"Sungguh, beginilah firman TUHAN: Telah kami dengar jerit kegentaran,<x id="l" /> kedahsyatan dan tidak ada damai.

Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan<x id="q" /> mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan<x id="r" /> dan keamanan yang berlimpah-limpah<n id="1" />.

Lalu Roh<x id="b" /> menguasai Amasai<n id="1" />,<x id="c" /> kepala ketiga puluh orang itu: Kami ini bagimu, hai Daud, dan pada pihakmu, hai anak Isai! Sejahtera,<x id="d" /> sejahtera bagimu dan sejahtera bagi penolongmu, sebab yang menolong engkau ialah Allahmu! Kemudian Daud menyambut mereka dan mengangkat mereka menjadi kepala pasukan.

Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri<x id="z" /> itu, sehingga kamu akan berbaring<x id="a" /> dengan tidak dikejutkan<x id="b" /> oleh apapun; Aku akan melenyapkan binatang<x id="c" /> buas dari negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu.

Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan pekerjaan rodi<x id="a" /> bagimu dan menjadi hamba<x id="b" /> kepadamu.

Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya:<x id="w" /> TUHAN itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra,<x id="x" /> kota orang Abiezer.

Lalu berkatalah orang tua itu: "Jangan kuatir! Segala yang engkau perlukan biarlah aku yang menanggung, tetapi janganlah engkau bermalam di tanah lapang kota ini."

Sesudah itu segenap umat itu menyuruh orang membawa pesan kepada bani Benyamin yang ada di bukit batu Rimon,<x id="p" /> lalu memaklumkan damai<x id="q" /> kepada mereka.

Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah<x id="g" /> dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.

Jika begini dikatakannya: Baiklah! maka hambamu ini selamat. Tetapi jika amarahnya bangkit<x id="w" /> dengan segera, ketahuilah, bahwa ia telah mengambil keputusan<x id="x" /> untuk mendatangkan celaka.

Demikianlah aku akan membawa pulang seluruh rakyat itu kepadamu seperti seorang mempelai perempuan kembali kepada suaminya. Jadi, engkau mencari nyawa satu orang saja, sedang seluruh rakyat tetap selamat."

Pada suatu hari Adonia,<x id="w" /> anak Hagit, masuk menghadap Batsyeba, ibu Salomo, lalu perempuan itu berkata: "Apakah engkau datang dengan maksud damai?<x id="x" />" Jawabnya: "Ya, damai!"

Demikianlah darah mereka akan ditanggungkan kepada Yoab dan keturunannya untuk selama-lamanya, tetapi Daud dan keturunannya dan keluarganya dan takhtanya akan mendapat selamat dari pada TUHAN sampai selama-lamanya."

Berkatalah suaminya: "Mengapakah pada hari ini engkau hendak pergi kepadanya? Padahal sekarang bukan bulan baru<x id="l" /> dan bukan hari Sabat." Jawab perempuan itu: "Jangan kuatir."

Larilah menyongsongnya dan katakanlah kepadanya: Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?" Jawab perempuan itu: "Selamat!"

Salum bin Yabesh menjadi raja dalam tahun yang ketiga puluh sembilan zaman Uzia, raja Yehuda. Ia memerintah sebulan lamanya di Samaria.<x id="e" />

Sesudah itu majulah Menahem bin Gadi dari Tirza,<x id="f" /> lalu sampai ke Samaria. Ia membunuh<x id="g" /> Salum bin Yabesh di Samaria, kemudian menjadi raja menggantikan dia.

Selebihnya dari riwayat Salum dan persepakatan yang diadakannya, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah<x id="h" /> raja-raja Israel.

Hizkia menjawab kepada Yesaya: "Sungguh baik firman TUHAN yang engkau ucapkan itu!" Tetapi pikirnya: "Asal ada damai dan keamanan seumur hidupku!"

Pada zaman itu tidak dapat orang pergi<x id="k" /> dan pulang dengan selamat, karena terdapat kekacauan yang besar di antara segenap penduduk daerah-daerah.