| (0.30186013793103) | (2Raj 18:1) |
(sh: Landasan yang kokoh bagi kehidupan Kristen (Minggu, 9 Juli 2000)) Landasan yang kokoh bagi kehidupan KristenLandasan yang kokoh bagi kehidupan Kristen. Komitmen raja Hizkia kepada Allah termanifestasi dalam reformasi rohani yang ia lakukan secara menyeluruh dan tuntas. Reformasi rohani bagi kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat yang ia lakukan digambarkan sebagai suatu tindakan yang gencar, menggebu-gebu, dan seakan-akan tiada henti-hentinya (3-6). Raja Hizkia melakukan tepat seperti yang dilakukan Daud. Hizkia tidak hanya bertanggung jawab atas kehidupan jasmani rakyatnya tapi terutama kehidupan rohaninya juga. Karena itu ia melakukan pembersihan secara besar-besaran praktek-praktek perzinahan rohani. Selain itu, ia mempunyai kehidupan iman dan ketaatan yang seimbang (5-6). Artinya, dalam seluruh kehidupan pribadi Hizkia, antara keyakinan dan praktek tidak terdapat perbedaan. Reformasi rohani menjadi prioritas utama dalam pemerintahan Hizkia sebab ia berkeyakinan bahwa yang terutama bagi manusia adalah siapa dia dan bukannya apa yang ia lakukan di hadapan Allah. Keberhasilan dia mengalahkan Filistin dan memberontak terhadap Asyur berlandaskan atas dasar yang kuat yaitu hubungan yang benar dengan Allah. Karena ia yakin hanya Allahlah yang sanggup memberikan keberhasilan kepada usahanya. Keadaan Hosea sangat berbeda dengan keadaan Hizkia. Hosea dan seluruh wilayah kerajaannya ditaklukkan raja Asyur bukan karena Asyur secara politik dan militer lebih hebat dan kuat melainkan karena kehidupan bangsa Israel dan rajanya tidak berlandaskan pada hubungan yang benar dengan Allah (12). Pengetengahan Hosea di tengah-tengah kisah Hizkia semakin mempertegas bahwa kehidupan manusia itu utuh dan satu, dan kehidupan rohanilah yang harus mendapatkan prioritas utama. Renungkan: Keberhasilan kita dalam setiap usaha,, pekerjaan, dan rumah tangga biarlah didasarkan pada hubungan yang benar dengan Allah. Bacaan untuk Minggu ke-4 sesudah Pentakosta Keluaran 19:2-6 Roma 5:6-11 Matius 9:36-10:8 Mazmur 100 Lagu: Kidung Jemaat 318 Pemahaman Alkitab 2 -- 2Raja-raja 17:1-33 Persepakatan antara Raja Hosea dengan So, raja Mesir, merupakan salah satu bentuk pelanggaran bangsa Israel terhadap ketetapan hukum perjanjian Allah. Betapa nyata sikap Israel yang tegar tengkuk, menolak, menyingkirkan, bahkan meniadakan Allah. Pemberontakan Israel telah mencapai batas kesabaran Allah, sehingga Allah membuang dan menjauhkan bangsa Israel dari hadapan-Nya. Tindakan ini bukanlah sekadar usaha Allah mewujudkan konsekuensi pelanggaran bangsa Israel tetapi sekaligus menyatakan bahwa bangsa pilihan Allah itu telah terjerumus pada kebobrokan moral yang paling dalam. Namun untuk kesekian kalinya pula Allah menantikan pertobatan Israel. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Bila persepakatan Raja Hosea dengan So, raja Mesir, kita lihat dari perspektif Allah, peristiwa itu bukanlah satu-satunya penyebab dibuang dan dijauhkannya bangsa Israel dari hadapan Allah. Dapatkah Anda menjelaskan penyebab fatal lainnya (7-23)? Mengapa pelanggaran dalam beribadah dijadikan tekanan paling utama? Jelaskan! 2. Perjanjian Allah dengan bangsa Israel adalah prakarsa murni Allah, tetapi tindakan Allah menjauhkan bangsa Israel dari hadapan-Nya bukan sepenuhnya tindakan aktif Allah. Justru peran terbesar adalah bangsa Israel sendiri. Mengapa demikian? Jelaskan pendapat Anda! 3. Sebagai bangsa pilihan, Israel telah merasakan berkat dan karya Allah dalam hidup mereka. Berkat apa sajakah itu (7-13)? Jelaskan! Saat ini pikirkan dan paparkan berkat dan karya Allah dalam hidup Anda! Bila kita mendapati begitu banyak berkat dan karya Allah dalam hidup kita semestinya perbuatan dosa tidak mendapatkan tempat dalam hidup kita, mengapa? 4. Belajar dari pengalaman Israel sebagai bangsa pilihan, Kristen pun tidak akan luput dari hukuman Allah, bila Kristen memilih bersikap seperti bangsa tak ber-Tuhan. Yang harus Kristen lakukan adalah memenuhi segala tuntutan hidup sebagai umat pilihan. Tuntutan hidup seperti apakah yang harus dipenuhi? Jelaskan! 5. Pikirkan contoh tindakan praktis yang dapat Anda terapkan saat ini, khususnya berkenaan dengan hidup ibadah Anda kepada Allah! |
| (0.30186013793103) | (Hos 4:1) |
(sh: Dosa-dosa Israel dirinci (Rabu, 4 Desember 2002)) Dosa-dosa Israel dirinci
Dosa-dosa Israel dirinci. Allah tidak tinggal diam melihat sikap penolakan umat terhadap Diri- Nya. Allah tidak hanya menghakimi tetapi juga menghukum! Rakyat Israel dan para pejabat agama akan mendapat hukuman yang sama dari Allah (ayat 9,10). Namun, dibalik penghukuman itu ada juga berita pengharapan (ayat 15).
Renungkan: |
| (0.29876406896552) | (Hos 8:12) |
(full: PENGAJARAN-KU ... SESUATU YANG ASING.
) Nas : Hos 8:12 Jauh sebelum zaman Hosea, Allah telah memberikan perintah-perintah dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Tetapi umat itu memperlakukan Firman Allah sebagai hal yang asing atau aneh. Banyak orang di dalam gereja dewasa ini jarang membaca Alkitab atau menghargai hukum-hukum Allah; perintah-perintah Firman-Nya tidak cocok bagi mereka karena mereka ingin terus hidup dalam dosa. |
| (0.29876406896552) | (1Sam 11:12) | (jerusalem) Aslinya 1Sa 11 diteruskan dalam 1Sa 11:15. Setelah kemenangan diperoleh keesokan harinya rakyat mengangkat Saul menjadi raja. Tetapi menurut ceritera yang sejalan Saul sudah dinobatkan sebagai raja di Mizpa, 1Sa 10:24. Maka 1Sa 11:12-14 dimaksudkan untuk menyesuaikan kedua ceritera itu satu sama lain: Saul belum diterima oleh seluruh rakyat, 1Sa 10:27, sehingga penobatannya perlu diulang. Nabi Hosea yang menentang lembaga kerajaan, rupanya mengutuk penobatan itu sebagai dosa. Bdk Hos 8:4; 9:15. |
| (0.29876406896552) | (Yes 62:4) | (jerusalem: yang ditinggalkan suami) Bdk Hos 2:22; Yes 60:15. Nama-nama baru bagi Yerusalem dan negeri, yaitu Azuba(h) (yang tertinggalkan) dan Hefzibah memang sungguh-sungguh nama diri yang dipilih karena artinya. Nama diri itu terdapat dalam Alkitab juga, 1Ra 22:42; 2Ra 21:1. Mulai dengan nabi Hosea, Yes 2:22, pada nabi biasa memberi nama baru dengan arti khas, Yes 1:26+; bdk Yes 60:14; 62:12. |
| (0.29876406896552) | (Hos 2:20) | (jerusalem: mengenal TUHAN) Menurut pandangan nabi Hosea hesed disertai pengenalan akan Tuhan Hos 2:18-19; 4:1; 6:6. Pengenalan itu bukanlah pengetahuan belaka. Sama seperti Allah memperkenalkan diri kepada manusia dalam mengikat perjanjian dengannya dan dalam menyatakan kasihNya (hesed) melalui anugerah-anugerahNya, demikianpun manusia mengenal Allah melalui sikap hati yang mencakup kesetiaan pada perjanjian Tuhan, rasa syukur oleh karena segala anugerah Tuhan. Bdk Ayu 21:14; Ams 2:5; Yes 11:2; 58:2. Dalam kitab-kitab Kebijaksanaan "mengenal" hampir searti dengan berhikmat. |
| (0.29876406896552) | (Hos 6:1) | (jerusalem: Mari) Nabi Hosea di sini, Hos 5:1-6 membayangkan suatu upacara tobat. Istilah-istilah yang dipakai mungkin diambilnya dari salah satu upacara penyilih dosa, bdk 1Ra 8:31-53; Yer 3:21-25; Yoe 1-2; Maz 85. Umat terkejut oleh pemberitahuan tentang hukuman yang mendekat dan oleh karena ditinggalkan TUhan, Hos 5:14-15 Mereka mengajak dirinya untuk kembali kepada Tuan, Hos 5:1-3. Tetapi pertobatan itu semu belaka dengan tidak adanya pertobatan hati, Hos 5:4-6. |
| (0.29876406896552) | (Hos 8:1) | (jerusalem: Tiuplah sangkakala) Bdk Yoe 2:1+ |
| (0.29876406896552) | (Hos 11:8) | (jerusalem: seperti Adma) Adma dan Zeboim adalah dua kota di daerah Pancakota, Kej 10:19; 14:2,8; Ula 29:23. Dalam tradisi Elohista kedua kota ini agaknya berperan menggantikan kota Sodom dan Gomora yang berperan dalam tradisi Yahwista, Yes 1:9-10 |
| (0.29876406896552) | (Hos 13:14) | (jerusalem: kuasa dunia orang mati) Bdk Maz 6:6+; Maz 18:5+; Bil 16:33+. Dalam konteks nubuat Hosea ayat ini jelas berupa ancaman. Kedua pertanyaan pertama mesti dijawab dengan: Tidak! Kedua pertanyaan berikut mengajak dunia orang mati dan maut untuk melepaskan bencananya menimpa umat yang durhaka. Bagian kedua ayat ini dikutip Paulus, 1Ko 15:55, tetapi diartikannya dengan memakai kebiasaan ilmu tafsir di zamannya yang tidak segan melepaskan sebuah ayat dari konteksnya. Begitu Paulus dapat menemukan suatu arti yang lain sekali dari arti aseli ayat ini. |
| (0.29876406896552) | (Yl 1:14) | (jerusalem: Adakanlah puasa yang kudus) Harafiah: Kuduskanlah puasa. Yang dimaksudkan mungkin: Umumkanlah puasa. Seruan serupa untuk bertobat dan bersembahyang terdapat dalam: Yoe 2:12-13, 15-17; bdk Yun 3:3-9. nabi Yoel menaruh perhatian khusus pada upacara-upacara semacam itu dan pada ibadat pada umumnya, Yoe 1:9,13,16; 2:14. Sikap ini berbeda sekali dengan sikap nabi Amos, Hosea, Mikha dan Yeremia, bdk Ams 5:21+. Tetapi juga nabi Yoel mengutamakan pertobatan hati, Yoe 2:13 |
| (0.29876406896552) | (Am 5:25) | (jerusalem: di padang gurun) Sama seperti nabi Hosea, Ams 2:13-14; 9:10, dan nabi Yeremia, Yer 2:2-3, demikianpun nabi Amos menganggap masa tinggalnya umat Israel di gurun sebagai masa tinggalnya umat Israel di gurun sebagai masa hubungan umat dengan Tuhan yang paling baik, bdk Hos 2:13+. Di masa itu ibadat sebenarnya kurang penting, baik oleh karena keadaan suku Badui tidak mengizinkan upacara meriah maupun oleh karena belum ada banyak peraturan, bdk Yer 7:22. Di masa itu orang dapat berkenan pada Allah dengan ibadat sederhana tapi jujur. |
| (0.29876406896552) | (2Raj 17:1) |
(sh: Kesalahan yang berakibat kehancuran total (Kamis, 6 Juli 2000)) Kesalahan yang berakibat kehancuran totalKesalahan yang berakibat kehancuran total. Siapakah manusia yang mau hidup dalam penderitaan karena tekanan berat dari kekuatan dan kuasa yang menindihnya? Sebab itu Hosea bin Ela, yang telah ditaklukkan oleh Tiglat-Pileser III dari Asyur, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman raja Asyur. Ia tidak mau lagi membayar upeti sebab ini adalah sistem yang mengeksploitasi bangsa Israel kepada kemiskinan. Karena itu ia menggalang aliansi dengan raja So dari Mesir. Bila dievaluasi dari situasi politik internasional saat itu, pemberontakan Hosea bukannya tanpa pertimbangan. Ia sudah membuat perhitungan yang baik, telah menimbang-nimbang kekuatan yang ada padanya, dan perkiraan bantuan yang dapat diandalkan dari raja Mesir. Sebab saat itu negara Asyur sedang berkabung dengan meninggalnya raja Tiglat-Pileser III pada tahun 727 sM. Kematian seorang penguasa dapat disamakan sebagai sebuah kesempatan bagi negara-negara taklukan untuk memberontak. Namun ternyata perhitungan Hosea meleset dan ia sendiri ditangkap dan dibelenggu dalam penjara. Kini ia `tidak perlu' membayar upeti kepada Asyur. Sebab raja Salmaneser dari Asyur telah mengepung Samaria selama 3 tahun yang mengakibatkan sistem perekonomian kota itu hancur dan menjadi miskin. Ia menaklukkan seluruh Israel dan mengangkut rakyatnya sebagai `upeti' ke Asyur dan ditempatkan di Halah dan di kota-kota orang Madai. Bangsa Israel hancur total. Tidak saja rajanya ditawan dan tanah Israel diambil alih oleh Asyur, namun Israel sebagai sebuah bangsa sudah berakhir (Lo-ammi) dan tidak mengalami kasih sayang Allah (Lo-ruhamah). Kesalahan utama Hosea adalah tidak menempatkan permasalahan yang dihadapinya dalam perspektif Allah dan konteks perjalanan sejarah kehidupan rohani dan moralitas bangsa Israel, yaitu bahwa penindasan yang dialaminya adalah hukuman Allah agar mereka bertobat dan dosa Israel telah mencapai titik kesabaran Allah. Karena itu memberontak dan membangun aliansi dengan Mesir adalah sama dengan menarik sebuah picu senapan yang meletus dengan pernyataan melupakan Allah secara total. Maka mereka layak menerima hukuman. Renungkan: Kristen harus selalu menempatkan setiap masalah dalam perspektif Allah dan konteks perjalanan sejarah gereja di Indonesia. Jangan sampai Kristen mengalami Lo-ammi dan Lo-ruhamah. |
| (0.28167746551724) | (2Raj 14:25) |
(full: MENGEMBALIKAN DAERAH ISRAEL.
) Nas : 2Raj 14:25 Israel memperoleh kembali tanah mereka dan umat itu mencapai kemakmuran materiel yang besar selama masa pemerintahan Yerobeam II (bd. Am 6:4-6; Hos 12:9). Akan tetapi, nabi Amos dan Hosea yang melayani Israel sementara pemerintahnya, melihat dengan jelas betapa buruknya landasan yang di atasnya kemakmuran Israel dibangun sehingga menubuatkan pembinasaan Israel yang akan datang dengan memakai perkataan yang tegas. Sebenarnya, kemakmuran yang terjadi selama masa pemerintahan Yerobeam membantu perkembangan rasa puas dengan diri sendiri, kemerosotan moral, ketidakadilan sosial, dan kemurtadan agama yang mengakibatkan keruntuhan Israel sekitar dua puluh delapan tahun kemudian (lihat cat. --> 2Raj 14:26). [atau ref. 2Raj 14:26] |
| (0.28167746551724) | (2Raj 14:26) |
(full: BETAPA PAHITNYA KESENGSARAAN ORANG ISRAEL ITU.
) Nas : 2Raj 14:26 Karena belas kasihan akan umat itu, Allah memakai Yerobeam untuk menolong Israel (ayat 2Raj 14:26-27).
|
| (0.28167746551724) | (Hos 11:1) | (jerusalem) Pikiran yang terungkap dalam bab 11 ini sejalan dengan yang dikemukakan dalam bab 1-3. Hanya bab 1-3 memakai kiasan cinta kasih suami yang dipermainkan, sedangkan bab 11 memakai kiasan kasih bapa yang diremehkan. Dalam bab 1-3 anak-anak dilihat beserta dengan ibu mereka yang sundal, bdk Hos 2:1+, Hos 2:3-4 sebagaimana sudah dikemukakan dalam Hos 1:2. |
| (0.25873725862069) | (2Raj 15:8) |
(sh: Tanda-tanda kehancuran sebuah bangsa (Kamis, 8 Juni 2000)) Tanda-tanda kehancuran sebuah bangsaTanda-tanda kehancuran sebuah bangsa. Zakharia anak Yerobeam baru memerintah selama 6 bulan ketika terjadi kudeta oleh Salum bin Yabesy. Sebagai balasan, Menahem anak Tirza pun melakukan kudeta berdarah dan menewaskan tidak hanya Salum tapi juga seluruh rakyat. Selama 10 tahun memerintah, takhta Menahem juga tidak luput dari goyangan, misalnya Pul, raja Asyur yang melakukan invasi ke Israel. Untuk mempertahankan takhtanya, ia harus memberikan upeti kepada Pul sebanyak 1.000 talenta perak atau sekitar 37 ton perak. Biaya upeti itu dibebankan kepada semua orang kaya di Israel. Setelah Menahem meninggal, anaknya Pekahya menggantikannya. Pemerintahannya baru berlangsung 2 tahun ketika panglimanya sendiri Pekah melakukan kudeta dan membunuhnya. Seperti Menahem ia pun harus menghadapi serangan dari Asyur yang dipimpin oleh Tiglat Pileser. Akibatnya Tiglat Pileser memberlakukan pertukaran penduduk (29) agar terjadi proses 'pengasyuran' rakyat. Selain goyangan dari luar negeri, ia pun menghadapi goyangan dari dalam negeri yang dipimpin oleh Hosea. Ia tewas dibunuh oleh Hosea. Lima dinasti Israel ini memerintah dari tahun 753-732 sM. Pada tahun 722 Israel dihancurkan oleh Asyur ketika di bawah dinasti Hosea yang memerintah dari 732-722 sM. Berarti dalam kurun waktu 31 tahun situasi dan kondisi di Israel memburuk drastis, tidak hanya secara politik namun secara moral, etika, dan iman. Darah dan nyawa orang-orang yang tidak tahu menahu urusan politik (16) menghantar sebuah dinasti kepada kekuasaan. Sikap tunduk, hormat, dan menghargai penguasa merupakan barang langka sehingga kudeta menjadi cara yang dilazimkan. Pengeksploitasian rakyat demi kepentingan elit politik disahkan (20). Uanglah yang menjadi penopang utama sebuah kekuasaan (19). Inilah yang membawa sejarah bangsa Israel menuju kehancuran nasional. Walau demikian tidak nampak seorang pun yang mempunyai kepekaan untuk berbalik, bertobat, dan memohon belas kasihan Allah (9,18,24,28). Renungkan: Kehancuran dan kejayaan sebuah bangsa ditentukan oleh moral, etika, dan iman yang berlaku, sebab Allah sang Hakim Agung akan menghukum setiap dosa. Kepekaan umat Allah yang ada di dalam setiap negara dapat merupakan 'penunda' hukuman Allah dan 'pengubah' hukuman menjadi berkat. Masa depan bangsa tergantung kepekaan Anda. |
| (0.24897006896552) | (2Raj 17:13) |
(full: SEMUA NABI.
) Nas : 2Raj 17:13 Israel menolak nabi-nabi Allah, yaitu mereka yang menentang dosa dan meminta pertobatan dan ketaatan kepada firman dan perintah Tuhan (mis. Hak 6:8-10; 1Raj 13:1-3; 14:6-16; bd. Kis 7:51-53). Mereka menolak pelayanan Elia, Elisa, Amos, Hosea, dan nabi-nabi yang lain. Penolakan untuk mendengar dan menaati firman Allah, bersamaan dengan pengabaian berita para nabi yang melawan dosa dan kejahatan, jelas merupakan tanda-tanda kemurtadan (lihat cat. --> 2Tim 4:3-4). [atau ref. 2Tim 4:3-4] |


