(0.17525123148148) | (Yoh 5:19) |
(sh: Kesaksian Diri dalam perbuatan-Nya (Kamis, 7 Januari 1999)) Kesaksian Diri dalam perbuatan-NyaKesaksian Diri dalam perbuatan-Nya. Keberadaan diri seseorang dapat dikenali melalui perbuatannya. Demikian halnya Kristus. Orang banyak sebenarnya telah mengenal keberadaan-Nya melalui perbuatan-Nya menyembuhkan seseorang yang selama tiga puluh delapan tahun menderita lumpuh. Meskipun mereka mengenali perbuatan-Nya yang ajaib, hati mereka tidak tergugah oleh pengenalan itu untuk menerima kehadiran-Nya. Padahal, tidak ada yang patut diragukan dalam diri Tuhan Yesus. Bukankah dalam kesaksian-Nya ditekankan bahwa apa yang dilakukan-Nya juga adalah perbuatan Bapa-Nya? Karena Bapa-Nya mampu, maka Ia sebagai putra Allah pun mampu melakukan pekerjaan Ilahi-Nya. Hidup di dalam Kristus. Apa tanda bahwa seseorang itu hidup dalam Kristus? Ia hidup, tidak lagi mati secara rohani. Rohaninya hidup karena Allah Bapa bersama Putra telah menyatakan diri kepadanya. Sekarang Ia mengenal Allah yang benar. Bapa telah memberikan kuasa kepada Putra-Nya untuk memilih siapa yang hidup dan siapa yang mati secara rohani (27). Yang jelas orang ini bercirikan pembaruan iman percaya kepada Yesus Kristus, Putra Allah. Doa: Tuhan, terima kasih atas hidup yang telah Engkau berikan kepada kami. Baharuilah hidup rohani kami demi nama-Mu! |
(0.17525123148148) | (1Kor 15:45) |
(sh: Allah berkuasa. (Kamis, 30 Oktober 1997)) Allah berkuasa.Allah berkuasa. Kita sedang menuju sorga. Kebangkitan menjadi dasar untuk kita tidak memperhitungkan hidup hanya secara duniawi. Kita memiliki faktor lain untuk diperhitungkan, yaitu kuat kuasa Allah. Hidup yang sementara ini bukan impian, tetapi pengalaman riil yang mengandung arti kekal. Hidup kekal kelak pun bukan hanya impian tetapi sesuatu yang riil. Oleh kebangkitan-Nya kita semua sedang menuju ke sana. Sorga bukan lagi hal yang muskil dan jauh, karena pasti akan kita jelang dan oleh-Nya kini kita sudah berada dalam suasana kemuliaan-Nya. Renungkan: Karena tubuh rohani itu benar, mengapa kita hanya mengandalkan sumber-sumber jasmani yang sementara sifatnya? |
(0.17525123148148) | (Ibr 4:14) |
(sh: Apakah hari ini saudara merasa sangat sedih? (Kamis, 7 Oktober 1999)) Apakah hari ini saudara merasa sangat sedih?Apakah hari ini saudara merasa sangat sedih? Yesus pernah merasakannya, bahkan "seperti mau mati rasanya" (Mat. 26:38). Keagungan. Yesus disebut "Imam Besar Agung" karena Ia adalah adalah Imam yang telah terlebih dahulu menyelami dan mengalami pergumulan kita. Ia mengalami pencobaan, kesakitan, kesedihan, pengkhianatan, dan penderitaan yang amat sangat, khususnya di taman Getsemani dan Golgota. Puncak pergumulan-Nya di Getsemani menunjukkan betapa ngerinya kematian yang akan ditanggung-Nya di kayu salib bagi dosa manusia. Ia "merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati" (Flp. 2:8). Inilah keagungan Iman Besar kita! Yesus melebihi imam Harun dan Lewi, sebab Ia tidak pernah menyimpang dari kehendak Allah (ayat 4:15, 5:8). Ia melebihi semua, karena melalui-Nya manusia diperdamaikan dengan Allah. Hubungan kemanusiaan Yesus dan keimaman-Nya. Kemanusia-an Yesus membuat Ia dapat mengerti keadaan, penderitaan, dan kelemahan kita; Ia terlebih dahulu menerima penghinaan dan mengalami penderitaan yang jauh melampaui apa yang kita alami; sehingga ketika Ia berperan sebagai Imam, peran-Nya menjadi sempurna. Yesuslah satu-satunya yang mencapai kesempurnaan, oleh karena itu Ialah pokok keselamatan yang abadi bagi kita yang taat kepada-Nya. |
(0.17525123148148) | (Ibr 7:11) |
(sh: Betapa sempurna! (Senin, 11 Oktober 1999)) Betapa sempurna!Betapa sempurna! Penjelasan tentang Imamat Yesus mencapai puncaknya. Ia adalah seorang Imam Besar yang agung dan sempurna; semua imam yang ada sebelumnya dalam Perjanjian Lama tidak mungkin dan tidak akan pernah mencapai kesempurnaan. Karena itu tidak dibutuhkan seorang imam lain lagi, kecuali Dia. Mengapa demikian? 1) Yesus adalah Imam menurut peraturan Melkisedek (Mazmur 110:4), yang jauh melebihi kedudukan para imam seperti Abraham, Harun, dan Lewi. 2) Yesus adalah Imam sejati yang dipilih bukan berdasarkan silsilah keturunan, tetapi berdasarkan "hidup yang tidak dapat binasa" (ayat 16,24). Yesus tidak hanya mati melainkan juga bangkit dan tidak akan mati lagi selama-lamanya. Maka Imamat-Nya tidak mungkin berujung pada kesudahan. 3) Yesus membawa suatu perjanjian yang lebih kuat kokoh, permanen, dan yang dijamin keabsahannya oleh sumpah yang telah Allah nyatakan sendiri (ayat 20-22, 28). 4) Yesus melakukan sesuatu yang tidak pernah dan tidak mungkin dilakukan oleh imam lain, siapa pun juga. Yesus Kristus mempersembahkan diri dan nyawa-Nya sendiri sebagai korban penebus dosa (ayat 27). Dia serentak menjadi imam dan persembahan untuk menyelamatkan kita! Hanya Yesus sendiri, telah sempurna. Terpujilah Dia! |
(0.16097853703704) | (1Raj 2:28) |
(sh: Melek hukum, syarat utama untuk tegas (Jumat, 28 Januari 2000)) Melek hukum, syarat utama untuk tegasMelek hukum, syarat utama untuk tegas. Di samping faktor perasaan, emosi, dan rasa sungkan, ada satu faktor penting lainnya yang seringkali membuat kita tidak bertindak tegas, yaitu tidak paham hukum. Ini seringkali hanya menjadi alasan yang dibuat-buat, namun tidak sedikit yang benar-benar tidak tahu hakikat permasalahan yang dihadapi di dalam terang hukum yang berlaku. Sekali lagi tindakan tegas Salomo terhadap Yoab dan Simei memberikan teladan yang sangat indah. Tindakan tegasnya berdasarkan pemahaman yang benar dan akurat akan hukum yang berlaku. Dalam usaha menyelamatkan dirinya, Yoab meniru apa yang pernah dilakukan Adonia, yaitu memegang tanduk-tanduk mezbah, namun tindakan itu tidak dapat dibenarkan -- menyelamatkan dia. Salomo tetap membunuhnya, semata-mata bukan karena ia bersekongkol dengan Adonia, tapi karena Yoab membunuh Abner dan Amasa. Menurut hukum Taurat, hukuman untuk pembunuhan secara sengaja adalah mati (Bil. 35:9-34). Dalam kasus Simei, kita juga dapat melihat kecerdikan dan penguasaan hukum yang hebat dari Salomo. Pada masa Daud, Simei tidak dapat dihukum mati karena janji Daud (2Sam. 16:5-13). Namun jika ia tidak disingkirkan, ini sama dengan menyimpan bom waktu. Di samping itu saudara-saudaranya pernah memberontak terhadap Daud di bawah pimpinan Sheba (2Sam. 20). Hukuman awal bagi Simei adalah dipaksa bersumpah untuk tidak menyeberangi sungai Kidron agar ia tidak dapat bersengkongkol dengan saudara-saudaranya. Pada masa itu, melanggar sumpah berarti mati. Itulah yang terjadi pada Simei. Salomo tegas namun tidak gegabah. Ia mau menunggu saat yang tepat untuk bertindak berdasarkan hukum, sehingga permasalahan yang ia hadapi dapat diselesaikan secara tuntas tanpa berdampak negatif terhadap masyarakat. Renungkan: Di kalangan Kristen, seringkali ada kesan alergi atau malas untuk memahami berbagai hukum, undang-undang, dan peraturan yang berlaku di negara kita. Akibatnya kita menjadi lemah dan bersikap kompromi terhadap ketidakbenaran. Atau kita akan menjadi mangsa empuk bagi mereka yang paham hukum dan mempermainkannya demi keuntungan pribadi. Berapa banyak hukum, undang-undang, dan peraturan-peraturan di negara kita yang kita kenal dan pahami? Pemahaman akan membekali kita untuk bersikap tegas, bijaksana, dan tepat. |
(0.16097853703704) | (1Raj 19:1) |
(sh: Krisis rohani lebih mengerikan daripada krisis moneter (Rabu, 8 Maret 2000)) Krisis rohani lebih mengerikan daripada krisis moneterKrisis rohani lebih mengerikan daripada krisis moneter. Apakah Izebel lebih hebat dari nabi-nabi Baal? Itu mungkin pertanyaan yang timbul dalam pikiran kita ketika membaca kisah ini. Betapa tidak, Elia yang dalam kisah sebelumnya secara luar biasa dan mengagumkan, menantang dan mengalahkan nabi-nabi Baal yang berjumlah 450. Bila mengamati pernyataan ancaman Izebel, ketakutan Elia sangat tidak masuk akal. Izebel mengatakan bahwa 'para allah akan menghukumnya'. Bukankah Baal sudah tidak berkutik lagi? Lalu apa makna ancaman Izebel? Dengan kata lain sebetulnya ancaman Izebel adalah kosong belaka. Keadaan ini memperlihatkan bahwa Elia tidak hanya ketakutan, tetapi juga kehilangan kemampuan berpikir secara nalar dan geografis untuk menganalisa pernyataan Izebel. Walaupun ia sudah sampai ke Bersyeba (wilayah Yehuda yang jauh dari Yizreel), ia masih merasa perlu masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya. Ketakutannya terus mempengaruhi dan menguasainya hingga ia putus asa dan ingin mati. Ketakutan dan keputusasaan Elia menunjukkan bahwa ia mengalami krisis rohani yang sangat berat dan hebat, sehingga pengenalan dan imannya kepada Allah sebagai sumber dan pusat dari segala sesuatu, sirna begitu saja. Krisis rohani membuat dia terputus dengan Sumber segala kehidupan. Karena itu tidak heran jika kemudian ia ingin mati saja.Mengapa Elia sampai kepada krisis yang demikian parah? Mulai dari ancaman Izebel hingga Elia ingin mati, tidak dikatakan bahwa firman Allah datang atasnya atau kuasa Allah berlaku atas Elia seperti pasal-pasal sebelumnya. Ini berarti Elia sudah melalaikan persekutuan pribadinya dengan Allah. Akibatnya fokus pikirannya ketika menghadapi ancaman itu bukanlah Allah namun ancaman itu. Ancaman itu dilihatnya semakin lama semakin besar dan tak terpecahkan. Elia mendapatkan 'sedikit' kekuatan ketika Allah menghampiri dan 'melayani'nya. Renungkan: Mungkin Anda pernah atau sedang mengalami krisis rohani karena berbagai pergumulan dan tantangan yang terjadi. Namun jangan lupa satu hal, dalam menjalani kehidupan ini, janganlah sekali-kali kita memutuskan tali persekutuan kita dengan Allah walau apa pun yang terjadi, agar mata dan pikiran kita selalu terfokus kepada-Nya dan bukan kepada ancaman. |
(0.15490168518519) | (Kel 20:13) |
(ende) Kata "membunuh" jang digunakan disini berarti membunuh lawan perseorangan, dan bukannja membunuh musuh-musuh politik atau melaksanakan hukuman mati atas perintah jang sjah. Demikianlah Kel 21:23; Ima 24:20; Ula 19:21 tidak berbitjara tentang balas dendam perseorangan, melainkan tentang siksaan-siksaan atas dasar Hukum. Susunan ajat-ajat berikut: pembunuhan - perzinahan - pentjurian. Susunan itu paling tepat berdasar teks hibrani. Teks junani Septuaginta disini membawa susunan jang lain, dan lagi susunannja dalam Ula 5. Susunan Hibrani kita temukan djuga pada Mat 5:21 dsl.; Mat 19:18; Mar 10:19 (junani); Luk 18:20 (Vulg.). Susunan junani menurut Ula 5 pada Mar 10:19 (Vulg.) Luk 18:20 (junani); Rom 13:9 |
(0.15490168518519) | (Dan 5:28) |
(ende) Tulisan itu masih djuga suatu teka-teki untuk para ahli Kitab. Keterangan jang lebih laku: Huruf mati (mn',mn',tkl,uprsn) dapat dibubuhi dengan huruf jang dikehendaki, sehingga kata2 jang muntjul berlainan artinja. Ahli Babel tidak tahu huruf hidup mana harus dibubuhi. Daniel membubuhi huruf2 hidup tertentu hingga kata2 itu menundjuk tiga matjam mata uang atau mata timbangan: mina, misjkal, persin, jang turun harga dan beratnja. Dalam urutan itu ia melihat keruntuhan Babel dan karenanja ia membatja kata itu djuga sebagai kata kerdja, jakni: membilang, menimbang, mentjeraikan. Itu lalu dikenakannja pada radja Belsjasar jang sudah dibilang waktu keradjaannja sampai achir, jang sudah ditimbang dan tidak tjotjok dengan mata timbangan, hingga dibuang, jang keradjaannja sudah ditjeraikan serta di-bagi2 antara orang Media dan Parsi (parsin -- Parsi!). |
(0.15490168518519) | (Mat 26:63) |
(ende) Achirnja Kaifas teringat, bahwa Jesus biasa menjebut Allah BapaNja dan DiriNja Putera Allah. Dan pernah orang Jahudi memungut batu-batu mau meradjam Jesus, sebab menurut perkataan mereka, Jesus membuat-buatkan DiriNja Allah (Yoh 10:33). Kaifas bertanja ,demi Allah" dan sebagai hakim jang sah dengan resmi, maka sebab itu Jesus mendjawab. Disini pertama kali dan dengan resmi Jesus dengan seterang-terangnja menjatakan bahwa Ia benar-benar Mesias dan Putera Allah. Ia menerangkan pula bahwa Ia sebagai Putera Allah akan duduk disebelah kanan Allah dan akan datang diatas awan-awan, jaitu bahwa ia Putera Allah dalam arti sedjati. Kaifas dan seluruh sanhedrin mengerti perkataan Jesus itu demikian djuga, sehingga pengakuan bahwa Ia sungguh-sungguh Mesias dan Putera Allah, jang memang benar semata-mata, mendjadi dasar Jesus dihukum mati. |
(0.15490168518519) | (Rm 7:7) |
(ende: Tiada kukenal) Tentu sadja itu tidak berarti seolah-olah sebelumnja tidak ada suara hati jang tahu membedakan antara jang baik dan jang djahat dan antara tuntutan dan larangan. Anggapan jang begini bertentangan dengan utjapan-utjapan Paulus ditempat-tempat lain, misalnja didalam bab 1 dan 2. Utjapan Paulus disini agaknja berarti: tidak kukenal kedjahatan dosa sebagai pemberontakan terhadap Allah dan berakibat hukuman mati. Tentang pemakaian "aku" disini selandjutnja, Paulus tentu ingat akan pengalaman hidup dirinja sendiri, semasa ia masih hidup dibawah hukum taurat, jaitu sebelum ia bertobat. Tetapi sebenarnja pandangannja djauh lebih luas, merangkum segenap kaum Jahudi, malah seluruh umat manusia. Dengan "aku" disini seperti terdapat dalam surat-surat jang lain djuga, dimaksudkannja tiap "aku" dalam umat manusia, jang tidak hidup dalam Kristus. Semua "aku" diluar Kristus mengalami nasib jang sama dengan Paulus dahulu, dan harus insjaf dan berkata seperti Paulus. |
(0.15490168518519) | (1Tes 4:15) |
(ende: Kita jang masih hidup) Utjapan itu djangan ditafsirkan seolah-olah Paulus pertjaja, bahwa ia dan pembatja-pembatja sertanja masih hidup pada hari kedatangan Kristus. Itu sudah bertentangan dengan adjarannja dilain-lain tempat misalnja Rom 11:25-32; 1Ko 15:5, atau pula dalam fasal berikut. Menurut 2Ko 4:14 ia malah jakin, bahwa ia akan masuk golongan orang jang "dibangkitkan", djadi jang mati sebelum kedatangan Kristus itu. |
(0.15490168518519) | (Kej 22:5) |
(full: AKU BESERTA ANAK INI AKAN ... KEMBALI.
) Nas : Kej 22:5 Pernyataan Abraham bahwa dia dan anaknya akan kembali dari upacara persembahan adalah kesaksian akan iman dan keyakinannya bahwa janji-janji Allah akan digenapi melalui Ishak (yaitu, "sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak" Kej 21:12). Di dalam kisah ini Ishak melambangkan Kristus:
|
(0.15490168518519) | (Kej 32:24) |
(full: SEORANG LAKI-LAKI BERGULAT DENGAN DIA.
) Nas : Kej 32:24 Orang yang bergulat dengan Yakub kemungkinan besar adalah "malaikat Tuhan" (lih. Kej 16:7-11 dst.; Kej 21:17; 22:11; 31:11; Hos 12:5), yang sering kali dihubungkan dengan Allah sendiri (bd. ayat Kej 32:28,30; Hak 6:12-14,22; lihat cat. --> Kel 3:2). [atau ref. Kel 3:2] Sementara Yakub mati-matian bergumul dengan Allah untuk memperoleh berkat yang dijanjikan, Allah mengizinkannya menang (ayat Kej 32:28); tetapi pangkal paha Yakub dicederai Allah (ayat Kej 32:25) sebagai peringatan bahwa Yakub tidak boleh lagi hidup dalam kekuatannya sendiri, tetapi harus bersandar sepenuhnya kepada Allah dan hidup dalam ketergantungan pada-Nya (ayat Kej 32:30-32). |
(0.15490168518519) | (Kel 3:5) |
(full: TANAH YANG KUDUS.
) Nas : Kel 3:5 Penyataan awal Allah kepada Musa adalah tentang kekudusan-Nya. Kekudusan artinya pemisahan dari dosa dan kejahatan, serta pengabdian kepada kebenaran. Musa, selaku hamba Allah, harus senantiasa ingat bahwa Allah yang dilayaninya itu kudus -- demikian kudus sehingga manusia akan mati apabila ia memandang-Nya (ayat Kel 3:6; 19:21; Yes 6:1-7; 1Tim 6:16; lihat art. PENGUDUSAN). Penyataan awal Allah kepada Abraham adalah tentang kuasa-Nya yang besar; kepada Musa di sini tentang kekudusan-Nya. Hal ini menggambarkan prinsip penyataan bertahap (bd. Kel 6:1-6; Ibr 1:1-2). |
(0.15490168518519) | (Kel 20:12) |
(full: HORMATILAH AYAHMU DAN IBUMU.
) Nas : Kel 20:12 Hukum ini mencakup semua tindakan baik, dukungan materiel, hormat, dan ketaatan kepada orang-tua (Ef 6:1-3; Kol 3:20). Perintah ini mencegah kata-kata kasar dan tindakan yang mencederakan.
|
(0.15490168518519) | (Kel 20:13) |
(full: JANGAN MEMBUNUH.
) Nas : Kel 20:13 Hukum keenam ini melarang pembunuhan dengan sengaja, yaitu mengambil nyawa tanpa izin atau perintah hukum (lihat cat. --> Mat 5:22). [atau ref. Mat 5:22] Allah menetapkan hukuman mati atas pelanggaran hukum ini (lihat cat. --> Kej 9:6). [atau ref. Kej 9:6] PB bukan saja mengutuk pembunuhan, tetapi juga kebencian, yang membuat seseorang menginginkan kematian orang lain (1Yoh 3:15), dan tindakan atau pengaruh lainnya yang menyebabkan kematian rohani orang lain (lihat cat. --> Mat 5:21; lihat cat. --> Mat 18:6). [atau ref. Mat 5:21; 18:6] |
(0.15490168518519) | (Kel 27:1) |
(full: MEZBAH.
) Nas : Kel 27:1 Mezbah yang juga disebut "mezbah korban bakaran" (bd. Kel 30:28; Kel 31:9; Im 4:7,10,18), dipakai untuk mempersembahkan hewan korban untuk mengadakan pendamaian (yaitu, menutup dosa dan menyediakan pengampunan, lihat art. HARI PENDAMAIAN). Darah binatang yang dikorbankan itu dibubuhkan pada tanduk-tanduk mezbah dan selebihnya dicurahkan pada bagian bawah mezbah (bd. Kel 29:12; Im 4:7,18,25,30,34). Upacara ini menekankan bahwa dosa pantas dihukum mati, tetapi Allah mau menerima darah yang tak berdosa sebagai ganti orang berdosa (bd. Im 16:1-34). |
(0.15490168518519) | (Im 10:9) |
(full: JANGANLAH ... MINUM ANGGUR.
) Nas : Im 10:9 Berpantang minum anggur yang memabukkan dituntut dari semua imam ketika melaksanakan tugas-tugas keagamaan mereka.
|
(0.15490168518519) | (Bil 6:5) |
(full: RAMBUTNYA TUMBUH PANJANG.
) Nas : Bil 6:5 Seorang Nazir harus membiarkan rambutnya tumbuh panjang sebagai lambang yang tampak dari penyerahannya kepada Tuhan. Menurut Paulus, rambut panjang biasanya dianggap memalukan bagi laki-laki (1Kor 11:14); jadi, bagi seorang Nazir, berambut panjang mungkin melambangkan kesediaannya untuk dihina dan dicemooh bagi Tuhan. Perintah untuk tidak mendekati orang mati (ayat Bil 6:6) menekankan bahwa kematian tidak pernah dikehendaki Allah ketika menciptakan umat manusia. Kematian adalah lawan kehidupan dan akibat dosa; oleh karena itu mayat dianggap najis (lihat cat. --> Im 12:2; lihat cat. --> Im 13:3). [atau ref. Im 12:2; 13:3] |
(0.15490168518519) | (Ul 9:4) |
(full: KEFASIKAN BANGSA-BANGSA ITULAH.
) Nas : Ul 9:4 Bangsa-bangsa Kanaan dibinasakan oleh Allah karena kejahatan mereka yang keterlaluan; kebejatan moral mereka sudah demikian dahsyat dan meluas sehingga Allah memutuskan bahwa mereka harus dimusnahkan sama sekali seperti penyakit kanker yang ditakuti. Jadi, penaklukan oleh Israel dan pemusnahan bangsa-bangsa Kanaan merupakan hukuman mati pada tingkat nasional. Demikian pula, kejahatan tak terkendali terjadi di zaman Nuh (lih. Kej 6:1-7) dan akan menjadi ciri khas dunia pada akhir zaman (Mat 24:37-39; 2Tim 3:1-5; Wahy 9:20-21; 19:11-21). |