Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 741 - 750 dari 750 ayat untuk Yehuda [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.10609401851852) (Yer 49:1) (sh: Tidak ada perlindungan dalam kekayaan (Rabu, 23 Mei 2001))
Tidak ada perlindungan dalam kekayaan

Tidak ada perlindungan dalam kekayaan. Bani Amon bergantung sepenuhnya kepada harta kekayaan yang dimiliki sehingga mereka berani sesumbar ‘Siapa berani datang menyerang aku’ (4). Mereka telah mendewakan kekayaan mereka dan mengangkatnya bagai perlindungan yang kokoh. Sungguh suatu sikap yang sangat berbahaya karena dapat berakibat fatal bagi bangsa Amon sendiri.

Mereka harus menelan pil pahit ketika melihat kenyataan bahwa pelindung mereka – harta dan kekayaan – menjadi tidak berdaya dan dapat lenyap dalam sekejap. Pil yang lebih pahit harus mereka telan karena kehancuran yang melanda bukan dimulai dari daerah pinggiran menuju pusat negara maupun langsung dari ibu kota negara Amon yaitu Raba kemudian diikuti daerah-daerah lainnya. Ibu kota negara yang tentunya mempunyai segala harta dan kekayaan yang jauh lebih banyak namun hancur terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan kota-kota taklukan bani Amon akan kembali kepada pemiliknya (1, 2). Seperti yang terjadi dalam bani Moab, ketika kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat runtuh maka kehidupan agama bani Amon juga runtuh (3).

Sebelum dihancurkan oleh Allah, bani Amon pasti mempunyai falsafah kehidupan demikian: asal ada uang maka masalah hilang. Karena itu ketika kekuasaan Babel mulai bangkit maka mereka mengadakan persekutuan dengan Tirus, Sidon, Moab, Edom, dan Yehuda (27:2-3) untuk menghancurkan Babel. Bani Amon yakin bahwa penggabungan beberapa negara akan memperkuat pertahanan mereka karena akan melibatkan banyak kekuatan dan harta. Mereka tidak lagi menghiraukan peringatan yang disampaikan oleh Yeremia (Yer. 27:1-3). Apa hasilnya? Perhitungan matematis dan bisnis terjungkirbalik. Bani Amon hancur walaupun nantinya akan dipulihkan Allah lagi (5-6).

Renungkan: Di negara kita bukankah masih banyak orang menganut falsafah bani Amon? Uang memegang kendali untuk urusan apa pun mulai dari keluarga, sekolah, bisnis, pemerintahan, hingga kehidupan gereja kita. Prinsip yang dianut bukan lagi tidak ada yang mustahil bagi Allah namun tidak ada yang mustahil bagi uang. Kita pun mungkin secara tidak sadar menganut falsafah ini. Jika ya, berhati-hatilah karena uang adalah perlindungan yang keropos. Biarlah kita senantiasa berlindung kepada Allah.

(0.10609401851852) (Yer 49:23) (sh: Allah dalam percaturan politik dunia (Jumat, 25 Mei 2001))
Allah dalam percaturan politik dunia

Allah dalam percaturan politik dunia. Pasal 49 kitab Yeremia ditutup dengan 3 nubuat yang ditujukan kepada Damsyik, bangsa Arab, dan Elam. Ada persamaan – persamaan penting yang berhubungan dengan nubuat-nubuat itu.

Nubuat kepada Damsyik memaparkan kegentaran dan kengerian yang akan melanda mereka. Penduduknya akan merasakan kesesakan dan sakit beranak, karena tangan Allah yang menghukumnya. Namun dalam nubuat ini tidak dikatakan alasan penghukuman atasnya. Meskipun 2Raj. 24:2 mengisahkan serangan Aram ke Yehuda pada tahun 601-598 s.M., namun dalam nubuat ini tidak dinyatakan sama sekali bahwa itulah alasannya. Juga tidak ada data tentang manuver politik Damsyik untuk menentang Babel. Damsyik seakan-akan dimasukkan begitu saja ke dalam deretan bangsa-bangsa yang akan dihukum oleh Allah.

Suku-suku bangsa Arab adalah orang-orang yang tinggal di padang gurun dalam kemah-kemah dan hidupnya nomaden. Mereka mempunyai pemanah-pemanah jitu (Yes. 21:16-17). Penghukuman atas mereka lewat tangan Babel akan segera dijatuhkan namun alasan atas penghukuman itu tidak diungkapkan. Orang-orang Arab akan mengalami kengerian dan penderitaan yang sama seperti Damsyik, tanpa tahu alasan mengapa mereka mengalami semua itu. Hal yang sama juga terjadi atas orang-orang Elam. Bahkan nubuat pendek tentang Elam ini menyatakan berita Allah yang lebih mengerikan. Semua kata kerja dalam nubuat ini menggunakan orang pertama tunggal – Allah - dan menunjuk kepada tindakan Allah yang membawa berbagai kekuatan dunia untuk menyerang Elam.

Walaupun alasan Allah menghukum mereka tidak diungkapkan, tidak berarti bahwa mereka tidak bersalah di hadapan Allah. Kita harus menempatkan ketiga nubuat itu di dalam konteks rencana Allah bagi dunia yang sedang dilaksanakan melalui tangan Babel. Kebenaran yang kita pelajari adalah dalam percaturan politik internasional pada masa itu, segala kuasa dan kekuatan ada dalam tangan Allah. Rencana yang akan terlaksana adalah rencana-Nya, yang tidak dapat dihalangi siapa pun.

Renungkan: Inilah penghiburan bagi kita yang hidup dalam dunia dimana konflik politik semakin sengit, baik tingkat nasional maupun internasional. Allah yang berkuasa dan berdaulat mutlak adalah Allah kita di dalam Yesus Kristus

(0.10609401851852) (Yer 50:1) (sh: Kedaulatan Allah atas dunia bagi umat-Nya (Sabtu, 26 Mei 2001))
Kedaulatan Allah atas dunia bagi umat-Nya

Kedaulatan Allah atas dunia bagi umat-Nya. Akhirnya giliran Babel tiba. Nubuat penghukuman atas Babel diberitakan. Itu terjadi pada tahun 594 s.M. jauh sebelum Babel dihancurkan oleh Media-Persia. Babel akan mengalami persis seperti apa yang dialami oleh bangsa- bangsa lain. Nubuat ini harus diserukan kepada segenap bangsa yang tentunya juga sudah mendengar nubuat penghukuman tentang mereka sendiri. Apa isi nubuat itu?

Kehancuran Babel secara total ditandai oleh beberapa hal. Pertama, terkejutnya Merodakh, dewa nasional Babel. Jika dewa yang disanjung oleh suatu bangsa terkejut, ini menyatakan ketidakmampuan dan ketidakberdayaannya untuk melindungi dan memelihara bangsa yang menyembah dirinya (2-3, 9-10). Kedua, berhentinya pertanian merupakan simbol berhentinya denyut nadi sebuah bangsa (16). Babel tidak mempunyai kekuasaan dan kekuatan lagi untuk mempertahankan negeri mereka sendiri (10). Ketiga, pemutarbalikan yang fatal: bila dulu bangsa- bangsa lain dihancurkan oleh bangsa dari utara yaitu Babel, kini Babel sendiri akan dihancurkan oleh bangsa dari utara (3). Kehancuran total ini, walaupun merupakan realita masa depan, sudah membayangi hidup mereka, namun mereka tidak pernah menyangka sebab mereka sedang mabuk kemenangan (11).

Siapa yang dapat melakukan semua itu? Allah! Ialah yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan yang mutlak untuk menghukum Babel karena dosa-dosa mereka. Namun penghukuman itu bukan hanya untuk menegakkan keadilan dan kekudusan namun juga untuk membawa Israel dan Yehuda kembali ke dalam relasi yang benar dengan Allah (4-7).

Renungkan: Penghukuman atas Babel memperlihatkan bahwa meskipun Allah mempunyai kekuasaan dan kekuatan yang mutlak namun Ia tidak mempergunakannya secara sewenang-wenang. Tidak ada diskriminasi dan ketidakadilan di dalam tindakan-Nya. Ia melakukan secara terbuka dan dengan parameter yang yang jelas yaitu tetap terlaksananya rencana Allah bagi seluruh dunia - keselamatan dan kedamaian di seluruh dunia dengan mengembalikan Israel ke dalam relasi yang benar dengan diri-Nya. Karena itu teladanilah Allah ketika kita harus menggunakan kekuasaan dan kekuatan kita sekecil apa pun. Lakukan demi kesejahteraan sesama manusia.

(0.10609401851852) (Yeh 8:1) (sh: Agama alternatif (Senin, 23 Juli 2001))
Agama alternatif

Agama alternatif. Peristiwa yang terdapat dalam pasal 8 terjadi pada suatu masa dimana Yehezkiel sudah menjadi nabi atas orang-orang buangan di Babel, lebih kurang empat belas bulan setelah penglihatan pertama. Di hadapan para tua-tua Yehuda, kekuasaan Tuhan Allah meliputinya dan ia kembali menerima penglihatan dari Allah. Penglihatan itu memaparkan perzinahan rohani yang terjadi tepat di tengah-tengah pusat ibadah bangsa Israel yaitu Bait Allah.

Kepada Yehezkiel diperlihatkan 4 penglihatan tentang agama alternatif bangsa Israel yaitu ilah lain yang disembah secara sembunyi-sembunyi sementara mereka masih menyembah Allah. Pertama, bangsa Israel meletakkan berhala cemburuan di dekat jalan masuk gerbang mezbah (ayat 6). Kedua, 70 tua-tua Israel secara sembunyi- sembunyi menyembah gambar-gambar berhala menjijikkan yang terukir pada tembok (ayat 7-13). Ketiga, para perempuan pun terlibat dalam penyembahan berhala bahkan mereka sampai menangisi Tamus, dewi alam yang dilambangkan dengan taman dan cinta romantis. Keempat, para imam pun menyembah matahari dengan membelakangi Allah (ayat 16).

Apa yang mereka lakukan bukanlah perkara kecil di hadapan Allah (ayat 17) sebab tindakan mereka telah membuat kemuliaan Allah tidak ada lagi di dalam Bait Allah. Yehezkiel melihat kemuliaan Allah telah berada di tempat lain (ayat 4). Dari perjalanan penglihatan Yehezkiel, ada peringatan keras bagi umat Tuhan. Allah mengetahui setiap bentuk agama alternatif dalam kehidupan rohani umat-Nya sekalipun tersembunyi atau bahkan ditutupi dengan ibadah mereka di Bait Allah. Ini juga menyebabkan Allah undur dari kehidupan umat-Nya secara diam-diam sehingga ketika mereka menyadarinya semuanya sudah terlambat (ayat 18). Akibat puncak dari memiliki agama alternatif adalah kehancuran atas diri sendiri karena penghukuman Allah (ayat 18).

Renungkan: Pada masa kini agama alternatif ini dapat berbentuk uang, jabatan, karier, ilmu pengetahuan, partai politik, dlsb. Agama alternatif ini seringkali tertutup dengan kehidupan ibadah kita di gereja masing-masing sehingga tidak ada yang tahu. Ingatlah bahwa agama alternatif bukan masalah kecil di hadapan-Nya dan Ia akan menjatuhkan hukuman atas kita. Mintalah pada Tuhan untuk menyatakan kepada kita agama alternatif apa yang kita miliki dan segera tinggalkan.

(0.10609401851852) (Yeh 21:18) (sh: Peta dua jalan (Jumat, 7 September 2001))
Peta dua jalan

Peta dua jalan. Ibarat sebuah medan pertempuran yang tak terhindarkan, Yehezkiel harus menggambar dua jalan yang berpangkal dari satu titik, yakni Babel. Kedua jalan ini semakin menjauh, yang satu menuju Yerusalem dan satunya lagi menuju Raba, ibukota Amon (ayat 19-20). Raja Babel yakni Nebukadnezar berada di persimpangan jalan. Ia mengocok panah, meminta petunjuk dari terafim, dan menilik hati binatang untuk meramal situasi. Walaupun panah tenungan itu jatuh menunjuk ke Yerusalem namun itu adalah tenungan yang menipu (ayat 21-23). Tanpa spekulasi manusia, Allah sudah menyediakan penghakiman yang terakhir bagi raja Israel, orang fasik yang durhaka (ayat 24-25). Sama sekali tidak ada gunanya mengenakan serban dan mahkota, karena hari kemalangannya sudah tiba. Yang rendah harus ditinggikan, yang tinggi harus direndahkan (Yer. 13:18). Keturunan raja dan negeri Israel harus dijadikan puing sampai kedatangan Sang Mesias (ayat 26-27). Gaung perjanjian ini sudah digemakan sejak Kej. 49:10, "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda atau pun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa- bangsa".

Bani Amon juga mendapatkan bagian babatan pedang kilat Allah. Paranormal yang bertenung dusta akan mendapatkan sasaran pedang di leher mereka yang fasik dan durhaka (ayat 28-29). Allah akan mencurahkan api murka-Nya kepada manusia yang menyerahkan diri ke dalam tangan orang-orang yang dungu, yang menimbulkan kemusnahan (ayat 31). Mereka akan menjadi makanan api, dan darahnya akan tertumpah ke atas tanah (ayat 32). Suatu keadaan tanpa prospek pembaharuan, tidak ada generasi penerus, dan tanpa kenangan. Semuanya terlupakan.

Gambaran peta Allah atas keputusan-Nya ini menjadi peringatan bagi kita semua. Bila murka Allah sudah menyala, tiada satu kuasa pun yang dapat menyurutkan-Nya. Tiada satu benteng atau pun menara kekuatan manusia yang dapat menangkis kegeraman-Nya. Allah selalu menepati apa yang dikatakan-Nya. Penghakiman Allah atas manusia selalu mempunyai alasan yang tepat.

Renungkan: Tiada jalan lain untuk mencegah murka Allah menimpa kita, kecuali bertobat dan berbalik kepada-Nya. Tinggalkan dosa dan hidup dengan benar.

(0.10609401851852) (Yeh 48:1) (sh: Pembagian wilayah dalam negeri (Selasa, 4 Desember 2001))
Pembagian wilayah dalam negeri

Pembagian wilayah dalam negeri. Pasal 48:1-29 menguraikan pembagian negeri perjanjian di antara dua belas suku Israel. Suku Lewi tidak mendapatkan bagian tanah, sesuai perintah Tuhan (ayat 44:28; Bil. 18:20). Untuk mempertahankan jumlah dua belas, suku Yusuf diwakili oleh dua putranya, Efraim dan Manasye, yang masing-masing mendapatkan wilayah tersendiri (ayat 47:13; 48:4,5). Tiap suku memperoleh suatu wilayah horizontal, dengan perbatasan timur dan barat yang sama (ayat 1-7; 23-29). Urutannya, dari utara ke selatan, mengikuti tradisi berdasarkan status ibu mereka (bdk. Kej. 35:23; Bil. 2-3). Suku-suku di ujung utara dan selatan (Dan, Asyer, Naftali, Gad), yang paling jauh dari wilayah kudus, adalah anak-anak Bilha dan Zilpa, pelayan- pelayan Rahel dan Lea. Delapan suku keturunan Lea dan Rahel ditempatkan lebih dekat ke wilayah kudus, empat di utara dan empat di selatan. Suku Yehuda berbatasan dengan wilayah kudus di sebelah utara dan Benyamin di selatan (ayat 8, 22). Pembagian ini merupakan langkah kongkret untuk menyatukan kembali seluruh suku Israel.

Wilayah dua belas suku Israel dibagi dua oleh wilayah "persembahan khusus" (bahasa Ibrani teruma; 8-22; bdk. 45:1- 8). Teruma mencakup wilayah kudus (Bait Suci, wilayah imam, wilayah orang Lewi, 10-14) dan wilayah tidak kudus (wilayah kota, wilayah raja, 15-22). "Tidak kudus" (ayat 15) berarti wilayah itu terbuka bagi semua orang, untuk seluruh kaum Israel (ayat 45:6). Wilayah kota dikelilingi oleh tanah lapang (ayat 17), yang akan digunakan sebagai tempat tinggal dan tanah pertanian bagi para pendatang, yang menetap sementara di sana untuk berbakti di Bait Suci. Sisa tanah di timur dan barat kota (ayat 18, 19) menjadi sumber nafkah para pekerja kota, yang berasal dari seluruh suku Israel. Ini berarti bahwa tidak ada suku yang lebih diistimewakan. Setiap orang mempunyai akses yang sama ke Bait Suci.

Renungkan: Pembagian wilayah yang sangat rinci ini memperlihatkan bagaimana Allah mengatur kehidupan umat-Nya sedemikian rupa agar mereka menikmati kesejahteraan sejati dalam persekutuan dengan Dia. Harapan ini terwujud dalam Kerajaan Allah yang dibawa Kristus ke dalam dunia.

(0.10609401851852) (Yl 2:1) (sh: Siapakah yang dapat menahannya? (Jumat, 15 Juni 2001))
Siapakah yang dapat menahannya?

Siapakah yang dapat menahannya? Ketika banjir besar melanda, ketika sebuah gunung berapi menyemburkan apinya, ketika terjadi tanah longsor, ketika terjadi peperangan antar bangsa atau suku, ketika wabah penyakit menyerang, ketika tindakan anarki merajalela, dan seterusnya … , siapakah yang dapat menahannya? Adakah manusia yang mampu mengatur dan mengatasinya? Pertanyaan serupa walau berbeda makna diajukan Yoel di akhir perikop yang kita baca hari ini.

Siapakah yang dapat menahan datangnya hari TUHAN yang hebat dan sangat dahsyat? Semua orang gemetar ketakutan menyaksikan pasukan perang Allah yang banyak dan kuat, yang muncul bagai fajar di tengah kegelapan dan kepekatan malam (1-2). Sebelum dan sesudahnya tidak pernah ada pasukan yang sedemikian hebat dan dahsyat. Pasukan ini sangat gesit menyapu membinasakan musuhnya (4-6), berlari dan berjalan beriring tiada putus menurut aturan barisan dan kesatuan tujuan (7-8), menyerbu kota dan memanjat tembok tanpa diketahui musuh saat kedatangannya (9), membuat bumi dan langit gemetar dan seluruh benda penerang tak sanggup menatapnya (10). Mengapa pasukan ini sedemikian hebat? Karena TUHAN pemimpin di depan mereka dan mereka adalah pasukan pelaku firman-Nya.

Penggambaran kedatangan hari TUHAN yang sedemikian dahsyat mengingatkan umat-Nya bahwa tidak seorang pun dapat menunda atau membatalkan waktu dan rencana-Nya. Ada saat pintu anugerah terbuka, ada pula saat penghakiman tiba. Dialah Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kasih, yang mengatur semuanya. Itulah sebabnya perikop ini terletak di antara pernyataan tentang hukuman Tuhan atas Yehuda dan seruan pertobatan. Baik hukuman maupun pernyataan tentang hari TUHAN, semata karena kasih dan anugerah- Nya kepada umat pilihan-Nya yang dikasihi dan dibentuk- Nya.

Renungkan: Kepastian hari TUHAN akan datang dan sudah dekat merupakan tanda peringatan keras dan serius sampai kedatangan-Nya tiba. Namun seringkali peringatan ini terdengar bagai berita usang tak bermakna kepastian, sehingga kita terlebih menikmati masa-masa penghukuman- Nya atas dosa-dosa kita. Masih bergemakah hati yang penuh tekad menjaga terang firman-Nya terpancar dalam hidupnya dan rela meninggalkan kebiasaan dosa? Jangan terlambat!!!

(0.10609401851852) (Yl 2:18) (sh: Alam kembali bersemi (Minggu, 17 Juni 2001))
Alam kembali bersemi

Alam kembali bersemi. Kebergantungan antar makhluk ciptaan membuktikan kebergantungan ciptaan kepada Sang Pencipta. Dialah yang berdaulat atas segala ciptaan-Nya. Tanah yang gersang atau alam yang bersemi, silih berganti sedemikian rupa di dalam kedaulatan-Nya.

Hal ini pun nampak dalam sejarah Yehuda. Janji pemulihan Tuhan kepada umat-Nya yang mau berbalik kepada-Nya ada dua: materi (2:18-27) dan rohani (2:28-32). Berkat materi sangat konkrit yakni melalui perubahan alam yang kembali bersemi dan memberikan keceriaan bagi tumbuh- tumbuhan, hewan, dan manusia. Suatu keadaan yang sangat kontras akan terjadi: masa kekeringan dan kelaparan (1:10-12, 16-18, 20) akan diganti dengan masa kesuburan dan kelimpahan (2: 19, 21-24, 26); tanaman dirusak oleh hama belalang (1:4) akan dipulihkan (2:25); ancaman dari bangsa yang kuat dan sangat besar jumlahnya (1:6) akan dijauhkan (2:19-20, 25); dipermalukan dan menjadi celaan bangsa-bangsa lain (2:17) tidak akan dialami lagi (2:26-27). Apa yang dapat kita pelajari dari cara pemulihan Allah terhadap umat-Nya ini? Pertama, tidak sedikit pun meragukan bagaimana Allah sendiri yang akan melakukannya: menyuburkan tanah yang mati, menghalau musuh yang besar dan kuat, mengganti dukacita menjadi sukacita dan sorak- sorai. Kedua, kedaulatan-Nya, kasih-Nya, dan keadilan- Nya tidak pernah konflik di dalam diri-Nya yang Esa. Ketiga, Ia yang berinisiatif – bertindak – demi keberadaan-Nya sebagai Allah bagi umat-Nya.

Renungkan: Ia menantikan umat-Nya di zaman kini pun kembali mengakui keberadaan-Nya sebagai Allah yang berdaulat, penuh kasih, dan adil. Allah tidak pernah menghitung berapa besarnya berkat materi yang dicurahkan bagi umat- Nya yang bertobat. Terlebih berharga pertobatan umat- Nya daripada berkat yang dicurahkan.

Bacaan untuk Minggu ke-2 sesudah Pentakosta

Ulangan 5:12-15

II Korintus 4:6-11

Markus 2:23-3:6

Mazmur 81:1-10

Lagu: Kidung Jemaat 335

(0.10609401851852) (Yl 3:1) (sh: Nantikan hari pembelaan dan pembalasan (Selasa, 19 Juni 2001))
Nantikan hari pembelaan dan pembalasan

Nantikan hari pembelaan dan pembalasan. Terkadang Allah memakai bangsa-bangsa lain menjadi alat- Nya untuk mendidik dan menghajar umat-Nya yang berubah setia kepada-Nya, sebatas ketetapan-ketetapan-Nya. Namun yang seringkali terjadi adalah mereka menindas umat-Nya melampaui batasan-Nya dan telah menghina kekudusan-Nya. Allah sendiri yang akan bertindak membela umat-Nya dan membalas perbuatan mereka. Nubuatan nabi Yoel menyatakannya demikian.

Pada hari TUHAN, selain Ia akan memulihkan secara radikal Yehuda dan Yerusalem, yakni umat-Nya, Ia pun akan menghakimi semua bangsa yang telah menindas umat-Nya dan menghina kekudusan bait-Nya. Ia berjanji akan mengumpulkan segala bangsa dan membawa ke lembah Yosafat, suatu simbol tempat yang mengandung makna eskatologis, di sanalah Ia akan berlaku sebagai Pembela bagi umat-Nya dan Hakim bagi bangsa-bangsa penindas umat-Nya (2-3). Sesungguhnya perbuatan mereka tidak hanya melawan umat-Nya tetapi melawan Allah sendiri. Oleh karena itu Allah sendiri yang akan berhadapan dan berperkara dengan mereka karena umat-Nya adalah milik kepunyaan-Nya. Tirus, Sidon, dan Filistin adalah musuh- musuh yang akan dibinasakan (4-8) seperti nubuatan nabi- nabi yang lain: Yesaya, Yehezkiel, Amos, dan Zakharia. Kesombongan Tirus dan Sidon yang berlimpah kekayaan dan kekuatan telah melecehkan dan menghancurkan rumah Tuhan menjadi reruntuhan, serta menyerahkan umat-Nya sebagai budak tawanan bangsa-bangsa lain. Filistin telah membalas dendam kesumat turun-temurun di dalam kegembiraan untuk mencelakakan umat-Nya. Puncak murka Allah semata bukan tindakan emosional tetapi di dalam kekudusan-Nya ia membalas dengan penghajaran- penghajaran, supaya mereka mengetahui bahwa Dialah TUHAN yang telah melakukannya.

Renungkan: Inilah pengajaran berharga bagi Kristen yang senantiasa menyerahkan penghakiman dan pembalasan dalam kedaulatan- Nya, ketika mengalami penindasan dan aniaya dari orang- orang non Kristen. Firman-Nya menuntun Kristen untuk memegang janji pembelaan dan pembalasan di hari TUHAN. Serahkan hak pembalasan kepada-Nya, karena Ia pasti melaksanakan keadilan dan penghakiman-Nya pada waktu- Nya.

(0.10609401851852) (Nah 2:1) (sh: Ia juga berkarya melalui peristiwa seperti ini (Senin, 16 Desember 2002))
Ia juga berkarya melalui peristiwa seperti ini

Ia juga berkarya melalui peristiwa seperti ini.
Pada 612 SM kota Niniwe dihancurkan oleh koalisi pasukan Babel dan Media. Pasukan-pasukan ini, yang memang berseragam merah (ayat 3) maju menyerang dan berhasil masuk ke dalam kota (ayat 1, 3-5). Saat itu terjadilah kekacauan, ratapan, perendahan, dan kehancuran (ayat 7-10). Kekaisaran Asyur, yang para rajanya mempersamakan kekuatan militer mereka dengan kekuatan singa, telah kehilangan sarangnya (ayat 11). "Sarang singa" yang biasanya menampung "hasil terkaman" dari bangsa-bangsa lain yang menjadi korban (ayat 12), kini dijarah habis-habisan (ayat 9). Penduduk yang gagah berani pun, kini ketakutan dan lari meninggalkan kota mereka (ayat 8).Berita Nahum jelas. Di balik peristiwa yang menjadi tonggak sejarah besar zaman itu, Allah bertindak. Musuh utama Asyur bukanlah Babel ataupun Media, tetapi terutama Allah sendiri (ayat 13). Melalui pergolakan bangsa-bangsa, Allah melaksanakan maksudnya untuk menghukum, merendahkan, dan menghancurkan Asyur. Dan semua itu terjadi pula, demi dipulihkannya kebanggaan Yehuda, umat Allah yang juga telah sangat menderita karena penindasan Asyur (ayat 2).

Kini berita-berita di berbagai media penuh dengan ulasan mengenai perang, kehancuran atau kejayaan suatu bangsa, negara atau daerah, dan berbagai pernik perpolitikan internasional dan ataupun kondisi sosial-politik bangsa kita. Segala manuver politik, ketakutan, amarah, ketidakpastian, krisis, plus berbagai analisa sebab-akibat yang rasional seakan-akan tidak menyisakan lagi tempat bagi kehadiran dan peran Allah sebagai Tuhan atas sejarah. Namun, bagi orang percaya yang kini makin dalam situasi terdesak, berita Nahum meneguhkan prinsip iman dan seharusnya menjadi penghiburan yang menyegarkan. Allah tidak lepas tangan dari berbagai peristiwa sejarah. Ia lebih kuat dan akan melawan kekuatan dunia manapun, yang mungkin penindasannya terasa lebih riil bagi Kristen daripada kehadiran Allah.

Renungkan:
Allah memegang kendali atas perjalanan sejarah bangsa ini dan gereja yang bersaksi di dalam-Nya. Panggilan kita bukan untuk mengabarkan berita-berita burung yang menggoyahkan jiwa tetapi kabar tentang Kerajaan Allah yang basti berjaya.



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA