Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 7001 - 7020 dari 9557 ayat untuk Allah [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.15445409310345) (1Yoh 4:13) (jerusalem: RohNya) Karunia ialah Roh Kudus dinubuatkan bagi zaman terakhir, Kis 2:17-21,33. Roh itu dicurahkan ke dalam hati, Rom 5:5+; 1Te 4:8, lalu menghasilkan kepastian mendalam mengenai apa yang diberitakan para rasul dari luar, 1Yo 5:6-7; bdk Kis 5:32. Yang dimaksudkan di sini ialah kenyataan bahwa orang yang percaya menjadi anak Allah, Rom 8:15-16; Gal 4:6.
(0.15445409310345) (Why 2:14) (jerusalem: ajaran Bileam) Menurut suatu tradisi Yahudi, bdk Bil 31:16, Bileam menasihatkan kepada Balak untuk dengan pertolongan anak-anak perempuan suku Moab membujuk umat Israel menyembah berhala, Bil 25:1-3
(0.15445409310345) (Kej 10:1) (sh: Dua jalur (Kamis, 13 Februari 2003))
Dua jalur

Dua jalur. Bagian ini kelanjutan dari keturunan Nuh. Perintah Allah untuk beranak cucu dan bertambah banyak terus dipenuhi. Silsilah yang disusun berdasarkan ketiga anak Nuh ini bukan silsilah yang sifatnya rasial, etnis, linguistik, atau teritorial, melainkan politis. Silsilah ini menunjukkan jaringan-jaringan hubungan pada waktu itu.

Pertama-tama keluarga Yafet sangat kurang dibahas (ayat 2-5). Kita bisa mengasumsikan bahwa tradisi yang ada pada waktu itu tidak memiliki banyak informasi tentang garis keturunan ini.

Kedua adalah keluarga Ham (ayat 6-20). Kanaan memiliki blok yang cukup besar di sini (ayat 15-19). Ada satu tokoh lagi yang perlu diperhatikan di sini, yaitu Nimrod (ayat 8-12). Nimrod adalah orang yang gagah perkasa. Kita memperhatikan bahwa setelah muncul nama ini dalam pasal 6, Allah kemudian menghukum bumi dengan air bah. Kemungkinan nama Nimrod berarti pemberontak. Bagian firman ini tetap menunjukkan bahwa dalam garis keturunan Ham terdapat para pemberontak, bukan orang gagah perkasa dalam pengertian positif, tetapi justru negatif. Sebagaimana telah kita lihat kemarin, penulis kitab Kejadian menaruh minat besar terhadap Kanaan yang dikaitkan dengan Ham. Silsilah ini lebih menunjukkan siapa kawan dan lawan dari bangsa Israel.

Ketiga adalah Sem yang langsung terkait dengan Abraham (ayat 21-31). Namun demikian, tidak ada perhatian khusus diberikan kepada bangsa Israel. Silsilah di sini hanya mengurutkan nama keluarga. Nanti baru pada 11:10-29 dinyatakan kekhususan dari keturunan Sem. Di sini kita berjumpa dengan nama Eber -- yang nanti akan menjadi kata Ibrani.

Sampai di sini perintah Allah untuk beranak cucu di pasal 1 terlihatlah perwujudannya. Namun, manusia harus tetap memilih dalam kehidupannya di lajur mana ia ingin hidup.

Renungkan: Meskipun hidup penuh nuansa abu-abu, Anda bisa memilih: menjadi pemberontak atau penurut di hadapan Allah!

(0.15445409310345) (Kej 17:1) (sh: Perjanjian Allah dan respons iman (Senin, 3 Mei 2004))
Perjanjian Allah dan respons iman

Perjanjian Allah dan respons iman. Tiga belas tahun menunggu, masih belum juga janji keturunan digenapi. Malah TUHAN datang lagi untuk meneguhkan janji-Nya. Kali ini dimulai dengan perintah, "Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela" (ayat 2).

Dalam penantian yang panjang itu Abram sekali lagi men-dapatkan peneguhan dan dituntut merespons dengan tepat. TUHAN mengubah nama Abram menjadi Abraham (= bapak bagi banyak ...; 5), dan Sarai menjadi Sara (= putri bangsawan; 15) sebagai tanda bahwa Abraham akan sungguh-sungguh melahirkan bangsa-bangsa (ayat 6), dan ada ikatan perjanjian kekal antara TUHAN dengan keturunan Abraham yang khusus (ayat 7), dan tanah Perjanjian itu akan menjadi milik mereka selamanya (ayat 8).

Dari pihak Abraham diharapkan respons berupa memberi diri disunat (ayat 9-14). Sunat merupakan upacara ritual penyucian untuk pernikahan. Dengan memberi diri disunat seseorang berjanji menjunjung tinggi kesucian pernikahan. Dalam konteks perjanjian ini, sunat adalah tanda perjanjian dari pihak Abraham dan keturunannya bahwa mereka akan memelihara kesucian hidup supaya layak dalam persekutuan dengan TUHAN.

Pada pasal 17 ini kata perjanjian diulang terus menerus (sebelas kali pada ayat 1-14) menunjukkan keseriusan TUHAN akan janji-Nya kepada Abraham. Seserius itu pula Abraham dituntut merespons dengan iman dan ketaatan.

Waktu Tuhan memang tidak sama dengan waktu kita. Tuhan memiliki bijaksana-Nya sendiri yang sering kita tidak mampu mengerti. Namun, dengan percaya bahwa Dia tidak pernah ingkar janji, kita patut merespons dengan iman dan ketaatan. Yaitu, taat untuk tetap setia dalam kekudusan dalam hidup ini, bertekun menantikan penggenapan janji Allah, tanah surgawi.

Untuk dilakukan: Ketaatan kepada Allah sebagai respons iman harus diwujudkan. Saya akan melakukan __________________ sebagaimana komitmen saya pada waktu lampau.

(0.15445409310345) (Kej 21:22) (sh: Menjadi berkat bagi orang lain (Selasa, 11 Mei 2004))
Menjadi berkat bagi orang lain

Menjadi berkat bagi orang lain. Perjumpaan orang lain dengan kita, seharusnya menjadi perjumpaannya dengan Yesus yang kita sembah, dan akhirnya ia diberkati! Namun yang sering terjadi, perjumpaan orang lain dengan kita justru menjadi batu sandungan baginya untuk berjumpa dengan Yesus!

Perjumpaan Abimelekh dengan Abraham (betapapun Abraham tidak bijaksana pada waktu itu) pada perikop terdahulu, menyebabkan Abimelekh bertemu dengan Allah. Kini perjumpaan itu dilanjutkan dengan ikatan perjanjian di antara mereka. Hal itu diadakan untuk memastikan masing-masing pihak saling peduli dan saling mengindahkan satu sama lainnya.

Di satu sisi perjanjian itu meredam kemungkinan pertikaian, perebutan tempat, dll. Hal itu ditegaskan misalnya dengan masing-masing memberikan tanda ikatan. Abimelekh telah memberikan tanahnya untuk ditinggali Abraham sebagai orang asing, sebagai gantinya Abraham memberikan domba dan lembunya kepada Abimelekh (ayat 27). Perdebatan mengenai sumur juga diselesaikan dengan persembahan tujuh anak domba betina langsung kepada ta-ngan Abimelekh dari tangan Abraham (ayat 28-30).

Di sisi lain, persahabatan yang diikat melalui perjanjian itu akan berdampak positif bagi Abimelekh, karena ia dapat belajar banyak dari kehidupan dan ibadah Abraham. Pertanyaannya, apakah kehidupan dan ibadah Abraham bisa diteladani Abimelekh dan membuatnya semakin mengenal Allah? Hanya oleh anugerah Abraham bisa menjadi berkat. Demikian pun, anugerah-Nya saja menentukan apakah Abimelekh akhirnya mengenal Allah.

Pertanyaan sekarang ditujukan kepada Anda! Dapatkah orang lain yang dekat dengan Anda melihat buah-buah iman sejati sehingga mereka menjadi orang yang diberkati Allah melalui diri Anda?

Doa: Tuhan, mohon tunjukkan hal-hal dalam diriku yang harus kutinggalkan, atau yang harus kuubah supaya aku tidak menjadi batu sandungan buat orang lain.

(0.15445409310345) (Kel 5:1) (sh: Ketika rintangan menghadang (Minggu, 3 April 2005))
Ketika rintangan menghadang

Ketika rintangan menghadang
Janji penyertaan Tuhan tidak serta merta membuat pelayanan berjalan mulus. Akan ada rintangan yang mencoba menghambat, bahkan menghentikan komitmen anak Tuhan.

Musa menghadap Firaun untuk meminta izin bagi Israel pergi ke padang gurun untuk beribadah (ayat 1). Firaun menolak permintaan itu sebab ia tidak mengenal Allah Israel (ayat 2). Mesir memiliki banyak dewa sehingga untuk apa pergi ke padang gurun menyembah Allah Israel? Firaun yakin bahwa dewa-dewi Mesir memiliki kuasa jauh lebih besar daripada yang dimiliki para allah bangsa lain, termasuk Allahnya Israel. Bagi Firaun perjalanan itu hanya membuang-buang waktu yang seharusnya dipakai untuk bekerja (ayat 3-5).

Sebagai jawaban atas permintaan Musa dan Harun itu, Firaun justru makin mempersulit keadaan orang Israel. Firaun meningkatkan pengawasan dengan ketat (ayat 6,12-13). Ia menekan rakyat Israel dengan cara menghilangkan bahan baku namun menuntut hasil yang sama dan kualitas kerja yang tidak berkurang sama sekali (ayat 7-8,10-11). Dengan memperlakukan orang Israel sedemikian kejam, berat, dan tidak manusiawi, Firaun berharap akan membuat harapan Israel untuk bebas pupus dan semangat mereka pergi menyembah Allah pudar (ayat 9). Firaun mengobarkan api diskriminasi antara mandor Mesir dan Israel sebagai suatu upaya memancing reaksi orang Israel supaya menganggap Musa dan Harunlah penyebab kesusahan ini sehingga bangsa Israel sendiri berbalik menyerang Musa dan Harun (ayat 14-21).

Keinginan kita untuk mencari Tuhan dan kehendak-Nya dapat dan sering dirintangi dengan berbagai alasan seperti: keadaan diri yang tidak memungkinkan, keluarga yang menghambat, acara lain yang lebih menarik atau keperluan lain yang lebih penting, dsb. Menghadapi situasi seperti ini seharusnya membuat kita semakin membulatkan tekad mencari Tuhan tak peduli apa pun yang terjadi.

Yang kulakukan: Prioritasku adalah mengikut Tuhan walaupun banyak tantangan.

(0.15445409310345) (Kel 39:32) (sh: Ibadah dan ketaatan (Minggu, 28 September 1997))
Ibadah dan ketaatan

Ibadah dan ketaatan
Akhirnya selesailah kemah suci itu. Umat Tuhan sudah melakukan dengan tepat semua yang Tuhan Allah perintahkan kepada Musa (ayat 42). Membangun Kemah Suci sesuai yang diperintahkan Tuhan, ternyata bukan pekerjaan yang mudah. Banyak sekali hal-hal kecil yang tidak bisa dianggap sepele, bahkan yang menuntut keahlian khusus yang tinggi dan langka. Ternyata Kemah Suci itu begitu rumit. Tetapi di situlah kita menemukan gambaran tentang keindahan ibadah, yaitu perjumpaan umat di hadapan Tuhan Allah mereka. Ternyata ibadah tidak bisa dibangun tanpa ketaatan dan ketelitian. Selain gedung gereja perlu dibangun dengan memperhatikan selera seni yang tinggi, lebih lagi hidup jemaat harus dibangun dengan ketaatan dan ketelitian yang tinggi.

Kemapanan. Kemah Suci sudah berdiri dengan segala keindahan dan keagungannya. Tetapi apakah kemah itu lalu menjadi lambang kemapanan yang statis? Selain sifat kemah yang sementara dan selalu siap untuk diusung, dipindahkan, demikian juga banyak perabotannya yang diberi pegangan dan kayu pengusung (ayat 35,39). Itu adalah lambang dari sifat Allah yang dinamis yang mengakibatkan umat-Nya pun akan selalu hidup dalam suasana ziarah mengiring Dia. Kemah ibadah bukanlah lambang kemapanan, tetapi harus selalu bergerak, selalu berjalan maju. Gereja sebagai sarana pewujudan Kerajaan-Nya di bumi ini, tidak boleh mapan dan statis. Gereja bukan tujuan tetapi sarana dan alat. Lebih lagi gedung gereja!

Renungkan: Ketika tiang awan dan tiang api kehadiran Allah bergerak memimpin, dengan mudah kemah suci itu dicabut, digulung, bergerak mengikuti pimpinan-Nya. Gesit, ringan, cekatan jugakah, program, anggaran, terutama sikap Gereja kita mengiringi Dia?

Doa: Jauhkan kami dari menjadi vested dan statis, ya Bapa. Mampukan kami memelihara sifat misioner dan visioner dalam mengembangkan ciri kegerejaan kami masa kini.

(0.15445409310345) (Im 4:1) (sh: Dosa yang tidak disengaja (Sabtu, 7 September 2002))
Dosa yang tidak disengaja

Dosa yang tidak disengaja. Sebagai umat yang tidak lepas dari dosa dan kesalahan, bangsa Israel dituntut untuk membawa kurban penghapus dosa dan salah, sebagaimana di jelaskan dalam pasal 4 dan 5.

Pasal 4:1-5:13 menjelaskan macam kurban pertama dari 2 macam kurban utama untuk tujuan ini, biasa disebut sebagai kurban penghapus dosa. Tujuannya adalah untuk memurnikan seseorang dari kesalahannya. Dua macam kurban penebus dosa dijelaskan di sini. Pertama, memakai lembu jantan muda, berumumr kira-kira 3 tahun (ayat 4:3-21). Kurban ini disajikan bila Imam besar atau bangsa Israel secara kolektif bersalah. Dalam prosesi penyajian, kurban dibawa masuk ketempat kudus. Ini menunjukan betapa seriusnya pelanggaran tersebut terhadap Allah dan tempat kudusNya. Yang unik lagi, hanya disini darah dipercikkan di dalam “tempat kudus”, bukan dalam pelataran (ayat 6). Tidak ada bagian kurban yang dimakan oleh imam. Kurban bakaran berfungsi untuk memadamkan murka Allah, dan pembakaran sisa kurban menyimbolkan penyingkiran ketidakmurnian.

Kedua, memakai kambing atau domba, namun kadang juga dapat memakai burung atau sajian. Kurban macam ini diharuskan apabila seorang Israel atau kepala suku tanpa sengaja melakukan tindakkan terlarang (ayat 4:22-35) atau gagal melaksanakan suatu tugas (ayat 5:1-13). Tujuannya adalah untuk memadamkan murka Allah dan untuk memberikan upah bagi para imam yang telah melayani umat.

Kita kemudia masuk kedalam kurban yang dimaksudkan untuk kesalahan karena tidak melakukan sesuatu atau melakukan sesuatu secara pasif (ayat 5:1-13). Kesalhan yang dijabarkan bervariasi, dan alternatif penyajian kurban juga disesuaikan dengan kemampuan ekonomisnya. Tidak ada alasan untuk tidak hidup kudus berdasarkan ketetapan Allah.

Renungkan: Untuk menjadi bangsa yang kudus, perhatikan apa yang harus kita lakukan dan apa yang tidak boleh kita lakukan. Ketidak pekaan terhadap dosa merupakan kebutaan yang membawa kita menuju kehancuran.

(0.15445409310345) (Im 7:22) (sh: Kurban dan kekudusan (Senin, 9 September 2002))
Kurban dan kekudusan

Kurban dan kekudusan. Larangan untuk memakan lemak dan daran kembali disampaikan. Perlu diketahui bahwa lemak yang dimaksud disini, sebagaimana yang dimaksud pula dalam 3:3-4, bukan sekadar lemak yang menempel dalam daging, tetapi lemak yang menyelubungi isi perut dan usus binatang. Lemak demikian harus dikhususkan bagi Tuhan semata, dan penggunaan lemak ini untuk keperluan yang lain dilarang dengan keras. Hal ini berlaku bukan hanya untuk binatang kurban, tetapi juga untuk semua binatang yang tahir. Darah dilarang untuk dikonsumsi di mana pun, kecuali darah ikan dan beberapa jenis serangga.

Selanjutnya, dalam ayat 28-34 penjelasan perintah tetang kurban salam. Berbeda dari kurban-kurban maha-kudus yang di jelaskan dalam 6:8-7:10, yang hanya dikerjakan oleh mereka yang memangku jabatan iman saja, bagian ini melibatkan orang-orang awam pula. Karena mereka yang bukan imam tidak boleh meletakan persembahan diatas mezbah, maka mereka diikut sertakan secara terbatas didalam persembahan-persembahan yang tidak termasuk jenis persembahan mahakudus. Dengan tangannya sendiri, seseorang mebawa kurban, dan bagian dada kurban menjadi persembahan unjukan bagi Allah. Lemaknya kemudian dibakar. Urutan prosedurnya penting untuk diperhatikan: imam harus mengambil dada dan paha kanan kurban setelah lemak dibakar dimezbah, karena lemak adalah bagian Tuhan (bdk. 1Sam. 2:15-17).

Bagian ini ditutup dengan suatu rangkuman (ayat 35-38). Bgaian Harun dan keturunannya telah dijelaskan. Bangsa Israel harus memperhatikannya dengan seksama. Demikian pula, ritus-ritus mengenai kurban-kurban telah digariskan. Tujuan dari semua ini adalah agar bangsa Israel beribadah kepada Allah dengan setia melalui pemberian kurban-kurban, menguduskan diri mereka.

Renungkan: Ketika anda mengambil keputusan untuk hidup kudus, Anda tidak dapat menjadi kudus dengan cara anda sendiri. Renungkan firmanNya setiap hari karena itu menyukakan hati Allah agar anda menjalani hidup sebagai ibadah yang berkenan dihadapan Allah.

(0.15445409310345) (Im 17:1) (sh: Cara yang kudus sebagai cerminan kekudusan Allah (Rabu, 18 September 2002))
Cara yang kudus sebagai cerminan kekudusan Allah

Cara yang kudus sebagai cerminan kekudusan Allah. Permainan politik yang kotor ternyata bukan hanya monopoli politikus negara, karena sering kali juga menjadi bagian dari kehidupan gereja dan pelayanan Kristen. Memang kedengarannya ganjil, namun sudah dimaklumi selama ribuan tahun sejarah gereja.

Tuhan memanggil Israel untuk mencerminkan kekudusan Allah pada setiap aspekdan kebiasaan hidup mereka sehari-hari. Gaya hidup Israel bukanlah ditentukan oleh selera dan keinginan mereka masing-masing, melainkan ditetapkan, diatur dan disesuaikan dengan hukum Tuhan. Tuhan menetapkan waktu dan tempat yang spesifik bagi perngorbanan, serta mengatur tata cara penyembelihan hewan selama mereka dipadang gurun. Baik untuk keperluan kurban ataupun konsumsi ruma tangga, Israel hanya diperbolehkan menyembelih hewan di kemah suci. Tujuan dari semuanya ini adalah untuk menghindarkan Israel dari praktek –praktek penyembahan dan pengobarnan yang dilakukan bagi dewa-dewa asing dengan cara yang tersembunyi (ayat 7).

Melalui pemahaman diatas, kita dapat mempelajari bahwa untuk mencerminkan kehidupan yang kudus di hadapan Allah, maka motivasi yang baik saja belumlah mencukupi. Tidaklah cukup jikalau seseorang dengan motivasi yang baik mencurahkan darah korban di luar Kemah suci, karena hal ini bukannya membuktikan penghormatan kepada Tuhan melainkan sebaiknya suatu perzinahan rohani. Itu merupakan suatu pelanggaran yang menyedihkan, karena selain diperhitungkan sebagai hutang darah (ayat 4), juga memiliki konsekwensi yang berat yaitu hukuman mati (ayat 9).

Tuhan menuntut kita untuk mencerminkan kekudusanNya dalam kehidupan sehari, bukan hanya melalui motivasi yang kudus, melainkan juga melalui cara yang kudus. Di hadapan Tuhan, tidak ada motivasi yang kudus tanpa penerapan cara-cara yang kudus.

Renungkan: Untuk membangun jemaatNya yang kudus, Tuhan tidak membutuhkan intrik-intrik dan cara-cara cemar. Singkirkanlah berbagai strategi kotor, kehidupan yang tidak sepadan dengan Tuhan dan penggunaan uang haram dari gereja dan pelayanan Anda !

(0.15445409310345) (Ul 5:22) (sh: Seruan serius dari Allah (Jumat, 2 Mei 2003))
Seruan serius dari Allah

Seruan serius dari Allah. Kitab Ulangan ini ditulis pada akhir masa pelayanan Musa, ketika ia berada di daerah Moab sebelum menyeberangi sungai Yordan dan akan segera menyerahkan kepemimpinannya kepada Yosua (ayat 1:5). Musa sebagai perantara yang telah dipilih untuk menyampaikan Firman Tuhan (ayat 23-27; 30-31) bertekad untuk mempersiapkan Israel memasuki Kanaan dengan mengingatkan mereka akan peristiwa khusus ketika perjanjian Tuhan diberikan.

Musa mengingatkan, bahwa pada saat itu mereka mendengar firman itu disampaikan dengan dahsyat: [1] yang secara langsung bersumber dari Tuhan; [2] berotoritas atas seluruh Israel; [3] dinyatakan dengan kemegahannya; [4] diberikan secara menyeluruh dan tuntas; serta [5] dituliskan dalam bentuknya yang stabil dan permanen (ayat 5:22). Pada peristiwa itu Israel takut dan menghormati Tuhan (ayat 23-26,28), serta berjanji untuk mendengar dan melakukan firman Tuhan (ayat 27). Namun, pada perjalanan selanjutnya mereka gagal. Sikap takut dan hormat hanyalah sesaat. Hal inilah yang mendorong Musa dengan setia menyuarakan jeritan hati Tuhan bagi kegagalan umat-Nya: "Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku, …" (ayat 29).

Inilah gambaran natur manusia berdosa yang dipanggil dalam komunitas milik Allah. Komitmen yang dibuat dengan sungguh-sungguh dan bersumber dari perasaan takut kepada Tuhan, dapat dengan cepat berubah dan terlupakan. Untuk memelihara kesetiaan tersebut diperlukan adanya abdi Allah yang dengan setia menyerukan jeritan hati Tuhan agar umat kembali berpegang dan berjalan sesuai dengan firman.

Renungkan: Semua kita masih harus berjuang melawan pencobaan dari luar dan kecenderungan dosa di dalam diri kita. Jangan ikuti dorongan hati atau ajakan apa pun bila tidak jelas apakah itu sesuai dengan firman-Nya.

(0.15445409310345) (Ul 26:16) (sh: Pembaharuan perjanjian (Kamis, 8 Juli 2004))
Pembaharuan perjanjian

Pembaharuan perjanjian. Sepasang suami istri merayakan pernikahan emas. Mereka meminta pendeta memberkati ulang pernikahan mereka dan mereka saling mengikrarkan janji sehidup semati lagi. Suatu kenyataan yang jarang dijumpai di dunia modern, di mana komitmen dan kesetiaan adalah langka.

Di akhir khotbah panjang Musa (pasal 12-26), Musa menantang umat Israel untuk mengikrarkan ulang komitmen mereka untuk setia kepada Tuhan, sama seperti ikrar orang tua mereka dengan TUHAN di Sinai empat puluh tahun silam (Kel. 19-24). Ayat 17 dapat diterjemahkan: "Hari ini engkau telah berjanji kepada TUHAN bahwa Ia akan menjadi Allahmu" berarti umat Israel merespons dengan berjanji untuk meng-Allah-kan TUHAN (Yahweh) dan bukan "yang lain" yang menjadi allah mereka, dan setia melaksanakan peraturan dan ketetapan-Nya. Respons Allah bagi umat Israel terdapat di ay. 18 yang dapat diterjemahkan: "Hari ini TUHAN telah berjanji bahwa Israel akan menjadi umat-Nya" ini berarti TUHAN pun mengikatkan diri-Nya ulang pada umat Israel, berjanji menjadikan mereka umat kesayangan-Nya, terpuji, ternama, terhormat, serta kudus demi hormat dan kemuliaan nama-Nya sendiri.

Agar umat Israel tidak melupakan ikatan perjanjian ini dan tetap setia maka setelah mereka menyeberangi sungai Yordan dan memasuki tanah Perjanjian, dibangunlah monumen berupa batu peringatan dan mezbah. Mereka menuliskan Taurat pada salah satu batu dan mengadakan persekutuan dengan mempersembahkan korban keselamatan (ayat 27:4-10). Monumen ini kelak diwujudkan di bawah kepemimpinan Yosua (Yosua 8:30-32).

Kita perlu mencari waktu di antara kesibukan pelayanan untuk berhenti sejenak, mengingat kembali kasih Allah yang sudah dinyatakan pada masa lampau. Lalu, dengan ucapan syukur mengikrarkan ulang komitmen kita untuk tetap setia kepada-Nya, sebagaimana Ia setia kepada kita.

Renungkan: Dengan mengingat kembali kesetiaan Tuhan di dalam hidup Anda mulailah memelihara hari-hari setia Anda kepada Tuhan, hari ini, esok, lusa, seterusnya hari lepas hari.

(0.15445409310345) (Rut 2:1) (sh: Asing di negeri sendiri (Minggu, 11 April 1999))
Asing di negeri sendiri

Asing di negeri sendiri. Setelah berada di Bethlehem, tidak pernah Naomi menceritakan kepada Rut bahwa ia masih memiliki keluarga bernama Boas. Boas adalah seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh. Ketika musim menuai tiba, Naomi menyuruh Rut mengumpulkan sisa-sisa gandum yang tertinggal di ladang milik Boas. Pada waktu itu berlaku tradisi yang memperkenankan orang-orang miskin memperoleh makanan dari sisa-sisa gandum di ladang. Tanpa mengenal lelah, Rut bekerja mengumpulkan sisa gandum dari pagi hingga sore hari.

Tak memanfaatkan hubungan saudara. Seandainya Naomi mau berterus terang tentang siapa Boas, pasti Rut tidak akan berlelah-lelah mengumpulkan sisa gandum di ladangnya. Namun itu tidak dilakukannya. Sama sekali tak terbersit keinginannya memanfaatkan hubungan saudara untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas. Dan demi memenuhi kebutuhan, mereka berdua bertekad untuk bekerja dan berusaha sendiri. Semangat dan tekad yang mereka tunjukkan hendaknya membangunkan kesadaran kita untuk tidak menuntut kemudahan dan fasilitas kenyamanan dari kedudukan "saudara" kita.

Berkat Tuhan diterima dengan penuh syukur. Rut adalah seorang yang ulet berusaha dan penuh semangat dalam bekerja. Sikap ini meyakinkan kita bahwa seandainya Naomi menceritakanpun itu tidak mempengaruhinya. Baginya, ketika keputusan diambil, ketika itu pula ia siap menghadapi segala kemungkinan, tanpa jaminan keamanan dan kenyamanan, yang akan dihadapinya di negeri orang. Bahkan ia tidak canggung ketika harus mengumpulkan sisa-sisa gandum. Semua itu dilakukannya dengan penuh syukur. Seseorang yang menyaksikan kebesaran, kedaulatan dan kehadiran Allah melalui sebuah keluarga, tanpa merasakan langsung, ternyata mampu memiliki semangat bersyukur yang luar biasa. Sikap Rut memberikan pelajaran berarti bagi hidup kekristenan kita. Selama ini kita menganggap bahwa hanya orang yang telah lama mengikut Kristus yang paling benar meresponi kasih Allah sedangkan Kristen baru harus lebih banyak belajar. Melalui Rut, anggapan itu musnah! Dia yang baru mengenal Allah telah mampu meresponi penuh syukur kebaikan Allah dalam hidupnya.

(0.15445409310345) (2Sam 12:1) (sh: Cerita, alat Allah (Jumat, 15 Agustus 2003))
Cerita, alat Allah

Cerita, alat Allah. Daud telah terbelit rentetan dosa-dosa: zinah, perencanaan pembunuhan, dusta. Dapatkah Anda menduga bagaimana akibat kondisi itu pada hati nurani Daud? Jika Anda ditugaskan Tuhan menegur orang dalam kondisi seperti Daud, apa yang akan Anda lakukan? Nasihat dan wejangan sering kali tidak dapat menembus hati yang keras dan pikiran yang buta. Natan beroleh hikmat Tuhan. Ia tidak berkhotbah, tidak menegur atau menuding, tetapi bercerita. Cerita itu berhasil memojokkan Daud ke posisi yang melibatkan pertimbangan kebenaran dan tanggung jawab.

Cerita itu tentang orang kaya dan orang miskin. Natan menggambarkan kehidupan gembala miskin, hidup sederhana dan memiliki hanya seekor anak domba. Ia memperlakukan domba itu seperti anak perempuannya sendiri. Celakanya, meskipun orang kaya itu memiliki banyak domba, saat ia memerlukan daging untuk makan siangnya, ia "mengambil" anak domba betina milik si miskin. Spontan Daud menyatakan bahwa orang kaya itu harus dihukum mati. Segera sesudah Daud mengungkapkan kemarahan dan tindakan yang harus diambil, Natan menempatkan Daud dalam kisah itu. Ia juga "merampas" Batsyeba, istri Uria itu (ayat 11:40). Natan menghardik Daud, dan menyampaikan firman Allah kepada Daud, suatu khotbah penghukuman. Allah mengucapkan sebuah kalimat yang sangat dramatis: Daud telah memiliki segala-galanya (ayat 8). Betapa bodohnya tindakan Daud!

Syukurlah, Daud sembuh dari kebutaannya. Ia berani mengaku salah. Ia masih sensitif terhadap dosa. Namun demikian, konflik dan pertumpahan darah tidak akan beranjak dari dinasti Daud. Akibat dari sebuah dosa terlalu berat untuk ditanggung!

Renungkan: Anda bisa saja marah dan menertawai Daud. Namun, mungkinkah Anda juga sedang dibutakan oleh dosa-dosa Anda? Jika Daud bisa berubah karena cara-cara Tuhan yang ajaib itu, Anda pun bisa!

(0.15445409310345) (1Raj 3:1) (sh: Tujuan Menghalalkan Prioritas (Sabtu, 29 Januari 2000))
Tujuan Menghalalkan Prioritas

Tujuan Menghalalkan Prioritas. Prioritas yang diambil dalam kehidupan seseorang sudah dapat menggambarkan kehidupan macam apakah yang akan dipunyainya kelak. Dengan kata lain penentuan prioritas adalah sangat vital bagi kehidupan seseorang. Dalam perikop ini kita bisa melihat bahwa prioritas yang diambil oleh Salomo merupakan preseden yang buruk walaupun karunia Allah tetap menyertainya.

Setelah tindakan pembersihan musuh-musuh dari dalam tahta dan pemerintahan Salomo menjadi kuat dan kokoh (2:13-46). Namun demikian, Salomo terus memprioritaskan untuk terus memperkokoh tahta dan pemerintahannya. Karena itulah seluruh keputusan dan tindakannya selalu bermotivasikan hal itu. Hubungan luar negeri yang baik penting untuk memperkokoh tahta karena itu ia menggalang aliansi dengan Mesir dengan menjadi menantunya. Lalu sesuai dengan 'kunci' yang diberikan Daud, Salomo juga menunjukkan kehidupan kerohanian yang indah di mana kasihnya kepada Tuhan dimanifestasikan lewat hidup yang taat kepada-Nya. Kemudian, menyadari bahwa ia mendapat tahta karena kasih karunia-Nya, ia masih sangat muda dan betapa kompleksnya memimpin bangsa yang besar, maka ia pun memprioritaskan untuk meminta hikmat untuk memimpin bangsa ini yang kemudian dengan sendirinya tahta dan pemerintahannya semakin kokoh.

Sangat jelas terlihat bahwa prioritas Salomo adalah campur aduk antara bergantung kepada keterlibatan Allah dan manusia sebagai faktor yang sama-sama dominan. Ia bergantung kepada manusia ketika menjalin aliansi dengan Mesir karena firman Allah telah melarangnya untuk mempunyai banyak istri (Ulangan 17:17) mengingat bahwa putri Firaun bukanlah istri pertama Salomo. Disamping itu ia juga melupakan kerohanian bangsanya karena mereka dan ia sendiri masih mempersembahkan di bukit-bukit pengorbanan. Walau kasih karunia Allah masih menyertai Salomo terbukti dengan dikabulkannya permohonan Salomo dan bahkan diberkati oleh banyak hal yang tidak ia minta, namun tindakan Salomo ini merupakan suatu awal yang buruk. Karena setelah itu Salomo cenderung mempunyai lebih banyak istri yang akhirnya membawa pada kehancurannya.

(0.15445409310345) (1Raj 7:27) (sh: Semangat Salomo (Senin, 7 Februari 2000))
Semangat Salomo

Semangat Salomo. Berdasarkan uraian yang diberikan, sulit bagi kita untuk membayangkan bentuk perkakas-perkakas itu secara detail, apalagi tentang fungsi dari perkakas itu dan makna segala ukiran, gambar dan hiasan yang terdapat pada setiap perkakas tersebut. Betapa sulitnya kita membayangkan bagaimana bentuknya, apalagi pembuatannya di zaman itu di mana ilmu dan teknologi belum berkembang seperrti saat ini. Karena itu diperlukan keahlian, ketrampilan, seni dan ketekunan yang tinggi dari pembuatannya. Salomo menyadari bahwa pekerjaan ini tidak ada seorang pun di Israel yang mampu, termasuk dirinya sebagai seorang yang terkenal paling berhikmat. Karena itu Salomo tak segan-segan memanggil Hiram seorang ahli membuat perkakas tembaga dari Tirus. Semua perkakas itu sangat indah, baik dari bentuk, bahan yang dipakai, perhiasan dan mutu pembuatannya.

Yang sangat menarik untuk kita renungkan di sini adalah kalau segala perkakas itu bisa dibuat dalam bentuk dan ornanem perhiasan yang lebih sederhana, mengapa harus dibuat sedemikian rumitnya sehingga orang Israel sendiri tidak mampu mengerjakannya. Selain itu, hal lain yang patut direnungkan adalah Salomo mempekerjakan Hiram seorang "kafir" untuk membantu penyelesaian amanat dari Allah. Dan ternyata Allah tidak mengajukan keberatan karena Hiram hanya sebatas mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan kepadanya (ayat 40). Tidak ada konsep atau pemikirannya sendiri yang dilaksanakan. Ini sangat penting karena berarti seluruh perkakas itu tidak ada yang mengandung unsur-unsur yang bisa membawa Israel kepda penyembahan berhala.

Salomo tidak mau setengah-setengah di dalam mengemban amanat yang diberikan Allah kepadanya. Inilah jawaban atas pertanyaan perenungan di atas. Karena dia memahami bahwa amanat yang ia terima itu merupakan suatu anugerah dan kepercayaan yang sangat besar yang diberikan TUHAN Allah kepadanya.

Renungkan: Berikan yang terbaik, jangan setengah-setengah, kerjakan dengan segala kemampuan dan modal yang Anda miliki, itulah semangat yang seharusnya mewarnai setiap pelayanan Kristus. Sebab jika kita saat ini mempunyai satu tugas baik kecil maupun besar, baik berat maupun ringan, baik nampaknya sangat penting atau tidak, tunaikan itu dengan semangat seperti Salomo

(0.15445409310345) (1Raj 22:1) (sh: Agama bagi Ahab dan Yosafat (Selasa, 14 Maret 2000))
Agama bagi Ahab dan Yosafat

Agama bagi Ahab dan Yosafat. Dalam kondisi zaman ini, agama tidak sekadar suatu kepercayaan pribadi, namun sudah dianggap sebagai suatu kekuatan yang mampu melegitimasi suatu tindakan radikal orang-orang tertentu yang mengatasnamakan agama. Sebagai contoh pembakaran rumah ibadah atau pelenyapan suatu etnis atau suku dalam suatu daerah tertentu, seringkali dibenarkan dengan memakai nama agama. Di satu sisi nampaknya orang-orang yang demikian begitu mengutamakan agama mereka. Namun di sisi lain mereka menggunakan agama untuk mengeksploitasi masyarakat dan sistem pemerintahan yang ada demi ambisi pribadi maupun golongan.

Inilah yang terjadi dalam kehidupan Ahab. Tiga tahun lamanya menikmati kedamaian dan ketenteraman dari Allah, tidak membuat Ahab menjadi seorang yang taat dan takut akan Tuhan. Justru perbuatannya semakin menjadi-jadi. Kalau dulu ia menyembah dan mempergunakan Baal bagi keuntungannya sendiri, kini ia berani mempergunakan bagi kepentingan politik dan ambisi pribadi. Ia merasa telah ditipu oleh Benhadad, raja Aram, karena setelah tiga tahun, kota Ramot-Gilead tidak dikembalikan kepadanya (ingat 19:34). Karena itulah ia berniat menyerang dan merebutnya dengan meminta bantuan Yosafat. Ketika Yosafat mengusulkan untuk menanyakan kehendak Allah, Ahab sudah mempersiapkan 400 nabi dalam waktu singkat dan semuanya memberikan jawaban yang mendukung Ahab. Ia nampak begitu rohani, karena rencananya sudah disetujui oleh Allah melalui 400 nabi. Ia mempergunakan agama untuk melegitimasi tindakannya.

Yosafat tidak terkecoh dengan tindakan Ahab. Ia sungguh membutuhkan nabi yang dari TUHAN. Muncullah Mikha yang menyatakan kehendak Allah yaitu Ahab akan maju berperang dan akan ditimpa malapetaka. Ahab tidak menyukai Mikha karena ia tidak pernah mendukungnya, justru selalu menubuatkan malapetaka baginya. Jelas sudah bahwa Ahab tidak sungguh mencari kebenaran agama bagi setiap gerak kehidupan pribadinya. Sebaliknya kekuasaan yang ia miliki, membuat dia mempergunakan agama bagi kepentingan pribadi.

Renungkan: Hati-hatilah agar tidak tergelincir seperti Ahab. Kita cenderung mempergunakan agama sebagai suatu kedok dan legitimasi setiap tindakan kita, karena kekuasaan materi.

(0.15445409310345) (2Raj 1:1) (sh: Akibat bersandar pada yang bukan Tuhan (Minggu, 1 Mei 2005))
Akibat bersandar pada yang bukan Tuhan

Akibat bersandar pada yang bukan Tuhan.
Tuhan tak henti-hentinya mengasihi Israel. Melalui Elia, hamba-Nya Tuhan mengingatkan dan menegur berbagai dosa yang dilakukan umat-Nya. Namun, umat Tuhan tetap tidak mau berpaling pada-Nya bahkan semakin tenggelam dalam dosa yang justru dipimpin oleh para raja yang tidak takut akan Tuhan.

Ahazia adalah raja yang tidak takut akan Tuhan. Ia hidup dalam dosa penyembahan berhala dan berbagai tindakan lain yang mendukakan hati Tuhan seperti yang diperbuat orangtuanya Ahab dan Izebel (ayat 1Raj. 22:52-54). Ia menolak beribadah kepada Tuhan Allah Israel meski ia mengenal Elia, hamba Allah. Ahazia pasti mengenal Elia dari kisah kemenangannya melawan 450 nabi Baal pendukung Izebel di Gunung Karmel (ayat 18:20-46).

Hati Ahazia yang tidak mengandalkan Tuhan, Allah Israel ditunjukkan melalui perbuatannya meminta petunjuk kepada Baal-Zebub ketika ia sakit (ayat 2Raj. 1:2). Dengan berbuat begitu, Ahazia menganggap hanya Baal-Zebub saja yang sanggup menyembuhkan penyakitnya. Sikap Ahazia ini menunjukkan: Pertama, tidak setia kepada Allah dengan menyembah ilah lain. Kedua, tidak menghormati-Nya karena lebih memilih petunjuk Baal-Zebub tentang masa depannya (ayat 3,6,16). Ketiga, tidak mau merendahkan diri mencari petunjuk-Nya melalui hamba-Nya sebaliknya ia mengirim pasukan mencari Elia (ayat 9-14). Sikap sama ditunjukkan oleh anak buahnya yang dengan angkuh memerintah Elia untuk menghadap raja (ayat 9-12). Akibat sikap Ahazia ini, Tuhan menghukumnya dengan kematian (ayat 17).

Sikap seperti Ahazia ini banyak ditunjukkan oleh orang Kristen. Saat kesulitan datang kita mengandalkan akal kita sendiri untuk menyelesaikannya, atau bahkan mencari petunjuk pada orang pintar. Sikap demikian adalah pengkhianatan terhadap Tuhan dan akan menuai murka-Nya.

Camkan: Mencari pertolongan di luar Tuhan sebagai sumber hidup, sama dengan menolak kehidupan itu sendiri.

(0.15445409310345) (2Raj 15:1) (sh: Nilai identitas dan panggilan hidup manusia (Rabu, 7 Juni 2000))
Nilai identitas dan panggilan hidup manusia

Nilai identitas dan panggilan hidup manusia. Pernahkah Anda membayangkan jika tiba-tiba hidup Anda menjadi tidak berguna bagi siapa pun, sebab Anda tidak mempunyai ruang gerak, akses, dan kontak dengan dunia luar. Anda hanya hidup untuk dan dengan diri Anda sendiri. Padahal Anda mempunyai kemampuan, kekayaan, dan kedudukan. Bila hanya untuk beberapa hari mungkin kita akan menikmatinya. Namun jika berlangsung untuk waktu yang lama hingga kematian menjemput, betapa tragisnya hidup Anda.

Kehidupan demikianlah yang dijalani Azarya. Ia memerintah di Yehuda selama 52 tahun. Namun nampaknya di tengah perjalanan pemerintahannya, ia harus masuk ke tempat pengasingan karena tulah kusta dari Allah. Sehingga anaknya Yoram ditunjuk sebagai kepala istana dan menjalankan pemerintah atas Yehuda. Suatu keadaan yang sangat tragis. Azarya yang masih mempunyai identitas diri dan panggilan hidup sebagai raja Yehuda, tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dan menunaikan panggilan hidupnya. Secara kejiwaan Azarya pasti mengalami tekanan dan kontradiksi sebab ketidakmampuannya untuk berkiprah di dalam pemerintahan bukan disebabkan karena ia tidak mempunyai kemampuan atau kepiawaian. Namun norma dan tatanan masyarakat yang membatasi, yang membelenggu, bahkan yang mengamputasi seluruh hak untuk mengaktualisasi diri, untuk berkarya, dan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat umat pilihan Allah.

Apa dosa Azarya sehingga ia harus kena tulah dan menanggung konsekuensi yang sedemikian berat? Dalam 2Taw. 26:16-23 dikisahkan bahwa ia kena tulah kusta karena ia berdosa dalam hal merampas hak para imam. Dengan bertindak demikian ia telah mengintervensi dan membatalkan ketetapan Allah. Ia membuat para imam menjadi tidak berguna dan kehilangan identitas serta panggilan hidupnya.

Renungkan: Dalam dunia moralitas yang ditetapkan Allah, siapa yang bersalah pasti dihukum. Tidak peduli apakah dia raja, nabi, rakyat biasa, maupun pejabat. Hukuman yang diberikan pun bukan berdasarkan amarah atau kebencian, tetapi bersifat mendidik. Selama dalam pengasingan, Azarya pasti menyadari dan menyesali dosa-dosanya. Sebab ia sendiri merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang tidak berguna karena hak, identitas, dan panggilan hidupnya dirampas.

(0.15445409310345) (2Raj 17:24) (sh: Saksi Tuhan atau hamba dosa? (Selasa, 5 Juli 2005))
Saksi Tuhan atau hamba dosa?

Saksi Tuhan atau hamba dosa? Hidup di tengah-tengah orang tidak percaya memang sulit. Namun, sebagai milik Kristus kita tetap berkewajiban membawa orang yang belum mengenal Dia kepada pertobatan.

Sebenarnya hukuman Allah menyerakkan Israel ke negeri-negeri jajahan Asyur bukan semata-mata untuk memusnahkan mereka. Dalam negeri pembuangan, Israel diberi kesempatan untuk bertobat, supaya hidup mereka menyak-sikan Allah Israel kepada bangsa-bangsa di sekitar mereka ditempatkan. Demikian juga dengan sisa-sisa Israel yang tetap tinggal di Samaria. Mereka seharusnya menjadi berkat bagi para buangan dari negeri-negeri lain yang ditaruh oleh Asyur di Samaria. Sayangnya, Israel sama sekali tidak menyadari hal ini. Mereka membiarkan bangsa-bangsa kafir ini hidup penuh dosa sehingga Allah harus mengirimkan singa-singa untuk menghukum mereka (ayat 25). Bahkan walaupun seorang imam Israel diutus untuk memimpin kehidupan penduduk Samaria mengenal Allah (ayat 28), yang terjadi justru sinkretisme, yaitu mencampurkan ibadah kafir dengan ibadah Israel (ayat 29-34). Umat Israel bukannya menjadi teladan hidup ibadah yang benar, sebaliknya mereka justru ikut-ikutan menyembah dewa dewi bangsa-bangsa lain.

Orang Kristen dan gereja dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dan menyatakan kesaksian hidup Kristen yang benar, di tengah-tengah dunia yang menyembah ilah-ilah dunia. Hiduplah dengan tulus dan benar, terbuka di hadapan orang lain dalam mempraktikkan kasih, keadilan, dan kebenaran. Jangan sampai kita menjadi batu sandungan dengan justru ikut-ikutan jalan dunia ini dengan menyembah materi, kuasa, dan kenikmatan hidup.

Doaku: Tuhan, sorotilah relung hatiku terdalam agar aku sadar sisi-sisi gelap hidupku yang tidak memperkenan-Mu. Beri aku kekuatan untuk menolak berhala dunia yang memperbudakku, agar Engkau sajalah yang kusembah sebagai Pemilik hidupku.



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA