Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 721 - 740 dari 2214 ayat untuk merupakan [Pencarian Tepat] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.21482819047619) (Kis 10:23) (sh: Kerja Allah menghancurkan tradisi manusia (Selasa, 15 Juni 1999))
Kerja Allah menghancurkan tradisi manusia

Kerja Allah menghancurkan tradisi manusia. Bagi orang Yahudi, bergaul dengan orang non-Yahudi merupakan pantangan. Apa yang dilakukan Petrus menghancurkan hukum yang selama ini berlaku. Namun, Petrus melakukan semua itu karena Allah. Allahlah yang menghancurkan dua tradisi manusia yang saling bertolak belakang: Kornelius "si kafir" menyembah Petrus, dan keputusan Petrus "Yahudi" datang ke rumah Kornelius. Di dalam Allah hubungan sesama manusia tidak ada penghalang. Dengan kata lain, tradisi yang bertentangan dengan prinsip Allah haruslah dihapuskan dan diganti dengan kebenaran firman Tuhan.

Jemaat, pemberita firman dan firman. Dalam pertemuan itu, Petrus menyampaikan fakta-fakta kebenaran Ilahi. Pertama sikap Allah terhadap manusia tidak bergantung pada syarat lahiriah seperti: penampilan, ras, kebangsaan atau tingkat sosial tertentu (34-35). Allah tidak peduli terhadap perbedaan suku bangsa. Kornelius tidak perlu menjadi orang Yahudi untuk memperoleh keselamatan, karena keselamatan ada dalam Yesus Kristus (43). Kedua, Petrus menyampaikan bahwa kehidupan, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus yang juga merupakan inti dari Injil bagi semua bangsa. Firman ini membawa Kornelius dan keluarganya menjadi percaya dan bertobat. Ini merupakan proses perdamaian

(0.21482819047619) (1Kor 11:17) (sh: Perjamuan Kudus (Minggu, 21 September 2003))
Perjamuan Kudus

Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus memiliki muatan kasih yang begitu dalam dari Kristus kepada umat manusia. Namun kenyataannya di jemaat Korintus perjamuan kudus kehilangan muatan kasih-Nya. Perjamuan di Korintus lebih merupakan ajang pamer kekayaan dan pemanfaatan kesempatan. Bagi si kaya, situasi ini dimanfaatkan untuk memamerkan kekayaannya, dan bagi yang miskin ini merupakan kesempatan untuk makan makanan yang enak. Perjamuan Kudus berubah fungsi menjadi pesta pora yang memabukkan (ayat 20,21).

Makna Perjamuan Kudus yang sesungguhnya adalah: pertama, tubuh Kristus yang dipecah-pecahkan, dan darah yang dicurahkan oleh Kristus dalam peristiwa salib (ayat 23-25). Kedua, Perjamuan Kudus bukan sekadar upacara untuk mengingat kematian dan kebangkitan Kristus, tetapi lebih merupakan respons umat terhadap tindakan kasih Allah yang telah menyadarkan kita bahwa keselamatan sudah digenapi dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Ketiga, melalui Perjamuan Kudus, Kristus meletakkan satu dasar bagi komunitas baru orang-orang percaya yang saling mengasihi (ayat 33), yang selalu menceritakan peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya sampai Ia datang (ayat 26). Perjamuan Kudus sarat dengan muatan kasih, yang mengingatkan dan memperbolehkan kita untuk meneruskan kasih Allah dalam Yesus Kristus kepada setiap orang.

Renungkan: Ingatlah bahwa kematian dan kebangkitan Kristus dalam Perjamuan Kudus harus menjadi bagian integral dari hidup kita yang harus kita beritakan kepada semua orang.


Bacaan untuk minggu ke-16 sesudah Pentakosta

Yesaya 35:4-7; Yakobus 2:1-5; Markus 7:31-37; Mazmur 146

Lagu KJ 315

(0.21482819047619) (Ef 6:18) (sh: Bergantung pada Allah melalui doa (Minggu, 20 Oktober 2002))
Bergantung pada Allah melalui doa

Bergantung pada Allah melalui doa. Dalam bacaan kemarin telah kita lihat bagaimana orang Kristen bergantung sepenuhnya kepada Allah. Semua perlengkapan rohani yang disediakan Allah harus diambil dan dipakai. Di samping semua itu, hal terpenting adalah doa. Senjata yang lengkap tanpa doa tidak berarti apa-apa. Doa merupakan pernyataan bergantung sepenuhnya pada Allah.

Bagaimana berdoa? Paulus mengatakan bahwa orang Kristen harus berdoa setiap saat. Tidak hanya setiap saat, juga berdoa dengan berbagai bentuk doa dan permohonan. Doa juga disampaikan dengan tidak putus-putus. Berdoa tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk semua jemaat. Berdoa setiap saat dalam semua permohonan yang tak putus-putus kepada semua orang kudus, tidak otomatis berarti berdoa dalam Roh. Doa dalam Roh berarti doa yang digerakkan dan dipimpin oleh Roh Kudus. Paulus juga menyadari bahwa ia bergantung pada Allah. Ia tidak segan-segan memohon agar jemaat juga mendoakannya. Paulus tidak berbasa-basi dalam hal ini. Doa jemaat untuk Paulus tidak hanya merupakan ekspresi persekutuan di antara keduanya, juga merupakan pernyataan bahwa jemaat dan Paulus bergantung pada Allah. Secara khusus, Paulus memohon agar ia dengan benar dan berani menyampaikan Injil. Semua pemberita Injil membutuhkan dua hal ini yakni, benar dan berani. Benar mengerti Injil tetapi tidak berani memberitakannya menunjukkan Injl yang tanpa kuasa. Sebaliknya, berani memberitakan Injil tanpa pengertian yang benar memeperlihatkan Injil yang tanpa hikmat.

Renungkan: Sungguhkah Anda bergantung pada Allah dalam hidup dan pelayanan Anda?

(0.21482819047619) (Why 14:6) (sh: Tuaian di bumi (Minggu, 10 November 2002))
Tuaian di bumi

Tuaian di bumi.
Dari bukit Sion, penglihatan beralih ke bumi. Ketiga malaikat muncul. Malaikat pertama, mengumandangkan seruan pertobatan seraya membentangkan Injil kepada umat manusia. Malaikat kedua, mengumumkan keruntuhan Babel, simbol perikehidupan yang rusak moral, yang telah meracuni bangsa-bangsa dengan ketidakbermoralan. Malaikat ketiga, mengumumkan nasib akhir para pengikut dan penyembah sang binatang, yakni siksa neraka di hadapan Anak Domba dan malaikat-malaikat-Nya. Pengumuman itu merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang kudus yang sedang berjuang di muka bumi karena iman mereka (ayat 13).Menyusul, penglihatan mengenai penuaian di bumi. Muncul dua sosok. Yang pertama seperti Anak Manusia bermahkota emas—yang dimaksud adalah Kristus—bersabit tajam, dan menurut waktu yang telah ditentukan Allah, Ia menuai. Artinya, masa dispensasi Ilahi telah berakhir. Sang Anak Manusia mengumpulkan orang-orang yang memiliki tanda nama-Nya dan nama Bapa-Nya di dahi mereka.

Sosok yang kedua, yakni malaikat, memiliki corak peran yang agak berbeda dalam penuaian itu. Muncul dari Bait Suci sorgawi dan bersabit tajam. Ia memotong buah-buah anggur yang sudah masak dan melemparkannya ke dalam kilangan besar yang merupakan lambang murka Allah. Itulah murka Allah sepenuhnya, bukan lagi sekadar malapetaka peringatan. Kali ini meliputi segenap umat manusia yang tidak termasuk milik Sang Anak Manusia.

Renungkan:
Bagi para pengikut setia Kristus, kematian maupun perjumpaan dengan Kristus pada kedatangan-Nya kembali merupakan penghiburan besar.

(0.20800652380952) (2Raj 2:1) (sh: Suksesi yang berhasil (Senin, 15 Mei 2000))
Suksesi yang berhasil

Suksesi yang berhasil. Masalah suksesi kepemimpinan baik di dalaminstitusi sekuler maupun rohani merupakan peristiwa yang sangat penting. Karena kelanjutan hidup, misi, dan visi institusi itu terletak di tangan pemimpin pengganti. Peran, tugas, dan tanggung jawab seorang pemimpin memang sangatlah vital. Bagaimana gereja melakukan regenerasi agar kelangsungan misi dan visi gereja tetap terjamin? Suksesi dari Elia dan Elisa dapat memberikan model yang baik bagi gereja.

Pembangunan iman bangsa Israel harus berlanjut. Konflik yang terjadi antara Allah yang diwakili oleh Elia dan kuasa iblis yang diwakili oleh raja-raja Israel akan terus berlanjut. Karena itu diperlukan seorang nabi pengganti Elia yang mempunyai kualifikasi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas Allah dalam misi pembangunan iman bangsa Israel.

Elisa merupakan figur yang tepat sebagai pengganti Elia karena ia mempunyai kualifikasi sebagai berikut: Ia adalah seorang yang setia dan gigih berjuang. Hal ini terlihat dari keinginannya untuk tetap mengikuti Elia kemana pun Elia disuruh pergi oleh Tuhan, walaupun Elia telah berulangkali menyuruhnya pergi. Kesetiaan kepada Tuhan dan kegigihan untuk berjuang diperlukan karena Elisa akan menghadapi berbagai godaan dan ancaman. Tanpa karakter demikian, sulit bagi Elisa untuk menjalankan fungsinya. Elisa adalah saksi mata ketika Elia diangkat ke surga. Peristiwa itu merupakan penyataan Allah yang luar biasa yang meneguhkan Elisa bahwa Allahlah yang memilih dan mengutusnya untuk menggantikan Elia. Ini merupakan bukti legitimasi dari Allah yang diterima oleh Elisa. Di samping itu Elisa pun terbukti mempunyai kompetensi seperti Elia ketika ia membuat mukjizat seperti yang dilakukan Elia. Semua ini karena Roh Allah ada padanya. Di samping legitimasi dari Allah, Elisa pun mendapatkan legitimasi dari rekan-rekan nabi yang lain.

Renungkan: Karakter, legitimasi dari Allah, kompetensi, dan legitimasi dari rekan sekerjanya merupakan kualifikasi seorang pemimpin yang tidak boleh dibolak-balik urutannya. Dua hal pertama menekankan siapa calon pemimpin itu di hadapan Allah dan yang ketiga menekankan apa yang ia punyai untuk melakukan tugasnya. Yang terakhir adalah siapa mereka di hadapan rekan-rekan sekerja lainnya. Bila urutan ini dibolak-balik, maka dapat dipastikan bahwa peran dan fungsi pemimpin itu tidak akan berjalan maksimal. Bagaimana gereja memilih para pemimpinnya?

(0.18797466666667) (Yoh 7:38) (full: SEPERTI YANG DIKATAKAN OLEH KITAB SUCI. )

Nas : Yoh 7:38

Yesus menunjuk kepada "Alkitab" karena itulah Firman Bapa-Nya dan dengan demikian merupakan kekuasaan tertinggi untuk kehidupan dan ajaran-Nya. Alkitab juga merupakan kekuasaan tertinggi bagi orang Kristen karena Allah sendiri yang berhak menentukan standar-standar kelakuan kita. Dia telah memilih untuk melaksanakan kekuasaan ini dengan memberitahukan kebenaran-Nya dalam Alkitab. Alkitab, selaku penyataan Allah, memiliki kekuasaan yang sama seolah-olah Allah sendiri yang berbicara kepada kita secara langsung

(lihat art. PENGILHAMAN DAN KEKUASAAN ALKITAB).

  1. 1) Alkitab yang diilhamkan merupakan kekuasaan tertinggi bagi setiap orang percaya. Tradisi kegerejaan, nubuat, penyataan-penyataan yang baru, ajaran dan gagasan manusia harus diuji sesuai dengan Alkitab dan tidak pernah boleh diangkat sehingga menjadi sejajar dengan kekuasaan Alkitab (bd. Mr 7:13; Kol 2:8; 1Pet 1:18-19).
  2. 2) Mengaku kesetiaan yang sama atau lebih kepada kekuasaan lain dari Allah dan Firman-Nya yang diilhamkan berarti mengundurkan diri dari iman alkitabiah dan ketuhanan Kristus. Mengatakan bahwa ada orang, lembaga, pengakuan kepercayaan, atau gereja yang mempunyai kekuasaan yang sama atau lebih tinggi dari penyataan Allah yang diilhamkan adalah sama dengan penyembahan berhala. Jadi, semua orang yang tidak bersedia menyerahkan kepercayaan mereka kepada kekuasaan PB menempatkan diri mereka di luar kekristenan alkitabiah dan keselamatan dalam Kristus.
(0.18797466666667) (Im 15:1) (sh: Kenormalan dan kewajaran bukanlah padanan kekudusan Allah (Senin, 16 September 2002))
Kenormalan dan kewajaran bukanlah padanan kekudusan Allah

Kenormalan dan kewajaran bukanlah padanan kekudusan Allah. Pernahkah Anda membanggakan diri atas prestasi kesalehan dan aktivitas pelayanan Anda? Pernah jugakah Anda tersinggung karena orang lain mengabaikan apa yang telah anda lakukan? Semuanya Ini ingin menyatakan bahwa Anda berarti dan patut dihargai. Hal ini tidaklah selalu merupakan sesuatu yang negatif, namun ada hal yang lebih penting yakni menempatkan diri secara tepat dihadapan Allah yang kudus.

Pasal ini merupakan suatu diskripsi tentang peraturan yang berhubungan dengan lelehan yang keluar dari organ seksual: [1] Keluarnya lelehan laki-laki karena penyakit kelamin (ayat 2-15); [2] Keluarnya air mani secara alami dan wajar (ayat 16-18); [3] Keluarnya darah menstruasi wanita secara alami dan wajar (ayat 19-24); dan [4] Keluarnya darah menstruasi atau lelehan untuk waktu yang lama (ayat 25-30). Sungguh mengherankan karena selain keluarnya cairan yang disebabkan karena penyakit, atau proses alamiah seperti hubungan seksual dan menstruasipun dinyatakan najis dihadapan Allah. Semuanya ini merupakan penegasan bahwa kondisi manusia dalam segala kenormalan dan kewajarannya tetap tidak sepadan dengan kekudusan Allah.

Kita adalah manusia yang berdosa. Dosa bukan saja telah memisahkan kita dari Allah, tetapi juga telah mempersatukan kita dengan kematian. Tidak ada jalan keluar bagi persoalan ini kecuali melalui penebusan. Hanya melalui penebusan manusia dapat diperdamaikan dan terlepas dari murka Allah. Disinilah para imam memegang peranan yang penting. Mereka dipanggil untuk menghindarkan Israel dari kenajisan (ayat 31) melalui ritual penebusan (ayat 13-15, 28-30).

Renungkan: Keseharian, kewajaran dan kenormalan manusia bukanlah padanan bagi kekudusan Allah. Kesalehan dan kebaikan kita bukanlah jawaban bagi persoalan dosa kita. Sebagaimana Allah telah memanggil para imam untuk memberitakan pendamaian melalui pengorbanan anak burung merpati diatas api, demikian juga kini Allah memanggil Anda untuk memberitakan pendamaian melalui pengorbanan Kristus diatas kayu salib.

(0.18797466666667) (Ul 27:11) (sh: Dua belas kutuk (Jumat, 9 Juli 2004))
Dua belas kutuk

Dua belas kutuk. Tekad untuk menjunjung hukum-hukum Allah dapat diungkapkan dari sisi negatif yaitu kesehatian menolak dan mengutuk tindakan yang melawan hukum-hukum Allah. Dalam bagian ini, kebulatan tekad mengutuki dosa umat dipimpin oleh orang Lewi. Seluruh umat bersehati menyatakan penolakan mereka atas dosa.

Dua belas ucapan kutuk yang diucapkan oleh sebagian suku Israel di gunung Ebal dan Gerizim merupakan suatu pernyataan bahwa ikatan perjanjian antara TUHAN dan Israel kudus dan serius. Dua belas ucapan kutuk ini bukan suatu uraian lengkap menyeluruh mengenai larangan yang tidak boleh dilanggar oleh Israel, tetapi merupakan beberapa sikap dasar yang harus dipelihara sebagai bagian kesetiaan mereka terhadap perjanjian Sinai. Perjanjian Sinai menyatakan Allah dan Israel terikat dalam suatu perjanjian.

Pengelompokkan kedua belas ucapan kutuk tersebut sbb.: Pertama, ucapan kutuk terhadap pelanggaran hukum pertama dan kedua dari sepuluh hukum Allah (ayat 15). Diletakkan paling atas karena merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Allah sendiri. Kedua, ucapan kutuk terhadap pelanggaran dari hukum yang mengatur kehidupan dengan sesama (ayat 16-25). Sikap yang dikutuk adalah sikap melecehkan orang tua, sesama saudara, harta milik sesama, kekudusan pernikahan, dan nyawa sesama manusia. Ketiga, ucapan kutuk terhadap pelanggaran pasif hukum Taurat (ayat 26). Hukum Taurat tidak saja untuk tidak dilanggar melainkan untuk diterapkan dalam perilaku setiap hari.

Kita bersyukur, di dalam Tuhan Yesus tidak ada lagi kutukan yang menimpa kita, karena pengampunan-Nya bersifat tuntas. Pengampunan-Nya memampukan kita untuk belajar apa yang Allah harapkan untuk kita lakukan dan tidak lakukan sebagai anak Tuhan.

Renungkan: Ketika umat Allah berkumpul berbakti bersama, penting sekali menyatukan hati dan tekad untuk melakukan kebenaran dan untuk menolak segala bentuk kejahatan dan pelanggaran terhadap hukum Allah.

(0.18797466666667) (2Raj 2:19) (sh: Pelayanan Allah dalam pelayanan Elisa (Selasa, 16 Mei 2000))
Pelayanan Allah dalam pelayanan Elisa

Pelayanan Allah dalam pelayanan Elisa. Seringkali di kalangan aktivis gereja muncul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. Apa hakikat pelayanan Kristen? Atau berita apa yang seharusnya kita sampaikan melalui pelayanan Kristen? Dua pertanyaan itu sebetulnya mengarah kepada karakteristik pelayanan yang sejalan dengan pelayanan Allah. Melalui 2 mukjizat yang dilakukan dalam pelayanan pertamanya, Elisa memperlihatkan karakteristik pelayanan yang sesuai dengan-Nya.

Karakteristik pelayanan Elisa yang pertama tergambar jelas ketika ia menyehatkan air di Yerikho. Kota Yerikho memang sudah dibangun kembali oleh Ahab (1Raj. 16:34), namun tetap menjadi kota yang tidak produktif. Nampaknya kota ini masih terikat oleh hukuman yang pernah dijatuhkan Allah melalui Yosua (Yos. 6:26), sehingga penduduk dan tanahnya mengalami penderitaan. Mukjizat yang dilakukan Elisa membebaskan kota dan penduduk Yerikho dari penghukuman dan membawa mereka pada era yang baru. Dengan kata lain, karakteristik pertama pelayanan Elisa adalah menyatakan anugerah Allah kepada manusia yang membutuhkannya. Sedangkan karakteristik kedua pelayanan Elisa berbanding terbalik dengan yang pertama. Karakteristik kedua ini bersifat menyatakan penghukuman bagi mereka yang tidak hormat kepada Allah. Ini nampak dari peristiwa dimana Elisa mengutuk anak-anak yang mengolok-olok dirinya. Anak-anak ini tidak sekadar menghina Elisa namun sesungguhnya mereka telah menghina Allah yang diwakilinya di depan umum. Penghukuman ini merupakan peringatan kepada seluruh bangsa Israel yang tidak taat dan percaya kepada-Nya bahwa penghujatan terhadap nama Allah tidak bisa ditolerir.

Kedua karakteristik pelayanan Elisa merupakan satu koin dengan 2 sisi yang tidak dapat dipisahkan. Bukankah ini juga merupakan karakteristik pelayanan Allah. Di satu sisi Allah memberikan anugerah-Nya kepada umat-Nya, namun di sisi lain Allah juga menyatakan penghukuman kepada mereka yang menolak anugerah-Nya.

Renungkan: Demikian pula seharusnya Kristen di dalam setiap aktivitas pelayanannya. Apakah itu pelayanan diakonia, koinonia, maupun marturia, anugerah Allah yang membebaskan manusia dari hukuman kekal harus terus dikumandangkan dan penghukuman Allah kepada mereka yang menolak anugerah-Nya pun harus ditegaskan.

(0.18797466666667) (2Raj 3:1) (sh: Kehidupan rohani akar kehidupan manusia (Rabu, 17 Mei 2000))
Kehidupan rohani akar kehidupan manusia

Kehidupan rohani akar kehidupan manusia. Kehidupan rohani seseorang merupakan akar dan titik awal bagi tercapainya kehidupan manusia yang seutuhnya, yakni kehidupan yang selaras dengan panggilan hidupnya, kehidupan yang bermakna dan berharga bagi masyarakatnya. Dengan kata lain, walaupun seseorang sukses dalam kariernya, namun kehidupan rohaninya kacau, maka dapat dipastikan bahwa kesuksesan dalam karier itu tidak akan bermakna bagi pribadinya, keluarganya, dan masyarakat. Kehidupan Yoram merupakan contoh yang tepat untuk hal ini.

Sebagai raja Israel, panggilan hidupnya adalah memimpin dan membimbing rakyatnya untuk berjalan dalam jalan Tuhan. Namun kenyataannya, ia justru memimpin bangsanya kepada kesesatan dan kemurtadan. Ini berawal dari kehidupan rohaninya yang kacau. Ia mematikan satu penyembahan berhala namun justru menghidupkan kembali penyembahan berhala yang pernah disembah oleh Yerobeam kurang lebih 100 tahun yang lampau. Kehidupan rohani yang kacau ini juga hampir mengacaukan pelaksanaan tugasnya sebagai raja. Rencana menyerang Moab sebenarnya merupakan tindakan yang terpuji. Namun ia nampaknya tidak seperti Yosafat yang sangat berhikmat untuk menentukan siasat penyerangannya. Itu disebabkan karena Yosafat mempunyai kehidupan rohani yang benar di hadapan Allah (Maz. 119:98-100).

Ketika menghadapi kesulitan air di padang gurun Edom, Yoram bersungut-sungut sama seperti nenek moyangnya ketika berada di padang pasir menuju tanah Kanaan. Dalam situasi yang genting ini ia telah kehilangan arah dan pegangan. Ia pun menyalahkan TUHAN sebagai penyebab mereka bertiga diserahkan kepada Moab. Padahal kapankah Yoram minta petunjuk dari TUHAN tentang penyerangan ini? Seandainya Yoram sendiri yang menyerang tanpa bantuan Yosafat dapat dipastikan bangsa Israel akan dipukul habis oleh orang Moab di padang gurun. Dengan demikian selain menjerumuskan bangsanya kepada kesesatan, ia juga membawa bangsanya kepada kemusnahan.

Renungkan: Apakah panggilan hidupnya sebagai raja terpenuhi? Di sisi manakah Anda berada sekarang? Di sisi Yoram atau Yosafat? Kehidupan rohani yang sehat kunci pembenahan kehidupan Kristen.

(0.18797466666667) (2Raj 13:10) (sh: Kristen adalah aset nasional (Minggu, 4 Juni 2000))
Kristen adalah aset nasional

Kristen adalah aset nasional. Itulah seharusnya yang dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia terhadap keberadaan Kristen di bumi Indonesia. Seperti Elisa ketika menderita penyakit parah dan hampir mati, Yoas raja Israel menangis sambil berseru-seru: 'Bapaku-bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda'. Kereta dan orang berkuda merupakan kekuatan utama bagi sebuah bangsa untuk menghadapi musuh. Jika ungkapan ini ditujukan kepada Elisa berarti keberadaan dan kehidupannya merupakan kekayaan nasional yang tak terhingga. Hidup Elisa bernilai dan berarti karena memberikan dampak positif yang nyata bagi kelanjutan kehidupan bangsa Israel melalui peran yang ia lakukan sebagai nabi Allah yang menegur, meneguhkan, dan menyatakan siapa Allah melalui mukjizat-mukjizat yang dikerjakan Allah di dalam dirinya. Ini merupakan 'prestasi' tersendiri bagi Elisa karena ungkapan ini pernah diserukan oleh Elisa kepada Elia sebagai pengakuan akan nilai Elia bagi bangsa Israel (2Raj. 2:12).

Elisa tidak hanya berarti dan bernilai ketika masih hidup atau sehat. Namun di dalam keadaannya yang lemah dan hampir mati, hidupnya masih diberdayakan sebagai pewarta kabar keselamatan Allah bagi Israel. Kabar keselamatan yang membawa misi restorasi bangsa Israel kembali sebagai bangsa yang besar dan dengan wilayah yang membentang luas. Semua itu digenapi setelah kematiannya. Israel berhasil mengalahkan Aram sebanyak tiga kali hingga Israel berhasil mendapatkan kembali kota-kotanya. Hidup dan keberadaan Elisa sangat berarti dan bernilai bagi bangsa Israel sebab sepanjang hidupnya ia memberikan diri secara penuh untuk dipakai oleh Allah, sehingga seorang raja yang jahat seperti Yoas pun mengakuinya sebagai aset nasional.

Renungkan: Jika Kristen meneladani Elisa, akan menjadi aset nasional, sehingga mereka yang tidak seiman akan mengakui dan membutuhkan pelayanan kita.

Bacaan untuk Minggu Paskah 7

Kisah Para Rasul 1:12-14 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis1.htm#1:12 1Petrus 4:12-19 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe4.htm#4:12 Yohanes 17:1-11 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh17.htm#17:1 Mazmur 47 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz47.htm

Lagu: Kidung Jemaat 336

(0.18797466666667) (2Raj 16:1) (sh: Mempertuhankan diri (Sabtu, 10 Juni 2000))
Mempertuhankan diri

Mempertuhankan diri. Mengamati kehidupan rohani raja Ahas, tidaklah heran bila ia merupakan salah satu raja terjahat di dalam sejarah kerajaan Yehuda. Sebab dirinya sendirilah yang menjadi Tuhan atas hidupnya. Allah, dewa, atau agama hanyalah merupakan masalah pribadi dan selera, sehingga tidak ikut memberi warna dalam kehidupannya. Akibatnya di dalam kehidupan rohaninya terjadi hal-hal seperti: pemisahan antara komitmen ibadah dengan iman, sinkretisme demi selera, keuntungan pribadi menjadi kunci penentu bagi keputusan di segala bidang termasuk bidang rohani.

Beberapa peristiwa membuktikan kebenaran penjabaran di atas. Tindakan Ahas mempersembahkan seorang anak kandung sendiri, merupakan komitmen paling tinggi dalam ibadah dewa Baal. Namun komitmen yang tinggi itu tidak dibarengi dengan kepercayaannya secara penuh terhadap kemampuan dan kekuatan dewa yang ia sembah, sehingga hidupnya bergantung kepadanya. Sebab ketika Yehuda diserang oleh raja Aram dan raja Israel, ia justru memohon pertolongan kepada Tiglat Pileser, raja Asyur. Ini berarti komitmen tanpa iman. Dapat dikatakan bahwa komitmennya adalah untuk memuaskan kepentingan pribadi karena ia ingin mendapat citra sebagai orang taat beragama. Lebih aneh lagi, persembahan untuk Tiglat Pileser tidak diambil dari kuil Baal, namun justru mengorbankan harta Bait Allah dan pribadinya sendiri.

Kemudian ketika ia ke Damsyik untuk melakukan kunjungan kenegaraan kepada Tiglat Pileser, ia melihat ada model mezbah dewa asing yang indah. Lalu ia memerintahkan imam Uria untuk membuat mezbah sesuai dengan apa yang ia lihat. Anehnya, mezbah itu bukan untuk penyembahan kepada Baal namun penyembahan kepada Allah di Bait-Nya. Ia nampaknya memberikan yang terindah untuk Allah, namun sesungguhnya tidak! Hukum Allah tidak hanya menetapkan bahwa umat-Nya harus memberikan persembahan namun juga dimana dan dengan mezbah yang bagaimana persembahan itu harus diberikan. Tidak hanya perubahan mezbah yang Ahas lakukan, ia bahkan merombak bagian tertentu rumah Allah demi Tiglat Pileser.

Renungkan: Komitmen kepada Allah adalah mempersembahkan seluruh totalitas kehidupan kepada Allah, dan itu berarti tak sedikit pun kita mengambil keputusan bagi kehendak dan keuntungan diri sendiri.

(0.18797466666667) (Ezr 5:1) (sh: Firman Tuhan dan perlindungan-Nya (Minggu, 5 Desember 1999))
Firman Tuhan dan perlindungan-Nya

Firman Tuhan dan perlindungan-Nya Di tengah perlawanan banyak pihak terhadap rencana umat untuk membangun rumah Tuhan, Tuhan berfirman melalui nabi Hagai dan Zakharia, bahwa apa pun perlawanan yang dihadapi, pembangunan itu harus diteruskan (lih. Hag. 1:8; Za. 4:6-10). Ketika para pejabat pemerintah setempat tetap melakukan usaha perlawanan (3, 4), Allah memperhatikan mereka, sehingga rencana umat untuk meneruskan pembangunan rumah Tuhan tetap terlaksana karena perlindungan Allah. Konsekuensi ketaatan umat kepada Allah dan firman-Nya adalah perlindungan Allah. Orang beriman meyakini hal ini dengan melihat bahwa janji penyertaan Tuhan tidak pernah berkesudahan dalam berita Alkitab - "Aku akan menyertai engkau". Karena itu tidak ada alasan bagi orang beriman yang telah menyaksikan, menikmati, dan terlibat dalam karya besar Allah untuk meragukan Dia serta kekuasaan-Nya atas kita.

Yang dilindungi menjadi saksi. Keyakinan bahwa Tuhan yang Mahakuasa menyertai dan melindungi kita seharusnya menjadikan kita berani dan tidak gentar untuk bersaksi demi nama-Nya. Pada surat yang dikirim Tatnai kepada raja Darius, kita melihat bahwa perkataan orang Yahudi bukan hanya merupakan pembelaan diri atas tindakan mereka, tetapi juga merupakan kesaksian tentang karya Tuhan di tengah-tengah umat Israel. Mereka meninggikan nama Tuhan sebagai Allah semesta langit dan bumi, dan menyebut diri mereka sendiri sebagai hamba-hamba-Nya (11). Mereka tidak malu mengakui dosa nenek moyang mereka yang membangkitkan murka Allah dan mengakibatkan pembuangan mereka (12). Mereka menyebut Bait Suci sebagai rumah Allah. Pengakuan-pengakuan ini disertai dengan kebenaran perkara mereka merupakan kesaksian yang benar dan indah.

Renungkan: Penyertaan Tuhan telah dinyatakan melalui kedatangan Yesus Kristus. Dialah "Imanuel", yang berarti 'Allah menyertai kita' (Mat. 1:24). Apakah kita sungguh menghayati firman Tuhan ini? Bagaimana dengan kesaksian hidup kita?

(0.18797466666667) (Ayb 4:1) (sh: Ia memukul, namun juga menyembuhkan (Sabtu, 20 Juli 2002))
Ia memukul, namun juga menyembuhkan

Ia memukul, namun juga menyembuhkan. Teman-teman Ayub mempunyai keyakinan yang sama tentang kekuasaan Tuhan. Itu sebabnya Elifas, teman Ayub, beranggapan bahwa musibah yang menimpa Ayub memang merupakan rancangan Tuhan dan bukan sesuatu yang terjadi di luar kehendak-Nya. Namun, kali ini rancangan Tuhan untuk Ayub ialah menghukumnya dan penyebabnya jelas: Ayub telah berdosa (ayat 4:17). Elifas terus berusaha menasihati Ayub untuk tetap bersabar (ayat 5:2-6), memasrahkan diri ke dalam tangan Allah, sebab Dia berkuasa mengubah segala sesuatu (ayat 8). Asal saja Ayub sabar, penderitaan ini dapat juga merupakan disiplin (ayat 5:17). Bahkan Elifas mengatakan bahwa "Dia yang melukai ... juga yang membebat" (ayat 18).

Semua nasihat Elifas ini benar. Tetapi, hal itu tidak menjawab pergumulan Ayub. Pada akhir kitab ini, kita dapat membaca bahwa kesimpulan Elifas keliru. Menurut Elifas penderitaan Ayub merupakan ganjaran Allah atas kejahatan yang Ayub lakukan. Elifas memutlakkan hukum sebab-akibat. Akibatnya, ia tidak berhasil meringankan derita Ayub, tetapi justru tambah membebaninya.

Dari kisah ini, kita belajar beberapa hal penting mengenai pemahaman Kristen tentang penderitaan. Pertama, Kristen harus belajar untuk tidak melihat penderitaan dari satu sudut pandang saja. Misalnya, walaupun fakta di sekeliling kita menunjukkan bahwa penderitaan mengganggu keserasian ciptaan Allah, namun Allah mengizinkan penderitaan itu terjadi untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Kedua, selama Kristen berada di dunia, maka kemungkinan kita akan mengalami penderitaan. Itu bukan karena dosa atau salah kita. Misalnya, bencana alam dan sakit. Ketiga, Kristen harus menentukan sikap yang tepat ketika mengalami penderitaan, yaitu menyerahkan diri kepada Tuhan, mohon kekuatan untuk mengerti makna yang terkandung di dalamnya.

Renungkan: Kekuatan serta penghiburan diberikan Tuhan padaku. Tiap hari aku dibimbing-Nya; tiap jam dihibur hatiku. Dan sesuai dengan hikmat Tuhan 'ku dib'rikan apa yang perlu. Suka dan derita bergantian memperkuat imanku (KJ. 332). Ketika Anda berada dalam penderitaan, hayati syair lagu ini.

(0.18797466666667) (Pkh 1:1) (sh: Arti hidup (Rabu, 29 September 2004))
Arti hidup

Arti hidup. Ada sebuah kisah tentang seorang misionaris tua yang pada masa mudanya mengembara ke berbagai negara di dunia ini untuk menemukan arti hidupnya. Akan tetapi, ia tidak memperoleh arti hidup yang dicarinya itu, sebaliknya ia justru "ditemukan" oleh Tuhan. Pada waktu Tuhan menemukannya misionaris itu pun mendapatkan arti hidupnya. Sekarang ia melayani Tuhan dan mendapati bahwa sebenarnya, arti kehidupan adalah jika kita berjalan dalam kehendak Allah.

Raja Solomo yang diyakini banyak penafsir Alkitab sebagai penulis kitab Pengkhotbah (ayat 1,12) menyatakan bahwa semua kegiatan manusia dan "gerakan" alam di dunia adalah kesia-siaan karena peristiwa itu merupakan aktivitas berulang yang membosankan (ayat 3-7). Bahkan isi hikmat dan ajaran pengetahuan dunia ini merupakan pengulangan dari ilmu yang pernah ada sebelumnya dan yang pada akhirnya akan dilupakan (ayat 9-11). Menurut Raja Salomo hal ini menunjukkan bahwa sesuatu yang mulia seperti hikmat dan pengetahuan dunia sekalipun tetap merupakan kesia-siaan dan tak dapat memahami hidup (ayat 8,18).

Kita perlu mengerti adanya keterbatasan-keterbatasan dalam hidup ini yang tidak mampu kita hindari, seperti kematian, proses menjadi tua, dsb. Maka kita pun harus mengetahui apa yang dapat kita kerjakan untuk dicapai dalam kehidupan ini. Kita mungkin beranggapan bahwa kesuksesan, kekayaan, kesehatan, paras cantik/tampan, kepintaran dan ketenaran dapat memberi kita kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup ini. Namun, pandangan ini tidak selalu tepat sebab semua hal tersebut mungkin memberikan kita kelimpahan materi dan status sosial di masyarakat, tetapi belum tentu menghasilkan kebahagiaan dan kepuasan hidup yang benar. Sebaliknya, Tuhan Yesus menjanjikan damai sejahtera dan berkat yang "membuahkan" kebahagiaan serta arti hidup yang sesungguhnya, tersedia bagi siapa saja yang mau menerima-Nya dalam kehidupan ini (Yoh. 10:10).

Renungkan: Menikmati hidup tanpa Tuhan akan berakhir dengan kesia-siaan, sedangkan menjalaninya bersama Tuhan memperoleh damai.

(0.18797466666667) (Yeh 4:1) (sh: Teater tunggal Yehezkiel (Kamis, 19 Juli 2001))
Teater tunggal Yehezkiel

Teater tunggal Yehezkiel. Tugas pertama Yehezkiel bukanlah mewartakan berita penghukuman dari Allah, namun ia justru diperintahkan untuk berlakon tunggal dalam sebuah teater yang sangat eksotik. Teater ini akan dipertontonkan kepada seluruh bangsa Yehuda yang ada dalam pembuangan bersama-sama dengan dirinya. Mereka juga harus berpartisipasi dengan jalan menafsirkan pesan yang disampaikan dalam teater tunggal tersebut.

Teater tunggal Yehezkiel mempunyai 3 pesan bagi bangsa Israel. Pesan pertama berbicara tentang pengepungan yang akan dialami oleh Yerusalem sebagai pusat dan kebanggaan bangsa Israel. Pengepungan ini tidak dapat dielakkan lagi karena Allah tidak mau lagi mendengarkan doa mereka (ayat 3). Pesan kedua berbicara tentang jangka waktu pembuangan yang akan dijalani oleh bangsa Israel (ayat 4-8). Pesan ketiga mewartakan kelaparan yang akan diderita oleh penduduk Yerusalem karena kelangkaan bahan makanan (ayat 9- 17).

Pesan-pesan itu sangatlah penting sebab menyangkut masa depan bangsa Israel sebagai sebuah bangsa, selain pesan itu juga menegaskan siapakah Allah dalam kehidupan sejarah sebuah bangsa sehingga Ia dapat memberitahukan secara tepat sesuatu yang belum terjadi. Namun mengapa berita ini disampaikan melalui cara yang nampaknya main-main? Pertanyaan itu salah sebab justru teater tunggal ini merupakan sarana yang sangat tepat. Teater tunggal ini merupakan ilustrasi yang dapat memberikan kesan yang kuat dan mendalam bagi sebuah bangsa pemberontak seperti Israel yang sudah terlalu banyak mendapatkan berita melalui telinga. Indra yang lain yaitu penglihatan (ayat 1-3), perasa (ayat 4-8), pengecap, serta penciuman (ayat 9-17) harus disentuh agar pesan mengakar kuat dan dalam. Allah memang sangat cerdik dalam memilih media yang akan digunakan untuk menyampaikan berita-Nya namun manusia tetap harus menafsirkannya.

Renungkan: Berdasarkan pemahaman di atas, nampaknya krisis multidimensional yang sedang dialami oleh bangsa ini merupakan teater yang sedang Allah sutradarai. Ia sedang mengilustrasikan dan menyentuh segenap indra bangsa ini untuk menyampaikan berita penghukuman dahsyat jika bangsa ini tidak bertobat. Peran apakah yang dapat Anda ambil dalam teater Indonesia pada zaman ini?

(0.18797466666667) (Yeh 9:1) (sh: Yang menguatkan dan mengingatkan Kristen (Selasa, 24 Juli 2001))
Yang menguatkan dan mengingatkan Kristen

Yang menguatkan dan mengingatkan Kristen. Bacaan kita hari ini masih merupakan lanjutan dari kunjungan penglihatan ke Yerusalem. Yehezkiel kini menjadi saksi dari proses eksekusi hukuman atas Yerusalem. Pertama, orang-orang yang setia kepada-Nya ditandai supaya terluput dari eksekusi. Kedua, kemuliaan Allah undur dari Bait-Nya. Ketiga, hukuman dijatuhkan. Hukuman ini tidak mengenal diskriminasi bahkan dimulai dari tempat kudus-Nya, yaitu para imam. Namun sebelum proses ini berjalan, ada alasan kuat mengapa proses itu tidak dapat ditunda lagi yaitu ketidakadilan menguasai kota Yerusalem, sebab para pemimpin dan rakyatnya berkeyakinan bahwa Allah tidak ada di Yerusalem. Pengingkaran akan keberadaan Allah merupakan bentuk lain dari menempatkan diri sendiri sebagai penguasa atas hidup kita sendiri serta atas hidup manusia lain dan alam semesta.

Penglihatan Yehezkiel ini memperlihatkan beberapa kebenaran kepada kita. Setiap ketidakadilan yang terjadi dalam sebuah negara tidak akan berlangsung selamanya. Akan tiba saatnya, Allah akan bertindak untuk menghentikan ketidakadilan ini dengan penghukuman- Nya. Pergumulan dan perjuangan orang-orang benar yang hidup dalam negara yang tidak menegakkan keadilan, tidak akan pernah sia-sia. Allah memperhatikan, mencatat, bahkan mampu memelihara umat-Nya ketika sekitarnya mengalami kehancuran. Allah akan menuntut pertanggungjawaban dari setiap orang tanpa dispensasi maupun diskriminasi, bahkan tuntutan Allah akan dimulai dari tempat kudus-Nya atau dari umat-Nya (ayat 6).

Kebenaran-kebenaran di atas dapat disimpulkan menjadi dua kebenaran utama yang merupakan dua sisi dari mata uang logam. Pertama, Kristen selalu mempunyai pengharapan dan penghiburan dalam situasi dan kondisi seburuk apa pun, sebab Allah adalah hakim yang adil. Kedua, kekristenan tidak boleh digunakan sebagai jubah untuk menutupi dosa-dosa kita.

Renungkan: Menyalahgunakan keyakinan keselamatan di dalam Kristus demi keuntungan pribadi akan mendatangkan penghukuman, sebab Allah menuntut pertanggungjawaban. Mari kita gunakan kedua sisi mata uang logam ini untuk menguatkan sekaligus mengingatkan kita, agar kita dapat senantiasa hidup menurut kehendak-Nya.

(0.18797466666667) (Yeh 33:1) (sh: Meragukan keraguan (Sabtu, 10 November 2001))
Meragukan keraguan

Meragukan keraguan. Kemampuan meragukan sesuatu bisa merupakan anugerah sekaligus kutuk. Karena ragu-ragu, kita dapat semakin dekat atau malah semakin jauh dari kebenaran.

Ketidakpercayaan Israel terhadap berita Yehezkiel merupakan suatu wujud keraguan. Mereka mencemooh Yehezkiel dan berita yang disiarkannya. Pasal 33 menunjuk pasal 24 yang berbicara tentang jatuhnya Yerusalem setelah Yehezkiel melayani enam setengah tahun (ayat 21).

Peristiwa tersebut merupakan titik balik di dalam pelayanan Yehezkiel. Ia kembali mendapatkan suaranya yang hilang setelah istrinya meninggal (ayat 24:27). Tuhan menyuruhnya berbicara lagi. Namun, sebelumnya, ia disadarkan akan panggilannya kembali sebagai "pelihat" bagi Israel (ayat 1- 9). Ini penting untuk memberikan keyakinan akan status dirinya dan kebenaran beritanya di tengah bangsa yang tegar tengkuk.

Ada 2 pesan yang ingin disampaikan oleh Tuhan melalui Yehezkiel di sini. Pertama, Tuhan telah memberikan kesempatan pemulihan kepada bangsa Israel yang berada di Yerusalem bila mereka bertobat (ayat 10-16). Namun, mereka menolak tawaran itu dan tetap berkeras hati, bahkan menyalahkan Tuhan (ayat 17-20). Mereka sombong karena menganggap bahwa mereka akan memiliki tanah Yerusalem selama-lamanya (ayat 24), padahal mereka telah melakukan kekejian yang dahsyat (ayat 25-29). Mereka tidak hanya mencemoohkan ancaman Tuhan, tetapi juga pengharapan yang Tuhan berikan. Ini membawa kita pada pesan yang kedua, yaitu suatu peralihan kesempatan. Tuhan kini memberikan hak pemulihan bukan kepada mereka yang berada di Yerusalem, tetapi kepada mereka yang berada di pembuangan. Hanya orang-orang yang pada akhirnya sungguh-sungguh kembali pada Tuhan yang akan diberikan pemulihan. Tuhan tidak menyukai orang yang menganggap remeh firman-Nya (ayat 30-33). Pertobatan sejati terjadi bukan hanya dengan kesenangan mendengar firman Allah, namun dengan adanya perubahan hidup.

Renungkan: Seorang pahlawan berani memberitakan imannya sampai orang lain meragukan keraguannya. Belajarlah untuk mengimani dan mewartakan janji Allah, meskipun situasi tidak mendukung.

(0.18797466666667) (Yeh 37:15) (sh: Kuasa anugerah Tuhan yang mempersatukan (Jumat, 16 November 2001))
Kuasa anugerah Tuhan yang mempersatukan

Kuasa anugerah Tuhan yang mempersatukan. Racun dosa yang menyebar ke seluruh kehidupan umat Allah tidaklah berdampak tunggal. Kuasanya merembes ke dalam setiap aspek kehidupan manusia dan menghasilkan berbagai kerusakan. Kerusakan yang diakibatkan oleh pengaruh dosa bagi Israel bukan hanya berdampak pada hancurnya harapan mereka sebagai suatu bangsa (ayat 37:1-14), melainkan terlebih dahulu telah menghancurkan sendi-sendi relasi yang membangun kesatuan umat Tuhan. Kehadiran dosa di tengah-tengah Israel telah merusak hubungan mereka dengan Tuhan dan menceraikan kerajaan mereka menjadi kerajaan Utara dan Selatan.

Berita restorasi yang dikumandangkan Yehezkiel pada bagian ini mendengungkan dua janji pemulihan, yakni: [1] Janji bahwa Tuhan akan memulihkan hubungan antara Diri-Nya dengan Israel, yang diikat oleh perjanjian kekal Allah yang akan terus berlangsung selama-lamanya (ayat 21, 23-28); dan [2] Janji bahwa Israel akan kembali menjadi satu bangsa yang akan digembalakan oleh satu raja, sebagai satu umat di tangan Tuhan (ayat 17, 19, 22, 24). Di dalam kedua janji ini terkandung suatu penegasan bahwa kekuatan kuasa dosa yang menceraikan akan dikalahkan oleh kuasa Tuhan yang mempersatukan.

Penggenapan janji pemulihan dalam nubuat Yehezkiel ini belum seutuhnya dialami oleh Israel. Hingga pada tahun-tahun penulisan Perjanjian Baru, orang-orang Yahudi tetap tidak bergaul dengan orang Samaria yang merupakan keturunan campuran dari kerajaan Utara (Yoh. 4:9). Melalui berita ini, Israel ditantang untuk melihat ke depan dan menantikan kuasa pemulihan Tuhan. Para penulis Perjanjian Baru menegaskan dan mengaitkan penggenapan janji ini dengan misi kedatangan Kristus ke dalam dunia, yang mempersatukan umat manusia di dalam Diri-Nya (Ef. 2:14-18). Kita semua yang telah tercerai- berai telah dihimpun sebagai satu kawanan domba dengan satu gembala (Yoh. 10:16).

Renungkan: Pemulihan hubungan yang rusak merupakan bagian yang menyatu dengan agenda kekal Allah untuk merestorasi umat-Nya, dan seruan untuk "menjadi satu" merupakan tema penting yang menandai adanya restorasi itu.

(0.18797466666667) (Dan 2:16) (sh: Bersama dengan Allah (Minggu, 18 April 1999))
Bersama dengan Allah

Bersama dengan Allah. Jika kita hidup pada masa itu, maka kita akan menyimpulkan bahwa Daniel nekad! Bayangkan, dari sekian banyak orang berhikmat, ahli nujum, ahli jampi yang dimiliki raja, tak seorang pun mampu memecahkan misteri mimpinya. Mereka yang diakui keahlian dan kemampuannya menyerah, tak mampu berbuat apa-apa. Namun, ketika Daniel memutuskan untuk menghadap raja dan menawarkan jasa menjelaskan dan mengartikan mimpinya, mata iman dan keyakinan kita terbuka. Daniel tidak berjuang sendiri, ia memohon penyertaan dan kasih sayang Allah. Allah mendengarkan doanya dan memberinya hikmat serta kemampuan untuk mengungkap misteri mimpi raja. Bila berada bersama Allah tak ada permasalahan yang tak dapat diselesaikan.

Karunia Allah. Di hadapan raja, Daniel tidak langsung berbicara nyerocos menjelaskan dan mengartikan rahasia mimpi raja. Dengan strategi tenang dan memiliki kesadaran penuh bahwa Allah besertanya, Daniel memulai penjelasannya. Perhatian raja dimanfaatkannya untuk menjelaskan bahwa kemampuannya menjelaskan dan mengartikan rahasia mimpi raja sepenuhnya adalah hikmat dan karunia dari Allah. Hanya Allah, Sumber segala hikmat, di sorga yang berkuasa mengungkapkan segala yang tersembunyi. Hikmat dan kemampuan menyelami hal-hal yang Allah nyatakan bukan merupakan kemampuan manusia, tetapi merupakan karunia Allah.

Mitra Allah. Ketika Daniel memutuskan untuk menghadap raja Nebukadnezar, ketika itu pula ditegaskan bahwa keberhasilannya memecahkan misteri mimpi raja bukan merupakan kehebatan dan kemampuannya, tetapi pemberian Allah. Daniel dkk. menunjukkan kepada kita bagaimana bersikap sebagai mitra Allah. Orang-orang yang layak disebut mitra Allah adalah orang-orang yang dengan penuh keyakinan bergantung pada Allah, rendah hati, dan berusaha memusatkan pikiran orang bukan pada dirinya tetapi pada Allah.

Renungkan: "Mitra" adalah alat. "Mitra" Allah adalah alat Tuhan menyalurkan kehendak dan inspirasi-Nya. Sebagai jemaat, yang harus dipermuliakan dan diagungkan adalah Allah bukan alat-alat-Nya atau mitra-Nya.



TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA