(0.17732592857143) | (Flp 4:14) |
(sh: Menjadi pemberi-pemberi bagi Allah (Kamis, 3 Juni 2004)) Menjadi pemberi-pemberi bagi AllahMenjadi pemberi-pemberi bagi Allah. Bagian terakhir surat ini mencatat sukacita Paulus karena jemaat di Filipi boleh berbagi dalam pelayanan Paulus termasuk dengan harta milik mereka. Paulus mengangkat hal ini bukan dengan motivasi agar dia sebagai hamba Tuhan boleh menerima lebih banyak dan lebih banyak lagi. Dia bukan seorang hamba Tuhan yang mempersoalkan fasilitas hidup atau lebih parah lagi serakah dan tamak, melainkan telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (ayat 11). Paulus pernah hidup dalam kekurangan maupun kelimpahan, dan segala perkara itu ditanggungnya di dalam Dia (ayat 12). Hidupnya tidak digoncangkan oleh keadaan miskin atau kaya, dia telah belajar untuk sepenuhnya bergantung pada Tuhan yang sanggup memberi kekuatan kepadanya. Dengan kemurnian motivasi seperti itu Paulus dapat mendorong jemaat untuk terus memberi persembahan. Paulus mendidik jemaat untuk terlibat dan berbagi dalam pekerjaan Tuhan. Memberi bagi pekerjaan Tuhan sungguh adalah suatu hak istimewa yang tidak diberikan Tuhan kepada setiap orang. Tuhan tidak membutuhkan apa-apa dari kita sebab segala sesuatu adalah milik-Nya. Kesempatan memberi adalah kebahagiaan dan kemuliaan yang diberikan Tuhan kepada mereka yang dilibatkan-Nya. Sekali lagi, bagi Paulus yang utama bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya. Harta dunia suatu saat akan lenyap dan musnah, namun mereka yang dengan bijaksana menggunakannya untuk pekerjaan Tuhan telah mengubahnya menjadi simpanan yang bertahan sampai kepada kekekalan. Mari kita belajar berkorban bukan hanya waktu, tenaga, kepandaian kita, melainkan juga harta kita, uang kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Kita juga akan menikmati buah-buahnya. Renungkan: Allah akan memenuhi segala kebutuhan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya, agar kita dapat menjadi pemberi-pemberi bagi Allah. |
(0.17732592857143) | (Kol 1:21) |
(sh: Konsekuensi atas pendamaian Allah (Sabtu, 7 Juli 2001)) Konsekuensi atas pendamaian AllahKonsekuensi atas pendamaian Allah. Fakta bahwa Allah begitu mengasihi kita tidak berarti kita memperoleh hak penuh untuk melakukan apa saja yang diinginkan. Ada konsekuensi-konsekuensi yang harus kita penuhi sebagai respons atas prakarsa pendamaian Allah tersebut. Hal inilah yang dikatakan Paulus kepada jemaat Kolose. Paulus mengingatkan bahwa kasih Allah itu di satu sisi memberi Kristen rasa aman, mengangkat rasa takut kita akan Dia, dan memastikan bahwa kita bukan lagi musuh Allah. Tetapi di sisi lain pendamaian itu berdampak munculnya banyak pergumulan dan kontradiksi baru karena menempatkan kita pada konsekuensi-konsekuensi iman. Benarkah Kristen mengalami kesulitan untuk menjalankan konsekuensi dari pendamaian Allah? Sebelum menentukan jawaban seharusnyalah kita memahami dengan benar maksud pendamaian Allah, sehingga kita mengerti mengapa harus ada kewajiban-kewajiban yang harus kita penuhi. (ayat 1) Melalui pendamaian, Allah menginginkan respons manusia untuk berdiri teguh di dalam iman dan tidak melepaskan pengharapan akan Injil; (ayat 2) Melalui pendamaian, Allah memberi keyakinan kepada kita agar tidak pernah kehilangan keyakinan akan kasih-Nya. (ayat 3). Melalui pendamaian, Allah melahirkan kekuatan di dalam diri Kristen untuk memiliki kesetiaan yang tak tergoyahkan dan pengharapan yang tak dapat ditaklukkan. Kini jelas bahwa seharusnyalah Kristen senantiasa siap menghadapi konsekuensi dari pendamaian yang Allah prakarsai. Memang banyak sekali tantangan, cobaan, dan pergumulan yang terjadi di sekitar kita yang berusaha melunturkan semangat juang iman. Tetapi cobalah untuk menjadikannya bukan sebagai penghalang tetapi sebagai pendorong dan batu uji untuk tetap setia kepada Yesus Kristus, agar kita semakin kudus, tidak bercela, dan tidak bercacat di hadapan-Nya. Renungkan: Tidak ada alasan bagi Kristen untuk menghindari dan tidak siap menghadapi segala konsekuensi hidup iman kristen, karena di dalam kesetiaan dan ketaatan kita nyata kekuatan dan penyertaan-Nya. Tiada cara lain yang dapat menjadi batu loncatan bagi jemaat untuk menjaga hidupnya semakin layak di hadapan-Nya, kecuali berani meninggalkan segala kenikmatan dosa dan menerima segala risiko ketaatan dan kesetiaan kepada Kristus. |
(0.17732592857143) | (1Tes 4:13) |
(sh: Kepastian tentang masa depan (Minggu, 16 November 1997)) Kepastian tentang masa depanKepastian tentang masa depan Pengharapan mulia. Banyak orang termasuk Kristen yang takut berpikir tentang akhir zaman. Kejadian utama pada akhir zaman, yaitu kedatangan Tuhan Yesus Kristus kedua kali, adalah pengharapan utama dan mulia dalam iman Kristen. Mengapa? Karena Ia akan turun dari surga (ayat 16), berarti kita tidak hanya beriman dan berharap tetapi berjumpa langsung muka dengan muka. Lebih lagi, kita akan diubah menjadi baru seutuhnya. Tubuh kita akan diubah sehingga tubuh dan roh kita akan serasi penuh dengan kemuliaan surgawi dalam langit dan bumi baru yang akan Tuhan ciptakan ulang kelak. Lalu sesudah itu kita akan bersama-sama dengan Dia selama-lamanya. Betapa indah pengharapan tersebut. Itulah pengharapan yang pasti yang memberikan kepastian bagi kehidupan kita kini. Renungkan: Kita sedang menjalani momen-momen sejarah yang makin jelas menyaksikan bahwa Kristus adalah Raja. Doa: Tuhan mampukan GerejaMu menjadi umat yang ditandai oleh pengharapan, penghiburan, kepastian |
(0.17732592857143) | (2Tes 2:1) |
(sh: Jangan mau disesatkan! (Senin, 17 Mei 2004)) Jangan mau disesatkan!Jangan mau disesatkan! Seolah dongeng, berita bahwa ada ratusan warga Kristen yang menutup diri di tempat tertentu untuk menanti kedatangan Kristus secara fisik pada bulan November tahun 2003 lalu. Semua harta mereka jual, dan kelompok itu sepenuhnya mempercayai seorang pendeta yang mengaku rasul baru. Kejadian riil seperti ini membuat ayat-ayat kita hari ini sangat relevan. Kerinduan umat Tuhan akan kedatangan Kristus kembali dalam waktu dekat membuat jemaat Tesalonika menjadi gelisah, mereka kuatir ketinggalan informasi sehingga tidak sempat menyaksikan Tuhan Yesus datang kembali (ayat 1,2). Apalagi ada orang-orang yang mengaku mendapat ilham roh. Bahkan ada yang mengaku mendapat surat dari Paulus. Paulus mengingatkan apa yang pernah diberitahukannya: 1) akan datang dulu murtad; 2) harus datang dulu manusia durhaka yang sangat sombong dan mengaku Allah, bahkan duduk di Bait Allah (ayat 4). Pendurhaka akan datang, tapi masih bekerja dengan diam-diam. Banyak orang akan percaya, oleh karena keajaiban dan tanda-tanda palsu. Hal seperti ini akan berlangsung terus sampai akhir masa tiba (ayat 6,7). Masa itu hanya Bapa sendiri yang tahu. Pada masa kini ada banyak penipu mengklaim mendapat wahyu Tuhan Yesus mengenai kedatangan-Nya kembali. Yang lain (orang, atau badan keagamaan) mengklaim memiliki kekuasaan rohani. Tujuannya satu, menyimpangkan Kristen dari mempercayai kebenaran bahwa Kristuslah satu-satunya juruselamat mereka. Yang paling mudah ditipu adalah masyarakat kita (termasuk Kristen) yang telah mengalami malapetaka dan kemalangan dalam berbagai aspek kehidupan sehingga merindukan kelepasan dan damai sejahtera. Agar tidak kena tipu kita harus fokus pada Yesus dan firman-Nya tentang kedatangan-Nya. Tekadku: Aku akan belajar firman Tuhan dengan benar, dan mohon kuasa melalui doa, supaya aku jangan disesatkan! |
(0.17732592857143) | (2Tes 2:13) |
(sh: Judul: Baca Gali Alkitab 6 (Selasa, 13 Oktober 2015)) Judul: Baca Gali Alkitab 61. Apa yang membuat Paulus mengucap syukur (13)? 2. Apa tujuan Allah memilih kita (13)? 3. Keselamatan dalam apa yang Allah kerjakan bagi hidup kita (13c)? 4. Apa yang kita peroleh ketika Allah memanggil kita masuk dalam keselamatan (14)? 5. Apa yang Paulus ajarkan untuk kita perbuat setelah kita beroleh keselamatan (15)? 6. Apa yang menjadi doa Paulus bagi anak-anak Tuhan (16, 17)? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? 1. Apa yang anda pelajari tentang keselamatan anda? 2. Apa yang anda pelajari tentang Allah? 3. Apa yang anda pelajari tentang Roh dan kebenaran? 4. Apa yang anda pelajari tentang ketaatan? Apa respons Anda? 1. Apa yang ingin anda lakukan untuk memberitakan keselamatan dari Allah kepada orang lain? Pokok Doa: Melalui keberadaan kita, mereka yang belum percaya Kristus dapat melihat cinta kasih Allah dalam hidup kita. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.17732592857143) | (1Tim 3:14) |
(sh: Keluarga Allah, dasar dan penopang kebenaran (Kamis, 13 Juni 2002)) Keluarga Allah, dasar dan penopang kebenaranKeluarga Allah, dasar dan penopang kebenaran. Dari apa yang Paulus tuliskan pada bagian ini, jelaslah bahwa tujuannya adalah untuk menunjukkan bagaimana para anggota jemaat harus hidup sebagai keluarga Allah. Keluarga Allah itu juga digambarkan sebagai tiang penopang dan kebenaran. Penggambaran ini sebenarnya lazim digunakan oleh Paulus. Dalam surat yang lain, ia sering menggunakan kata "saudara-saudariku." Juga dalam pengajarannya, ia menyatakan Allah sebagai Bapa, dan mereka yang telah ditebus oleh Yesus Kristus sebagai anak-anak Allah (mis. Gal. 4:1-7). Juga bahwa Yesus Kristus adalah "yang sulung di antara banyak saudara" (Rm. 8:29). Kata-kata "keluarga Allah" menyiratkan bentuk hubungan yang seharusnya terjadi di dalam jemaat. Tiap anggota jemaat seharusnya memperlakukan anggota lainnya sama seperti ia mengasihi kaum keluarga kandungnya. Inilah salah satu alasan mengapa Paulus mensyaratkan keadaan keluarga yang baik bagi para calon penilik jemaat dan diaken. Jemaat, sebagai keluarga, adalah tiang penopang dan dasar kebenaran (ayat 15). Penggambaran ini menunjukkan tugas gereja untuk menyatakan kebenaran melalui tindakan-tindakan, kehidupan, dan pelayanan anggota-anggotanya. Gereja adalah keluarga yang menyediakan tempat bagi para anggotanya untuk melaksanakan tugas tersebut. Inilah yang dimaksudkan Paulus dengan kesalehan (ayat 2:2) dan "memelihara rahasia iman dengan hati nurani yang suci" (ayat 3:9). Yang dipentingkan oleh Paulus di sini bukanlah sekadar perbuatan baik yang dilakukan Kristen, tetapi bahwa ibadah itu dilakukan berdasarkan keyakinan iman atas karya Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia (ayat 16). Renungkan: Kini sudah jarang Kristen yang menghubungkan suasana kekeluargaan dengan gereja/jemaat. Banyak Kristen yang secara tidak sadar sudah terbiasa dengan tidak adanya suasana kekeluargaan di dalam gerejanya. Semestinya, suasana kekeluargaan itu diwujudkan supaya suasana saling membangun dan melayani karena kasih karunia Allah dapat ditampilkan untuk menjadi kesaksian bagi dunia sekitar. |
(0.17732592857143) | (2Tim 2:19) |
(sh: Dasar yang teguh (Kamis, 29 Agustus 2002)) Dasar yang teguhDasar yang teguh. Himeneus dan Aleksander telah terpengaruh ajaran dualisme Yunani tentang kebangkitan. Mereka bukan hanya tersesat, tetapi juga menyesatkan banyak orang. Kini Paulus meneguhkan keyakinan jemaat yang masih murni imannya. Ada dasar yang kokoh bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Orang-orang ini dimeteraikan oleh Allah sendiri sebagai yang dikenal dan dipilih-Nya (ayat 2:10). Metafora "meterai" adalah metafora yang digunakan untuk menandai sebuah bangunan yang dimiliki seseorang. Dengan ini, Paulus ingin menyatakan bahwa mereka yang sungguh-sungguh adalah milik-Nya tidak akan meninggalkan iman yang sejati. Mereka juga diminta untuk meninggalkan kelaliman dan ketidakbenaran sebagai respons terhadap status mereka, dan sebagai respons terhadap para pengajar sesat. Paulus kemudian menggunakan metafora yang berbeda lagi untuk menjelaskan tentang pelayanan. Pelayanan Tuhan diumpamakan sebagai sebuah rumah besar dengan beragam jenis perangkat: ada yang mulia, terbuat dari perak dan emas, juga ada yang kurang mulia, terbuat dari kayu dan tanah liat (ayat 20). Sebagai penjelasan tentang metafora itu, Paulus menyatakan bahwa Allah sebagai pemilik semua perangkat itu akan menggunakan perangkat-perangkat yang mulia untuk tujuan yang mulia, asal mereka memang membuktikan bahwa diri mereka pantas dimuliakan (ayat 21). Berkenaan dengan tugasnya menyucikan diri untuk pelayanan, Timotius harus meninggalkan hal-hal yang tidak kudus dan mengejar serta mengupayakan kualitas-kualitas hidup sebagai manusia Allah (ayat 22, bdk. 1Tim. 6:11) karena mereka tidak hadir dengan sendirinya dalam diri seseorang. Sebagai pemimpin jemaat, Timotius juga tidak diharapkan terlibat dalam perdebatan-perdebatan "tidak berpendidikan," dan tidak berguna. Intinya, sikap Timotius haruslah lemah lembut, tidak terpancing masuk ke dalam pusaran pembicaraan yang sifatnya spekulatif belaka. Ia harus menjadi pengajar yang mantap, tenang, dan akhirnya mampu membawa mereka yang tersesat kembali ke dalam iman yang sejati. Renungkan: Hidupilah status Anda dengan kualitas yang sepatutnya. Biarlah iman Anda menolong iman banyak orang. |
(0.17732592857143) | (2Tim 4:9) |
(sh: Berani..... minta tolong?! (Senin, 2 September 2002)) Berani..... minta tolong?!Berani..... minta tolong?! Pemberani. Itulah salah satu gambaran ideal yang harus ditampakkan oleh seorang pelayan Tuhan. Sifat lain yang sering dianggap “semarga” dengan keberanian adalah kemandirian, dan siap untuk memberikan pertolongan pada saat dibutuhkan. Sifat-sifat inilah yang justru tidak ditonjolkan Paulus kali ini. Mengapa demikian? Ada cukup banyak alasan. Beberapa sahabat terdekat Paulus Seperti Timotius sendiri, Kreskes, Titus, dan lainnya,tidak sedang bersama dengannya. Juga Tikhikus, karena Paulus sendiri yang telah mengutusnya pergi. Selain itu, juga Demas yang telah membelot serta meninggalkan Paulus, bersama dengan orang-orang lain yang telah “meninggalkan aku” pada saat pembelaannya yang pertama di pengadilan (ayat 16). Semua ini dilengkapi dengan kehadiran Aleksander, yang banyak berbuat jahat. Karena itu Paulus berani meminta tolong, terutama kepada Timotius, dan, secara tidak langsung, kepada Markus. Permintaan tolong ini merupakan pengakuan Paulus tentang ketidakberdayaan dirinya yang membutuhkan bantuan saudara-saudara yang lain. Berani mengakui kebutuhan penting dalam pertumbuhan iman. Kerendahan hati ini melahirkan pengakuan, bahwa hanya Allah yang sanggup bertindak adil terhadap yang jahat (ayat 14), dan yang sanggup mendampingi, menguatkan, dan menjagainya. Paulus, rasul yang dikenal tegar iman dan berkepribadian matang, bukanlah manusia super, yang selain terus mengandalkan pertolongan dan pemeliharaan Allah, juga selalu dapat mengatasi permasalahannya sendiri. Pauluspun ternyata membutuhkan Dukungan moril dari teman-temannya. Tindakan Paulus ini membukakan kepada kita tentang dua hal. Pertama, fungsi teman atau sahabat dalam persekutuan adalah saling menghibur, menguatkan, dan berbagi suka maupun duka. Kedua, hanya sahabat sejati yang memiliki kepekaan untuk bertindak memberikan pertolongan. Renungkan: Kadang mengakui kesulitan dalam pertumbuhan kerohanian kita berarti kesempatan untuk meminta tolong. Sebaliknya, sering keengganan kita untuk meminta tolong adalah awal dari keangkuhan dan kebebalan, yang bermuara pada kejatuhan. |
(0.17732592857143) | (Tit 1:11) |
(sh: Tetapkan satu pilihan (Kamis, 27 September 2001)) Tetapkan satu pilihanTetapkan satu pilihan. Alexander Agung yang sangat terkenal keberaniannya itu konon mempunyai seorang prajurit yang bernama sama tetapi berbeda sikap. Alexander si prajurit itu sangat penakut. Sikap ini membuat Alexander Agung menjadi berang dan menyuruh Alexander prajurit untuk memilih: menjadi seorang prajurit yang gagah berani atau mengubah namanya. Menurut Alexander Agung, prajurit itu tidak pantas menyandang nama Alexander jika memiliki sikap penakut. Benarkah pantas tidaknya seseorang menyandang nama tergantung pada sikapnya? Cerita di atas hanyalah contoh yang memberikan kepada kita suatu gambaran tentang status yang disandang haruslah sesuai dengan dan teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa Kristen harus bersikap berani mementingkan dan menjunjung ajaran yang benar? Karena melalui sikap inilah Kristen tidak hanya memperlihatkan pengenalannya kepada Allah tetapi juga mampu membentengi imannya ketika menghadapi keaktifan orang-orang yang berusaha menyesatkan dengan ajaran-ajaran palsu mereka. Paulus dengan tegas memperingatkan jemaat Kreta tentang hal ini. Ia juga membeberkan kualifikasi orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran sesat. Mereka mengaku percaya kepada Tuhan Yesus, dan mengenal Allah, tetapi sebenarnya mereka mencampuradukan ajaran agama Yahudi dengan ajaran iman Kristen. Mereka tidak hidup tertib, menyesatkan, mengacaukan, tidak sehat dalam iman, berpaling dari kebenaran, dan perbuatannya tidak mencerminkan pengenalan akan Tuhan; keji, durhaka, tidak sanggup berbuat baik. Untuk semua tindakan tersebut Paulus menyuruh Titus supaya menegur mereka dengan keras! Dalam suatu kondisi ketika terjadi pelanggaran- pelanggaran aturan dan hukum yang benar, teguran harus dilakukan demi kebaikan dan kembalinya tatanan yang benar. Memang betul bahwa jemaat yang bermasalah diberi kesempatan untuk bertobat, memperbaiki iman dan kehidupannya. Namun apa yang harus dilakukan jika mereka telah kebal dengan kehidupan yang demikian? Renungkan: Saat ini di kalangan kekristenan ada berapa banyak orang yang mengaku percaya kepada Kristus? Namun, dari sekian banyak ternyata masih ada Kristen yang tidak mencerminkan pengakuan itu dalam kehidupannya sehari-hari. Bagaimana dengan Anda? |
(0.17732592857143) | (Yud 1:5) |
(sh: Awas, banyak penyesat! (Selasa, 11 Desember 2001)) Awas, banyak penyesat!Awas, banyak penyesat! Di dalam bagian ini, Yudas memberikan peringatan kepada pembacanya agar bersikap kritis dalam menghadapi para penyesat yang ada bersama-sama dengan mereka di dalam satu lingkungan. Yudas membeberkan beberapa contoh pemberontakan yang secara gamblang dan pasti mendatangkan hukuman. Ia mulai dengan sejarah ketidaktaatan bangsa Israel (ayat 5), malaikat yang tidak taat (ayat 6), dan dosa penyimpangan penduduk Sodom dan Gomora (ayat 7). Yudas juga mempertajam tulisannya dengan menyebutkan tingkah laku para penyesat yang cepat menghujat semua yang mulia di surga (ayat 8-9), dan bertindak seperti Kain: sang pembunuh saudara, atau seperti Bileam: si pengajar bangsa Israel untuk berbuat dosa. Para penyesat ini ibarat gembala palsu yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab kepada orang lain, kecuali bagi dirinya sendiri. Pangkal perbandingan dalam ayat 12b adalah jelas karena awan-awan dan pohon-pohon memang menjanjikan suatu hasil, namun kenyataannya gagal sama sekali. Sama seperti bangsa Israel, sekalipun telah menerima hak istimewa, mereka tetap dapat jatuh ke dalam malapetaka. Kita juga tidak dapat memandang diri kita sudah aman, oleh sebab itu kita perlu selalu berada di dalam kewaspadaan terhadap hal-hal yang keliru. Untuk mengantisipasi kondisi ini maka kita harus mengingat bahwa demikian juga mereka yang mengacaukan gereja tidak pernah memandang diri mereka sebagai musuh-musuh gereja dan kekristenan, melainkan menganggap diri mereka sebagai pemikir-pemikir yang sudah lebih maju atau suatu golongan yang berada di atas orang Kristen biasa. Kelompok ini sering dikenal sebagai kelompok elite rohani palsu. Kita perlu mewaspadai mereka dengan sungguh-sungguh. Renungkan: Para penyesat yang sedang melancarkan propaganda ajarannya tidak pernah memasang plang atau spanduk yang bertuliskan bahwa mereka adalah penyesat. Kitalah yang harus selalu memperingatkan diri sendiri dan saudara seiman agar tidak tertipu oleh para penyesat yang berada dekat dengan jemaat. Alih-alih mereka yang mempengaruhi kita, kitalah yang seharusnya mempengaruhi mereka. |
(0.17732592857143) | (Why 6:1) |
(sh: Allah mengendalikan sejarah manusia (Jumat, 1 November 2002)) Allah mengendalikan sejarah manusia
Allah mengendalikan sejarah manusia. Ada dua hal yang harus kita ingat. Pertama, bahwa Kristus yang mengikhtiarkan keselamatan manusia, dapat menjadi murka dan menghukum. Kedua, bila kini kita harus menanggung kesulitan karena kesetiaan kita kepada Allah, ingatlah bahwa Dia setia.
Renungkan: |
(0.15512785714286) | (Hak 2:19) |
(full: LEBIH JAHAT DARI NENEK MOYANG MEREKA.
) Nas : Hak 2:19 Ayat ini menyingkapkan kemerosotan berangsur-angsur di Israel. Setiap angkatan berturut-turut berciri kemurtadan dan kemerosotan rohani yang lebih besar. Demikian pula, angkatan orang percaya kedua dan ketiga di bawah perjanjian yang baru harus menanyakan diri apakah pengabdian mereka kepada Allah sama seperti angkatan sebelum mereka. Ataukah mereka lebih menyesuaikan diri dengan cara hidup masyarakat mereka ketika menolak standar semula dari bapak-bapak mereka. |
(0.15512785714286) | (2Kor 11:23) |
(full: PENDERITAAN PAULUS.
) Nas : 2Kor 11:23 Melalui perkataan Paulus, Roh Kudus menyatakan kesedihan dan penderitaan seorang yang telah menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Kristus, Firman-Nya, dan pekerjaan Kristus (lihat art. PENDERITAAN ORANG BENAR). Paulus bersekutu dengan perasaan Allah dan menaruh simpati terhadap hati dan kesedihan Kristus. Inilah kedua puluh cara Paulus turut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus:
|
(0.15512785714286) | (1Tim 4:1) |
(full: ADA ORANG YANG AKAN MURTAD.
) Nas : 1Tim 4:1 Roh Kudus dengan jelas telah menyatakan bahwa di waktu kemudian akan muncul kemurtadan dari iman pribadi terhadap Kristus (lihat art. KEMURTADAN PRIBADI) dan kebenaran Alkitab (bd. 2Tes 2:3; Yud 1:3-4).
|
(0.1519936547619) | (Kis 10:9) |
(full: NAIKLAH PETRUS KE ATAS RUMAH UNTUK BERDOA.
) Nas : Kis 10:9 Roh Kudus, pengarang Alkitab, telah menyatakan bahwa orang Kristen PB adalah orang yang bertekun dalam banyak doa. Mereka menyadari bahwa kerajaan Allah tidak dapat terwujud dengan kuasa penuh hanya dengan doa beberapa menit sehari (Kis 1:14; 2:42; 3:1; 6:4; Ef 6:18; Kol 4:2).
|
(0.1519936547619) | (2Tim 4:3) |
(full: ORANG TIDAK DAPAT LAGI MENERIMA AJARAN SEHAT.
) Nas : 2Tim 4:3-4 Sepanjang sejarah gereja selalu ada orang yang tidak mau mengasihi ajaran sehat, namun ketika akhir zaman makin dekat, keadaan akan makin parah (bd. 2Tim 3:1-5; 1Tim 4:1).
|
(0.1519936547619) | (1Raj 7:27) |
(sh: Kehadiran Allah (Senin, 8 Februari 2000)) Kehadiran AllahKehadiran Allah -- antara anugerah dan dinamis. Peristiwa yang paling utama dalam peristiwa pentahbisan Bait Allah adalah kehadiran TUHAN Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kudus. Hal ini menandakan bahwa Allah berkenan terhadap apa yang telah diperbuat -- pembangunan Bait Allah -- oleh bangsa Israel di bawah pimpinan raja Salomo. Selain itu, peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kehadiran Allah yang digambarkan dalam perikop ini mempunyai makna kebenaran yang hakiki dan sangat berharga bagi umat-Nya. Allah yang transenden dan tak terhampiri di dalam ruang Maha Kudus juga adalah Allah yang berkenan hadir bersama dengan seluruh umat. Hal ini menandakan bahwa kehadiran Allah adalah anugerah bagi umat-Nya dan tidak terjembatani dengan segala ritual keagamaan manusia. Hal itu dibuktikan juga dengan berhentinya para imam dalam menyelenggarakan kebaktian. Anugerah yang demikian tidak dapat diresponi dengan tangan kosong. Begitulah yang dilakukan Salomo dan seluruh umat-Nya, sebagai umat-Nya yang kudus yang memberikan persembahan yang layak dihadapan-Nya. Anugerah Allah terkandung di dalam kehadiran-Nya dan pemerintahan-Nya. Kehadiran Allah berarti adalah bahwa Allah memerintah. Hal itu dilambangkan dengan tabut perjanjian yang berisi loh-loh batu yang memuat hukum-hukum Allah dan perjanjian dengan umat-Nya -- yang merupakan dasar bagi pengaturan pekerjaan Allah, dan yang harus ditaati oleh umat-Nya. Dan, di dalam Kerajaan Allah itu harus ada persatuan umat, karena kehadiran-Nya mempersatukan seluruh umat-Nya -- bukan Salomo yang mempersatukan. Dapat disimpulkan di sini bahwa kehadiran Allah merupakan anugerah semata, bukan manusia yang mengusahakan secara dinamis, artinya mempunyai banyak dimensi seperti menghidupkan, menuntut, mendorong, dan mampu mengikis perbedaan, sehingga persatuan terjadi. Renungkan: Gereja yang menyatakan bahwa kehadiran Allah ada di tengah-tengah jemaat, perlu mengevaluasi apakah fenomena anugerah dan dinamis itu telah dirasakan dan dilihat, baik oleh jemaat maupun orang di luar jemaat? Gereja yang sungguh mewujudnyatakan kehadiran Allah akan bertumbuh dan menjadi berkat. Melaluinya Allah menarik banyak orang kepada-Nya. |
(0.1519936547619) | (2Raj 11:1) |
(sh: Yang berperan dalam hidup Anda (Kamis, 1 Juni 2000)) Yang berperan dalam hidup AndaYang berperan dalam hidup Anda. Cobalah Anda memikirkan siapa-siapa yang diutus oleh Allah untuk memimpin dan membimbing Anda hingga Anda seperti saat ini. Selain kedua orang tua dan saudara-saudara kandung, Anda akan dikagetkan bahwa banyak orang yang tidak mempunyai hubungan darah namun mempunyai andil besar di dalam hidup Anda. Demikian pula dengan kehidupan Yoas. Bahwa ia dapat menjadi raja dalam usia yang masih sangat muda dan harus melewati berbagai peristiwa karena ada banyak orang yang mempunyai andil besar.
Sebelum Yoas berusia satu tahun (2, 21), dia sudah menghadapi ancaman
pembunuhan dari Atalya, neneknya sendiri. Tidak ada yang dapat
dilakukan oleh seorang bayi untuk melindungi dan mengadakan
pembelaan karena ia sendiri belum menyadari adanya bahaya yang
mengancam hidupnya. Namun munculah Yoseba yang berani mengambil
konsekuensi kehilangan nyawanya sendiri, menculik Yoas dari
tengah-tengah anak-anak raja yang akan dibunuh. Identitas Yoseba
memang tidak begitu jelas. Namun sangat mungkin dia bukan anak
Atalya, dia hanya saudara tiri Ahazia. Bahkan di dalam Selain Yoseba, peran inang penyusu Yoas juga tidak kecil. Bayangkan dia harus menyertai Yoas di dalam persembunyian. Ia harus hidup dalam kekuatiran dan ketakutan selama 6 tahun. Sebaliknya ia pun mengalami godaan untuk memperkaya diri ataupun mendapatkan pahala bagi diri sendiri jika ia melapor ke Atalya. Namun ia tetap bertahan untuk memelihara Yoas kecil. Selain kedua perempuan pemberani itu, ada peran Yoyada. Sebagai imam, ia telah memimpin kudeta terhadap Atalya dan menghancurkan rumah Baal bahkan membunuh imamnya dan kemudian menobatkan Yoas menjadi raja. Jadi ada 2 kelompok yang sangat berperan dalam hidup Yoas. Kelompok pertama, merebutnya dari kematian dan memelihara kehidupannya. Kelompok kedua, mempersiapkan dan memperlengkapi segala sesuatu hingga Yoas tanpa bersusah payah dapat menduduki takhta. Renungkan: Siapa-siapa yang berperan hingga Anda dapat bertemu Kristus dan terus bertumbuh dan menjadi dewasa di dalam-Nya? Kristus telah memakai mereka menjadi bagian dalam kehidupan Anda. |
(0.1519936547619) | (1Taw 8:1) |
(sh: Generasi yang istimewa (Kamis, 31 Januari 2002)) Generasi yang istimewaGenerasi yang istimewa. Selain suku Yehuda dan Lewi, suku Benyamin juga diistimewakan karena kesetiaannya terhadap keturunan Daud dan ibadah bait Allah. Suku Benyamin dalam pasal 7 adalah yang bersekutu dengan kerajaan Utara, dan di pasal 8 adalah yang bersekutu dengan kerajaan Yehuda. Ada 4 kelompok suku Benyamin dalam perikop ini. Pertama, yang tinggal di Geba (ayat 1-7). Silsilah dimulai dari Benyamin (ayat 1) dan langsung menyempit kepada cucunya, Ehud (ayat 6). Ehud adalah hakim yang membawa kemenangan bagi Israel ketika melawan raja Moab, Eglon (Hak. 3:12-30). Penyebutan Geba menunjukkan bahwa daerah ini tetap milik mereka sesudah pembuangan. Kedua, yang tinggal di Moab, Ono, Lod, dan Gat (ayat 8-13). Bagian kedua ini menyoroti Saharaim (ayat 8) dan anak-anak Elpaal (ayat 12). Beberapa lokasi dimunculkan di sini. Saharaim tinggal di Moab (ayat 8). Lalu, keturunan Elpaal membangun Ono dan Lod. Penyebutan kesuksesan pembangunan kota menyatakan berkat Allah bagi yang mendirikannya. Kemudian, disebutkan Gat yang telah direbut oleh Beria dan Sema. Penyebutan 4 nama tempat ini mensahkan kepemilikan suku Benyamin atas wilayah-wilayah tersebut. Ketiga, yang tinggal di Yerusalem (ayat 14-28). Kalimat "Itulah para kepala puak . . . ." bisa mencakup semua nama dalam ayat 14-27. Namun, dalam 9:3-9 hanya nama Yeroham yang muncul (ayat 9:8). Dengan demikian, kemungkinan hanya nama-nama dalam ayat 26-27 yang dimaksud. Sebagian dari suku Benyamin telah kembali ke Yerusalem, dan mereka diharapkan memiliki peranan besar dalam pemulihan umat Allah. Keempat, yang berhubungan dengan Yerusalem. Yeiel adalah bapa (baca: pendiri) Gibeon. Daftar ini juga menyebutkan Kisy dan Saul, raja pertama Israel. Lalu, disebutkan pula Yonatan, sahabat karib Daud, dan Meribaal (Mefiboset) yang dikasihi Daud (ayat 2Sam. 9:6-13). Ayat 35-40 mendaftarkan banyak orang perkasa serta banyak keturunan. Di sini ditunjukkan sumbangan militer mereka dan tanda berkat Allah. Penyebutan para leluhur yang terhormat membuat suku Benyamin harus dihormati. Renungkan: Generasi kini akan berdampak sangat besar kepada generasi-generasi yang akan datang. Berbuatlah sesuatu agar generasi Anda istimewa karena kesetiaan mutlak pada Allah! |
(0.1519936547619) | (1Taw 16:37) |
(sh: Ibadah berkesinambungan (Senin, 11 Februari 2002)) Ibadah berkesinambunganIbadah berkesinambungan. Telah kita renungkan beberapa hari ini kesemarakan ibadah. Musik, puji-pujian, tari-tarian, makan bersama, persekutuan, bermazmur mengingat-ingat kesetiaan Allah pada janji-janji-Nya adalah unsur-unsur penting yang bersama-sama membuat ibadah menjadi semacam pengalaman puncak dalam kehidupan. Tetapi, kita tahu bahwa hidup tidak terus-menerus pesta. Hidup lebih banyak terdiri dari pengalaman-pengalaman datar ketika orang menjalankan kegiatan dan kewajiban sehari-harinya dengan teratur. Ibadah pun demikian. Kesukaan berjumpa Allah tidak selamanya terungkapkan dalam pengalaman pesta rohani. Daud menyadari bahwa yang lebih penting dari pengalaman puncak tersebut adalah mengatur agar penyelenggaraan ibadah berjalan dengan teratur tiap hari. Daud membuat beberapa ketentuan yang menempatkan petugas-petugas khusus. Di antaranya ia menetapkan para penjaga pintu (ayat 38), para pelayan kurban bakaran (ayat 39-40), dan para pelayan yang memimpin dalam puji-pujian bagi Tuhan. Tentunya ibadah waktu itu melibatkan lebih banyak lagi kegiatan dan unsur, namun disebutnya ketiga hal ini menunjukkan bahwa hal-hal tersebut sangat vital bagi kelangsungan ibadah tiap hari waktu itu. Para penjaga gerbang berfungsi ganda, menjaga keamanan dan kemurnian ibadah. Para pelayan kurban memastikan bahwa kegiatan pusat ibadah bukan saja berjalan dengan sinambung, tetapi juga dengan benar. Para pemandu puji-pujian memberi kerangka sehingga umat boleh mengembangkan penyembahan mereka. Ayat penutup bagian ini penting untuk kita renungkan. Setelah selesai ibadah dan mengatur agar ibadah berlangsung, Daud dan seluruh umat pulang ke rumah mereka masing-masing. Gerak yang terjadi adalah dari rumah ke Rumah Allah kembali ke rumah masing-masing. Itulah hakikat ibadah yang sejati. Ibadah kepada Allah tidak dapat dipisahkan dari kenyataan hidup sehari-hari. Kita hanya dapat menyembah Allah dengan benar bila penyembahan itu datang dari dan bermuara kembali kepada hubungan-hubungan sehari-hari kita. Renungkan: Kedalaman dan keluasan mutu ibadah kita kepada Allah berhubungan langsung dengan kedalaman dan keluasan hubungan-hubungan kita sehari-hari. |