Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 621 - 640 dari 852 ayat untuk pintu gerbang Air [Pencarian Tepat] (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.035996227699531) (Yoh 3:14) (jerusalem: ditinggikan) Anak Manusia, bdk Dan 7:13; Mat 8:20+; Mat 12:32; Mat 24:30, harus "di tinggikan", artinya: baik ditegakkan di kayu salib, maupun masuk kembali ke dalam kemuliaan Bapa, Yoh 1:51; Yoh 8:28; Yoh 12:32-34+; Yoh 13:31-32. Untuk dapat selamat orang harus "memandang" Kristus yang "ditinggikan" di kayu salib, Bil 21:8; Zak 12:10; Yoh 19:37+, artinya ialah: percaya bahwa Dia itu anak Tunggal, Yoh 3:18; Zak 12:10; Maka orang dibersihkan oleh air yang keluar dari lambungnya yang tertusuk, Yoh 19:34; Zak 13:1. Gelar "Anak Manusia" dalam Yohanes menekankan kemanusiaan Yesus, walaupun asal-usul ilahiNya ditonjolkan Yoh 3:13; Yoh 6:62. Berkat asal-usul itu Yesus menjalankan lebih dahulu perbuatan-perbuatan Anak Manusia di akhir zaman, Yoh 5:26-29; Yoh 6:27,53; Yoh 9:35.
(0.035996227699531) (Yoh 3:15) (jerusalem) Var: Supaya setiap orang yang percaya beroleh hidup yang kekal oleh karena Dia. Allah memang pemilik dan penguasa hidup, Kej 9:4-5; Ula 32:39; Maz 36:10. KekuasaanNya itu diserahkan oleh Allah kepada Anak, Yoh 5:21; Yoh 10:18+; Yoh 17:2. Anak itu sendiri adalah hidup, Yoh 11:25; Yoh 14:6. Ia memiliki hidup itu dalam diriNya dan menganugerahkannya, Yoh 5:26, kepada mereka yang percaya kepadaNya, Yoh 1:4,12; Yoh 4:14; Yoh 5:24; Yoh 6:35; Yoh 20:31. Lambang hidup itu ialah air, Yoh 4:1+, dan hidup itu dipelihara oleh Firman, Yoh 6:35+. Hidup itu kerap kali dikatakan kekal dan dengan demikian mempunyai sifat ilahi, sehingga melebihi hidup jasmani dan sementara oleh karena lamanya hidup kekal tidak terukur, bdk Kej 21:33; Yes 40:28; Maz 90:2; Wis 5:15-16; dll. Hidup kekal itu dijanjikan kepada mereka yang percaya, bdk 2Ko 4:18, tetapi sekarang juga sudah diberikan, Yoh 3:36; Yoh 5:24; Yoh 6:40; Yoh 6:68; 1Yo 2:25, untuk diselesaikan dengan kebangkitan, Yoh 6:39-40,54; Yoh 11:25-26. Bdk juga Mat 7:14; Mat 18:8; Mat 19:16.
(0.035996227699531) (1Ptr 1:1) (jerusalem: pendatang) Bumi adalah milik Allah (Maz 24:1), sehingga manusia hidup di situ sebagai seorang pendatang (Ima 25:23) yang hanya "lewat" oleh karena harus meninggalkannya waktu meninggal (Maz 39:13 dst; Maz 119:19; 1Ta 29:10-15). Setelah kebangkitan orang mati dipercaya (2Ma 7:9,11,14,23,29; Dan 12:2-3) gagasan "pendatang" disempurnakan: tanah air manusia ada di sorga (Fili 3:20; Kol 3:1-4; Ibr 11:8-16; 13:14) dan sebagai orang asing ia hidup di dunia "dalam pembuangan" (paroike=paroki, 1Pe 1:17; 2Ko 5:1-8) di tengah-tengah orang bukan Kristen yang kebejatannya perlu dijauhi (1Pe 2:11; 4:2-4) sama seperti orang-orang Yahudi hidup dalam "perantauan"
(0.035996227699531) (Why 1:13) (jerusalem) Anak Manusia, Mesias, nampak di sini sebagai Hakim di akhir zaman, seperti dalam Dan 7:13-14 (bdk Dan 10:5-6). Sifat-sifatNya dilambangkan berbagai lambang: Jubah panjang (bdk Kel 28:4; 29:5; Zak 3:4) melambangkan imamatNya; ikat pinggang dari emas (bdk 1Ma 10:89; 11:58) melambangkan martabat kerajaanNya; rambut putih (bdk Dan 7:9) melambangkan kekekalanNya; mata bagaikan nyala api yang "menguji" batin dan hati, Wah 2:23 melambangkan pengetahuanNya; kaki dari tembaga (bdk Dan 2:31-45) melambangkan kekokohanNya; suaraNya bagaikan desau air bah, kakiNya yang berkilap dan wajahNya yang bersinar melambangkan kebesaranNya yang menakutkan. Di genggamanNya yang berkuasa (tangan kanan) Ia memegang ketujuh jemaat (tujuh bintang, Wah 1:20); Ia membuka mulutNya untuk mengeluarkan keputusanNya yang menjatuhkan hukuman mati (pedang tajam bermata dua) atas mereka yang tidak percaya (bdk Wah 19:15+; Wah 2:16; dan Yes 49:2; Efe 6:17; Ibr 4:12). Pada permulaan tiap-tiap surat yang menyusul disebutkan salah satu sifat yang menonjolkan Kristus sebagai Hakim, sesuai dengan keadaan jemaat yang bersangkutan.
(0.035996227699531) (Bil 16:1) (sh: Ancaman terhadap kesatuan (Kamis, 28 Oktober 1999))
Ancaman terhadap kesatuan

Ancaman terhadap kesatuan. Hari ini bangsa Indonesia diingatkan akan komitmen persatuan yang diikrarkan tujuh puluh satu tahun yang lalu dalam "Sumpah Pemuda" yaitu: bertanah air, berbangsa, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia. Namun terasa semakin jauh dari terwujudnya ikrar ini bila melihat berbagai peristiwa yang terjadi. Dalam bacaan ini kita pun melihat bagaimana Korah, Datan, dan Abiram, ketiganya orang Ruben, beserta 250 orang pengikutnya memberontak terhadap Musa dan Harun. Mereka telah menentang otoritas Ilahi: (ayat 1) merendahkan pemimpin pilihan Allah dan meninggikan diri sendiri; (ayat 2) memprovokasi rakyat dengan pertemuan-pertemuan rahasia; (ayat 3) memberikan korban persembahan ukupan yang bukan haknya.

Pemimpin pilihan Allah. Musa dan Harun adalah pemimpin pilihan Allah. Segala sesuatu yang difirmankan Allah untuk disampaikan kepada umat melalui mereka memiliki otoritas Ilahi. Tidak menaati mereka berarti memberontak untuk tidak menaati Allah. Hal ini akan mendatangkan hukuman. Kecenderungan manusia adalah menjadi pemimpin dan tidak mau dipimpin, sekalipun oleh Allah.

Renungkan: Bagaimanakah sikap kita selama ini kepada para pemimpin rohani kita, yakni para hamba Tuhan yang telah dipilih-Nya sebagai gembala bagi domba-domba-Nya?

(0.035996227699531) (Bil 21:10) (sh: Perjalanan menuju Kanaan semakin dekat (Sabtu, 6 November 1999))
Perjalanan menuju Kanaan semakin dekat

Perjalanan menuju Kanaan semakin dekat. Israel melewati perjalanan panjang yang penuh dengan didikan Allah. Allah sangat mengenal bangsa yang tegar tengkuk ini. Allah tahu keperluan mereka, yakni air; maka Ia melimpahkannya jauh sebelum mereka mengeluh. Kali ini mereka menerima dengan ucapan syukur dan pujian, satu sikap yang berbeda dengan sikap-sikap sebelumnya. Kasih dan pemeliharaan Allah dapat mengubahkan kekerasan hati umat, walaupun memerlukan proses yang panjang. Kesediaan dan keterbukaan kita bagi pembentukan Tuhan akan menolong kita berubah sedikit demi sedikit, sehingga semakin serupa dengan Kristus.

Penyertaan masa lampau. Fokuskan seluruh hidup pada perbuatan Allah di masa lampau, maka kesulitan masa depan tidak akan menekan kita. Israel harus berhadapan dengan Sihon dan Og untuk menduduki negeri mereka. Saat itu sikap bersungut-sungut ketika menghadapi musuh dan kesulitan rupanya tidak nampak dari bangsa Israel. Penyertaan Allah di masa lampau mendorong dan menguatkan mereka untuk berperang.

Renungkan: Dalam hidup kita, banyak tantangan yang menghadang masa depan, namun ketika kita mengingat perbuatan Allah di masa lampau, kita akan kuat menghadapinya.

(0.035996227699531) (Bil 33:1) (sh: Melihat ke belakang, itu perlu! (Rabu, 24 November 1999))
Melihat ke belakang, itu perlu!

Melihat ke belakang, itu perlu! Allah sudah membawa Israel dari Mesir sampai ke perbatasan tanah perjanjian. Meskipun diwarnai dengan kegagalan di pihak Israel, kekurangan air dan makanan, bahaya yang ditimbulkan oleh musuh; Allah tetap setia. Melihat ke belakang membuat kita dimampukan untuk belajar. Melihat ke belakang berarti ada keberanian untuk melihat kegagalan-kegagalan, kekurangan, dan kesalahan kita. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah bahwa dengan melihat ke belakang, kita dimampukan untuk melihat juga karya besar Allah yang sudah membawa dan memimpin kita melalui saat-saat itu hingga sekarang.

Melihat ke belakang, melompat ke depan. Sebenarnya perjalanan yang harus ditempuh secara normal oleh bangsa Israel menuju tanah perjanjian tidak sampai memakan waktu 40 tahun. Bila kita melihat kembali hal-hal yang terjadi selama masa perjalanan tersebut; maka dapat disimpulkan bahwa Allah menghukum umat karena kebebalan dan ketidakpercayaan umat kepada Allah. Namun dengan melihat ulang dan memahami semua yang telah Allah lakukan bagi umat Israel, kita seharusnya menyadari dan mengakui kesetiaan Allah.

Renungkan: Kesetiaan Allah di masa lampau menguatkan kita untuk menatap masa depan yang penuh tantangan dan pergumulan.

(0.035996227699531) (Hak 15:1) (sh: Bermain api. (Kamis, 23 Oktober 1997))
Bermain api.

Bermain api.
Itulah hal yang dilakukan Simson baik kepada orang tua istrinya maupun bangsa mereka. Apakah itu kemauan Simson? Tampaknya tidak. Inilah rencana Tuhan bagi bangsa Filistin yang sudah terlalu kejam memperlakukan Israel. Simson penuh kemarahan, membakar, memusnahkan. Ketika tertangkap dan diikat tali, ikatan itu menjadi tidak berarti terhadap kekuatan dari Allah yang memenuhi Simson. Kuasa Tuhan membuat Simson memporak-porandakan bangsa itu. Bukti bahwa Simson harus bergantung pada Tuhan ialah ketika ia kelelahan, haus, disegarkan kembali oleh air yang Tuhan berikan.

Kehancuran dimulai. Orang Filistin saat itu harus menuai tindakan kejam mereka menyiksa umat Tuhan. Tugas yang Tuhan percayakan pada Simson ialah membebaskan Israel bukan menghancurkan Filistin. Namun kekerasan hati Filistin membuat mereka mengundang kehancuran mereka sendiri. Tugas Kristen kini adalah menyaksikan kasih Allah dalam Yesus Kristus. Namun kabar baik itu mengandung sisi negatif yaitu peringatan keras akan ancaman murka Allah bagi yang menolak keselamatan yang dari Tuhan itu.

Renungkan: Penghambatan yang kita alami dalam pelayanan adalah kesempatan bagi Allah menyatakan keajaiban kasih karunia dan kuat kuasa-Nya.

(0.035996227699531) (1Sam 7:2) (sh: Saat untuk bertobat. (Kamis, 27 November 1997))
Saat untuk bertobat.

Saat untuk bertobat.
Kita tidak mengetahui dengan jelas apa yang dibuat Samuel ketika tabut perjanjian ada di tanah Filistin dan di Kiryat-Yearim. Ketika saatnya bangsa Israel mengeluh kepada Tuhan (ayat 2), Samuel tampil ke depan, menegur mereka karena terlalu dalam jatuh di dalam dosa (ayat 3). Mereka berbalik dari ilah-ilah kepada Yahwe (ayat 4). Upacara menimba air dan berpuasa (ayat 6) adalah simbol pertobatan. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Israel secara nasional bertobat kepada Allah.

Tindakan yang tepat. Bangsa yang baru bertobat itu gentar mendengar ancaman Filistin (ayat 7). Filistin menguasai teknologi besi dan memiliki perlengkapan perang unggul. Wajar bila Israel takut. Ungkapan pertobatan mereka terlihat dari tindakan tepat yang diambil. Kepada Samuel mereka mengutarakan ketergantungannya kepada Tuhan (ayat 8). Samuel pun bertindak tepat. Ia mendirikan batu peringatan Eben-Haezer sehingga generasi yang kemudian terus diingatkan akan perbuatan Allah yang luar biasa ini (ayat 12). Israel tetap setia kepada Allah. Terhadap kesetiaan ini, Allah mengganjar kemenangan atas Filistin (ayat 13). Wilayah mereka diperluas (ayat 14) dan terjadilah damai.

Renungkan: Berserah dan taat kepada Allah adalah permulaan hidup dalam naungan pemeliharaan Allah.

(0.035996227699531) (1Sam 30:1) (sh: Terjepit namun tetap percaya. (Rabu, 11 Februari 1998))
Terjepit namun tetap percaya.

Terjepit namun tetap percaya.
Kita pasti pernah mengalami keadaan terjepit, karena berbagai kondisi. Meski jarang mengalami situasi terjepit seberat Daud, namun seringkali iman percaya kita cukup tergoncang. Tidak demikian dengan Daud. Kesulitan yang dialaminya begitu besar, membuat ia dan rakyatnya meratap sampai kehabisan air mata. Namun dalam situasi terjepit itu, ia tidak kehabisan iman malah memperkuat iman kepada Tuhan (ayat pintu+gerbang+Air&tab=notes" ver="">6; Bdk. Mzm. 56:4-5).

Jalan keluar dari Tuhan. Selain tergoncang iman, keterjepitan mudah membuat kita mencari jalan keluar yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Tetapi Daud justru lebih dulu mencari kehendak dan memohon berkat Tuhan. Tentu saja semua usaha adalah sah dan dapat Tuhan pakai. Namun apakah usaha kita mengatasi masalah itu dialaskan dan dibangun di atas prinsip iman dan campur tangan Tuhan? (ayat 7-20).

Menang bersama. Keberhasilan bisa membuat lupa daratan, lupa teman dekat. Daud dengan tegas menolak usul mereka yang berhati jahat (ayat 22-23). Ia mengingatkan bahwa kemenangannya bukan hasil kekuatan dan strategi mereka semata tetapi karunia Tuhan (ayat 23).

Doa: Ajar kami memahami situasi sesuai kehendak-Mu, agar berseru saat terjepit, bersyukur bersama saat berhasil.

(0.035996227699531) (1Raj 18:20) (sh: Allah yang sejati (Minggu, 22 Agustus 2004))
Allah yang sejati

Allah yang sejati. Mungkinkah manusia mencari Allah yang sejati melalui ilmu pengetahuan, budaya, upacara, kunjungan ke tempat-tempat di berbagai penjuru bumi?

Perikop ini menceritakan peristiwa konfrontasi antara Elia dengan empat ratus lima puluh nabi Baal yang terjadi di Gunung Karmel. Dua mezbah dengan daging persembahan bagi Allah dan Baal sudah disiapkan. Peraturannya adalah allah yang menyambar daging persembahan dengan api menunjukkan bahwa itulah Allah yang sejati (ayat 23-24). Tujuan konfrontasi ini adalah untuk menyatakan kuasa Allah atas Baal dan untuk menunjukkan siapakah Allah Israel yang sejati.

Para nabi Baal memulai doa mereka yang digabungkan dengan tarian ritual (= tata cara dalam upacara keagamaan) termasuk ritual penyiksaan diri yang ternyata sia-sia (ayat 26-29). Sebaliknya Elia yang berdoa tanpa ritual mendapatkan jawaban yang menakjubkan. Api Allah bukan hanya membakar habis daging persembahan, tetapi juga membakar mezbah, tanah, bahkan air di parit (ayat 30-38). Peristiwa itu menyadarkan bangsa Israel untuk kembali pada Allah Israel yang sejati (ayat 39). Setelah itu, Elia menubuatkan akan turunnya hujan (ayat 41-45). Terbuktilah siapa Allah sejati, yaitu Ia yang telah mengalahkan Baal dengan api dan hujan, bahkan berkuasa menahan dan mencurahkan hujan.Siapakah Tuhan dalam hidup Anda? Allah sejati atau allah lain seperti: harta, kuasa, popularitas, astrologi, dlsb?

Renungkan: Yesus adalah Allah yang sejati. Sudahkah Anda memilih untuk menyembah-Nya?

(0.035996227699531) (Mzm 23:1) (sh: Gembala yang baik (Minggu, 23 Februari 2003))
Gembala yang baik

Gembala yang baik. Pemazmur menggambarkan hubungan dirinya dengan Tuhan bagaikan domba yang dipelihara oleh gembala yang baik. Gembala yang baik bertanggung jawab atas seluruh kebutuhan domba-dombanya (ayat pintu+gerbang+Air&tab=notes" ver="">1). Dia menyediakan kebutuhan untuk makanan yang hijau segar dan air yang menyejukkan (ayat 2). Dia menyertai mereka saat perjalanan sulit dan melindungi mereka atas musuh-musuh yang ganas (ayat 3,4). Pemazmur juga menggambarkan Tuhan sebagai tuan rumah yang menerimanya sebagai tamu kehormatan. Dia melindungi tamu itu dengan kehormatan dan mengurapinya dengan wewangian (ayat 5). Jaminan kebajikan dan kemurahan meneduhkan si pemazmur sehingga ia bertekad untuk hanya mengandalkan Tuhan seumur hidupnya (ayat 6).

Sungguh ini adalah suatu gambaran yang menyejukkan bagi setiap orang yang berada di tengah dunia yang kian panas dan membara. Manakala kita berpaling ke sekeliling kita, tidaklah kita temukan orang yang kepadanya kita dapat menaruh harap dan percaya kita, karena semua seperti penjaga-penjaga upahan, yang akan lari menyelamatkan diri bila ada bahaya. Namun, dengan berpaling kepada Tuhan dan mengalami perjalanan hidup bersama- Nya, kita tahu bahwa Dia adalah Gembala yang baik.

Renungkan: "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku..." (Yoh. 10:14). Tiada pemeliharaan dan kepastian hidup yang sejati di luar Gembala yang baik, Tuhan Yesus Kristus.

(0.035996227699531) (Mzm 42:1) (sh: Tertekan rindu. (Senin, 15 Desember 1997))
Tertekan rindu.

Tertekan rindu.
Tekanan batin dan rindu akan Allah sering berkaitan erat. Dalam pemeliharaan Allah, tekanan hidup yang kita hadapi bisa merupakan alat Tuhan untuk membangkitkan kerinduan yang dalam akan Tuhan sendiri. Sebaliknya orang yang rindu mengenal Allah lebih dalam pun bisa mengalami tekanan batin yang berat. Meski tekanan yang dihadapi pemazmur bermula dari ejekan musuh (ayat 4,11), tidak mustahil dua hal tadi dialaminya jua. Di tengah derita yang membuatnya mengalami malam-malam penuh isak sendu itulah, pemazmur beroleh berkat rasa rindu akan Tuhan di lubuk hatinya.

Harapan macam apa? Pemazmur bukan sekadar mengharapkan keringanan dari masalahnya. Ia bukan sekadar ingin sedikit lebih dekat akan Tuhan. Harapannya terdalam dilukiskan seumpama dahaga rusa akan mata air, bagaikan susul menyusul gelombang samudera raya. Harapan yang benar itulah yang mampu memberinya pengharapan teguh di tengah penderitaan yang sedang dialaminya. Antara harapan dan kesukaan ternyata dekat sekali jaraknya.

Renungkan: Kristus adalah jawaban bagi kebutuhan terdalam hati manusia akan Allah.

Doa: Jiwaku rindu Engkau ya Allah, hatiku haus akan Dikau. Aku ingin menatap kemuliaanMu. Bilakah Kau nyatakan diriMu Tuhan?

(0.035996227699531) (Mzm 63:1) (sh: Kerinduan kepada Allah. (Sabtu, 25 April 1998))
Kerinduan kepada Allah.

Kerinduan kepada Allah.
Daud berada di tempat pengasingan, di padang gurun Yehuda. Gurun biasanya kering kerontang, tandus, sulit air. Kawasan itu jauh dari Tabernakel atau tempat kudus atau Kemah Tuhan, tempat yang diyakini orang Israel sebagai tempat pertemuan dengan Allah. Itulah alamat Allah atau tempat kehadiran Allah. Daud sangat ingin kembali dan masuk ke tempat tersebut untuk melihat kekuatan dan kemuliaan Allah. Sekering padang gurun, begitulah kerontangnya jiwa Daud merindukan hadirat Allah. Saya dan Anda juga perlu persekutuan yang indah dengan Roh Kudus setiap hari.

Kepemilikan Allah. Perenungan manis jiwa Daud ialah: Jiwanya adalah milik Allah dan melekat pada-Nya (ayat 9). Hati Daud penuh dengan penghayatan dan pengakuan yang diungkapkannya dalam frase kunci: kekuatan-Mu, kasih setia-Mu, nama-Mu, sayap-Mu, tangan kanan-Mu. Dia yang haus, lapar dan rindu akan Allah ditolong dan dipuaskan. Segala hal yang menjadi milik Allah sungguh memuaskan Daud. Bukankah menjadi milik Allah menyebabkan Anda dan saya mantap? Bukankah segala hal ilahi yang Allah berikan menjadikan Anda dan saya puas dan bersuka?

Renungkan: Gaya hidup orang yang puas dalam Allah, pasti mempermuliakan-Nya.

(0.035996227699531) (Mzm 120:1) (sh: Jeritan di tengah kesesakan (Selasa, 31 Agustus 1999))
Jeritan di tengah kesesakan

Jeritan di tengah kesesakan. Mazmur ini adalah mazmur ziarah; yang biasa dinyanyikan pada waktu orang Israel dari segala penjuru tanah air dan perasingan, menuju ke Yerusalem, mudik ke Bait Allah pada hari raya. Digambarkan tentang pengalaman pahit mereka, hidup di tengah-tengah bangsa pendusta dan penipu (ay. pintu+gerbang+Air&tab=notes" ver="">2, 3), di antara orang-orang yang suka dendam (ay. pintu+gerbang+Air&tab=notes" ver="">4), bahkan di antara orang-orang yang benci perdamaian (ay. pintu+gerbang+Air&tab=notes" ver="">6); dan mencintai huru-hara serta gemar berperang. Keadaan sedemikian inilah yang menyebabkan si pemazmur menyebut hidupnya celaka (ay. pintu+gerbang+Air&tab=notes" ver="">5). Agar dapat luput dari keadaan yang mencemaskan ini, ia berseru kepada Tuhan dan mengharapkan pertolongan dari pada-Nya (ay. pintu+gerbang+Air&tab=notes" ver="">1).

Hidup benar di tengah ketidakbenaran. Menyadari bahwa sebenarnya situasi hidup kita tidak lebih baik dari si pemazmur, maka wajiblah kita mengikuti jejak langkahnya dan memohon pertolongan Tuhan. Bukan saja agar kita terpelihara dari segala ancaman dunia, tetapi agar kita juga menjadi terang bagi sekitar kita dengan menyuarakan kebenaran, kasih dan perdamaian di tengah dunia yang serba tidak benar, tidak adil, dan penuh dengan peperangan.

Doa: Tuhan, jadikan aku menjadi pembawa damai di mana pun aku berada dengan firman-Mu.

(0.035996227699531) (Yes 1:21) (sh: Umat Tuhan telah berubah. (Selasa, 15 September 1998))
Umat Tuhan telah berubah.

Umat Tuhan telah berubah.
Sedih membaca bagian ini. Yerusalem yang dulu setia menjadi sundal. Kota yang tadinya penuh keadilan kini sarang pembunuh (ayat 21). Mereka tidak lagi murni dalam kesetiaan dan kekudusan. Mereka telah berubah dengan mencampurkan kebenaran dan kehormatan dengan dosa. Bagaikan perak penuh noda, bagaikan arak bercampur air, demikianlah keadaan umat Tuhan (ayat 22). Kita pun dapat berubah, jatuh karena kompromi dengan dosa. Tetapi Allah menjanjikan perubahan ulang, kembali ke status dan kondisi semula.

Hukuman untuk memurnikan. Nabi menubuatkan datangnya hukuman Tuhan (ayat 24). Penghukuman itu merupakan bagian dari rencana keselamatan Allah. Apa tujuan penghukuman dalam rencana keselamatan Allah itu? Memurnikan kembali kehidupan yang telah ternoda oleh dosa, agar pulih kembali kasih, keadilan, kebenaran dan kejujuran seperti semula (ayat 25-27). Tetapi hukuman Tuhan akan menghancurkan mereka yang tetap memberontak terhadap-Nya (ayat 28). Bila Anda dalam keadaan jatuh dari kebenaran Tuhan, terimalah hukuman-Nya yang memurnikan itu. Jangan keraskan hati!

Renungkan: Lebih baik diurus Tuhan, daripada dibuang kelak!

Doa: Tolong kami bercermin pada kekudusanMu dalam tingkah laku agama dan sehari-hari kami.

(0.035996227699531) (Dan 1:6) (sh: Anak-anak Allah bersikap (Jumat, 16 April 1999))
Anak-anak Allah bersikap

Anak-anak Allah bersikap. Siapakah orang yang tidak tergoda untuk hidup nikmat? Siapakah orang yang datang dari status rendah, sebagai tawanan, tidak terdorong untuk taat kepada pihak penguasa demi memperoleh status lebih tinggi? Kenyamanan dan kenikmatan ini ditawarkan kepada Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya dari Yehuda. Keempat orang ini lebih memilih "menolak", karena memiliki iman yang sanggup melawan semua tawaran itu. Mereka menunjukkan sikap beriman kepada Allah di atas segala-galanya, termasuk perubahan status sekalipun.

"Ujilah kami!" Keputusan Daniel dkk. cenderung nekad dan berani mati. Bayangkan saja, mereka menolak makan makanan raja, dan selama sepuluh hari mereka minta diizinkan hanya makan sayur dan minum air putih. Tidak hanya itu, Daniel dkk. juga ingin membuktikan bahwa mereka akan tampak jauh lebih sehat dibandingkan mereka yang makan makanan raja. Terbukti bahwa Daniel dkk. telah mengambil keputusan yang tepat. Setelah lewat sepuluh hari, mereka lebih sehat. Daniel dkk. telah berani mengambil risiko, dan Allah menunjukkan kuasa-Nya dan memelihara kekudusan mereka.

Renungkan: Dengan dukungan dan bergantung penuh pada Allah saja, kita mampu mengambil keputusan yang tepat sesuai keputusan Allah.

(0.035996227699531) (Mat 9:9) (sh: Kristus datang untuk orang berdosa. (Selasa, 13 Januari 1998))
Kristus datang untuk orang berdosa.

Kristus datang untuk orang berdosa.
Orang Parisi mencela Yesus yang bergaul dengan orang-orang berdosa. Apalagi, Ia memanggil Matius si pemungut cukai menjadi murid-Nya. Matius pasti tidak pernah menduga, dirinya yang disisihkan dan dibenci oleh masyarakat, diterima dan dikasihi Yesus. Berita ini adalah berita yang sungguh luar biasa, yang harus disebarkan oleh semua orang percaya. Betapa banyak orang putus harapan, sesat, merasa diri tak berguna, dibuang bahkan dibenci masyarakat. Merasa gagal, karena tidak mampu mengejar kesalehan dan kebenaran dengan kekuatan diri sendiri. Mereka mencoba berbuat amal dan kebajikan untuk mencari berkat dan keselamatan dari Allah. Usaha ini seperti menambal baju tua dengan kain baru dan mengisi kantong anggur lama dengan air anggur baru.Perbuatan yang sia-sia dan mustahil.

Berharga di mata Allah. Semua manusia dikasihi dan berharga di mata Tuhan. Kalau setiap orang menyadari bahwa dirinya berguna dan berharga serta tahu tujuan hidupnya, hubungan manusia satu dengan yang lain akan sangat indah. Persoalannya, maukah kita menyampaikan berita indah ini kepada orang lain?

Renungkan: Anugerah keselamatan bukan saja mengampuni kita tetapi juga menggerakkan kita menjadi saksi Kristus.

(0.035996227699531) (Yoh 3:22) (sh: Dari Yohanes Pembaptis beralih kepada Yesus (Jumat, 01 Januari 1999))
Dari Yohanes Pembaptis beralih kepada Yesus

Dari Yohanes Pembaptis beralih kepada Yesus. Kuasa mengubahkan air jadi anggur di Kana dan penyucian Bait Allah di Yerusalem (Yoh. 2) sudah pasti mengundang perhatian orang banyak terhadap Yesus. Sekarang, ditemukan bahwa Yesus melakukan pembaptisan (ayat pintu+gerbang+Air&tab=notes" ver="">22, 26) dan "semua orang pergi kepada-Nya" (ayat 26). Padahal, sebelumnya banyak orang yang terpikat pada Yohanes. Apa reaksi Yohanes?

Antara Yohanes dan Yesus. Reaksi Yohanes mengagumkan. Dia tidak merasa tersaingi, apalagi iri hati. Yohanes tahu posisinya dan berhasil menempatkan Yesus pada posisi yang sesungguhnya. Dibandingkan dengan Yesus: (a) Yesus adalah Mesias, sedang dia bukan (ayat 28); (b) Yesus pemimpin, sedangkan dia pengikut/pendamping (ayat 29); (c) Yesus datang dari atas, sedangkan dia dari bumi (ayat 31). Yohanes berkesimpulan bahwa Yesus harus makin besar, sedangkan dia harus makin kecil (ayat 30). Reaksi Yohanes juga tidak merasa rendah diri, karena baik Yesus maupun dirinya sendiri bersama-sama diutus Allah (ayat 34).

Renungkan: Di mana posisi kita dan posisi Yesus saat ini? Jika di tahun yang silam posisi kita ternyata lebih tinggi dari Yesus, di tahun yang baru ini posisi tersebut perlu di putar balik. Sepanjang tahun ini kita boleh berharap akan penyertaan Dia yang semakin jelas.

Doa: Tuhan Yesus, kami ingin Engkau yang ada di depan kami.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA