ⁱ 

"Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, ^f  kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci ^g  kepada pengetahuan?

Dia yang menggiring menteri dengan telanjang, ^c  dan para hakim ^d  dibodohkan-Nya.

Sebab Engkau menulis hal-hal yang pahit terhadap aku dan menghukum aku karena kesalahan pada masa mudaku; ^p 

Ia mati, karena tidak menerima didikan ^e  dan karena kebodohannya ^f  yang besar ia tersesat.

Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi. ^v 

Mengerti jalannya ^g  sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu ^h  oleh kebodohannya.

Siapa lekas naik darah, ^s  berlaku bodoh, ^t  tetapi orang yang bijaksana, bersabar. ^u 

pada banyak tempat yang tinggi, didudukkan ^c  orang bodoh, sedangkan tempat yang rendah diduduki orang kaya.

Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. ^t 

(5-6) Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah. ^u 

Lebih baik melihat saja dari pada menuruti nafsu. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin. ^q