(0.21521) | (Flp 1:6) |
(sh: Di hatiku ada kamu (Jumat, 21 Mei 2004)) Di hatiku ada kamuDi hatiku ada kamu. Kadar persekutuan di sebagian besar gereja masa kini sering terasa dangkal. Hanya sedikit warga gereja yang berbakti bersama, saling kenal atau bersahabat mendalam. Lebih sedikit lagi yang memiliki kasih menyala-nyala untuk saling melayani, mendoakan, mendukung pemimpinnya dengan doa dan tenaga. Ini beda sekali dari kondisi gereja di Filipi dan hubungan Paulus dengan para warga gereja ini. Apakah kondisi mereka terlalu ideal atau suatu realitas yang menantang kita untuk berubah? Hubungan mesra Paulus dan gereja di Filipi terjadi karena Yesus Kristus. Yesus Kristus bukan saja menjadikan mereka bagian dari keluarga Allah atas dasar karya penyelamatan-Nya (ayat 6), tetapi juga membuat mereka menjadi rekan sepelayanan (ayat 7). Persekutuan mesra itu terjadi bukan karena dasar-dasar persamaan yang manusiawi sifatnya tetapi semata adalah akibat dari keberadaan mereka yang telah menjadi satu dengan dan di dalam Kristus. Persatuan rohani ini tidak diterima begitu saja baik oleh Paulus maupun oleh warga gereja di Filipi. Mereka secara aktif memupuk sikap dan melakukan tindakan-tindakan yang membuat kenyataan rohani indah itu bukan sekadar impian kosong tetapi terwujud nyata. Pertama, dari pihak Paulus terpancar kuat kehangatan kasih kepada orang percaya yang ia layani itu (ayat 7). "Kamu ada di dalam hatiku," betapa mesra perasaan Paulus terhadap mereka sebab mereka semua adalah sesama penerima kasih karunia Allah (ayat 7b). Jarak dan penjara tidak dapat merenggangkan hubungan yang dibakar oleh rindu yang dalam (ayat 8). Kedua, di pihak warga gereja pun tumbuh kasih mesra dan keikutsertaan melayani yang setimpal. Mereka tidak saja menikmati pelayanan Paulus tetapi bersukacita terlibat mendukung Paulus dalam suka-duka pelayanannya demi Injil. Tekadku: Melawan arus pendangkalan hubungan yang melanda dunia ini dengan aktif mendoakan dan membuka diri bagi sesama saudaraku seiman. |
(0.21521) | (Flp 4:14) |
(sh: Menjadi pemberi-pemberi bagi Allah (Kamis, 3 Juni 2004)) Menjadi pemberi-pemberi bagi AllahMenjadi pemberi-pemberi bagi Allah. Bagian terakhir surat ini mencatat sukacita Paulus karena jemaat di Filipi boleh berbagi dalam pelayanan Paulus termasuk dengan harta milik mereka. Paulus mengangkat hal ini bukan dengan motivasi agar dia sebagai hamba Tuhan boleh menerima lebih banyak dan lebih banyak lagi. Dia bukan seorang hamba Tuhan yang mempersoalkan fasilitas hidup atau lebih parah lagi serakah dan tamak, melainkan telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (ayat 11). Paulus pernah hidup dalam kekurangan maupun kelimpahan, dan segala perkara itu ditanggungnya di dalam Dia (ayat 12). Hidupnya tidak digoncangkan oleh keadaan miskin atau kaya, dia telah belajar untuk sepenuhnya bergantung pada Tuhan yang sanggup memberi kekuatan kepadanya. Dengan kemurnian motivasi seperti itu Paulus dapat mendorong jemaat untuk terus memberi persembahan. Paulus mendidik jemaat untuk terlibat dan berbagi dalam pekerjaan Tuhan. Memberi bagi pekerjaan Tuhan sungguh adalah suatu hak istimewa yang tidak diberikan Tuhan kepada setiap orang. Tuhan tidak membutuhkan apa-apa dari kita sebab segala sesuatu adalah milik-Nya. Kesempatan memberi adalah kebahagiaan dan kemuliaan yang diberikan Tuhan kepada mereka yang dilibatkan-Nya. Sekali lagi, bagi Paulus yang utama bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya. Harta dunia suatu saat akan lenyap dan musnah, namun mereka yang dengan bijaksana menggunakannya untuk pekerjaan Tuhan telah mengubahnya menjadi simpanan yang bertahan sampai kepada kekekalan. Mari kita belajar berkorban bukan hanya waktu, tenaga, kepandaian kita, melainkan juga harta kita, uang kita untuk menjadi berkat bagi orang lain. Kita juga akan menikmati buah-buahnya. Renungkan: Allah akan memenuhi segala kebutuhan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya, agar kita dapat menjadi pemberi-pemberi bagi Allah. |
(0.21521) | (Kol 2:16) |
(sh: Antara tradisi, budaya dan iman Kristen (Selasa, 20 April 2004)) Antara tradisi, budaya dan iman KristenAntara tradisi, budaya dan iman Kristen. Tidak dapat disangkal bahwa masih ada orang Kristen masa kini yang mengaku percaya kepada Kritus, tetapi masih sering menempatkan secara berdampingan tradisi agama dan budaya dengan iman Kristen (ayat 18-19). Keadaan ini terus berkepanjangan karena masing-masing dirasakan kepentingan dan manfaatnya oleh masing-masing penganut. Sehingga, agar keduanya tetap dapat memiliki arti dalam hidup akhirnya berlakulah prinsip kompromi dan menghalalkan segala cara. Menurut Anda, apakah pemikiran sedemikian dapat dibenarkan dalam pemahaman iman Kristen kita? Dalam hal ini, Paulus tidak menentang pemberlakuan tradisi dan budaya apalagi memerintahkan jemaat Kolose untuk meninggalkan hal tersebut. Yang ditentang oleh Paulus adalah sikap jemaat yang seringkali tidak dapat memilah-milah keberadaan tradisi dan budaya dalam praktik imannya hingga akhirnya terjebak pada sikap sinkretisme. Misalnya, kebiasaan selektif pada makanan harus terus dipraktikkan meskipun sudah menerima Kristus dalam hidupnya (ayat 16,17, 20-23). Nasihat ini sebenarnya khusus Paulus tujukan kepada orang-orang Kristen yang bukan Yahudi. Namun, tidak jarang orang-orang Yahudi selalu mempersalahkan mereka karena tidak melakukan hukum-hukum Yahudi yang mencakup berbagai peraturan. Paulus menegaskan bahwa hukum-hukum itu sudah digenapi di dalam Kristus. Yang perlu jemaat patuhi ialah ajaran-ajaran Kristus (ayat 20). Kristus sudah menang atas maut. Iblis sudah dikalahkan-Nya. Di dalam Dia, kita mengambil bagian dalam kemenangan-Nya. Camkanlah: Orang Kristen yang menomorsatukan kekuatan tradisi dan budaya, dan mengabaikan Kristus bukan sedang maju dalam kerohanian tetapi mundur menjauhi imannya. Hakikat kerohanian Kristen bukan pantangan makanan dan seks, dlsb. Hakikat iman Kristen ialah memusatkan perhatian dan iman kita kepada Kristus. |
(0.21521) | (1Tes 2:13) |
(sh: Menerima dan menghambat Injil (Sabtu, 25 Oktober 2003)) Menerima dan menghambat InjilMenerima dan menghambat Injil. Jemaat Tesalonika menerima Injil bukan sebagai perkataan manusia, tetapi sebagai firman yang datang dari Allah. Sebaliknya, orang- orang Yahudi, bukan saja menolak firman Allah bagi diri mereka, tetapi menentang dan menghambat sekuat tenaga tersebarnya Injil bagi orang lain. Orang-orang Yahudi yang disebutkan oleh rasul Paulus bukan hanya telah membunuh Tuhan Yesus dan para nabi, tetapi juga menganiaya para rasul dan pemberita Injil. Bahkan mereka juga berupaya untuk menghalang-halangi bangsa-bangsa nonyahudi sehingga tidak mendengar berita Injil. Sikap yang mereka lakukan agar rencana tersebut terlaksana adalah dengan: [1] tidak peduli dengan apa yang berkenan kepada Tuhan (ayat 15); [2] mereka tidak ingin orang lain mendengar apalagi menerima keselamatan (ayat 16a). Tindakan mereka ini mengindikasikan kepada kita bahwa mungkin sekali mereka merasa bahwa: pertama, hanya merekalah yang berhak atas firman dan mengajarkan firman. Kedua, mereka merasa bahwa diri mereka adalah penuntun, pendidik dan pengajar yang handal (Rm. 2:19-20). Namun menurut Paulus sikap seperti itu akan membuat mereka menerima hukuman-Nya (ayat 16b). Melalui penjelasan Paulus ini, sepatutnyalah kita menaikkan syukur kepada Tuhan, karena ada orang-orang seperti Paulus yang memiliki kasih yang sejati untuk melayani jemaat dan memiliki ketulusan mengajarkan kebenaran kepada jemaat. Jadi kita, sebagai orang- orang Kristen yang hidup di zaman ini, tidak usah terlalu kuatir dengan penindasan dari luar. Karena sama seperti orang-orang Yahudi itu akan dihukum oleh Tuhan, demikian juga Tuhan berdaulat atas pembenci-pembenci umat Tuhan. Renungkan: Penindasan sekeras apapun tidak dapat menghambat pemberitaan Injil dan mematikan jemaat Tuhan, karena Tuhan berdaulat memampukan para hamba-Nya tetap setia. |
(0.21521) | (1Tes 5:1) |
(sh: Berjaga-jaga (Rabu, 29 Oktober 2003)) Berjaga-jagaBerjaga-jaga. Permasalahan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya di jemaat Tesalonika ternyata bukan masalah tanggal, atau hari dalam kalender. Sebab kualitas kehidupan setiap orang yang percaya tidak dikendalikan oleh kalender, tetapi ditentukan oleh Kristus yang bangkit. Setiap orang yang mencintai Yesus, hidupnya pasti akan dikendalikan oleh kasih cinta Yesus, dan itu menghidupi sebuah kualitas kehidupan yang benar-benar indah. Itulah sebabnya teks ini menganjurkan agar jemaat Tesalonika selalu berjaga-jaga (ayat 6). Hal yang paling penting saat ini untuk orang-orang Kristen pahami ialah bukan kapan langit terbuka dan Kristus turun dari langit, tetapi apakah kita telah memiliki iman yang hidup, berani memihak kebenaran dan menolak hal-hal yang tidak benar, memiliki hati yang tenang dan siap melayani (ayat 8)? Kedatangan Tuhan menghadirkan sukacita besar dan bukan saat-saat yang menakutkan. Pertanyaannya ialah apakah kita semua sedang berjaga-jaga, siap seperti prajurit yang lengkap dengan segala persenjataan dan siap untuk bertempur, atau sedang tertidur lelap? Iman kita, orang-orang percaya saat ini pun tidak boleh dibangun di sekitar hal-hal yang tidak penting seperti tanggal dan hari. Tetapi iman kita harus menyikapi serius hal-hal yang urgen sehingga kita akan bereaksi tepat dan tanggap. Masalahnya ialah sudah terlambat mempersiapkan diri untuk ujian ketika kertas ujian sudah ada di depan kita. Sudah terlambat untuk membangun rumah yang kokoh, kalau badai topan sedang melanda kehidupan. Jangan seperti lima anak dara yang bodoh, yang harus kehabisan minyak sehingga pada waktu kedatangan sang mempelai, saat dimana pelita tersebut memang benar-benar dibutuhkan, pelita mereka padam. Renungkan: Orang yang punya waktu untuk menghitung-hitung hari dan waktunya, berarti sedang tidak bekerja melayani Tuhan. Andakah orangnya itu? |
(0.21521) | (2Tes 1:6) |
(sh: Allah adil dan berkuasa. (Minggu, 18 Oktober 1998)) Allah adil dan berkuasa.Allah adil dan berkuasa. Hakikat gereja sejati. Dipandang dari berbagai sudut, gereja Tesalonika memiliki ciri-ciri sebagai gereja Tuhan sejati. Dari sudut luar tampak bahwa mereka memiliki ketabahan menghadapi aniaya dan penderitaan demi Tuhan Yesus Kritus. Dan dari sudut dalam tampak bahwa mereka memiliki iman dan kasih sebagai tanda keaslian kesetiaan mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Inilah hakikat gereja Kristus sejati. Hakikat sejati yang sesungguhnya tidak dapat diukur oleh megah dan indahnya bangunan gedung gereja, maraknya gereja dengan berbagai bentuk kegiatan dan besarnya jumlah anggota gereja. Hakikat gereja sejati akan terpancar keluar melalui iman, kasih dan kesetiaan gereja kepada Kristus. Ketahanan dan pertumbuhan. Gereja Tesalonika kokoh berdiri karena keyakinan bahwa gereja mampu bertahan dalam kesulitan penganiayaan dan penderitaan bukan karena kekuatannya, tetapi karena Kristus dan karena pertumbuhan dalam Kristus. Istimewa bukan? Mereka bukan saja istimewa dalam ketahanannya tetapi dalam penderitaan itu mereka justru mengalami pertumbuhan. Akankah gereja-gereja di masa kini sekokoh dan setegar gereja di Tesalonika? Bercerminlah dan teladani gereja Tesalonika. Penderitaan tak akan pernah lepas dalam kehidupan Kristen. Selama kita menderita karena kebenaran, kita dapat menerima itu sebagai resiko iman. Anugerah Allah yang ajaib selalu menyertai umat-Nya di mana pun berada dan sampai kapan pun! Doa: Terima kasih Tuhan atas keadilan dan pemeliharaan-Mu |
(0.21521) | (Tit 1:5) |
(sh: Bukan syarat, tetapi pola hidup (Rabu, 26 September 2001)) Bukan syarat, tetapi pola hidupBukan syarat, tetapi pola hidup. Tugas seorang presiden adalah memimpin dan mengatur negara. Agar seseorang dapat menduduki jabatan tersebut, ada kriteria atau syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Misalnya, presiden adalah warga negara setempat, memeluk agama mayoritas negara tersebut, sehat jasmani-rohani, berpendidikan, berwawasan luas, dan jujur. Seseorang tidak akan menduduki jabatan presiden bila gagal memenuhi syarat-syarat tersebut. Syarat inilah yang dipakai sebagai standar pemilihan pemimpin bangsa. Sebagaimana negara perlu aturan, jemaat Tuhan di Kreta pun demikian (ayat 5). Karena itu Paulus menyuruh Titus untuk memilih dan menetapkan penatua-penatua di tiap-tiap kota. Tugas mereka adalah memelihara, menggembalakan dan membimbing jemaat. Penetapan ini bertujuan agar kehidupan jemaat menjadi teratur. Namun, seperti halnya pemimpin negara, para penatua yang ditunjuk untuk menjalankan wewenang ini pun harus terlebih dahulu memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan (ayat 6-9). Dua hal penting yang harus dipahami oleh para penatua jemaat dalam menjalankan tugas gerejawi adalah: [1] mereka harus mampu membimbing jemaat agar memahami ajaran yang benar, dan mau melakukannya; [2] mereka harus memiliki keberanian untuk menegur dan menyatakan kesalahan orang-orang yang melawan kebenaran dan mengajarkan ketidakbenaran. Sebenarnya, syarat-syarat yang dikemukan oleh Paulus sebagai syarat pemilihan seorang penatua gereja adalah juga persyaratan yang harus dipenuhi oleh Kristen secara keseluruhan. Karena syarat- syarat tersebut lebih merupakan prinsip-prinsip hidup kristiani. Dan semua Kristen sudah seharusnya memenuhi persyaratan tersebut. Artinya, walaupun seseorang tidak menduduki suatu jabatan tua-tua atau majelis jemaat, bukan berarti ia dibebaskan dari persyaratan- persyaratan tersebut. Itu sebabnya persyaratan ini lebih tepat disebut pola hidup Kristen secara menyeluruh. Renungkan: Perlu untuk Kristen cermati bahwa Kristen bisa memiliki pola hidup Kristiani yang benar adalah ketika pola hidupnya didasarkan dan berakar pada kebenaran Alkitab. Kristen harus mempertahankan kesetiaan dan keutuhan keluarga, kekudusan moral, keteladanan karakter, dan kehalusan budi bahasa. |
(0.21521) | (Ibr 7:11) |
(sh: Karena Pelayanan-Nya Sempurna (Kamis, 29 Juni 2023)) Karena Pelayanan-Nya SempurnaPada bacaan sebelumnya, penulis Surat Ibrani telah memberikan argumen awal yang mendukung keunggulan keimaman Yesus atas semua imam besar Yahudi. Pada bacaan hari ini keunggulan itu dijabarkan dengan lebih lengkap. Kesempurnaan tidak dapat dicapai melalui keimaman suku Lewi yang mengikuti aturan Harun (11). Imam-imam Lewi (termasuk imam besar) masih dapat berdosa dan dipenuhi kelemahan (28). Durasi pelayanan mereka terbatas sesuai dengan usia mereka yang terbatas (23). Untuk dapat mencapai kesempurnaan, diperlukan model keimaman yang lain, yang bebas dari dosa dan tidak terbatas waktu. Yesus adalah Imam Besar yang memenuhi aturan Melkisedek (15-16). Ia kudus dan kekal. Karena itu, Ia sanggup menyelamatkan semua orang percaya dari segala zaman (24-25). Firman hari ini mengajak kita merenungkan keterbatasan dari setiap pelayanan manusia. Para hamba Tuhan harus menyadari betapa fana dan terbatasnya pelayanan mereka. Sesungguhnya, tidak ada pendeta, penginjil, penatua, atau diaken yang dapat mencapai standar Allah. Jangan kita merasa hebat! Meski jangkauan pelayanan kita sampai ke level internasional, kemampuan finansial gereja kita kuat, dan pengetahuan kita teruji secara akademis, pelayanan kita tetap mengandung kelemahan dan kekurangan. Kenyataan ini seharusnya membuat semua hamba Tuhan merasa "miskin" di hadapan Allah (Mat. 5:3). Di sisi lain, kebenaran bahwa Kristus adalah Imam Besar di surga melambungkan kepercayaan diri hamba Tuhan. Pelayanan-Nya yang sempurna menutupi pelayanan kita yang tidak sempurna. Meski kita penuh kelemahan dan kekurangan, Tuhan berkenan memakai kita. Meski belum menghasilkan buah, Ia akan terus menguatkan dan memampukan kita. Masihkah kita beralasan untuk bersyukur? Marilah bersyukur untuk setiap pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita. Ini bukan soal hebatnya pelayanan siapa, tetapi hebatnya Tuhan yang berada di balik setiap pelayanan kita. [PHM] |
(0.21521) | (Ibr 7:20) |
(sh: Yesus Imam Besar yang sempurna (Senin, 31 Oktober 2005)) Yesus Imam Besar yang sempurnaYesus Imam Besar yang sempurna Penulis Ibrani menuntaskan uraiannya mengenai keunggulan imamat Yesus dari imamat Lewi. Imamat Yesus sempurna dan menyelesaikan apa yang tidak dapat diselesaikan melalui imamat Lewi. Dalam sistem Hukum Taurat, jabatan imam diturunkan dari ayah ke anak laki-laki keturunan Lewi. Oleh karena para imam itu manusia fana maka jabatan imam itu harus terus-menerus diganti. Akibatnya imamat Lewi tidak pernah bisa menjadi jaminan yang bersifat permanen. Tuhan Yesus adalah Imam berdasarkan penetapan Allah Bapa secara langsung (ayat 21) sehingga imamat-Nya bersifat permanen, sempurna, dan menjadi jaminan pasti (ayat 22,28). Oleh karena Kristus Anak Allah maka Ia bisa menjadi Imam yang kekal untuk mendamaikan setiap orang yang datang kepada Allah melalui-Nya secara sempurna (ayat 25). Kelemahan imamat Lewi bukan hanya kefanaan para imamnya, tetapi juga keberdosaan mereka. Para imam besar keturunan Harun (Lewi) harus mempersembahkan korban pendamaian bagi diri mereka terlebih dahulu sebelum mereka bisa menjadi juru pendamai umat kepada Allah (ayat 27a). Tuhan Yesus adalah Imam Besar yang tanpa dosa dan cela sehingga bukan hanya layak melakukan pelayanan pendamaian itu, tetapi juga layak menjadi korban yang dipersembahkan kepada Allah Bapa bagi pengampunan dosa (ayat 27b). Apa pun keraguan yang dimiliki oleh pembaca surat Ibrani ini tentang imamat Yesus seharusnya sirna. Bagi orang Kristen masa kini, ada bukti kuat bahwa karya pendamaian Kristus tidaklah sia-sia, yaitu hidup anak-anak Tuhan yang sudah diubahkan. Keyakinan keselamatan oleh janji firman Tuhan dan suara Roh Kudus yang hadir di hati kita, status kita sebagai anak Allah, dan kepekaan kita terhadap dosa adalah tanda-tanda yang jelas bahwa karya keselamatan Kristus sudah berlaku dalam hidup kita. Renungkan: Keselamatan kita bukan bergantung kepada ritual agama melainkan kepada Kristus yang tersalib! |
(0.21521) | (1Ptr 2:18) |
(sh: Penderitaan Kristiani (Senin, 18 Oktober 2004)) Penderitaan KristianiPenderitaan Kristiani. Toni diperlakukan tidak adil oleh majikannya. Ia disuruh bekerja lembur tanpa mendapatkan uang lembur yang sesuai dengan peraturan perusahaan. Ia juga mendapat tekanan dari karyawan lainnya bahkan pernah difitnah mencuri barang-barang milik perusahaan. Semua itu terjadi karena ia orang Kristen. Apa yang akan Anda lakukan jika Anda berada di posisi Toni? Dalam nas ini, pada waktu itu agama Kristen telah menyentuh semua lapisan masyarakat termasuk para budak. Sebagai budak hak mereka sering diabaikan dan "diperlakukan tidak manusiawi" oleh majikannya. Apalagi bila budaknya itu Kristen, majikan yang bukan Kristen sering memperlakukan budak Kristen dengan lebih kejam, seakan-akan menjadi Kristen itu adalah sebuah kesalahan. Bagaimana Petrus menasihati budak Kristen yang menderita karena imannya itu? Pertama, tetap tunduk dan taat walaupun majikannya itu seorang yang kejam (ayat 18). Dasarnya adalah menderita oleh karena kehendak Allah merupakan kasih karunia (ayat 19). Kedua, menyadari bahwa di dalam tekanan majikannya itu ia sedang meneladani penderitaan Kristus yang walaupun tidak berdosa namun diperlakukan tidak adil bahkan sampai dihukum mati (ayat 21-23). Kristus rela diperlakukan tidak adil dan tidak membalas, karena Ia mau menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Seharusnya kita juga memiliki motivasi yang serupa, rela diperlakukan tidak adil oleh majikan supaya mereka boleh mengenal keselamatan dari Kristus. Dalam kisah di atas Toni akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan itu. Namun, yang pasti Toni tidak dendam apalagi mengancam akan membalas perbuatan majikan atau teman-temannya. Toni juga mengundurkan diri bukan karena berbuat kesalahan sebagaimana yang difitnahkan kepadanya. Sehingga, beberapa karyawan yang simpati kepada Toni justru akhirnya menjadi Kristen oleh kesaksiannya. Renungkan: Pribadi seorang Kristen sejati tidak dipengaruhi oleh situasi. Bahkan ketika ia diperlakukan tidak adil, ia bukan hanya tidak membalas melainkan mengampuni dan berbuat kebajikan. |
(0.21521) | (1Yoh 1:1) |
(sh: Persekutuan Kristen (Kamis, 27 November 2003)) Persekutuan KristenPersekutuan Kristen. Melalui teks ini kita melihat dua hal yang erat berkaitan yaitu kesaksian jemaat dan persekutuan jemaat. Tanpa kesaksian jemaat tidak mungkin terjadi persekutuan.Pertama, kesaksian jemaat (ayat 1-3a). “Apa yang ada sejak semula” (ayat 1), inilah yang telah mereka lihat dan yang telah mereka dengar. Kesemuanya ini menunjuk bukan pada ajaran Kristen, melainkan pada seorang pribadi. Dengan perkataan lain, yang diberitakan bukan suatu ajaran agama, melainkan pribadi Yesus. Dialah yang menjadi sumber kehidupan manusia (ayat 1,2). Hidup rohani dan jasmani manusia bersumber dari Yesus. Artinya manusia dapat memiliki hidup jasmani, namun tidak memiliki hidup rohani. Jika manusia percaya pada Yesus melalui kesaksian orang Kristen, maka ia memiliki hidup rohani. Inilah artinya memiliki hidup kekal (ayat 2). Jadi Yesus, Pemberi hidup adalah isi pemberitaan dalam tugas kesaksian Kristen.Kedua, persekutuan jemaat. Orang yang percaya pada Yesus dihimpun dalam suatu persekutuan. Umat yang bersekutu karena Yesus kemudian menyatakan kesatuan persekutuannya melalui kesaksian. Mereka bersaksi tentang Kristus. Tujuan kesaksian adalah persekutuan (ayat 3). Umat Kristen bukan hanya suatu kumpulan sosial. Umat Kristen bersekutu untuk suatu tugas pelayanan yakni bersaksi. Persekutuan Kristen menjadi nyata melalui kesaksian. Umat Kristen menyaksikan berita yang sama yakni Yesus adalah sumber hidup. Umat yang bersaksi menyatakan bahwa mereka bersekutu dengan Kristus dan umat Kristen lainnya. Kesaksian merupakan bukti persekutuan dengan Kristus dan persekutuan umat yang bersaksi tentang Kristus.Apa akibat kesaksian jemaat? Membawa manusia lainnya ke dalam persekutuan umat. Kesaksian akan menyebabkan munculnya persekutuan. Renungkan: Apakah persekutuan di mana kita berjemaat tidak terlalu tampak? Menurut Anda apa penyebabnya? |
(0.21300267647059) | (Kel 1:10) |
(ende) Rakjat Mesir merasa takut, kalau-kalau nanti bila ada penjerbuan suku-suku Semit lagi, orang-orang Hibrani menggabungkan diri dalam penjerbuan itu. Penulis melukiskan kerdja-paksa di Mesir sebagai usaha mengurangi djumlah orang-orang Hibrani. Tradisi E menambahkan (aj. 15-22)(Kel 1:15-22) pembunuhan anak-anak sulung, untuk menerangkan tjerita fasal 2(Kel 2). Ketjuali kerdja-paksa jang berat itu, bagi umat Hibrani jang terasa sangat menekan bukan terutama bahwa mereka menderita kekurangan (lihat: Kel 16:3), melainkan bahwa mereka kehilangan kemerdekaan. |
(0.21300267647059) | (Ul 10:17) |
(ende) Ajat ini memberikan polemik dengan dewa-dewa asing, jang samasekali tidak boleh dipandang sedjadjar dengan Jahwe. Disamping Dia tak ada dewa lain (bdk. #TB Ula 5:7). Dewa-dewa suku-suku bangsa adalah kekuatan-kekuatan jang penuh dengan kemauan sendiri-sendiri, penuh dengan perasaan nafsu dan murka jang dapat dipengaruhi dengan kurban dan persembahan Jahwe adalah Allah jang adil setjara mutlak, jang tertarik kepada nasib kaum miskin dan jang berkekurangan. Disini kita lihat adanja perkembangan kesadaran religius kearah perasaan jang makin besar terhadap kemanusiaan. Orang asing disini ialah orang jang bukan bangsa Israel, jang tinggal dengan tenteram diwilajah Israel. |
(0.21300267647059) | (Ezr 2:1) |
(ende) Daftar ini bukan daftar orang2 jang kembali bersama dengan Sjesjbasar, melainkan orang2 jang ber-angsur2 kembali dipimpin oleh orang2 jang namanja terdaftar dalam aj.2(Ezr 2:2), dan jang sudah menetap di Palestina djuga. Daftar ini berasal dari "surat peringatan Nehemia" (Neh 7:6-72) (perbedaan nama datang dari salah tulis) dan dibubuhkan disini oleh si penjusun, sebagai pendahuluan kisahnja mengenai hal-ihwal kaum jang pulang itu. Daftar ini pada achirnja (68-69) sedikit disadur oleh si penjusun. Nehemia sendiri mengambil daftar itu dari satu dokumen lain. |
(0.21300267647059) | (Neh 13:4) |
(ende: Sebelum itu) adalah tambahan dari si penjusun, hingga keadaan sempurna tadi merupakan hasil tindakan Nehemia. Demikianpun keadaan itu mendjadi penutup untuk seluruh kisah kitab Nehemia. Imam Eljasjib itu bukan imam agung dari Neh 3:1; 12:10 (Lihat aj. 28)(Neh 13:28) |
(0.21300267647059) | (Est 8:12) |
(ende) [12k] Anehnja, bahwa Haman disini disebut "orang Makedonia" (Junani), padahal ditempat lain disebut "orang Agag". Orang2 Makedonia baru didjaman Iskandar Zulkarnain mendjadi musuh Parsi. Karena itu rupanja bagian ini dikarang sesudah djaman itu dan karena permusuhan Makedonia Haman disebut orang Makedonia, musuh bukan dari orang2 Jahudi sadja, tetapi djuga dari radja sendiri. [12p-q] Pikiran2 serta pudjian ini memang anggapan Jahudi, jang ditaruh dalam mulut radja kafir itu. [12u] Dengan ajat itu radja Xerxes sebenarnja sudah membebankan perajaan Purim, jang nanti akan dibebankan dan diatur oleh Mordekai dan Ester. |
(0.21300267647059) | (Mzm 39:1) |
(ende) Seorang jang menderita karena dosanja berkeluh-kesah dalam lagu ratap ini. Keadaan dan deritanja menghebat lagi dengan melihat bagaimana seteru2nja bergirang-hati. Ia insaf, bahwa hidupnja fana sadja dan bahwa selajaknjalah deritanja akan hukuman. Namun dengan kepertjajaan ia bermohon, agar Allah meringankan sengsaranja dan mengampuni kesalahannja. |
(0.21300267647059) | (Yes 6:2) |
(ende) Seraf itu kiranja sama dengan "kerub", (patung) machluk gaib, setengah binatang, setengah manusia, seperti ada diatas peti perdjandjian. Disini seraf itu adalah machluk jang hidup dan berbakti kepada Jahwe, djadi bukan ilah. Kurang djelas apa artinja kata "seraf". Mungkin "jang berpidjar". Ditempat lain (Yes 14:29) seraf adalah ular gaib, jakni ular terbang. Naskah Hibrani tidak berkata berapa djumlahnja seraf itu pada tachta Jahwe, kiranja dua. Seraf itu "menutup mukanja" oleh sebab menurut anggapan perdjandjian Lama, machluk tidak dapat melihat Allah tanpa mati (lih.aj.5 (Yes 6:5); Kel 20:19; 33:18-23; Hak 13:22; 1Ra 19:13). |
(0.21300267647059) | (Yes 61:1) |
(ende) Si nabi sendiri berbitjara. |
(0.21300267647059) | (Dan 4:4) |
(ende) Surat Nebukadnezar jang dimuat fasal ini merupakan akal sastera sadja, dengan mana si pengarang (orang Jahudi) membentangkan pikirannja sendiri. Chajalan sastera sedjenis itu pada djaman itu agak biasa. Kisahnja menandaskan, bahwa Allah Israil berkuasa atas keradjaan manapun djua. Nebukadnezar terpaksa mengakui kekuasaan Allah itu. Ketjongkakan radja direndahkan. sukar sekali untuk mengatakan apakah kisah itu memuat peristiwa2 sedjarah. Tidak ada dokumen2 lain jang memberitahukan sedikitpun mengenai sakit djiwa Nebukadnezar atau radja lain. Mungkin seluruh kisahnja hanja chajalan belaka, jang bermaksud menjampaikan suatu adjaran, bukan peristiwa. |