Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 66 ayat untuk silsilah [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.30599207142857) (Luk 3:21) (sh: Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya? (Senin, 30 Desember 2002))
Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya?

Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya?
Setelah penegasan Yohanes Pembaptis tentang kemesiasan Yesus, maka nas ini (serta nanti narasi tentang pencobaan Yesus) memberikan keterangan final tentang jati diri Yesus. Bagian ini menjadi pengantar bagi pembaca Injil Lukas sebelum mengikuti pelayanan Yesus, dari Galilea sampai ke Yudea, penyaliban dan kebangkitan-Nya. Bagian pertama adalah penegasan tentang status Yesus oleh Allah pada saat Ia dibaptis (ayat 21-22, Lukas sengaja tidak menyebutkan dengan jelas siapa yang membaptis Yesus untuk menekankan fakta ini). Yesus Kristus adalah Anak Allah yang dikasihi (ayat 22). Penyebutan ini ini juga merupakan penegasan ulang dari 2:49 yang memaparkan tentang hubungan khusus Bapa-Anak dengan Allah yang dimiliki Yesus.

Ada hal lain yang ingin ditegaskan Lukas. Melalui silsilah ini Lukas ingin memberikan beberapa penekanan khusus. Pertama, Lukas merinci silsilahnya dengan urutan terbalik. Pemaparan terbalik ini dimaksudkan Lukas untuk memfokuskan pikiran pembaca tentang dari mana Kristus berasal. Kedua, Lukas sengaja menelusuri silsilah Yesus, tidak hingga ke Abraham saja, tetapi juga hingga ke awal penciptaan, dari Allah sendiri yang menciptakan Adam (ayat 38). Ini bermakna, Lukas tidak hanya ingin menekankan keyahudian Yesus, tetapi juga fakta bahwa Kristus adalah anak Adam, bagian dari umat manusia secara umum (ayat 38). Ketiga, dari penempatan silsilah yang tidak di permulaan Injilnya, tetapi antara peristiwa pembaptisan dan pencobaan, Lukas ingin memberikan penegasan atas identitas Yesus Kristus; siapakah Dia yang dicobai Iblis lalu memulai pelayanan-Nya itu? Dia adalah Anak Allah, tetapi juga manusia sejati. Kedua fakta ini akan menjadi batu sandungan bagi sebagian orang, tetapi juga dasar dari kabar baik tentang anugerah Allah yang membawa sukacita. Termasuk dalam golongan manakah Anda sekarang?

Renungkan:
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran" (Yoh. 1:14).

(0.30285362857143) (1Taw 4:24) (jerusalem) Bagian ini memuat sebuah silsilah, 1Ta 4:24-27 sebuah daftar nama-nama kota, 1Ta 4:28-33, dan sebuah catatan mengenai kaum-kaum yang berpindah-pindah tempat. 1Ta 4:31 menyatakan bahwa di masa pemerintahan Daud suku Simeon melebur ke dalam suku Yehuda. Karena itu Kota-kota Simeon yang disebutkan di sini, dalam Yos 15 terbilang di antara kota-kota Yehuda. Lama sekali suku Simeon hidup sebagai suku setengah Badui, 1Ta 4:39 dst.
(0.30285362857143) (Mat 6:9) (jerusalem) Bapa kami yang disajikan oleh Matius memuat tujuh permohonan. Matius memang menyukai angka tujuh: dua kali tujuh keturunan dalam silsilah Yesus, Mat 1:17; tujuh ucapan bahagia, Mat 5:3+; tujuh perumpamaan, Mat 13:3+; mengampuni tidak hanya tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh, Mat 18:22; tujuh kutuk yang dilontarkan kepada orang Farisi, Mat 23:13+; tujuh bagian dalam kitab Injil Matius (bdk pengantar). Barangkali dengan maksud mencapai tujuh permohonan, Matius menambah pada teks dasar (Luk 11:2-4) permohonan ketiga, bdk Mat 7:21; Mat 21:31; Mat 26:42, dan yang ketujuh, bdk "yang jahat", Mat 13:19,38.
(0.30285362857143) (1Taw 4:1) (sh: Kasih yang istimewa (Jumat, 25 Januari 2002))
Kasih yang istimewa

Kasih yang istimewa. Silsilah Yehuda ditutup dengan daftar anak-anak Yehuda: keturunan Peres (ayat 1-20) dan Sela (ayat 21-23). Kisah tentang Yabes muncul (ayat 9-10) karena namanya bermasalah. Keturunan Peres (leluhur Daud) ditinggikan oleh penulis Tawarikh. Namun, nama Yabes (artinya "kesakitan"), bukan nama yang mudah dimasukkan ke dalam silsilah. Itu sebabnya dikatakan bahwa ia lebih dimuliakan daripada saudara-saudaranya (ayat 9). Namanya tidak mengungkapkan karakternya, tetapi proses kelahirannya. Karena itu, kehormatan keturunan Peres tetap terjaga. Yabes juga dimuliakan karena doanya dijawab. Doanya dapat menjadi model bagi komunitas pascapembuangan.

Setelah Yehuda, penulis Tawarikh beranjak mencatat suku Simeon (ayat 24-43) yang cenderung dilupakan karena jumlahnya sedikit dan karena tidak memiliki peranan besar dalam sejarah Israel. Bahkan pada zaman Daud, suku ini kehilangan identitasnya dan disatukan dengan Yehuda (lih. 27b). Namun, dalam komunitas pascapembuangan, mereka diteguhkan lagi identitasnya, serta memiliki hak dan tanggung jawab penuh sebagai umat Allah di dalam proses pemulihan.

Ada 3 bagian dalam silsilah ini. Pertama, silsilah Simeon (ayat 24-27). Nama Mibsam dan Misma perlu diperhatikan (ayat 25). Kelihatannya mereka adalah keturunan Ismael. Kepedulian terhadap orang asing yang telah masuk ke dalam bagian umat Allah kembali muncul. Kedua, daftar kediaman suku Simeon (ayat 28-33). Dalam Yosua 19:2-8 dinyatakan bahwa ini adalah warisan mula-mula suku Simeon. Namun, tampaknya sebagian warisan tersebut diambil suku Yehuda setelah masa pembuangan. Bagian ini menyatakan bahwa daerah-daerah itu milik suku Simeon sampai pemerintahan Daud (ayat 31b), dan kini mereka akan memperoleh tanah mereka kembali. Ketiga, pemimpin-pemimpin suku yang terkemuka (ayat 34-37) dan perluasan wilayah (ayat 38-43). Catatan bahwa keluarga mereka berkembang (ayat 38) dan bahwa keadaan aman dan sentosa (ayat 40) menunjukkan keadaan yang ideal. Suku Simeon telah mengecap keadaan awal dari pemulihan yang sempurna.

Renungkan: Allah memandang istimewa umat-Nya yang kehilangan identitas dan tersingkir. Atas dasar penerimaan Allah dalam karya Kristus, kita boleh mengasihi dan menerima diri kita secara benar.

(0.30285362857143) (Neh 12:1) (sh: Pentingnya mengenal para pemimpin rohani (Selasa, 28 November 2000))
Pentingnya mengenal para pemimpin rohani

Pentingnya mengenal para pemimpin rohani. Kebenaran apakah yang akan kita dapatkan dengan membaca daftar silsilah sebuah keluarga besar? Apakah hal ini berguna? Bagi kita yang hidup dalam masa dan budaya yang berbeda, pembacaan Alkitab hari ini terasa membosankan dan sia-sia. Namun sesungguhnya bagian ini tidak akan dicatat dan dimasukkan ke dalam Alkitab jika memang tidak ada gunanya. Dengan kata lain walaupun mungkin sulit, firman Tuhan hari ini tetap mempunyai kebenaran yang berguna bagi bangsa Israel dan bagi Kristen yang hidup jauh sesudah peristiwa ini terjadi. Apalagi silsilah yang dicatat disini adalah silsilah para imam dan orang Lewi, orang-orang yang mempunyai tugas khusus untuk melayani Allah di bait suci-Nya.

Bagi bangsa Israel, catatan silsilah keluarga seseorang merupakan catatan yang penting sebab catatan ini akan memberikan legitimasi awal apakah seseorang memang layak untuk menyandang suatu jabatan tertentu, terlebih jabatan yang berhubungan dengan pelayanan di bait Allah. Dari daftar para imam dan orang Lewi yang pulang dari pembuangan (1-9) kita tahu bahwa mereka hidup dalam periode Yoyakim dan Elyazib (26, 22) yaitu zaman sebelum Nehemia tiba dan mereka yang sezaman dengan Nehemia. Jika zaman hidup seseorang diketahui, sangat mudah bagi orang lain untuk meneliti segala sesuatu yang berhubungan dengan orang tersebut. Demikian pula dengan para imam dan orang Lewi yang didaftar, keabsahan mereka sebagai orang-orang yang dikhususkan Allah untuk melayani- Dia di bait suci dapat diketahui, sebab tidak semua orang diperbolehkan melayani Allah di bait suci-Nya.

Penyebutan nama keluarga para imam dan orang Lewi penting dengan maksud jika mereka belum dikenal masyarakat karena sudah tidak lagi menjalankan keimamannya dan memilih untuk bertani (lihat uraian kemarin), mereka dapat dikenal dari keluarganya.

Pendaftaran para imam dan orang Lewi juga penting bagi Nehemia untuk mengetahui jumlah pemimpin rohani yang ada sehingga Nehemia dapat mengkoordinasi dengan baik agar dapat melayani dan memenuhi kebutuhan rohani Israel.

Renungkan: Pengenalan terhadap seorang pemimpin adalah hal yang penting sebab seorang pemimpin dapat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi gereja dan masyarakat.

(0.26227891428571) (1Taw 3:1) (sh: Rencana yang istimewa (Kamis, 24 Januari 2002))
Rencana yang istimewa

Rencana yang istimewa. Menyambung silsilah Ram (ayat 2:10-17), penulis Tawarikh melanjutkan dengan anak-anak Daud: yang lahir di Hebron dan Yerusalem (ayat 1-9), keturunan Salomo dari sebelum sampai tibanya pembuangan (ayat 10-16), serta keturunan Yekhonya (Yoyakhin) selama dan sesudah pembuangan (ayat 17-24).

Pertama, penulis Tawarikh mendaftarkan anak-anak Daud secara lengkap di Hebron (ayat 3:1-4a) dan Yerusalem (ayat 4b-9). Ini dimaksudkan untuk membedakan keturunan Daud secara umum dari keturunan khusus yang akan menjadi raja-raja. Kedua, Salomo difokuskan (ayat 10-16). Tidak seperti dalam kitab Raja-raja, penulis Tawarikh tidak melaporkan perselisihan antara Salomo dan Adonia (ayat 1Raj. 1-2). Dari sudut pandang penulis Tawarikh, pelimpahan takhta dari Daud kepada Salomo berjalan mulus sesuai rencana Allah.

Ketiga, anak-anak Yekhonya (ayat 17-24). Ia disebut orang kurungan karena diangkut ke Babel tahun 597 sM. Penulis Tawarikh tahu bahwa Allah telah menolak keluarga Yekhonya sebagai garis keturunan raja (Yer. 22:28-30). Nubuat ini membuat orang bertanya-tanya tentang keturunan Yekhonya setelah pembuangan. Apakah garis keturunan lain dari Daud harus mengambil alih takhta kerajaan? Dalam silsilah ini, penulis Tawarikh menegaskan bahwa Allah telah mengangkat kutuk-Nya dan menegakkan kembali garis keturunan Yekhonya sebagai sarana pengharapan kerajaan Israel. Yekhonya sendiri dilepaskan dari penjara Babel (ayat 2Raj. 25:27-30). Keturunannya, Zerubabel, adalah pemimpin komunitas pascapembuangan (Ezr. 1:1-13). Bahkan Allah menyebut dia sebagai cincin meterai (Hag. 2:24). Ini secara langsung membalikkan kutuk terhadap Yekhonya (lih. Yer. 22:24).

Zerubabel tidak pernah menjadi raja, tetapi penulis Tawarikh mengakhiri silsilah kerajaannya dengan Zerubabel sebagai fokus (ayat 19-24). Bangsa Israel harus menaati perintah Allah untuk menempatkan keturunan Daud yang diwakili keluarga Zerubabel sebagai kepala bangsa agar mendapatkan berkat (bdk. Mat. 1:12-13; Luk. 3:27).

Renungkan: Allah memiliki rencana yang istimewa untuk orang-orang pilihan-Nya. Namun demikian, Ia juga menuntut kepatuhan mereka untuk mengikuti jalan yang telah ditentukan-Nya.

(0.252378) (1Taw 2:1) (full: ANAK-ANAK ISRAEL. )

Nas : 1Taw 2:1

Dalam pasal 1Taw 1:1-54, penulis mendaftarkan keturunan Adam (ayat 1Taw 2:1) hingga Abraham (ayat 1Taw 2:27) sampai Israel (ayat 1Taw 2:34). Melalui anak-anak Israel (yaitu Yakub) datanglah umat pilihan Allah. Allah telah menentukan untuk memberkati "semua kaum di bumi" melalui mereka (Kej 12:3). Dalam pasal 1Taw 2:1-8:40 penulis merunut daftar keturunan kedua belas putra Israel. Silsilah Yehuda ditempatkan yang pertama antara suku-suku lainnya (ayat 1Taw 2:3) karena arus utama sejarah penebusan mengalir melalui suku ini, khususnya melalui Daud dan keturunannya (bd. 1Taw 3:1; 2Sam 23:5), hingga Mesias.

(0.252378) (Kej 4:17) (jerusalem) Ayat-ayat ini adalah sebuah sisa suatu silsilah yang berasal dari tradisi Yahwista. Nama-nama yang sama (dengan perbedaan-perbedaan kecil) terdapat dalam daftar keturunan Set yang berasal dari tradisi Para Imam, yaitu antara nama Kenan dan Lamekh, Kej 5:12-28. Daftar keturunan Kej 4:17-24 ini secara dibuat-buat dihubungkan dengan Kain, bin Adam, yang sebagai hukuman harus menempuh hidup seorang pengembara (Badui). Tetapi di sini Kain menjadi pembangun kota pertama dan moyang para peternak, ahli-ahli musik, juru logam dan barangkali moyang para pelacur, bdk Kej 4:22. Semuanya itu sesuai dengan kehidupan di kota. Si Yahwista menganggap semua kemewahan itu sebagai penemuan keturunan Kain yang terkutuk. Begitu si Yahwista mengutuk di sini, sama seperti dalam Kej 11:1-9, kebudayaan kota.
(0.252378) (Kej 5:24) (jerusalem: telah diangkat oleh Allah) Pada Henokh ada beberapa ciri yang membedakannya dengan bapa-bapa bangsa lain dalam silsilah ini. Umur hidupnya memang lebih pendek dari pada umur bapa-bapa bangsa lain, tetapi jumlahnya adalah sebuah angka kesempurnaan, yaitu genap jumlah hari dalam satu tahun (terhitung menurut peredaran matahari); ia "hidup bergaul dengan Allah", sama seperti Nuh, Kej 6:9; secara ajaib ia diangkat oleh Allah, sama seperti nabi Elia diangkat, 2Ra 2:11 dst. Dalam tradisi Yahudi Henokh menjadi seorang tokoh yang semakin penting dan teladan orang yang taat agama, Sir 44:16; 49:14. Menurut tradisi Yahudi dari Henokh berasallah beberapa buku apokrip, bdk Yud 14-15.
(0.252378) (2Sam 8:17) (jerusalem: Zadok bin Ahitub....) Menurut 1Sa 22:20 silsilah itu seharusnya: Zadok dan Abyatar bin Ahimelekh bin Ahitub. Rupanya naskah asli dengan sengaja dirubah supaya imam Zadok mendapat moyang yang pantas (imam), oleh karena ia sebenarnya tidak termasuk keturunan imam itu, bdk juga 1Ta 6:8,52-53. Sesungguhnya Zadok "orang baru" di kalangan para imam, Kemudian ia menyisihkan Abyatar, 1Ra 2:26-27 sehingga nubuat mengenai keturunan Eli digenapi, 1Sa 2:30-36. Keturunan Zadok sajalah yang menjadi imam di Yerusalem hingga masa pembuangan
(0.21414982857143) (1Taw 1:1) (sh: Orang yang istimewa (Selasa, 22 Januari 2002))
Orang yang istimewa

Orang yang istimewa. Bangsa Israel telah pulang dari pembuangan. Dalam situasi seperti itu, persoalan jati diri adalah masalah besar untuk mereka. Masihkah Allah menganggap mereka umat-Nya dan menghisabkan mereka dalam janji-Nya? Sangat wajar bila mereka putus asa dalam keterpurukan.

Melalui silsilah ini, penulis Tawarikh ingin memberikan keyakinan bahwa mereka tetap adalah umat pilihan Allah yang istimewa. Silsilah ini terdiri dari tiga bagian utama. Pertama, keturunan Adam (ayat 1-3). Dalam kaitan dengan Adam sampai Nuh, Israel ditempatkan sebagai bagian dari umat manusia yang menikmati berkat dan kutuk yang sama (Kej. 1:26-29; 3:15-24). Bersamaan dengan itu nyata pemilihan Allah pada garis keturunan Set dan Nuh. Beda dari orang-orang sezamannya, mereka bergaul akrab dengan Tuhan. Dengan demikian, bangsa Israel adalah manusia biasa, namun istimewa karena merupakan bagian dari leluhur mereka yang terhormat umat yang dipilih Allah.

Kedua, anak-anak Nuh (ayat 4-27). Ayat 4 mencatat urutan mulai dari Sem, Ham, dan Yafet. Namun, penjabaran selanjutnya dibalik: Yafet (ayat 5-7), Ham (ayat 8-16), dan Sem (ayat 17-27). Penulis Tawarikh biasa membalikkan urutan nama, menempatkan orang yang dikenan Allah pada urutan terakhir. Sem adalah yang dikenan Tuhan (Kej. 9:25-27). Namun, dari semua keturunan Sem, Abram adalah orang yang dipilih Tuhan secara khusus (Kej. 12:1-3).

Ketiga, keturunan Abraham (ayat 28-34a). Urutan keturunan Abraham pun dibalik: Ismael-Ishak, juga keturunan Yakub: Esau-Israel (ayat 34b). Ishak lahir karena janji Allah, suatu mukjizat. "Israel" adalah nama baru yang diberikan karena pertobatan Yakub (Kej. 32:28). Ini mengingatkan bahwa bangsa Israel tidak seperti keturunan-keturunan Abraham lainnya. Baik Ishak maupun Yakub hidup atas dasar janji Allah, bukan karena kelahiran alamiah atau hak berdasarkan urutan kelahiran belaka. Karena itu, ke-12 suku Israel pun harus menghayati keumatan mereka bukan karena keturunan belaka, tetapi karena pilihan Allah yang memungkinkan mereka hidup berbeda.

Renungkan: Bila Anda berada dalam krisis entah karena dosa atau ujian Allah, ingat bahwa Allah ingin Anda menghayati kasih-Nya dan keterpilihan Anda.

(0.21414982857143) (1Taw 2:1) (sh: Ketaatan yang istimewa (Rabu, 23 Januari 2002))
Ketaatan yang istimewa

Ketaatan yang istimewa. Setelah mengingatkan bangsa Israel tentang asal-usul mereka, penulis Tawarikh menjabarkan suku-suku Israel (ayat 2:1-9:1a) secara panjang-lebar. Ia menempatkan Yehuda di urutan pertama karena Daud berada dalam garis keturunan ini dan karena Ruben telah kehilangan hak sulungnya (ayat 5:1-2). Penulis Tawarikh mengajak para pembacanya untuk menegakkan takhta Daud kembali.

Silsilah Yehuda dimulai dengan anak-anak Yehuda (ayat 2:3-9) yang dikelompokkan menurut ibu-ibu mereka. Er dan Onan mati karena berbuat jahat di hadapan Tuhan (ayat 3, Kej. 38:7-10). Ahar, keturunan Karmi dan Zerah (lih. Yos. 7:1), mati karena tidak setia. Sebaliknya, keturunan Peres beranak-cucu dan diberkati sebagai tanda Allah berkenan pada kesetiaan dan ketaatan mereka. Tidak ada cacat yang dicatat pada garis keturunan ini karena nantinya akan menuju kepada Daud, raja agung Israel.

Keturunan Ram lalu dijabarkan (ayat 10-17). Fokusnya adalah pada silsilah dinasti Daud, bukan pada urutan kelahiran. Isai, ayah Daud, adalah keturunan Ram. Kemudian, keturunan Kaleb dijabarkan (ayat 18-24, dieja Khelubai dalam ayat 9). Kaleb adalah nenek moyang Bezaleel (ayat 20) yang mengawasi pembangunan Kemah Suci (Kel. 31:1-5). Penulis Tawarikh melihat hubungan yang sangat erat antara takhta Daud dengan ibadah Bait Allah.

Kemudian anak-anak Yerahmeel didaftarkan (ayat 25-33 dan 34-41). Elisama menjadi fokus perhatian (ayat 41) karena leluhurnya adalah seorang Mesir (ayat 34). Apakah dia dan keturunannya juga bagian umat Allah? Penulis Tawarikh menunjukkan bahwa ia dan keturunannya sah sebagai bangsa Israel yang bersaudara dekat dengan dinasti Daud. Keturunan Kaleb untuk kedua kalinya dicatat (ayat 42-55). Ada 2 penekanan di sini: [1] Penyebutan Zif, Maresa, dan Hebron, wilayah-wilayah di luar komunitas pascapembuangan, memberikan harapan pemulihan wilayah bangsa Israel, [2] Penyebutan keturunan gundik (ayat 46,48) dan keturunan Keni, orang non-Israel yang masuk ke suku Yehuda, meyakinkan bahwa mereka pun termasuk umat Allah yang dihormati setelah masa pembuangan.

Renungkan: Anda harus taat karena Anda istimewa, bukan hanya istimewa karena taat. Dalam ketaatan, Anda akan diberkati Allah dan menjalani proses penyempurnaan dalam kehendak-Nya.

(0.21414982857143) (1Taw 7:1) (sh: Sumbangan yang istimewa (Rabu, 30 Januari 2002))
Sumbangan yang istimewa

Sumbangan yang istimewa. Kini dijabarkan 6 suku lainnya yang mudah dilupakan orang. Pertama-tama suku Isakhar didaftarkan (ayat 1-5). Daftar ini memfokuskan pada 4 anak laki-laki Isakhar (ayat 1-4) dan ditutup dengan saudara-saudara lainnya (ayat 5). Penyebutan banyaknya isteri dan anak (ayat 4) menunjukkan bahwa mereka diberkati sebagai umat Allah. Masalah militer menonjol di sini. Dalam setiap keturunan ada tentara-tentara (ayat 2,4-5). Suku Isakhar akan memperkokoh tentara Israel bila musuh menyerbu. Selanjutnya suku Benyamin (ayat 6-12). Daftar yang lebih lengkap ada di pasal 8. Daftar pendek dimunculkan untuk menyoroti kekuatan militer. Suku Benyamin sangat berharga dalam bidang pertahanan.

Lalu suku Naftali (ayat 13). Naftali adalah anak Yakub dari Bilha, gundiknya. Ini dapat menggoyahkan status Naftali sebagai umat Allah. Di sini ditegaskan bahwa keturunan Naftali sah sebagai umat Allah. Menyusul suku Manasye (ayat 14-19). Silsilah di sini adalah untuk suku Manasye yang berada di sebelah Barat sungai Yordan (bdk. 5:18,23 -- untuk yang di sebelah Timur). Ada penyebutan perempuan sebanyak 5 kali: gundik dari Aram (ayat 14), Maakha (ayat 15), anak-anak perempuan Zelafead (ayat 15b), isteri Makhir -- Maakha (ayat 16), dan Molekhet (ayat 18). Anak-anak Zelafead mendapatkan warisan berdasarkan hukum Musa yang khusus diberikan bagi keluarga tanpa anak laki-laki (Bil. 36:1-12). Dengan penyebutan ini, peraturan Musa tetap berlaku bagi komunitas pascapembuangan. Para wanita pun adalah bagian umat Allah yang berharga.

Menyusul disebutkan suku Efraim (ayat 20-29). Perhatian difokuskan kepada Yosua bin Nun sebagai pemimpin militer (ayat 27). Suku Efraim juga akan mendukung pertahanan militer umat Tuhan. Daftar kediaman kaum Efraim (ayat 21b-24,28-29) menunjukkan bahwa Allah memberkati mereka dan memberikan harapan akan pemulihan wilayah. Akhirnya, suku Asyer (ayat 30-40). Daftar terdiri dari: [1] Empat anak Asyer (ayat 30), [2] Keturunan Beria (ayat 31-39), dan [3] Informasi militer (ayat 40). Ada 2 tujuan: [1] Silsilah Beria yang panjang bisa merupakan pemastian status keturunan ini, [2] Informasi militer menunjukkan bahwa mereka diperlukan dalam pemulihan.

Renungkan: Selain memiliki hak, Anda juga memiliki tanggung jawab sebagai umat Tuhan. Berikanlah yang terbaik yang dapat Anda berikan untuk pembangunan umat Tuhan. Berkaryalah!

(0.20190241428571) (Kej 10:1) (jerusalem) Bab 10 berupa silsilah menyajikan sebuah daftar bangsa-bangsa. Bangsa-bangsa itu tidak dikelompokkan menurut rumpunnya, tetapi lebih-lebih sesuai dengan hubungan-hubungan historisnya di wilayah tempat tinggalnya: Keturunan Yafet mendiami Asia kecil dan pulau-pulau di laut Tengah; keturunan Ham mendiami daerah di bagian selatan Mesir: Mesir, Etiopia dan Arabia; Kanaan dikelompokkan bersama Mesir, oleh karena Mesir pernah menguasai negeri Kanaan. Antara kedua kelompok tsb disisipkan keturunan Sem, yaitu penduduk Elam, bangsa Asyur, bangsa Aram dan nenek moyang bangsa Israel. Daftar itu berasal dari tradisi Para Imam, kecuali beberapa bagian yang berasal dari tradisi Yahwista, Kej 10:18-19,21,24-30. Bagian-bagian itu sedikit banyak merubah daftar asli. Daftar itu merupakan semacam ikhtisar pengetahuan yang dapat ada pada orang Israel tentang dunia pada abad kedelapan atau ketujuh seb. Mas. Ia menegakkan bahwa umat manusia adalah satu oleh karena mempunyai moyang yang sama, walaupun terbagi atas beberapa kelompok. Penyebaran umat manusia dalam Kej 10:32 dianggap pelaksanaan berkat yang tercantum dalam Kej 9:1. Sebaliknya, cerita tentang menara Babel yang berasal dari tradisi Yahwista, Kej 11:1-9, menganggap penyebaran umat manusia itu sebagai akibat kedurhakaannya. Kedua pendekatan itu saling melengkapi, sebab dalam sejarah umat manusia berpengaruh baik kekuasaan Allah maupun kejahatan manusia.
(0.20190241428571) (2Taw 31:2) (sh: Melayani sambil mencari Allah (Minggu, 7 Juli 2002))
Melayani sambil mencari Allah

Melayani sambil mencari Allah. Sekarang, penulis Tawarikh mencatat tindakan Hizkia yang sama penting, walaupun bagi kita tidak terlihat seingar-bingar kedua peristiwa sebelumnya. Bagian ini menjelaskan bagaimana Hizkia mengusahakan suatu pengaturan agar kegiatan ibadah di Bait Allah dapat berlangsung permanen. Ada dua hal pokok yang menjadi perhatiannya. Pertama, tentang pengaturan tentang tugas dan sumbangan bagi para imam dan orang Lewi (ayat 2-8). Kedua, pengaturan yang permanen bagi penanganan berbagai jenis persembahan (ayat 9-21).

Hizkia tidak hanya mengatur, tetapi juga memberi teladan. Dari harta miliknya sendiri, raja memberikan sumbangan bagi kurban bakaran (ayat 3). Setelah itu, ia memerintahkan rakyat untuk membawa persembahan. Rakyat menyambut perintah ini dengan antusias, bahkan berlimpah-limpah (ayat 4-10). Kelimpahan ini adalah bukti dari berkat Allah kepada umat (ayat 10). Hizkia juga memperhatikan dengan saksama penyimpanan, pengaturan, dan pembagian persembahan-persembahan yang masuk ke Bait Allah. Ia mengaturnya dengan memperhatikan catatan silsilah (ayat 17). Penulis melakukan ini untuk memberikan contoh kepada orang-orang yang baru kembali dari pembuangan mengenai pengaturan Bait Allah yang baru mereka bangun. Hizkia telah membuktikan dirinya terus mencari Allah dengan segenap hati di dalam segala usahanya yang mulia itu. Tuhan pun memberkati segala tindakannya.

Renungkan: Kadang Kristen tergoda untuk melakukan panggilan pelayanan yang memang dari Tuhan dengan caranya sendiri. Teladan dari Hizkia adalah konsisten melayani Allah dengan terus mencari ketetapan dan kehendak Allah.

(0.20190241428571) (Ibr 7:11) (sh: Betapa sempurna! (Senin, 11 Oktober 1999))
Betapa sempurna!

Betapa sempurna! Penjelasan tentang Imamat Yesus mencapai puncaknya. Ia adalah seorang Imam Besar yang agung dan sempurna; semua imam yang ada sebelumnya dalam Perjanjian Lama tidak mungkin dan tidak akan pernah mencapai kesempurnaan. Karena itu tidak dibutuhkan seorang imam lain lagi, kecuali Dia. Mengapa demikian?

1) Yesus adalah Imam menurut peraturan Melkisedek (Mazmur 110:4), yang jauh melebihi kedudukan para imam seperti Abraham, Harun, dan Lewi.

2) Yesus adalah Imam sejati yang dipilih bukan berdasarkan silsilah keturunan, tetapi berdasarkan "hidup yang tidak dapat binasa" (ayat 16,24). Yesus tidak hanya mati melainkan juga bangkit dan tidak akan mati lagi selama-lamanya. Maka Imamat-Nya tidak mungkin berujung pada kesudahan.

3) Yesus membawa suatu perjanjian yang lebih kuat kokoh, permanen, dan yang dijamin keabsahannya oleh sumpah yang telah Allah nyatakan sendiri (ayat 20-22, 28).

4) Yesus melakukan sesuatu yang tidak pernah dan tidak mungkin dilakukan oleh imam lain, siapa pun juga. Yesus Kristus mempersembahkan diri dan nyawa-Nya sendiri sebagai korban penebus dosa (ayat 27). Dia serentak menjadi imam dan persembahan untuk menyelamatkan kita! Hanya Yesus sendiri, telah sempurna. Terpujilah Dia!

(0.17666461428571) (Est 1:1) (jerusalem)

KITAB-KITAB TOBIT, YUDIT DAN ESTER

PENGANTAR

Dalam terjemahan Latin, Vulgata, tiga kitab, yakni Tobit (Latin:Tobit), Yudit dan Ester ditentukan sesudah kitab-kitab sejarah. Beberapa naskah penting yang memuat terjemahan Yunani (Septuaginta) mengikuti urutan yang sama. Tetapi naskah-naskah Yunani lain menempatkan kitab-kitab itu sesudah kitab-kitab Kebijaksanaan (Hikmat). Ketiga kitab tersebut merupakan sebuah kelompok kecil yang ada banyak ciri khas padanya.

1. TEKS ketiga kitab itu adalah kurang pasti dan kurang terjamin. Kitab Tobit aslinya ditulis dalam bahasa Semit (Ibrani atau Aram). Tetapi teks asli itu sudah hilang Hieronimus menterjemahkan sebuah teks yang memakai bahasa "Khaldea" (Aram) dan terjemahan ini tercantum dalam Vulgata. Tetapi teks yang dipakai Hieronimus untuk menterjemahkannya itu juga tidak kita miliki lagi. Tetapi dalam sebuah gua didekat Qumran ditemukan kembali beberapa kepingan dari empat naskah kitab Tobit yang memakai bahasa Aram dan dari satu naskah yang memakai bahasa Ibrani. Terjemahan Yunani, Siria dan Latin masing-masing mewakili satu dari empat resensi yang tersedia (resensi = teks kitab yang pada umumnya sama, tetapi dengan perbedaan lebih kurang besar). Dua dari keempat resensi adalah paling penting. Yang satu terdapat dalam naskah (kodeks) Vaticanus (B) serta naskah Alexandrianus (A) dan yang lain tersimpan dalam naskah (kodeks) Sinaiticus (S) serta dalam terjemahan Latin kuno. Resensi yang kedua inilah yang sesuai dengan teks yang terdapat dalam kepingan-kepingan dari naskah-naskah yang diketemukan di Qumran. Maka resensi inilah yang nampaknya paling tua usianya. Terjemahan kami uji (pada umumnya) menuruti resensi yang terdapat dalam naskah S.

Teks Ibrani asli dari kitab Yudit juga hilang. Memang dalam abad-abad pertengahan beredarlah beberapa teks dalam bahasa Ibrani. Tetapi boleh disangsikan apakah teks itu betul-betul teks Ibrani yang asli. Ada tiga teks Yudit dalam bahasa Yunani yang cukup berbeda satu sama lain. Selebihnya terjemahan Latin (Vulgata) juga menyajikan sebuah teks yang berbeda dengan semua teks Yunani. Rupa-rupanya Hieronimus hanya memperbaiki suatu terjemahan Latin kuno berdasarkan sebuah parafrase Yudit yang memakai bahasa Aram.

Kitab Ester ada dua bentuknya, yaitu bentuk pendek dalam bahasa Ibrani (termasuk Alkitab Ibrani) dan bentuk lebih panjang yang disajikan terjemahan Yunani itu sendiri ada dua resensi. Resensi yang satu umumnya dipakai dan terdapat dalam naskah-naskah Septuaginta. Tetapi beberapa naskah Yunani memuat suatu resensi lain yang agak menyimpang dan dikerjakan oleh Lusianus dari Antiokhia. Terjemahan Yunani menambah beberapa bagian pada kitan Ester Ibrani, yakni mimpi Mordekhai yang ditempatkan paling dahulu dan tafsiran mimpi itu yang terdapat sesudah Tob 10:3; dua maklumat raja Ahasyweros yang ditempatkan sesudah Tob 3:13 dan Tob 8:12; doa Mordekhai dan doa Ester yang ditaruh sesudah Tob 4:17; suatu ceritera lebih panjang mengenai Ester yang menghadap raja Ahasyweros ditempatkan sesudah Tob 5:1(2) dan mengganti teks Ibrani: suatu kata penutup mengenai dikerjakan terjemahan Yunani ditaruh pada akhir seluruh kitab. Hieronimus menterjemahkan tambahan-tambahan itu, tetapi semua ditempatkan pada akhir terjemahannya yang menurut naskah Ibrani (Vulg 10:4-16:26). Dalam terjemahan ini teladan Hieronimus dituruti, sehingga semua tambahan Yunani itu terdapat pada akhir terjemahan menurut naskah Ibrani.

2. Ketiga kitab itu baru di zaman belakangan masuk ke dalam DAFTAR KITAB SUCI. Kitab Yudit dan kitab Tobit tidak tercantum dalam Alkitab Ibrani dan tidak diterima sebagai Kitab Suci oleh gereja-gereja Reformasi. Maka kitab-kitab itu disebut "Deuterokanonik" atau, dalam peristilah gereja-gereja reformasi: Apokrip. Baru di zaman para Bapa Gereja kitab-kitab itu umum diterima sebagai kitab-kitab suci dan itupun dengan agak banyak keberatan dari pihak beberapa orang. Namun demikian sejak dahulu kala kitab-kitab itu dibaca dipakai. Karenanya dicantumkan juga dalam daftar resmi kitab-kitab suci, di sebelah barat sejak sinode di Roma (th 382 Mas.) dan di sebelah timur sejak konsili Konstantinopolis "in Trullo" (th 692). Bagian-bagian tambahan pada kitab Ester juga disebut "Deuterokanonik"(Apokrip) dan menempuh sejarah sama dengan sejarah kitab Tobit dan Yudit. Dalam abad pertama tarikh Mas. para rabi Yahudi berselisih pendapat apakah kitab Ester (Ibrani) termasuk Kitab Suci atau tidak. Tetapi kemudian dari itu kitab itu sangat dihargai oleh orang-orang Yahudi.

3. GAYA SASTERA ketiga kitab itu pada umumnya sama juga. Baik sejarah maupun ilmu bumi diperlakukan dengan bebas sekali. Menurut kitab Tobit, maka Tobit ayah Tobia, di masa mudanya masih mengalami terpecahnya kerajaan Israel setelah Salomo mangkat (th 931, Tob 1:4); ia diangkat ke pembuangan bersama suku Naftali (th 734, Tob 1:5, 10) dan anaknya. Tobia, baru meninggal setelah kota Ninive hancur (th 612, Tob 14:15); seluruhnya 300 tahun lebih. Kitab Tobit menyebut Sanherib sebagai pengganti langsung raja Salmaneser, Tob 1:15, dengan tidak berkata apa-apa tentang raja Sargon yang mengganti Salmaneser. Jarak antara kota Ragai yang terletak dipegunungan dan kota Ekbatana yang letaknya di tengah dataran, menurut Tob 5:6 adalah dua hari perjalanan jauhnya, padahal kedua kota itu terpisah dengan jarak 300 km dan selebihnya kota Ekbatana, yang terletak di ketinggian 2000 m lebih tinggi dari Ragai. Unsur-unsur historis Kitab Ester memang lebih tepat. Keterangan-keterangan mengenai kota susan cukup kena. Demikianpun halnya dengan apa yang diceriterakan mengenai beberapa adat Persia. Raja Ahasyweros dengan nama Yunaninya Kserkses cukup dikenal.

Wataknya seperti digambarkan kitab Ester cocok dengan apa yang dikatakan Herodotor tentang raja itu. Akan tetapi penetapan yang bermaksud membinasakan orang-orang Yahudi dan ditandatangani raja Ahasyweros kurang sesuai dengan politik toleran wangsa Akhemedes. Dan apa yang sama sekali tidak masuk akan ialah: Raja mengizinkan bawahan-bawahannya sendiri dimusnahkan; dan 75.000 orang Persia membiarkan dirinya dibunuh tanpa perlawanan. Di waktu peristiwa yang diceriterakan Ester terjadi permaisuri raja Persia sesungguhnya bernama Amestris dan ilmu sejarah tidak tahu-menahu tentang seorang permaisuri yang bernama Wasti atau Ester. Seandainya Mordekhai benar-benar diangkat ke pembuangan di zaman raja Nebukadnezar, Est 2:6, maka di masa pemerintahan Ahasyweros ia berumur lebih kurang 150 tahun.

Khususnya kitab Yudit ternyata tidak menghiraukan sejarah atau ilmu bumi. Peristiwa yang diceriterakan terjadi di zaman pemerintahan "Nebukadnezar" yang merajai orang-orang Asyur di Ninive, Ydt 1:1, padahal Nebukadnezar sesungguhnya raja Babel waktu Ninive sudah dimusnahkan oleh ayah Nebukadnezar, yaitu Nabopolasar, Selebihnya kembalinya Israel dari pembuangan di zaman pemerintahan Koresy, raja Persia, dikisahkan sebagai suatu kejadian di masa yang lampau, Ydt 4:3; 5:19. Nama Holofernes dan Bagoas memang nama-nama Persia, tetapi ada juga beberapa ayat dalam kitab Yudit yang dengan jelas menyinggung adat-istiadat Yunani, Ydt 3:7-8; 15:13. Jalan yang ditempuh tentara Holofernes, Ydt 2:21-28, menjadi suatu teka-teki bagi para ahli ilmu bumi. Setelah Holofernes tiba di daerah Samaria, diharapkan ceritera menjadi lebih tepat. Dan memanglah nama-nama tempat menjadi banyak. Akan tetapi kebanyakan nama tidak dikenal dan bunyinya agak aneh sedikit. Bahkan letaknya kota Betulia yang menjadi pusat ceritera tidak dapat ditentukan tempatnya di peta negeri Palestina, walaupun keterangan-keterangan yang diberi Yudit tentang tempat letaknya kota itu nampak sangat terperinci.

Sikap yang tidak ambil pusing mengenai sejarah dan ilmu bumi itu hanya dapat dipahami kalau para pengarang Kitab Tobit, Ester dan Yudit memang tidak bermaksud menulis buku sejarah, tetapi sesuatu yang lain. Mungkin titik-tolak ceritera-ceritera mereka adalah peristiwa-peristiwa yang sungguh pernah terjadi. Tetapi mustahillah menentukan peristiwa-peristiwa manakah yang menjadi landasan ceritera-ceritera itu. Ceritera-ceritera sendiri memang diciptakan oleh pengarang-pengarang dengan maksud menyampaikan suatu pengajaran kepada para pembaca. Maka pentinglah menentukan maksud masing-masing kitab dan menyimpulkan ajarannya.

Adapun KITAB TOBIT adalah sebuah kisah keluarga. Tobit yang bertempat tinggal di kota Ninive adalah seorang suku Naftali yang masuk pembuangan. Ia seorang saleh yang taat hukum Taurat dan suka beramal, tetapi telah menjadi buta. Di kota Ekbatana ada seseorang sanak-saudara Tobit yang bernama Raguel dan mempunyai seorang anak perempuan. Sara namanya. Sara mengalami bahwa tujuh suaminya berturut-turut mati terbunuh oleh setan Asmodeus pada malam hari mereka menikah dengan Sara. Baik Tobit maupun Sara memanjatkan doa kepada Allah, supaya Ia sudi mencabut nyawa mereka. Tetapi Allah membuat kemalangan mereka menjadi sukacita besar. Allah mengutus malaikat Rafael yang mengantar Tobia , anak Tobit, kepada Raguel. Tobia diberiNya Sara sebagai isteri dan obat yang dapat menyembuhkan mata Tobit, ayahnya. Kisah yang mengharukan itu mau membina. Perhatian khusus diberikan kepada kewajiban mengubur mayat dan memberi sedekah; dengan cara menarik peranan keluarga yang baik terungkap dan keluhuran perkawinan ditonjolkan perkawinan sebagai yang diidam-idamkan kitab Tobit sesungguhnya perkawinan Kristen sebelum agama Kristen di bumi. Malaikat Rafael sebagai alat Allah baik menyingkapkan maupun menyembunyikan karya Allah. Kitab Tobit mengajak para pembaca, supaya melihat penyelenggaraan ilahi yang berkarya dalam hidup sehari-hari dan betapa dekatnya Allah yang penuh belas kasihan. Kitab Tobit berlatar belakang beberapa kisah dan ceritera yang terdapat dalam Kitab Suci. Ceritera-ceritera mengenai para bapa bangsa yang terdapat dalam Kejadian cukup besar pengaruhnya. Ditinjau dari segi seni sastra menduduki tempat antara kitab Ayub dan Ester, antara Zakharia dan Daniel. Kecuali itu ada persamaan antara Tobit dan suatu karangan yang di zaman dahulu sangat laris dan yang berjudul: Hikmat Akhikar, bdk Tob 1:22; 2:10; 11:18; 14:10. Karangan itu sekurang-kurangnya dalam abad ke lima seb. Mas. sudah dikenal. Kitab Tobit sendiri agaknya ditulis di sekitar th 200 seb. Mas. dan barangkali di Palestina dengan memakai bahasa Aram.

KITAB YUDIT menceritakan bagaimana umat terpilih mengalahkan seorang musuh berkat tindakan seorang perempuan. Bangsa yahudi yang kerdil berhadapan dengan tentara raksasa yang dikepalai Holofernes. Panglima raja Nebukadnezar itu telah diberi tugas menaklukan seluruh bumi kepada raja Nubukadnezar dan memusnahkan setiap ibadah kecuali ibadah kepada raja. Orang-orang Yahudi terkepung di kota Betulia. Mereka menderita kekurangan air dan hampir mau menyerah saja. Pada saat yang gawat itu muncullah Yudit. Ia seorang janda yang cantik, bijak, saleh dan teguh hati. Berturut-turut Yudit dapat mengalahkan ketawanan hati saudara- saudara sebangsa dan bala tentara Asyur. Para pemimpin kota Betulia ditegurnya karena kurang percaya kepada Allah. Lalu ia berdoa, bersoleh, meninggalkan kota Betulia dan membiarkan dirinya dibawa menghadap panglima musuh, Holofernes. Dengan cerdiknya Yudit berhasil membujuk dan menipu panglima itu. Ketika seorang diri dengan pejuang yang berpengalaman tetapi kini mabuk itu Yudit memenggal kepada Holofernes. Tentara Asyur mendapat tahu tentang kejadian itu, lalu terkejut dan gugup melarikan diri. Orang-orang Yahudi habis-habis merampasi perkemahan tentara musuh. Mereka memuji-muji Yudit dan pergi ke Yerusalem untuk mengadakan ibadah syukur atas kemenangan yang gemilang itu.

Agaknya pengarang Yudit dengan sengaja mengacaukan peristiwa-peristiwa sejarah, agar supaya pembaca kisahnya jangan terpikat pada konteks historis, tetapi memusatkan perhatiannya kepada drama keagamaan yang dipentaskah dan pada akhir drama itu. Susunan kisah sangat halus dan lancar. Contoh-contoh seni sastera yang serupa ditemukan dalam sastera Apokaliptik. Holofernes, hamba Nebukadnezar, melambangkan kejahatan: Yudit, yang namanya berarti "Wanita Yahudi", mengibaratkan pihak Allah yang disamakan dengan pihak umat-Nya. Umat Allah dimusnahkan, tetapi Allah mengurniakan kemenangan dengan perantaraan seorang perempuan yang lemah. Maka umat kudus kembali ke Yerusalem. Ada kesamaan antara kitab Yudit dan Daniel, Yeheskiel dan Yoel. Peristiwa terjadi di dataran Yizree, dekat megindo atau Harmagedon, tempat menurut kitab Wahyu akan berlangsung pertempuran eskatologis, Why 16:16. Kemenangan yang diperoleh Yudit merupakan balasan atas doanya serta ketelitiannya dlam melakukan hukum-hukum tentang ketahiran seperti yang ditentukan hukum Taurat. Namun demikian kisah Yudit mempunyai ciri universil. Sebab keselamatan Yerusalem terjamin oleh apa yang terjadi di Betulia yang terletak di daerah orang-orang Samaria yang dimusuhi oleh kalangan para saleh dalam agama Yahudi yang picik. Makna keagamaan bentrokan yang dikisahkan Yudit dengan tepat diungkapkan oleh Ahior, orang Amon, Ydt 5:5-21, yang akhirnya bertobat kepada Allah sejati, Ydt 14:5-10. Kitab Yudit dikarang di Palestina, kira-kira di pertengahan abad ke-2 seb. Mas. waktu semangat kebangsaan dan keagamaan hangat-hangat sebagai hasil pemberontakan para Makabe.

Sama seperti kitab Yudit, demikian KITAB ESTER menceriterakan bagaimana umat terpilih dibebaskan dari musuhnya dengan perantaraan seorang perempuan. Orang- orang Yahudi yang tinggal di negeri Persia terancam kebinasaan karena dibenci oleh perdana menteri. Haman, yang sangat berkuasa. Mereka diselamatkan oleh tindakan Ester, seorang pemudi sebangsa yang telah menjadi permaisuri di istana raja dan yang dibimbing oleh pamannya, Mordekhai. Tindakan Ester berhasil baik, lalu keadaan terbalik: Haman disulakan. Moedekhai menjadi perdana menteri dan orang-orang Yahudi menumpas musuh-musuh mereka. Sebagai kenangan akan kemenangan itu ditetapkan hari raya Purim yang setiap tahun wajib dirayakan orang-orang Yahudi.

Kisah kitab Ester menggambarkan kebenciannya yang dialami orang-orang Yahudi di zaman dahulu oleh karena ciri khas cara hidup mereka yang bertentangan dengan hukum raja (bandingkan penganiayaan yang dialami bangsa Yahudi di zaman Antiokhus IV Epifanes). Rasa kebangsaan yang tebal dibangkitkan pada bangsa yahudi justru sebagai suatu cara untuk membela diri. Rasa kebangsaan tebal yang tampil dalam kitab Ester belum tahu akan sikap hati yang dibawa oleh wahyu Kristus, Kecuali itu, gaya sastera kitab itu perlu diperhatikan juga. Persekongkolan dan tipu muslihat dalam mahligai raja serta pembunuhan masal yang diceriterakan Ester hanya bermaksud secara dramatis mengungkapkan suatu ajaran yang tidak lain kecuali ajaran keagamaan. Tindakan Mordekhai dan Ester yang membawa keselamatan itu mengingatkan kepada kisah mengenai Daniel dan lebih- lebih lagi kepada kisah tentang Yusuf, yang dianiaya lalu dimuliakan demi keselamatan bangsanya. Dalam kisah mengenai Yusuf sebagaimana tercantum dalam Kejadian itu Allah tidak memperlihatkan kekuasaanNya. Namun Dialah yang memimpin jalannya peristiwa. Dan demikianpun halnya dalam kitab Ester yang berbahasa Ibrani. Kitab itu bahkan tidak sampai menyebut nama Allah. namun penyelenggaraan ilahi membimbing babak demi babak drama umat Israel. Para pelaku drama itu insaf akan bimbingan itu. Mereka dengan sebulat hati percaya pada Allah yang melaksanakan rencana penyelamatanNya, kalaupun manusia yang menjadi pelaksana rencana itu kerap kali mengecewakan. Sehubungan dengan itu perlu dibaca Est 4:13-17, yang menjadi kunci seluruh kitab. Bagian-bagian tambahan yang ditulis dalam bahasa Yunani mempunyai ciri keagamaan yang lebih nyata. Tetapi tambahan- tambahan ini hanya dengan jelas mengungkapkan apa yang disarankan oleh pengarang Ibrani. Terjemahan Yunani kitab Ester sudah ada dalam thun 144 (atau 78) seb. Mas. Terjemahan itu dikirim kepada orang-orang Yahudi di negeri Mesir dengan maksud memperkenalkan hari raya Purim (Ester tambahan Yunani pada akhir kitab). Kitab Ester Ibrani dikarang lebih dahulu. Menurut 2Mak 15:36 orang-orang Yahudi di Palestina sudah merayakan "Hari(raya) Mordekhai" dalam tahun 160 seb. Mas. Ini membuktikan bahwa kisah Ester dan barangkali kitabnya sudah dikenal pada waktu itu. Maka kitab Ester mungkin dikarang di pertengahan abad ke-2 seb. Mas. bagaimana hubungan sebenarnya antara kitab Ester dan Hari raya Purim tidak jelas. Sebab Est 9:20-32 barangkali suatu tambahan, oleh karena gaya bahasa bagian ini berbeda dengan gaya bahasa seluruh kitab. Asal asul hari raya Purim juga tidak jelas. Mungkin kitab Ester baru di kemudian hari dihubungkan dengan hari raya itu (2Mak 15:36 tidak menyebut hari raya Purim, tetapi Hari Mordekhai) dengan maksud memberi dasar historis kepada perayaan itu.

KITAB-KITAB MAKABE

PENGANTAR

Kedua kitab Makabe tidak termasuk ke dalam daftar kitab-kitab suci Ibrani. tetapi oleh Gereja katolik diterima sebagai Kitab Suci (Deuterokanonik), sedangkan gereja-gereja Reformasi tidak menerimanya. isi kedua kitab Makabe ialah: Perjuangan bangsa Yahudi melawan pemerintah wangsa Seleukos di Siria guna merbut kemerdekaan di bidang agama dan politik. Jahudi kedua kitab itu (Makabe) berasal dari gelar "Makabe" yang diberikan kepada pahlawan utama dalam sejarah perjuangan tsb, yaitu Yudas, 1Mak 2:4, lalu kepada saudara-saudaranya.

Pendahuluan KITAB MAKABE YANG PERTAMA, 1-2, memperkenalkan lawan-lawan yang berhadapan maka dalam sejarah yang mau diceritakan, yaitu, di satu pihak kebudayaan Yunani yang bersemarak dan jaya, yang didukung oleh sekelompok orang Yahudi; di lain pihak perlawanan dari pihak kesadaran kebangsaan Yahudi yang taat kepada hukum Taurat dan menjunjung tinggi Bait Allah. Dengan perkataan lain: yang berhadapan maka ialah: di satu pihak Antiokhus, Epifanes, raja Siria, yang mencerminkan Bait Allah dan dengan mengamuk menganiaya agama Yahudi: di lain pihak Matatias yang mengumumkan perang suci.

Bagian inti IMakabe terdiri atas tiga bagian. Masing-masing bagian mengisahkan usaha seorang dari ketiga anak laki-laki Matatias yang berturut-turut memimpin perjuangan bangsa Yahudi. Yudas Makabe (yhn 166-160 seb. Mas), Mak 3:1-9:22, berkali-kali berhasil mengalahkan panglima-panglima yang diutus raja Antiokhus. Yudas dapat mentahirkan Bait Allah dan memperoleh bagi bangsanya kebebasan untuk hidup sesuai dengan adat-istiadat nenek moyang. Di mana pemerintahan raja Demetrius I kegiatan Yudas terlambat oleh persekongkolan Imam Besar, Alkimus. Tetapi Yudas tetap jaya dalam perang. Panglima Nikanor yang bermaksud menghancurkan Bait Allah dapat dikalahkan dan ditewaskan oleh Yudas. Dengan maksud memperkuat kedudukannya terhadap Siria. Yudas berusaha bersekutu dengan orang-orang Roma. Akhirnya Yudas sendiri gugur di medan perang ia diganti adiknya. Yonatan (thn 160-142 seb. Mas.). Mak 9:23-12:53. Sekarang catur politik diutamakan dari perang. Dengan cerdik Yonatan memanfaatkan perebutan takhta yang pada waktu itu timbul di negara Siria. Oleh raja saingan, yaitu Aleksander Balas, Yonatan diangkat menjadi Imam Besar. Pengantar itu kemudian disahkan oleh raja Demetrius II, lalu diteguhkan juga oleh raja Antiokhus VI. Yonatan berusaha perjanjian persahabatan dengan bangsa Sparta dan Roma. wilayah kekuasaannya semakin meluas. Waktu perdamaian di dalam negeri nampaknya terjamin, Yonatan secara kotor dibunuh oleh Trifon yang juga membunuh Antiokhus VI yang masih muda. Kakak Yonatan, yaitu Simon (thn 142-134 seb. Mas.), mak 13:1-16:24 berpihak kepada raja Demetrius II yang baru saja berhasil merebut kekuasaan sebagai raja Siria. Maka oleh Demetrius II dankemudian oleh Antiokhus VII diakui sebagai Imam Besar, panglima dan penguasa orang-orang Yahudi. Dengan demikian otonomi politik sudah terwujud. Gelar-gelar tsb. semua disahkan oleh sebuah penetapan rakyat Yahudi. Perjanjian persahabatan dengan orang-orang Roma dibaharui lagi. Sudah tibalah masa perdamaian dan kesejahteraan. Tetapi raja Antiokhus VII berubah haluan dan mulai memerangi orang-orang Yahudi. Simon beserta dua anaknya dibunuh oleh menantunya sendiri yang menyangka tindakannya itu berkenan di hati raja.

Kisah kitab I Makabe meliputi 40 tahun lamanya, mulai dengan awal pemerintahan raja Antiokhus Epifanes, thn 175 seb. Mas., sampai dengan kematian Simon serta permulaan masa pemerintahan Yohanes Hirkanus, thn 134 seb. Mas. Kitab I Makabe ditulis dalam bahasa Ibrani, tetapi sampai kepada kita dalam terjemahan Yunaninya. Penulis adalah seorang Yahudi tinggal di Palestina. Ia mengarang karyanya sesudah thn 134 seb. Mas., tetapi sebelum Yerusalem direbut oleh Pompeius, panglima Roma, dalam thn 64 seb. Mas. bagaimana penutup kitab, 1Mak 16:23-24, menyarankan, bahwa 1 Makabe selesai dikarang pada akhir masa pemerintahan Yohanes hirkanus, bahkan mungkin sekali segera setelah Yohanes Hirkus meninggal, di sekitar thn 100 seb. Mas. Sebagai dokumen sejarah kitab 1 Makabe sangat berharga untuk mengenal zaman itu. Hanya perlu diperhatikan jenis sasteranya yang meniru gaya sastera tawarikh Israel dahulu. Pun pula maksud pengarang perlu diperhatikan.

Sebab, walaupun penulis 1 Makabe dengan panjang lebar menceritakan peperangan dan catur politik, maupun tujuan utamanya ialah mengisahkan sejarah keagamaan. Kemalangan yang menimpa bangsanya diartikan oleh penulis sebagai hukuman atas dosa; kemenangan-kemenangan para pejuang Yahudi selalu dihubungkan dengan Allah yang kemenangan-kemenangan mereka.

Kitab 1 Makabe dikarang oleh seorang Yahudi yang sungguh-sungguh dijiwai Imannya dan yakin, bahwa justru Iman itulah yang menjadi taruhan dalam bentrok antara pengaruh peradaban kafir dan adat-istiadat nenek moyang Yahudi. Penulis sangat memusuhi kebudayaan Yunani dan mengagumi pahlwan-pahlawan yang berjuang demi untuk hukum Taurat dan Bait Allah, lalu berhasil memperoleh kebebasan agama bagi bangsa mereka dan juga kemerdekaan politiknya. Pengarang 1 Makabe mencatat peristiwa-peristiwa perang yang menyelamatkan agama dan bangsa Yahudi sebagai penerus Wahyu Ilahi.

KITAB MAKABE YANG KEDUA bukanlah lanjutan 1 Makabe. Isi 2 Makabe memang sebagiannya sejalan dengan isi 1 Makabe. Tetapi ia mulai sejarahnya lebih dahulu dengan mengisahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada akhir pemerintahan raja. Seleukus IV, pendahulu Antiokhus Epifanes. Dan hanya melanjutkan kisahnya sampai kekalahan panglima Nikanor sebelum Yudas Makabe tewas di medan perang. Dengan demikian kisah 2Makabe hanya meliputi lima belas tahun dari kisah yang disajikan 1 Makabe, yaitu tahun-tahun yang diuraikan dalam 1 Makabe 1-7.

Jenis sastera 2 Makabe sangat berbeda dengan jenis sastera 1 Makabe, 2 Makabe langsung ditulis dalam bahasa Yunani dan memperkenalkan diri sebagai ringkasan sebuah karya besar yang dikarang oleh seseorang yang bernama Yason dari Kirene, 2Makabe 2:19-32. Di muka kisahnya pengarang 2 Makabe menempatkan dua pucuk surat yang dikirim orang-orang Yahudi di Yerusalem kepada orang-orang Yahudi di perantauan, 2Makabe 1:1-2:18. Gaya bahasa 2 Makabe meniru-niru sastrawan Yunani di zaman itu, tetapi peniruannya kurang berhasil. Bahasa 2 Makabe kadang- kadang berlebih-lebihan. Gaya bahasa semacam itu lebih sesuai dengan ahli pidato dari pada dengan seorang penulis sejarah. Namun demikian ternyata, bahwa penulis 2 Makabe melebihi pengarang 1 Makabe dalam hal pengetahuan tentang lembaga- lembaga yunani dan tokoh-tokoh yang berperan di zaman yang diceritakannya.

Tujuan pengarang 2 Makabe ialah menyenangkan dan membina, 2Mak 2:25; 15:39, melalui ceritera-ceritera mengenai perang kemerdekaan yang dipimpin oleh Yudas Makabe, didukung oleh penampakan-penampakan sorgawi dan dimenangkan berkat Allah yang turun tangan dalam jalannya peristiwa-peristiwa, 2Mak 2:19-22. Bahkan penganiayaan diartikan oleh penulis sebagai bukti belas-kasihan Tuhan yang memperbaiki umat Israel sebelum dosanya memuncak tak tersembuhkan, 2Mak 6;12- 17. Pengarang 2 Makabe menulis kitabnya bagi orang-orang yahudi di Aleksandria. Maksudnya membangkitkan semangat persatuan mereka dengan saudara-saudara di Palestina. Ia ingin menarik perhatian mereka kepada hal-ihwal Bait Allah yang merupakan pusat hidup keagamaan menurut hukum Taurat, tetapi menjadi rasa benci bangsa-bangsa lain.

Maksud-tujuan penulis 2 Makabe itu nampak dalam susunan kitabnya. Setelah disajikan kisah mengenai Heliodorus,2Mak 3:1-40, dengan maksud menekankan kesucian Bait Allah yang tidak terganggu-gugat, maka bagian pertama kitab, 2 Mak 4:1-10:8, Berakhir dengan kematian ngeri pengejaran yang mencerminkan Bait Allah, yaitu raja Antiokhus Epifanes, dan ditetapkannya hari raya Pentahiran Bait Allah. bagian kedua, 2Mak 10:9-15:36juga berakhir dengan kematian seorang musuh Bait Allah yang lain, yakni Nikanor yang mengancam Bait Allah, dan ditetapkannya hari peringatan yang lain. Sesuai dengan maksud-tujuan itupun kedua puncuk surat yang ditempatkan pada bagian permulaan kitab 2Mak 1:1- 2:18. Kedua surat itu merupajan suatu undangan yang dialamatkan kepada orang- orang Yahudi di Mesir, supaya mereka turut merayakan hari raya Pentahiran Bait Allah (atau: Pentahbisan Bait Allah).

Oleh karena peristiwa terakhir yang dilaporkan ialah kematian Nikanor, maka karya Yason dari Kirene yang diikhtisarkan 2 Makabe, agaknya dikarang tidak lama sesudah thn 160 seb. Mas. Andaikan peringkas sendiri - hal ini memang diperdebatkan para ahli - menempatkan kedua surat pembukaan di muka ringkasan karya Yason sebagai surat pengantar, maka tahun penyusunan ikhtisar itu (ialah 2 Makabe) dapat ditanggalkan pada thn 124 seb. Mas,. sesuai dengan petunjuk yang terdapat dalam 2Mak 1:10a.

Nilai historis 2 Makabe jangan terlalu diremehkan. Sudah barang tentu pembuat ikhtisar (atau seorang redaktur) tidak segan menampung juga cerita-cerita apokrip, seperti yang terdapat dalam 2Mak 1:10b-2:18, dan tidak segan pula penyalin cerita-cerita ajaib seperti cerita tentang Heliodorus, 3, dan cerita- cerita hebat-hebat seperti kisah mengenai kemartiran Eleazar, 2Mak 6:18-31, dan ketujuh orang bersaudara serta ibu mereka, 9, yang semua dipetik dari karya Yason. Cerita-cerita itu memang mendukung (dan dimaksudkan demikian juga) pikiran-pikiran keagamaan yang mau dipaparkan penulis 2 Makabe. Namun demikian, menurut garis-garis besarnya, kisah 2 Makabe sesuai dengan 1 Makabe. Kesesuaian itu menjamin nilai historis kejadian-kejadian yang diceritakan oleh kedua sumber yang tidak bergantung satu sama lain itu. Ada satu peristiwa penting dimana 2 Makabe tidak sesuai dengan 1 Makabe, 1Mak 6:1-13 menempatkan pentahiran Bait Allah sebelum kematian Antiokhus Epifanes, sedangkan 2Mak 9:1-29 menempatkan peristiwa itu sesudah kematian raja itu. Tetapi dalam hal ini 2 Makabe ternyata benar dan 1 Makabe keliru. Baru-baru ini ditemukan sebuah papan yang ditulisi khronologi kerajaan "Babel" dan papan itu membenarkan 2 Makabe. Menurut papan itu Antiokhus Epifanes meninggal dalam bulan Oktober-Nopember thn 164 seb. Mas., jadi sebelum pentahiran Bait Allah yang diadakan dalam bulan Desember. Mengenai peristiwa-peristiwa yang hanya dikisahkan dalam 2 Makabe, tidak perlu diragukan keterangan-keterangan yang tercantum dalam bab 4 tentang tahun-tahun yang mendahului perampasan Bait Allah oleh Antiokhus Epifanes. Lebih-lebih peringkas (2 Makabe) dari pada Yason dari Kirene yang bertanggung jawab atas dicampur- adukkannya beberapa hal, yaitu: Penulis memiliki sepucuk surat dari Antiokhus V, 2Mak 11:22-26, lalu dalam 2Mak 11:1-12:9 dideretkannya beberapa surat lain dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada akhir zaman pemerintahan Antiokhus Epifanes, yang seharusnya ditempatkan dalam bab 8-9.

Sehubungan dengan ajarannya, 2 Makabe penting oleh karena membenarkan kepercayaan bahwa orang-orang mati akan dibangkitkan, 2Mak 7:9; 14:46; bahwa orang mendapat balasan di alam baka, 2Mak 6:26, dan bahwa arwah orang yang meninggal dapat didoakan, 2Mak 12:41-46. Iapun membicarakan jasa para martir, 2Mak 6:18-7:41, dan pengantaraan orang kudus, 2Mak 15:12-16. Semua hal itu tidak diuraikan dengan jelas dalam kitab-kitab Perjanjian Lama yang lain. Dan justru itulah yang membenarkan Gereja Katolik dalam memasukkan 2 Makabe ke dalam daftar kitab-kitab Suci.

Sistem urutan dalam waktu (khronologi) yang dituruti masing-masing kitab Makabe dapat kita kenal dengan lebih baik berkat papan tsb. yang baru-baru ini ditemukan. Papan (kepingan-kepingan) itu ditulis dengan huruf-huruf yang berupa paku. Ia memuat sebagai dari daftar raja-raja wangsa Seleukus. Atas dasar itu dapat ditetapkan tahun mangkatnya Antiokhus Epifanes. Menjadi jelas pula, bahwa 1 Makabe menuruti tarikh Makedonia (Yunani) yang mulai dengan bulan Oktober thn 312 seb. Mas. Sebaliknya 2 Makabe menuruti tarikh Yahudi yang sangat berdekatan dengan tarikh Babel. Tarikh ini mulai dengan bulan Nisan (3 April) thn 311 seb. Mas. Tetapi ada dua kekecualian: dalam 1 Makabe peristiwa-peristiwa yang menyangkut Bait Allah dan sejarah bangsa Yahudi ditanggalkan menurut tarikh Babel-Yahudi (1Mak 1:54; 2:70; 4:52; 9:3, 54; 10:21; 13:41, 51; 14:27; 16:14); sebaliknya, surat-surat yangdikutip 2Mak 11 ditanggalkan menurut tarikh Makedonia dan hal ini memang masuk akan juga.

Adapun TEKS kedua kitab Makabe tersimpan dalam tiga buah naskah yang bertuliskan huruf-huruf besar (unciales), yaitu kodeks Sinaiticus, kodeks Alexandrinus dan kodeks Venetus. Ada pula l.k. tiga puluh naskah yang bertuliskan huruf-huruf kecil/miring (minusculae). hanya sayanglah, dalam kodeks Sinaiticus (yang paling baik) bagian yang memuat 2 Makabe sudah hilang lenyap. Naskah-naskah minusculae yang memuat teks-saduran Lukianus (thn 300 Mas) kadang-kadang menyajikan sebuah teks yang lebih tua dari pada yang terdapat dalam naskah-naskah besar tsb. Teks itu sama dengan yang terdapat dalam Antiquitates Judaicae, ialah sebuah karya sejarahnya Yahudi, Flanius Yosefus. Flavius Yosefus biasanya mengikuti sejarah sebagaimana disajikan 1 Makabe dan sama sekali tidak memperhatikan cerita-cerita yang tercantum dalam 2 Makabe. Adapun terjemahan Latin kuno (Vetus Latina) berlatar-belakang sebuah teks Yunani yang hilang juga. Kerap kali teks terjemahan Latin itu lebih baik dari pada teks Yunani yang terdapat dalam naskah-naskah Yunani yang kita kenal. Terjemahan Latin (Vulgata) bukan karya Hieronimus, tetapi karya seorang lain, sebab Hieronimus tidak menganggap kitab- kitab Makabe sebagai Kitab Suci.

KITAB-KITAB KEBIJAKSANAAN

PENGANTAR

Lima kitab dalam Perjanjian Lama, yaitu kitab Ayub, Amsal, Pengkhotbah, Bin Sirakh dan Kebijaksanaan Salomo, diberi judul bersama: "Kitab-kitab Kebijaksanaan" atrau "Kitab-kitab Hikmat". Kitab Mazmur dan Kidung Agung secara kurang tepat dicantumkan dalam kelompok kitab-kitab ini. Kitab-kitab Kebijaksanaan itu mencerminkan suatu alam pikiran yang juga dijumpai dalam bagian-bagian tertentu Kitab Tobit dan kitab Barukh.

Kesusasteraan "Hikmat" semacam itu berkembang di seluruh dunia Timur dahulu. Bangsa Mesir sepanjang sejarahnya menghasilkan karya-karya kebijaksanaan. Sejak zaman bangsa Sumer di negeri Mesopotamia ada pengarang yang menciptakan pepatah- pepatah, dongeng-dongeng dan juga syair-syair yang bertemakan penderitaan dan yang boleh dibandingkan dengan kitab Ayub. Aliran kebijaksanaan yang berkembang di Mesopotamia itu juga menyusup ke negeri Kanaan. Di Ras Syamra ditemukan kembali tulisan-tulisan kebijaksanaan yang memakai bahasa Akkad. Dari kalangan- kalangan yang berbahasa Aram berasallah "Hikmat Ahikar", yang dikarang di negeri Asyur, lalu diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa kuno. Maka kebijaksanaan itu mempunyai sifat internasional. Ini kurang memperhatikan masalah keagamaan, lebih bertemakan hal keduniawian. Diterangkan olehnya nasib perorangan, tetapi bukan melalui pemikiran ilmu filsafat sesuai dengan kebiasaan orang-oran Yunani, melainkan berdasarkan pelbagai pengalaman. Hikmat itu tidak lain kecuali peri kehidupan yang baik, sebagaimana layak bagi orang yang berpendidikan. Hikmat itu mengajar manusia, bagaimana menyesuaikan diri dengan tata tertib alam semesta dan memberi petunjuk tentang cara orang mencapai kebahagiaan dan mendapat sukses. Tetapi oleh karena tidak senantiasa demikian halnya, maka pengalaman sedih itu membenarkan sikap pesimis dan muram yang diuraikan beberapa karya kebijaksanaan, baik yang digubah di negeri Mesir maupun di negeri Mesopotamia.

Hikmat-kebijaksanaan semacam itu juga dikenal orang-orang Israel. Untuk memuji- muji hikmat raja Salomo, alkitab menegaskan bahwa kebijaksanaan raja itu melebihi kebijaksanaan Bani Timur dan orang-orang Mesir, 1Raj 4:30. Dalam Yer 49:7; Bar 3:22-23; Ob 8, disebelah orang bijak dari negeri Arab dan bangsa Edom. Memang Ayub serta ketiga sahabatnya yang berhikmat, berkediaman di negeri Edom. Pengarang kitab Tobit mengenal "Hikmat Ahikar", sedangkan Ams 22:17-23:11 jelas dan kuat-kuat terpengaruh oleh petuah-petuah Amenemope dari negeri Mesir. Sejumlah mazmur dipertalikan dengan Heman dan Etan, yaitu dua orang bijak dari negeri Kanaan menurut 1Raj 4:31. Kitab Amsal memuat perkataan Agur, Ams 30:1-14, dan perkataan Lemuel, Ams 31:1-9, yang berasal dari Masa, yaitu sebuah suku yang hidup di bagian utara negeri Arab, Kej 25:14.

Tidak mengherankan bahwa karya-karya hikmat pertama yang dikarang di Israel tidak lain kecuali kumpulan-kumpulan sejumlah besar pepatah yang serupa dengan yang lazim di luar Israel. Sebab karya-karya itu berasal dari daerah yang sama. Bagian-bagian tertua dalam kitab Amsam seluruhnya berisikan patokan-patokan kebijaksanaan manusia. Kecuali kitab Bin Sirakh dan kitab Kebijaksanaan Salomo, yang dua-duanya dikarang di kemudian hari, kitab-kitab Kebijaksanaan tidak menyinggung tema-tema yang biasa muncul dalam Perjanjian Lama, yakni: Hukum Taurat, perjanjian pemilihan, keselamatan. Para bijak di Israel tidak menyibukkan diri dengan sejarah atau masa dengan bangsanya. Sama seperti rekan- rekan mereka di daerah Timur mereka memperhatikan nasib manusia perorangan. Hanya mereka merenungkannya dalam terang sorgawi, yaitu dalam cahaya agama Yahwe. Walaupun sama asalnya dan banyak persamaannya dengan karya bangsa-bangsa lain, namun karya para bijak di Israel berbeda secara hakiki. Dan perbedaan yang mengutamakan bijak di Israel dari rekan-rekannya diluar negeri itu semakin jelas dalam perkembangan Wahyu. Hikmat yang diperlawankan dengan kebodohan di Israel menjadi kebenaran, yang lawannya ialah ketidak-benaran atau takwa yang berlawanan dengan kefasikan. Memang hikmat sejati ialah takwa dan takwa tidak lain adalah kesalehan. Kalau hikmat bangsa-bangsa Timur lain boleh dikatakan kemanusiaan, maka hikmat Israelboleh disebut peri kemanusiaan yang bertakwa.

Tetapi mutu keagamaan hikmat itu mekar sedikit demi sedikit. Istilah Ibrani "hokmah" mempunyai banyak arti. Dapat berarti ketangkasan atau keahlian dalam salah satu kejuruan, kebijaksanaan dalam utusan politik, kecerdikan dan malahan kelicikan, "know how" dan ilmu sihir. Hikmat manusiawi dapat dipakai untuk hal- hal yang baik dan yang jahat. Justru karena sifat hikmat yang tidak menentu itu, maka para nabi suka mengecam para bijaksana, seperti misalnya Yes 5:21; 29:14; Yer 8:9. Sifat yang mendua itupun menjadi sebab mengapa begitu lama orang tidak berkata tentang hikmat Allah, walaupun Dialah yang menganugerahkannya kepada manusia dan walaupun di kota Ugarit hikmat sudah dipandang sebagai sifat yang dimiliki ilah utama, yakni El Baru dalam tulisan-tulisan sehabis masa pembuangan dikatakan bahwa hanya Allahlah yang berhikmat, bahwa kebijaksanaan bersifat transenden. Dalam karya penciptaan Allah menusia dapat menatap hikmat itu, tetapi tidak sanggup menyelaminya, Ayb 28:38-39; Sir 1:1-10; 16:24 dst; 42:15- 43:33, dll. Dalam bagian pembukaan kitab Amsal yang panjang, Ams 1-9. Hikmat Allah bertitah sebagai pribadi; Ia berada dalam Allah sejak awal-mulanya dan bergiat bersama denganNya dalam penciptaan, lih terutama Ams 8:22-31. Dalam Ayb 28 ditanyakan bahwa Hikmat itu berbeda dengan Allah, satu-satunya yang tahu di mana Hikmat itu menyembunyikan diri. Tetapi dalam Sir 24 Hikmat itu sendiri menyebut dirinya sebagai yang berasal dari mulut Yang Mahatinggi; Ia bertempat tinggal di sorga, lalu diutus oleh Allah kepada umat Israel. Menurut Keb 7:22-8:1 hikmat itu ialah"pancaran murni dari kemuliaan Yang Mahakuasa" dan "gambar kebaikanNya". Dengan demikian maka hikmat sebagai sifat Allah menjadi terpisah dari padaNya dan mempribadi. Dalam terang kepercayaan. Perjanjian Lama ungkapan-ungkapan yang begitu tajam itu bukan hanya sarana sastera yang memperorangkan sifat ilahi, tetapi dengan tetap mengurung rahasia keterangan-keterangan itu menyiapkan pernyataan tentang adanya diri-diri ilahi. Sama seperti Hikmat itu, demikian Logos yang disebut oleh Yohanes, sekaligus berada di dalam Allah dan di luar. Semua keterangan yang penting itu membenarkan Paulus dalam memberi Kristus gelar "Hikmat Allah", 1Kor 1:24.

Oleh karena para bijaksana terutama sibuk dengan nasib masing-masing manusia, maka masalah pembalasan menjadi persoalan yang mahapenting bagi mereka. Justru di kalangan mereka dan berkat pemikirannya ajaran mengenai pembalasan itu berkembang maju. Dalam bagian-bagian kitab Amsal yang tertua, hikmat, artinya: kelakuan benar, dengan sendirinya menghasilkan kebahagiaan; sedangkan kebodohan, ialah kefasikan, memang membawa kehancuran. Begitulah Allah mengganjar orang yang baik dan menghukum yang jahat. Pendirian yang sama masih terdapat dalam bagian pembukaan kitab Amsal, Keb 3:33-35; 9:6 dan 18. Ajaran itu menjadi dasar pengajaran kebijaksanaan dan berupa kesimpulan yang diambil dari dunia yang dibimbing oleh Allah yang berhikmat dan adil. Ajaran itu dianggap berdasarkan pengalaman. Tetapi justru pengalaman itulah yang sering kali menyangkal benarnya ajaran tersebut. Hal ini secara dramatis diuraikan dalam kitab Ayub, di mana ketiga sabahat Ayub membela pendirian tradisionil itu. Tetapi atas persoalan yang diajukan oleh orang bertakwa yang menderita tidak ada jawaban yang memuaskan hati selama dipertahankannya ajaran tentang pembahasan di dunia. Dalam persoalan itu tidak ada jalan ke luar, kecuali dengan kepercayaan menyerah kepada Allah. Meskipun nadanya berbeda, kitab Pengkhotbah tidak memberi pemecahan persoalan itu secara lain. Juga Pengkhotbah menegaskan bahwa jawaban yang lazim tidak memuaskan. Ia menolak kemungkinan meminta pertanggungan jawab dari Allah atau menuntut kebahagiaan sebagai hak pribadi. Kitab Bin Sirakhpun mempertahankan pendirian yang sama. Yesus bin Sirakh memang memuji kebahagiaan orang yang berhikmat, Keb 14:20-15:10, tetapi ia juga dihantui oleh pemikiran akan kematian: ia tahu bahwa segala-galanya bergantung pada saat terakhir itu. Maka ia menegaskan "Mudah bagi Tuhan pada hari terakhir membalas manusia tingkah-lakunya", Keb 11;26, bdk Keb 1:13; 7:36; 28:6; 41:9.

Dalam kitab Bin Sirakh ini sudahmulai terasa ajaran tentang "nasib terakhir". Hanya ajaran itu belum juga sampai diungkapkan dengan jelas. Tidak lama sesudahnya. Dan 12:2 akan menguraikan kepercayaan akan suatu pembalasan sesudah kematian: Dalam kitab Daniel kepercayaan itu terkait pada kepercayaan akan kebangkitan orang mati. Ini sesuai dengan alam pikiran Ibrani, yang tidak tahu-menahu tentang jiwa yang dapat hidup terus, setelah terpisah dari badan. Dalam pemikiran Yahudi dikota Aleksandria perkembangannya lebih kurang sejalan, hanya lebih maju selangkah. Berkat filsafah Plato dan teorinya tentang jiwa yang tidak dapat mati maka pemikiran Ibrani dibebaskan dari belenggu-belenggunya. Kitab Kebijaksanaan Salomo dapat berkata bahwa "Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan". Sesudah kematiannya jiwa orang beriman dekat pada Allah, menikmati kebahagiaannya yang tidak ada kesudahannya, sedangkan orang jahat akan menerima hukumannya, Keb 3:1-12. Demikian akhirnya terpecahkan persoalan besar yang merepotkan para bijak bangsa Israel.

Bentuk sastera kebijaksanaan yang paling sederhana dan paling kuno ialah "masyal". Inilah (dalam bentuk jamak) judul kitab yang kita sebut kitab Amsal. Kata Indonesia-Arab ini (mufradnya: misal) pada pokoknya sama dengan kata Ibrani itu. Sebuah "masyal" ialah suatu ungkapan jitu yang mencari perhatian, suatu peribahasa rakyat, pepatah atau petuah. Dalam bagian-bagian kitab Amsal yang tentu hanya terdapat peribahasa-peribahasa pendek saja. tetapi kemudian "masyal" itu berkembang menjadi perumpamaan atau kiasan, uraian dan risalat. Perkembangan yang sudah terasa dalam bagian-bagian pendek yang ditambahkan pada kitab Amsal dan terlebih dalam bagian pembukaannya, Ams 1-9, ini, dengan cepat berkembang dalam kitab-kitab Kebijaksanaan yang berikut. Memang kitab Ayub dan kitab Kebijaksanaan Salomo merupakan karya sastera yang besar.

Dengan menembus segala bentuk sastera, bahkan yang paling sederhana sekalipun, orang harus mencari asal-usul hikmat itu dalam hidup kekeluargaan dan kesukaan. Pengalaman-pengalaman mengenai dunia dan manusia yang turun-temurun terkumpul akhirnya terungkap dalam bentuk petuah dan peribahasa yang lazim di kalangan kaum tani, dalam wejangan-wejangan pendek yang bertujuan membina akhlak dan menjadi patokan bagi kelakuan yang baik. Demikian asal-usul perumusan hukum adat yang pertama, yang kadang-kadang isi dan bukan saja bentuknya mengingatkan pepatah-pepatah kebijaksanaan itu. Hikmat kerakyatan itu berkembang terus sejalan dengan terbentuknya kumpulan petuah kebijaksanaan. Hikmat kerakyatan itu berkembang terus sejalan dengan terbentuknya kumpulan petuah kebijaksanaan. Hikmat kerakyatan misalnya mencetuskan pepatah-pepatah yang terdapat dalam 1 Sam 24:14; 1 Raj 20:11, dan dongeng-dongeng dalam Hak 9:8-15 dan 2Raj 14:9. Malahan para nabipun tidak segan memanfaatkan kebijaksanaan rakyat itu, Yes 28:24-28; Yer 17:5-11.

Pendeknya pepatah-pepatah yang mudah dapat dihafal itu menjadi pengajaran lisan. Ayah atau ibu mengajarkan kepada anak, Ams 1:8; 4:1; 31:1; Sir 3:1. Para guru kebijaksanaan akan menyapa anak didiknya sebagai "anakku", sebab para bijaksana memang memimpin sekolah, Sir 51:23; bdk Ams 7:1 dst; 9:1 dst. Hikmat manjadi urusan khusus golongan terdidik, dan golongan itu oleh karenanya juga pandai menulis. Para bijaksana dan para penulis dalam Yer 8;8-9 tampil berdampingan. Sir 38:24-39:11 memuji para penulis yang mendapat kesempatan untuk memperoleh hikmat, sampai memperlawankan para penulis denganpara tukang dan pekerja. Dari kalangan para penulis yang berhikmat berasallah pegawai-pegawai raja dan justru terutama di istana raja berkembanglah kebijaksanaan itu. Semuanya itu juga dijumpai di negeri-negeri Timur yang lain, seperti di negeri Mesir atau Mesopotamia, di mana hikmat dibina dan berkembang. Satu dari kumpulan-kumpulan amsal salomo yang terdapat dalam kitab Amsal memang disusun oleh "pegawai- pegawai Hizkia, raja Yehuda", Ams 25:1. Tetapi para bijaksana bukan hanya pengumpul pepatah-pepatah yang sudah tersedia;mereka juga menciptakan dan menuliskannya. Dua karya sastera yang barangkali dikerjakan di istana Salomo, yaitu riwayat Yusuf dan kisah mengenai penggantian takhta Daud, boleh dianggap sebagai karya kebijaksanaan.

Kalangan para berhikmat cukup berbeda dengan kalangan-kalangan yang menghasilkan karanga-karangan para imam dan kitab para nabi. Yer 18:18 memang menyebut tiga macam golongan, yaitu: para imam, para bijaksana dan para nabi. Berbeda-beda pula apa yang menyibukkan ketiga golongan itu. Para bijaksana itu tidak begitu memperhatikan ibadat dan tidak begitu tergerak hatinya oleh kemalangan- kemalangan yang melanda bangsa mereka dan mereka juga tidak tertarik kepada pengharapan yang menyemangati bangsa Israel. Tetapi mulai dari masa pembuangan ketiga golongan tersebut saling bertemu dan bercampur. Bagian pembukaan kitab Amsal bernada kenabian; Bin Sirakh, Sir 44-49, dan kitab Kebijaksanaan Salomo, Sal 10-19, dengan panjang lebar merenungkan sejarah kudus; Bin Sirakh menjunjung tinggi imamat, menaruh minat besar kepada ibadat dan akhirnya ia menyamakan Hikmat dengan hukum Taurat, Sir 24:23-34. Inilah persekutuan antara penulis (yang berhikmat) dengan ahli Kitab, seperti yang kita jumpai di masa pewartaan Injil.

Penggabungan hikmat dengan hukum Taurat itu dalam Perjanjian Lama merupakan akhir suatu perkembangan yang menempuh perjalanan yang makan banyak waktu. Pada awal perkembangan itu ditemukan raja Salomo. Dalam hal inipun ada kesamaan antara bangsa Israel dan dunia Timur pada umumnya. Ada dua tulisan hikmat Mesir yang dikatakan berupa pengajaran yang pernah diberikan oleh seorang Firaun kepada puteranya. Mulai dengan 1Raj 4:29-34, bdk 1Raj 3:9-12, 28; 10:1-9, sampai dengan Sir 47:12-17, raja Salomo dipuji sebagai orang berhikmat yang paling besar di Israel. Dengan dialah dihubungkan kedua kumpulan pepatah-pepatah yang paling penting dan tertua dalam kitab Amsal, 10-22 dan 25-29. Inipun sebabnya mengapa seluruh kitab Amsal diberi judul: Amsal-amsal Salomo bin Daud, Ams 1:1 Nama Salomo itu juga dicantumkan pada kitab Pengkhotbah, kitab Kebijaksanaan Salomo dan kitab Kidung Agung. Seluruh pengajaran hikmat- kebijaksanaan yang tahap demi tahap disampaikan kepada umat terpilih mempersiapkan penyataan Hikmat yang telah menjadi daging Hanya "yang ada di sini lebih dari pada Salomo", Mat 12:42.

(0.17666461428571) (Kej 4:17) (sh: Nyanyian lama (Kamis, 6 Februari 2003))
Nyanyian lama

Nyanyian lama. Alkitab kini berbicara tentang kebudayaan. Manusia semakin kaya, berpakaian dan berharga diri. Sayang, semuanya itu adalah kemiskinan di mata Allah. Kain pun beranak cucu. Ia mendirikan kota pertama dalam sejarah manusia. Silsilah berlanjut sampai ke Lamekh. Setelah kasus Kain, kita bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi dalam drama umat manusia. Bagian narasi ini memberitahukan kita kelanjutannya. Manusia makin bobrok.Lamekh mengambil 2 istri padahal Allah berfirman bahwa laki-laki akan menikah dengan seorang istri (ayat 2:24). Ia juga membunuh seorang laki-laki. Pembunuhan ini adalah pembunuhan berdasarkan ketidakadilan. Kalau Tuhan berbicara mengenai pembalasan 7 kali lipat kepada Kain (=pembalasan setimpal), maka Lamekh berbicara tentang pembalasan yang berlebihan (ayat 70 kali lipat). Celakanya, Lamekh begitu bangga sampai menyanyikan nyanyian dendam. Kasih makin lenyap dari kehidupan manusia.

Sebagai pengganti Habel, lahirlah Set. Kalau kita memperhatikan bahwa Set lahir ketika Adam berumur 130 tahun (ayat 5:3), maka sebenarnya Set lahir sebelum generasi ketujuh Adam, Lamekh. Pertanyaannya, mengapa urutan ini ditempatkan tidak sesuai generasi? Tentu penekanannya adalah garis keturunan yang akan diperkenan Allah. Setelah Set melahirkan anaknya, orang-orang mulai beribadah kepada Tuhan, menyerukan nama Tuhan. Maka, terbagilah umat manusia ke dalam dua jalur: mereka yang menentang Allah, dan mereka yang bersandar kepada Allah.

Nyanyian lama adalah nyanyian pembalasan dendam. Tidak demikian dengan nyanyian baru. Nyanyian baru adalah nyanyian pembebasan, nyanyian kasih yang menang, kasih yang ditunjukkan oleh Anak Domba Allah (Why. 5:9)!

Renungkan: Nyanyian apa yang Anda nyanyikan selama hidup berbudaya di dunia?

(0.17666461428571) (Ibr 7:1) (sh: Imamat Melkisedek (Sabtu, 29 Oktober 2005))
Imamat Melkisedek

Imamat Melkisedek Pada umumnya, seseorang yang memberkati orang lain lebih tinggi posisinya daripada orang yang diberkati (ayat 7). Penulis Ibrani memakai kebenaran ini untuk menunjukkan posisi Tuhan Yesus sebagai Anak Allah lebih tinggi daripada Abraham, bapa leluhur Israel dan keimaman suku Lewi.

Dalam peraturan Hukum Taurat, keturunan suku Lewi berhak memungut persepuluhan dari saudaranya, yakni sepuluh suku Israel keturunan Yakub (Bil. 18:21). Hal ini bukan menunjukkan suku Lewi lebih tinggi posisinya dari suku-suku lainnya. Ini adalah pengaturan dari Allah bagi Israel untuk menjalankan tata ibadah bagi-Nya. Abraham (leluhur Israel) ternyata diberkati oleh Melkisedek dan Abraham membalasnya dengan memberikan persepuluhan kepada Melkisedek (Ibr. 7:1-2). Hal ini menunjukkan bahwa status Melkisedek lebih tinggi daripada Abraham dan Melkisedek adalah imam yang diperkenan Allah untuk mewakili seluruh Israel (Abraham dan keturunannya). Jadi, imamat Melkisedek melampaui imamat Lewi. Siapakah Melkisedek? Ia disebut imam Allah yang Mahatinggi. Latar belakangnya yang tidak memiliki orangtua dan tidak mempunyai silsilah menjadikannya representasi Yesus sebagai Anak Allah (ayat 3). Jadi, Melkisedek melambangkan imamat Sang Anak Allah yang melebihi imamat Harun dan suku Lewi (lih. 6:20).

Merujuk pada Ibr. ps 5:10 yang menyatakan bahwa Yesus datang untuk menjadi imam besar bagi umat Allah menurut imamat Melkisedek, maka imamat Yesus lebih penting dan lebih utama daripada imamat Lewi karena status Yesus sebagai Anak Allah dan karena kualitas keimamatan-Nya. Yesus adalah perantara kita dengan Allah, yang dilakukan-Nya satu kali di kayu salib dan untuk selamanya. Dengan demikian, kita tidak perlu lagi ragu untuk menerima Tuhan Yesus sebagai satu-satunya jalan menuju Allah Bapa. Hidup dan karya-Nya telah membuktikan hal tersebut.

Doaku: Ya Tuhan, aku percaya bahwa Tuhan Yesuslah satu-satunya jalan kepada Allah Bapa.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.16 detik
dipersembahkan oleh YLSA