(0.22122189302326) | (1Kor 1:22) | (jerusalem: hikmat) Orang mencari jaminan manusiawi: mujizat-mujizat (tanda yang menjamin benarnya pemberitaan, bdk Yoh 4:48), atau "hikmat" ialah ajaran yang memuaskan akal yang ingin mengerti. Pada dirinya usaha manusia semacam itu tidak terkutuk dan salib Kristus yang berupa paradoks bahkan melayani usaha itu, 1Ko 1:24+. Tetapi usaha itu hanya pendahuluan dan persiapan. Jika orang tidak mau melangkah lebih dari persiapan itu, maka usaha manusiawi itu tidak lagi dapat dipuji. |
(0.22122189302326) | (2Kor 1:20) | (jerusalem: hanya ada "ya") Kesetiaan Allah pada janjiNya, 2Ko 1:18+, sepenuhnya nyata dalam diri Yesus Kristus. Maka tak masuk akal bahwa Paulus yang hanya hidup untuk memberitakan Kristus itu menyangkal pemberitaannya itu dengan mengambil sikap yang mendua hati |
(0.22122189302326) | (2Kor 5:3) | (jerusalem: tidak akan didapati telanjang) Terjemahan lain: asal kita tidak akan didapati telanjang. Kalau demikian, maka artinya: asal kita masih hidup waktu Tuhan datang dalam kemuliaanNya. Paulus sendiri ingin termasuk dalam kalangan mereka yang masih hidup waktu Tuhan datang, sehingga tubuhnya dirobah saja dengan tidak mengalami kematian dahulu. Orang yang di waktu itu masih hidup seolah-olah mengenakan "tubuh rohaniah" di atas "tubuh alamiah", 1Ko 15:44,53,54, sehingga "tubuh rohaniah" "mengisap" "tubuh alamiah". |
(0.22122189302326) | (2Kor 5:13) | (jerusalem: tidak menguasai diri) Paulus menyinggung peristiwa yang terjadi dahulu. Waktu menulis suratnya dahulu "dengan mencucurkan banyak air mata", 2Ko 2:4, Paulus tentu saja "tidak menguasai diri" dengan maksud menunjukkan tuntutan-tuntutan mutlak dari pihak Allah. Kalau sekarang "menguasai diri" maka Paulus menguasai diri untuk "kepentingan kamu", artinya: ia merelakan diri bagi jemaat di Korintus supaya dapat "meyakinkan orang", 2Ko 5:11. Tetapi bagaimanapun juga Paulus selalu bertindak oleh karena "dikuasai kasih Kristus", 2Ko 5:14. |
(0.22122189302326) | (Gal 1:19) | (jerusalem: kecuali Yakobus) Terjemahan ini mengandaikan bahwa Yakobus ini termasuk ke dalam dewan keduabelas rasul, sehingga sama dengan "Yakobus anak Alfeus", Mat 10:3 dsj, atau mengartikan kata "rasul" secara luas, sehingga tidak hanya keduabelas disebut begitu, bdk Rom 1:1. Dapat juga diterjemahkan sebagai berikut: tetapi Yakobus, saudara Tuhan, aku lihat. Kalau demikian maka Yakobus bukan rasul "Yakobus anak Alfeus", sedangkan kata "rasul" diartikan secara sempit (hanya keduabelas). |
(0.22122189302326) | (Ef 4:9) | (jerusalem: Ia juga telah turun) Var: Ia terlebih dahulu juga turun |
(0.22122189302326) | (Kol 4:14) | (jerusalem: Lukas) ialah pengarang Injil ketiga dan Kisah para rasul. Ia menemani Paulus di perjalanannya yang ketiga, Kis 20:5 dst, sampai di Roma, Kis 27:1 dst; maka Lukas masih beserta Paulus waktu rasul itu ditahan, bdk File 24, dan masih juga menyertainya waktu Paulus untuk kedua kalinya dipenjarakan, 2Ti 4:11 |
(0.22122189302326) | (Tit 3:10) | (jerusalem: Seorang bidat) Istilah Yunani (hairetikos) diambil dari mazhab-mazhab filsafat di zaman itu: sesuai dengan arti kata maka "seorang bidat" ialah seseorang yang memilih di antara kebenaran-kebenaran iman apa yang cocok dengan dirinya sendiri. Itulah yang menyebabkan bidat-bidat dan perpecahan. Bdk 1Kor 11:19; Gal 5:20. Tentang caranya jemaat mesti bertindak, bdk 1Kor 5:5+. |
(0.22122189302326) | (Ibr 2:10) | (jerusalem: menyempurnakan Yesus) Kata Yesus ditambahkan oleh penterjemah. Kata "menyempurnakan" kerap kali dipakai dalam Ibr untuk mengungkapkan berbagai buah hasil karya Kristus dalam hubungan manusia dengan Allah, Ibr 11:40+ |
(0.22122189302326) | (Ibr 4:1) | (jerusalem: masih berlaku) Perbandingan antara Musa dan Kristus, 3:1 dst; bdk Kis 7:20-44+; Yoh 1:21+, diteruskan dengan perbandingan antara orang Israel dan orang Kristen. Oleh karena tidak mentaati firman Allah, orang Israel tidak masuk ke dalam "perhentianNya", yaitu Tanah Suci, 3:17-19. Tetapi janji Allah tak mungkin digagalkan. Maka janji itu masih berlaku untuk orang Kristen yang dipanggil untuk masuk ke dalam perhentian dan kebahagiaan ilahi, yang dilambangkan oleh "perhentian" yang pertama itu. |
(0.22122189302326) | (Ibr 12:7) | (jerusalem: ganjaran) Seharusnya: hajaran. Dalam terang iman percobaan hidup sekarang termasuk dalam cara allah sebagai bapa mendidik anak-anakNya. Pemikiran ini berdasarkan gagasan alkitabiah mengenai pendidikan, Ibrani "musar", Yunani: "paideia". Sebab kata-kata ini berarti: mengajar dengan memperbaiki. Bdk Ayu 5:17; 33:19; Maz 94:12; Sir 1:27; 4:17; 23:2. Maka pencobaan dan kesusahan di sini dianggap sebagai perbaikan. Perbaikan itu mengandaikan dan menyatakan sikap kebapaan Allah. |
(0.22122189302326) | (Yak 2:7) | (jerusalem: yang olehNya kamu menjadi milik Allah) Harafiah: yang disebut atas kamu. Kalau dalam Perjanjian Lama nama Yahwe disebut atas seseorang, maka artinya bahwa orang itu ditempatkan di bawah perlindungan Allah, Amo 9:12; Yes 43:7; Yer 14:9. Dalam Perjanjian Baru nama yang disebut itu ialah nama Yesus, satu-satunya nama yang menyelamatkan, Kis 2:21+. Nama Yesus itu disebut atas seseorang misalnya waktu dibaptis. Terjemahan lain: (Nama yang mulia), yang kamu bawa. |
(0.22122189302326) | (1Yoh 1:1) | (jerusalem: Firman hidup) Firman Allah adalah sumber hidup, Ula 4:1; 32:47, dll; Mat 4:4; 5:20; Fili 2:16. Di sini kata "firman" menjadikan nama diri Anak Allah. Para rasul hidup bersama dengan Dia. Dan oleh karena Firman itu tetap hidup, maka Yohanes dapat mengungkapkan keinginan yang tercantum dalam 1Yo 1:3; 5:11-13; bdk Yoh 1:1+, Yoh 1:14+. |
(0.22122189302326) | (1Yoh 1:8) | (jerusalem: kita tidak berdosa) Orang yang mengatakan begitu kiranya mereka yang menyebut dirinya "rohani" dan yang membedakan diri dengan orang-orang lain yang dianggap rendah, "alamiah", 1Ko 15:44+; Yud 19, atau "jasmaniah". Kalau Yohanes berkata tentang "dosa" di sini, maka maksudnya dosa sementara, meskipun tentunya persekutuan dengan Allah telah melenyapkan dosa, 1Yo 2:2; 3:5, sehingga seharusnya hidup seseorang adalah kudus, tanpa dosa, 1Yo 3:3,6,9; 5:18. |
(0.22122189302326) | (1Yoh 2:16) | (jerusalem: keangkuhan hidup) Kata Yunani "bios" dapat berarti "hidup", tetapi juga "cara hidup", "nafkah", "kemewahan". Apa yang di sini dimaksudkan justru cara hidup dalam kekayaan dan kemewahan. Maka sebaiknya dimengerti sbb: Keangkuhan dalam tingkah laku berdasarkan kekayaan dan kemewahan. Apa yang mendorong "dunia" ialah: seksualitas (keinginan daging), daya tarik dari apa yang nampak (keinginan mata) dan keangkuhan tersebut. Barang berharga yang sesungguhnya sama sekali lain sifatnya, 2Ko 4:18; Ibr 11:1,3,27; dll. |
(0.22122189302326) | (Yud 1:8) | (jerusalem: orang-orang yang bermimpi-mimpian ini) Ialah: kaum bidaat di zaman Yudas, yang tidak ditakuti hukuman yang menimpa malaikat-malaikat yang terbujuk itu, Yud 1:6-7 |
(0.22122189302326) | (Why 19:11) | (jerusalem) Di sini Wahyu mulai berkata tentang akhir zaman. Setelah Babel musnah, seperti sudah dinubuatkan, Wah 14:8,14-15, lalu terlaksana juga, Wah 16:19-20; 17:12-14, maka Kristus yang setia, Wah 3:14+, mewujudkan "Hari Yahwe" dengan membinasakan semua musuh Gereja. Gambar Kristus, Wah 19:11-12, sama seperti penggambaran dahulu, dipengaruhi berbagai nubuat dari Perjanjian Lama, Wah 12:5; 14:6-20; 17:14. |
(0.22122189302326) | (Mat 5:27) |
(sh: Kristen dan kemerosotan moral masyarakat (Jumat, 5 Januari 2001)) Kristen dan kemerosotan moral masyarakatKristen dan kemerosotan moral masyarakat. Sehari- harinya masyarakat Indonesia disuguhi sinetron- sinetron yang bertemakan perselingkuhan, seks bebas, pengagungan harta, dan kekerasan, demi tercapainya suatu tujuan; perempuan muda dengan pakaian super ketat di jalanan dan situs pornografi di internet; fakta pelecehan hukum demi melindungi kepentingan penguasa dan orang kaya: orang yang salah menjadi benar; dan penindasan rakyat kecil demi keuntungan bisnis. Semua itu membuat hal-hal yang tabu menjadi halal. Tindakan main hakim sendiri dan demonstrasi yang destruktif dipilih sebagai sarana pelampiasan hidup yang tertindas. Kemerosotan moral telah melanda masyarakat. Kristen sebagai garam dan terang dunia harus mempunyai kualitas moral sesuai standar Allah, karena itu Kristen harus menolak segala bentuk dosa secara radikal (ayat 29-30). Dalam hukum masyarakat, berzinah adalah dosa sebab ia menggunakan orang lain hanya sebagai obyek seks. Bagi Allah imajinasi seksual pun termasuk zinah sebab ia memandang orang hanya sebagai obyek seksual. Padahal Kristen harus memandang manusia sebagai pribadi yang berharga. Perceraian yang disahkan secara hukum sebenarnya adalah penyimpangan terhadap ketetapan Allah dan pengkhianatan janji kesetiaan antara suami istri. Dalam masyarakat dimana hukum dilecehkan dan penguasa sulit dipercaya, kejujuran Kristen dalam perkataan harus tetap ditegakkan. Bagi Kristen, perkataan adalah hutang yang harus dibayar. Walaupun prinsip mata ganti mata dalam PL menetapkan batas pembalasan sebagai peraturan yang adil. Namun standar Yesus adalah tidak memperlakukan orang lain berdasarkan apa yang adil namun berdasarkan apa yang baik. Bahkan Kristen harus mengasihi musuhnya dan berdoa bagi mereka yang menganiaya, seperti Allah juga memberikan berkat kepada orang jahat (ayat 45). Dengan kata lain Kristen harus meneladani Allah. Renungkan: Kemerosotan moral dalam masyarakat bukan merupakan peluang bagi Kristen untuk berkompromi ataupun merendahkan standar moralnya. Sebaliknya Kristen harus semakin giat memperlihatkan kepada masyarakat standar moral yang sesuai dengan kehendak Allah melalui kehidupan Kristennya, agar masyarakat sadar bahwa apa yang disuguhkan kepada mereka bukan sesuatu yang wajar dan biasa, namun suatu dosa yang dibenci Allah. |
(0.22122189302326) | (Mat 22:41) |
(sh: Pemahaman sempit meniadakan pengharapan pasti (Selasa, 6 Maret 2001)) Pemahaman sempit meniadakan pengharapan pastiPemahaman sempit meniadakan pengharapan pasti. Berulang-kali orang-orang Farisi berusaha mencobai Yesus, namun di luar perhitungan mereka ternyata Yesus tidak pernah terjerat oleh tipu muslihat mereka. Pada kesempatan ini, bukan lagi mereka yang bertanya kepada Yesus tetapi Yesus yang menanyai mereka: bagaimana pemahaman mereka tentang Mesias (42a). Mereka tahu dengan pasti bahwa Mesias yang dinantikan adalah keturunan Daud, seperti yang mereka baca dalam nubuatan nabi-nabi. Mereka memahami secara hurufiah makna nubuatan ini maka penantian mereka pun adalah melihat kepada garis keturunan Daud. Berdasarkan pemahaman inilah maka dengan lantang mereka menjawab pertanyaan Yesus (42b). Pemahaman sepotong ini telah membawa mereka kepada penantian yang sia-sia, karena mereka melupakan bagian Kitab Suci lain seperti yang dikutip oleh Yesus, dimana Daud menyatakan tentang Mesias (43- 44). Ketika mereka mendengar penjelasan Yesus yang berpijak pula dari kebenaran firman Tuhan, maka mereka menjadi mati kutu, tak kuasa lagi mempertahankan argumentasi mereka tentang Mesias anak Daud. Akhir bacaan kita mencatat bahwa sejak saat itu mereka tidak lagi berani menjebak Yesus dengan pertanyaan tipu muslihat mereka, karena mereka benar-benar mati kutu (44). Betapa mengherankan, orang-orang Farisi yang menguasai Kitab Suci ternyata tidak mampu menjawab dengan tepat dan benar. Hal ini dikarenakan pemahaman yang sempit dan sepenggal-sepenggal akan firman Tuhan, sehingga mereka hanya terpaku pada apa yang tertera dan tertulis, dan bukan kepada kebenaran yang diungkapkan secara utuh dan berkesinambungan. Kita menyadari betapa berbahayanya pemahaman demikian, karena akan membawa kita kepada pengharapan yang sia-sia. Apabila kita salah memahami firman Tuhan maka akan berakibat: pengenalan yang sempit akan Yesus Kristus, kehidupan rohani yang dangkal, dan pengharapan yang tidak pernah berujung kenyataan. Betapa sia-sianya hidup iman kita! Renungkan: Jangan mudah puas dengan pemahaman Anda saat ini, teruslah belajar menggali dan memahami firman Tuhan dengan benar dan utuh, sehingga Anda memiliki pemahaman yang benar dan pengharapan yang pasti. |
(0.21895288372093) | (Kel 10:24) |
(ende) Ajat-ajat 24-26(Kel 10:24-26) dan Kel 10:28-29 ditambahkan pada ajat sebelumnja dari tradisi lain, jakni J. tidaklah djelas, apakah semula ada hubungannja dengan bahala kegelapan. Banjak persamaannja dengan Kel 10:8-10, tetapi mengandung djandji Parao jang lebih landjut. Maka biasanja itu baru diberikan akibat adanja bentjana baru. Sesudah tuntutan-tuntutan Musa ditolak (Kel 10:28), bentjana seharusnja lalu menimpa tanah Mesir, seperti sesudah Kel 10:11. Satu-satunja bentjana jang kemudian masih disebutkan dalam tradisi J, ialah bahala jang kesepuluh. Maka Kel 10:24 dan selandjutnja mungkin pula semula berhubungan dengan maut anak-anak sulung djadi menjusul Kel 11:4-8a (bandingkan dengan Kel 12:32: tuntutan Kel 10:24-26 dipenuhi). Kalau demikian halnja, maka kesukaran Kel 10:29 terpetjahkan, jakni bahwa sesudah kata-kata ini Musa segera menghadap Parao lagi (lihat Kel 11:4) dan marahnja Musa (Kel 11:8b) sesudah Kel 10:29 lebih mudah dipahami. |