Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 601 - 620 dari 936 ayat untuk (68-26) Di AND book:19 [Pencarian Tepat] (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.80528868421053) (Mzm 102:1) (sh: Doa di dalam penderitaan (Rabu, 17 April 2002))
Doa di dalam penderitaan

Doa di dalam penderitaan. Dalam penderitaan, orang beriman tidak saja boleh meratap, tetapi berhak berdoa dan berharap kepada Tuhan yang kekal memerintah (ayat 12), dan berbelas kasih (ayat 13). Mazmur ini sekaligus berisikan hal-hal tersebut dan merupakan jalinan identifikasi antara doa pribadi dan doa umat. Besar kemungkinan doa pribadi yang mengidentifikasikan diri dengan umat ini dipanjatkan oleh raja walau bisa juga oleh orang biasa. Dalam doa ini, kita melihat gerak timbal balik semacam dialog antara pendoa menyadari keadaan dirinya (ayat Di+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">1-11,23-24) dan pendoa menyadari hal-hal tentang diri Allah (ayat Di+AND+book%3A19&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-22,25-28). Inilah doa yang benar. Pendoa tidak tenggelam dalam masalahnya saja, tetapi membuka diri bagi sorotan kebenaran tentang diri dan maksud Allah.

Pemazmur mulai dengan menaikkan permohonan (ayat 1-2) agar Allah mendengarkan ratapannya. Kekekalan Allah bukan kekekalan yang membuat-Nya tidak peduli akan apa yang terjadi di dunia ini. Keterlibatan Allah membuat pemazmur bisa memohon agar Allah mendengarkan, tidak menyembunyikan wajah-Nya (ayat 13:1, 69:17, 88:14), menyendengkan telinga-Nya (ayat Di+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">17:6). Di hadapan Allah, pemazmur menyadari singkat dan terbatasnya hidup yang fana dan berdosa ini, seperti asap, dan rumput yang bersifat sangat sementara (ayat 4,5). Selain kefanaan, masalah lebih berat adalah keberdosaannya yang digambarkannya dalam berbagai bentuk penderitaan akibat dosa (ayat 6-12). Dosa telah membuat jiwanya merana, tubuhnya sakit, hubungan sosialnya terganggu. Di dalam pergumulan doa itulah pemazmur mengalami perubahan, yaitu ketika perspektifnya berganti dari terfokus kepada keadaan diri dan umat dalam kefanaan dan akibat dosa, kepada Allah di dalam kekekalan kuasa dan kasih setia-Nya (ayat 12-17). Semua hal yang menekan kehidupannya kini disoroti di dalam terang sifat Allah yang kontras dari semua itu. Allah berkuasa, kekal, murah hati. Sifat- sifat tersebut menjadi dasar bagi pengharapan pembaruan dan penyelesaian masalah yang digumuli pemazmur. Lebih dari itu, Allah adalah Allah yang memandang dari ketinggian-Nya yang kudus, yang mendengar keluhan, dan membebaskan (ayat 20-22). Dengan menempatkan keadaannya di bawah sorotan sifat-sifat Allah, pemazmur boleh berharap lagi (ayat 26-29).

Renungkan: Semuanya tidak saja fana, tetapi juga akan binasa, kecuali mereka yang berharap pada kasih setia kekal Allah.

(0.80528868421053) (Mzm 119:161) (sh: Setia dan taat = hidup damai sejahtera (Rabu, 5 Juni 2002))
Setia dan taat = hidup damai sejahtera

Setia dan taat = hidup damai sejahtera. Dari ayat-ayat awal sampai akhir Mazmur 119, tidak henti-hentinya pemazmur menggambarkan bagaimana bahagia dan nikmatnya seseorang yang berpegang dan hidup menurut Taurat Tuhan. Ayat Di+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">161-176 ini pun menggambarkan hal yang sama.

Menurut pemazmur, damai sejahtera Allah itu antara lain tampak dalam beberapa bentuk. Pertama, keberanian menghadapi musuh-musuh yang mengejarnya tanpa alasan. Artinya ia tidak takut menghadapi ancaman apa pun (ayat 161). Inilah tanda orang yang pasrah kepada Tuhan dan kehendak-Nya. Dengan sendirinya orang seperti ini merasakan ketenteraman dan kenyamanan dalam kehidupannya (ayat 165). Kedua, tidak mengalami depresi, tidak merasa kalut, tidak melarikan diri dari keberanian untuk menerima kenyataan hidup, dan berusaha memecahkan persoalannya dengan sukacita. Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa itu dilakukan bersama Tuhan. Seseorang yang melupakan kenyataan hidupnya dan tidak berusaha memecahkannya dengan dalih iman, sama dengan orang yang hidup di awan-awan, dan tidak ada bedanya dengan mereka yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Kecintaan dan kesetiaan pemazmur kepada Taurat sungguh-sungguh telah membawa dia pada damai sejahtera Allah (ayat 163,167). Karena itulah, pemazmur tidak bisa berbuat lain, kecuali memuji-muji Allah terus-menerus (ayat Di+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">164,171,172,175). Perlu kita sadari bahwa pujian yang dilakukan pemazmur keluar secara spontan karena kekagumannya pada Allah dan Taurat-Nya. Memuji Tuhan yang dimaksudkan di sini tidak semata-mata dalam bentuk kata-kata dan nyanyian, sebab Tuhan tidak termakan oleh pujian. Memuji Tuhan di sini berarti mengerahkan segala kemampuan, kekuatan, dan segenap jiwa melalui perbuatan-perbuatan baik yang bersumber pada Allah dan Taurat-Nya. Allah sudah mengaruniakan kebaikan, keselamatan, keadilan, dan kebenaran yang nyata dalam Kristus kepada kita. Maka, sudah seharusnya kita memuji-muji Allah dalam perkataan, nyanyian, dan perbuatan kita.

Renungkan: Setia dan taat kepada Tuhan dan Taurat-Nya berarti hidup dalam damai sejahtera Allah.

(0.80528868421053) (Mzm 143:1) (sh: Dalam tangan Tuhan (Jumat, 29 November 2002))
Dalam tangan Tuhan

Dalam tangan Tuhan.
Tidak bisa kita sangkali bahwa pengulangan seruan pemazmur seperti "dengarkan doaku", "berikan telinga kepada permohonanku", dan "jawablah aku", memberikan kesan bahwa pemazmur "melemparkan" dirinya sepenuhnya ke dalam tangan Allah yang dipercayainya murah hati. Dua sifat Allah dimunculkan di sini (ayat 1): kesetiaan dan keadilan. Keyakinan pemazmur dilandaskan atas pengenalannya sendiri akan Allah yang telah hadir dalam sejarah bangsanya.Di tengah-tengah krisis yang dialaminya, pemazmur mengakui keberdosaannya (ayat 2). Namun, ia juga tidak menghindar dari Allah, tetapi justru Ia memerlukan Allah karena musuh-musuhnya sudah dekat mengancam jiwanya (ayat Di+AND+book%3A19&tab=notes" ver="">3-6). Gambaran yang dipakai di sini sangat kelam. Pemazmur menunjukkan bahwa secara psikologis dan spiritual ia telah hancur (ayat 3), mirip seperti orang yang telah lama meninggal. Krisisnya makin menjadi-jadi ketika ia mengingat akan pekerjaan Allah dalam sejarah (ayat 5-6). Ia juga mengharapkan hadirnya titik cerah dalam situasi yang dihadapinya. Ia seperti tanah yang tandus, putus asa menantikan Tuhan.

Pemazmur terus berteriak kepada Allah, ia mengharapkan respons Allah segera. Ia memerlukan jaminan dari Allah sendiri, seakan-akan ia akan segera musnah jikalau tidak mendapatkan keselamatan dari Tuhan. Namun, sekali lagi, pemazmur tetap memahami bahwa kehendak Allah lebih dari segala sesuatu. Ia memang ingin keluar dari krisis, tetapi ia tetap ingin agar Allah sendiri yang menuntunnya melewati hari-hari yang sukar. Mazmur ini ditutup dengan seruan agar dirinya dihidupkan kembali (ayat 11). Penghidupan kembali ini bukanlah sekadar penghidupan fisik, tetapi secara mental, psikologis, dan spiritual. Ia perlu mendapatkan kesegaran dan kekuatan baru untuk hidup. Menarik sekali, karena sekali lagi kita diperhadapkan pada satu cerminan bahwa keadilan harus ditegakkan dan yang bersalah harus dihukum.

Renungkan:
Anda tidak bisa mengendalikan hidup Anda dan kesulitan-kesulitan yang menimpa Anda. Jadilah hamba yang rendah hati, bersedia masuk dalam pelukan Tuhan yang tenteram.

(0.80461144736842) (Mzm 96:1) (ende)

Jahwe adalah radja, jang patut dipudji di-mana2 selalu (Maz 96:1-3). Sebab Ia melebihi semuanja, djuga dewata bangsa2 kafir, oleh karena Ia mentjiptakan alam semesta (Maz 96:4-6). Maka dari itu Ia harus dipermuliakan oleh kaum kafir (Maz 96:7-9) dan oleh umatNja, Israil, jang wadjib memaklumkanNja sebagai Pentjipta dan Hakim (Maz 96:10). Tuhan achirnja djuga akan menjatakan diriNja sebagai Hakim dan lalu akan dipudji bahkan oleh machluk2 jang tak hidup (Maz 96:11-13).

(0.80461144736842) (Mzm 139:1) (ende)

Pengarang mazmur ini dahulu memandang, merenungkan Allah jang mahatahu (Maz 139:1-6) dan jang berada di-mana2 (Maz 139:7-12), jang membuat manusia serta mengawasinja (Maz 139:13-16). Betul Allah tidak dapat diselami manusia (Maz 139:17-18). Tetapi kemudian suatu doa jang kedjam diutjapkannja melawan kaum pendosa dan pendjahat, jang dibentjinja oleh karena mereka memusuhi Tuhan (Maz 139:19-22). Ia bermohon, agar supaja ia sendiri didjagai oleh Allah terhadap jang djahat (Maz 139:23-24).

(0.80461144736842) (Mzm 6:2) (full: SEMBUHKANLAH AKU. )

Nas : Mazm 6:3

Sepanjang masa kesusahan jasmaniah dan disiplin ilahi, yang memang layak diterimanya, pemazmur tak dapat lagi menyadari kehadiran Allah (ayat Mazm 6:5) dan sejahtera rohaninya (ayat Mazm 6:4). Ia telah menderita untuk waktu yang lama dan merasa amat sedih. Doanya bukanlah agar Allah menyingkirkan semua teguran darinya, tetapi agar disiplin ilahi dapat disertai kemurahan dan tidak begitu berat sehingga ia mati (bd. Yer 10:23-24).

(0.80461144736842) (Mzm 8:5) (full: DENGAN KEMULIAAN DAN HORMAT. )

Nas : Mazm 8:6

Mazmur ini mengungkapkan kehormatan luar biasa yang telah diberikan Allah kepada umat manusia. Ditegaskannya bahwa kita sebagai manusai diciptakan Allah untuk suatu maksud yang mulia; bukan sekadar hewan, hasil evolusi alam atau kebetulan (ayat Mazm 8:6;

lihat art. PENCIPTAAN).

Demikian berharganya kita bagi Allah sehingga kita menjadi tujuan khusus perhatian dan perkenan-Nya (ayat Mazm 8:5). Ia telah menghormati kita dengan memilih kita untuk memerintah atas alam ciptaan-Nya (ayat Mazm 8:7-9; bd. Kej 1:28; 2:15,19); namun kesadaran akan kedudukan terhormat ini bukan merupakan alasan untuk memuji diri sendiri, tetapi alasan untuk bersyukur dan memuliakan Sang Pencipta (ayat Mazm 8:10).

(0.80461144736842) (Mzm 18:2) (full: BUKIT BATUKU, KUBU PERTAHANANKU, DAN PENYELAMATKU. )

Nas : Mazm 18:3

Metafora yang terdapat dalam ayat ini dapat dikenakan pada pergumulan terus-menerus dari orang percaya melawan kekuatan-kekuatan fisik dan rohani masa ini. Pemeliharaan Allah terhadap kita dilukiskan oleh enam lambang.

  1. (1) "bukit batuku" -- keamanan dan jaminan di dalam kekuatan Allah yang kokoh (bd. Mazm 31:3-4; 42:10; 62:8);
  2. (2) "kubu pertahananku" -- tempat perlindungan dan keselamatan yang tidak dapat dimasuki musuh;
  3. (3) "penyelamatku" -- pelindung yang hidup;
  4. (4) "perisaiku" -- Allah yang berdiri di antara kita dan bahaya (bd. Kej 15:1);
  5. (5) "tanduk keselamatanku" -- kekuatan dan kuasa kemenangan untuk membebaskan dan menyelamatkan kita;
  6. (6) "kota bentengku" -- sebuah tempat aman untuk mengangkat di atas bahaya-bahaya kehidupan.
(0.80461144736842) (Mzm 37:6) (full: MEMUNCULKAN KEBENARANMU SEPERTI TERANG. )

Nas : Mazm 37:6

Orang benar yang ditindas oleh dosa di dalam dunia ini dijanjikan:

  1. (1) jawaban atas doa mereka (ayat Mazm 37:4-5);
  2. (2) pembenaran standar-standar kebenaran mereka (ayat Mazm 37:6);
  3. (3) warisan sorgawi (ayat Mazm 37:9,11,34);
  4. (4) pertolongan Tuhan untuk menopang (ayat Mazm 37:17-19,39);
  5. (5) bimbingan, perlindungan, dan kehadiran Tuhan (ayat Mazm 37:23-25,28); dan
  6. (6) keselamatan (ayat Mazm 37:39).
(0.80461144736842) (Mzm 71:9) (full: PADA MASA TUAKU. )

Nas : Mazm 71:9

Ketika kekuatan makin lemah dan kesukaran-kesukaran usia lanjut makin jelas, kita harus mengingat kembali tuntunan Allah pada masa lalu dan berharap kepada-Nya Dia selaku pelindung, penolong, dan penopang untuk hari-hari akhir hidup ini. Pada saat kematian ketika kekuatan jasmaniah berkurang, kita harus tahu bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita malah Dia akan dekat (ayat Mazm 71:12,18) ketika oleh para malaikat kudus membawa kita menghadap Dia di sorga (Luk 16:22).

(0.80461144736842) (Mzm 84:2) (full: JIWAKU ... MERINDUKAN PELATARAN-PELATARAN TUHAN. )

Nas : Mazm 84:3

Lihat cat. --> Mazm 42:3,7

lihat cat. --> Mazm 42:7

[atau ref. Mazm 42:3,7]

mengenai dahaga dan lapar akan dekatnya Allah.

(0.80461144736842) (Mzm 86:11) (full: TUNJUKKANLAH KEPADAKU JALAN-MU. )

Nas : Mazm 86:11

Di tengah-tengah kesulitannya, pemazmur dengan rendah hati memohon Allah mengajarkan jalan-jalan dan kebenaran-Nya, supaya ia dapat takut akan Allah dengan segenap hati. Manakala kita mengalami pencobaan dan kesulitan, kita harus berseru kepada Allah memohon hikmat untuk berjalan pada jalan-Nya dan memohon hati yang sungguh-sungguh takut dan senang dengan kebenaran-Nya.

(0.80461144736842) (Mzm 90:1) (full: ENGKAULAH TEMPAT PERTEDUHAN KAMI. )

Nas : Mazm 90:1-17

Doa ini, yang dianggap digubah Musa, mungkin ditulis sementara 40 tahun ketika Allah membuat Israel mengembara di padang gurun sebagai hukuman atas ketidaksetiaan mereka (Ul 8:15). Suatu angkatan orang Israel yang tidak taat mati selama ini (bd. ayat Mazm 90:7-11; lih. Bil 14:22-33). Setelah mengakui semua pelanggaran mereka dan hukuman Allah, Musa mendoakan pemulihan perkenan dan berkat Allah.

(0.80461144736842) (Mzm 91:14) (full: HATINYA MELEKAT KEPADA-KU )

Nas : Mazm 91:14

(versi Inggris NIV -- Karena ia mengasihi Aku). Di sini Tuhan sendiri berbicara kepada para pengikut-Nya yang setia. Karena mereka sungguh-sungguh mengasihi Dia, Ia sendiri berjanji untuk membantu mereka pada masa kesukaran. Rahasia untuk menerima perlindungan Allah ialah hati yang melekat kepada-Nya dalam rasa syukur dan kasih sayang. Ia tahu siapa orang percaya itu, dan Ia akan menyertai mereka dalam kesulitan, mendengarkan doa mereka, dan memberikan mereka hidup yang penuh dengan kehadiran dan pemeliharaan-Nya yang ilahi (lih. Yoh 14:12-21; 15:1-10).

(0.80461144736842) (Mzm 95:1) (full: MARILAH KITA BERSORAK-SORAI. )

Nas : Mazm 95:1-11

Mazmur ini memanggil kita untuk memastikan bahwa penyembahan dan pujian kita disertai hati yang taat kepada Tuhan. Mazmur ini mengajukan pemberontakan Israel di padang gurun sebagai contoh orang yang bersalah dalam apa yang mereka inginkan, tidak mengenal jalan-jalan Allah yang benar, dan oleh karena itu gagal menerima apa yang telah dijanjikan-Nya (lih. Bil 14:22-23,28,30; Ul 1:34-35).



TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA