Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 681 - 700 dari 2974 ayat untuk greek:para (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.287853296875) (Bil 3:8) (ende)

Kaum Levita sebagai pengganti dan sebagai wakil suku-suku lain mengurus kemah sutji (bdk. aj. 12-13;44-45)(Bil 3:12-13,44-45). Namun demikian kaum Levita tidak menjelenggarakan ibadah (kurban) sendiri, jang merupakan keistimewaan para imam, turunan Harun.

(0.287853296875) (Bil 11:16) (ende)

Jahwe sendiri akan menundjukkan pembantu-pembantu Musa, meskipun orang itu dipilih diantara orang jang sudah berwenang. Pimpinan tetap tinggal pada Musa, tapi sebagian dari "roh ilahinja" diberikan kepada para pembantu. Roh ilahi itu ialah daja-anugerah ilahi jang membuat orang sanggup untuk menunaikan tugas pada umat Jahwe. Dia jang tetap pemimpin jang sesungguhnja.

(0.287853296875) (Bil 19:1) (ende)

Upatjara membuat "air sutji" ini tidak meninggalkan bekasnja dalam Kitab Sutji. Air pentahiran itu tidak pernah disebut (ketjuali Tj.Dj. 31:32)(Bil 31:32). Kiranja adat ini berasal dari agama kafir dan tachajul. Tetapi diambil alih oleh perundangan para imam dengan dibuatnja kurban penebus dosa (aj. 9)(Bil 19:9).

(0.287853296875) (Ul 7:1) (ende)

Disini dan dalam banjak naskah-naskah lainnja, jang mentjeritakan tentang pendudukan negeri Israel, didjelaskan bahwa negeri itu merupakan anugerah dari Jahwe. Hal itu terdjadi berdasarkan djandji kepada para leluhur, bukan karena keunggulan tentara Israel.

Penduduk kuno Kanaan dihitung menurut daftar tradisionil. Kaum Jebusi adalah penduduk kuno Jerusalem.

(0.287853296875) (Ul 13:4) (ende)

Kekuasaan Wahju Allah kepada bangsa Israel dan kekuasaan perintah-perintahnja mendjadi dasar bagi tingkah-laku manusia mendjadi norma bagi semua utjapan dan gerakan para nabi selandjutnja. Nubuat jang palsu dan adjaran sesat jang mengaku berdasarkan wahju Allah itu merupakan bahaja bagi iman umat; karenanja maka ada sikap jang sangat keras terhadap kaum penjebar adjaran sesat.

(0.287853296875) (Ul 21:10) (ende)

Kebiasaan-kebiasaan jang dilukiskan nampak untuk menundjukkan sikap mendjauhi hidup dan lingkungan hidup jang terdahulu. Keseluruhannjapun djuga menundjukkan sikap jang lebih berperikemanusiaan terhadap para tawanan perang dan kaum wanita. Wanita-wanita sematjam itu mempunjai hak untuk didjadikan isteri dalam arti jang penuh.

(0.287853296875) (Ul 33:13) (ende)

Berkat keluarga Jusuf bersama-sama dengan berkat kaum Levi merupakan bagian jang terpandjang didalam naskah kita ini. Suku-suku Jusuf adalah jang paling berpengaruh dan disini pulalah tradisi kuno bangsa Israil hidup paling kuat. Mungkin ajat 15 (Kel 33:15) menundjukkan kepada daerah tempat tinggal para bangsa-bangsa didjaman kuno. (Bdk. Kej 49:22 sld).

(0.287853296875) (Yos 22:9) (ende)

Kisah ini bersandarkan anggapan, bahwa di Israil hanja boleh ada satu tempat sutji pusat. Rupa2nja peristiwa2 itu terdjadi djaman para Hakim dan disadur sedikit oleh si penjusun menurut anggapan, jang baru dikemudian hari muntjul. Aselinja berakar pada anggapan, bahwa diluar negeri Kena'an, wilajah Jahwe, orang tidak dapat memudja Jahwe semestinja (aj. 19)(Yos 22:19).

(0.287853296875) (Hak 2:6) (ende)

Pendahuluan jang kedua ini memberi keterangan, mengapa sedjarah Israil pada djaman para Hakim demikian malangnja. Israil tak setia pada Jahwe, maka ia mesti dihukum. Karena pertobatannja lalu tidak sungguh2, maka jang sama terus diulang sadja, meskipun Jahwe tempo2 menolong dan menjelamatkan.

(0.287853296875) (Hak 5:1) (ende)

Lagu ini setjara puetis menggambarkan peristiwa jang ditjeritakan fasal 4(Hak 4). Njanjian ini kuno sekali dan ditjiptakan segera setelah peristiwa terdjadi. Karena bahasanja jang kolot, susunannja jang aneh dll., lagu ini sukar untuk diartikan dan diterdjemahkan disana-sini. Para ahli berusaha membuatnja lebih terang dengan memperbaiki banjak kata. Meskipun njanjian itu ditaruh dalam mulut Debora dan Barak sendiri, tetapi mereka pentjiptanja.

(0.287853296875) (Rut 1:1) (ende)

RUT

PENDAHULUAN

Salah satu kisah jang amat menarik dari Perdjandjian Lama tersedia bagi kita dalam kitab ketjil tersendiri, jang dinamakan menurut tokoh utamanja, Rut. Semua sependapat, bahwa kisah tersebut merupakan suatu permata sni tjerita Israil, dengan pelukisan watak jang tadjam, penggambaran dan pertjakapan jang hidup, ketegangan dramatis, tanpa mendjadi ketegangan jang ber-lebih2an dan sensasi.

Dalam Kitab Sutji Hibrani kitab ketjil tersebut termasuk dalam apa jang disebut “Ketubim” dan mendjadi bagian dari kelima “Megillot”. Jakni kitab2 ketjil, jang dibatjakan selama ibadah pada perajaan2 besar Israil: Madah Agung pada perajaan Paska, Lagu Ratap pada peringatan tahunan runtuhnja Jerusjalem, Pengchotbah pada perajaan pondok daun2, Ester pada perajan Purim, sedang Rut dichususkan untuk perajaan Pentekosta, perajaan panen, karena didalamnja diutarakan pula panen djelai. Tetapi dalam terdjemahan2 Junani dan Latin kuno kitab Rut ditempatkan sedudah kitab para Hakim, dan pengaran2 kono pun menjebutkan, bahwa memang itulah tempatnja. Makanja banjak ahli memandang kitab ketjil itu sebagai tambahan ketiga pada kitab para Hakim. Namun tempat aselinja sukarlah ditentukan dengan pasti. Dalam terdjemahan2 kuno kitab itu dapat digandingkan dengan kitab para Hakim, karena kisahnja berlangsung didjaman para Hakim (1, 1); sedangkan sebaliknja dalam daftar Hibrani kitab2 sutji mungkin digolongkan dalam Ketubim untuk keperluan ibadah.

Kisahnja agak sederhana susunannja. Suatu keluarga ketjil di Juda terpaksa mengungsi karena kelaparan kewilajah Moab. Dua anaknja, jakni Mahlon dan Kiljon, memperisteri dua wanita Moab, ‘Orpa dan Rut. Tetapi dalam perantauan jang lama itu keluarga tersebut mendapat pertjobaan jang berat. Bapak keluarga, Elimelek, meninggal dan djuga kedua anaknja. Demikianlah djanda Na’omi tertinggal bersama dengan kedua menantu perempuannja jang tak beranak. Beberapa waktu kemudian ia mau pulang ketanahairnja. Kedua menantu perempuannja ingin ikut sertanja. Tetapi Na’omi mendesak, supaja mereka kembali sadja. ‘Orpa menjetudjuinja, tetapi Rut bersikeras hati. Setibanja di Betlehem, Rut berusaha mentjari penghidupannja dnegan memungut sisa2 gandum diladang, seperti orang2 miskin lainnja. Kebetulan ia berada diladang seorang bernama Bo’az. Bo’az sudah mendengan tentang kelakuang Rut jang terpudji itu dan oleh karenanja memperlakukannja dengan sangat murah hati. Ternjatalah Bo’as itu masih sanak Na’omi. Adapun Na’omi mau mendjual sebidang tanah, milik suaminja jang telah meninggal, tetapi menurut undang2 milik-pusaka tersebut harus tetap tinggal dikalangan kaum kerabat. Dari sebab itu Rut didorongnja, untuk mengusahakan, supaja Bo’az membeli tanah itu dan mengawini Rut, sehingga Elimelek mendapat keturunan dan tanah itu tetap mendjadi milik lekuarganja sendiri. Sebab anak jang mungkin akan dilahirkan dari Bo’az dan Rut menurut hukum mendjadi tjutju Elimelek. Usaha ini berhasil. Bo’az tidak enggan menerima usul itu. Tetapi masih ada sanak lain, jang lebih berhak atasnja. Didalam himpunan rakjat dipintugerbang kota soal itu dikemukakan oleh Bo’az. Sanak tadi tidak mau mengawini Rut dan oleh karenanja melepaskan hak2nja demi untuk Bo’az. Maka Bo’az mengawini Rut dan dari perkawinan itu lahirlah mojang radja Dawud.

Dalam kisah itu Bo’az tampil sebagai “penebus” dan oleh karenanja ia mengawini Rut. Fungsi penebus itu agak luas dan berdasarkan hubungan darah. Jang paling dekat hubungan darahnja harus “menebus’sanaknja, entah ia djatuh dalam perbudakan, entah ia terantjam kisas, hal mana lalu ditebus, entah milik kerabat itu hendak djatuh kedalam tangan oralng lain dan oleh karenanja harus dibeli oleh si “penebus”. Adapun istilah “penebus” ini djuga diambil-alih dalam bidang keigamaan; maknanja Jahwe “menebus” umatNja dari perbudakan dan dari musuh2nja. Fungsi “penebus” tidak mengandung kewadjiban untuk kawin, sehingga perkawinan antara Bo’az dan Rut tidak merupakan menggantikan-tikar, seperti jang tertera dalam Taurat (Ul. 25, 5-10). Diluar kitab Rut tidak terdapat tjontoh satupun dari perkawinan sedemikian itu didalam Perdjandjian Lama. Mungkinlah kita bersua dengan adat lama, agaknja adat setempat, jang tidak sampai dimasukkan dalam kodifikasi resmi perundangan Israil. Dari kitab Rut itu sendiri njatalah, bahwa Bo’az tidak begitu wadjib melainkan berhak, demi fungsinja sebagai penebus, untuk mengawini Rut.

Apa jang mendjadi maksud dan pokok adjaran kitab Rut, sudah djelaslah pada pembatjaan selintas-pintas. Kitab rut adalah madah pudjian atas “kesetiaan kaum kerabat” baik dari pihak Rut maupun dari pihak Bo’az. Dan dikalangan orang2 Israil jang mursjid – Rut sudah dimasukkan kedalam umat Jahwe – hal itu didasarkan atas kejakinan agama. Dalam seluruh kitab tersebut Jahwe membimbing kedjadian2 dan djuga perkawinan antara Bo’az dan Rut. Kesetiaan aum kerabat atas dasar keigamaan itu merupakan adjaran tetap kitab tersebut dan dalam diri Rut dipudjilah Ibu Al Masih (Mt. 1, 5) sebagai wanita jang dalam rasa keigamaannja dan mursjid, kendati asal kafirnja. Ada jang menjelipkan maksud2 lain pada kitab ketjil itu. Beberapa ahli mengemukakan adanja ketjondongan politis didalamnja, se-akan2 kisah itu hendak menjundjukkan, bahwa Dawud mempunjai hak atas daerah Efraim demi asal-usulnja. Hanjalah sajangnja, menurut kitab itu Elimelek bukannja dari suku Efraim melainkan dari marga Efrata di Juda. Ada pula ahli2 lain menganggap kitab ketjil itu suatu polemik lawan rigorisme dan eksklusivisme Esra, jang bertindak keras terhadap perkawinan2 tjampuran (Esr. 9; 10; Neh. 13, 1-3. 23-27) dan menutup rapat pintu masuk Israil terhadap orang2 kafir. Kisah Rut, kata mereka, mewakili pendirian lain jang tidak begitu rigoristis dan lebih universalistis. Tanpa memilih pendirian terntentu, sangat sulitlah untuk menemukan kembali ketjondongan2 sedemikian itu dalam kitab tersebut. Achirnja kitab itu hanjalah suatu pudjian atas kebadjikan Rut dan Bo’az; maksud besar lain tidak perlu di-hubung2kan dengan kisah jang amat sederhana itu. Bahwa menurut kenjataannja kitab itu merupakan pudjian atas wangsa Dawud, kiranja tak perlu diartikan, bahwa itulah jang dimaksudkan; meskipun al itu mungkin mendjadi sebabnja kitab itu tetap terpelihara, dan utnuk kegunaan itu mungkin djuga silsilah Dawud ditambahkan kepada kitab itu.

Bila tepatnja kitab itu ditulis, tidak mudahlah ditentukan . mereka jang menganggapnja sebagai polemik lawan Esra, dengan sendirinja menempeatkannja pada djaman sesudah pembuangan, tidak lama sebelum ataupun didalam masa Esra-Nehemia. Tambahan pula mereka mengemukakaan bahasa, jang dipakai dalam kitab itu, jaitu bahasa Hibrani dari djaman belakangan jang sudah mendapat pengaruh kuat dari bahasa Aram. Tetapi semua argumen itu tidak dapat menjakinkan. Diatas sudh disebutkan, bahwa polemik itu tidak ada. Dan mengenai bahasanja, memang bahasa jang dipengaruhi bahasa Aram, tetapi didjaman radja2pun bahasa Aram sudah digunakan dan mempunjai pengaruhnja. Tambahan lagi hendaknja diingat, bahwa dalam peredaran djaman kitab itu disesuaikan dnegna bahasa jang berlaku. Beberapa ahli beranggapan, bahwa bahasa Hibrani kitab Rut tidak kalah dengan bahasa Hibrani kitab2 Sjemuel dan Radja2. sebaliknjapun kitab itu sendiri tidak memberikan banjak petundjuk, untuk menanggalkannja dengan teliti. Dari 1,1 njatalah, bahwa djaman para Hakim sudah lewat. Tjatatan 4, 7 – djika ini bukan tambahan – kemudian – mengandaikan, bahwa kisah itu terdjadi djauh kemudin daripada masa kedjadiannja. Karena djaman para Hakim itu berlangsung hingga ke Sjaul (sekitar th. 1030), maka tentulah kitab itu ditulis sesudahnja. Silsilah jang menguntji kitab itu sampai kepada Dawud. Djadi, se-tidak2nja dalam bentuknja jang sekarang ini, kitab itu tertanggal sesudah Dawud. Tetapi lalu tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa kitab itu tjaja silsilah itu diteruskan. Tokoh Dawud kan tjukup besar, untuk merupakan kuntjinja. Karena kitab itu njatanja tidak mengenal undang Deuteromium 23, 3, jang melarang orang2 Moab dimasukkan kedalam djemaah Israil, dan lagi perkawinan Bo’az tidak persis tjotjok dengan undang2 tentang menggantikan tikar, kiranja orang dapat memutuskan, bahwa kitab itu terdjadi sebelum undang2 tadi berlaku umum, djadi sebelum penerimaan umum Kitab Ulangtutur dalam th. 621. djadi dapat dikata, sangat boleh djadi kitab Rut itu ditulis antara th. 900 dan 600. Menentukan lebih landjut, tidak dapat, tanpa djatuh dalam hipotese2 jang agak mengawang.

Itupun berlaku pula tentang pengarang kitab ketjil tersebut. Tradisi Jahudi menjebut2 Sjemuel. Tetapi hal ini terlalu didasarkan atas pemikiran theologis, untuk dipandang sebagai keterangan jang boleh dipertjaja. Nama2 lainpun tak dapat dikemukakan. Tentang sipengarang hanja dapat dikata, bahwa agaknja ia bukan dari kalangan levita atau imam, sebab tidak nampak sedikitpun perhatian chas kepada hal2, jang mendjadi perhatian kalangan2 tersebut. Hanja dapat dikatakan bahwa si penulis adalah orang jang dalam rasa keigamaannja dan dari kalangan awam.

Persoalan terachir ialah apa kitab Rut itu menjadjikan suatu chajalan sastera belaka ataukah peristiwa sedjarah. Pada dirinja chajalan sastera dalam Kitab Sutji dapat diterima, seperti misalnja kitab Jonas. Tetapi ini harus dibuktikan dalam tiap2 hal tersendiri. Beberapa ahli suka menamakan kitab Rut itu sebuah “novel” dengan maksud untuk pembinaan. Tetapi ini harus dibuktikan. Dikemukakanlah tjorak simbolis nama2, jang terdapat dalam kitab itu (Mahlon, Kiljon, Na’omi, ‘Orpa, Rut dan Bo’az) dan jang agaknja didasarkan atas kedjadian2 jang dikisahkan. Simbolik ini memang sangat mungkin, tetapi djanganlah lalu ditraik kesimpulan2 jang terlalu djauh daripadanja. Boleh djadi didalam tradisi, atau mungkin djuga oleh si pengarang kisah sendiri, nama2 tadi diberikan kepada orang2 jang sungguh pernah ada atas dasar hal-ihwal jang njata. Kenjataan bahwa Dawud (I Sjem. 22, 3-4) ada hubungan2nja dengan Moab, didjelaskan dengan hubungan kerabat, seperti jang dikemukakan dalam kitab Rut. Dari sebab itu tentulah ada dasar sedjarahnja bagi kisah itu. Sampai kemana perintjian2nja dan bagian2 ketjilnja itu historis adanja, sukarlah ditentukan dengan keterangan2 jang tersedia.

(0.287853296875) (1Taw 13:1) (ende)

Kitab Tawarich suka menitikberatkan, bahwa radja2 jang baik, wakil Jahwe sadja, bermusjawarat dengan para pemimpin dan seluruh rakjat, jaitu umat Jahwe, sebelum mengambil suatu keputusan atau bertindak. Sebangsa "demokrasi", jang berakar dalam pendirian keigamaan. Sebenarnja radja2 Israil seringkali djauh dari "demokrasi", melainkan sangat otoriter.

(0.287853296875) (Mzm 11:5) (ende)

"angin ribut" ialah angin panas dari gurun pasir jang mengeringkan semuanja dan amat ditakuti orang.

"bagian pialanja" berarti: nasibnja. Piala itu adalah entah piala jang digunakan untuk membuang undi entah piala jang pada perdjamuan disampaikan oleh tuan rumah kepada para tamu, supaja masing2 minum daripadanja.

(0.287853296875) (Yes 8:19) (ende)

Ajat ini agak sukar diartikan. Bagian terachir mungkin djawaban jang harus diberikan para tjanterik nabi kepada mereka jang mengadjak untuk menanjai jang berilmu wasitah. Djawaban itu memang edjekan sadja. Orang menghadap tjanterik Jesaja oleh sebab ia sendiri berdiam diri (aj.16)(Yes 8:16).

(0.287853296875) (Yes 8:20) (ende)

Ajat inipun sukar untuk dimengerti. Kiranja naskah Hibrani rusak. Terdjemahan2 kuno tidak menolong sedikitpun.

Keterangan dan kesaksian ialah wahju kenabian jang harus didengar para tjanterik. Kepada rakjat mereka harus mengatakan seperti jang dikatakan aj. 17(Yes 8:17) dan tidak boleh menjiarkan wahju kenabian. Kalau mereka menjiarkannja, maka akan dihukum.

(0.287853296875) (Yes 33:7) (ende)

Nubuat itu menggambarkan tjampur tangan Allah setjara adjaib. Ada ahli2 jang menggandingkan teks ini dengan utusan jang dikirim radja Hizkia ke radja Sanherib di Lakisj th. 711 untuk menaklukkan diri. Tapi Sanherib toh menjerbu di Juda. Waktu utusan Hizkia kembali, maka Jesaja membawakan nubuat ini. Kelitjikan politik Hizkia diketjewakan, tapi Jahwe akan menjelamatkan.

(0.287853296875) (Yes 34:1) (ende)

Nubuat ini melukiskan achir djaman. Jahwe memerangi bangsa2 kafir,chususnja Edom, para musuh umatNja. Teks ini agaknja tidak ada pada tempatnja disini, tapi harus dihubungkan dengan pasal 24-27(Yes 24-27) atau dengan pasal 44-46(Yes 44:1-46:13).

(0.287853296875) (Yes 42:5) (ende)

Para ahli ber-debat2 apakah ajat2 ini termasuk kedalam lagu hamba Jahwe atau tidak. Menurut ahli2 tertentu nubuat ini mengenai Cyrus (aj.6)(Yes 42:6). Djika aj. 5(Yes 42:6) ditinggalkan, maka Yes 42:4 dilandjutkan Yes 42:6.

(0.287853296875) (Yer 40:1) (ende)

Agaknja Jeremia, jang telah dilepaskan (Yer 39:14), karena kekeliruan ditangkap kembali dan dibawa ke Rama, tempat para tawanan dikumpulkan untuk diangkut ke Babel. Sabda Allah, jang disindir disini, sesungguhnja tidak muntjul dalam teksnja. Baru dalam Yer 42:7 suatu sabda Allah terdapat. Rupa2nja djudul Yer 40:1 ini mengenai seluruh kisah jang termuat dalam pasal 40-44.

(0.287853296875) (Yer 50:1) (ende)

Nabi Jeremia pasti mengutjap nubuat2 lawan Babel (Yer 51:59-64) tetapi umumnja para ahli sependapat, bahwa nubuat2 jang dikumpulkan disini, tidak diutjap Jeremia. Orang mengira, bahwa kemudian sekitar th. 538 dikarang, waktu keradjaan Babel sudah mendekat keruntuhannja. Nubuat2 ini memperbintjangkan dua pokok setjara bertjampurbaur, jakni kebinasaan Babel dan pembebasan umat Jahwe.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.42 detik
dipersembahkan oleh YLSA