Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 6001 - 6020 dari 6740 ayat untuk kepada (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.124730496) (Dan 2:31) (sh: Kuasa yang mengubah (Senin, 19 April 1999))
Kuasa yang mengubah

Kuasa yang mengubah. Dengan hikmat dari Tuhan, Daniel mulai memaparkan mimpi raja Nebukadnezar. Secara keseluruhan mimpi itu menunjuk kepada keadaan sejarah sejak dari pemerintahan Nebukadnezar sampai kedatangan Kerajaan Allah. Ada rasa takut dan takjub luar biasa pada kebesaran Allah dalam diri Nebukadnezar ketika Daniel memaparkan mimpi dan menjelaskan maknanya. Begitu besarnya rasa takut itu sampai-sampai ia merendahkan dirinya menyembah Daniel. Dan, dalam penyembahannya itu keluar suatu pengakuan dari mulutnya bahwa Allah yang Daniel sembah adalah Allah yang mengatasi segala allah, Allah yang berkuasa atas segala raja, dan Allah yang mampu menyingkapkan segala yang tersembunyi. Bukankah Allah Daniel, Allah kita juga?

Rendah hati dan tidak mementingkan diri. Ketakjuban dan kekaguman raja terhadap Daniel, diwujudkan dengan mengangkat Daniel sebagai penguasa atas seluruh wilayah Babel dan kepala atas semua orang bijaksana di Babel. Suatu penghargaan yang luar biasa. Tetapi, Daniel bukanlah tipe orang yang suka mementingkan diri sendiri, sombong dan kemaruk harta. Ia mengingat juga peran teman-teman, yang telah bersama-sama berdoa, memohon pertolongan dan kasih sayang Tuhan.

Doa: Tuhan, tolong saya untuk dapat meneladani Daniel.

(0.124730496) (Dan 7:15) (sh: Raja penentang Yang Mahatinggi (Jumat, 25 Juni 1999))
Raja penentang Yang Mahatinggi

Raja penentang Yang Mahatinggi. Seorang raja yang berbeda dengan raja-raja sebelumnya akan muncul dan akan merendahkan tiga raja. Ia sombong dengan kekuasaan dan kedudukannya, sehingga ia menentang Yang Mahatinggi dan menganiaya orang-orang kudus. Ia berusaha mengubah waktu dan hukum. Oleh karena itu umat Tuhan akan mengalami banyak pergumulan.

Umat Tuhan yang memerintah. Penderitaan, penindasan, dan pergumulan umat Tuhan akan berakhir ketika Majelis Pengadilan mencabut kekuasaan sang penentang, memusnahkan dan menghancurkannya sampai lenyap (ay. 26). Allah akan membela umat-Nya. Ia tidak akan melupakan mereka sesuai janji-Nya. Pada akhirnya mereka akan menang dan memerintah selamanya.

Kemuliaan Anak Manusia. Sungguh hebat Anak Manusia. Ia menerima penghormatan dan kemuliaan raja. Inilah nubuatan tentang Raja Mesias yang akan datang. Segala bangsa akan menyembah Dia, Raja Mesias yang tidak lain adalah Yesus Kristus (Mat. 16:27). Kepada-Nya segala lutut akan bertelut (Flp. 2:11). Sesungguhnya semua kuasa dan penguasa ada di bawah-Nya.

Renungkan: Hanya mereka yang percaya dan taat akan tetap bertahan dan menang menghadapi penguasa lalim.

(0.124730496) (Dan 8:1) (sh: Bangkitnya kekuatan kafir (Sabtu, 26 Juni 1999))
Bangkitnya kekuatan kafir

Bangkitnya kekuatan kafir. Binatang yang terlihat dalam penglihatan Daniel kali ini tidak seseram sebelumnya. Kali ini yang dilihatnya adalah seekor domba jantan bertanduk dua. Walaupun nampaknya jinak dan lemah, tetapi sebenarnya sangat berkuasa dan ditakuti oleh semua binatang lainnya. Karena itu ia dapat berbuat sekehendak hatinya dan sombong. Ini menggambarkan bangkitnya suatu kekuatan kafir yang mencoba merongrong kehidupan umat. Tetapi Allah tidak akan membiarkan hal ini terjadi terus-menerus. Allah mengirimkan orang pilihan-Nya untuk menumpas kekafiran dan kelaliman.

Allah Sang Penguasa tunggal. Firman Tuhan ini terus menunjukkan bahwa kuasa dan penggenapan firman-Nya dalam sejarah manusia akan tiba. Ia merontokkan penguasa yang sombong dan lalim, sebaliknya meninggikan orang-orang yang mau dipakai-Nya. Semakin kita belajar dari sejarah, seharusnya kita semakin merendahkan hati dan mengaku bahwa hanya karena Allah berkehendak maka semuanya akan terjadi. Tugas kita adalah berbakti kepada Allah untuk menggenapi kehendak-Nya di bumi ini.

Renungkan: Selama di dunia, umat Tuhan akan terus menghadapi naik turunnya penguasa dunia, bahkan mungkin menjadi korban kebrutalan mereka, namun Kerajaan Domba Allah tetap jaya.

(0.124730496) (Dan 11:20) (sh: Ambisi seorang penguasa (Sabtu, 3 Juli 1999))
Ambisi seorang penguasa

Ambisi seorang penguasa. Dalam penglihatan Daniel, muncul tokoh-tokoh penguasa yang berambisi, yang memanfaatkan orang lain dengan segala cara. Mereka beranggapan bahwa segala siasat dapat diatur sedemikian rupa untuk memperoleh keuntungan dan kejayaan. Mereka bersaing untuk saling mengalahkan. Mereka berbuat sekehendak hati dan meninggikan diri di atas allah, bahkan terhadap Allah segala allah. Mereka justru mempertaruhkan hidupnya kepada patung. Mereka seakan-akan hidup dalam kejayaan dan kemenangan. Namun harus disadari bahwa sesungguhnya tidak selamanya mereka akan hidup dalam kesuksesan, semuanya ada batasnya.

Kesuksesan sejati. Kesuksesan bukan diukur dari apa yang dicapai seseorang (harta, kedudukan, prestasi, kejayaan, dll) tetapi bagaimana mencapainya. Seorang yang sukses adalah orang yang taat pada kehendak Allah, yang mengerti dengan sungguh bahwa seluruh hidupnya adalah untuk memperkenankan hati Allah. Orientasi hidupnya bukan lagi pada apa yang dapat diraih semasa hidupnya, melainkan bagaimana ia dapat menyenangkan hati Tuhan dalam segala aspek hidupnya. Ia tidak akan merasa gagal karena kehilangan atau tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan, tetapi karena tidak menaati firman-Nya. Bagaimana dengan Anda?

(0.124730496) (Hos 5:1) (sh: Jangan lari. Bertobatlah! (Senin, 17 Oktober 2011))
Jangan lari. Bertobatlah!

Judul: Jangan lari. Bertobat!
Apa yang biasa dilakukan orang ketika dituduh bersalah? Dia bisa mengakuinya dan menerima hukuman dengan tidak melawan. Dia bisa saja berkelit, dan/atau melemparkan kesalahan kepada orang lain. Dia bisa melarikan diri untuk mengelak konsekuensi kesalahannya. Bagaimana kalau tuduhan itu sudah terbukti? Dia masih bisa menolak kalau memang keras kepala, namun yang pasti, ia tidak akan dapat menghindar dari konsekuensinya.

Israel jelas tidak dapat mengelak tudingan dosa dari Tuhan lewat nabi Hosea. Tuhan kenal mereka luar-dalam, tidak ada gunanya sembunyi ataupun pura-pura tidak ada masalah. Justru karena mereka dan Tuhan ada relasi yang hidup, mereka tidak dapat melarikan diri dari tangan Tuhan. Hukuman Tuhan pun mereka tidak dapat elakkan.

Akan tetapi, sejarah Israel menunjukkan kebebalan mereka. Bukan hanya mereka masih menyombongkan diri, merasa tidak akan ada apa-apa, mereka malah mencoba mencari jalan keluar, pertolongan dari bangsa lain (13). Artinya mereka berkeras kepala untuk tidak mengakui dosa mereka di hadapan Tuhan, dan bersikukuh untuk membenarkan diri mereka sendiri. Akibat yang mereka alami adalah kehancuran akan menimpa mereka tanpa dapat mereka elakkan (11). Pada saat itu jangan harap mereka dapat selamat (4-7, 14)!

Kita tidak dapat menghindar dari Allah yang mahakuasa, mahaada, dan mahatahu! Semakin mencoba menghindar, semakin kacau hidup kita. Jangan coba-coba melawan, bahkan menggunakan kuasa lain untuk menangkis hukuman Allah. Semakin melawan, semakin Tuhan akan menghajar kita. Jalan satu-satunya adalah mengakui kesalahan kita, bertobat dan mohon pengampunan-Nya. Memang konsekuensi kesalahan harus kita tanggung di dunia ini akan tetapi ingat, Kristus sudah menanggung hukuman fatal dosa kita. Jadi, bersikaplah jantan! Jangan lari menghindari akibat dosa, hadapi dengan terbuka di hadapan Allah dan minta belas kasih-Nya agar, kita dapat menanggungnya dengan besar hati, orang lain pun melihat sikap kita pun dibangun imannya.

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/10/17/

(0.124730496) (Yl 2:28) (sh: Pencurahan Roh (Kamis, 13 Desember 2012))
Pencurahan Roh

Judul: Pencurahan Roh
Dari bencana akibat serangan belalang, pemberitaan Yoel menukik ke perubahan sikap dan hati (Yl. 2:12). Bencana mengerikan menjadi momentum untuk memanggil umat bertobat. Pemulihan kehidupan lahiriah yang dijanjikan Tuhan bertujuan agar kehadiran dan kedaulatan-Nya diakui dalam kehidupan umat.

Janji itu diperdalam melalui nubuat tentang pencurahan Roh atas "semua manusia" (28). Istilah Ibrani basar ('daging'; Alkitab LAI: "manusia") pada dasarnya berarti manusia dalam kefanaan dan segala keterbatasannya. Sifat ini berbanding terbalik dengan ruakh ('roh, angin, kuasa') yang bergerak leluasa penuh daya. Roh inilah yang bergerak di atas permukaan air waktu penciptaan dan memberdayakan orang untuk pekerjaan Tuhan (bdk. Kel. 35:31; 1Sam. 10:6; Yeh. 11:5). Roh Tuhan yang memberdayakan para nabi kelak akan dicurahkan atas umat yang dipulihkan. Melalui peristiwa ini, semua, tua muda, laki-laki dan perempuan, tuan dan hamba diberdayakan untuk menjadi "penyambung lidah" Tuhan (28-29). Bukan saja hati dan hidup mereka diperbarui melalui pertobatan, tugas mereka pun diperluas sebagai penerus firman-Nya. Bahkan, melampaui apa yang terjadi pada tataran manusiawi, pencurahan Roh yang menandai zaman baru bagi umat Tuhan diiringi dengan perubahan tataran kosmik. Di zaman yang akan berakhir dan digantikan zaman baru, "gerhana belalang" dimaknai lebih luas lagi sebagai gerhana berskala kosmik seiring penampakan diri Tuhan yang disimbolkan dengan darah, api, dan asap. Inilah tanda kehadiran Tuhan yang membebaskan dan membimbing umat-Nya (bdk. Kel. 7:17; 19:18).

Kelak nubuat itu dipahami secara baru sebagai pencurahan Roh Kudus yang menandai lahirnya gereja (Kis. 2:17-22). Dalam ajaran Yesus, gerhana kosmik yang dinubuatkan Yoel menandai tibanya akhir zaman menjelang kedatangan Anak Manusia untuk menghimpun umat pilihan-Nya (Mrk. 13:24-27). Di dalam Kristus, hari Tuhan yang mengerikan menjadi hari keselamatan bagi semua yang berseru kepada nama-Nya (32; Rm. 10:12-13)!

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/12/13/

(0.124730496) (Mal 1:1) (sh: Tuhan mengasihi! (Rabu, 9 Desember 1998))
Tuhan mengasihi!

Tuhan mengasihi!
Dalam masa sulit, seringkali kita merasa seolah Tuhan tidak mengasihi kita. Betapa gampangnya kita mengukur kasih-Nya dalam keterbatasan manusia, seperti penilaian bangsa Israel terhadap Allah. Kepulangannya dari pembuangan, ternyata tidak cukup menghapus keraguan mereka terhadap kasih Allah. Allah mengasihi adalah pasti, namun kasih-Nya itu sering dinyatakan dalam konteks dan kondisi yang berbeda-beda. Kegagalan memahami kedalaman kasih Allah membuat banyak orang percaya menjadi tawar hati dan berkesimpulan bahwa Allah tidak mengasihi mereka.

Bagaimana bukti kasih Tuhan? Meskipun masa keemasan dinasti Daud tidak terulang, namun melalui "utusan-Nya", Tuhan mengingatkan dan memaparkan kembali semarak dan meriahnya kasih karunia Allah kepada bangsa Israel dari generasi ke generasi. Kasih karunia Allah telah memilih Yakub, menolak Esau. Meskipun bangsa Edom, keturunan Esau merasa yakin akan kesanggupannya membangun kembali kota-kota yang telah dihancurkan, tetapi jika Allah tidak berkenan, sanggupkah mereka? Kasih karunia Allah yang telah merangkul umat pilihan-Nya juga merangkul kita adalah dasar berpijak untuk maju ke pengalaman-pengalaman hidup yang baru yang diperkenankan Allah.

Doa: Tuhan, berikanlah kepekaan akan kasih dan anugerah-Mu.

(0.124730496) (Mal 2:1) (sh: Berkat menjadi kutuk. (Jumat, 11 Desember 1998))
Berkat menjadi kutuk.

Berkat menjadi kutuk.
Tuhan tidak menginginkan manusia ciptaan-Nya binasa (2Ptr. 3:9). Tetapi sikap tidak menghormati kemuliaan Tuhan semesta alam, tidak menutup kemungkinan merupakan alasan penghukuman Allah. Para imam yang seharusnya bertanggungjawab penuh memelihara pengetahuan dan pengajaran yang benar, telah menyelewengkan makna ibadah, merusak perjanjian anugerah Allah. Mereka yang seharusnya melayani, menuntut untuk dilayani. Jika para "imam" di masa sekarang ini berlaku sama, maka seluruh umat Tuhan sedang menuju kehancuran total. Fungsi saluran berkat berubah menjadi saluran kutuk.

Pola hidup pemimpin rohani. Para imam bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan ibadah umat kepada Allah. Bila terjadi cara dan pemahaman konsep ibadah, merekalah yang paling berisiko terhadap kutukan Allah. Jika demikian, bagaimana pola hidup pemimpin rohani yang berkenan di hadapan Allah? (ayat 1) tidak menyimpang dari jalan Tuhan; (ayat 2) takut akan Tuhan, dan gentar akan nama-Nya; (ayat 3) mengajar dengan benar; (ayat 4) jujur meresponi panggilan Allah.

Renungkan: Orang yang tidak menghormati Tuhan, sangat rentan terhadap hukuman Allah; sebaliknya mereka yang mengikuti perintah Tuhan merupakan sumber inspirasi sesama.

(0.124730496) (Mal 3:13) (sh: Mayoritas berwawasan dagang. (Selasa, 15 Desember 1998))
Mayoritas berwawasan dagang.

Mayoritas berwawasan dagang.
"Mengapa orang yang tidak mengindahkan Tuhan justru lebih enak hidupnya dibandingkan kami, yang rajin beribadah!". Inilah pergumulan manusia dari zaman ke zaman (bdk. Mzm. 73). Akar pergumulan itu adalah persepsi yang menyamakan hubungan dengan Tuhan sebagai hubungan dagang benarkah Tuhan baik dan adil? Kalau Tuhan baik dan adil, mengapa orang baik menderita, dan orang yang jahat makin hari makin makmur. Setiap orang yang menganut paham ini, akhirnya akan dikecewakan. Hal ini sering menjadi alasan, untuk mencari allah lain, yang dianggap lebih mampu memberikan keuntungan.

Minoritas berwawasan kekal. Dalam suasana perhitungan untung rugi diterapkan dalam hubungan dengan Alah, ternyata terselip minoritas yang masih menghormati Tuhan. Mereka tetap setia mempertahankan penghayatan iman melalui ibadah dan sikap saling mendorong dalam iman (bdk. Ibr. 10:24, 25). Bagi orang beriman, Allahlah yang akan memperhatikan dan menghargai mereka sebagai "milik kesayangan-Nya", bahkan bertindak mengasihi dan mewarisi kekekalan kepada mereka (bdk. Mzm. 73:26, 27).

Doa: Jadikanlah kami ya Tuhan, orang yang berwawasan kekekalan dan menghargai Engkau sebagai Tuhan.

(0.124730496) (Mal 4:1) (sh: Hari Tuhan. (Rabu, 16 Desember 1998))
Hari Tuhan.

Hari Tuhan.
Sepanjang sejarah hubungan manusia dengan Tuhan dalam penghayatan iman orang percaya, selalu ada dua dasar kemungkinan seseorang menjalankan ibadah berpusat pada Allah (teosentris) atau berpusat pada manusia (anthroposentris). Yang manakah pusat ibadah orang percaya? Hari Tuhan yang akan datang itu, seperti perapian yang berfungsi ganda: membakar dan membinasakan serta sekaligus memurnikan. Perapian pada tukang logam menyingkirkan kotoran dan menghasilkan logam murni; demikianlah juga yang terjadi pada Hari Tuhan itu.

Allah itu pasti. Apapun yang Allah katakan, janji anugerah, hukum dan aturan serta dampak dari semua itu, adalah pasti. Sambil menunggu masa depan yang cerah, orang percaya dan beriman harus tetap menjaga kesetiaannya. Dengan cara: mengingat dan melaksanakan perintah-perintah Tuhan, lewat hukum-hukum Musa. Apa yang telah diberikan-Nya kepada Musa menjadi dasar bagi Tuhan memperlakukan umat-Nya. Itulah sebabnya semua yang diucapkan-Nya pasti akan terjadi. Begitu pula ketika Tuhan mengutus Elia, sebagai yang akan menyerukan pertobatan. Inilah gelombang pembaruan dari Allah. Dalam Perjanjian Baru, Yohanes Pembaptis diakui sebagai Elia yang menegur yang salah dengan penuh kuasa dan keberanian.

(0.124730496) (Mat 1:1) (sh: Mengapa silsilah begitu penting? (Selasa, 23 Desember 1997))
Mengapa silsilah begitu penting?

Mengapa silsilah begitu penting?
Kita tergoda melewati daftar silsilah Yesus yang begitu panjang. Dalam 17 ayat pertama Injil Matius ada 46 tokoh yang hidupnya tidak kurang dari 2000 tahun. Walaupun nenek moyang Yesus, tak satu pun yang sama: kepribadian, pengalaman maupun spiritualitasnya. Beberapa adalah pahlawan iman. Sebagian kelabu hidupnya. Sebagian lagi orang-orang biasa (Hezron, Ram, Nahason, Akhim). Sebagian lagi jahat (Abia, Manasye). Karya Allah dalam sejarah tidak dibatasi oleh kegagalan dan dosa manusia! Bukankah ini mendorong kita rendah hati dan berbesar harap?

Keajaiban besar. Pernahkah merenungkan Tuhan Yesus? Bahwa Ia sungguh unik tiada dua? Satu-satunya manusia ber-Bapa di surga tanpa ibu, beribu di dunia tanpa bapa! Itu sebabnya Yusuf diperkenalkan sebagai suami Maria. Mengapa silsilah-Nya di Matius dan Lukas berbeda? Matius menelusuri sampai ke Abraham karena ditujukan kepada orang Yahudi, Lukas sampai ke Adam sebab tulisannya untuk orang non-Yahudi. Yesus adalah Juruselamat orang Yahudi maupun non-Yahudi

Renungkan: Jika Anda masuk rencana-Nya, Anda tidak terlalu kecil tanpa arti bagi-Nya.

Doa: Aku rindu terlibat dalam rencana besar-Mu, ya Tuhan.

(0.124730496) (Mat 1:18) (sh: Perawan hamil. (Rabu, 24 Desember 1997))
Perawan hamil.

Perawan hamil.
Seorang gadis hamil pada zaman ini dianggap biasa. Tetapi di zaman Maria, hal itu suatu aib besar yang dituntut hukum mati (Ul. 22:23,24). Kebudayaan Yahudi mengenal tiga tahap perkawinan. Pertama, kedua pihak keluarga setuju. Kedua, diumumkan kepada orang banyak. Kemudian terjadi pertunangan. Namun keduanya belum bergaul secara seksual. Sekalipun demikian, apabila batal harus dilangsungkan perceraian kecuali terjadi kematian. Ketiga, keduanya hidup bersama.

Yesus Manusia Allah. "Dilahirkan dari perawan Maria" menjadi sangat penting bagi iman Kristen. Yesus, Anak Allah, maka Ia bebas dari kodrat manusia yang berdosa yang diwariskan oleh Adam (Rm. 5:17). Karena dilahirkan Maria, Yesus sungguh manusia. Namun bukan hasil persetubuhan. Yesus manusia yang tidak dicemari dosa sedikit pun. Karena keberadaan-Nya itulah, Dia dapat memahami pencobaan yang kita derita dan pengalaman manusiawi kita tanpa harus ikut berdosa (Ibr. 4:15,16). Karena itu pula Dia menjadi korban yang berkuasa melepaskan kita dari dosa dan maut.

Renungkan: Bila Sang Pencipta sendiri rela menjadi ciptaan, pastilah keadaan ciptaan itu sangat serius dan penting di hadapan-Nya

Doa: Ya Yesus, Bebaskanlah aku dari dosa, dan hidup bagi-Mu.

(0.124730496) (Mat 4:1) (sh: Menaklukkan bukan melakukan. (Senin, 29 Desember 1997))
Menaklukkan bukan melakukan.

Menaklukkan bukan melakukan.
Kalau ditilik dan diperhatikan saksama, ada persamaan cara yang diterapkan Iblis dalam peristiwa Adam dan Hawa, dengan peristiwa pencobaan Yesus di padang gurun. Keduanya sama-sama dijanjikan kepuasan akan kebutuhan kedudukan, kuasa dan sanjungan. Namun perbedaannya, Adam dan Hawa tergiur oleh janjinya dan melakukannya. Sebaliknya, Yesus menentang keinginan Iblis bahkan menaklukkannya! Yesus mendemonstrasikan kuasa firman Allah, sekaligus mengajarkan kepada kita bahwa kuasa firman Allah memberikan energi untuk menaklukkan keinginan Iblis!

Kelemahan manusia. Harta, takhta dan kuasa, tak lekang dimakan waktu, tak habis ditelan masa. Sekalipun, pengorbanan nyawa telah Yesus jalani, namun masih saja kita tergoda oleh rayuan Iblis. Demi kedudukan, kuasa dan kepuasan, kedaulatan firman Tuhan tak lagi diperhitungkan. Tak dapat dipungkiri bahwa firman Tuhan itu sumber kemenangan Yesus dan kita semua menghadapi pencobaan.

Renungkan: Cukup sekali Yesus mendemontrasikan penolakan puncak menaklukkan keinginan Iblis, di bukit Golgota.

Doa: Tuhan, Firman-Mu yang hidup semakin menyemangatiku untuk terus berusaha menaklukkan keinginan Iblis, Amin.

(0.124730496) (Mat 5:13) (sh: Peran positif pengikut Kristus. (Kamis, 1 Januari 1998))
Peran positif pengikut Kristus.

Peran positif pengikut Kristus.
Tinggalkan yang lama dari tahun lama, masuki tahun baru ini dengan kebaruan dari Allah, maka kita akan berperan baru. Peran itu adalah peran pembaharu yaitu dengan aktif kita menjadi instrumen Tuhan menaklukkan dan mengubahkan proses perusakan dan kegelapan dunia ini. Garam yang tidak asin tidak ada gunanya, terang yang jadi gelap pun tidak ada gunanya, sebab kehilangan hakekat dan perannya. Demikianlah diri kita tidak boleh kehilangan hakekat dan peran sepanjang perjalanan hidup.

Fungsi garam dan terang. Kristen harus menjadi manusia yang dibutuhkan oleh setiap orang. Kalau tidak lagi ada beda antara Kristen dan dunia ini, Kristen menjadi tak berguna, akan dilecehkan, diacuhkan, atau disingkirkan. Inilah peringatan Tuhan. Kehadiran Kristen di tengah dunia adalah juga kehadiran Kristus. Wajarlah bila dimana pun Kristen berada, seharusnya lingkungan sekitarnya merasakan dampaknya. Dampak itu harus terpancar baik melalui pewartaan Injil maupun melalui sikap hidup dan perbuatan baik kita. Bersaksi dan berbuat baik adalah sarana untuk membahagiakan sesama kita.

Renungkan: Di dalam kesetiaan kita kepada Tuhanlah terletak kemampuan kita menjadi berkat dalam dunia ini.

Doa: Kaulah yang ingin kusaksikan, Tuhan Yesus!

(0.124730496) (Mat 6:1) (sh: Dasar dan tujuan yang keliru. (Senin, 5 Januari 1998))
Dasar dan tujuan yang keliru.

Dasar dan tujuan yang keliru.
Yesus menyetujui tiga rukun Yahudi: sedekah, berdoa dan berpuasa, asal tidak disalahgunakan sebagai tujuan akhir. Sikap Yahudi ketika melakukan kegiatan keagamaan untuk peningkatan, kenikmatan diri sendiri dan agar dipuji orang lain. Akibatnya, keagamaan hanya menjadi suatu pameran kesalehan. Motivasi kesucian yang salah ini dikritik oleh Yesus. Tindakan mereka sudah dianggap menerima upahnya dan tidak berharga di mata Allah (Mat. 6:2,5,16).

Doa yang benar. Doa yang keluar dari mulut yang tidak memberi makna hidup yang dalam bukan doa yang benar. Doa merupakan suatu pergumulan. Bukan kebiasaan. Orang Yahudi cenderung bermain kata dalam doa. Nama Tuhan dipuji-puji, dihormati, dimuliakan, tetapi jalan hidupnya tidak terpuji. Doa yang bagaikan karangan indah, atau yang seperti rentetan mantera, adalah kebencian di telinga Allah. Tuhan tahu apa yang harus dilakukan tanpa tergantung kepada manusia.

Gereja dan kegiatan Spiritual. Pembinaan jemaat perlu ditingkatkan, supaya doktrin tidak kering kerohanian, dan kerohanian tidak hampa bobot kebenaran teologis Kristiani.

Renungkan: Sikap hati dan hubungan yang tidak benar dengan Allah tidak mungkin menghasilkan doa yang berkenan.

(0.124730496) (Mat 7:12) (sh: Hidup Kristiani dan kewajibannya. (Jumat, 9 Januari 1998))
Hidup Kristiani dan kewajibannya.

Hidup Kristiani dan kewajibannya.
Kristus merumuskan kembali semua sikap kewajiban dan kehidupan Kristiani. Dari cara-cara merumuskan yang negatif, diubah menjadi positif. Sikap yang Tuhan tuntut pun diubah dari pasif, masa bodoh menjadi aktif dinamis. Bukan saja Kristen tidak boleh merugikan orang lain, tetapi harus mengasihi sebagaimana ia ingin orang lain berbuat itu pada dirinya. Tekanannya adalah memberikan diri pada sesama bukan menuntut.

Hidup Kristen berat. Tuhan memperhadapkan para pengikut-Nya kepada fakta hidup Kristen yang berat. Harus: memilih jalan hidup yang sempit, bukan yang lebar populer dan kebanyakan orang inginkan; membangun di atas batu karang kokoh ketaatan, bukan di atas sikap kerohanian yang santai; berjaga-jaga bukan saja terhadap para pengajar sesat yang siap berbulu domba bersifat serigala, tetapi terhadap sifat sesat hati sendiri yang hanya beribadah sejauh bibir.

Sikap gereja. Gereja masa kini cenderung mementingkan jumlah daripada mutu. Dan, tidak segan mengorbankan prinsip firman, melacurkan diri dengan prinsip dan cara duniawi.

Renungkan: Khotbah di Bukit memaparkan sikap Kepala Gereja yang mengorbankan hidup-Nya demi beroleh Gereja yang berkualitas.

Doa: Lepaskan kami dari segala jerat kedangkalan rohani.

(0.124730496) (Mat 9:9) (sh: Kristus datang untuk orang berdosa. (Selasa, 13 Januari 1998))
Kristus datang untuk orang berdosa.

Kristus datang untuk orang berdosa.
Orang Parisi mencela Yesus yang bergaul dengan orang-orang berdosa. Apalagi, Ia memanggil Matius si pemungut cukai menjadi murid-Nya. Matius pasti tidak pernah menduga, dirinya yang disisihkan dan dibenci oleh masyarakat, diterima dan dikasihi Yesus. Berita ini adalah berita yang sungguh luar biasa, yang harus disebarkan oleh semua orang percaya. Betapa banyak orang putus harapan, sesat, merasa diri tak berguna, dibuang bahkan dibenci masyarakat. Merasa gagal, karena tidak mampu mengejar kesalehan dan kebenaran dengan kekuatan diri sendiri. Mereka mencoba berbuat amal dan kebajikan untuk mencari berkat dan keselamatan dari Allah. Usaha ini seperti menambal baju tua dengan kain baru dan mengisi kantong anggur lama dengan air anggur baru.Perbuatan yang sia-sia dan mustahil.

Berharga di mata Allah. Semua manusia dikasihi dan berharga di mata Tuhan. Kalau setiap orang menyadari bahwa dirinya berguna dan berharga serta tahu tujuan hidupnya, hubungan manusia satu dengan yang lain akan sangat indah. Persoalannya, maukah kita menyampaikan berita indah ini kepada orang lain?

Renungkan: Anugerah keselamatan bukan saja mengampuni kita tetapi juga menggerakkan kita menjadi saksi Kristus.

(0.124730496) (Mat 12:22) (sh: Hati cemburu menghilangkan akal sehat. (Jumat, 23 Januari 1998))
Hati cemburu menghilangkan akal sehat.

Hati cemburu menghilangkan akal sehat.
Karena rasa cemburu dan dengki kepada Tuhan Yesus, orang Parisi memberi penilaian negatif terhadap pekerjaan-Nya. Karya-Nya dinilai sebagai pekerjaan setan (ayat 24). Hati yang cemburu menghilangkan akal sehat orang Parisi. Terang-terangan Yesus menentang mereka, bahkan mencela sikapnya. (ayat 26-27). Mata mereka tertutup, sehingga tak melihat kehadiran kuasa dan kekuatan Kerajaan Allah (ayat 28). Penilaian yang benar terhadap pekerjaan Allah hanya dapat dilakukan jika kita tunduk pada firman-Nya dan menjadikannya sebagai satu-satunya tolak ukur.

Akibat salah menilai. Orang Farisi telah menghujat Roh Kudus. Yesus mengatakan bahwa ini adalah dosa yang tak dapat diampuni (ayat 31). Mereka sampai melampaui limit dosa yang tak dapat diampuni karena tidak mau merendahkan diri dan membuka hati terhadap pemberitaan Tuhan Yesus. Bukti ketertutupan hati mereka dinyatakan pada ayat 34. Kejahatan yang dibuat oleh orang Farisi ini seharusnya mengingatkan orang masa kini untuk tidak mengeraskan hati.

Renungkan: Meski Allah begitu ingin menyelamatkan manusia, Ia tidak pernah akan memaksa. Janganlah permainkan kesempatan dan panggilan-Nya yang sangat berharga itu.

Doa: Tidak memberi penilaian salah terhadap Tuhan dan sesama!



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA