Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 61 - 66 dari 66 ayat untuk bah (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.15) (Mat 24:29) (sh: Semesta gonjang-ganjing (Rabu, 9 Maret 2005))
Semesta gonjang-ganjing


Dampak kedatangan Yesus kelak sangat dahsyat. Seluruh kekuatan semesta akan tergoncangkan ke fondasinya (ayat 29). Selain melukiskan apa yang akan terjadi secara fisik, segala sesuatu yang `di atas' sangat boleh jadi adalah objek ibadah manusia yang salah yang pada hari terakhir itu akan dihancurluluhkan karena satu-satunya yang boleh disem-bah, yaitu Tuhan Yesus menyatakan diri (ayat 30). Di zaman kita banyak orang mengembangkan spiritualitas yang digali dari `kuasa alam', `energi matahari, bulan, bumi', dsb. Ini bukan hal yang baru. Sudah sejak zaman dahulu manusia di luar Tuhan jatuh dalam penyembahan ciptaan yang dianggap sebagai sumber berlangsungnya kehidupan. Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa alam bukanlah Tuhan.

Yesus Kristus akan datang kembali pada hari terakhir, bukan lagi sebagai bayi mungil yang serba terbatas, melainkan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan. Dia tidak lagi datang untuk mengampuni manusia berdosa melainkan datang untuk menghakimi. Semua bangsa di bumi akan meratap (ayat 30). Hari penghakiman sudah datang! Tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat! Namun, mereka yang percaya dalam nama-Nya, yaitu orang-orang pilihan-Nya akan dikumpulkan dari segala tempat untuk masuk ke dalam sukacita kekal bersama Dia (ayat 31).

Tuhan Yesus mengajarkan agar kita peka untuk membaca tanda zaman. Kita bukan hanya harus membaca Kitab Suci, melainkan perlu juga membaca situasi zaman yang sedang terjadi di sekeliling kita berdasarkan terang firman Tuhan. Waktu yang singkat menyadarkan kita untuk hidup bijaksana. Perkataan Tuhan Yesus adalah lebih pasti daripada eksistensi alam semesta. Justru karena tak seorang pun tahu saat kedatangan-Nya (ayat 36), maka kita patut semakin waspada dan semakin mendalami kebenaran Alkitab.

Renungkan: Bila Anda ingin siap menyambut kedatangan-Nya, berhentilah menjadi praktisi penyembah segala manifestasi berhala!

(0.15) (Mat 24:37) (sh: Mirip zaman Nuh (Kamis, 10 Maret 2005))
Mirip zaman Nuh


Suasana dunia menjelang kedatangan Yesus Kristus yang kedua disamakan dengan masa nabi Nuh hidup. Nuh adalah seorang yang hidup berkenan di hadapan Allah. Persamaan pertama adalah sikap orang terhadap pewarta firman. Nuh dianggap gila dengan proyek bahtera raksasanya: dianggap fanatik karena percaya penghakiman Allah atas manusia berdosa. Sekarang pun banyak orang berpendapat pemberitaan Yesus Kristus akan datang kembali sebagai Hakim yang menghukum dosa sebagai fanatik. Manusia berdosa lebih suka menciptakan konsep Allah yang Mahakasih yang tidak akan mengirim manusia ke neraka. Sama seperti di zaman Nuh, sedikit yang serius menanggapi penghakiman Allah dengan hidup kudus di hadapan-Nya.

Kedua, sebelum air bah tiba, mereka makan dan minum, kawin dan dikawinkan (ayat 38). Sepintas sepertinya tidak ada yang salah. Namun, di situlah justru permasalahannya. Manusia hanya melihat kehidupan sebagai urusan yang berkaitan dengan dunia yang sekarang ini, mencari kebahagiaan dan kenikmatan hidup di dunia yang sementara, tidak peduli dengan hari penghakiman dan kehidupan setelah kematian. Hal-hal itu dianggap tidak nyata, tidak kelihatan. Hal ini terus terjadi sampai saat ini. Manusia menjadikan dunia ini sebagai tujuan akhir hidupnya atau bahkan tidak mempedulikan tujuan hidup karena mementingkan kenikmatan.

Ketiga, seperti pada zaman Nuh, ada yang dibawa ada yang akan ditinggal (ayat 39-40). Ini merupakan peringatan keras bahwa yang ditinggalkan adalah mereka yang tidak percaya. Kedatangan Tuhan Yesus kedua kali kelak akan memisahkan orang benar dari orang jahat. Sikap berjaga-jaga justru merupakan ungkapan iman (ayat 44). Yang tidak berjaga-jaga adalah yang tidak beriman. Yang kedapatan berjaga-jagalah yang akan disambut Tuhan.

Renungkan: Masuklah ke dalam bahtera keselamatan Tuhan Yesus Kristus sebelum hukuman dahsyat Allah mengakhiri masa anugerah!

(0.15) (Luk 6:43) (sh: Tuhan mengenal umat-Nya (Selasa, 20 Januari 2004))
Tuhan mengenal umat-Nya

Tanpa disengaja, sebutir telur ayam tercampur di antara butir-butir telur bebek yang dierami. Ketika telur-telur itu menetas si anak ayam mendapatkan dirinya dalam pelukan dan kasih sayang induk bebek. Namun ketika waktunya induk bebek mengajar anak-anaknya berenang akhirnya ketahuanlah bahwa ‘anak’ yang satu itu bukan bebek. Ayam adalah ayam, bebek adalah bebek. Perbedaannya keduanya sangat mendasar. Ayam bisa meniru gaya bebek, tetapi ia tidak dapat menjadi bebek.

Yesus memakai ilustrasi pohon untuk membedakan manakah orang Kristen sejati dan manakah yang palsu (ayat 43-44). Pohon yang baik pasti mengeluarkan buah-buah yang baik. Sebaliknya, pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah-buah yang buruk. Demikian juga orang baik akan melakukan perbuatan baik karena di dalamnya (hatinya) hanya ada kebaikan, sedangkan orang jahat hanya melakukan kejahatan karena di dalamnya (hatinya) penuh kejahatan.

Yesus melanjutkan pula pengajaran-Nya dengan berkata bahwa orang baik adalah orang yang melakukan kehendak Allah, dan bukan sekadar menyebut-nyebut nama Allah (ayat 46). Orang yang baik itu adalah pelaku-pelaku firman Allah. Mereka diumpamakan sebagai orang-orang yang mendirikan rumah dengan fondasi batu. Rumah sedemikian akan bertahan menghadapi banjir air bah. Orang yang jahat, adalah orang-orang yang tidak melakukan firman Allah. Mereka seperti rumah yang dibangun di atas tanah tanpa fondasi yang baik. Rumah itu akan rubuh ketika banjir melanda (ayat 48-49).

Tuhan mengenal umat-Nya. Dia tahu mana yang sejati dan mana yang palsu. Yang palsu pada suatu hari akan terbongkar kepalsuannya, sama seperti rumah yang roboh. Yang sejati pada suatu hari akan nampak kesejatiannya, sama seperti rumah yang tegak berdiri.

Renungkan: Ukuran kesejatian seorang anak Tuhan terletak pada kesetiaan untuk terus menerus menghasilkan buah-buah kebenaran.

(0.15) (Luk 17:20) (sh: Kerajaan Allah sudah datang! (Sabtu, 13 Maret 2004))
Kerajaan Allah sudah datang!

Mungkin Anda masih ingat berapa kali muncul nubuat-nubuat mengenai kedatangan Yesus kedua kali dalam dua dekade terakhir ini. Bukan hanya melanda manca negara, tetapi juga di Indonesia. Berita-berita ini menjadi isu yang hangat dan sangat menggairahkan. Walau tidak satu pun terbukti benar, banyak orang yang terkecoh olehnya. Tak sedikit orang yang menjadi goncang imannya.

Hari kedatangan Tuhan yang kedua kali tidak dapat diprediksi dengan melihat tanda-tanda lahiriah zaman ini (ayat 20-21). Oleh sebab itu semua usaha untuk menandai dalam kalender kita akan berakhir sia-sia. Kerajaan Allah sebenarnya sudah datang di dunia ini (ayat 21). Ia hadir pada setiap hati orang percaya. Orang percaya dan kehidupannya seharusnya menjadi bukti kehadiran kedaulatan dan pemerintahan Allah tersebut.

Yesus mengingatkan orang banyak bahwa akan ada banyak sikap terhadap kedatangan Anak Manusia. Ada orang yang dengan semangat mencari-cari tanda, menghitung-hitung hari kedatangan Anak Manusia itu (ayat 22-23), namun mereka tidak akan menemukannya. Sebaliknya ada pula orang-orang yang tidak mempedulikan sama sekali hari kedatangan Anak Manusia itu. Mereka akan sibuk dengan urusan mereka masing-masing, hidup dalam dosa, sama seperti orang-orang yang kemudian dibinasakan oleh air bah pada masa Nuh (ayat 26-27) dan yang kemudian dimusnahkan oleh api dan belerang pada zaman Lot (ayat 28-29).

Justru, penghukuman seperti yang dialami oleh nenek-nenek moyang mereka akan menimpa mereka pada masa kini (ayat 30-37) apabila mereka tidak bertobat dan mencari Kerajaan Allah dengan sungguh-sungguh sebelum Anak Manusia benar-benar datang.

Renungkan: Hanya dengan menerima kehadiran Kerajaan Allah, yaitu merajakan Anak Manusia dalam hidup kita, kita akan dihindarkan dari penghukuman yang begitu dahsyat.

(0.10) (Kel 14:31) (ende)

Penjeberangan laut Merah dalam keadaan sangat berbahaja ini salah satu peristiwa sedjarah jang terpenting dalam riwajat umat Israel. Dalam peristiwa ini Tuhan mewahjukan MahakuasaNja jang menjelamatkan serta maksudNja jang istimewa mengenai umatNja. Sangat mungkin sementara itu sebab musabab alam-kodrati berperanan djuga. Misalnja: angin Timur (aj.21)(Kel 14:21), demikian pula awan dan api (aj.20,24)(Kel 14:20,24). Akan tetapi kalau peristiwa ini kita terangkan setjara kodrati belaka, kita tidaklah menangkap maksud pengarang sutji, pun djustru tidak memahami apa jang menjebabkan tjerita ini begitu penting bagi iman kita.

Pertama-tama sangat djelaslah dalam riwajat ini tjampurtangan Tuhan sendiri ditekankan. Kemudian "angin Timur" tidak menundjukkan sebab kodrati semata-mata, melainkan serta merta mentjamkan karja Tuhan sendiri (Demikian pula halnja dengan awan dan api; lihat Kel 13:21 tjatatan).

Angin (ruah) memperingatkan kita akan Roh Allah, jang pada pentjiptaan alam melajang diatas air, dan jang kemudian memisahkan air dari daratan (Kej 1:2:9; bandingkan djuga dengan pemisahan terang dari gelap: dan pemisahan umat Israel dari rakjat Mesir: (Kel 14:20). Ini kita ketemukan djuga dalam tjerita air bah (Kej 8:1). Dalam Hos 13:15 angin Timur (qadim) sedjadjar dengan nafas Jahwe (ruah).

Angin dilukiskan sebagai alat Mahakuasa Tuhan djuga dalam Maz 104:3-4; Yer 10:13; Yeh 37:9 (hubungan antara roh dan angin). Dalam teks-teks bertjorak eskatologis-apokaliptis (mentjantum ramalan-ramalan tentang djaman terachir), jang ada persamaannja dengan teks-teks pentjiptaan, angin adalah Mahakuasa tuhan jang mengatur menjusun segala-galanja, dan berlawanan dengan keadaan katjau-balau. Salah-satu kekuasaan-pengatjau jang terpenting ialah laut beserta binatang-binatang isinja jang dahsjat (Maz 74:12-15; 89:10-11; Ayu 3:8; Yeh 27:1 bandingkan Kel 14:21 : Jahwe membendung arus laut). Djadi pada penjeberangan Laut Merah ini Jahwe seakan-akan mengulangi karjanja menjusun tjiptaanNja (demikian dengan djelasnja dalam Maz 77:17-20 dan Yes 51:9-10; binatang laut jang dahsjat itu kekuasaan-pengatjau dan sekaligus lambang Mesir). Djadi umat Israel dibebaskan oleh kekuasaan jang hanja dimiliki Tuhan sendiri.

Pengungsian dari Mesir dan pembebasan dari perbudakan ini mempunjai arti jang lebih dalam djuga, jakni pertobatan dari dosa, perubahan rohani dari hidup tanpa Tuhan mendjadi umat Tuhan, jang seutuh-utuhnja pertjaja akan Tuhan. Perubahan sikap hidup inilah maksud dan tudjuan pokok dari pembebasan jang serba mengagumkan itu (lih. aj.31)(Kel 14:31).

Perdjalanan menjeberangi air dalam Kitab Sutji tetap melambangkan Keselamatan dan harapan akan Keselamatan (bandingkan Kej 8:22 tjatatan). Demikianlah penjeberangan ini melambangkan baptis: melalui air kita diselamatkan, dan bersama Kristus kita bangkit memulai hidup baru mendjadi umat Tuhan. (Mat 3:13-17 par: Jesus sebagai Israel baru, sekaligus djuga menundjukkan baptis; 1Ko 10:2,6)

(0.10) (Rm 1:18) (full: MURKA ALLAH. )

Nas : Rom 1:18

Murka (Yun. _orge_) Allah adalah ungkapan tentang kebenaran dan kasih-Nya

(lihat art. SIFAT-SIFAT KHAS ALLAH).

Itu adalah kemarahan pribadi dan reaksi Allah yang tetap terhadap segala dosa (Yeh 7:8-9; Ef 5:6; Wahy 19:15), yang dibangkitkan oleh kelakuan jahat orang-orang (Kel 4:14; Bil 12:1-9; 2Sam 6:6-7) dan bangsa-bangsa (Yes 10:5; 13:3; Yer 50:13; Yeh 30:15) dan oleh ketidaksetiaan umat Allah (Bil 25:3; 32:10-13; Ul 29:24-28).

  1. 1) Pada masa lampau, murka Allah dan kebencian-Nya terhadap dosa dinyatakan dalam air bah (pasal Kej 6:1-8:22), bencana kelaparan dan wabah (Yeh 6:11 dst), pemusnahan (Ul 29:22-23), perserakan (Rat 4:16) dan pembakaran negeri (Yes 9:18-19).
  2. 2) Pada masa sekarang murka Allah dinyatakan dalam membiarkan orang jahat terjerumus dalam kefasikan dan nafsu-nafsu jahat

    (lihat cat. --> Rom 1:24)

    [atau ref. Rom 1:24]

    dan dalam mendatangkan kehancuran dan kematian atas semua yang tidak taat kepada-Nya (Rom 1:18-3:20; 6:23; Yeh 18:4; Ef 2:3).
  3. 3) Pada masa depan murka Allah akan berupa siksaan besar bagi orang fasik dalam dunia ini (Mat 24:21; Wahy 5:1-19:21) dan hari penghakiman bagi semua orang dan bangsa (Yeh 7:19; Dan 8:19) -- "hari kesusahan dan kesulitan, hari kemusnahan dan pemusnahan, hari kegelapan dan kesuraman" (Zef 1:15), hari penghukuman atas orang yang tidak benar (Rom 2:5; Mat 3:7; Luk 3:17; Ef 5:6; Kol 3:6; Wahy 11:18; 14:8-10; 19:15). Pada akhirnya, murka Allah mengakibatkan hukuman kekal bagi mereka yang tidak mau bertobat

    (lihat cat. --> Mat 10:28).

    [atau ref. Mat 10:28]

  4. 4) Murka Allah bukanlah usaha-Nya terakhir terhadap umat manusia karena Dia telah menyediakan jalan keluarnya. Seorang dapat bertobat dari dosanya dan berbalik dengan iman kepada Yesus Kristus (Rom 5:8; Yoh 3:36; 1Tes 1:10; 5:9;

    lihat art. KATA-KATA ALKITABIAH UNTUK KESELAMATAN).

  5. 5) Orang percaya yang dipersatukan dengan Kristus harus terlibat dalam murka Allah terhadap dosa, bukan dalam bentuk balas dendam, tetapi dengan kasih akan kebenaran dan kebencian akan kejahatan

    (lihat cat. --> Ibr 1:9).

    [atau ref. Ibr 1:9]

    PB mengakui adanya kemarahan yang kudus yang membenci apa yang dibenci Allah, suatu kemarahan yang nyata dalam Yesus sendiri (Mr 3:5; Yoh 2:12-17; Ibr 1:9;

    lihat cat. --> Luk 19:45),

    [atau ref. Luk 19:45]

    dalam Paulus (Kis 17:16) dan dalam umat yang benar (2Pet 2:7-8;

    lihat cat. --> Wahy 2:6).

    [atau ref. Wahy 2:6]



TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA