Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 601 - 620 dari 2954 ayat untuk Israel [Pencarian Tepat] (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.29265890625) (Yes 44:1) (sh: Jangan takut! (Minggu, 31 Juli 2005))
Jangan takut!

Jangan takut! Seorang anak lebih mudah percaya orangtuanya daripada orang dewasa percaya Bapa di Sorga. Mengapa demikian? Karena seorang anak menatap wajah orangtuanya dan memegang tangan mereka ketika ia merasa takut. Sebaliknya, orang dewasa mengarahkan pandangannya pada keadaan di sekitarnya dan lupa bahwa Tuhan bersamanya.

Ketika Israel masih hidup dalam pembuangan di tengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Allah, Israel takut dan imannya goncang. Mengapa demikian? Karena mereka memandang kesulitan dan masalah sebagai lebih besar daripada Allah mereka. Apa tindakan Allah? Pertama, Ia memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah yang menciptakan mereka dan menjadikan mereka suatu bangsa. Ia adalah Allah yang mengenal mereka. Itu sebabnya, Allah menyapa bangsa Israel dengan nama nenek moyang mereka, Yakub (ayat 1-2, lih. Kej. 32:28, band. Kej. 47:27-31) dan nama puitis Israel, Yesyurun (lih. Ul. 32:6). Kedua, Allah mengadakan pembaruan kerohanian Israel dengan memberikan Roh-Nya diam di antara umat-Nya sehingga berkat-Nya turun atas mereka. Setiap generasi Israel akan kembali mengenali Allah mereka dan menyerukan puji-pujian bagi-Nya (ayat 3-5). Ketiga, Ia memproklamasikan nama-Nya sebagai Allah di atas segala allah. Allah menantang kuasa yang dimiliki dewa dewi yang disembah bangsa-bangsa yang tidak mengenal-Nya. Karena kuasa yang dimiliki dewa dewi tersebut kosong maka segala perkataan mereka pun pasti palsu (ayat 6-7). Oleh sebab itu, Israel tidak perlu takut terhadap segala kutuk dari ilah-ilah palsu itu. Allah Israel adalah Allah di atas segala allah yang akan melindungi mereka (ayat 8).

Sebagai anak Tuhan kita tidak perlu takut terhadap segala kesulitan dan masalah yang menghadang hidup kita. Tuhan setia pada janji-Nya. Ia lebih berkuasa daripada semua masalah hidup. Dia pasti akan menolong kita asal kita terus bersandar dan berharap kepada-Nya.

Renungkan: Saat rasa takut menekan, ingatlah Tuhan beserta Anda.

(0.29265890625) (Yeh 36:22) (sh: Dilarang Ge-eR (Rabu, 14 November 2001))
Dilarang Ge-eR

Dilarang Ge-eR. Merasa layak menerima sesuatu kadang diperlukan. Orang minder tak pernah merasa berhak mendapatkan apa-apa -- ini tidak sehat. Sayangnya, ada pula orang yang terlalu merasa diri layak. Siapa yang suka mengajak makan orang yang selalu merasa dirinya harus ditraktir?

Bagian kedua pasal 36 ini memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai motivasi Allah untuk kembali memberikan pengharapan kepada bangsa Israel: bukan karena Israel pada dirinya sendiri layak mendapatkan pemulihan, tidak pula karena Israel telah berbuat baik, tetapi semata-mata karena Allah ingin menguduskan nama-Nya kembali.

Ketika bangsa Israel dihukum, maka Allah dianggap tidak menepati perjanjian-Nya dengan Daud. Sikap ingkar janji bertentangan dengan kekudusan Allah karena di dalam kekudusan hanya ada kesempurnaan, kebaikan, dan kesetiaan. Ini menjelaskan mengapa cemoohan bangsa-bangsa kafir merupakan pencemaran nama Allah yang kudus.

Kini Allah ingin menunjukkan bahwa diri-Nya tetap kudus. Ia menghukum bangsa Israel dan seakan-akan mengingkari janji- Nya, justru karena Ia kudus. Namun demikian, Ia tidak mungkin diam ketika bangsa-bangsa lain salah menafsirkan hukuman Allah sebagai tanda ketidaksempurnaan-Nya. Ia kembali menyelamatkan Israel dengan kekuasaan-Nya. Nama Yahweh harus ditinggikan oleh segala bangsa!

Keselamatan yang diberikan kepada bangsa Israel menyeluruh sifatnya: bukan hanya secara fisik dengan pemulihan ekonomi, sosial, politis, budaya, tetapi juga pemulihan hati atau religi (ayat 25-27). Tanpa pemulihan dari dalam, pemulihan dari luar akan segera sirna kembali. Ini berarti ketaatan dan kemampuan menuruti kehendak Allah pun merupakan suatu anugerah. Bangsa Israel harus merasa malu akan dosa mereka dan bersyukur pada Tuhan yang tidak pernah melalaikan perjanjian-Nya.

Renungkan: Kehidupan orang percaya berasal dari anugerah dan ditopang sepenuhnya oleh anugerah. Ketika kita mulai merasa mampu mengasihi Dia dengan kekuatan kita sendiri, bukalah Roma 11:36!

(0.29265890625) (Hos 4:1) (sh: Dosa-dosa Israel dirinci (Rabu, 4 Desember 2002))
Dosa-dosa Israel dirinci

Dosa-dosa Israel dirinci.
Pasal ini diawali dengan maksud Allah untuk menyeret Israel ke meja hijau Allah, karena banyak kesalahan yang dilakukan Israel (ayat 1). Ungkapan pada ayat 1 merupakan ungkapan kunci dan sentral dalam pemberitaan Hosea, tentang betapa dalam dan hebatnya kesalahan-kesalahan yang dilakukan Israel. Untuk semua yang Israel lakukan, Allah akan bertindak bukan sebagai suami tetapi sebagai Hakim. Dalam hal ini Allah tidak hanya mengadukan orang Israel, tetapi juga para imam dan para nabi (ayat 4-5) yang mestinya menuntun umat kepada jalan Allah. Para imam dan para nabi ternyata tidak menjalankan tugas sesuai dengan panggilannya sebagai nabi ataupun imam. Mereka lebih mengutamakan materi ketimbang menyatakan kebenaran Allah (ayat 6,8). Bahkan Hosea melihat bahwa pejabat agamalah yang memelopori sikap menolak pengenalan akan Allah (ayat 6). Kata ‘menolak’ berasal dari kata Ibrani ‘yada’ yang berarti menolak persekutuan yang intim dengan Allah, dan berselingkuh dengan ilah-ilah lain (ayat 12-14,17). Dengan demikian penolakan terhadap pengenalan akan Allah sama dengan kehidupan yang disesatkan oleh roh perzinahan (ayat 12). Sikap para pejabat agama ini menyebabkan umat lari meninggalkan Allah, dan percaya kepada petenung dan berhala-berhala Kanaan (ayat 12,13). Bahkan dengan sikap atraktif mereka mempersembahkan kurban di puncak- puncak gunung dan di atas bukit-bukit.

Allah tidak tinggal diam melihat sikap penolakan umat terhadap Diri- Nya. Allah tidak hanya menghakimi tetapi juga menghukum! Rakyat Israel dan para pejabat agama akan mendapat hukuman yang sama dari Allah (ayat 9,10). Namun, dibalik penghukuman itu ada juga berita pengharapan (ayat 15).

Renungkan:
Pemimpin agama adalah panutan umat yang digembalakannya. Apakah kita sebagai pemimpin umat baik sebagai presbiter, pendeta dan lain-lainnya masih menjunjung tinggi makna terdalam keberadaan kita sebagai pemimpin umat? Atau jangan-jangan godaan roh perzinahan itu telah membuat kita terseret kepada godaan-godaan roh penyimpangan.

(0.29265890625) (Hos 6:1) (sh: Pertobatan palsu (Senin, 8 November 2004))
Pertobatan palsu

Pertobatan palsu. Pertobatan sejati pasti disertai bukti yang nyata: meninggalkan dosa. Hal yang dulu dilakukan tanpa perasaan bersalah, sekarang menjadi sesuatu yang dijauhi.

Banyak dan mudah kita menemukan pertobatan palsu kini. Tandanya di bibir mengaku dosa, tetapi hati tetap menikmati kejahatan; atau bertobat bukan untuk sungguh-sungguh kembali kepada Tuhan, tetapi hanya demi terhindar dari konsekuensi dosa. Orang demikian jelas hidup dalam kemunafikan. Dalam nas ini, karena teguran Allah dan harapan-Nya akan pertobatan Israel (lih. Hos. 5:15), maka umat Israel mengaku dosa dan bertobat. Namun, pertobatan Israel itu palsu. Perhatikan di Hos. 6:1-3 dalam doa pertobatan Israel tersebut, tidak ada pengakuan dan penyesalan sungguh-sungguh akan dosa-dosa mereka. Sebaliknya, Israel hanya menekankan kebesaran kasih Allah tanpa mengungkapkan kenyataan bahwa Allah membenci dosa.

Di mata Tuhan, pengakuan Israel itu bukan pertobatan sejati. Bahkan ibadah korban untuk memohon pengampunan pun tidak lebih dari sekadar perbuatan ibadah lahiriah saja (ayat 4-6). Kenyataannya mereka masih melakukan praktek dosa. Israel masih tidak menghormati isi ikatan perjanjian Sinai (ayat 7). Israel tetap melakukan tindakan kejahatan yang lama, yaitu kaum imam bagaikan penjahat yang menghadang darah dan melakukan perbuatan-perbuatan mesum yang menjijikkan (ayat 8-10); mereka melakukan beragam perbuatan dosa seperti merampok dan menjarah (ayat 7:1); bahkan mereka menipu dan menjerumuskan para pemimpin negara untuk semakin bergelimang dalam dosa (ayat 7:3-7).

Jika masih ingin berdosa, berdosalah jangan tanggung-tanggung sampai Allah menghajar habis-habisan. Mungkin dengan cara itu, Allah akan membuat Anda kapok. Memang Allah berniat mengampuni dosa dan menyelamatkan kita dari hukuman. Akan tetapi itu tidak dijanjikan-Nya kepada para pemain sandiwara rohani.

Camkanlah: Perbuatan saleh keagamaan bisa dilakukan sebagai topeng di depan manusia. Akan tetapi, Tuhan tidak tertipu dengan persembahan dan penampilan saleh kita.

(0.29265890625) (Hos 12:1) (sh: Pertolongan di luar Allah = sia-sia! (Kamis, 12 Desember 2002))
Pertolongan di luar Allah = sia-sia!

Pertolongan di luar Allah = sia-sia!
Pada pasal ini Hosea kembali merinci dosa-dosa bangsa Israel (ayat 1,2,12). Kebohongan/penipuan, melarikan diri dari Allah dan mengharapkan pertolongan dari kekuatan lain, seperti Asyur dan Mesir, sama halnya dengan mengabaikan Allah. Ia tidak hanya meninggalkan Allah, tetapi juga mengikat perjanjian dengan bangsa Asyur dan Mesir (ayat 2), yang kemudian justru akan menelan mereka. Artinya, sikap dan tindakan Israel ini tidak hanya telah membatalkan perjanjiannya dengan Allah secara sepihak, tetapi juga Israel telah mengabaikan syarat-syarat perjanjian dengan Tuhan yang telah disepakati yaitu: pertama, Israel dengan cara tidak bertanggung jawab telah melepaskan diri dari tanggung jawabnya sebagai umat Allah. Kedua, demi kepentingan diri sendiri, tanpa memperhatikan kepentingan Allah, Israel rela melaksanakan syarat-syarat perjanjian dengan Asyur dan Mesir. Sebagai bangsa, seharusnya kita bisa belajar dari pengalaman Israel dengan Allahnya dalam sejarah bangsa itu. Israel juga mengalami krisis multidimensi seperti kita. Agaknya, usaha-usaha perbaikan yang bersifat politis, ekonomis, dan sosial saja tidak cukup untuk menyelamatkan bangsa Israel dari krisis multidimensinya. Kata kunci yang mestinya dapat menyelamatkan mereka dari krisis multidimensi waktu itu ialah pengajaran Tuhan. Ketika mereka mengabaikan pengajaran Tuhan itu, maka mereka pasti menuai kebinasaan.

Persoalannya dengan bangsa kita ialah, apakah segala usaha baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial yang telah dirintis saat ini sudah merupakan usaha yang ‘cukup’ untuk menyelamatkan kita dari krisis multidimensi bangsa ini? Tentu saja tidak! Bangsa ini juga harus belajar dari kebaikan, keadilan dan kebenaran Allah yang tentu sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang baik. Artinya, kita harus memiliki nilai-nilai luhur seperti kejujuran, ketulusan, kesediaan untuk berkorban, menghargai nilai-nilai luhur kemanusiaan, tidak mementingkan diri sendiri atau kelompok, dll.

Renungkan:
Di masa-masa penantian ini, nilai-nilai luhur seperti itulah yang seharusnya menjadi komitmen kita menyambut kedatangan-Nya.

(0.29265890625) (Am 9:1) (sh: Allah, Penguasa alam semesta (Jumat, 25 Juli 2003))
Allah, Penguasa alam semesta

Allah, Penguasa alam semesta. Bangsa Israel tidak dapat menghindar dari penghukuman Allah (ayat 1). Ingin lari? Kemanapun mereka pergi bahkan pergi jauh ke dunia orang mati, Tuhan akan menemukan dan mengambil mereka (ayat 2). Dalam pemahaman PL dunia orang mati berada di belahan bumi paling bawah, sebuah tempat yang paling jauh dari tempat Allah di langit di atas langit. Ingin bersembunyi di Gunung Karmel (ayat 3) - tempat yang dianggap cukup aman untuk bersembunyi, tetapi justru di sana Allah siap menghakimi? Di dasar laut (ayat 3)? Tuhan akan memerintahkan ular untuk menggigit mereka di sana. Orang zaman itu menganggap dasar laut sebagai tempat yang tidak akan terjangkau oleh Allah. Ingat peristiwa Nabi Yunus? Tuhan tetap dapat menemukannya. Tidak ada tempat yang rahasia bagi Allah (ayat 5,6).

Dari sejarah bangsa Israel, kita tahu bahwa Israel adalah bangsa yang dikhususkan Allah. Namun, kekhususan itu membuat bangsa Israel menjadi sombong, dan beranggapan Allah yang telah memilih mereka, karena itu mustahil Allah menghukum mereka. Kesalahan persepsi ini mengakibatkan terjadinya praktik-praktik penindasan dan pengeksploitasian sesama. Israel semakin tidak terkendali. Allah yang mengubah status sebagai bangsa pilihan, Allah pula yang memutuskan untuk tidak lagi mengkhususkan bangsa Israel bagi-Nya. Israel menjadi sama dengan bangsa-bangsa lain seperti Etiopia, orang Filistin, dan orang Aram. Namun, penghukuman Allah bukanlah tujuan akhir. Allah tetap menyelamatkan sisa-sisa Israel (ayat 8). Penghukuman ini adalah kendaraan Allah untuk menciptakan sisa-sisa yang diselamatkan, yang luput dari penghukuman. Inilah kasih setia Allah.

Renungkan: Allah tidak pernah kompromi dengan dosa. Tetapi dosa tidak dapat membatalkan kasih setia-Nya. Itulah pengharapan yang memotivasi kita mengerjakan kehendak Allah dengan setia dan sukacita.

(0.2896572) (2Raj 14:25) (full: MENGEMBALIKAN DAERAH ISRAEL. )

Nas : 2Raj 14:25

Israel memperoleh kembali tanah mereka dan umat itu mencapai kemakmuran materiel yang besar selama masa pemerintahan Yerobeam II (bd. Am 6:4-6; Hos 12:9). Akan tetapi, nabi Amos dan Hosea yang melayani Israel sementara pemerintahnya, melihat dengan jelas betapa buruknya landasan yang di atasnya kemakmuran Israel dibangun sehingga menubuatkan pembinasaan Israel yang akan datang dengan memakai perkataan yang tegas. Sebenarnya, kemakmuran yang terjadi selama masa pemerintahan Yerobeam membantu perkembangan rasa puas dengan diri sendiri, kemerosotan moral, ketidakadilan sosial, dan kemurtadan agama yang mengakibatkan keruntuhan Israel sekitar dua puluh delapan tahun kemudian

(lihat cat. --> 2Raj 14:26).

[atau ref. 2Raj 14:26]

(0.2896572) (2Raj 14:26) (full: BETAPA PAHITNYA KESENGSARAAN ORANG ISRAEL ITU. )

Nas : 2Raj 14:26

Karena belas kasihan akan umat itu, Allah memakai Yerobeam untuk menolong Israel (ayat 2Raj 14:26-27).

  1. 1) Akan tetapi, kebaikan Allah ini tidak membawa pertobatan. Masa kemakmuran Israel juga menjadi masa korupsi rohani, moral, dan sosial. Baik Amos maupun Hosea

    (lihat cat. --> 2Raj 14:25)

    [atau ref. 2Raj 14:25]

    berbicara tentang umat yang sudah sangat rusak akhlaknya. Kemewahan, pesta pora, kebejatan, ketidakadilan, kekerasan, dan bermacam-macam penipuan menjadi cara hidup yang normal (Am 2:6-8; 3:9; 5:11-13; Am 6:4-7). Mengenai periode dalam sejarah Israel ini Hosea menulis, "Tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini. Hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan, dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah" (Hos 4:1-2).
  2. 2) Masa ini merupakan masa yang sangat mendukakan hati Allah dan para nabi-Nya (Hos 1:1-2; 3:1-5; 11:1-12:1). Para nabi berbicara, tetapi Israel tidak mau mendengar. Karena itu, Tuhan menyebabkan orang Israel "diangkut dari tanahnya ke Asyur ke dalam pembuangan" (2Raj 17:23).
(0.2896572) (Kel 12:48) (jerusalem: seorang asing) Seorang "asing yang menetapkan" di Israel menurut hukum mendapat kedudukan khas, serupa dengan orang "meteke", di kota Atena (Yunani) dahulu atau seorang "incola" di Roma. Para bapa leluhur menjadi "orang asing" semacam itu di negeri Kanaan dahulu Kej 23:4, dan orang Israel di Mesir, Kej 15:13; Kel 2:22. Setelah negeri Kanaan direbut Israel terbaliklah keadaan dahulu: orang Israel menjadi warga negeri dan menerima orang asing yang menetap di situ, Ula 10:19. Orang asing itu harus mematuhi hukum Israel, Ima 17:15; 24:16-22, merayakan hari Sabat, Kel 20:10; Ula 5:14. Mereka boleh turut mempersembahkan korban kepada Tuhan, Bil 15:15-16, dan merayakan Paskah, Bil 9:14. Tetapi kalau demikian mereka harus bersunat, Kel 12:48 ini. Dengan demikian sudah disiapkan kedudukan "penganut agama" di zaman Yunani, lih Yes 14:1. Di bidang ekonomi orang asing itu termasuk golongan lemah yang dilindungi oleh hukum, Ima 23:22; 25:35; Ula 24; 26:12. Ula 26:12 dan Ula 12:12 menempatkan orang asing di samping orang Lewi yang juga tidak mendapat tanah pusaka di Israel. Hak 17:7 menyebut orang Lewi di Betlehem itu sebagai "orang asing yang menetap" (pendatang) di Yehuda. Istilah Ibrani untuk menyebut "orang asing yang menetap" atau "pendatang" itu ialah ger, yang oleh terjemahan Yunani diterjemahkan dengan kata Yunani "proselitos", Mat 23:15.
(0.2896572) (Ul 11:1) (sh: Sumber kekuatan (Minggu, 11 Mei 2003))
Sumber kekuatan

Sumber kekuatan. Musa kembali memberikan nasihat agar bangsa Israel mencintai Tuhan dan menaati perintah-perintah-Nya. Mengapa Musa tidak bosan mengulang-ulang hal ini? Mengapa bangsa Israel seperti anak terbelakang mental yang harus diajarkan berulang-ulang kali? Karena perintah ini teramat penting, dan karena memang bangsa Israel sering melupakan hal yang esensial ini.

Musa menyatakan bahwa bangsa Israel perlu menaati hukum-hukum tersebut bukan karena pengalaman generasi terdahulu saja, tetapi karena mereka sendiri telah mengalami pemeliharaan Allah, mengalami kekuasaan dan kebesaran Allah. Mereka juga diingatkan akan hukuman yang keras bagi mereka yang menantang otoritas Tuhan (ayat 6, bdk. Bil. 16).

Perintah-perintah itu akan menjadi kekuatan bagi mereka untuk memasuki tanah yang begitu berlimpah (ayat 8). Tanah Kanaan adalah tanah yang bergantung dari hujan, tidak seperti Tanah Mesir yang bergantung dari Sungai Nil. Ketika bangsa Israel sungguh-sungguh taat maka kebergantungan mereka kepada Tuhan akan sungguh memberikan berkat kepada mereka. Perintah untuk mencintai Allah dengan demikian menjadi sumber kekuatan dan sumber kehidupan. Kehidupan nyata bangsa Israel langsung memancarkan atau tidak memancarkan fakta bahwa mereka umat dari Allah satu-satunya yang sejati.

Renungkan: Dalam kesulitan hidup Anda, ingatlah bahwa itulah kesempatan menyatakan bahwa Anda mencintai Tuhan dengan segenap hati -- dan bahwa Dialah sumber kekuatan dan kehidupan sejati.

Bacaan Untuk Minggu Paskah 4

Kisah Para Rasul 4:8-12; 1Yohanes 3:1-3; Yohanes 10:11-18; Mazmur 23

Lagu: NKB 128

(0.2896572) (1Sam 10:1) (sh: Tuhan memperlengkapi. (Senin, 1 Desember 1997))
Tuhan memperlengkapi.

Tuhan memperlengkapi.
Meski kecewa atas keinginan Israel, Allah tetap membuat persiapan yang matang agar Saul diperlengkapi bagi tugas itu. Tuhan sendiri mengatur proses pemilihan Saul oleh Samuel. Tuhan menanamkan keyakinan di dalam Saul bahwa ia memang pilihan Tuhan. Roh Tuhan juga membuat perubahan di dalam hatinya (ayat 6) bahkan menyertai Saul (ayat 7). Melengkapi semua itu, melalui Samuel Tuhan juga memberi petunjuk-petunjuk tentang peraturan ibadah kepada Saul (ayat 8).

Saul sebagai hamba Tuhan. Israel kini memasuki era baru. Dengan Saul sebagai raja, bisa terjadi pergeseran pemahaman tentang siapa yang paling menentukan dalam kehidupan umat Israel. Untuk menyadarkan Israel bahwa Tuhan sendiri yang memimpin, Saul dipilih dan diurapi oleh Tuhan bukan oleh rakyat. Tugas Saul terutama adalah menjalankan perintah Allah atas Israel, bukan sebaliknya. Posisi Saul adalah sebagai raja bagi Israel dan sebagai hamba di hadapan Allah.

Renungkan: Kristus sudah datang menjadi hamba Allah, agar kita dilayakkan-Nya masuk ke dalam kemitraan pelayanan dengan Kristus di hadapan Allah.

Doa: Karuniakan Roh hikmat dan takut akan Tuhan bagi para pemimpin gereja, bangsa dan negara di dunia ini.

(0.2896572) (Mzm 80:1) (sh: Doa kepada Sang Gembala. (Rabu, 19 Agustus 1998))
Doa kepada Sang Gembala.

Doa kepada Sang Gembala.
Tuhan Allah adalah Gembala umat-Nya. Ia juga adalah pemelihara kebun anggur yaitu umat-Nya Israel (ay 2&9). Asaf mengenang dan mengingatkan Tuhan akan karya-karya penyelamatan-Nya dulu ketika membawa Israel keluar dari Mesir dan menjadikan mereka umat-Nya dan bangsa yang berdaulat. Doa ini pasti dipanjatkan dalam masa-masa saat Israel dihukum Tuhan melalui bangsa Asyur. Asaf berdoa agar Israel (Efraim, Benyamin, Manasye mewakili suku-suku Kerajaan Utara) dipulihkan Tuhan kembali.

Doa yang terlambat. Inti doa Asaf ini ialah memohon keselamatan bagi Israel. Artinya agar mereka diselamatkan dari kehancuran dan kepunahan. Bila kita membaca kitab nabi-nabi yang dipakai Tuhan memperingati Israel (Yesaya misalnya) jelas bahwa Allah telah memberi mereka undangan untuk bertobat. Namun semua undangan dan peringatan itu mereka anggap angin lalu. Meskipun tepat mengarahkan doa permohonan keselamatan kepada Tuhan, namun saat itu sudah terlambat. Firman Tuhan mengan-dung dua sisi: janji dan peringatan. Bila tidak kita gubris, kehan-curan pasti akan kita jelang.

Renungkan: Hiduplah terus dalam terang, sebab hidup dalam gelap hanya akan membuat orang binasa.

Doa: Kiranya Roh mengajar kami berdoa dan memohon sesuai kehendak-Mu. Amin.

(0.2896572) (Mzm 106:26) (sh: Dosa Israel dan pengampunan Tuhan (Selasa, 11 Mei 1999))
Dosa Israel dan pengampunan Tuhan

Dosa Israel dan pengampunan Tuhan. Pemazmur mengatakan bahwa bangsa Israel belum sepenuhnya "kudus" di hadapan Allah. Sejarah membuktikan, bahwa mereka sering meremehkan dan tidak menghormati kekudusan Tuhan dengan: menyembah berhala, melawan Musa (hamba-Nya), menajiskan diri dengan mempersembahkan korban (anak lelaki dan perempuan) kepada berhala atau roh jahat. Maka menyalalah murka Tuhan terhadap bangsa-Nya dan Ia menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa, sehingga mereka berada di bawah kekuasaan bangsa lain. Namun, Tuhan Maha Pengampun, Ia tetap menilik umat-Nya dan ketika Ia mendengar teriakan bangsa-Nya, Ia ingat akan perjanjian yang dibuat-Nya. Ia memberi rahmat dan menyatakan kasih setia-Nya.

Kekudusan Tuhan. Tuhan penuh kasih karunia dan Maha Kudus. Kedua sifat itu tidak dapat dipisahkan. Dalam membina hubungan yang benar dengan Allah, maka Israel harus menjaga "kekudusan" hidupnya (bdk. Im. 19:2; 1Ptr. 1:16). Umat Israel harus kudus karena Allah adalah kudus! Bagaimana umat Israel mampu hidup kudus? Semuanya hanya karena kasih karunia-Nya.

Renungkan: Seorang yang ingin hidup kudus adalah seorang yang hidup dalam hubungan yang dekat dengan Allah yang kudus dan menaati firman-Nya yang kudus.

(0.2896572) (Hos 8:1) (sh: Klimaks penghukuman Allah (Minggu, 8 Desember 2002))
Klimaks penghukuman Allah

Klimaks penghukuman Allah.
Akar dosa Israel terletak pada sikap Israel yang menyimpang dari perjanjian dan menolak taurat Tuhan (ayat 1). Maka jelaslah mengapa teguran-teguran Allah melalui berbagai malapetaka tidak membawa manfaat, dan mereka tetap berkanjang dalam dosa-dosa mereka. Tidak ada pilihan bagi Allah selain memutuskan untuk menimpakan malapetaka peperangan, hingga mereka binasa, dan dibuang ke negeri asing (ayat 13).Apa yang dialami bangsa Israel juga disebabkan oleh pemimpin atau raja Israel, karena mereka yang memerintah tidak diangkat atas persetujuan Allah. Padahal jelas-jelas Allah memberikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin atau raja Israel, yaitu: [1]. Pemimpin atau raja Israel seharusnya seorang yang dipilih, dan diangkat atas persetujuan Allah (ayat 4). bukan diangkat berdasarkan persekongkolan para pemuka yang berjuang untuk kelompoknya. [2]. Pemimpin atau raja harus memiliki kesadaran integritas dan solidaritas yang tinggi sebagai umat Allah (bdk. Ul. 17:14-20). Ternyata para raja dan pemuka bangsa memerintah dengan lalim.

Dalam kepemimpinan umat Allah, peranan Allah dan ajaran-ajaran-Nya harus mendapat tempat yang sentral. Pengajaran/taurat Allah yang berintikan kasih, kebenaran, kebaikan dan keadilan Allah merupakan landasan kepemimpinan Allah. Jika itu yang menjadi dasar pemerintahan umat Allah, pasti tidak akan ada penindasan, tidak akan ada ketamakan, dan terutama tidak meninggalkan Allah.

Renungkan:
Kita semua adalah pemimpin, paling tidak bagi diri kita sendiri. Apakah tingkah laku, pikiran, dan perkataan kita mencerminkan taurat-Nya?

(0.2896572) (Rm 9:19) (sh: Kedaulatan Allah. (Jumat, 5 Juni 1998))
Kedaulatan Allah.

Kedaulatan Allah.
Pertanyaan rasul Paulus mewakili unek-unek kita tatkala berpikir tentang pemilihan Allah. Adilkah Allah menuntut tanggungjawab dari kita padahal keputusan itu adalah kehendak-Nya sendiri. Tiga jawaban Paulus mengingatkan bahwa masalah yang membuat kita sulit menerima ajaran pemilihan ini terletak pada ide kita tentang Allah yang tidak benar. Pertama, sifat hubungan Allah dengan manusia adalah seperti penjunan dan tanah liat (ayat 21). Dalam posisi demikian patutkah manusia mempertanyakan keputusan dan tindakan Allah? Namun Paulus tidak mengajarkan bahwa manusia adalah korban keputusan Allah yang semena-mena, sebab Allah pun memperlakukan manusia dengan penuh sabar dan kesempatan untuk bertanggungjawab (ayat 22-25).

Sisa Israel. Ajaran Paulus ini bukan hal baru sebab telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Hanya "sisa Israel" artinya sebagian kecil saja dari bangsa Israel yang akan diselamatkan. Mengapa? Ketegaran hati mereka mendatangkan murka Alllah atas mereka. Sisa Israel itulah yang bersama bangsa lain yang percaya kepada Yesus yang menjadi Israel baru. Sisa Israel sama dengan orang-orang lain yang dibenarkan hanya karena iman dalam Kristus, bukan karena status, dll. Manusia tidak dapat mengandalkan apa pun dari dirinya untuk meraih keselamatan. Keselamatan hanya menjadi bagian siapa yang dengan rendah hati menerima rahmat Allah dalam wujud pengorbanan Kristus.

(0.280459375) (2Raj 14:23) (sh: Memberdayakan atau diperdayai (Selasa, 6 Juni 2000))
Memberdayakan atau diperdayai

Memberdayakan atau diperdayai. Yerobeam yang dalam sejarah disebut Yerobeam II, menggantikan ayahnya Yoas menjadi raja Israel. Sejarah juga mencatat bahwa ia adalah seorang raja dan penguasa yang besar dan agung. Wilayah kekuasaan Yerobeam (25) hanya dapat ditandingi oleh Daud dan Salomo. Karena itu secara sosial dan politik, negara Israel mempunyai pengaruh besar bagi negara-negara tetangganya. Namun yang mengherankan adalah bahwa kitab Raja-raja hanya mengisahkan pemerintahannya dengan sangat singkat (dalam 7 ayat). Bahkan Yerobeam tidak digambarkan sebagai tokoh utama dari kejayaan Israel, melainkan ada tokoh lain yang diketengahkan dan diyakini sebagai Tokoh utama di balik semua itu yaitu Allah.

Sepintas kita melihat kejayaan Israel di zaman Yerobeam II nampaknya berkat usaha dan kerja kerasnya. Namun sesungguhnya tidak. Pada zaman itu kebesaran dan kejayaan bangsa Aram dihancurkan oleh bangsa Asyur. Lemahnya Aram memberikan keuntungan bagi Yerobeam II untuk membawa Israel kembali berjaya. Di samping itu Yerobeam II juga seorang raja yang melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan membawa bangsanya berdosa kepada Allah. Jadi kejayaannya bukan merupakan karya dan dayanya yang diberkati Allah. Perjanjian Allah dengan bangsa Israel melalui Musa (Kel. 19:5), mengungkapkan dengan jelas bahwa jika bangsa Israel tetap setia maka berkat akan mengalir. Jadi kejayaan Yerobeam pada waktu itu, dimulai dengan terbebasnya bangsa Israel dari cengkeraman bangsa Aram, adalah wujud kasih dan anugerah Allah yang dinyatakan kepada bangsa Israel agar mereka kembali kepada-Nya. Allah memakai dan melengkapi Yerobeam untuk membawa Israel bertobat, tapi justru mereka semua tetap tidak bertobat (24).

Karena itulah kejayaan Yerobeam tidak dipandang sebagai suatu prestasi besar yang perlu ditulis secara mendetail. Prestasi yang dicapai manusia di dalam dunia betapa pun besar dan hebatnya, tidak ada nilai dan harganya di hadapan Allah bila prestasi itu tidak diberdayakan untuk membawa jiwa-jiwa yang berdosa kembali kepada-Nya.

Renungkan: Kekayaan dan kedudukan yang Anda punyai saat ini adalah perlengkapan yang Allah anugerahkan kepada Anda. Apakah Anda sudah memberdayakannya untuk membawa jiwa kepada Allah ataukah justru Anda yang diperdayai oleh mereka yang tetap dalam dosa.

(0.280459375) (Yeh 16:35) (sh: Dimurnikan melalui rasa malu terhadap dosa (Rabu, 29 Agustus 2001))
Dimurnikan melalui rasa malu terhadap dosa

Dimurnikan melalui rasa malu terhadap dosa. Seruan Yehezkiel pada bagian ini mempermalukan bangsa Israel di hadapan umum (ayat 35-43) dengan suatu perbandingan yang sangat memalukan (ayat 44-52). Mereka dibandingkan dengan Samaria dan Sodom yang dipandang rendah, namun ternyata lebih baik dari mereka. Bangsa Israel jauh lebih jahat dari mereka (ayat 47) dan kesalahan-kesalahan Sodom dan Samaria nampak benar jika dibandingkan dengan kejahatan Israel (ayat 52). Israel di sini digambarkan sebagai seorang ratu yang terhukum dan menjadi bahan olokan di antara bangsa-bangsa (ayat 44). Ia tidak lebih baik dari yang lain, bahkan secara keturunan mereka berasal dari keluarga yang hina (ayat 44,45). Ia adalah seorang ratu yang dipermalukan karena tidak mengingat dari mana ia berasal (ayat 43).

Hukuman Tuhan atas Israel adalah sesuai dengan kejahatan mereka. Sebagaimana Israel mempertontonkan dirinya kepada para kekasihnya, demikianlah Tuhan akan memakai para kekasihnya untuk menghancurkan mereka. Hukuman Tuhan atas bangsa Israel bertujuan menghentikan persundalan mereka (ayat 35-41). Api cemburu dan amarah Tuhan yang suci baru akan reda jika murka-Nya sudah tertimpa atas Israel (ayat 42). Akar penyebab dari dosa Israel terletak pada kegagalannya untuk mengingat keadaan masa mudanya (ayat 43).

Melalui bagian ini kita dapat mempelajari: [1] Israel menjadi rusak dan menerima penghukuman-Nya karena tidak menyadari dari mana ia berasal. Ketidaksadaran diri ini menjadikannya sombong karena merasa lebih baik dari yang lain dan tidak menyadari kesalahannya; [2] Tuhan yang suci tidak membiarkan umat-Nya berada dalam kondisi seperti ini, Ia menghancurkan kesombongan mereka dan memaparkan keadaan mereka yang sungguh memalukan; [3] Hukuman-Nya bertujuan memurnikan, sesuai dengan kejahatan yang mereka lakukan.

Renungkan: Hadirnya rasa malu karena kesadaran akan dosa merupakan bagian penting dalam proses pengikisan kebebalan rasa tinggi hati. Hal ini merupakan indikasi adanya kepekaan terhadap dosa. Tuhan dapat memakai rasa malu ini sebagai alat penghukuman yang akan merobohkan kesombongan kita sehingga melaluinya kita dimurnikan. Masih adakah kepekaan terhadap dosa yang memperhadapkan diri Anda dengan rasa malu?

(0.280459375) (Yeh 25:1) (sh: Providensia atas milik pusaka (Jumat, 14 September 2001))
Providensia atas milik pusaka

Providensia atas milik pusaka. Allah menghukum Bani Amon karena mereka senang atas kejatuhan Yerusalem dan kehancuran Bait Suci. Mereka bertepuk tangan dan menghentakkan kaki mereka ke tanah dan bergembira dalam hati atas kecelakaan tanah Israel. Oleh sebab itu Allah berfirman: "Aku akan mengacungkan tangan-Ku melawan engkau dan menyerahkan engkau menjadi jarahan bagi suku-suku bangsa dan melenyapkan engkau dari tengah bangsa-bangsa dan membinasakan engkau dari negeri-negeri; Aku akan memusnahkan engkau. Dengan demikian engkau akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan" (ayat 7). Allah menghukum Moab karena mereka percaya bahwa Allah Israel tidak lebih besar daripada dewa-dewa bangsa lainnya (ayat 11). Allah menghukum bangsa Edom karena mereka sangat membenci bangsa Israel. Allah menghukum bangsa Filistin karena dendam kesumatnya pada bangsa Israel dan bersukacita atas kecelakaan Israel. Allah yang berinisiatif menuntut balas untuk Israel, sekali lagi menunjukkan kepada kita bahwa betapa hajaran Tuhan kepada umat-Nya bertujuan baik. Hajaran Tuhan menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih oleh-Nya.

Bangsa Israel adalah milik pusaka Tuhan (Yes. 19:25). Israel adalah harta kesayangan Allah. "Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi" (Kel. 19:5). Israel juga adalah biji mata Allah (Ul. 32:10).

Allah sedang bertindak tegas menghukum kesalahan umat-Nya namun Ia tidak membiarkan bangsa-bangsa kafir melecehkan dan menghina Israel. Allah sendiri yang akan membela umat-Nya karena sikap mereka menghina umat-Nya berarti menghina Allah.

Renungkan: Tindakan Allah yang menghukum sekaligus membela dan memelihara umat-Nya adalah ciri khas dari tindakan Allah yang Maha Kasih dan Maha Adil. Meresponi pembelaan Allah yang luar biasa ini, kita dapat memanjatkan syukur yang tiada henti dan hidup sesuai dengan status diri kita sebagai anak-anak Allah. Jadikan hidup Kristen hari ini sebagai pujian bagi Tuhan dari orang lain yang mendapat berkat karena menyaksikan aplikasi hidup dan berinteraksi dengan kita.

(0.280459375) (Yeh 47:13) (sh: Perbatasan baru bagi tanah Israel (Senin, 3 Desember 2001))
Perbatasan baru bagi tanah Israel

Perbatasan baru bagi tanah Israel. Pasal 47:13-48:29 merupakan penjabaran rinci dari instruksi dalam pasal 45:1-8. Bagi umat Israel, tanah selalu dikaitkan dengan perjanjian (covenant) antara Allah dengan Abraham (ayat 14; Kej. 12:1). Tanah negeri perjanjian adalah pemberian Allah (Ul. 5:31). Dialah pemilik sesungguhnya tanah itu (Im. 25:23). Dalam sejarah Israel, tanah bertindak selaku barometer bagi hubungan umat itu dengan Allah; kondisi tanah mencerminkan berkat bagi ketaatan dan kutuk bagi ketidaktaatan (Ul. 11:8-28).

Tanah itu harus dibagi di antara kedua belas suku Israel (ayat 13, 21). Mungkinkah ini? Ratusan tahun sebelumnya, kerajaan Israel telah terbagi dua dan kini keduanya telah tercerai- berai dalam pembuangan (bdk. Yeh. 37:11). Namun, Yehezkiel seolah mendengarkan janji Allah, bahwa kutuk tersebut akan diangkat. Inilah puncak pemulihan Israel, kedua belas suku akan kembali ke negeri perjanjian, dan akan dipersatukan kembali sebagai bangsa. Shalom antara Allah, umat, dan tanahnya telah pulih sepenuhnya.

Batas luar seluruh negeri (ayat 15-20; bdk. Bil. 34:1-2) bukan berupa garis, melainkan daftar kota atau daerah yang terletak "paling luar". Perbatasan ini menggarisbawahi lagi pemulihan menyeluruh dari umat Allah. Tanah perjanjian akan kembali menjadi milik mereka lagi, sesuai janji Allah (ayat 28:25).

"Orang-orang asing" tidak dilupakan (ayat 21-25). Dianggap "kaum marginal" dalam masyarakat Israel, mereka sering ditindas dan diperlakukan semena-mena. Mereka tidak memiliki tanah, tetapi Taurat Musa melindungi mereka (Im. 19:33-34). Di dalam masyarakat Israel baru, orang asing yang tinggal dan menyembah Allah Israel ikut mendapatkan tanah sebagai milik pusaka (ayat 22). Dengan menerima tanah, bukan saja persamaan sosial mereka diakui, tetapi juga semua hak rohani mereka sebagai anggota umat Allah dijamin. Inilah perwujudan nyata nubuat nabi Yesaya, bahwa "keselamatan adalah bagi segala bangsa" (Yes. 56:3-8).

Renungkan: Yesus Kristus telah merobohkan semua tembok perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani, hamba atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan. Doakanlah agar kesatuan ini terwujud dengan indah di dalam gereja Tuhan.

PA 4: Yehezkiel 47:1-12

Pengharapan yang dinyatakan Allah melalui Yehezkiel memang berbicara mengenai pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem. Namun demikian, pemulihan yang sejati juga seharusnya mencakup pemulihan seluruh kehidupan umat Allah di tanah mereka. Pentingnya Bait Allah sebagai pusat kerohanian bangsa Israel memang telah diketahui. Di dalam perikop ini, sekali lagi ditegaskan bagaimana Bait Allah akan memberikan faedah yang besar kepada tanah Israel dan mereka yang tinggal di sana. Gambaran yang diberikan merupakan suatu nubuat di masa yang akan datang, dan diluaskan kemudian oleh Yohanes dalam Wahyu 22:1-2. Pada akhir zaman, akan ada sungai anugerah yang mengalirkan air kehidupan!

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Siapakah "ia" di dalam ayat 1 (ayat 40:3-4)? Jelaskan sekali lagi rute aliran air dalam ayat 1-2 (catatan: "sebelah selatan" di ayat 2 berarti sebelah selatan pintu gerbang timur)! Apakah ada kaitan antara arah aliran keluar air dengan arah masuknya Yahweh ke bait-Nya yang kudus (ayat 43:1-5)? Jelaskan jawaban Anda bila dikaitkan dengan masalah sumber air tersebut!

2. Kesan apa yang ingin disampaikan "orang itu" kepada Yehezkiel dengan memintanya sampai 4 kali untuk masuk ke dalam air yang meninggi (ayat 3-5)? Bila melihat ayat 6b-12, apakah kira- kira jawaban Yehezkiel terhadap pertanyaan dalam ayat 6a? Mengapa demikian?

3. Ayat 6b-7 merupakan klimaks (bdk. ayat 12). Apa kaitan antara sungai, tanah, dan pohon?

4. Pengaruh apa yang diberikan air tersebut (ayat 8-9): [1] Terhadap Laut Mati dan [2] Terhadap makhluk-makhluk hidup (catatan: komposisi air Laut Mati mengandung 25% mineral yang mematikan)? Bagaimana dampak sungai tersebut kepada manusia (ayat 13)?

5. Berikan kesan Anda ketika membaca ayat 12! Kesimpulan apa yang Anda dapatkan bila mengaitkan sumber, proses mengalirnya, dan pengaruh air tersebut?

Terapkan kebenaran firman Allah ini ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, serta ke dalam kehidupan rohani Anda secara kongkret!

(0.280459375) (Hos 8:1) (sh: Lain di mulut lain di hati (Rabu, 10 November 2004))
Lain di mulut lain di hati

Lain di mulut lain di hati. Pernah melihat gambar pria dan wanita yang berangkulan, sementara itu seorang wanita lain duduk di samping pria itu? Ternyata dengan tangan yang satu lagi (lewat belakang tentunya), jari pria itu menggenggam jemari wanita lain itu.

Inilah yang dilakukan Israel terhadap Tuhannya. Bagaikan sepasang kekasih, Israel mengeluarkan kata-kata, "Aku mengasihi Engkau." Akan tetapi, pada saat yang sama Israel berselingkuh dengan ilah lain (ayat 4) dan melakukan berbagai tindak kejahatan (ayat 3). Israel mengabaikan pengajaran dan perintah Tuhan (ayat 1, 12) dengan cara berbuat semau mereka sendiri (ayat 4-6). Mereka juga menodai hubungan dengan Tuhan secara memalukan dan menjijikkan. Itu sebabnya, Tuhan menolak dan merendahkan ibadah mereka (ayat 11a, 13). Ibadah lahiriah itu hanya menambah panjang daftar dosa mereka (ayat 11b) sebab tidak disertai ketaatan (ayat 12). Maka menurut Tuhan, apa yang mereka lakukan adalah ibarat mereka sedang menabur angin, sehingga mereka akan menuai puting beliung. Artinya, karena Israel sedang menabur dosa maka mereka akan menuai kehancuran dan penghukuman-Nya (ayat 7). Kehancuran Israel akan menjadi kenyataan ketika Raja Asyur menghancurkan mereka tahun 722-723 sM (ayat 2Raj. 17:7-23). Asyur dan Mesir adalah dua negara adi kuasa yang silih berganti menjadi andalan Israel. Namun, yang terjadi, justru Israellah yang dihancurkan oleh Asyur.

Tuhan adalah kekasih Israel yang menuntut kesetiaan mereka, dan akan menghakimi Israel bila Israel "berselingkuh" dengan ilah lain. Demikian juga, hari ini Tuhan meminta kita memelihara komitmen kesetiaan total kepada Tuhan Yesus Kristus. Ia telah lebih dulu mengasihi dan berkorban demi pengampunan kita. Tunjukkan kesetiaan kita ini melalui perbuatan. Buktikan komitmen itu dengan hidup yang bersih, jujur, dan adil.

Tekadku: Aku harus menyatakan kesetiaanku dengan tidak mengantikan kedudukan Tuhan di hati. Aku akan menjauhi andalan-andalan selain Tuhan. Singkirkan bukan saja dosa-dosa kasar dan besar, tetapi juga dosa-dosa terselubung yaitu kerohanian semu, kemunafikan, ketergantungan pada diri sendiri.



TIP #35: Beritahu teman untuk menjadi rekan pelayanan dengan gunakan Alkitab SABDA™ di situs Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA