| (0.087983268421053) | (Kis 26:24) |
(sh: Ancaman menyebarluaskan Injil (Jumat, 18 Agustus 2000)) Ancaman menyebarluaskan InjilAncaman menyebarluaskan Injil. Kekerasan dan ancaman bagi Kekristenan di Indonesia harus dipahami sebagai salah satu bentuk respons masyarakat terhadap keberadaan dan misi Kristen di bumi Indonesia. Kristen harus memberikan respons-balik yang tepat dan benar agar melalui peristiwa-peristiwa yang nampaknya merugikan Kekristenan, Injil justru semakin berkembang dan tersebar. Selama ini respons yang seringkali diberikan adalah respons yang bersifat reaktif seperti misalnya ketika gereja-gereja di suatu daerah dibakar maka beberapa hamba Tuhan bergabung untuk menulis sebuah surat protes yang ditujukan kepada kepala negara dengan tembusan ke kedutaan negara-negara tetangga. Respons yang demikian tidak memberikan dampak yang positif terhadap Injil, justru sebaliknya semakin menciptakan ketegangan dan jarak antara gereja dengan masyarakat sekitar, sehingga Injil semakin tidak mempunyai tempat untuk ditaburkan. Kita belajar dari Paulus bagaimana ia meresponi-balik respons Festus dan Agripa atas pembelaan diri Paulus yang sangat meyakinkan. Ketika dikatakan gila, Paulus menjawab bahwa apa yang ia jelaskan adalah kebenaran yang masuk akal karena berdasarkan fakta historis yang obyektif. Ini berarti Paulus mengundang Festus untuk meneliti segala sesuatu yang telah ia jabarkan, sebab iman kristen dibangun berdasarkan fakta sejarah. Undangan Paulus tidak menciptakan ketegangan antara dia dan Festus (11). Hubungan antara manusia yang baik merupakan sarana yang efektif bagi pemberitaan Injil. Terhadap respons Agripa, Paulus menanggapi secara serius dan tulus (28-29). Ia melihat bahwa mata kail Injil sudah terkait dalam pikiran Agripa. Paulus tidak mau melepaskan begitu saja. Kerinduan Paulus adalah keselamatan jiwa Agripa dan semua yang telah mendengarkan Paulus. Respons Paulus selalu bertujuan agar orang mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mendengarkan dan memahami Injil sehingga pada akhirnya mereka akan menerima keselamatan. Renungkan: Mereka boleh mereka-reka untuk menghancurkan Kekristenan dengan jalan membakar dan menghancurkan gereja atau bahkan membunuh Kristen. Tapi Kristen dengan kekuatan Roh Kudus harus dapat mereka-rekakan 'bencana' kekristenan itu sebagai kekuatan yang dahsyat bagi bertumbuhkembangnya Injil di Indonesia. |
| (0.087983268421053) | (Kis 28:17) |
(sh: Jangan lakukan kristenisasi! (Kamis, 24 Agustus 2000)) Jangan lakukan kristenisasi!Jangan lakukan kristenisasi! Kemiskinan yang dialami non-Kristen, dipandang sebagai sarana efektif untuk menyampaikan Injil dan membuat mereka `percaya' kepada Kristus. Sehingga menimbulkan kesan bahwa banyak orang menjadi Kristen hanya supaya mendapatkan perawatan kesehatan, sesuap nasi, pendidikan, dan penghidupan yang lebih layak. Dengan kata lain mereka sebetulnya belum siap menjadi Kristen. Mereka `diperdayai' agar mengambil keputusan. Paulus tidak pernah memanipulasi orang untuk menjadi Kristen, walau ia mempunyai semangat yang tidak pernah padam untuk mengabarkan Injil. Masa 2 tahun yang ia punyai ketika menunggu panggilan dari Kaisar di Roma, Paulus gunakan sebaik-baiknya untuk memberitakan Firman Hidup (31), seperti yang pernah terjadi di Efesus dan Kaisarea. Dia meyakini sepenuhnya bahwa ia adalah seorang prajurit yang selalu siap melaksanakan kewajiban dimana dan kapan saja yaitu berbicara atas nama Allah. Ia pun sangat peduli kepada saudara sebangsanya yaitu orang-orang Yahudi. Ia melakukan berbagai usaha untuk mengundang mereka dan menghabiskan banyak waktu untuk menginjili mereka (17, 23). Namun, sekali lagi, Paulus tidak pernah memanipulasi mereka untuk segera mengambil keputusan menjadi pengikut Kristus. Paulus mengadakan pertemuan dengan orang-orang Yahudi yang tinggal di Roma. Mereka ada yang hidup sebagai budak maupun sebagai orang merdeka. Ia memberitakan Injil dengan ketulusan dan kemurnian hati kepada mereka. Walaupun demikian, tidak semua menerima Injil. Bahkan yang menolak Injil nampaknya lebih banyak. Namun Paulus tidak memaksa atau memanipulasi dengan menggunakan kelemahan/kekurangan mereka karena sebagian dari mereka adalah budak, agar mereka segera mengambil keputusan yang mereka sendiri belum siap. Renungkan: Program penginjilan yang selama ini kita lakukan perlu dievaluasi. Karena banyak yang dilakukan hanya dengan menyebut Yesus sebagai Penyembuh, Pemberi damai sejahtera, Pemberi berkat, dlsb. Namun mereka tidak pernah menyebut karya penebusan Kristus atas dosa manusia. Sehingga banyak orang yang mau menjadi Kristen semata-mata supaya ada perbaikan kondisi sosial dan ekonomi. Ini merupakan salah satu bentuk kristenisasi. Yang sangat tragis dari kristenisasi ini adalah usaha ini tidak akan pernah mengantar jiwa ke surga. **Pengantar Kitab Yeremia** Yeremia adalah seorang pribadi yang sangat peka, amat terluka karena penolakan yang dilakukan oleh teman-teman sezamannya (11:21). Ia dilahirkan dari keluarga imam, keturunan Abyatar (1Raj. 2:26) dan tinggal di Anatot (32:8). Ia dilahirkan kira-kira menjelang akhir pemerintahan Manasye. Masa pelayanannya kira-kira 40 tahun, dimulai kira-kira tahun 627 sM pada tahun ke-13 pemerintahan Yosia dan berlanjut hingga melewati masa kejatuhan Yerusalem karena serangan Nebukadnezar di tahun 586 sM. Ketika Yehuda di bawah pemerintahan Yoyakim dan Zedekia, Yeremia mengalami banyak penderitaan fisik di tangan musuh-musuhnya. Namun nyawanya tetap selamat dan setelah Yerusalem jatuh, Yeremia diizinkan tinggal bersama-sama dengan orang-orang yang ditinggal di Yerusalem (39:14). Dia kemudian diangkut bersama-sama mereka ke Mesir (43:4-7). Sejak pemerintahan Yosia, Yehuda mendapatkan ancaman dari bangsa-bangsa lain sampai akhirnya dikuasai Babel. Misi Yeremia adalah untuk menyerukan kepada Yehuda agar tunduk kepada penguasa asing sebagai disiplin dari Allah. Namun para raja dan rakyat Yehuda dengan sangat keras menentang khotbah Yeremia, bahkan mereka menolak Allah dan berpaling kepada dewa-dewa asing. Puncaknya, penolakan Yehuda untuk tunduk menyebabkan kekuatan Babel yang besar menyerang Yerusalem. Beberapa pasal kitab ini disebut buku harian rohani (11:18-12:6; 15:10-21; 17:5-10,14-18; 18:18-23; 20:7-18), karena Yeremia seringkali membagikan pengalaman rohaninya. Kitab yang dulunya ditujukan kepada bangsa yang memberontak pada saat negaranya dalam bahaya besar, mengundang kita untuk mendengarkan dan menerapkan firman Tuhan ke dalam zaman kita sekarang ini. Kitab ini juga akan mendorong kita untuk meneladani semangat dari seorang hamba Tuhan yang seringkali hampir putus asa namun terus bergumul dengan Allah dalam doa dan dengan gagah berani menentang dosa dan orang-orang berdosa pada zamannya. Penulis dan waktu penulisan. Bukti-bukti kuat yang ada dalam kitab ini mengidentifikasikan Yeremia sebagai penulis buku ini. Hampir semua tulisannya sudah selesai dikumpulkan sesaat sebelum jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 sM. |
| (0.087983268421053) | (Rm 8:9) |
(sh: Hidup Kristen yang sejati (Minggu, 31 Mei 1998)) Hidup Kristen yang sejatiHidup Kristen yang sejati Hidup rohani. Hidup dalam Roh itu pasti membawa dampak yang harus kita perhitungkan dan jalani. Pertama, kita menyadari bahwa akibat dosa, hidup di dalam tubuh itu menjadi sesuatu yang fana (ayat 10). Begitu kita dilahirkan ke dalam dunia ini, kita ditempatkan ke dalam perjalanan hidup menuju kematian. Nafas yang pertama kita hirup tatkala dilahirkan akan berakhir dalam nafas yang kita hembuskan saat kematian. Namun oleh Roh kini kita memiliki hidup rohani. Hidup rohani itu membuat kita dikuatkan dari ke hari dengan harapan bahwa kelak tubuh fana kita ini akan diganti oleh tubuh kebangkitan. Kita akan mengalami itu kelak sebab kini Roh yang telah membangkitkan Yesus hidup di dalam kita (ayat 11). Hidup merdeka. Bila sungguh Roh Allah telah memerdekakan kita kita akan aktif melawan dosa (ayat 13). Menyalibkan sifat dosa adalah suatu tindakan aktif. Persis seperti ucapan Tuhan tentang mencungkil mata, mengerat tangan bila hal-hal itu membuat kita menuju neraka. Tentu saja kita tidak dapat melawan dosa dengan kekuatan sendiri. Kita butuh Roh Allah. Tetapi kita sendiri harus aktif dan tegas menolak dosa dan menyerahkan semua kelemahan yang bisa menjerat kita berdosa kepada Tuhan. Kristen berhutang untuk hidup kudus kepada Roh Kudus (ayat 12) Renungkan: Adakah ciri Kristen dalam diri Anda? Di dalam Roh: 1) hidup dalam kesucian, 2) bebas dari ketakutan akan hukuman, 3) bebas berdoa kepada Bapa, 4) adalah pewaris Kerajaan Allah. |
| (0.087983268421053) | (1Kor 6:9) |
(sh: Tubuh untuk kemuliaan Tuhan (Selasa, 9 September 2003)) Tubuh untuk kemuliaan TuhanTubuh untuk kemuliaan Tuhan. Paulus mengingatkan jemaat Korintus, bahwa dahulu mereka memang berdosa, tetapi sekarang mereka telah dikuduskan dan dibenarkan dalam Yesus Kristus melalui baptisan. Konsekuensi dari perubahan status itu adalah: [1] mereka harus meninggalkan dosa-dosanya yang dahulu; [2] mereka tidak lagi bebas melakukan segala hal yang dilakukan oleh komunitas di luar kekristenan. Standar yang baru ini bukan mempermasalahkan halal atau haram, tetapi apakah yang mereka lakukan itu berguna bagi dirinya dan memuliakan Tuhan (ayat 20)? Peringatan ini diberikan agar kita tidak memberikan diri untuk diperhamba oleh apa pun. Yesus Kristus telah mati untuk menebus orang-orang yang percaya kepada-Nya secara utuh. Itu sebabnya orang percaya tidak dapat menyerahkan tubuh -- yang sudah menjadi milik Kristus -- kepada percabulan. Ada kecenderungan dalam pemikiran jemaat bahwa dorongan seksual itu dapat disamakan dengan keinginan untuk makan. Jadi jika dorongan untuk makan dituruti, seperti itu pulalah aktivitas seks. Masalahnya, jika dorongan seksual itu dituruti, kemungkinan bisa diikuti oleh percabulan. Percabulan bukanlah semata-mata hubungan fisik, namun juga melibatkan penyerahan diri secara total. Seluruh tubuh dan jiwa yang sudah menjadi milik Kristus menjadi milik dosa karena sudah diikat atau dijadikan satu dengan pelacur. Ketaatan kepada peraturan seringkali dianggap sebagai "belenggu" yang membatasi dan mengekang gerak langkah kita. Namun sebenarnya dengan mengekang tubuh dari dosa percabulan, kita justru dibebaskan dari perhambaan seks. Hasilnya adalah pembebasan tubuh dari perbudakan dosa. Dengan tubuh yang bebas, kita dapat menggunakannya untuk memuliakan Tuhan. Renungkan: Tubuh kita ini adalah bait Roh Kudus. Selayaknya kita mengabdikan seluruh tubuh kita untuk memuliakan Tuhan. |
| (0.087983268421053) | (1Kor 15:1) |
(sh: Inti pemberitaan Injil (Selasa, 30 September 2003)) Inti pemberitaan InjilInti pemberitaan Injil. Paulus menganggap penting untuk mengingatkan kembali jemaat Korintus akan Injil yang telah diberitakannya. Jemaat Korintus telah menerima Injil dan hidup di dalamnya. Karena itu tak dapat disangkal bahwa jemaat Korintus telah menerima keselamatan (ayat 1). Namun ada catatan penting yang bukan hanya harus selalu diingat dan dipegang tetapi juga ditambahkan kepada pengetahuan mereka tentang injil (ayat 2).
Pertama, Injil harus dipahami sebagai suatu kesatuan berita tentang
kelahiran, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Paulus
menekankan bahwa kematian dan kebangkitan-Nya adalah rangkaian
peristiwa yang menjadi inti Injil. Ia mati karena dosa-dosa
manusia, dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai
Kitab Suci (ayat 3,4; bdk. Yes. 53:4-6,8,11-12; Hos. 6:2; Kedua, Injil harus menjadi motivasi pembawa berita. Paulus telah dipilih sebagai saksi kebangkitan Yesus dan dipanggil menjadi rasul -- meskipun ia menganggap dirinya rasul yang paling hina karena ia menganiaya jemaat Allah (ayat 9). Namun, ia menganggap kasih karunia Allah yang telah dianugerahkan kepadanya, yaitu Injil keselamatan menjadi motivasi kuat untuk bekerja lebih keras dari rasul yang lain (ayat 10-11). Hendaknya gereja tidak melupakan fondasi yang mengokohkannya yaitu Injil Yesus Kristus karena gereja ada karena pemberitaan Injil disambut dalam iman. Bila hal yang sangat penting ini dilupakan, gereja dan kehidupan Kristen kita terancam bahaya. Renungkan: Oleh Injil kita diselamatkan. Oleh Injil kita mengetahui bahwa kematian dan kebangkitan-Nya telah melepaskan kita dari kuasa dosa dan dari murka Allah. |
| (0.087983268421053) | (Gal 1:11) |
(sh: Pemberita Injil sejati (Minggu, 5 Juni 2005)) Pemberita Injil sejatiPemberita Injil sejati
Paulus sadar perkataan kerasnya di perikop sebelum ini harus didukung dengan kewibawaan rasulinya. Maka ia telah menegaskan sejak permulaan bahwa ia menjadi rasul dan pemberita Injil bukan karena kehendak manusia, melainkan karena kehendak Allah (ayat 1). Sekarang ia menegaskan bahwa sumber Injilnya bukan dari manusia, melainkan dari Allah sendiri melalui penyataan Yesus Kristus (ayat 11-12). Riwayat hidupnya membuktikan kedua hal tersebut. Pertama, ia dahulu seorang Yahudi saleh yang sekaligus penganiaya jemaat Tuhan. Namun, Tuhan yang memilih dia sejak semula, secara langsung menugaskannya untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa nonyahudi (ayat 13-16). Kedua, Paulus belajar Injil langsung dari Allah di tanah Arab, sebelum ia bertemu dengan rasul Petrus dan tokoh gereja di Yerusalem, Yakobus (ayat 17-19). Ketiga, pelayanan Paulus di seluruh daerah Siria dan Kilikia menggema sampai ke jemaat di Yudea, sehingga mereka memuliakan Allah (ayat 21-24). Pertemuan pribadi dengan Tuhanlah yang mengubah Paulus dari penganiaya jemaat menjadi pemberita Injil sejati. Kita juga harus demikian. Jangan mengandalkan dan meniru para tokoh gereja atau pengabar Injil semata-mata. Kita boleh meneladani hal-hal yang baik dari mereka, namun hal-hal itu tidak boleh menggantikan hubungan pribadi kita dengan Tuhan dalam doa dan firman. Renungkan: Efektivitas pemberitaan Injil tidak bergantung pada kehebatan kata-kata, tetapi pada otoritas Allah pada si pemberita Injil dan pada hidupnya yang sudah diubahkan. |
| (0.087983268421053) | (Gal 2:1) |
(sh: Gereja sejati mendukung PI (Senin, 6 Juni 2005)) Gereja sejati mendukung PIGereja sejati mendukung PI
Sejak pertobatannya, Paulus sudah giat mengabarkan Injil, terutama kepada bangsa-bangsa nonyahudi. Ia telah menghasilkan banyak petobat baru dan banyak gereja selama belasan tahun. Namun, Paulus sadar bahwa pengabaran Injil bukan tugas pribadi semata-mata melainkan tugas gereja. Itu sebabnya, ia berkunjung ke Yerusalem untuk mendapatkan dukungan dari gereja dan tokoh-tokoh Kristen di sana, "supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha" (ayat 2). Maksudnya agar gereja yang terdiri dari orang-orang nonyahudi (Antiokhia) disambut ke dalam persekutuan dengan gereja Yerusalem. Paulus konsisten dengan tugas pengabaran Injil dan dengan tegas menolak upaya memasukkan unsur-unsur budaya Yahudi yang pada hakikatnya membelenggu kebebasan yang dihasilkan Injil sejati (ayat 4-5). Injil harus kontekstual dengan masyarakat di mana Injil itu diberitakan. Itu sebabnya ia membawa Titus yang tidak bersunat sebagai bukti hasil pelayanannya itu (ayat 3). Reaksi gereja di Yerusalem menggembirakan. Para pemimpin gereja terbuka melihat panggilan pelayanan Paulus kepada bangsa-bangsa nonyahudi sama seperti panggilan pelayanan Petrus untuk bangsa Yahudi (ayat 6-8). Gereja mendukung penuh pengabaran Injil kontekstual Paulus (ayat 9). Tugas gereja bukan menghalang-halangi, sebaliknya mendukung, memperlengkapi, dan mengutus umat Tuhan untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa di dunia ini. Injil sejati harus diberitakan tanpa embel-embel atau muatan budaya lain yang hanya akan menghambat iman sejati Doakan: Agar Tuhan menggerakkan gereja-gereja yang belum menjadikan misi sebagai prioritas utama program kerja mereka menjadi agen-agen penyalur kuasa dan kasih Allah kepada dunia ini. |
| (0.087983268421053) | (Gal 4:8) |
(sh: Diperhamba atau merdeka? (Senin, 13 Juni 2005)) Diperhamba atau merdeka?Diperhamba atau merdeka?
Paulus telah berusaha meyakinkan mereka akan kebenaran Injil itu melalui pengalaman iman mereka (ayat 3:1-5) dan melalui ajaran-ajaran Alkitabiah dari Perjanjian Lama (ayat 3:6-4:7). Kini ia hendak menggugah hati jemaat di Galatia melalui relasi yang selama ini terbina baik dan intim antara dirinya dengan mereka (ayat 4:12). Dahulu ketika Paulus pertama kali memberitakan Injil kepada mereka, mereka menerimanya dengan tangan terbuka dan penuh sukacita. Padahal Paulus ketika itu sedang dalam keadaan sakit. Menurut para ahli, mungkin Paulus menderita salah satu dari penyakit ini, rabun mata, malaria, atau epilepsi/ayan. Mereka menerima Paulus dan pemberitaannya karena melihat ketulusan hatinya dalam memberitakan Injil sejati itu. Mereka begitu berbahagia dalam iman yang dikaruniakan Allah kepada mereka (ayat 13-15). Sekarang Paulus hadir melalui suratnya, tetap dalam ketulusan, untuk memberitakan kebenaran. Apakah mereka akan menerima atau malah membenci Paulus (ayat 16)? Mengapa mereka begitu cepat berubah? Oleh karena penghayatan yang salah akan hukum Taurat, mereka kembali diperhamba olehnya. Akibatnya mereka kehilangan relasi yang intim dengan Tuhan dan juga dengan Paulus (ayat 17). Tanda-tanda orang yang beriman kepada Kristus adalah sukacita, kasih, dan ketulusan terhadap sesama. Sebaliknya, orang yang diperhamba oleh berbagai peraturan agamawi akan hidup dalam belenggu kepura-puraan. Hidupnya tidak bahagia. Apakah Anda orang beriman atau orang yang bertuankan peraturan? Renungkan: Kemerdekaan rohani datang dari karya Kristus bukan dari upaya taat manusia yang ternoda dosa. |
| (0.087983268421053) | (Gal 4:21) |
(sh: Hamba atau orang merdeka? (Selasa, 14 Juni 2005)) Hamba atau orang merdeka?Hamba atau orangmerdeka?
Paulus memakai ilustrasi Hagar dan Sara untuk menunjukkan dua macam kehidupan (ayat 22-26). Keduanya memang melahirkan anak-anak bagi Abraham, namun status mereka berbeda. Hagar melambangkan hidup perhambaan. Memang ia melahirkan anak pertama bagi Abraham menurut urutan waktu. Namun, Hagar tetap seorang hamba yang statusnya tidak pernah diubah menjadi istri. Jadi, keturunannya pun tidak akan mewarisi janji Allah bagi Abraham. Hagar melambangkan gunung Sinai, yaitu orang-orang yang hidup di luar anugerah keselamatan, yaitu mereka yang hidupnya menggantungkan diri pada usaha sendiri (=melakukan Taurat). Hagar melambangkan Yerusalem duniawi (ayat 25). Sara melambangkan hidup oleh kasih karunia. Ia mandul, namun oleh anugerah Allah ia menjadi ibu bagi anak-anak perjanjian. Sara melambangkan Yerusalem surgawi, yaitu tempat anugerah Allah dicurahkan (ayat 26-27). Jadi, anak-anak yang lahir dari Sara adalah ahli waris janji-janji Allah semata-mata oleh karena anugerah-Nya (ayat 28). Tidak mengherankan kalau anak-anak Tuhan akan selalu mendapat aniaya dan dengki dari anak-anak hamba yang tidak mendapat hak (ayat 29-30). Mengandalkan apa pun yang disejajar dengan karya penyelamatan Kristus berakibat pada perhambaan. Orang Kristen menjalankan perintah-perintah Allah bukan sebagai hamba, melainkan sebagai orang merdeka. Ketaatan hamba terpaksa, ketaatan orang merdeka adalah ucapan syukur. Renungkan: Orang yang sudah dimerdekakan dalam Kristus, namun berpaling lagi kepada perhambaan dosa, menginjak-injak dan menghina Kristus yang telah menebusnya. |
| (0.087983268421053) | (Ef 2:11) |
(sh: Ingatlah masa lalu (Rabu, 9 Oktober 2002)) Ingatlah masa laluIngatlah masa lalu. Masa lalu yang manis dan indah bila diingat akan menyenangkan hati. Sebaliknya, masa lalu yang gelap dan kelam bila diingat akan membuat depresi dan hati sedih. Mengapa Paulus mengingatkan masa lalu jemaat Efesus? Dengan mengingat masa lalu mereka akan semakin menyadari perubahan yang telah Allah kerjakan. Kesadaran ini akan membuk mata rohani betapa ajaibnya anugerah Allah. Bagaimana keadaan jemaat Efesus sebelum menerima Kristus? Dalam ayat 11-12 terungkap 5 bentuk: [1]. Jemaat Efesus dahulu tanpa Kristus. Jika jemaat Efesus tanpa Kristus maka semua berkat-berkat dan pekerjaan Allah melalui Kristus tidak dapat dialami. Mereka tidak mengenal Kristus. [2]). Jemaat Efesus dahulu tanpa kewargaan. Mereka dikatakan tidak tidak termasuk warga negara Israel. Apa maksudnya? Menjadi Kristen tidak berarti menjadi warga negara Israel. Ungkapan ini menunjukkan bahwa jemaat Efesus dahulu tidak hidup di bawah pemerintahan Allah. Semua hukum-hukum Allah yang mengatur umat-Nya tidak mereka kenal. Dahulu jemaat Efesus tidak termasuk anggota kerajaan Allah. [3]. Jemaat Efesus dahulu tanpa perjanjian. Allah tidak mengikat perjanjian dengan mereka seperti Allah mengikat perjanjian dengan Israel. Sehingga janji-janji sebagai umat perjanjian tidak berlaku pada mereka. [4]. Jemaat Efesus dahulu tanpa pengharapan. Mereka tidak memiliki pengharapan bahwa suatu hari Allah akan menjadikan mereka umat-Nya. Hidup tanpa pengharapan. Mereka tidak memiliki pengharapan bahwa suatu hari Allah akan menjadikan mereka umat-Nya. Hidup tanpa pengharapan untuk menjadi umat Allah. [5]. Jemaat Efesus dahulu tanpa Allah. Mereka menyembah banyak allah. Mereka tidak memiliki relasi pribadi dengan Allah yang hidup. Inilah keadaan manusia yang tidak percaya pada Yesus. Renungkan: Semua kita pun seperti jemaat Efesus bukan Yahudi, maka tidak memiliki hak-hak. Ingatlah semua perubahan yang telah dilakukan Allah melalui dan di dalam hidup kita masing-masing. Apakah kita semakin menjadi serupa dengan Kristus? Mengapa orang sekitar kita tidak melihat perubahan dalam diri kita? |
| (0.087983268421053) | (Ef 5:22) |
(sh: Relasi umat Allah sebagai istri dan suami (Kamis, 17 Oktober 2002)) Relasi umat Allah sebagai istri dan suamiRelasi umat Allah sebagai istri dan suami. Relasi gender lain dari relasi fungsi. Perempuan sering direndahkan dan dilecehkan oleh laki-laki. Relasi perempuan dan laki-laki yang demikian tidak benar. Di hadapan Allah, laki-laki dan perempuan sama kedudukan dan haknya. Perempuan dan laki-laki memiliki relasi yang setara dan sederajat. Namun, relasi istri dan suami bukan relasi gender melainkan relasi fungsi. Di dalam keluarga, perempuan berfungsi sebagai istri, sementara laki-laki berfungsi sebagai suami. Kata kunci yang mengatur relasi fungsi suami-istri adalah kata ‘tunduk’. Istri tunduk kepada suami, sementara suami tunduk pada istri (ayat 21). Istri tunduk denganmenerima prinsip penciptaan bahwa suami adalah kepala istri. Juga seperti Kristus adalah kepala jemaat, demikian juga suami adalah kepala istri (ayat 23). Istilah ‘sama seperti’ penting artinya (ayat 22-25; 28,29,33). Istri tunduk pada suami bukan karena adat-istiadat, melainkan karena relasi Kristus-jemaat. Bentuk tunduk suami kepada istri diwujudkan dengan kasih. Sama seperti Kristus mengasihi jemaat demikian juga suami mengasihi istri (ayat 25). Tiga kali Paulus menekankan kasih suami kepada istri (ayat 25,28,33). Paulus harus mengulanginya berkali-kali karena mudah sekali suami menyalahgunakan fungsinya sebagai kepala istri. Model kasih suami tidak bersumber dari kasih yang berlaku dalam suatu budaya masyarakat, bukan kasih sentimental yang murahan seperti banyak didendangkan dalam lagu-lagu pop. Kasih suami kepada istri sama seperti kasih Kristus kepada jemaat. Kristus mengasihi jemaat, menyerahkan diri untuk jemaat (ayat 25). Kristus berkorban untuk jemaat karena jemaat begitu berharga di mata Kristus. Dalam kehidupan praktis, bagaimana kasih suami kepada istri terungkap? Suami memelihara dan merawat istri seperti ia mengasihinya. Artinya, jika suami tidak mengasihi, maka istri tidak perlu tundik kepada suami. Renungkan: Tunduk dan kasih, dalam Kristus serasi adanya. Tunduk adalah karena kasih, kasih yang memimpin terekspresi dalam bentuk tunduk yang berkorban. |
| (0.087983268421053) | (Flp 1:1) |
(sh: Persekutuan dalam penginjilan (Kamis, 20 Mei 2004)) Persekutuan dalam penginjilanPersekutuan dalam penginjilan. Kualitas apa dalam gereja kita membuat kita bersyukur? Karena warganya banyak? Karena gedung dan fasilitasnya megah dan lengkap? Karena programnya OK dan partisipasi jemaatnya tinggi? Apakah ukuran Anda akan kesuksesan sebuah gereja? Perhatikan hal-hal dalam gereja di Filipi yang membuat Paulus bersyukur (ayat 3)! Paulus mengenal gereja itu sebab ia sendiri yang mendirikannya (Kis. 16). Di situ ada anak-anak Tuhan yang setia dan dedikatif seperti Lidia, kepala penjara, dll. Mereka pasti loyal kepada Paulus dan kepada Tuhan. Namun, Paulus mengucap syukur bukan karena keadaan eksternal gereja itu. Apalagi, keadaan eksternal gereja di Filipi juga gereja-gereja di Asia Kecil dan Eropa pada abad-abad permulaan Kristen pasti tidak dapat dibandingkan dengan gereja-gereja di kota-kota besar di Indonesia. Paulus mengucap syukur karena persekutuan warga gereja di Filipi dalam penginjilan dari sejak gereja ini baru berdiri sampai saat Paulus menulis surat ini (ayat 5). Paulus mengucap syukur bukan saja karena mereka berpegang teguh kepada iman mula-mula dan tetap setia bertumbuh dalam iman tersebut, tetapi juga karena semangat mereka untuk terlibat dalam pelayanan rasul Paulus. Pelajaran apa yang dapat kita tarik tentang kemajuan gereja dan kemajuan penginjilan? Pertama, pendiri (pemimpin) gereja selalu memperhatikan gereja ini bahkan saat ia jauh dan tidak dapat hadir bersama mereka. Ia terus bersekutu menaruh gereja itu dalam doa-doanya, bahkan ketika ia sendiri dalam kesusahan dipenjarakan. Kedua, sejak awal gereja itu sudah diarahkan untuk menjadi gereja yang berperan serta melayani dalam berbagai bentuk pelayanan, bukan hanya menerima berkat dan pelayanan. Gereja yang pemimpin dan warganya terfokus melayani Injil Kristus akan menjadi gereja yang sukses di mata Allah. Camkanlah: Jangan menilai gereja sukses bila ukurannya duniawi. Gereja sukses jika setia menginjili dan bertumbuh dalam iman. |
| (0.087983268421053) | (Flp 4:8) |
(sh: Berpikir positif ala Kristen (Rabu, 2 Juni 2004)) Berpikir positif ala KristenBerpikir positif ala Kristen. Ayat 8 sering disebut orang sebagai Pemikiran Positif ala Kristen. Setelah lahir baru kita masuk ke dalam proses pengudusan yang berjalan seumur hidup. Pengudusan yang dikerjakan Tuhan mencakup seluruh aspek dalam hidup kita, salah satu yang sangat penting yaitu aspek pikiran. Dalam dosa manusia suka memikirkan apa yang jahat dan tidak benar di mata Tuhan. Paulus mengajak jemaat di Filipi belajar mengontrol atau melatih pikiran untuk hal-hal yang baik. Banyak hal yang kita lakukan dipicu dan dikendalikan oleh apa yang kita pikirkan. Misalnya jika kita berpikir jahat tentang seseorang maka kita akan menyatakannya pula dalam relasi dan sikap kita terhadap dia. Ketika kita berpikir kotor kita didorong untuk melakukan hal yang kotor pula. Sebaliknya, apabila kita memikirkan apa yang benar, yang mulia, yang adil, suci dan seterusnya (ayat 8), kita juga akan melakukan hal-hal benar, mulia, adil, suci. Paulus sendiri mempraktikkan prinsip ini, sehingga ia dapat hidup tanpa didikte oleh keadaan (ayat 10-13). Pikiran tidak memiliki kekuatan otonom untuk menentukan apa yang hendak dipikirkannya. Pikiran membutuhkan anugerah Tuhan agar dapat berfungsi dengan benar. Pengudusan pikiran adalah hal yang sangat penting. Dengan anugerah Tuhan kita melatih pikiran kita dengan jalan merenungkan firman Tuhan (ayat 8). Hal-hal dalam ayat 8 meliputi berbagai macam modus kehidupan. "Yang benar" mencakup aspek rasionalitas; "yang mulia" aspek ibadah; "yang adil" aspek hukum; "kesucian atau kemurnian" mencakup aspek kesalehan; "yang manis" aspek estetika; "sedap didengar" aspek informasi yang kita konsumsi; "kebajikan" berkaitan dengan moral dan etika; "patut dipuji" mencakup konsep nilai. Kekristenan mengajarkan keutuhan dan bukan keterkepingan. Jika hati kita telah dikuduskan oleh Kristus maka seluruh aspek hidup kita pun harus dikuduskan. Tekadku: Aku akan belajar melatih pikiranku untuk merenungkan hal-hal yang benar, yang mulia, dll. dan mengekspresikannya dalam totalitas hidupku! |
| (0.087983268421053) | (Kol 1:15) |
(sh: Jati diri Yesus Kristus (Jumat, 16 April 2004)) Jati diri Yesus KristusJati diri Yesus Kristus. Demi kepentingan keselamatan manusia, Allah menyatakan diri-Nya dan mengungkapkan rencana keselamatan itu. Satu-satunya cara untuk menyatakan diri-Nya adalah dalam wujud manusia yang tidak berdosa, yang dapat berhubungan serta berbicara dengan manusia yang berdosa. Dengan demikian kita dapat melihat kemuliaan Allah pada wajah Kristus (ayat 15). Kristus adalah Pencipta dan segala sesuatu adalah ciptaan-Nya termasuk yang tidak dapat dilihat oleh mata, yaitu makhluk-makhluk sorgawi seperti para malaikat, yang melayani Tuhan maupun yang memberontak menjadi iblis dan roh-roh jahat (Ef.6:12). Yesus Kristus sudah ada sebelum segala ciptaan ada. Ia berasal dari kekekalan hingga kekekalan; tidak mempunyai permulaan dan tidak pula mempunyai akhir. Ia adalah Allah (bdk. Yoh.1:1,2). Hubungan Kristus dengan jemaat diibaratkan dengan kepala dan tubuh. Kristus adalah kepala dan jemaat adalah tubuh. Kepala adalah sumber kehidupan dan mengikat anggota tubuh menjadi satu kesatuan. Kristus hidup untuk selama-lamanya, demikian pun yang akan dialami semua tebusan-Nya. Oleh karena Yesus Kristus disebut sebagai yang sulung dalam kebangkitan-Nya, maka semua tebusan-Nya kelak akan menyusul. Kristus menjadi yang terpenting dan utama dari segala sesuatu, sebab tanpa Dia kita tidak mempunyai harapan (ayat 18). Kristus dan Bapa adalah satu (bdk. Yoh. 10:30). Apa yang hanya dilakukan oleh Allah dilakukan oleh Yesus Kristus. Segala sesuatu yang terdapat pada diri Allah terdapat juga pada diri Kristus (ayat 19). Dengan perantaraan Kristus, Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya. Manusia berdosa tidak sanggup dan tidak dapat mendamaikan dirinya sendiri dengan Allah. Renungkan: Kristus telah mencurahkan darah-Nya di kayu salib. Ia melaksanakan penebusan yang memungkinkan kita dapat diperda-maikan dengan Allah (ayat 20). |
| (0.087983268421053) | (1Tes 1:1) |
(sh: Jemaat yang pantas diteladani (Kamis, 23 Oktober 2003)) Jemaat yang pantas diteladaniJemaat yang pantas diteladani. Kebanggaan Paulus terhadap jemaat di Tesalonika terlihat jelas. Di jemaat ini ada iman, kasih, dan pengharapan (ayat 3). Inilah jemaat yang terbuka menerima Injil dengan penuh sukacita, justru di saat-saat penindasan (ayat 6). Sukacita dan nilai-nilai Injil yang luhur tidak dinikmati sendiri, tetapi tumpah dan memancar keluar sehingga dikenal dan dinikmati banyak orang. Inilah jemaat yang misioner, kota yang di atas bukit sehingga banyak orang mengenal dan memuliakan Tuhan karena mereka. Injil memancar di seluruh wilayah Makedonia dan Akhaya (ayat 8-9). Paulus memuji jemaat Tesalonika. Namun, pujian Paulus ini tidak mutlak ditujukan kepada jemaat, untuk kemuliaan jemaat, karena tujuan pujian itu untuk kemuliaan nama Tuhan. Segala ucapan syukur hanya tertuju kepada Allah (ayat 1). Sikap Paulus ini memberikan pelajaran penting bagi kita: [1] Paulus menunjukkan sikap seorang hamba Tuhan yang begitu memperhatikan perkembangan jemaat Tuhan; [2] kita diajak untuk mengakui bahwa sedikit sekali pemimpin jemaat yang memberikan pujian kepada jemaat yang diasuhnya. Kita lebih sering mendengar kritikan tajam dan kecaman pedas, analisis semua kekurangan dan kelemahan secara gamblang. Tidak dapat disangkal bahwa tidak ada jemaat sempurna. Tetapi masih banyak potensi positif yang dimiliki oleh gereja sebagai tubuh Kristus. Tuhan telah mempergunakan gereja sebagai alat-Nya dan begitu banyak orang yang telah menikmati hasil karya gereja. Begitu banyak orang yang telah menikmati ketenangan dan kedamaian hati; menemukan oase di tengah-tengah padang pasir yang kering. Dengan tidak menutup mata terhadap semua kekurangan, adalah berdosa terhadap Roh Kudus kalau kita mengatakan sampai hari ini gereja tidak pernah berbuat apa-apa. Renungkan: Kelebihan gereja bukan terletak pada orang yang ada di dalamnya tetapi terletak pada Kristus kepala gereja. Oleh sebab itu sebagai pujian jemaat akhirnya harus bermuara kepada Tuhan. |
| (0.087983268421053) | (1Tim 1:12) |
(sh: Kasih karunia melahirkan syukur (Jumat, 7 Juni 2002)) Kasih karunia melahirkan syukurKasih karunia melahirkan syukur. Salah satu kualitas yang sering dijumpai pada tokoh-tokoh besar adalah kesadarannya yang tajam akan kelemahannya sendiri, dan tidak malu untuk mengakui kelemahan tersebut. Kualitas ini jugalah yang kita jumpai pada diri Paulus. Sebagai salah seorang rasul yang terkemuka, Paulus, yang dulunya bernama Saulus, mau mengakui latar belakang kelabunya. Ia pernah menjadi seorang ganas dan penganiaya jemaat Allah. Namun, Paulus tidak pernah berusaha menutup-nutupi hal ini. Nas ini hanyalah salah satu dari beberapa bagian suratnya, yang secara blak-blakan menyaksikan masa lalunya yang kelam (bdk. Gal. 1). Namun, ada hal lain yang perlu disimak dan dicermati dengan lebih mendalam. Di dalam nas ini, Paulus terus mengedepankan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatnya. Pengakuan atas masa lalu yang kelam tidak diikuti dengan membanggakan diri atas perubahan yang telah terjadi. Paulus mengakui bahwa Kristus Yesuslah yang menguatkannya, yang menganggapnya setia, serta memberikannya kepercayaan untuk terlibat dalam kegiatan pelayanan (ayat 12). Paulus mengakui bahwa semua yang terjadi semata-mata karena kasih karunia Tuhan itu telah dikaruniakan dengan limpah (ayat 13). Paulus mengakui bahwa Yesus telah mengasihani dirinya sebagai orang yang paling berdosa, dan telah menunjukkan kesabarannya (ayat 16). Ada ungkapan yang mengatakan: 'Gratia' (anugerah) selalu melahirkan 'Gratitude' (syukur). Inilah yang dilakukan Paulus. Setiap kali Paulus mengenang kembali jalan hidupnya, maka selalu akan timbul dalam hatinya penuh syukur, suatu doksologi/puji-pujian kepada Allah (ayat 17). Renungkan: Makin lama seseorang menjadi Kristen, makin besar kemungkinan datangnya godaan untuk menganggap keselamatan dan kasih karunia Tuhan sebagai upah yang pantas atas kesediaan orang itu mengikut Tuhan. Anggapan ini adalah penghinaan bagi kasih karunia dan anugerah Tuhan. Seharusnya, rentang waktu itu membuat Kristen makin hari makin takjub, makin bersyukur dan makin bertekad untuk melayani Allahnya. |
| (0.087983268421053) | (Tit 3:1) |
(sh: Orang Kristen: si pembuat amal sejati (Minggu, 30 September 2001)) Orang Kristen: si pembuat amal sejatiOrang Kristen: si pembuat amal sejati. Sanggupkah seorang melakukan amal dengan sempurna? Untuk menjawab ini kita perlu memahami apa itu amal? Menurut hemat saya, amal adalah solidaritas dan tanggung jawab moral yang diwujudkan melalui perbuatan baik, dimana seseorang atau sekelompok orang memperoleh 'keuntungan' tetapi tanpa harus membayar harga tertentu, dan pelaku amal juga tidak mengharapkan imbalan baik secara sadar maupun tidak. Kunci persoalan terletak pada keselamatan. Apabila seseorang belum diselamatkan, maka ia tidak mungkin berbuat amal. Karena amal yang diperbuatnya adalah demi keselamatannya, ini bersifat egosentris. Berbuat baik tetapi mengharapkan keuntungan pribadi menjadikan motivasi dari perbuatan itu tercemar. Status keberdosaan manusia (ayat 1:2; 3:3) tentu saja mempengaruhi amalnya. Seorang anak yang tangannya kotor dapat merapikan tempat tidurnya, tetapi apa yang terjadi? Rapi tapi kotor. Yang dibutuhkan di sini bukanlah semata-mata kemauan dan keterampilan untuk merapikan tempat tidur tetapi yang utama adalah pembersihan diri. Begitu pula dengan amal, jika dosa seseorang belum dibersihkan, maka pada hakikatnya akan menghasilkan amal yang cemar (ayat 1:15). Karena itu tidak akan ada amal yang murni tanpa dasar penebusan. Orang Kristen tidak lagi mengandalkan amal karena ia telah diselamatkan, sehingga amalnya tidak dicemari oleh egoisme, sebab tidak mengharapkan balasan. Dan karena ia telah dibenarkan (ayat 7), maka amal yang dihasilkan berdasarkan kasih. Karena tangan yang kotor telah dibersihkan untuk berbuat baik. Renungkan: Anda tidak dapat sungguh-sungguh berbuat baik sebelum diselamatkan, karena perbuatan baik hanya dapat dilakukan oleh seorang yang telah mengalami kasih Tuhan Yesus. Bacaan untuk Minggu ke-17 sesudah Pentakosta Lagu: Kidung Jemaat 398 PA 4 Titus 1:5-16 Dalam sebuah buku kumpulan kata-kata bijak ada kalimat yang mengatakan demikian: "Jika dalam suatu masyarakat ada keteraturan dan kedisiplinan, berarti aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat itu dilaksanakan dengan benar dan tepat. Sebaliknya, jika dalam suatu masyarakat terdapat kekacauan dan ketidak teraturan, berarti aturan yang berlaku disepelekan!" Jemaat Kristus harus hidup teratur karena itu perlu ada aturan. Dan untuk melaksanakan aturan-aturan tersebut harus ada pelaksana yang notabene adalah orang-orang yang memenuhi persyaratan-persyaratan yang sudah ditetapkan. Paulus menerapkan hal itu kepada jemaat Tuhan di Kreta karena Kristen belum hidup teratur. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Menurut Anda, bagaimanakah kondisi jemaat Tuhan di Kreta, sehingga membuat Paulus meninggalkan Titus di Kreta (ayat 12)? Apa tujuan Paulus melakukan hal itu (ayat 5)?
2. Dalam rangka mewujudkan keteraturan dan ketertiban hidup jemaat,
apa yang Paulus perintahkan kepada Titus untuk dilakukan?
Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh para penatua?
Sebutkan dan jelaskan mengapa syarat-syarat ini harus ada (ayat 3. Mengapa mereka diwajibkan hanya mempunyai satu isteri (ayat 6)? Menurut Anda, mengapa di beberapa gereja saat ini sudah ada penatua wanita? Apakah ini berarti melanggar persyaratan yang telah ditetapkan? Jelaskan jawaban Anda! 4. Menurut Anda, apakah persyaratan-persyaratan yang ditujukan kepada penatua jemaat di Kreta masih relevan untuk diterapkan saat ini? Persyaratan mana yang masih relevan dan mana yang tidak? Jelaskan! 5. Jika Anda mengamati para penatua di gereja Anda, sudah sesuaikah pribadi dan tingkah laku mereka dengan jabatan yang mereka emban? Jelaskan! 6. Jika Anda seorang penatua, mampukah Anda melakukan ayat 8-9? Perbuatan konkrit apakah yang akan Anda lakukan setelah mempelajari firman Tuhan pada hari ini? |
| (0.087983268421053) | (Ibr 2:5) |
(sh: Anugerah Keselamatan (Minggu, 3 Oktober 1999)) Anugerah KeselamatanAnugerah Keselamatan Kerelaan Yesus yang seketika lamanya menjadi lebih rendah dari malaikat dan bahkan menjadi sama dengan manusia, menderita, dan mati bukanlah suatu kekalahan! Tindakan Yesus ini justru adalah suatu kemenangan besar sepanjang sejarah alam. Ia mati namun bangkit lagi. Maut pun ditaklukkan-Nya. Semua ini semata-mata demi meneguhkan kuasa-Nya atas seluruh alam ciptaan termasuk maut, dan demi mewujudkan rencana-Nya yaitu agar manusia menerima anugerah keselamatan. Membuktikan kebenaran Injil. Kebenaran Injil dibuktikan Allah sendiri melalui Yesus Kristus yang diutus secara khusus ke dalam dunia. Yesus Kristus bukan hanya lebih tinggi dari para malaikat dan makhluk ciptaan lainnya. Ia juga lebih berkuasa atas segala kuasa jahat, yaitu Iblis dan maut. Kematian-Nya mematahkan maut dan Iblis; sebab Ia bangkit dari kematian. Maut tak dapat mempecudangi-Nya. Selanjutnya Allah mengutus Roh Kudus-Nya ke dalam setiap rasul dan hamba-hamba-Nya untuk memberitakan Injil-Nya dengan kuasa Ilahi-Nya. Di dalam Kristus terletak pengharapan kemenangan atas si jahat dan keselamatan yang kekal. Perjuangan Kristus. Mengorbankan harga diri dan nyawa, Yesus Kristus "habis- habisan" berjuang demi membuktikan kebenaran Injil dan menganugerahkan keselamatan bagi manusia. Karenanya, Kristen pun harus "habis-habisan" juga bagi Yesus Kristus. Artinya, kita harus menjadi pengikut Kristus secara utuh dan menyeluruh. Menjadi Kristen dalam hati, pikiran, dan perkataan. Menjadi Kristen di rumah, Kristen di kantor, Kristen di masyarakat, dan Kristen di negara. Renungkan: Menjadi Kristen harus berani menembus batas-batas ras, suku, etnis, dan golongan dengan sikap bijaksana dan terpuji. Doa: Ya Tuhan, jadikan aku Kristen yang militan agar aku dapat menjadi Kristen yang sungguh dan berjuang "habis-habisan" demi kemuliaan-Mu. Tolonglah aku ya Tuhan. |
| (0.087983268421053) | (Ibr 7:11) |
(sh: Karena Pelayanan-Nya Sempurna (Kamis, 29 Juni 2023)) Karena Pelayanan-Nya SempurnaPada bacaan sebelumnya, penulis Surat Ibrani telah memberikan argumen awal yang mendukung keunggulan keimaman Yesus atas semua imam besar Yahudi. Pada bacaan hari ini keunggulan itu dijabarkan dengan lebih lengkap. Kesempurnaan tidak dapat dicapai melalui keimaman suku Lewi yang mengikuti aturan Harun (11). Imam-imam Lewi (termasuk imam besar) masih dapat berdosa dan dipenuhi kelemahan (28). Durasi pelayanan mereka terbatas sesuai dengan usia mereka yang terbatas (23). Untuk dapat mencapai kesempurnaan, diperlukan model keimaman yang lain, yang bebas dari dosa dan tidak terbatas waktu. Yesus adalah Imam Besar yang memenuhi aturan Melkisedek (15-16). Ia kudus dan kekal. Karena itu, Ia sanggup menyelamatkan semua orang percaya dari segala zaman (24-25). Firman hari ini mengajak kita merenungkan keterbatasan dari setiap pelayanan manusia. Para hamba Tuhan harus menyadari betapa fana dan terbatasnya pelayanan mereka. Sesungguhnya, tidak ada pendeta, penginjil, penatua, atau diaken yang dapat mencapai standar Allah. Jangan kita merasa hebat! Meski jangkauan pelayanan kita sampai ke level internasional, kemampuan finansial gereja kita kuat, dan pengetahuan kita teruji secara akademis, pelayanan kita tetap mengandung kelemahan dan kekurangan. Kenyataan ini seharusnya membuat semua hamba Tuhan merasa "miskin" di hadapan Allah (Mat. 5:3). Di sisi lain, kebenaran bahwa Kristus adalah Imam Besar di surga melambungkan kepercayaan diri hamba Tuhan. Pelayanan-Nya yang sempurna menutupi pelayanan kita yang tidak sempurna. Meski kita penuh kelemahan dan kekurangan, Tuhan berkenan memakai kita. Meski belum menghasilkan buah, Ia akan terus menguatkan dan memampukan kita. Masihkah kita beralasan untuk bersyukur? Marilah bersyukur untuk setiap pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita. Ini bukan soal hebatnya pelayanan siapa, tetapi hebatnya Tuhan yang berada di balik setiap pelayanan kita. [PHM] |
| (0.087983268421053) | (Ibr 10:19) |
(sh: Kekudusan dalam Kekristenan (Rabu, 3 Mei 2000)) Kekudusan dalam KekristenanKekudusan dalam Kekristenan. Kekristenan bukanlah suatu teori namun kebenaran yang aplikatif. Karena itu iman kristen dipraktekkan dan diekspresikan secara verbal. Kebenaran itu harus dihidupi bukan hanya secara apa yang nampak namun juga secara apa yang tidak nampak, yaitu kehidupan batin manusia. Demikian juga kekudusan Kristen bukanlah bersifat mistis ataupun magis, atau yang membuat Kristen menjadi manusia yang hidup dengan dirinya sendiri dan terpisah dari dunia, atau kekudusan yang menekankan kepada manusia batiniah saja, namun kekudusan yang komprehensif meliputi seluruh kehidupan manusia, dinamis, dan kooperatif. Karya penebusan Kristus yang menguduskan manusia harus dihidupi dan diwujudnyatakan dalam kehidupan Kristen secara individu maupun komunitas. Oleh karena darah Kristus, Kristen mempunyai hak istimewa untuk menghampiri takhta Allah dengan penuh keberanian. Tidak ada lagi dosa yang menghambat. Tidak diperlukan lagi prosesi ataupun upacara yang bertele-tele untuk menghadap Allah, karena Kristen adalah umat yang kudus di hadapan Allah. Kekudusan itu harus dimanifestasikan melalui hati yang tulus dan keyakinan iman yang teguh ketika menghadap takhta Allah. Ini berarti kekudusan Kristen meliputi hati dan pikiran, ketulusan dan iman, perasaan dan logika. Di samping itu, Kristen yang kudus harus berpegang teguh pada pengakuan tentang pengharapan Kristen. Kristen harus selalu memandang kepada Kristus yang berdiri di sebelah kanan Allah, sebagai Imam Besar. Kristen janganlah mudah terombang-ambing oleh berbagai isu yang seringkali menggoncangkan imannya. Ia yang menjanjikan adalah setia sehingga apa pun yang terjadi dalam kehidupan Kristen di dunia, yakinlah bahwa Kristen akan tetap sampai kepada takhta Allah yang kudus. Berarti kekudusan meliputi ketekunan dan kesetiaan. Setelah kehidupan yang tidak kasat mata secara individual, Kristen harus menghidupi kebenaran Kristen secara komunitas, melawan dosa, Iblis, dan pencobaan. Kekudusan Kristen termanifestasikan ketika mereka berbagi hidup dengan yang lain, memberi, dan menerima dorongan, mendorong satu dengan yang lain dalam kasih dan perbuatan baik (24). Renungkan: Janganlah mencoba menjadi Kristen yang individual. Allah memberikan gereja untuk saling mendukung dan saling membantu. |


