(0.31) | (Ibr 4:16) |
(full: DENGAN PENUH KEBERANIAN MENGHAMPIRI TAKHTA KASIH KARUNIA.
) Nas : Ibr 4:16 Karena Kristus dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita (ayat Ibr 4:15), kita dapat dengan penuh keberanian menghampiri takhta sorgawi, karena mengetahui bahwa doa dan permohonan kita diterima dan diinginkan oleh Bapa di sorga (bd. Ibr 10:19-20). Tempat itu disebut "takhta kasih karunia" karena dari takhta itu mengalir kasih, pertolongan, kemurahan, pengampunan, kuasa rohani, pencurahan Roh Kudus, karunia-karunia rohani, buah roh, dan semua yang kita perlukan dari Allah. Salah satu berkat terbesar dari keselamatan ialah bahwa Kristus kini merupakan Imam Besar kita yang membuka jalan langsung ke hadapan Dia sehingga kita selalu dapat meminta bantuan yang kita perlukan. |
(0.31) | (Yak 1:25) |
(full: HUKUM YANG MEMERDEKAKAN.
) Nas : Yak 1:25 Hukum ini (bd. Yak 2:12) adalah kehendak Allah yang sudah dihayati hati kita oleh bantuan Roh Kudus yang mendiami kita (bd. Yeh 11:19-20). Melalui iman kepada Kristus kita tidak hanya menerima kemurahan dan pengampunan (Yak 2:12-13), tetapi juga kuasa dan kebebasan untuk menaati hukum Allah (Rom 3:31; lihat cat. --> Rom 8:4). [atau ref. Rom 8:4] Inilah yang disebut "hukum yang memerdekakan" karena orang percaya ingin menaati kehendak Allah: "Aku hendak hidup dalam kelegaan (versi Inggris NIV -- "kebebasan"), sebab aku mencari titah-titah-Mu" (Mazm 119:45). Kebebasan ini jangan sekali-kali dianggap sebagai kebebasan untuk melanggar perintah Kristus, tetapi sebagai kebebasan dan kuasa untuk menaati perintah itu. |
(0.31) | (Kis 18:3) | (jerusalem: Mereka bekerja) Meskipun mengakui hak para misionaris untuk menerima nafkahnya, 1Ko 9:6-14; Gal 6:6; 2Te 3:9; bdk Luk 10:7, namun Paulus selalu bekerja sendiri untuk mendapat nafkahnya, 1Ko 4:12, supaya jangan memberati orang lain, 1Te 2:9; 2Te 3:8; 2Ko 12:13 dst, dan membuktikan bahwa tidak mencari untungnya sendiri, Kis 20:33 dst; 1Ko 9:15-18; 2Ko 11:7-12. Ia hanya menerima bantuan dari jemaat di Filipi, Fili 4:10-19; 2Ko 11:8 dst; bdk Kis 16:15+. Iapun mengajak kaum beriman, supaya bekerja untuk penghidupannya, 1Te 4:11 dst; 2Te 3:10-12, dan untuk menolong orang miskin, Kis 20:35; Efe 4:28. |
(0.27) | (Mat 25:31) |
(sh: Memberi 'saudara Yesus', memberi kepada Yesus (Rabu, 4 April 2001)) Memberi 'saudara Yesus', memberi kepada YesusMemberikan perhatian, pertolongan, atau harta kepada saudara Tuhan Yesus yang hina, miskin, dan perlu pertolongan menyebabkan seseorang dapat masuk dalam kerajaan Allah. Penghargaan dan hak masuk ke dalam kemuliaan diberikan Raja kepada mereka yang melakukan perbuatan baik, bukan karena motivasi untuk mendapatkan pahala. Bahkan mereka melakukan semua itu karena kasih tanpa pamrih. Mereka melakukan kepada orang-orang yang paling hina tanpa memikirkan untuk keuntungan atau kemuliaan diri. Akan tetapi mereka rela berkorban, rela berbagi harta, terbuka melihat kesulitan dan kekurangan orang lain, dan tidak berpusat pada kebutuhan sendiri tetapi peka terhadap kebutuhan yang lain. Hati dan sikap ini jelas tidak akan dimiliki mereka yang tidak mempunyai kasih Allah. Suatu hari kelak bila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya, Ia akan datang sebagai Raja yang adil. Ia akan memisahkan bangsa-bangsa menjadi dua golongan seperti gembala yang memisahkan domba dan kambing. Domba diberi hak masuk ke dalam kemuliaan Sang Raja sedang kambing dimasukkan ke dalam siksaan kekal. Raja yang adil memperhatikan pola dan gaya hidup para murid-Nya selama di bumi ini. Apa yang dilakukan oleh murid-murid-Nya, sekalipun tidak menjadi motivasi murid-murid untuk mendapatkan pahala, ternyata dihargai dan Raja memberikan kemuliaan dan hidup kekal kepada mereka. Penggambaran tentang apa yang akan terjadi kelak di hadapan takhta kemuliaan Raja hendaknya menjadi pelajaran yang perlu kita camkan dan lakukan. Perhatian, bantuan, pemberian tidak kita arahkan kepada orang yang dapat membalas kebaikan kita; justru kepada yang paling hina, kepada yang tidak dapat membalas, kepada yang paling membutuhkan. Itu pun kita lakukan bukan untuk menumpuk pahala dalam Kerajaan Allah tetapi dalam ketulusan, kerendahan hati, dan tidak bermotivasi keuntungan atau kemuliaan diri. Renungkan: Berdasar firman Tuhan hari ini marilah kita memeriksa diri, motivasi apakah yang mendorong kita berbuat baik kepada sesama. Kepada siapakah kita biasanya memberikan bantuan dan pertolongan, yang bisa membalas kebaikan kita ataukah kepada yang paling membutuhkan pertolongan tanpa dapat membalas jasa. |
(0.25) | (Yos 8:30) |
(full: YOSUA MENDIRIKAN MEZBAH.
) Nas : Yos 8:30 Peristiwa mendirikan mezbah dan membaca hukum Taurat (ayat Yos 8:34) menyatakan empat prinsip untuk memahami kitab Yosua.
|
(0.25) | (2Taw 16:7) |
(full: KARENA ENGKAU ... TIDAK BERSANDAR KEPADA TUHAN.
) Nas : 2Taw 16:7 Asa gagal untuk terus bertekun dalam mencari Allah ketika usianya sudah lebih tua. Ialah contoh bagi semua orang percaya bahwa memang mungkin untuk jatuh dari kesetiaan kepada Allah sekalipun telah ikut ambil bagian di dalam pembaharuan rohani yang besar. Tiga bukti kemerosotan rohaninya diberikan dalam pasal ini.
|
(0.25) | (Neh 2:20) |
(full: YANG MEMBUAT KAMI BERHASIL.
) Nas : Neh 2:20 Di dalam segala hal yang berhubungan dengan kerajaan-Nya, keberhasilan dimulai dengan Allah. Nehemia memulai pembangunan kembali tembok kota itu karena mengetahui hal itu adalah kehendak Allah; oleh karena itu ia sangat yakin bahwa Allah akan mengaruniakan keberhasilan dalam melaksanakan tugas itu. Mengenai semua pekerjaan Allah, Tuhan menginginkan umat-Nya menjadi kawan sekerja dengan-Nya (bd. Fili 2:12-13). Pasal Neh 4:1-23 menambahkan tiga faktor keberhasilam yang meliputi usaha kita:
|
(0.25) | (Ef 5:22) |
(full: ISTERI, TUNDUKLAH.
) Nas : Ef 5:22 Istri memperoleh tugas yang diberikan Allah untuk membantu dan tunduk kepada suaminya (ayat Ef 5:22-24). Kewajibannya kepada suami meliputi kasih (Tit 2:4), hormat (ayat Ef 5:33; 1Pet 3:1-2), bantuan (Kej 2:18), kesucian (Tit 2:5; 1Pet 3:2), sikap tunduk (ayat Ef 5:22; 1Pet 3:5), pengembangan roh yang lembut dan tenang (1Pet 3:4), dan menjadi seorang ibu (Tit 2:4) dan pengatur rumah tangga yang baik (1Tim 2:15; 5:14; Tit 2:5). Tunduknya seorang istri kepada suaminya dilihat oleh Allah sebagai bagian dari ketaatannya kepada Yesus, "seperti kepada Tuhan" (juga lihat cat. --> Gal 3:28; lihat cat. --> 1Tim 2:13; lihat cat. --> 1Tim 2:15; lihat cat. --> Tit 2:4). [atau ref. Gal 3:28; 1Tim 2:13-15; Tit 2:4] |
(0.25) | (Ef 6:1) |
(full: ANAK-ANAK,TAATILAH.
) Nas : Ef 6:1 Biasanya, anak-anak orang percaya tetap berada di bawah bimbingan orang-tua hingga mereka menjadi bagian dari kesatuan keluarga yang lain melalui pernikahan.
|
(0.25) | (1Ptr 4:7) |
(full: KESUDAHAN SEGALA SESUATU SUDAH DEKAT.
) Nas : 1Pet 4:7 Kita harus memandang kehidupan kita dari sudut kedatangan Kristus dan akhir dunia yang sudah dekat (bd. Ibr 10:25; Yak 5:8-9; 1Yoh 2:18). Bagi Petrus, kenyataan ini menuntut komitmen sebagai berikut:
|
(0.25) | (1Sam 28:1) |
(sh: Daud terjepit. (Senin, 09 Februari 1998)) Daud terjepit.Keputusan swpihak yang ditempuh Daud, tanpa melibatkan Tuhan, mulai mendatangkan kesulitan dirinya. Daud diperhadapkan dengan pilihan-pilihan pahit. Ibarat makan buah simala kama. Sampai berapa lama Daud mampu bertahan dalam dusta dan kepura-puraan? Pengalaman menyatakan, pada saat kita mulai meninggalkan Allah dan mengatasi persoalan dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri, kita akan terus terdorong melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah. Tanpa kita sadari semakin lama kita semakin menjauh dari-Nya. Saul pun terjepit. Saul stress karena tak dapat menerima kenyataan bahwa dia telah ditolak oleh Tuhan dan bahwa Daud telah dipilih oleh Allah untuk menggantikannya. Datang kepada Tuhan tidak mungkin, karena ia sudah tahu bahwa Tuhan telah undur dan tidak lagi mau menjawab doa-doanya. Alternatif yang paling akhir menurut Saul adalah meminta bantuan paranormal. Dari cerita ini jelas sekali bahwa ketidaksetiaan kepada Allah, akan menjerumuskan manusia dari dosa yang satu ke dosa yang lain, sampai kepada kesesatan yang mematikan. Renungkan: Di dalam dunia ini ada dua jalan, dua pilihan, dari dua asal yang berbeda posisi. Iblis tidak setara Allah, namun bila kita tidak memihak Allah, ia bisa berhasil memangsa kita. |
(0.25) | (2Sam 23:8) |
(sh: Tak bisa seorang diri. (Selasa, 21 Juli 1998)) Tak bisa seorang diri.Siapa tidak mengenal kehebatan Daud? Namun Daud tidak mungkin berhasil tanpa bantuan orang-orang lain. Kita membaca begitu banyak nama orang yang pernah membantu dia. Mereka bukan semata-mata melakukan pekerjaan remeh bagi Daud, sebab mereka mempertaruhkan nyawa mereka. Ada yang memimpin pertempuran melawan delapan ratus orang musuh. Ada yang membunuh begitu banyak sampai tangannya lesu. Ada yang menerobos perkemahan musuh demi air, menewaskan para pahlawan musuh, membunuh singa dan pasti masih banyak lagi. Alat dalam tangan Tuhan. Para pahlawan Daud itu adalah alat di tangan Tuhan. Tuhanlah yang telah membangkitkan semangat juang sehingga mereka memiliki kesediaan berkorban. Daud menghargai pengorbanan mereka, sehingga pernah tak sampai hati meminum air yang diambil dengan susah payah dari perkemahan musuh. Daud lalu mempersembahkannya sebagai korban curahan kepada Tuhan. Agaknya Daud menghubungkan setiap pengorbanan para pahlawannya dengan campur tangan Tuhan. Apakah kita juga membiarkan diri berbuat demikian dalam hidup ini? Renungkan: Dalam hidup sehari-hari saja kita membutuhkan orang lain, apalagi jika harus menghadapi perkara yang besar. |
(0.25) | (Yes 19:1) |
(sh: Bila Allah bertindak. (Sabtu, 10 Oktober 1998)) Bila Allah bertindak.Mesir dikenal dengan berbagai ilmu sihir dan penyembahan berhalanya. Ketika Tuhan bertindak semua harapan semu itu akan terbongkar kesia-siannya (ayat 1). Mesir akan mengalami perang saudara (ayat 2), yang membuka kesempatan bagi munculnya seorang tiran (ayat 4). Sungai Nil bukan lagi sumber pemberi hidup karena akan menjadi kering dan busuk (ayat 5-10). Raja dengan segenap penasehatnya yang memerintah negeri itu pun adalah orang-orang bodoh di mata Tuhan. Jadi, salah besar bila Yehuda mencari bantuan Mesir demi melawan Asyur! Menjadi berkat atas bumi. Pertobatan Mesir yang terjadi karena kesadaran akan dosa melalui hajaran, dan kemudian berbalik kepada Tuhan adalah sangat penting (ayat 16-23). Anugerah mengalahkan dosa, kebenaran mengalahkan kesesatan. Tuhan akan menyatakan diri kepada mereka, dan Mesir akan mengenal Tuhan (ayat 19-22). Hubungan damai akan tercipta antara Asyur, Mesir dan Israel (ayat 23). Bukankah di dalam Injil Yesus Kristus dikatakan bahwa sebagai akibat pendamaian dengan Allah, bangsa-bangsa dunia diperdamaikan di dalam persekutuan umat Allah yang baru, yaitu Gereja Tuhan Yesus? Renungkan: Teguran Allah adalah anugerah kasih-Nya. Doa: Tolong kami untuk terlibat aktif di dalam missi penginjilan tanpa memandang perbedaan suku bangsa. |
(0.25) | (Rm 7:1) |
(sh: Hukum Taurat. (Sabtu, 23 Mei 1998)) Hukum Taurat.Apa sebenarnya fungsi Taurat (hukum Allah)? Karena Paulus orang Yahudi dan sedang menulis kepada jemaat yang sebagian besar bukan Yahudi, hukum yang dimaksudkannya bisa berarti luas. Bisa berarti Taurat (hukum Allah untuk orang Yahudi) dan bisa juga hukum alami dalam nurani yang Allah tanamkan dalam diri tiap orang (bdk. Hidup oleh Roh. Bagaimanakah seharusnya sikap orang Kristen terhadap hukum-hukum Allah. Dalam dunia kini banyak orang menganut paham antinomianisme, artinya menolak norma susila dan bertingkahlaku sesuka diri sendiri. Ini tentu bukan pilihan orang Kristen. Menentang sikap itu ada Kristen yang bersikap legalistis, artinya menaati hukum untuk mendapat upah keselamatan dari Tuhan. Ini pun bukan sikap Kristen. Sikap yang benar ialah sebagai orang yang telah dimerdekakan Kristus dari dosa, kita hidup sesuai hukum Tuhan dengan bantuan Roh Kudus. Renungkan: Kita taat hukum Tuhan bukan dengan sikap budak dan motivasi ingin dibenarkan, tetapi karena sudah dibenarkan dalam kasih kita menyukai hukum-hukum Tuhan. Doa: Tolong kami hidup bukan sebagai "istri" dari Taurat tetapi sebagai "istri" dari Kristus. |
(0.25) | (3Yoh 1:5) |
(sh: Kasus Diotrefes (Minggu, 9 Desember 2001)) Kasus Diotrefes"Hidup dalam kebenaran" diwujudkan secara kongkret oleh Gayus dengan menerima para penginjil dan membantu mereka dalam perjalanannya (ayat 5-6). Kesaksian yang baik juga diberikan bagi Demetrius (ayat 12), yang mungkin diutus oleh Yohanes untuk mengunjungi jemaat yang sedang dalam krisis ini. Tindakan Diotrefes sangat kontras dengan apa yang dilakukan Gayus (ayat 9-10). Tampaknya, ia memiliki keinginan kuat untuk berkuasa. Sebagai pemimpin jemaat, ia cukup berpengaruh dan tidak mau mengakui otoritas Yohanes. "Surat" yang dikirimkan penulis sebelumnya (ayat 9), mungkin berisi permintaan pada Diotrefes untuk menyambut dan membantu para penginjil yang berkunjung ke jemaat ini. Tetapi, karena Diotrefes menolak, Yohanes lalu meminta bantuan Gayus.
Konflik antara Diotrefes dengan Yohanes berkisar pada masalah
penerimaan para penginjil. Demi membela Injil, Diotrefes
mungkin terlalu berhati-hati dalam menerima "orang asing",
sehingga utusan Yohanes pun ditolaknya. Tetapi, Diotrefes
tidak berhenti sampai di situ. Ia "meleter dan melontarkan
kata-kata kasar" terhadap Yohanes, ia mencegah jemaat
menerima para penginjil, bahkan ia mengucilkan anggota jemaat
yang menerima mereka (ayat 10). Semua tindakan ini jelas
melanggar hukum kasih. Motivasi Diotrefes tidak lagi murni.
Di balik semangat membela Injil tersembunyi egoisme yang haus
kekuasaan. Tuhan Yesus memperingatkan murid-murid-Nya tentang
hal ini (Mrk. 9:33-37; Mat. 20:25-28; 23:5-12; bdk. Renungkan: Kebenaran dan kasih adalah kunci untuk menguji, bukan hanya ajaran sesat, tetapi juga motivasi pelayanan orang Kristen. PA 5: 2 Yohanes Menjalankan tugas sebagai gereja bukanlah hal mudah. Dengan mengidentifikasikannya sebagai ibu, gereja harus mengasuh, membimbing, memelihara, melindungi, dan memenuhi kebutuhan anggotanya. Gereja yang dimaksudkan di sini adalah kumpulan orang percaya; persekutuan umat. Yang menjadi pertanyaan adalah, sudahkah kita menyadari bahwa hanya kualitas penghayatan bergereja kita sajalah yang mampu membuat gereja berfungsi sebagai ibu? Ada 2 tugas penting yang harus umat pahami sebagai pelaksana fungsi tersebut. Tugas-tugas penting apa sajakah itu? Kita akan menemukan jawabannya dalam PA di bawah ini. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang yang telah mengenal kebenaran (ayat 1b)? Apakah yang menjadi ciri-ciri dari kebenaran tersebut (ayat 1b-2)? Jelaskan! Menurut Anda, siapakah Kebenaran itu (bdk. Yoh. 14:6)? 2. Mengapa Yohanes, si penatua, menekankan bahwa kebenaran dan kasih merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (ayat 4-5)? Berikan contoh kongkret yang akan terjadi bila kedua hal tersebut terpisah! Mengapa Allah sungguh menekankan supaya orang percaya melakukannya? Menurut Anda, sikap hidup seperti apakah yang akan terpancar dari orang percaya jika menaati perintah tersebut? 3. Apakah Anda setuju jika dikatakan bahwa hidup saling mengasihi merupakan karakter hakiki kekristenan? Lalu, mengapa hal ini seringkali tidak Kristen berlakukan dalam kehidupan kekristenannya? Jelaskan pendapat Anda! 4. Mengapa kebenaran tentang Yesus Kristus, Sang Kebenaran yang datang sebagai manusia itu ditentang oleh para penyesat (ayat 7)? Hal apa yang mendasari sikap tersebut? Apa yang harus Kristen lakukan terhadap mereka (ayat 8)? 5. Risiko apa yang akan Kristen hadapi jika membenarkan pengajaran para penyesat? Sebaliknya, anugerah apa yang akan Kristen dapatkan jika tetap mempertahankan keyakinan tersebut (ayat 9)? Jelaskan pendapat Anda! |
(0.22) | (Ezr 4:2) |
(full: BIARLAH KAMI TURUT MEMBANGUN.
) Nas : Ezr 4:2 Musuh-musuh Allah (mungkin orang Samaria, lih. 2Raj 17:24-34) berusaha untuk menyusup di antara orang Yahudi dan mengacaukan pembangunan Bait Suci dengan berpura-pura kesatuan dan tawaran untuk bersama-sama memajukan pekerjaan Tuhan.
|
(0.22) | (Ayb 1:1) |
(full:
) Penulis : Tidak Dikenal Tema : Mengapa Orang Benar Menderita ? Tanggal Penulisan: Tidak Pasti Latar Belakang Kitab Ayub tergolong sebagai salah satu kitab hikmat dan syair dalam PL: "hikmat" karena membahas secara mendalam soal-soal universal yang penting dari umat manusia; "syair" karena hampir seluruh kitab ini berbentuk syair. Akan tetapi, semua syair ini berdasarkan seorang tokoh sejarah yang nyata (lih. Yeh 14:14,20) dan suatu peristiwa sejarah yang nyata (lih. Yak 5:11). Tempat terjadinya peristiwa dalam kitab ini ialah "tanah Us" (Ayub 1:1) yang kemudian menjadi wilayah Edom, terletak di bagian tenggara Laut Mati atau di sebelah utara Arabia (bd. Rat 4:21); jadi latar belakang sejarah Ayub bersifat Arab dan bukan Ibrani. Dua tanggal penting hendaknya dipertimbangkan berhubungan dengan kitab Ayub:
Beberapa fakta menunjukkan bahwa Ayub sendiri hidup sekitar zaman Abraham (2000 SM) atau sebelumnya. Fakta-fakta yang paling penting ialah:
Ada tiga pandangan utama mengenai tanggal kitab ini ditulis. Kitab ini mungkin disusun
Penulis yang tidak dikenal, jikalau bukan Ayub sendiri, pastilah memiliki sumber-sumber lisan atau tertulis yang terinci dari zaman Ayub, yang dipakainya di bawah dorongan dan ilham ilahi untuk menulis kitab ini sebagaimana adanya sekarang. Beberapa bagian dari kitab ini pasti telah diberikan melalui penyataan langsung dari Allah (mis. Ayub 1:6--2:10). Tujuan Kitab Ayub menggumuli pertanyaan abadi, "Jikalau Allah itu adil dan penuh kasih, mengapa diizinkan-Nya orang yang sungguh-sungguh benar seperti Ayub (Ayub 1:1,18) menderita demikian hebat?" Ketika menggumuli soal ini, penulis mengemukakan kebenaran-kebenaran berikut.
Survai Terdapat lima bagian tertentu di dalam struktur kitab Ayub:
Dalam pasal 1 (Ayub 1:1-22) Ayub diperkenalkan sebagai seorang benar yang takut akan Allah (Ayub 1:1,8) dan terkaya dari semua orang di sebelah Timur (Ayub 1:3). Keadaan hidupnya mendadak berubah oleh serangkaian musibah besar yang memusnahkan harta milik, anak-anak, dan kesehatannya (Ayub 1:13-22; Ayub 2:7-10). Ayub bingung sama sekali, karena tidak menyadari bahwa dirinya terlibat dalam pertentangan di antara Allah dan Iblis (Ayub 1:6-12; Ayub 2:1-6). Ketiga teman Ayub -- Elifas, Bildad, dan Zofar -- datang untuk menghibur Ayub, tetapi akhirnya berdebat dengannya mengenai penyebab terjadinya penderitaan itu. Mereka bersikeras bahwa karena Allah itu adil, penderitaan Ayub pasti merupakan hukuman atas dosa-dosa tersembunyi dan satu-satunya jalan keluar baginya adalah bertobat. Ayub menolak jawaban mereka, menegaskan ketidakbersalahannya dan mengaku ketidakmampuannya untuk memahami (pasal 3-31; Ayub 3:1--31:40). Elihu mengemukakan sudut pandang yang lain, yaitu penderitaan Ayub menyangkut maksud penebusan Allah untuk lebih memurnikan Ayub (pasal 32-37; Ayub 32:1--37:24). Pada akhirnya semua terdiam, termasuk Ayub, ketika Allah sendiri berbicara kepada Ayub mengenai hikmat dan kuasa-Nya selaku Pencipta. Ayub mengakui ketidaktahuan dan ketidakberartian dirinya dengan penuh penyesalan dan rendah hati (pasal 38-41; Ayub 38:1--41:25). Ketika Ayub bertobat dari berbantah dengan Yang Mahakuasa (Ayub 40:1-4,8; Ayub 42:5-6) dan berdoa bagi teman-temannya yang telah sangat melukai hatinya (Ayub 42:8,10), ia dibebaskan dari pencobaan berat itu dan dipulihkan dua kali lipat (Ayub 42:10); Ayub juga dibenarkan ketika Allah berkata bahwa Ayub telah "berkata benar tentang Aku" (Ayub 42:7). Kehidupan Ayub kemudian hari lebih diberkati daripada sebelum penderitaan itu (Ayub 42:12-17). Sekalipun Allah tidak pernah memberikan pemahaman filosofis kepada Ayub mengenai penyebab penderitaannya, pembaca memperoleh perspektif yang penting ini dari prolog. Ciri-ciri Khas Tujuh ciri utama menandai kitab ini.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru Penebus yang diakui Ayub (Ayub 19:25-27), perantara yang didambakannya (Ayub 9:32-33), dan jawaban kepada semua pertanyaan dan keperluan yang mendalam, semuanya menemui penggenapannya di dalam Yesus Kristus. Yesus sepenuhnya manunggal dengan penderitaan manusia (bd. Ibr 4:15-16; Ibr 5:8) sebagai Penebus, perantara, hikmat, penyembuh, terang, dan hidup yang ditetapkan Allah. Roh nubuat mengenai kedatangan Kristus terungkap paling jelas dalam Ayub 19:25-27. Ayub dua kali disebutkan dalam PB:
Kitab Ayub melukiskan dengan jelas kebenaran PB bahwa ketika orang percaya mengalami penganiayaan atau ujian penderitaan yang berat, mereka harus tetap teguh di dalam iman dan terus mempercayakan diri mereka kepada Dia yang menghakimi dengan adil, sama seperti yang dilakukan Yesus ketika Ia menderita (bd. 1Pet 2:23). Ayub 1:6--2:10 merupakan gambaran paling jelas mengenai musuh kita sebagaimana dinyatakan dalam 1Pet 5:8-9. |
(0.22) | (2Kor 8:2) |
(full: KAYA DALAM KEMURAHAN.
) Nas : 2Kor 8:2 Dua pasal ini menyingkapkan prinsip-prinsip dan janji-janji penting yang menyangkut pemberian orang Kristen:
|
(0.22) | (Kej 12:10) |
(sh: Berjudi dengan kalkulasi pribadi (Selasa, 27 April 2004)) Berjudi dengan kalkulasi pribadiKadangkala saya merasa bahwa satu masalah dapat saya selesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain, padahal orang yang lebih berpengalaman menasihati saya bahwa hal itu harus dikerjakan dalam tim. Tidak jarang, akhirnya bukan beres, pekerjaan itu malah berantakan. Saya berjudi dengan kalkulasi pribadi dan kalah! Abram juga berjudi dengan kalkulasi pribadi, dan ia kalah! Ketika bala kelaparan menimpa Kanaan, ia memilih mengikuti kalkulasi pribadi daripada beriman kepada TUHAN yang sudah menjanjikan berkat (ayat 10). Memang, di Mesir berlimpah makanan, tetapi masalah justru datang dari pihak lain. Istrinya yang cantik menarik perhatian orang Mesir. Sekali lagi Abram dengan cepat membuat kalkulasi baru. Kali ini, ia menyuruh Sarai mengaku sebagai adiknya kepada orang Mesir (ayat 11-13). Dengan demikian, kalau orang Mesir bermaksud memperistri Sarai, mereka harus bernegosiasi dengan Abram. Maka, akan tersedia waktu untuk melarikan diri. Namun, sekali lagi kalkulasinya meleset. Firaun tertarik kepada Sarai (ayat 15-16). Tentu tidak mungkin bernegosiasi dengan Firaun. Lalu? TUHAN pun harus turun tangan! Dengan mengirimkan tulah ke istana Firaun, Sarai dilepas, dan masalah yang ditimbulkan oleh perjudian kalkulasi itupun selesailah (ayat 17-20). Puji Tuhan! Berapa banyak dalam hidup kita oleh karena kenekatan kita berjudi dengan kalkulasi pribadi, mengacaukan kehidupan sendiri? Bukannya dengan setia mengikut Tuhan, dan pada saat-saat susah lebih mendekat kepada Tuhan, justru kita mencoba mencari jalan pintas yang ujungnya semakin menjerat kita. Kiranya melalui kisah Abram ini kita belajar untuk lebih mempercayai Tuhan daripada otak/intuisi kita pribadi. Tekadku: Saya akan mengandalkan Tuhan dalam setiap masalah hidup saya. Saya tidak akan berjudi dengan spekulasi-spekulasi bodoh! |
(0.22) | (Kel 35:1) |
(sh: Yang terbaik untuk Tuhan (Minggu, 21 September 1997)) Yang terbaik untuk TuhanBangsa Israel disuruh memberikan persembahan khusus dari harta benda mereka untuk nendirikan tempat beribadah yang indah. Persembahan tersebut berbagai rupa. Ada emas, perak, barang-barang perhiasan, kain, kulit binatang, rempah-rempah, dll. Pokoknya yang dieprsmbahkan kepada Tuhan harus yang terbaik sebab seluruh hidup dan milik mereka berasal dari kebaikan Tuhan saja. Para tukang pun diminta untuk menyumbangkan keahlian mereka demi kemuliaan Tuhan. Memberi dengan suka dan rela. Musa menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa Israel, lalu mereka pulang ke tempat masing-masing. Ada kesempatan untuk merenungkan firman Tuhan dan memperhitungkan dulu apa yang mau mereka berikan. Tidak ada paksaan, tetapi setiap orang memberi dengan sukacita dan rela hati. Prinsip pemberian sukarela diungkapkan beberapa kali dalam perikop ini. Setiap orang memberi karena "terdorong hatinya" (ayat 5,22,29), "tergerak hatinya" (ayat 21,26), "terdorong jiwanya" (ayat 21) atau "hendak mempersembahkan persembahan khusus" (ayat 24). Namun jelas bahwa setiap orang Israel memberikan sesuatu. Persembahan bangsa Israel itu sedemikian banyaknya sehingga Musa harus menyuruh mereka berhenti, karena yang diberikan lebih banyak daripada yang dibutuhkan (36:5-7">Kel. 36:5-7)! Persembahan kita. Sebenarnya Allah tidak memerlukan bantuan berupa uang atau harta atau pemberian lainnya. Sesungguhnya jika kita memberi persembahan, kitalah yang beroleh hak istimewa untuk tahu bersyukur kepada Tuhan dan menyadari bahwa Ia telah begitu baik menyediakan segala keperluan hidup kita. Persembahan adalah ungkapan dari pengakuan iman bahwa kita adalah milik Tuhan dan ungkapan dari kesediaan menjadi uluran tangan Tuhan bagi berbagai kebutuhan yang ada baik dalam pekerjaan-Nya maupun dalam sesama kita manusia. Renungkan: Bila semua warga gereja dibina tentang kasih karunia Allah, tidak perlu dua atau tiga kantong kolekte untuk mengupayakan banyak uang bagi pelayanan gereja! |