Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 340 ayat untuk rasa (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.42) (Kej 35:18) (full: DIBERIKANNYALAH NAMA BEN-ONI ... AYAHNYA MENAMAINYA BENYAMIN. )

Nas : Kej 35:18

Lea dan Rahel memberi nama kepada semua anak Yakub. Akan tetapi, nama Ben-Oni ("anak kesulitanku") akan membebani rasa bersalah pada anak itu, karena dia akan merasa bertanggung jawab atas kematian ibunya. Yakub mengubah namanya menjadi nama terhormat, Benyamin, "anak tangan kananku," yang menunjukkan bahwa Yakub bahagia memiliki Benyamin sebagai putranya sekalipun Rahel wafat. Anak-anak harus dilindungi dari rasa bersalah mengenai kesusahan yang terjadi yang bukan kesalahan mereka.

(0.42) (Ul 6:2) (jerusalem: takut akan TUHAN) Takut akan Tuhan (YHWH) Takut akan Tuhan (YHWH) itu menjadi sebuah gagasan khas yang berarti: setia pada perjanjian. Selanjutnya rasa takut, Kel 20:20+, mengandung baik kasih yang menanggapi kasih Allah, Ula 4:37, maupun ketaatan kepada segala perintahNya, Ula 6:2-5; 10:12-15; bdk Kej 22:12. Ciri moril dan keagamaan "rasa takut" itu semakin bertambah kuat, Yos 24:14; 1Ra 18:3,12; 2Ra 4:1; Ams 1:7+; Yes 11:2; Yer 32:39, dll.
(0.40) (Kej 18:12) (ende)

Sara menganggap kata-kata jang diutjapkan oleh tamu itu hanja sebagai suatu harapan sahabat, jang menjatakan rasa-terimakasihnja karena didjamu seramah itu. Sara mengambil kesimpulan, bahwa para tamu tidak mengetahui, bahwa usianja telah landjut. Seperti lazimnja, wanita tidak menampakkan diri, kalau ada tamu.

(0.40) (Kej 28:1) (ende)

Dalam tradisi imamat (P) alasan jang dikemukakan untuk keberangkatan Jakub jalah: mentjari isteri (lihat djuga Kej 27:46). Tradisi ini istimewa perhatiannja terhadap perundang-undangan keagamaan, maka dari itu menekankan, bahwa sedjak dahulukala perkawinan dengan bangsa asing, terutama bangsa Kanaan, adalah terlarang.

Tradisi J menghubungkan kepergian Jakub dengan penipuannja dan rasa ketakutan terhadap Esau (Kej 27:43).

(0.40) (Kel 4:10) (ende)

Musa tidak bertindak atas inisiatif sendiri, melainkan menerima panggilannja membebaskan bangsanja dengan rasa takut-takut, dan hanja karena diperintahkan Jahwe. Ini kenjataan jang pantang disangkal, jang oleh pengarang sutji diketemukan dalam semua tradisi di Israel. Lihat; Kel 3:11-13 (tradisi E); Kel 6:10-12 dan Kel 28:1-30:38 (tradisi P), dan dalam ajat ini (tradisi J).

(0.40) (1Raj 3:12) (ende: Kebidjaksanaan)

jang dianugerahkan kepada Sulaiman ini ialah kebidjaksanaan praktis dalam urusan2 negara. Makna kata disini bukan makna jang biasa dalam kitab2 kebidjaksanaan (dan nabi2), dimana bertjorak keigamaan, hingga hampir sama dengan rasa keigamaan dan hidup susila jang baik. Kebidjaksanaan ini tidak dianugerahkan kepada Sulaiman, sebagaimana dibuktikan riwajat hidupnja.

(0.40) (Ayb 10:13) (ende)

Allah mentjiptakan Ijob dengan teliti dalam kandung ibunja. Tetapi rupa2nja Ia bermaksud djahat sadja. Ijob rasa dirinja tergantung sama sekali pada Allah jang memperlakukannja se-wenang2nja. Manusia harus bertanggungdjawab tentang segala perbuatannja, tetapi rupa2nja semuanja selalu djahat dan salah sadja didepan Allah, malahan kedjudjurannja.

(0.40) (Mzm 131:1) (ende)

Rasa keigamaan jang mendalam mengilhamkan doa ini; dengan ini pengarang menjatakan baik kerendahan hati (Maz 131:1) maupun kepertjajaan dan penjerahan kepada Allah Bapanja (Maz 131:2-3).

Mungkin ajat 3(Maz 131:3) adalah suatu tambahan untuk ibadat umat.

(0.40) (Mzm 150:1) (ende)

Dengan singkat lagu penutup seluruh Kitab Mazmur ini mengichtisarkan isi hati dan rasa keigamaan jang mengilhamkan seluruh Kitab ini: kekaguman dan pudjian terhadap Jahwe, Allah Israil dan Radja alam semesta. Dan sekali lagi Kitab Mazmur mengadjak, agar semua orang serta dalam pudjian jang abadi itu.

(0.40) (Yeh 33:30) (ende)

Dengan ingin tahu sadja dan rasa tachajul belaka kaum buangan mendengar apa jang dikatakan oleh Jeheskiel. Itu menjenangkan mereka seperti lagu merdu dan musik. tapi pendirian jang dangkal itu memang tidak tjotjok dengan sabda Jahwe jang selalu sungguh dan tidak mau hanja menjenangkan manusia.

(0.40) (2Kor 11:7) (ende: Merendahkan diri)

Jaitu dalam mata orang sebab ia bekerdja sebagai tukang untuk memperoleh redjekinja. Mungkin pula para penentangnja mengedjek Paulus bahwa ia tidak berani menuntut bajaran seperti pengadjar-pengadjar lain, sebab rasa rendah-diri dan insjaf bahwa pidato-pidatonja tidak bernilai.

(0.40) (Ef 4:26) (ende: Biar naik darah)

Aslinja: marahilah dan djangan berdosa".

Kemarahan timbul sendiri dan kadang-kadang berguna, tetapi djangan sampai merugikan orang.

(0.40) (Yun 1:12) (full: CAMPAKKANLAH AKU KE DALAM LAUT. )

Nas : Yun 1:12

Kesediaan Yunus untuk mati demi keselamatan para pelaut menunjukkan betapa besar rasa bersalahnya karena tidak menaati Allah dan karena membahayakan jiwa mereka.

(0.40) (Kej 46:34) (jerusalem: Sebab segala ....) Kalimat ini agaknya sebuah sisipan, sebab kurang sesuai dengan nasehat Yusuf, Kej 46:33-34. Ada yang berpendapat bahwa catatan ini mengungkapkan rasa benci orang Mesir kepada bangsa Hiksos. Kata ini, katanya, berarti: gembala. Tetapi keterangan atas nama Hiksos itu baru muncul di zaman Yunani.
(0.40) (2Taw 29:34) (jerusalem: Sebab orang-orang Lewi...) Ayat ini memuji orang Lewi dan terungkap di dalamnya rasa kurang enak terhadap para imam. Dengan ikut serta dalam mempersembahkan korban orang Lewi mulai memasuki bidang yang merupakan hal istimewa para imam. Agaknya catatan ini berlatar belakang bentrokan antara kalangan orang Lewi dan kalangan para imam.
(0.40) (Ayb 15:4) (jerusalem: rasa takut) Ialah rasa takut akan Allah, bdk Ams 1:7+; Maz 15:4+
(0.40) (Pkh 7:1) (jerusalem) Ayat-ayat ini berperan sebagai semacam kata pendahuluan untuk bagian kedua kitab Pengkhotbah, sama seperti Pengk 1:2-11 berperan sebagai kata pendahuluan bagian pertama. Pengk 1:2-11 berbicara tentang rasa bosan dan jemu: Pengk 7:1-7 berkata mengenai "tertawa". Tetapi nadanya juga muram dan pesimis.
(0.40) (Yes 53:1) (jerusalem: yang kami dengar) Yang berbicara ialah jemaat yang memberitahukan nasib hamba nanti. Pernyataan ini baru benar dan hampir saja tidak dapat dipercaya. Tetapi kurang paham dan rasa heran semula, Yes 53:3,4,6,8, akan diganti dengan pengertian yang lebih mendalam, yaitu: maksud tujuan penderitaan Hamba tidak lain dan tidak bukan ialah keselamatan orang banyak, Yes 53:11-12.
(0.37) (Yeh 16:1) (sh: Melihat diri sendiri dengan rasa malu (Senin, 27 Agustus 2001))
Melihat diri sendiri dengan rasa malu

Pasal 16 ini merupakan kisah penuh keharuan tentang anugerah dan perjanjian Tuhan yang sedemikian agung bagi umat-Nya yang menjadi tidak peka terhadap keadaan mereka. Alur kisah ini mengalir dalam beberapa babak: [1] Seorang anak yatim yang karena belas kasihan raja diangkat menjadi seorang ratu (ayat 1-14); [2] Seorang ratu yang melacurkan diri dengan kecantikan dan nafsunya (ayat 15-34); [3] Seorang ratu yang menjadi orang hukuman (ayat 35-43) dan bahan olok-olokan (ayat 44-52); [4] Seorang hukuman yang sangat memalukan dibanding dengan teman-temannya (ayat 53- 58); dan [5] Seorang hukuman yang karena anugerah dan kesetiaan raja diselamatkan, dibersihkan, diperbaharui, dan diangkat kembali (ayat 59-63).

Kisah ini merupakan gambaran kegagalan bangsa Israel untuk mempercayai Tuhan dan sebaliknya berupaya dengan kemampuannya sendiri mencari bantuan kepada bangsa-bangsa asing untuk menghadapi krisis politik yang mereka alami. Hal ini merupakan penyelewengan dan ketidaksetiaan di hadapan Tuhan. Di tengah situasi seperti ini firman Tuhan datang kepada Yehezkiel agar ia menyerukan ingatan terhadap masa lalu Israel yang memalukan, sementara mereka tidak lagi menyadari bahwa semua yang dimilikinya tidak lain berasal dari Tuhan (ayat 4-14, 22). Sebagai respons atas anugerah Tuhan yang sedemikian besar, mereka bukannya hidup dengan setia, namun sebaliknya tanpa rasa malu mengikuti nafsu mereka yang di luar akal sehat (ayat 15-22). Inilah gambaran dari kondisi nyata umat Tuhan, yang sedemikian mudah melupakan anugerah yang besar dan mengikuti nafsu yang berada di luar akal sehat. Inilah suatu cerminan yang memalukan bagi kita yang seringkali juga berada dalam kondisi yang sama. Alasan dari seruan firman Tuhan yang memperhadapkan mereka dengan rasa malu ini adalah kesetiaan Tuhan dalam memelihara janji-Nya (ayat 8,60), sehingga melalui rasa malu ini mereka dituntun untuk mengingat serta mengenali siapa diri mereka dan bagaimana kondisi mereka di hadapan Tuhan.

Renungkan: Masihkah kita memiliki kesadaran dan kepekaan tentang siapakah diri kita di hadapan kebesaran anugerah Tuhan? Apakah kita secara tidak sadar sedang mengikuti nafsu yang menuntun kita bertindak di luar akal sehat? Bagaimanakah seharusnya kita meresponi seruan Tuhan yang memperhadapkan kita dengan rasa malu?

(0.37) (Yeh 16:35) (sh: Dimurnikan melalui rasa malu terhadap dosa (Rabu, 29 Agustus 2001))
Dimurnikan melalui rasa malu terhadap dosa

Seruan Yehezkiel pada bagian ini mempermalukan bangsa Israel di hadapan umum (ayat 35-43) dengan suatu perbandingan yang sangat memalukan (ayat 44-52). Mereka dibandingkan dengan Samaria dan Sodom yang dipandang rendah, namun ternyata lebih baik dari mereka. Bangsa Israel jauh lebih jahat dari mereka (ayat 47) dan kesalahan-kesalahan Sodom dan Samaria nampak benar jika dibandingkan dengan kejahatan Israel (ayat 52). Israel di sini digambarkan sebagai seorang ratu yang terhukum dan menjadi bahan olokan di antara bangsa-bangsa (ayat 44). Ia tidak lebih baik dari yang lain, bahkan secara keturunan mereka berasal dari keluarga yang hina (ayat 44,45). Ia adalah seorang ratu yang dipermalukan karena tidak mengingat dari mana ia berasal (ayat 43).

Hukuman Tuhan atas Israel adalah sesuai dengan kejahatan mereka. Sebagaimana Israel mempertontonkan dirinya kepada para kekasihnya, demikianlah Tuhan akan memakai para kekasihnya untuk menghancurkan mereka. Hukuman Tuhan atas bangsa Israel bertujuan menghentikan persundalan mereka (ayat 35-41). Api cemburu dan amarah Tuhan yang suci baru akan reda jika murka-Nya sudah tertimpa atas Israel (ayat 42). Akar penyebab dari dosa Israel terletak pada kegagalannya untuk mengingat keadaan masa mudanya (ayat 43).

Melalui bagian ini kita dapat mempelajari: [1] Israel menjadi rusak dan menerima penghukuman-Nya karena tidak menyadari dari mana ia berasal. Ketidaksadaran diri ini menjadikannya sombong karena merasa lebih baik dari yang lain dan tidak menyadari kesalahannya; [2] Tuhan yang suci tidak membiarkan umat-Nya berada dalam kondisi seperti ini, Ia menghancurkan kesombongan mereka dan memaparkan keadaan mereka yang sungguh memalukan; [3] Hukuman-Nya bertujuan memurnikan, sesuai dengan kejahatan yang mereka lakukan.

Renungkan: Hadirnya rasa malu karena kesadaran akan dosa merupakan bagian penting dalam proses pengikisan kebebalan rasa tinggi hati. Hal ini merupakan indikasi adanya kepekaan terhadap dosa. Tuhan dapat memakai rasa malu ini sebagai alat penghukuman yang akan merobohkan kesombongan kita sehingga melaluinya kita dimurnikan. Masih adakah kepekaan terhadap dosa yang memperhadapkan diri Anda dengan rasa malu?



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA