Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 601 - 620 dari 626 ayat untuk Tinggal [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.10627964385965) (Yer 25:15) (sh: Allah pengendali sejarah bangsa (Rabu, 11 Oktober 2000))
Allah pengendali sejarah bangsa

Allah pengendali sejarah bangsa. Firman Tuhan tentang piala amarah Tuhan atas bangsa-bangsa datang kepada Yeremia pada tahun keempat pemerintahan Yoyakim atau tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar 605 s.M. (1). Piala murka Allah harus diminum oleh banyak bangsa secara bergilir dan berurutan. Bangsa Yehuda minum untuk pertama kali (29). Kemudian piala itu diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan setelah semuanya minum barulah Sesakh, nama lain dari Babel, meminumnya (26). Firman ini mengungkapkan bahwa kelak satu demi satu bangsa-bangsa yang disebutkan dalam ayat 18-25 akan mengalami penderitaan di tangan Nebukadnezar.

Semua pernyataan Allah ini benar-benar terjadi di dalam sejarah dunia. Yehuda dihancurkan oleh Nebukadnezar dan sebagian besar rakyatnya dibawa ke Babel sebagai tawanan. Mesir tak kuasa membendung serangan Babel 3 tahun setelah firman ini datang kepada Yeremia (46:2). Filistin dihancurkan oleh air yang mengamuk dari utara - arah mata angin utara menunjuk kepada Babel (47:2). Bangsa Edom, Moab, bani Amon, raja Tirus, dan Sidon beserta para sekutunya menantang Babel (27:1-3) sehingga harus menanggung konsekuensinya (48:1-49:22). Raja-raja di daerah padang pasir seperti Dedan, Tema, dan Buz yang tinggal di bagian utara semenanjung Arab juga lari tunggang langgang dihalau oleh Nebukadnezar (49:28-33).

Apa yang ingin diungkapkan melalui peristiwa yang pernah tercatat di dalam sejarah dunia ini? TUHAN Allah Israel adalah TUHAN semesta alam (15, 27-29). Firman, kekuasaan, dan kekuatan-Nya berlaku atas seluruh bangsa yang ada di dunia, bukan hanya kepada Israel. Kebenaran ini digambarkan melalui Yeremia yang diperintahkan untuk meminumkan isi cawan kepada segala bangsa. Kepada yang menolak, harus tetap meminumnya (17, 28-29). Mereka tidak mempunyai kekuatan untuk menolaknya, karena mereka diwajibkan oleh Allah. Siapa yang dapat mewajibkan bangsa-bangsa di seluruh bumi? Apakah PBB, IMF, Unesco, Nato, Amerika Serikat?

Renungkan: Segala perubahan yang terjadi dalam peta politik, sosial, budaya, dan ekonomi tidak seharusnya membuat kita takut dan gentar sebab Allah yang memegang kendali. Itu semua tercatat dalam Alkitab kita.

(0.10627964385965) (Yer 29:1) (sh: Pengharapan tak pernah sirna (Jumat, 20 April 2001))
Pengharapan tak pernah sirna

Pengharapan tak pernah sirna. Dua tahun setelah raja Yekhonya beserta rombongannya dibuang, pembuangan belum juga berakhir (2). Sebaliknya rombongan berikutnya malah menyusul (1). Realita ini yang menghancurkan pengharapan yang bertumbuh dalam diri mereka karena pengajaran para nabi palsu. Mereka butuh kekuatan rohani sebab kekecewaan dapat mendorong mereka melakukan tindakan-tindakan yang akan merugikan diri mereka sendiri. Karena itulah Yeremia menulis surat untuk menguatkan mereka.

Isi surat itu memang merupakan sumber kekuatan rohani untuk menjalani masa pembuangan yang panjang. Ini adalah anugerah sebab ikut dalam pembuangan tidak menjadikan mereka sebagai buah ara yang baik (17). Mereka masih diberi kebebasan untuk memilih hidup sesuai dengan rencana Allah (5-7) atau memberontak terhadap Allah seperti Ahab dan Zedekia (21-23). Mereka tahu bahwa mereka yang masih tinggal di Yehuda juga mempunyai pilihan yang sama (16-19). Sumber kekuatan itu berupa jaminan akan berkat Allah bagi kelangsungan hidup manusia secara normal (5-6). Sumber berikutnya adalah persekutuan yang indah dengan Tuhan melalui doa (7-14). Doa yang dipanjatkan akan didengar oleh Allah walaupun dalam pembuangan. Keyakinan akan pemerintahan Allah walaupun berada di bawah kekuasaan Nebukadnezar adalah sumber kekuatan juga. Tindakan Nebukadnezar menawan Yehuda dapat dikatakan tindakan Allah (21) sebab Ia juga yang menetapkan batas waktunya (10). Tempat pembuangan dapat menggantikan Yerusalem sebagai tempat perlindungan sementara, sesuai dengan rencana Allah (7). Akhirnya, semua sumber itu tersedia bagi mereka jika mereka percaya kepada firman Allah yang aktif bekerja di antara mereka, walaupun dalam bentuk tulisan. Firman tertulis itu dapat menjangkau tempat dimana Yeremia tidak dapat menjangkaunya. Mereka jangan seperti nenek moyang mereka, sanak saudaranya yang masih di Yehuda, atau bahkan dirinya sebelum dalam pembuangan, namun mereka harus mendengarkan dan taat kepada firman-Nya (19).

Renungkan: Betapa besar kasih setia Allah kepada umat-Nya. Penghukuman-Nya adalah untuk mendisiplin umat-Nya agar mempunyai masa depan yang baik. Karena itu disiplin Allah bukan berarti hilangnya harapan namun persiapan untuk menyongsong hari depan yang lebih baik.

(0.10627964385965) (Yer 31:1) (sh: Apa yang membatasi Allah? (Selasa, 24 April 2001))
Apa yang membatasi Allah?

Apa yang membatasi Allah? Pertanyaan itu seakan-akan mengecilkan keberadaan Allah. Bukankah Ia maha segala-galanya? Apakah ada yang dapat membatasi tindakan-Nya? Tidak kecuali kasih- Nya yang kekal yang membatasi Allah. Dalam hal apa?

Aspek kehidupan masyarakat yang dipulihkan oleh Allah untuk pertama kali adalah kehidupan rohani. Pemulihan rohani ini dimulai dari struktur masyarakat yang terkecil (1). Ini berarti pemulihan itu tidak dibatasi oleh usia maupun gender, tingkatan sosial maupun pendidikan, miskin maupun kaya. Pemulihan rohani akan memberikan pengaruh kepada seluruh bidang kehidupan manusia seperti pekerjaan, rumah tangga, pergaulan, karier, maupun politik. Betapa indahnya masyarakat yang sudah dipulihkan kerohaniannya. Setelah pemulihan rohani dikerjakan, maka pemulihan di sektor lainnya juga dikerjakan oleh Allah. Karya Allah ini memulihkan 7 aspek penghukuman yang diderita oleh Yehuda. Sebagai orang buangan yang tidak mempunyai tempat tinggal, Allah akan membangunkan buat mereka (4). Ladang dan kebun yang merupakan sumber pangan mereka akan dikembalikan (5). Penjaga menara yang dulunya meneriakkan kedatangan musuh penghancur kini meneriakkan seruan untuk beribadah (6). Bangsa yang sudah tercerai-berai akan disatukan kembali (8). Seluruh bangsa akan menerima bimbingan dan tuntutan dari Allah. Ratapan dan tangisan digantikan dengan perayaan yang penuh sukacita dan sorak sorai (7). Bait Allah yang sudah dihancurkan akan dibangun kembali (6). Allah ingin memulai kembali membina hubungan-Nya dengan Yehuda (9). Mengapa? Kasih Allah yang kekal itulah jawabannya. Kasih yang kekal itulah yang membuat Allah terus melanjutkan kasih setia-Nya kepada Yehuda. Kasih- Nya yang kekal itulah yang membatasi penghukuman-Nya atas mereka. Kasih-Nya yang membuat Allah sudi menampakkan diri kepada bangsa yang sudah menjauh dari- Nya.

Renungkan: Puncak kasih Allah kepada manusia dinyatakan oleh-Nya melalui kematian Kristus yang juga merupakan penyataan Allah bahwa Ia ingin memulai kembali membina hubungan dengan seluruh umat manusia dan Allah sudi memberikan berkat-Nya untuk memulihkan kehidupan manusia. Yeremia memberitakan kepada Yehuda. Kita harus memberitakannya kepada bangsa Indonesia. Bagaimana caranya?

(0.10627964385965) (Yer 46:1) (sh: Allah di dalam percaturan politik (Jumat, 18 Mei 2001))
Allah di dalam percaturan politik

Allah di dalam percaturan politik. Hancurnya Asyur karena kebangkitan Babel yang begitu cepat di akhir abad ke 7 s.M. menggoncangkan dan meresahkan bangsa-bangsa di Timur Tengah. Mesir adalah satu-satunya bangsa di area itu yang cukup kuat secara militer untuk menentang Babel. Bangsa-bangsa lainnya tidak mempunyai banyak pilihan selain berpihak kepada Mesir atau Babel, dengan pertimbangan: negara mana yang akan memberikan banyak bantuan dan di bawah pemerintahan raja manakah negara mereka akan tetap berkembang.

Karena letak Yehuda berdekatan dengan Mesir dan sepanjang sejarah bangsa-bangsa di daerah Kanaan sudah mengakui kekuatan Mesir, maka Yehuda menghadapi masalah politik, sosial, dan ekonomi yang semakin pelik. Tidaklah mengherankan jika di dalam negeri Yehuda muncul kubu yang berpihak ke Mesir dan mencoba meyakinkan kubu lain untuk berpihak kepada Mesir dan bukan Babel.

Dalam situasi demikian, firman Tuhan tentang Mesir datang kepada Yoyakim dengan tujuan utama untuk meyakinkan dia agar mau tunduk kepada Babel. Kehancuran Mesir tinggal menunggu waktu saja. Mereka berpihak kepada Mesir karena kekuatannya. Peralatan perang dan tentara Mesir berkualitas luar biasa (4). Sekutu-sekutu Mesir pun bukan orang sembarangan (9). Tapi apa yang mereka lihat di tepi sungai Efrat dekat Karkemis (1, 5-6)? Dimanakah kesombongan dan kekuataan Mesir yang tersohor (7-8)? Semua itu tidak ada artinya di hadapan Babel (11-12). Sesungguhnya bukan karena kekuatan Babel namun karena Allah telah menetapkan waktu kehancuran Mesir. Sudah tiba saatnya Allah berperkara untuk menghukum mereka (10).

Renungkan: Inilah penghiburan besar bagi kita semua sebab Allah memegang kendali atas sejarah bangsa-bangsa. Ia terus berkarya dan berencana dalam percaturan politik di negara mana pun. Penghiburan yang lebih besar lagi adalah Allah sesungguhnya tidak merahasiakan rencana- Nya dari umat-Nya. Jika Yehuda mau mendengarkan suara Allah mereka tidak perlu resah dengan kebangkitan Babel. Bukankah Allah yang memegang kendali? Kristen pun tidak perlu resah walau siapa pun yang bangkit berkuasa. Bukankah Ia yang memegang kendali dan tidak merahasiakan rencana-Nya kepada Kristen? Hanya apakah kita seperti Yeremia atau seperti Yoyakim?

(0.10627964385965) (Yer 49:23) (sh: Allah dalam percaturan politik dunia (Jumat, 25 Mei 2001))
Allah dalam percaturan politik dunia

Allah dalam percaturan politik dunia. Pasal 49 kitab Yeremia ditutup dengan 3 nubuat yang ditujukan kepada Damsyik, bangsa Arab, dan Elam. Ada persamaan – persamaan penting yang berhubungan dengan nubuat-nubuat itu.

Nubuat kepada Damsyik memaparkan kegentaran dan kengerian yang akan melanda mereka. Penduduknya akan merasakan kesesakan dan sakit beranak, karena tangan Allah yang menghukumnya. Namun dalam nubuat ini tidak dikatakan alasan penghukuman atasnya. Meskipun 2Raj. 24:2 mengisahkan serangan Aram ke Yehuda pada tahun 601-598 s.M., namun dalam nubuat ini tidak dinyatakan sama sekali bahwa itulah alasannya. Juga tidak ada data tentang manuver politik Damsyik untuk menentang Babel. Damsyik seakan-akan dimasukkan begitu saja ke dalam deretan bangsa-bangsa yang akan dihukum oleh Allah.

Suku-suku bangsa Arab adalah orang-orang yang tinggal di padang gurun dalam kemah-kemah dan hidupnya nomaden. Mereka mempunyai pemanah-pemanah jitu (Yes. 21:16-17). Penghukuman atas mereka lewat tangan Babel akan segera dijatuhkan namun alasan atas penghukuman itu tidak diungkapkan. Orang-orang Arab akan mengalami kengerian dan penderitaan yang sama seperti Damsyik, tanpa tahu alasan mengapa mereka mengalami semua itu. Hal yang sama juga terjadi atas orang-orang Elam. Bahkan nubuat pendek tentang Elam ini menyatakan berita Allah yang lebih mengerikan. Semua kata kerja dalam nubuat ini menggunakan orang pertama tunggal – Allah - dan menunjuk kepada tindakan Allah yang membawa berbagai kekuatan dunia untuk menyerang Elam.

Walaupun alasan Allah menghukum mereka tidak diungkapkan, tidak berarti bahwa mereka tidak bersalah di hadapan Allah. Kita harus menempatkan ketiga nubuat itu di dalam konteks rencana Allah bagi dunia yang sedang dilaksanakan melalui tangan Babel. Kebenaran yang kita pelajari adalah dalam percaturan politik internasional pada masa itu, segala kuasa dan kekuatan ada dalam tangan Allah. Rencana yang akan terlaksana adalah rencana-Nya, yang tidak dapat dihalangi siapa pun.

Renungkan: Inilah penghiburan bagi kita yang hidup dalam dunia dimana konflik politik semakin sengit, baik tingkat nasional maupun internasional. Allah yang berkuasa dan berdaulat mutlak adalah Allah kita di dalam Yesus Kristus

(0.10627964385965) (Yer 51:1) (sh: Allah dipihak umat-Nya (Selasa, 29 Mei 2001))
Allah dipihak umat-Nya

Allah dipihak umat-Nya. Berita penghukuman Babel terus berlanjut. Ini semakin mempertegas 2 hal. Pertama, berita ini mempertegas kepastian kehancuran Babel, tingkat kehancuran yang akan mereka alami, dan masa depan mereka. Kedua, ini juga mempertegas penghiburan dan pengharapan bagi Israel. Bagaimana detilnya?

Pemberitaan rencana Allah atas Babel (1-5) bukan gertak sambal sebab Allah sudah membangkitkan raja-raja Media (11) dan menetapkan batas kejayaan Babel (13, 14). Kekuatan besar mereka tidak akan mampu menggagalkan rencana-Nya. Buktinya? Babel pasti sudah tahu siapa yang diberitakan akan menaklukkannya jauh sebelum hal itu terjadi. Mereka seharusnya sudah mengantisipasi dengan menghancurkan kerajaan Media sebelum mereka menjadi kuat. Namun sejarah mencatat bahwa Media berhasil menaklukkan Babel pada tahun 539 s.M. Tingkat kehancuran yang akan mereka alami juga sangat fatal sebab generasi muda mereka akan dilenyapkan (3b). Dapatkah membangun masa depan bangsa tanpa generasi muda? Buat apa tinggal di Babel tanpa masa depan (8-9)? Babel layak menerima semua itu karena mereka telah menghancurkan Bait Allah (50:28; 51:11). Bait Allah adalah lambang kehadiran Allah di tengah-tengah umat- Nya. Penghancuran terhadap Bait-Nya sama dengan penghinaan terhadap-Nya.

Apa yang akan dialami oleh Israel berbeda. Walaupun dalam pembuangan karena dosanya, Allah ternyata tidak pernah meninggalkan mereka (5). Pengharapan menanti di ujung jalan karena penghukuman bukan kata akhir bagi kehidupan bangsa Israel. Identitas mereka akan dipulihkan karena penghajaran Allah telah selesai dan kasih-Nya kembali menyelimuti umat pilihan-Nya (10). Bayangkan bagaimana respons bangsa Yehuda yang ada di pembuangan ketika mendengar nubuat ini? Sukacita, menangis gembira, dan bersyukur kepada Tuhan. Mengapa? Karena mereka diingatkan bahwa Allah yang berdaulat atas seluruh dunia beserta segala isinya adalah Allah yang berpihak kepada mereka walaupun mereka sedang dalam penghajaran-Nya.

Renungkan: Respons Yehuda seharusnya menjadi respons Kristen juga yakni apa pun yang Kristen alami: penekanan, pembakaran, dan pemboman gereja, Allah di pihak kita. Kasih setia-Nya tak terbatas bahkan oleh penghajaran- Nya sekalipun.

(0.10627964385965) (Yeh 47:13) (sh: Perbatasan baru bagi tanah Israel (Senin, 3 Desember 2001))
Perbatasan baru bagi tanah Israel

Perbatasan baru bagi tanah Israel. Pasal 47:13-48:29 merupakan penjabaran rinci dari instruksi dalam pasal 45:1-8. Bagi umat Israel, tanah selalu dikaitkan dengan perjanjian (covenant) antara Allah dengan Abraham (ayat 14; Kej. 12:1). Tanah negeri perjanjian adalah pemberian Allah (Ul. 5:31). Dialah pemilik sesungguhnya tanah itu (Im. 25:23). Dalam sejarah Israel, tanah bertindak selaku barometer bagi hubungan umat itu dengan Allah; kondisi tanah mencerminkan berkat bagi ketaatan dan kutuk bagi ketidaktaatan (Ul. 11:8-28).

Tanah itu harus dibagi di antara kedua belas suku Israel (ayat 13, 21). Mungkinkah ini? Ratusan tahun sebelumnya, kerajaan Israel telah terbagi dua dan kini keduanya telah tercerai- berai dalam pembuangan (bdk. Yeh. 37:11). Namun, Yehezkiel seolah mendengarkan janji Allah, bahwa kutuk tersebut akan diangkat. Inilah puncak pemulihan Israel, kedua belas suku akan kembali ke negeri perjanjian, dan akan dipersatukan kembali sebagai bangsa. Shalom antara Allah, umat, dan tanahnya telah pulih sepenuhnya.

Batas luar seluruh negeri (ayat 15-20; bdk. Bil. 34:1-2) bukan berupa garis, melainkan daftar kota atau daerah yang terletak "paling luar". Perbatasan ini menggarisbawahi lagi pemulihan menyeluruh dari umat Allah. Tanah perjanjian akan kembali menjadi milik mereka lagi, sesuai janji Allah (ayat 28:25).

"Orang-orang asing" tidak dilupakan (ayat 21-25). Dianggap "kaum marginal" dalam masyarakat Israel, mereka sering ditindas dan diperlakukan semena-mena. Mereka tidak memiliki tanah, tetapi Taurat Musa melindungi mereka (Im. 19:33-34). Di dalam masyarakat Israel baru, orang asing yang tinggal dan menyembah Allah Israel ikut mendapatkan tanah sebagai milik pusaka (ayat 22). Dengan menerima tanah, bukan saja persamaan sosial mereka diakui, tetapi juga semua hak rohani mereka sebagai anggota umat Allah dijamin. Inilah perwujudan nyata nubuat nabi Yesaya, bahwa "keselamatan adalah bagi segala bangsa" (Yes. 56:3-8).

Renungkan: Yesus Kristus telah merobohkan semua tembok perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani, hamba atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan. Doakanlah agar kesatuan ini terwujud dengan indah di dalam gereja Tuhan.

PA 4: Yehezkiel 47:1-12

Pengharapan yang dinyatakan Allah melalui Yehezkiel memang berbicara mengenai pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem. Namun demikian, pemulihan yang sejati juga seharusnya mencakup pemulihan seluruh kehidupan umat Allah di tanah mereka. Pentingnya Bait Allah sebagai pusat kerohanian bangsa Israel memang telah diketahui. Di dalam perikop ini, sekali lagi ditegaskan bagaimana Bait Allah akan memberikan faedah yang besar kepada tanah Israel dan mereka yang tinggal di sana. Gambaran yang diberikan merupakan suatu nubuat di masa yang akan datang, dan diluaskan kemudian oleh Yohanes dalam Wahyu 22:1-2. Pada akhir zaman, akan ada sungai anugerah yang mengalirkan air kehidupan!

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Siapakah "ia" di dalam ayat 1 (ayat 40:3-4)? Jelaskan sekali lagi rute aliran air dalam ayat 1-2 (catatan: "sebelah selatan" di ayat 2 berarti sebelah selatan pintu gerbang timur)! Apakah ada kaitan antara arah aliran keluar air dengan arah masuknya Yahweh ke bait-Nya yang kudus (ayat 43:1-5)? Jelaskan jawaban Anda bila dikaitkan dengan masalah sumber air tersebut!

2. Kesan apa yang ingin disampaikan "orang itu" kepada Yehezkiel dengan memintanya sampai 4 kali untuk masuk ke dalam air yang meninggi (ayat 3-5)? Bila melihat ayat 6b-12, apakah kira- kira jawaban Yehezkiel terhadap pertanyaan dalam ayat 6a? Mengapa demikian?

3. Ayat 6b-7 merupakan klimaks (bdk. ayat 12). Apa kaitan antara sungai, tanah, dan pohon?

4. Pengaruh apa yang diberikan air tersebut (ayat 8-9): [1] Terhadap Laut Mati dan [2] Terhadap makhluk-makhluk hidup (catatan: komposisi air Laut Mati mengandung 25% mineral yang mematikan)? Bagaimana dampak sungai tersebut kepada manusia (ayat 13)?

5. Berikan kesan Anda ketika membaca ayat 12! Kesimpulan apa yang Anda dapatkan bila mengaitkan sumber, proses mengalirnya, dan pengaruh air tersebut?

Terapkan kebenaran firman Allah ini ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, serta ke dalam kehidupan rohani Anda secara kongkret!

(0.10627964385965) (Yeh 48:1) (sh: Pembagian wilayah dalam negeri (Selasa, 4 Desember 2001))
Pembagian wilayah dalam negeri

Pembagian wilayah dalam negeri. Pasal 48:1-29 menguraikan pembagian negeri perjanjian di antara dua belas suku Israel. Suku Lewi tidak mendapatkan bagian tanah, sesuai perintah Tuhan (ayat 44:28; Bil. 18:20). Untuk mempertahankan jumlah dua belas, suku Yusuf diwakili oleh dua putranya, Efraim dan Manasye, yang masing-masing mendapatkan wilayah tersendiri (ayat 47:13; 48:4,5). Tiap suku memperoleh suatu wilayah horizontal, dengan perbatasan timur dan barat yang sama (ayat 1-7; 23-29). Urutannya, dari utara ke selatan, mengikuti tradisi berdasarkan status ibu mereka (bdk. Kej. 35:23; Bil. 2-3). Suku-suku di ujung utara dan selatan (Dan, Asyer, Naftali, Gad), yang paling jauh dari wilayah kudus, adalah anak-anak Bilha dan Zilpa, pelayan- pelayan Rahel dan Lea. Delapan suku keturunan Lea dan Rahel ditempatkan lebih dekat ke wilayah kudus, empat di utara dan empat di selatan. Suku Yehuda berbatasan dengan wilayah kudus di sebelah utara dan Benyamin di selatan (ayat 8, 22). Pembagian ini merupakan langkah kongkret untuk menyatukan kembali seluruh suku Israel.

Wilayah dua belas suku Israel dibagi dua oleh wilayah "persembahan khusus" (bahasa Ibrani teruma; 8-22; bdk. 45:1- 8). Teruma mencakup wilayah kudus (Bait Suci, wilayah imam, wilayah orang Lewi, 10-14) dan wilayah tidak kudus (wilayah kota, wilayah raja, 15-22). "Tidak kudus" (ayat 15) berarti wilayah itu terbuka bagi semua orang, untuk seluruh kaum Israel (ayat 45:6). Wilayah kota dikelilingi oleh tanah lapang (ayat 17), yang akan digunakan sebagai tempat tinggal dan tanah pertanian bagi para pendatang, yang menetap sementara di sana untuk berbakti di Bait Suci. Sisa tanah di timur dan barat kota (ayat 18, 19) menjadi sumber nafkah para pekerja kota, yang berasal dari seluruh suku Israel. Ini berarti bahwa tidak ada suku yang lebih diistimewakan. Setiap orang mempunyai akses yang sama ke Bait Suci.

Renungkan: Pembagian wilayah yang sangat rinci ini memperlihatkan bagaimana Allah mengatur kehidupan umat-Nya sedemikian rupa agar mereka menikmati kesejahteraan sejati dalam persekutuan dengan Dia. Harapan ini terwujud dalam Kerajaan Allah yang dibawa Kristus ke dalam dunia.

(0.10627964385965) (Mi 2:1) (sh: Allah tak pernah gagal (Kamis, 14 Desember 2000))
Allah tak pernah gagal

Allah tak pernah gagal. Mikha memaparkan secara rinci dosa umat Allah. Penyerobotan tanah dan perampasan hak dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kekayaan dan kekuasaan terhadap rakyat miskin (1-3). Pada masa itu tanah pertanian adalah sumber utama penghidupan. Perampasan tanah berarti penyebab kemiskinan dalam masyarakat. Penindasan, penjarahan, pelecehan kaum wanita, dan penghancuran keluarga dilakukan secara sistematis oleh mereka (8-9). Tidak hanya itu, kekayaan mereka ternyata juga dapat membeli khotbah dan nubuat (6- 7, 11). Kehidupan agama mereka penuh dengan kepalsuan. Para nabi palsu berkhotbah hanya demi materi sehingga masyarakat hanya dijejali dengan pengajaran yang kosong. Seluruh tatanan sosial, moral, dan spiritual umat Allah sudah hancur.

Allah tidak tinggal diam. Ia telah merancang penghukuman bagi mereka ketika mereka merancang kejahatan (3). Penghukuman itu pasti dan serius sehingga Mikha memulai penyampaian penghukuman Allah dengan ungkapan `celakalah' - sebuah ratapan khusus dalam upacara penguburan. Ini menandakan bahwa masa depan mereka gelap. Ladang- ladang hasil jarahan dan warisan mereka akan musnah (4). Identitas mereka sebagai umat Allah juga sirna (5). Begitu dahsyatnya penghukuman hingga yang menyaksikan ikut meratap (4). Apakah ini berarti keberadaan umat Allah di dunia akan sirna? Tidak! Pengharapan untuk pembaharuan umat Allah telah Ia siapkan. Sorak kemenangan akan mengganti ratapan. Gembala yang agung akan mengumpulkan sisa orang Israel dan memimpin mereka masuk ke kerajaan-Nya (12-13). Peristiwa ini tidak menunjuk kepada pulangnya bangsa Israel dari pembuangan melainkan lahirnya Mesias, sehingga umat manusia yang percaya kepada-Nya akan menembus realita dunia dan memanifestasikan dirinya sebagai umat Allah yang hidup.

Renungkan: Dengan hancur dan tercerai-berainya Israel, dosa tampaknya beroleh kemenangan mutlak. Perealisasian tujuan Allah bagi dunia dan umat manusia melalui bangsa Israel tampaknya akan gagal. Namun Allah adalah Allah yang berdaulat. Ia tidak pernah gagal. Dosa dan Iblis tidak mungkin mengalahkan-Nya. Komunitas Allah yang berpusat pada Yesus Kristus sudah lahir di dunia. Tujuan Allah bagi dunia dan seluruh umat manusia semakin terealisasi secara sempurna.

(0.10627964385965) (Mat 1:18) (sh: Hati bagi Allah dan belas kasihan bagi sesama (Senin, 25 Desember 2000))
Hati bagi Allah dan belas kasihan bagi sesama

Hati bagi Allah dan belas kasihan bagi sesama. Yusuf adalah salah seorang tokoh Alkitab yang mempunyai karakter mengagumkan. Mengikuti tradisi orang Yahudi, ia telah bertunangan yang akan mengikatnya menuju pernikahan. Banyak ahli Alkitab mengasumsikan bahwa Yusuf adalah seorang yang sudah cukup umur.

Sesudah bertunangan, Maria tinggal bersama orang tuanya sampai cukup usia untuk menikah, kemudian pindah ke rumah Yusuf. Ketika Yusuf mengetahui Maria hamil, ia memperlihatkan belas kasihan yang luar biasa. Ia tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum meskipun hatinya sakit dan telah dikhianati, ia bermaksud menceraikan istrinya diam-diam. Matius menyebut Yusuf sebagai orang yang benar (19: terjemahan yang lebih tepat daripada tulus hati). Mengapa? Menurut hukum Taurat, hukuman untuk perzinahan adalah dilempari batu hingga mati. Apakah tindakan Yusuf terhadap Maria dapat dikatakan benar? Tidakkah ia benar jika menuntut Maria dihukum sesuai dengan hukum Taurat? Jawabannya terletak pada fakta bahwa `benar' dalam Perjanjian Lama adalah sesuai dengan hati Allah dan hukum-Nya. Bahkan Saul pun menyadari bahwa kemurahan hati lebih mendemonstrasikan kebenaran daripada kaku mengikuti hukum yang berlaku ketika ia menangis kepada Daud, `Engkau lebih benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu (ISam. 24:18). Yusuf menerapkan prinsip ini. Meskipun ia menganggap Maria sudah memperlakukan dia tidak baik, ia tetap akan memperlakukan Maria dengan baik. Karena itu secara rohani dan jasmani, Yusuf adalah anak Daud yang sejati (Mat. 1:20).

Perjanjian Baru tidak banyak berbicara tentang Yusuf kecuali yang tercatat dalam kitab ini. Yusuf adalah seorang manusia seperti nenek moyangnya - yaitu Daud - yang mempunyai hati untuk Allah dan belas kasihan yang besar untuk sesamanya.

Renungkan: Tidak menjadi masalah seberapa tenarkah Anda di lingkungan keluarga dan masyarakat, namun jika kata-kata Matius tentang Yusuf dapat diterapkan dalam hidup kita, secara rohani kita sudah menjadi `orang besar`. Pada hari Natal ini apa yang akan Anda lakukan untuk mengekspresikan bahwa Anda mempunyai hati untuk Allah dan belas kasihan yang dalam bagi sesama?

(0.10627964385965) (Luk 11:14) (sh: Mereka yang berpihak kepada Yesus (Kamis, 23 Maret 2000))
Mereka yang berpihak kepada Yesus

Mereka yang berpihak kepada Yesus. Mukjizat dalam perikop ini sesungguhnya untuk mendemonstrasikan eksistensi Allah dan Kerajaan-Nya. Juga untuk memberitakan bahwa Allah sudah datang untuk membebaskan manusia dari ikatan belenggu kuasa Setan. Terompet peperangan sudah ditiup dan peperangan rohani sudah dimulai.

Sikap netral sangat mustahil dalam peperangan ini. Seperti mereka yang sudah menyaksikan penyataan kuasa Roh Kudus yang langsung dan nyata, kemudian mereka dituntut untuk menentukan sikap terhadap Kerajaan-Nya (ayat 23). Demikian juga setiap pengikut- Nya. Untuk itu apa yang harus dialami oleh mereka yang berada di pihak-Nya? Mereka harus mengalami pembaharuan total di mana Roh Kudus tinggal dalam hidupnya. Tidak seperti keadaan orang yang didatangi kembali roh-roh lain yang lebih jahat karena hidupnya dibiarkan kosong (ayat 24-26). Di samping itu mereka harus juga mempunyai hubungan rohani secara pribadi dengan Kristus bukan hubungan secara fisik karena menjadi ibu dari Yesus (ayat 27). Dan hubungan ini harus dipelihara dengan jalan senantiasa mendengarkan dan memelihara firman-Nya (ayat 28).

Selain itu ada hal-hal yang harus dihindari oleh pengikut-Nya, di dalam menjalani kehidupan beribadahnya selama di dunia. Mereka tidak boleh menekankan simbol-simbol dan ritual agama, sehingga mengabaikan realita dan kewajiban moral yang dinyatakan oleh simbol-simbol keagamaan (ayat 38). Mereka juga tidak boleh menggantikan moralitas kehidupan dengan ketaatan terhadap tata ibadah lahiriah. Hal ini seperti orang farisi yang yakin kekudusan hidupnya karena mencuci cawan dan pinggannya (ayat 39). Dalam menaati perintah-perintah-Nya haruslah seimbang. Janganlah melakukan satu hal yang kecil dengan ekstrimnya, namun justru mengabaikan perintah-perintah yang lebih hakiki (ayat 42). Orang percaya tidak boleh menjalankan kehidupan agamanya hanya untuk mendapatkan kemuliaan dirinya, kecuali untuk kemuliaan-Nya (ayat 43).

Renungkan: Karena itu dalam peperangan rohani zaman ini, mereka yang berpihak kepada-Nya adalah orang-orang yang hidup dipimpin oleh Roh Kudus, yang hidup mengagungkan dan menjalankan firman-Nya. Dan semua itu dimanifestasikan dalam kehidupan moral yang sesuai dengan standar Allah, bukan standar pribadi ataupun standar masyarakat.

(0.10627964385965) (Luk 21:20) (sh: Segala sesuatu ada waktunya (Kamis, 13 April 2000))
Segala sesuatu ada waktunya

Segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk bertumbuh, ada waktu untuk menjadi tua, dan ada waktu untuk mati. Dari ungkapan-ungkapan itu terbesit suatu fakta bahwa semua manusia diberi waktu yang terbatas. Bila waktu itu berlalu maka sirna pula segala kesempatan yang terkandung di dalam waktu itu. Tidak ada satu alat pun yang mampu memutarbalikkan waktu.

Prinsip ini juga berlaku bagi Yerusalem. Kristus sudah memberikan tanda bahwa waktu yang diberikan kepada Yerusalem untuk bertobat sudah habis dan tempatnya akan hancur, tinggal reruntuhan (ayat 20). Tidak akan ada lagi mukjizat yang akan dibuat Allah untuk menyelamatkannya. Kesempatan sudah sirna, sekarang waktunya Allah menjatuhkan hukuman atasnya melalui penindasan bangsa-bangsa lain. Masa itu ditandai dengan terbukanya kesempatan bagi bangsa-bangsa lain untuk mendengarkan Injil Yesus Kristus. Berjuta-juta orang akan menerima Injil keselamatan. Namun kesempatan untuk mendengarkan Injil keselamatan juga ada batas waktu-nya. Habisnya waktu itu akan terjadi ketika Kristus datang untuk kedua kalinya dengan penuh kekuasaan dan kemuliaan. Kedatangan-Nya ini akan ditandai dengan bencana, malapetaka, dan kekacauan. Pada puncaknya bumi beserta segala isinya akan musnah dan diganti dengan langit dan bumi yang baru (ayat 33). Pada waktu itulah kesempatan manusia untuk mendengar Injil sudah tertutup dan penghakiman dimulai.

Di balik ketegasan dan keadilan Allah ada kemurahan dan belas kasih-Nya. Ia memberikan dua resep untuk menghadapi masa-masa akhir ini, agar umat-Nya tidak terhempas dalam kekacauan. Pertama, menjaga diri agar tidak ikut arus dunia ini (ayat 34); kedua, berjaga-jaga dan berdoa. Menjaga hati dan berdoa saling berhubungan satu dengan yang lain. Menjaga hati penting, karena hati adalah pusat dari seluruh kehendak manusia. Dari sanalah terpancar seluruh pribadi manusia. Ingatlah, karena hati bangsa Israel bengkok, maka Bait Allah dihancurkan. Oleh sebab itu hati harus dijaga. Menjaga hati tidaklah mudah, hal itu membutuhkan kekuatan besar, karena kita harus melawan arus zaman dan kekuatan setan yang besar.

Renungkan: Waktu kita sangat terbatas, maka dalam daftar kebutuhan bagi kehidupan Kristen yang harus menempati urutan pertama adalah menjaga hati dan berdoa.

(0.10627964385965) (Yoh 17:6) (sh: Mendoakan milik Allah (Sabtu, 23 Maret 2002))
Mendoakan milik Allah

Mendoakan milik Allah. Yesus kini mendoakan para murid-Nya. Ia menyebut para murid-Nya sebagai milik Allah (ayat 6), juga milik-Nya (ayat 7). Mereka adalah milik Bapa sebab Bapa sendiri yang telah memberikan mereka kepada Yesus. Mereka adalah milik Bapa dan milik Yesus (ayat 10) sebab mereka mengenal Bapa melalui firman yang Yesus nyatakan kepada mereka tentang Bapa (ayat 6). Kepemilikan ganda ini terbukti di dalam iman mereka bahwa Yesus datang dari Bapa dan di dalam ketaatan mereka kepada firman Allah (ayat 8,6). Di dalam doa yang sangat padat ini terbentang jalinan indah berbagai kebenaran tentang pemilihan Allah atas orang percaya, penyelamatan Yesus atas umat pilihan-Nya, penerimaan firman oleh orang beriman, dan ketaatan mereka. Penyelamatan sudah mulai dari rencana kekal Allah, diwujudkan dalam karya penebusan Kristus, menjadi efektif oleh karena penerimaan iman yang taat pada diri orang percaya.

Yesus mendoakan para murid-Nya karena Ia akan segera meninggalkan dunia sementara mereka masih tinggal dalam dunia ini. “Dunia” di sini jelas tidak sekadar menunjuk pada lokasi, tetapi sekaligus pada keadaannya yang menentang firman dan memusuhi para pengikut Yesus (ayat 14). Yesus tahu bahwa para pengikut-Nya akan dimusuhi dunia tepat seperti yang Ia sendiri terima. Yesus tidak saja ingin agar mereka terpelihara dari yang jahat (ayat 11,15), tetapi Ia pun ingin agar mereka bersatu (ayat 11) dan penuh sukacita (ayat 13). Rencana Allah dan kepemilikan ganda atas para pengikut Yesus akan selalu mengalami serangan dari dunia yang jahat ini, namun doa Yesus menjamin bahwa mereka akan terpelihara.

Pemeliharaan itu bukan dengan cara meluputkan mereka dari bahaya, dengan mengeluarkan mereka dari dunia (ayat 15). Pemeliharaan yang dimaksud adalah pengudusan. Para murid Yesus, seperti halnya Yesus sendiri, tetap masih harus mengalami bahaya-bahaya dari dunia ini, tetapi mereka akan dikuduskan. Kudus mengandung arti ganda. Pertama, menunjuk pada kepemilikan Allah dan Yesus atas para murid-Nya. Kedua, menunjuk pada proses pengudusan hidup oleh kebenaran firman agar mereka hidup benar di dalamnya.

Renungkan: Jaminan bagi orang beriman sama seperti pengalaman Yesus: bukan diluputkan dari salib, tetapi dibangkitkan dari kematian.

(0.10627964385965) (Kis 18:18) (sh: Kekuatan relasi antar manusia di dalam pelayanan (Rabu, 21 Juni 2000))
Kekuatan relasi antar manusia di dalam pelayanan

Kekuatan relasi antar manusia di dalam pelayanan. Relasi antar manusia seharusnya menempati urutan pertama di dalam pelayanan, agar kesatuan dan keutuhan tubuh Kristus dapat terus dipertahankan. Namun harus diakui bahwa ada harga yang harus dibayar seperti kelelahan fisik, kehilangan kesempatan bagi pengembangan pelayanan, atau bahkan kehilangan posisi dalam pelayanan.

Paulus, Priskila, dan Akwila adalah model pelayan Kristus yang begitu menghargai dan memelihara relasi antar manusia. Setelah tinggal beberapa hari di Korintus, ia memutuskan untuk pergi ke Siria sesudah mencukur rambutnya. Pencukuran rambut ini menandai bahwa Paulus sudah berhasil memenuhi nazarnya (Bil. 6:5) yaitu menunaikan tugas pelayanan. Yang menarik adalah Paulus tidak langsung mengembangkan pelayanannya walaupun kesempatan jelas terbuka di Efesus (19-21). Kemana Paulus akan pergi? Dikatakan bahwa setelah sampai di Kaisarea, ia naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat Yerusalem. Jarak Korintus ke Yerusalem sekitar 900 kilometer, ini ditempuh Paulus hanya untuk memberi salam kepada jemaat dan kemudian pergi lagi ke Antiokhia. Tidakkah ini suatu pemborosan waktu, tenaga, dan biaya? Bagi Paulus tidak. Ia melihat adanya nilai lain yang lebih berharga dari apa pun yang akan didapat dengan melakukan kunjungan ke Yerusalem, karena pada mulanya jemaat Yerusalemlah yang mengutusnya (15:22).

Priskila dan Akwila juga memperlihatkan penghargannya atas relasi antar manusia. Mereka bisa saja menjatuhkan Apolos di depan jemaat karena walaupun ia pandai berbicara dan mahir dalam Alkitab, pemahamannya kurang benar. Namun itu tidak mereka lakukan. Sebaliknya mereka mengundang Apolos ke rumah dan menjelaskan pengajaran yang benar. Mereka tidak mau Apolos tersinggung karena direndahkan di depan umum, sehingga relasi antar mereka akan putus. Sebaliknya mereka sangat sensitif di dalam menjaga relasi agar kesatuan tubuh Kristus tetap terpelihara. Dampak yang dihasilkan tidak hanya itu, karena Apolos akhirnya menjadi pekerja yang sangat berguna bagi orang percaya.

Renungkan: Itulah kekuatan relasi antar manusia yang dipelihara. Hal-hal apa lagi yang dapat Anda lakukan untuk menghargai relasi antar manusia di dalam gereja atau pelayanan yang Anda lakukan kini?

(0.10627964385965) (Kis 27:1) (sh: Arti Allah beserta kita (Sabtu, 19 Agustus 2000))
Arti Allah beserta kita

Arti Allah beserta kita. Kita cenderung membatasi Allah atau menuntut kebesertaan-Nya harus sesuai dengan selera, keinginan, dan kerinduan pribadi kita. Karena itu kita sering berpikir bahwa jika Allah beserta kita maka tidak akan ada masalah yang akan menghadang. Apalagi jika di dalam pergumulan kita yakin bahwa kita sedang menjalankan kehendak-Nya, kita malah cenderung menuntut Allah bekerja sebagai pembantu kita yang mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah semua persiapan selesai maka kita tinggal melakukan tugas saja.

Apakah benar demikian? Tidak! Ketika keputusan dikeluarkan bahwa Paulus pergi ke Itali, kesempatan Paulus untuk bersaksi di Roma terbuka dan ini berarti kehendak Tuhan terjadi (Kis. 23:11). Namun Paulus harus berlayar ke Roma bersama-sama orang-orang tahanan yang kasar dan liar. Mereka biasanya adalah orang-orang yang akan dihukum mati dengan cara bertarung dengan binatang buas di Roma. Paulus disamakan dengan mereka walaupun ia bukan seorang tahanan. Bayangkan bagaimana perasaannya. Lalu ia pun harus berpindah dari satu kapal ke kapal yang lain (6). Sementara itu alam sangat tidak berpihak kepadanya sehingga perjalanan menjadi jauh lebih lambat. Mereka pun terpaksa harus melanjutkan pelayaran walaupun ramalan cuaca tidak mendukung (7-9,12). Di samping itu, di dalam hatinya Paulus masih harus 'berperang' melawan 'kekuatiran' akan adanya badai karena peringatannya tidak dipedulikan oleh orang-orang lain (9-11).

Allah memberikan kesempatan kepada Paulus untuk ikut berjuang menuju Roma dengan menanggung hal-hal yang dapat ia tanggung seperti kelelahan, ketidaknyamanan, kesulitan, kekuatiran, terhina, dan tekanan mental. Itu adalah anugerah karena dengan mengalami peristiwa-peristiwa itu, Paulus diberikan hak untuk 'bermegah' karena ikut berjuang agar dapat bersaksi di Roma. Namun demikian Allah memahami bahwa ada hal-hal yang tidak dapat Paulus tanggung sendiri. Karena itu Ia menyediakan seluruh keperluan perjalanan Paulus dan teman-temannya (3).

Renungkan: Jika dalam memberitakan Injil dan pelayanan yang adalah kehendak Allah, Kristen masih menemui kesulitan bahkan halangan, berbahagialah, sebab Allah masih memberikan anugerah kepada kita untuk berjuang dan bermegah dalam perjuangan kita, sementara itu Allah tetap bekerja untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat kita lakukan.

(0.10627964385965) (Ibr 10:26) (sh: Terus maju atau binasa (Kamis, 4 Mei 2000))
Terus maju atau binasa

Terus maju atau binasa. Kembali ke Yudaisme dan seluruh sistem persembahannya, bagi jemaat Ibrani, adalah suatu tindakan yang dipikirkan pun jangan. Mereka harus membuang jauh-jauh pilihan itu. Penulis surat ini bukanlah seorang yang tidak mau menyadari keadaan yang dihadapi jemaat Ibrani. Dia tahu penganiayaan dan tekanan yang harus dialami oleh jemaat Ibrani sejak mereka percaya kepada Kristus. Dia tahu bagaimana fakta bahwa Kristus tidak segera datang kembali, telah menggoncangkan iman mereka. Dia tahu bahwa argumentasi teman-teman jemaat Ibrani yang mengatakan bahwa Yesus adalah pembohong, cukup menggoyahkan keyakinan mereka. Bahkan Dia pun tahu bagaimana kuatnya godaan yang mereka rasakan untuk kembali kepada keyakinannya yang semula bahwa Yudaisme adalah ajaran yang benar. Namun ia tetap dengan keras memperingatkan mereka untuk tidak mengambil tindakan itu, apa pun yang terjadi. Menolak hukum Musa saja hukumannya dirajam batu hingga mati, apalagi mengingkari karya penebusan Allah di dalam Yesus Kristus setelah mereka pernah mempercayai dan hidup di dalamnya, konsekuensinya sungguh mengerikan. Sebab itu sama dengan menginjak-injak Anak Allah, menganggap najis darah Kristus dan menghina Roh Kudus.

Mereka harus tetap bertekun apa pun yang terjadi, sebab mereka meyakini suatu pengharapan yang jauh lebih mulia dan berharga (32-35). Kenapa sekarang mau mundur lagi? Suatu hal yang sangat disayangkan sebab tinggal sedikit lagi bahkan sangat sedikit waktu Yesus akan datang lagi. Artinya jika ia kembali kepada Yudaisme, ini merupakan kerugian yang berlipat ganda dan sia-sialah segala penderitaan-Nya. Di satu sisi, ini merupakan penghiburan karena tidak selama-lamanya mereka akan mengalami penderitaan. Di sisi lain, ini juga menekankan tidak ada alternatif lain buat mereka.

Terus bertekun atau mati. Namun demikian penulis Ibrani mempunyai keyakinan bahwa walaupun mereka sedang goyah, mereka adalah orang kristen sejati yang tidak akan pernah mundur dan binasa (39). Seperti Petrus, mereka akan kembali kuat dan teguh, akan kembali hidup dan bersaksi dengan berani.

Renungkan: Kristen sejati adalah Kristen yang tidak pernah mundur walau apa pun yang terjadi. Karena alternatif lain yang tersedia hanyalah kebinasaan kekal. Anda mau terus atau mundur?

(0.10627964385965) (Ibr 13:1) (sh: Hidup yang mulia (Kamis, 11 Mei 2000))
Hidup yang mulia

Hidup yang mulia. Penulis Ibrani mengakhiri suratnya dengan nasihat-nasihat yang berisi dorongan-dorongan agar pembaca surat Ibrani mempunyai kehidupan yang berpadanan dengan doktrin tersebut. Hal pertama dan yang utama yang harus ada dalam kehidupan kristen adalah kasih. Namun di sini, Kristen tidak sekadar dinasihati untuk saling mengasihi, melainkan menekankan pemeliharaan kasih. Penekanan ini sangat penting, karena ketika seseorang semakin mengenal diri orang lain, maka semakin banyak kekurangan orang tersebut akan terlihat. Sehingga ia akan kecewa dan akhirnya kasihnya akan luntur. Namun Kristen harus kebal terhadap kekecewaan seperti itu. Semakin mengenal pribadi orang lain dengan segala kekurangannya, Kristen harus tetap mengasihinya.

Memberi tumpangan merupakan bentuk kebaikan yang wajar bagi setiap orang termasuk Kristen karena pada zaman itu belum ada hotel maupun losmen. Orang yang lelah dan lapar banyak ditemui di kota-kota ataupun di pintu rumah seseorang yang berharap diizinkan tinggal. Kristen tidak hanya harus mendemonstrasikan kebaikan itu, namun kebaikan yang didemonstrasikan itu harus melebihi kebaikan yang dilakukan oleh orang non Kristen, itulah hal yang kedua. Karena itu, kristen harus memberi tumpangan kepada orang, yang berarti tidak hanya orang kristen namun semua orang yang pantas menerima kebaikan itu. Lebih dari itu, Kristen pun harus menunjukkan kasihnya kepada orang-orang hukuman karena mereka tidak mempunyai kebebasan untuk datang meminta belas kasihan. Kristen harus berinisiatif dan mendatangi orang-orang yang membutuhkan.

Yang ketiga, Kristen harus menjaga kekudusan pernikahannya. Manusia tidak pernah berubah sejak era para rasul hingga era globalisasi kini, kekudusan pernikahan dapat dikatakan sebagai barang langka. Kristen harus menunjukkan kehidupan yang mulia melalui pernikahan yang kudus. Kemuliaan kehidupan Kristen juga harus nyata dalam kesederhanaan hidup. Hal ini diungkapkan dengan perkataan 'janganlah menjadi hamba uang dan cukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu' (5).

Renungkan: Ingatlah bahwa di dalam Allah kita memiliki segala sesuatu. Allah adalah pencipta langit dan bumi, yang empunya segala sesuatu. Tidak ada apa pun atau siapa pun yang dapat mengancam kehidupan kristen yang berjalan di dalam tangan-Nya.

(0.10627964385965) (Yak 3:1) (sh: Hati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu! (Kamis, 7 Juni 2001))
Hati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu!

Hati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu! Jemaat mula-mula menempatkan seorang pengajar dalam posisi penting dan terhormat. Dari para pengajar ini jemaat mendapatkan banyak pengajaran-pengajaran tentang kehidupan - norma-norma etika yang berlaku, tentang hukum, dlsb. Sesuai dengan kedudukannya, para pengajar itu mengemban tugas dan tanggung jawab yang berat. Karena ia tidak hanya bertanggungjawab terhadap isi ajaran yang diajarkannya, tetapi juga harus mampu mencerminkannya dalam sikap hidupnya.

Di masa sekarang ini, kita mengenal banyak sekali orang yang menekuni profesi pengajar. Misalnya, guru, dosen, pendeta, dlsb. Seperti halnya jemaat mula-mula, kita juga tahu bahwa profesi ini tidak hanya memikul tanggung jawab dalam isi pengajaran, tetapi juga bertanggungjawab untuk memperlihatkan sikap yang sesuai dengan pengajarannya, harus menjadi teladan, harus memperlihatkan sikap hidup yang sesuai dengan norma- norma hukum yang berlaku dalam masyarakat. Namun, sebenarnya tanggung jawab terhadap pengajaran itu juga menjadi tanggung jawab semua orang. Dalam hal ini semua orang dapat berfungsi sebagai pengajar karena hal yang paling penting adalah benar atau tidaknya pengajaran itu. Karena itu peringatan Yakobus tentang penguasaan lidah tidak hanya berlaku bagi jemaat penerima surat, tetapi berlaku juga bagi kita saat ini. "Memang lidah tak bertulang, tak terbatas kata-kata" . Kalimat ini mengingatkan kita tentang fungsi lidah, ibarat api kecil yang dapat membakar hutan besar. Lidah juga dapat menodai seluruh tubuh, dan membakar roda kehidupan kita. Lidah dapat mengubah kawan menjadi lawan. Bahkan lidah bisa mengakibatkan tercetusnya perang saudara, perang antarnegara, berjuta-juta manusia terbunuh, berjuta-juta manusia kehilangan tempat tinggal, berjuta- juta manusia mengarahkan hidupnya pada kesesatan, dlsb. Lihatlah akibat yang ditimbulkan oleh orang-orang yang tidak dapat mengendalikan lidahnya, kebinasaan menjadi bagiannya! Sebenarnya, lidah adalah alat saja.

Renungkan: Waspadai dan kendalikan lidah Anda dan lakukan perkara- perkara besar melalui bagian kecil dalam tubuh Anda tersebut. Dari kemurnian hati pancarkanlah mutiara- mutiara kata yang memuliakan Tuhan, membangun diri, dan menjadi berkat bagi orang lain!

(0.10627964385965) (1Yoh 1:5) (sh: Mengaku hidup dalam terang namun bertindak dalam kegelapan (Senin, 4 Desember 2000))
Mengaku hidup dalam terang namun bertindak dalam kegelapan

Mengaku hidup dalam terang namun bertindak dalam kegelapan. Seorang yang hidup dalam terang bukan tampak dari pengakuannya tetapi bagaimana ia hidup dalam kebenaran firman Tuhan. Seandainya pun ia rajin beribadah setiap minggu, rajin melayani, dan rajin mengadakan ibadah keluarga, belum dapat dipastikan bahwa ia hidup dalam terang, mungkin ia hanya melakukan semuanya itu secara rutin. Namun seorang yang sungguh-sungguh hidup benar di hadapan Tuhan, sudah dapat dipastikan bahwa ia hidup dalam terang.

Seorang yang hidup dalam terang, hidupnya telah disucikan oleh darah Yesus Kristus. Ia bersekutu dengan Allah karena Allah adalah terang dan di dalam diri-Nya sama sekali tidak ada kegelapan. Ia hidup dalam terang bukan karena kebaikan dan kemampuan sendiri untuk hidup suci, sebaliknya ia menyadari sebagai manusia yang berdosa dan mengakuinya di hadapan Allah serta minta pengampunan. Dengan demikian hidupnya menjadi suci. Jadi adalah tidak benar bila ada seorang yang mengatakan telah hidup dalam terang dengan alasan ia tidak berbuat dosa, padahal semua manusia berdosa. Ia yang mengaku hidup dalam terang berarti mengakui bahwa ia hidup di dalam persekutuan dengan Allah, dan Kristus tinggal di dalam hatinya. Bila ia mengatakan tidak berdosa berarti ia telah menipu dirinya sendiri (8), membuat Yesus menjadi pendusta dan firman- Nya tidak ada dalam kita (10). Inilah kontradiksi di dalam dirinya, bila ia mengaku Kristus di dalam hidupnya, pasti Kristus dan firman-Nya membongkar dosa sehingga ia menyadari siapa dirinya di hadapan Allah. Mungkinkah seorang yang hidup dalam kebenaran tanpa menyadari terlebih dahulu keberdosaannya di hadapan Allah, kemudian terbuka untuk mengakui dosanya, dan minta pengampunan daripada-Nya?

Seorang yang sungguh-sungguh hidup dalam terang akan meninggalkan segala bentuk kejahatan dan kehidupan kegelapan, karena terang itu telah menelanjangi segala perbuatan kegelapan. Apa yang dulu dinikmatinya, sekarang dibencinya; apa yang dulu dibanggakan, sekarang menjadi kesia-siaan karena Kristus. Maka ia akan menjaga hidupnya benar sesuai firman-Nya dan senantiasa berjalan dalam terang Allah.

Renungkan: Hidup di dalam terang bukan sekadar percaya dan mengakui tetapi memancarkan terang Illahi melalui sikap dan perbuatan terang.

(0.10627964385965) (Why 18:1) (sh: Satu jam saja! (Kamis, 14 November 2002))
Satu jam saja!

Satu jam saja!
Babel adalah kata sandi/simbol yang cukup umum digunakan oleh orang Kristen abad pertama Masehi bagi kota Roma, ibukota kekaisaran Romawi (bdk. 1Pet. 5:13). Kota ini adalah simbol dari puncak keagungan dan kecemerlangan dari kekuasaan peradaban Romawi, dan kemewahan serta keberkilauan kekayaannya. Penting untuk dimengerti bahwa nas ini bukan nubuat spesifik tentang kejatuhan Roma, tetapi tentang runtuhnya puncak dari kebejadan moral, kejahatan, serta kesombongan dunia yang menghujat, yang terutama tampak bagi zaman Yohanes melalui kota Roma. Karena dosa-dosanya tersebut, Babel/Roma akan dihukum (ayat 3,5- 8, 13b). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari penghukuman ini. Pertama, tindakan penghukuman itu adalah kehendak Allah sendiri dan pasti terjadi. Seruan pembalasan pada ayat 6-7 datang dari sorga (ayat 4a), bukan dari pihak lain. Kedua, penghukuman ini menimbulkan ratapan dan ketakutan bagi mereka yang dekat dengan dan diuntungkan oleh kontaknya dengan Babel (ayat 9-10,11,14,15,17-19a), dan mendatangkan sukacita atas sorga dan orang-orang kudus (ayat 20). Ketiga, dan ini yang terpenting, semua keagungan dan kekuatan kota yang dahsyat itu dihancurkan Allah hanya "satu jam saja" (ayat 10,16,19). Singkatnya penghancuran ini juga menunjukkan bahwa hanya Allah saja yang sungguh-sungguh "kuat" (ayat 8), bukan kuasa duniawi manapun.

Ada sebuah peringatan sekaligus janji di sini. Kristen yang sezaman dengan Yohanes (juga kita) diperingatkan untuk tidak ikut mengambil bagian dalam dosa dan kekejian zaman dalam mana ia hidup (ayat 4). Ikut berdosa hanya berarti penghukuman- penghancuran, dan dukacita. Janji Allah bagi mereka yang setia dan tidak mengambil bagian adalah bahwa mereka akan berbahagia ketika Allah menunjukkan kepenuhan kekuasaan dan keadilan-Nya.

Renungkan:
Sedihkah Anda jika segala fasilitas dan kemewahan yang mempermudah hidup Anda selama ini tiba-tiba hilang? Kristen memang harus tinggal di tengah-tengah dunia sebagai saksi, tetapi ia tidak boleh menjadi tergantung pada dunianya, apalagi mengikuti segala dosa-dosa zamannya yang amoral, materialistis, dan korup.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA